Anggota kelompok :
• Thipoid adalah penyakit infeksi sistemik akut yang disebabkan infeksi salmonellaThypi.
Organisme ini masuk melalui makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi
olehfeses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman salmonella ( Bruner and Sudart, 2014).
ETIOLOGI
• Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri samonella typhi. Bakteri
salmonella typhi adalah berupa basil gram negatif, bergerak dengan rambut
getar, tidakberspora, dan mempunyai tiga macam antigen yaitu antigen O
(somatik yang terdiri atas zat kompleks lipopolisakarida), antigen H (flegella),
dan antigen VI. Dalam serum penderita, terdapatzat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada suasana aerob dan fakultatif
anaerob pada suhu 15-41 derajat celsius (optimum 37 derajat).
TANDA DAN GEJALA
• Batuk
Yang perlu dikaji adalah poladefekasi klien, berkemih, penggunaan alat 10. Pola koping dan toleransi stress
bantu, penggunaan obat-obatan. Yang perlu dikaji adalah bagaimana kemampuan klien dalam manghadapai
4. Pola aktivas latihan stress dan juga adanya sumber pendukung. Anak belum mampu untuk
mengatasi stress, sehingga sangat dibutuhkan peran dari keluarga terutama
Yang perlu dikaji adalah pola aktivitas klien, latihan dan rekreasi, orangtua untuk selalu mendukung anak.
kemampuan untuk mengusahakanaktivitas sehari-hari (merawat diri,
bekerja), dan respon kardiovaskuler serta pernapasan saat melakukan 11. Pola nilai dan kepercayaan
aktivitas. Kaji bagaimana kepercayaan klien. Biasanya anak-anak belum terlalu
5. Pola istirahat tidur mengerti tentang kepercayaan yangdianut. Anak-anak hanyan mengikuti
dari orang tua.
Yang perludikaji adalah bagaimana pola tidur klien selama 24 jam,
bagaimana kualitas dan kuantitas tidurklien, apa ada gangguan tidur dan
penggunaan obatobatan untuk mengatasi gangguan tidur.
6. Pola kognitif persepsi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Devisit nutrisi ( D0019 )
• Hipertermi
• Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak
adekuat dan peningkatan suhu tubuh.
INTERVENSI
1. Diagnosa :Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi • Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 8 jam diharapan
nutrisi demam dapat teratasi.
• Tujuan : Setelah dilakuakan tindakan keperawatan selama 3x8jam diharapakan • Kriteria hasil :
nutrisi dapat terpenuhi
1. Suhu tubuh dalam rentang normal, antara 36,5 - 37,5 derajat celsius.
• Kriteria hasil :
2. Nadi dan pernafasan dalam rentang normal.
1. Adanya peningkatan berat badan.
3. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusing.
2. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi, tidak ada tanda malnutrisi.
• Tindakan :
3. Tidak terjadi penurunan berat badan berarti.
1. Kaji warna kulit
• Tindakan
2. Monitor suhu tubuh minimal tiap 2 jam.
1. Kaji adanya alergi makanan.
3. Monitor TD, N dan RR.
2. Monitor adanya penurunan berat badan.
4. Identifikasi adanya penurunan tingkat kesadaran.
3. Monitor interaksi anak dengan orang tua.
5. Tingkatkan intake cairan dan nutrisi.
4. Monitor kulit kering, turgor kulit.
6. Beri kompres hangat pada sekitar axilla dan lipatan paha.
5. Catat jika ada mual dan muntah.
7. Beri pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
6. Anjurkan makan sedikit tapi sering
8. Kolaborasi pemberian obat antiperetik.
7. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
dibutuhkan
2. Diagnosa: Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.
3., Diagnosa :Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan peningkatan
suhu tubuh.
• Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x8 jam diharapan kekurangan caiaran tidak terjadi
• Kriteria hasil :
1. Tekanan darah nadi, suhu tubuh dalam batas normal.
2. Tidak ada tanda- tanda dehidrasi, elastisitas turgor kulit baik, membram mukosa lembab, tidak ada rasa haus
yang berlebihan.
• Tindakan :
1. Kaji status cairan termasuk intake dan output.
2. Monitor vital sign.
3. Monitor status dehidrasi (kelembaban membran mukosa).
4. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan.
5. Kolaborasi pemberian berikan cairan IV
EVALUASI
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan dan merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Perawat mengevaluasi kemajuan pasien terhadap tindakan keperawtan dalam mencapai tujuan dan merevisi data dasar dan
perencanaan (Hutahaean Serri, 2010). Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan klien dalam mecapai tujuan. Hal ini bisa
dilaksanakan dengan mengadakajn hubungan dengan klien, macam-macam evaluasi:
• Evaluasi formatif
Hasil observasi dan analisa perawat terhadap respon pasien segera pada saat setelah dilakukan tindakan keperawatan, dan ditulis
pada catatan perawatan.
• Evaluasi sumatif SOAP
Kesimpulan dari observasi dan analisa status kesehatan sesuai waktu pada tujuan, ditulis pada catatan perkembangan.
Hasil yang diharapkan pada anak setelah dilakukan tindakan keperawatan adalah orang tua mengatakan demam berkurang dengan
suhu 36,5 °C, orang tua mengatakan nyeri sudah berkurang dan membantu mengontrol nyeri dengan tehnik non farmakologi,
orang tua mengatakan tidak terjadi penurunan BB secara signifikan. Tindakan selanjutnya mengobservasi keluhan klien dan
pemeriksaan tanda-tanda vital pasien.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN DEMAM
TYPHOID