Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

SISTEM PENCERNAAN (TYPHUS ABDOMINALIS)

DISUSUN OLEH
MUHAMMAD RAFLI HANIFIAN SAMHAH (18071)

DOSEN PEMBIMBING

Tini W,SPd.,S.Kep.,MKM

AKADEMI KEPERAWATAN PELNI


JAKARTA
TAHUN AJARAN 2020
Jl. Aipda KS Tubun No. 92-94 JAKARTA BARAT
Telp.(021)5485709

PENGERTIAN
Typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman
salmonella thypi dan salmonella para thypi A, B, dan C. Sinonim dari penyakit ini
adalah Typhoid dan Paratyphoid Abdominalis (Syaifullah Noer, 1998).
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demanm lebih dari tujuh hari, gangguan pada saluran cerna,
gangguan kesadaran, dan dan lebih banyak menyerang pada anak usia 12-13 tahun (70%-
80%), pada usia 30-40 tahun (10%-20%) dan di atas usia pada anak 12-13 tahun
sebanyak (5%-10%) (Mansjoer Arif, 1999).
Typus abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu, gangguan pencernaan dan
gangguan kesadaran (FKUI, 1999).
Thypus Abdominalis adalah penyakkit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat gangguan
kesadaran (Suriadi, Yuliani Rita, 2001). Jadi tifus abdominalis adalah penyakit
infeksi akut yang disebabkan oleh kuman� salmonella typhi dan terdapat pada saluran
pencernaan yang� disertai dengan demam lebih dari satu minggu, dan gangguan
kesadaran.
ETIOLOGI
Penyakit tipes Thypus abdominalis merupakan penyakit yang ditularkan melalui
makanan dan minuman yang tercemar oleh bakteri Salmonella typhosa, (food and water
borne disease). Seseorang yang sering menderita penyakit tifus menandakan bahwa dia
mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi bakteri ini. Salmonella
thyposa sebagai suatu spesies, termasuk dalam kingdom Bakteria, Phylum
Proteobakteria, Classis Gamma proteobakteria, Ordo Enterobakteriales, Familia
Enterobakteriakceae, Genus Salmonella. Salmonella thyposa adalah bakteri
gram negative yang bergerak dengan bulu getar, tidak berspora mempunyai sekurang-
kurangnya tiga macam antigen yaitu: antigen 0 (somatik, terdiri dari zat komplek
lipopolisakarida), antigen H (flagella) dan antigen V1 (hyalin, protein membrane).
Dalam serum penderita terdapat zat anti (glutanin) terhadap ketiga macam anigen
tersebut (Zulkhoni, 2011
PATOFISIOLOGI
Salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal dengan 5 F
yaitu Food (makanan), Fingers (jari tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat),
dan melalui Feses. Yang paling menojol yaitu lewat mulut manusia yang baru
terinfeksi selanjutnya menuju lambung, sebagi kuman akan dimusnahkan oleh asam
lambung dan sebagian lagi lolos masuk ke usus halus bagian distal (usus bisa
terjadi iritasi) dan mengeluarkan endotoksin sehingga menyebabkan darah mengandung
bakteri (bakterimia) primer, selanjutnya melalui aliran darah dan jaringan limpoid
plaque menuju limfa dan hati. Di dalam jaringan limpoid ini kuman berkembang
biak, lalu masuk ke aliran darah?sehingga menimbulkan tukak berbentuk lonjong pada
mukosa usus. Tukak dapat menyebabkan perdarahan dan perforasi usus. Perdarahan
menimbulkan panas dan suhu tubuh dengan demikian akan meningkat.sehingga beresiko
kekurangan cairan tubuh.Jika kondisi tubuh dijaga tetap baik, akan terbentuk zat
kekebalan atau antibodi. Dalam keadaan seperti ini, kuman typhus akan mati dan
penderita berangsur- angsur sembuh (Zulkoni.2011).

