Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN

KEPERAWATAN
ANAK DENGAN
TYPOID FEVER
OLEH KELOMPOK 3
SURIYADI 2114142013167

Dosen : Ns Liza Merianti, M.kep


TINJAUAN PUSTAKA
 Demam thypoid atau enteric fever adalah penyakit infeksi akut
yang biasanya mengenai saluran pencernaan dengan gejala
demam lebih dari satu minggu, gangguan pada pencernaan dan
gangguan keasadaran. Demam thypoid disebabkan oleh infeksi
salmonella typhi. (Lestari Titik, 2016).

 Thypoid fever atau demam tifoid adalah penyakit infeksi akut


pada usus halus dengan gejala demam satu minggu atau lebih
disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan gangguan
kesadaran. (Wijayaningsih kartikasari, 2013)
ETIOLOGI
 Penyebab utama demam thypoid ini adalah bakteri
samonella typhi. Bakteri salmonella typhi adalah berupa
basil gram negatif, bergerak dengan rambut getar,
tidakberspora, dan mempunyai tiga macam antigen yaitu
antigen O (somatik yang terdiri atas zat kompleks
lipopolisakarida), antigen H (flegella), dan antigen VI

 Faktor pencetus lainnya adalah lingkungan, sistem imun


yang rendah, feses, urin, makanan/minuman yang
terkontaminasi, formalitas dan lain sebagainya. (Lestari
Titik, 2016).
MANIFESTASI KLINIS
 Demam thypoid pada anak biasanya lebih ringan daripada orang dewasa.
Masa tunas 10-20 hari, yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui
makanan, sedangkan jika melalui minuman yang terlama 30 hari. Selama
masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal, perasaan tidak
enak badan, lesu, nyeri, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat
kemudian menyusul gejala klinis yang biasanya di temukan, yaitu:
(Lestari Titik, 2016)
 DemamPada kasus yang khas, demam berlangsung 3 minggu bersifat
febris remitten dan suhu tidak tinggi sekali. Minggu pertama, suhu
tubuhberangsur-angsur naik setiap hari, menurun pada pagi hari
danmeningkat lagi pada sore dan malam hari.
 Gangguan pada saluran pencernaan Pada mulut terdapat nafas berbau
tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup
selaput putih kotor, ujung dan tepinya kemerahan. Pada abdomen dapat
di temukan keadaan perut kembung. Hati dan limpa membesar disertai
nyeri dan peradangan. Gangguan kesadaran Umumnya kesadaran pasien
menurun, yaitu apatis sampai samnolen.Jarang terjadi supor, koma atau
gelisah (kecuali penyakit berat dan terlambat mendapatkan pengobatan)
PATOFISIOLOGIS
 Proses perjalanan penyakit kuman masuk ke dalam mulut melalui makanan
dan minuman yang tercemar oleh salmonella (biasanya ˃10.000 basil
kuman). Sebagian kuman dapat dimusnahkan oleh asam hcl lambung dan
sebagian lagi masuk ke usus halus. Jika respon imunitas humoral mukosa
(igA) usus kurang baik, maka basil salmonella akan menembus sel- sel
epitel (sel m) dan selanjutnya menuju lamina propia dan berkembang biak
di jaringan limfoid plak peyeri di ileum distal dan kelenjar getahbening
mesenterika. (Lestari Titik, 2016). Jaringan limfoid plak peyeri dan
kelenjar getah bening mesenterika mengalami hiperplasia. Basil tersebut
masuk ke aliran darah (bakterimia) melalui duktus thoracicus dan
menyebar ke seluruh organ retikulo endotalialtubuh, terutama hati,
sumsum tulang, dan limfa melalui sirkulasi portal dari usus. (Lestari Titik,
2016). Hati membesar (hepatomegali) dengan infiltasi limfosit, zat
plasma, dan sel mononuclear. Terdapat juga nekrosis fokal dan
pembesaran limfa (splenomegali). Di organ ini, kuman salmonella thhypi
berkembang biak dan masuk sirkulasi darah lagi, sehingga mengakibatkan
bakterimia ke dua yang disertai tanda dan gejala infeksi sistemik (demam,
malaise, mialgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas vaskuler dan
gangguan mentalkoagulasi). (Lestari Titik, 2016).
KOMLIKASI
 Komplikasi intestinal : perdarahan usus, perporasi usus dan
ilius paralitik.
 Komplikasi extra intestinal :
 1) Komplikasi