PATHWAYS

Makanan yang terinfeksi bakteri Salmonella Typhosa

Masuk melalui mulut


Menuju ke saluran pencernaan
Mati dimusnahkan
asam lambung Lambung

Diserap oleh usus halus

Bakteri memasuki aliran darah sistemik


Kelenjar limfoid Limpa Endotoksin usus halus

Tukak Splenomegali

Perdarahan dan perforasi Lambung tertekan


Mual

Anoreksia

(Zulkoni, 2011

MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinis demam typhoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibandingkan
dengan penderita dewasa. Masa tunas rata-rata 10-20 hari. Masa tunas tersingkat
adalah empat hari, jika infeksi terjadi melalui makanan. Sedangkan, masa tunas
terlama berlangsung 30 hari, jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi,
mungkin ditemukan gejala prodomal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri
kepala, pusing, dan tidak bersemangat, yang kemudian disusul dengan gejala-gejala
klinis sebagai berikut :
Demam
Demam berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris remiten, dan dengan suhu tubuh
yang tidak terlalu tinggi. Selama minggu pertama, suhu berangsur-angsur meningkat,
biasanya turun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Pada
minggu kedua, penderita terus demam dan pada minggu ketiga demam penderita
berangsur-angsur normal.
Gangguan pada Saluran Pencernaan
Nafas berbau tidak sedap, bibir kering, dan pecah-pecah, lidah putih kotor (coated
tounge) ujung dan tepi kemerahan, perut kembung, hati dan limpa membesar, disertai
nyeri pada perabaan.
Gangguan Kesadaran
Kesadaran menurun, walaupun tidak terlalu merosot, yaitu apatis sampai samnolen
atau somnolence (keinginan untuk tidur dan terus tidur). Di samping gejala-gejala
tersebut , pada punggung dan anggota gerak juga dijumpai adanya roseola, yaitu
bintik-bintik kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit.
KOMPLIKASI
Komplikasi intestinal
Perdarahan usus.
Perforasi usus.
Ileus paralitik.
Komplikasi ekstra intestinal
Kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (renjatan sepsis), miokarditis,
trombosis, dan tromboflebitis.
Darah : anemia hemolitik, tromboritopenia, sindrom uremia hemolitik.
Paru : pneumoni, empiema, pleuritis.
Hepar dan kandung empedu : hipatitis dan kolesistitis.
Ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis.
Tulang : osteomielitis, periostitis, spondilitis, dan arthritis.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan dari penyakit ini dapat dibedakan menjadi tiga bagian sebagai
berikut (Rahmad Juwono, 1996) :
Perawatan.
Tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih selama 14
hari.
Posisi tubuh harus diubah setiap 2 jam untuk mencegah dekubitus.
Mobilisasi sesuai kondisi.
Diet
Makanan diberikan secara bertahap sesuai dengan keadaan penyakitnya (mula-mula air,
lalu makanan lunak, dan kemudian makanan biasa).
Makanan mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein, tidak boleh mengandung
banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan banyak gas.
Obat
Antimikroba : Kloramfenikol, Tiamfenikol, Co-trimoksazol (Kombinasi Trimetoprim dan
Sulkametoksazol).
Obat Symptomatik ; Antipiretik, Kortikosteroid diberikan pada pasien yang toksik.
Supportif : vitamin-vitamin.
Penenang : diberikan pada pasien dengan gejala neuropsikiatri.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Pengkajian adalah tahap pertama proses keperawatan yang meliputi pengumpulan data
secara sistematis dan cermat untuk menentukan status kesehatan klien saat ini dan
riwayat kesehatan masa lalu, serta menentukan status fungsional serta mengevaluasi
pola koping klien saat ini dan masa lalu. Pengumpulan data diperoleh dengan cara
wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, peninjauan catatan dan laporan diagnostik,
kolaborasi dengan rekan sejawat (Capernito, 2007).
Data dasar pengkajian pasien dengan typhoid abdominal menurut Joko Widodo (2006)
adalah
Aktivitas atau istirahat
Gejala yang ditemukan pada kasus typhoid abdominal antara lain kelemahan,
malaise, kelelahan, merasa gelisah dan ansietas, cepat lelah dan insomnia.
Sirkulasi
Tanda takikardi, kemerahan, tekanan darah hipotensi, kulit membrane mukosa kotor,
turgor buruk, kering dan lidah pecah-pecah akan ditemukan pada pasien febris
typhoid.
Integritas ego
Gejala seperti ansietas, emosi, kesal dan faktor stress serta tanda seperti menolak
dan depresi juga akan ditemukan dalam pengkajian integrits ego pasien.
Eliminasi
Pengkajian eiminasi akan menemukan gejala tekstur feses yang bervariasi dari lunak
sampai bau atau berair, perdarahan per rectal dan riwayat batu ginjal dengan tanda
menurunnya bising usus, tidak ada peristaltik dan ada haemoroid.
Makanan dan cairan
Pasien akan mengalami anoreksia, mual, muntah, penurunan berat badan dan tidak
toleran terhadap diet. Dan tanda yang ditemukan berupa penurunan lemak sub kutan,
kelemahan hingga inflamasi rongga mulut.
Hygiene
Pasien akan mengalami ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri dan bau badan.
Nyeri atau ketidaknyamanan
Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah akan dialami pasien dengan titik nyeri yang
dapat berpindah.
Keamanan
Pasien mengalami anemia hemolitik, vaskulotis, arthritis dan peningkatan suhu tubuh
dengan kemungkinan muncul lesi kulit.
Pola fungsional menurut Gordon :

Pola persepsi dan manajemen kesehatan.


Kebersihan lingkungan dan makanan yang kurang terjaga.
Pola nutrisi
Diawali dengan mual, muntah, anoreksia, menyebabkan penurunan berat badan pasien.
Pola eliminasi.
Pola eliminasi akan mengalami perubahan yaitu BAB 1x sehari, BAK 4x sehari.
Pola istirahat tidur
Akan terganggu karena adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak
nyaman.
Pola aktivitas.
Akan terganggu kondisi tubuh yang lemah.
Pola nilai dan kepercayaan.
Kegiatan ibadah terganggu karena sering pusing dan lemas.
Pola hubungan dan peran pasien.
Hubungan terganggu jika pasien sering pusing dan lemas.
Pola konsep diri.
Merupakan gambaran, peran, identitias, harga, ideal diri pasien selama sakit.
Pola seksual dan reproduksi.
Menunjukkan status dan pola reproduksi pasien.
Pola koping dan toleransi stress
Adalah cara individu dalam menghadapi suatu masalah.

Pola kognitif
Menunjukkan tingkat pengetahuan klien tentang penyakit

Diagnosa Keperawatan

Dari analisa data yang diperoleh maka diagnosa keperawatan yang muncul pada kasus
demam typhus abdominalis yaitu sebagai berikut:
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan
yang tidak adekuat, karena pasien tidak nafsu makan, mual, dan kembung.
Risiko tinggi terjadinya kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kurangnya
asupan (intake) cairan dan peningkatan suhu tubuh.
Intervensi Keperawatan

Rencana keperawatan yang digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan klien pada
dasarnya sesuai dengan masalah yang� ditemukan pada klien dengan demam tifoid dan
hal ini sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ada.� Perencanaan berisi
suatu tujuan pelayanan keperawatan dan rencana tindakan yang akan digunakan itu
untuk mencapai tujuan, kriteria hasil dan rasionalisai berdasarkan susunan diagnosa
keperawatan diatas, maka perencanaan yang dibuat� sebagai berikut :
Diagnosa 1
Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi.
Tujuan : Hipertermi teratasi
Kriteria hasil :
Suhu dalam batas normal.
Tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
Turgor kulit elastis
Pengisian kapiler kurang dari 3.
Membrane mukosa

No Intervensi Rasional
1. Kaji dan catat suhu tubuh setiap 2 atau 4 jam. Tindakan ini sebagai dasar
untuk menentukan intervensi.
2. Observasi membrane mukosa, pengisian kapiler, dan turgor kulit. Untuk
mengidentifikasi tanda-tanda dehidrasi akibat panas.
3. Berikan minum 2-2,5 liter sehari selama 24 jam. Kebutuhan cairan dalam tubuh
cukup mencegah terjadinya panas.
4. Berikan kompres hangat pada dahi, ketiak, dan lipat paha Kompres hangat
memberi efek vasodilatasi pembuluh darah, sehingga mempercepat penguapan tubuh.
5. Anjurkan pasien untuk tirah baring (bed rest) sebagai upaya
pembatasanaktivitas selama fase akut. Menurunkan kebutuhan metabolisme tubuh
sehingga turut menurunkan panas.
6. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat.
Pakaian tipis memudahkan penguapan panas. Saat suhu tubuh naik, pasien akan
banyak mengeluarkan keringat.
7. Berikan terapi obat golongan antipiretik sesuai program medis evaluasi
efektivitasnya. Untuk menurunkan atau mengontrol panas badan.
8. Pemberian antibiotik sesuai program medis. Untuk mengatasi infeksi dan
mencegah penyebaran infeksi.
9. � Pemberian cairan parenteral sesuai program medis.
Penggantian cairan akibat penguapan panas tubuh.
10. O Observasi hasil pemeriksaan darah dan feses. Untuk mengetahui perkembangan
penyakit tipes dan efektivitas terapi.
11. O Observasi adanya peningkatan suhu secara terus-menerus, distensi abdomen,
dan nyeri abdomen. Observasi adanya peningkatan suhu secara terus-menerus,
distensi abdomen, dan nyeri abdomen.

Diagnosa 2
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan asupan makanan
yang tidak adekuat, karena pasien tidak nafsu makan, mual, dan kembung.
1.�� Tujuan : Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak memadai
2.�� Kriteria hasil :
Tidak terjadi mual dan kembung
� Nafsu makan meningkat
�� Pasien mampu menghabiskan sat

No Intervensi Rasional
1. Kaji pola makan dan status pasien. Sebagai dasar untuk menentukan
intervensi.
2. Berikan makan yang tidak merangsang (pedas, asam, dan mengandung gas).
Mencegah iritasi usus dan distensi abdomen.
3. Berikan makanan lunak selama fase akut (masih ada panas atau suhu lebih dari
normal). � Mencegah terjadinya iritasi usus dan komplikasi perforasi usus.
4. Berikan makan dalam porsi kecil tapi sering. Mencegah rangsangan
mual/muntah.
5. Timbang berat badan pasien setiap hari. Untuk mengetahui masukan
makanan/penambahan berat badan.

6. Lakukan perawatan mulut secara teratur dan sering. �� Meningkatkan nafsu


makan.
7. Jelaskan pentingnya asupan nutrisi yang memadai � Agar pasien bersikap
kooperatif dalam pemenuhan nutrisi.
8. � Berikan terapi antiematik sesuai program medis. Untuk mengontrol mual
dan muntah, sehingga dapat meningkatkan masukan makanan.
9. Berikan nutrisi parenteral sesuai program terapi medis, jika pemberian
makanan oral tidak dapat diberikan. Untuk mengistirahatkan gastrointestinal dan
memberikan nutrisi penting untuk metabolisme tubuh.

Diagnosis 3
Risiko tinggi terjadinya kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan kurangnya
asupan (intake) cairan dan peningkatan suhu tubuh.
1.������� Tujuan : keseimbangan cairan tubuh memadai.
2.������� Kriteria hasil :
Asupan (intake) dan keluaran (output) cairan seimbang.
Tanda-tanda vital dalam batas normal.
Membran mukosa lembab.
Pengisian kapiler baik (<3).
Produksi urine normal.
Berat badan normal.
Hematokrit dalam batas normal.

No Intervensi Rasional
1. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam.
Hipotensi, takikardia, dan demam menunjukkan respon terhadap kehilangan
cairan tubuh.
2. � Monitor tanda-tanda kekurangan cairan (turgor kulit tak elastis, produksi
urine menurun, membran mukosa kering, bibir pecah-pecah, dan pengisian kapiler
lambat). Tanda-tanda tersebut menunjukkan kehilangan cairan
berlebihan/dehidrasi.
3. Observasi dan catat masukan serta keluaran cairan setiap 8 jam. Untuk
mendeteksi keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Berikan cairan per oral 2-2,5 liter per hari, jika pasien tidak muntah.
Untuk pemenuhan kebutuhan cairan tubuh.
5. � Timbang berat badan pasien setiap hari dengan alat ukur yang sama. Berat
badan merupakan indikator kekurangan cairan dan status nutrisi.
6. Berikan cairan parenteral sesuai program medis. Untuk memperbaiki kekurangan
volume cairan.
7. Awasi data laboratorium (hematokrit). I indikator status cairan
pasien, evaluasi adanya hemokonsentrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Haryono, Rudi.2012.Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.Yogyakarta : gosyen


Publishing.
Ardiansyah, Muhamad.2012.Medikal Bedah untuk Mahasiswa.Jogjakarta : Diva Press.
Murwani.2012.Perawatan Pasien Penyakit Dalam.Jogjakarta : Gosyen Publishing.

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 23 Juli 2020
Tanggal Masuk : 21 Juli 2020
Ruang/Kelas : Anggrek
Nomor Register : 12345
Diagnosa Medis : Thypus Abdominalis
Identitas Klien
Nama Klien : Nn.D
Jenis kelamin : perempuan
Usia : 19 Tahun
Status Perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Suku bangsa : Padang
Pendidikan : SMA
Bahasa yg digunakan : Indonesia
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Kp. Asri Indah
Sumber biaya (Pribadi, Perusahaan, Lain-lain) : BPJS
Sumber Informasi (Klien / Keluarga) : Klien
Resume
Klien datang ke IGD dengan keluhan demam sejak 3 hari yang lalu, demamnya tinggi
pada waktu siang dan malam hari, kepala sebelah kiri terasa sakit, terutama bila
panas. Klien terlihat lemah sering mengkerutkan dahi, wajah tampak merah, mata
terlihat sayu, turgor kulit elastis, bibir kering dan pecah-pecah, mukosa mulut
kering dan lidah kotor (putih). Mengatakan kuranf nafsu makan mulut terasa pahit,
mual dan ada muntah berisi cairan kuning terasa pahit, makan dan minum sedikit,
perut kembung dan begah, bising usus 12x/mnt. Seluruh tubuh terasa panas, pegal dan
ngilu, aktivitas klien terganggu keperluan dibantu. TD 120/70 mmHg, Nadi 104x/mnt,
RR 21x/mnt, SH 38,7?C.

Riwayat Keperawatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang.
Keluhan utama : keluhan demam sejak 3 hari yang lalu, demamnya tinggi
pada waktu siang dan malam hari, kepala sebelah kiri terasa sakit, terutama bila
panas.
Kronologis keluhan
a) Faktor pencetus : makan makanan yang sudah terkena bakteri
Timbulnya keluhan : Mendadak (....) Bertahap (...?...)
c) Lamanya : 3 hari yang lalu
d) Upaya mengatasi : istirahat & jaga pola makan
Riwayat kesehatan masa lalu.
Riwayat Penyakit sebelumnya (termasuk kecelakaan) : tidak ada
Riwayat Alergi (Obat, Makanan, Binatang, Lingkungan) : tidak ada
Riwayat pemakaian obat : - terapi: paracetamol 3x 500mg
Asam folat 2x 1 tablet, oral (07.00-18.00)
Ceftriaxon 1x2 gr dalam 100 cc Nacl Drif, IV (07.00)
Riwayat kesehatan Keluarga (Genogram dan Keterangan tiga generasi dari klien)
Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi factor risiko
�����.����tidak ada�������������������.....
Riwayat Psikososial dan Spiritual.
Adakah orang terdekat dengan klien : Orang Tua
Interaksi dalam keluarga :
Pola Komunikasi : baik
Pembuatan Keputusan : baik
Kegiatan Kemasyarakatan: baik
Dampak penyakit klien terhadap keluarga : bisa menular
Masalah yang mempengaruhi klien : aktifitas klien terganggu
Konsep diri
Gambaran diri dan mendatang :
Bagian tubuh mana yang disukai : semuanya
Bagian tubuh mana yang tidak disukai : tidak ada
Identitas diri :
Apa peran klien :
dalam keluarga: anak, adik sekaligus kakak
kelompok atau masyarakat: warga
Bagaimana kepuasan klien terhadap posisi tersebut �..............................
Peran diri
Bagaimana kemampuan klien melaksanakan peran tersebut diatas: baik
Ideal diri :
Harapan klien terhadap penyakitnya: cepat sembuh agar dapat beraktivitas
Harapan klien terhadap dirinya sesuai peran diatas: cepat sembuh

Harga diri :
Hubungan klien dengan orang lain sehubungan dengan peran tersebut diatas :
Keluarga : baik
Kelompok/masyarakat: baik
Hubungan Sosial.
Orang yang paling berarti dalam kehidupan klien (tempat mengadu, bicara dan minta
bantuan): orang tua dan sahabat
Keterlibatan klien dalam kelompok/ masyarakat: baik
Hambatan dalam berhubungan dengan kelompok/ masyarakat: tidak ada
Mekanisme Koping terhadap stress
Pemecahan masalah (.....), Tidur (.?....), Makan (....) , Cari
pertolongan(....), Minum obat (... ), Diam ( .... ), Marah (...)
Afek : (... ) Datar (.... ) Tumpul (.... ) Labil (.....) Tidak sesuai (
...?.. )
Persepsi klien terhadap penyakitnya
Hal yang sangat dipikirkan saat ini: ingin cepat sembuh
Harapan setelah menjalani perawatan : sehat kembali
Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit : tubuh terasa tidak enak
Sistem nilai kepercayaan :
Nilai-nilai yang bertentangan dengan kesehatan : tidak ada
Aktivitas Agama/Kepercayaan yang dilakukan : baik
Kondisi Lingkungan Rumah
(Lingkungan rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini) : baik

Pengkajian Fisik :
Pemeriksaan Fisik Umum:
Berat badan : ��50��Kg (Sebelum Sakit : �55��Kg).
Tinggi Badan : �164�����cm
Keadaan umum : Ringan ( ..?. ) Sedang (......) Berat (......)
Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak (..?...) Ya (...) Lokasi���������
Sistem Penglihatan:
Otot-otot mata : Tidak ada kelainan (...?.) Juling keluar (.....) Juling ke dalam
(...) Berada di atas (... )
Kelopak mata:Norma(..?.) ptosis(..)Pergerakan bola mata:Normal (..)Abnormal (.....)
Konjungtiva : Merah muda (..?..) Anemis (....) Sangat Merah ( .....)
Kornea: Normal ( .?...) Keruh/ berkabut (.......) Terdapat Perdarahan
(...... )
Sklera : Ikterik (.....) Anikterik (...?...) Merah : (.....)
Pupil : Isokor ( .....) Anisokor (..?...) Midriasis (......) Miosis
(......)
Fungsi penglihatan : Baik (?..) Kabur (..) Dua bentuk / diplopia (...) Tanda-tanda
radang : ...
Pemakaian kaca mata : Tidak (..?..) Ya, Jenis� Pemakaian lensa kontak :��
Reaksi terhadap cahaya : �������baik����������.�
Sistem Pendengaran:
Karakteristik serumen (warna, kosistensi, bau) : .............
Kondisi telinga tengah:Normal (..?..)Kemerahan (....)Bengkak (....)Terdapat lesi
(....)
Cairan dari telinga : Tidak ( .?...) Ada,�� (....) Darah, nanah dll.
Perasaan penuh di telinga :Ya (...)Tidak (.?.).Tinitus : Ya(.... )Tidak(...?.).
Otalgi:Ya/tidak (.tidak.)
Fungsi pendengaran : Normal (.?..) Kurang (...) Tuli, kanan/kiri �..����
Gangguan keseimbangan: Ya(.?.) Tidak(..). Pemakaian alat bantu: Ya( ..) Tidak(?..)
Sistem Wicara: Normal (..?), Tidak :.......
Aphasia (...)Aphonia (...) Dysartria( Dysphasia (....) Anarthia (...)
Sistem Pernafasan:
Jalan nafas : Bersih (..?. ) Ada sumbatan; ���. Sesak :����...�..
Menggunakan otot bantu pernafasan : Ya ( ...) Tidak (.?..) Frekuensi = 21�x /
menit , Irama: Teratur (.?...) Tidak teratur (....). Kedalaman: Dalam (...)
Dangkal ( ....)
Jenis pernafasan :��spontan�.�. ( Spontan, Kausmaull, Cheynestoke, Biot, dll)
Batuk : Tidak( ? )Ya �..�.(Produktif/Tidak )
Sputum :Tidak (...?)Ya ......(Putih/Kuning/Hijau) .Konsistensi: Kental (...) Encer
(...)
Terdapat darah: Ya ( ...). Tidak (.?..)
Palpasi dada : ..simetris tdk ada benjolan.. Perkusi dada:
...............sonor............
Suara nafas :Vesikuler (.?..). Ronkhi (...) . Wheezing (�) Rales (�.) Stridor (�)
Nyeri saat bernafas : Ya (�.) Tidak ( ?�.)
Penggunaan O2 : Nasal Kanule = �-�..l/mnt. Mask = �-�..l/mnt
Sistem Kardiovaskuler :
Sirkulasi Peripher
Nadi 104�x/ menit. Irama: Teratur (?..)Tidak teratur (..) Denyut : Lemah(..) Kuat
(.?.) Tekanan darah : �120/70...mm/Hg.
Distensi vena jugularis : Kanan: Ya (..) . Tidak (.?.). Kiri: Ya (...) Tidak (?.)
Temperatur kulit: Hangat(.?.) Dingin (..). suhu : �38,7..�C . Pengisian kapiler :
3�detik
Warna kulit: Pucat (�?) Cyanosis (...) Kemerahan (�)
Edema: Ya,�-��., dimana ��-�. Tungkai atas (..) Tungkai bawah (..) Periorbital
(�) muka. Skrotalis (�) Anasarka (�). Tidak ada edema (�)
Sirkulasi Jantung
Kecepatan denyut apical : �104�� x/menit. Irama: Teratur (..?.) Tidak teratur (�)
Kelainan bunyi jantung: Murmur (�) Gallop.
Sakit dada : Tidak (?�) . Ya (�) Timbulnya Saat aktivitas (..) Tanpa aktivitas.
Karakteristik : Seperti ditusuk-tusuk (�) Seperti terbakar (�) Seperti tertimpa
benda berat . Skala nyeri : ������-����������������
Sistem Hematologi:
Gangguan Hematologi : Pucat : Tidak (.?..) Ya (�). Perdarahan :Tidak (?..) Ya,
�..
Ptechie (...) Purpura(�) Mimisan (�) Perdarahan gusi (....) Echimosis (�)
Sistem Syaraf Pusat.
Tingkat kesadaran: compos mentis (.?.) Apatis (..) Somnolent (...) Soporokoma (..)
Glasgow coma scale(GCS) E : �4��., M : ��6�.., V : ���5�
Keluhan sakit kepala :���migrain��..(vertigo/migrain, dll)
Tanda-tanda peningkatan TIK : Tidak ( �) Ya,���..:Muntah proyektil ( ? ) Nyeri
Kepala hebat (?�) Papil Edema (�)
Gangguan persyarafan : Kejang (..) Pelo (..) Mulut mencong (...). Disorientasi (�)
Polineuritis/ kesemutan( ) Kelumpuhan ekstremitas (kanan / kiri / atas / bawah)
Pemeriksaan Reflek :
Reflek fisiologis : Normal (?�) Tidak �Reflek Patologis: (...) Tidak (..) Ya ��
Sistem Pencernaan
Nutrisi:
Gigi: kelainan gigi : Caries (...) Tidak (..?.) Penggunaan gigi palsu :
ya(..)Tidak (..)
Stomatitis: Ya (...) Tidak (�?). Lidah kotor:Ya (?...) Tidak (�).
Selera makan : Baik (.. ) Kurang (?), karena ���selalu muntah sehabis
makan����...�.
Diet/makanan pantangan: diet kalo Non DM
Keluhan Mual: Ada (?�) Tidak (..).
Muntah : Tidak (�) Ya (?),��..�. Isi : Makanan ( ) Cairan ( ?) Darah
(..)
Warna: Sesuai warna makanan (�) Kehijauan(�) Cokelat ( �) Kuning (�?) Hitam (�).
Frekuensi : ����X/ hari. Jumlah :������..ml. Nyeri daerah perut : Tidak
(�) . Ya,��... Skala Nyeri : ����..

Lokasi dan Karakter nyeri :


Seperti ditusuk-tusuk (...) Melilit-lilit (...) Cramp (�) Panas/seperti terbakar
(�) Setempat (...) Menyebar (�) Berpindah-pindah (�) Kanan atas (�)
Kanan bawah (�) Kiri atas (�) Kiri bawah (�.)
Hepar : Tak teraba (�.) . Teraba �����������..
Abdomen:Lembek (..) Kembung (�) Acites (...) Distensi (�)Lingkar perut .. .cm
Pemasangan NGT : ���-���PolaKebiasaanmakan di rumah : ���-�......
Eliminasi :
Bising usus : ���12��..x / menit.
Diare: Tidak (.?..) Ya (�). Lamanya : ��-�. Frekuensi : ��-��.x / hari.
Warna faeces : Kuning (..?.) Putih seperti air cucian beras (...) Cokelat
(...) Merah/Hitam (...) Dempul (�)
Konsistensi faeces: Tidak ada kelainan Setengah padat (..?.)Cair (...) Berdarah (�)
Terdapat lendir (...)
Konstipasi : Tidak (.?..) Ya��lamanya: �hari. Laxatif :Tidak(...) Ya (�)
PolaKebiasaan B.A.B di rumah : ���1xsehari���������������...
Sistem Endokrin:
Pembesaran Kelenjar Tiroid :
Tidak (?�). Ya �.... Exoptalmus (...) Tremor (�) Diaporesis ( �.)
Nafas berbau keton: Tidak (.?..). Ya ..... Poliuri (�) Polidipsi (...) Poliphagi
(...) Luka Ganggren : Tidak (?...) . Ya ��.Lokasi����KondisiLuka�����
Sistem Urogenital:
Balance Cairan:
Oral: ���2750���.ml. Urine : ��2250���.. ml
Enteral : ������. ml IWL : ��510���.. ml
Parenteral : ��1000����. ml Drain : �����.. ml
Intake = ���2750�.��..ml Muntah : �����.. ml
Output = ��2760��..�ml
Spoeling: Masuk ���-��� ml Keluar ���.-.��. ml
Perubahan pola kemih : Retensi (�) Urgency (�) Disuria (�) Tidak lampias(�)
Nocturia (...) Inkontinensia (�) Anuria (�)
B.a.k Warna: Kuning jernih (?�)Kuning kental/coklat (...) Merah (�) Putih (�)
Distensi/ketegangan kandung kemih : Tidak (?�) . Ya: ..................
Keluhan sakit pinggang: Tidak (?�). Ya:��. Skala nyeri:�-�� Penggunaanalat bantu
(kateter) : Tidak (�?) . Ya: . . .Waktu pemasangan : ���-�����
Sistem Integumen:
Turgor kulit: Elastis (..?..) Tidak elastis ( �. ) . Temperatur kulit : Hangat
(?...) Dingin ����.. . Kondisinya ����..
Warna kulit: Pucat (..?..) Sianosis (...) Kemerahan (�.) . Keadaan kulit : Baik
(..?..) Lesi (....) Ulkus (�.). Luka,........ Lokasi Insisi operasi, Lokasi �......
Kondisi �..
Gatal-gatal (....) Memar/lebam (...) KelainanPigmen (....)
Dekubitus, Lokasi���=������������������.....
Luka bakar,lokasi ����. Grade�� Prosentase��

Kelainan Kulit: Tidak (.?..) Ya, Jenis��Kondisi kulit daerah pemasangan Infus: .
baik tdk bengkak .
Keadaan rambut: Tekstur : Baik (..?.) Tidak (...) Alopesia (�)
Kebersihan : Ya (.?..) Tidak, ��Polakebiasaan personal hygiene di rumah : �.
Sistem Muskuloskeletal:
Kesulitan dalam pergerakan :Tidak (..?..)Ya .......Sakit pada tulang, sendi,
kulit : (...) Tidak (.?..) , Ya �� Fraktur : Tidak (�?) . Ya: . Lokasi
:........Kondisi:�����.
Kelainan bentuk tulang sendi: Kontraktur (....) Bengkak (...) Lain-lain, sebutkan :

Kelaianan struktur tulang belakang: Skoliasis(...) Lordosis . Kiposis (�.)
Keadaan Tonus otot : Baik (?�) Hipotoni (�) Hipertoni (...) Atoni (....)
Kekuatan
Otot : ..........................................................................
...........................
Data Tambahan (Pemahaman tentang penyakit):
�......klien mengatakan sudah cukup paham mengenai
penyakitnya.................................
Data Penunjang (Pemeriksaan diagnostik yang menunjang masalah : Lab, Radiologi,
Endoskopi dll )
hasil pemeriksaan lab, tubex T (+), Hb 12gr%, Leucocit 4000 mcl, hematokrit 38gr%
dan trombosit 200.000 mcl. Terpasang infus dengan: asering 6jam/kolf.
Penatalaksanaan (Therapi / pengobatan termasuk diet )
- terapi: paracetamol 3x 500mg
Asam folat 2x 1 tablet, oral (07.00-18.00)
Ceftriaxon 1x2 gr dalam 100 cc Nacl Drif, IV (07.00)
Diet: 1700 kal non Dm. lunak

Data Fokus
Data Subyektif Data Obyektif
DS:
Klien mengatakan sudah demam sudah 3 hari
Klien mengatakan kepala sebelah kiri terasa sakit
Klien mengatakan kurang nafsu makan
Klien mengatakan mual dan muntah
Klien mengatakan perut kembung dan begah
Klien mengatakan seluruh tubuh pegal dan ngilu DO:
Klien tampak lemah
Suhu 38,70C
Nadi 104 x/mnt
RR 21 x/mnt
TD 120/70 mmHg
Hb 12 gr%
Hematokrit 38 gr%
Leukosit 4000 mcl
Trombosit 200.000 mcl
Bising usus 12 x/mnt
Wajah tampak merah
Mata terlihat sayu
Turgor kulit elastis
Mukosa mulut kering
Lidah kotor

Analisa Data
No. Data Masalah Etiologi
1

2
3

DS:
Klien mengatakan sudah demam sudah 3 hari

DO:
Klien tampak lemah
Suhu 38,70C
Nadi 104 x/mnt
RR 21 x/mnt
TD 120/70 mmHg
Hb 12 gr%
Hematokrit 38 gr%
Leukosit 4000 mcl
Trombosit 200.000 mcl

ds:
Klien mengatakan kepala sebelah kiri terasa sakit terutama bila panas
DO:
Klien terlihat lemah sering mengkerutkan dahi
Suhu 38,70C
Nadi 104 x/mnt
RR 21 x/mnt
TD 120/70 mmHg
Hb 12 gr%
Hematokrit 38 gr%
Leukosit 4000 mcl
Trombosit 200.000 mcl

DS:
Klien mengatakan mual dan muntah
Klien mengatakan kurang nafsu makan
Klien mengatakan badannya lemas
Klien mengatakan lidah terasa pahit

DO:
Klien tampak habis � porsi makan
Nafsu makan menurun
Klien tampak lemas
Hemoglobin 12 gr%

Infeksi Hipertermi
Proses Inflamasi

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


Proses salmonellathypi

Nyeri

Intake yang tidak adekuat

DIAGNOSA KEPERAWATAN (Sesuai Prioritas)


no. Diagnosa Keperawatan (P&E) Tanggal Ditemukan Tanggal
Teratasi Nama
Jelas
1

3 Infeksi hipertermi b/d Proses salmonellathypi

Proses inflamasi b/d Nyeri

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Intake yang tidak adekuat 23
Juli 2020
23 Juli 2020

23 Juli 2020 24 Juli 2020

24 Juli 2020

24 Juli 2020 M Rafli HS

M Rafli HS

M Rafli HS

PERENCANAAN KEPERAWATAN
(Meliputi tindakan keperawatan independen dan interdependen)
Tgl. No. Diagnosa Keperawatan (PES) Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana
Tindakan Paraf & nama jelas
23 Juli 2020

23 Juli 2020

23 Juli 2020 1

3 Infeksi hipertermi b/d Proses salmonellathypi


Proses inflamasi b/d Nyeri

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Intake yang tidak adekuat
Setelah dilakukan tindakan kep selama 3x24 jam diharapkan:
1.suhu tubuh normal
2.mempertahankan suhu tubuh menjadi normal
3.demam hilang
4.RR 20 x/mnt, N 80 x/mnt, S: 360C

Setelah dilakukan tindakan kep selama 3x24 jam diharapkan:


1.Sakit kepala berkurang
2.Klien tampak lebih rileks
3.Klien mampu mengontrol nyeri

Setelah dilakukan tindakan kep selama 3x24 jam diharapkan:


1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
2. Klien tidak lemas lagi
3. Klien makan habis 1 porsi
4. Hb dalam batas normal
5. BB bertambah 1.Observasi TTV tiap 4 jam
2. Pantau hidrasi
3. Berikan kompres air biasa
4. Kolaborasi pemberian terapi obat sesuai

1.Monitor keadaan umum


2. Kaji tingkat nyeri intensitas dan skala nyeri
3. Ajarkan teknik relaksasi
4. Posisikan klien senyaman mungkin
5. Kolaborasi tim medis pemberian obat

1. Kaji pola makan klien


2. Timbang bb setiap hari
3. Berikan makan klien dalam keadaan hangat
4. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
5. Catat jumlah makan yang dihabiskan klien M Rafli HS

M Rafli HS
M Rafli HS

PELAKSANAAN KEPERAWATAN ( CATATAN KEPERAWATAN )


Tgl./
Waktu No.
DK. Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan Nama Jelas
24 Juli 2020

24 Juli 2020

24 Juli 2020 1

1.Observasi TTV tiap 4 jam


2. Pantau hidrasi
3. Berikan kompres air biasa
4. Kolaborasi pemberian terapi obat sesuai
Hasil:
Panas tubuh klien berkurang, RR 20 x/mnt, N 88 x/mnt, S: 37,70C

1.Monitor keadaan umum


2. Kaji tingkat nyeri intensitas dan skala nyeri
3. Ajarkan teknik relaksasi
4. Posisikan klien senyaman mungkin
5. Kolaborasi tim medis pemberian obat
Hasil:
Skala nyeri 2, sakit kepala klien berkurang, klien terlihat lebih rileks

1. Kaji pola makan klien


2. Timbang bb setiap hari
3. Berikan makan klien dalam keadaan hangat
4. Anjurkan klien makan sedikit tapi sering
5. Catat jumlah makan yang dihabiskan klien
Hasil:
Nafsu makan klien bertambah, bb klien bertambah M Rafli HS

M Rafli HS

M Rafli HS

EVALUASI ( CATATAN PERKEMBANGAN )


No.
DK. Hari/Tgl./
Jam Evaluasi Hasil (SOAP)
(Mengacu pada tujuan) Paraf dan Nama Jelas
1

3
25 Juli 2020

25 Juli 2020

25 Juli 2020

S: Klien mengatakan panas tubuhnya menurun


O: TTV
TD: 120/70 mmHg, N: 88 x/mnt, S: 37,70C, RR 20 x/mnt
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan
S: Klien mengatakan sakit kepalanya berkurang
O: Skala nyeri menjadi 2
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

S: Klien mengatakan mual sudah hilang, klien mengatakan badannya masih lemas, klien
mengatakan makan habis � porsi
O: Klien tampak masih lemas
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi dilanjutkan

M Rafli HS

M Rafli HS

M Rafli HS

Anda mungkin juga menyukai