 2) Komplikasi darah

 3) Komplikasi paru

 4) Komplikasi pada hepar dan kandung empedu

 5) Komplikasi ginjal

 6) Komplikasi pada

 7) Komplikasi neuropsikiatrik
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan leukosit
 Pemeriksaan SGOT dan SGPT
 Kultur
 Anti Salmonella typhi IgM
PENATALAKSANAAN
 PERAWATAN
 DIET
 OBAT- OBATAN
KONSEP DASAR ASKEP TYPOID
 PENGKAJIAN
 IDENTIFIKASI
 KELUHAN UTAMA
Berupa perasaan yang tidak enak badan, lesu,
nyeri kapala, pusing dan kurang bersemangat,
serta nafsu makan kurang (terutama selama
masa inkubasi)
 RIWAYAT KESEHATAN
PEMERIKSAAN FISIK
 Kepala Melihat kebersihan kulit kepala, distribusi rambut merata dan
warnarambut.
 b. Wajah, melihat ke semetrisan kiri dan kanan.
 c. Mata, terlihat sklera putih, konjuntiva merah muda, dan reflek pupil
mengecil ketika terkena sinar.
 d. Mulut, terdapat napas yang berbau tidak sedap serta bibir kering, dan
pecahpecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor, sementara
ujung dan tepinya berwarna kemerahan dan jarang disertai tremor.
 e. Leher, tidak adanya distensi vena jugularis.
 f. Abdomen, dapat ditemukan keadaan perut kembung. Bisa terjadi
konstipasi, atau mungkin diare atau normal.
 g. Hati dan limfe membesar disertai dengan nyeri pada perabaan.
 h. Ektermitas, pergerakan baik antara kiri dan kanan.
 i. Integumen, akral teraba hangat dan terdapat pada punggung
dananggota gerak dapat ditemukan reseola (bintik-bintik kemerahan
karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada
minggu pertama demam).
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 PEMERIKSAAN DARAH
 PEMERIKSAAN WIDAL
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit.
 2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
fisiologis.
 3. Defisit nutrisi berhubungan dengan
ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi.
 4. Konstipasi berhubungan dengan ketidakcukupan
asupan cairan.
 5. Cemas berhubungan dengan perpisahan dengan
orang tua, lingkungan yang asing, prosedur-prosedur
tindakan.
 6. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan
dengan intake yang tidak adekuat dan peningkatan
suhu tubuh.
INTERVENSI KEPERAWATAN
 Diagnosa Hipertermia berhubungan dengan
proses penyakit.
 Batasan karakteristik:
 • Konvulsi
 • Kulit kemerahan
 • Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran
normal.
 • Kejang
 • Takikardi
 • Takipnea
 • Kulit terasa hangat.
TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
 NOC (Nursing Outcome Classification) :
Kriteria hasil : • Suhu tubuh dalam rentang
normal, antara 36,5 - 37,5 derajat celsius.
 • Nadi dan pernafasan dalam rentang
normal.
 • Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak
ada pusing
INTERVENSI
 NIC (Nursing Intervention Classification) :
Kaji warna kulit Monitor suhu tubuh minimal
tiap 2 jam. Monitor TD, N danRR.
 Identifikasi adanya penurunan tingkat
kesadaran.
 Tingkatkan intake cairan dan nutrisi.
 Beri kompres hangat pada sekitar axilla dan
lipatan paha.
 Beri pakaian yang tipis dan
menyerapkeringat.
 Kolaborasi pemberian oabt antiperetik.
WASALAM

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai