Di susun oleh
• Rheza Hakviasyah
• Ririn Sagita
• Indah Yuliani
Typoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella thypi ( Arif Maeyer, 1999 ).
Typoid adalah penyakit infeksi pada usus halus, typoid disebut juga
paratypoid fever, enteric fever, typus dan para typus abdominalis
(Seoparman, 1996).
a. Minggu I
Demam mulai berangsur naik, terutama sore dan malam hari. Dengan
keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anorexia dan
mual, batuk, epitaksis, obstipasi/diare, perasaan tidak enak di perut.
b. Minggu II
Gejala sudah mulai jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah tifoid
(kotor di tengah, tepi dan ujung merah dan tremor), hepatomegali,
splenomegali, meteorismus, penurunan kesadaran berupa somnolen
sampai koma.
5. KOMPLIKASI
a. Komplikasi Intestinal
1. Pendarahan Usus
2. Perforasi Usus
3. Ilius Paraliktik
b. Komplikasi Extra Intestinal
1.Komplikasi Kardiovaskuler : miokarditis,trombosis
2.Komplikasi Darah : anemia hemolitik,trobositopenia
3.Komplikasi Paru : pneumonia, empiema
4.Komplikasi Ginjal : Glomerulus nefritis
5.Komplikasi pada tulang : osteomyolitis
6. PENATALAKSANAAN
Perawatan
1. Klien diistirahatkan 7-14 hari untuk mencegah
pendarahan usus.
2. Mobilisasi dilakukan secara bertahap.
3. Menjaga personal hygiene klien.
4. Klien yang kesadarannya menurun, posisinya
perlu diubah guna mencegah dekubitus.
5. Perhatikan defekasi dan buang air kecil, karena
kadang-kadang terjadi obstipasi dan retensi urin.
• Diet
1. Diet sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
2. Pada penderita akut di berikan makanan berupa bubur
saring.
3. Setelah demam turun di beri bubur kasar selama dua
hari kemudian di berikan nasi tim.
4. Lanjutkan dengan memberikan nasi biasa setelah klien
bebas dari demam selama 7 hari.
• Obat obatan
1. Klorampenikol
2. Ampisilin/Amoxilin
3. Kotrimaksazol
4. Sefalosporin
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan leukosit
Pemeriksaan SGOT dan SGPT
Biakan darah
Uji widal
ASUHAN KEPERAWATAN TYPOID
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada typoid menurut Doenges (1999: 476-485)
a. Aktivitas dan Istirahat
Gejala : Kelelahan, kelemahan, malaise, merasa gelisah dan ansietas, pembatasan
aktivitas.
b. Sirkulasi
Tanda : Takikardi, bradikardi, relatif, hipotensi, kulit/membran mukosa buruk,
lidah kotor.
c. Integritas Ego
Gejala : Ansietas, felisah, emosi, kesal
Tanda : Menolak, perhatian menyempit
d. Eliminasi
Gejala: Diare/konstipasi
Tanda : menurunnya bising usus/tak ada peristaltik meningkat pada konstipasi
e. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual dan muntah
Tanda : menurunnya lemak subkutan, kelemahan, tonus otot munurun
Lanjutan ...
f. Hygiene
Tanda : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri, bau badan.
g. Nyeri/keamanan
Gejala : Hepatomegali, Spenomegali, nyeri epigastrium
Tanda : Nyeri tekan pada hipokondrium kanan
h. Keamanan
Gejala : Penglihatan kabur, gangguan mental delirium/psikosis.
i. Interaksi sosial
Gejala : Menurunnya hubungan orang lain, berhubungan dengan
kondisi yang dialami
j. Penyuluhan/pembelajaran
k. Gejala : riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul menurut NANDA (2002):
a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella typhi.
b. Intoleran aktivitas berhubungan dengan keharusan istirahat di tempat
tidur/tirahbaring.
c. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pemasukan yang kurang,
mual, muntah/pengeluaran yang berlebihan, diare, panas tubuh.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake kurang akibat mual, muntah, anoreksia atau output yang
berlebihan akibat diare.
e. Diare berhubungan peradangan pada dinding usus halus.
f. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi usus halus.
g. Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, kebutuhan pengobatan dan
prognosis berhubungan dengan kurang informasi atau informasi yang tidak
adekuat.
Intervensi
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
salmonella typhi
Monitor suhu tubuh minimal tiap 2 jam.
Jelaskan upaya untuk mengatasi hipertermi dan bantu klien/ keluarga
dalam melaksanakan upaya tersebut, seperti: dengan memberikan
kompres dingin pada daerah frontal, lipat paha dan aksila, selimuti
pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh, tingkatkan
intake cairan dengan perbanyak minum.
Observasi tanda-tanda vital (Tekanan darah, Suhu, Nadi dan Respirasi)
setiap 2-3 jam.
Monitor penurunan tingkat kesadaran.
Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian obat antipiretik
dan antibiotik.
Anjurkan keluarga untuk membatasi aktivitas klien.
b. Intoleran aktivitas berhubungan dengan
keharusan istirahat di tempat tidur/tirahbaring
Berikan bantuan untuk pemenuhan kebutuhan
sehari-hari berupa makanan, minuman, ganti baju
dan perhatikan kebersihan mulut, rambut, genetalia
dan kuku.
Jelaskan tujuan tirah baring untuk mencegah
komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan
c. Resiko defisit volumecairan berhubungan dengan pemasukan yang
kurang, mual,muntah/ pengeluaran yang berlebihan, diare, panas tubuh.
b. Dx ke-2
Hasil yg diharapkan:
Kebutuhan mandi, makan, minum, eleminasi, ganti pakaian, kebersihan mulut, rambut,kuku
dan genetalia terpenuhi
Klien berpartisipasi dalam tirah baring
Klien mobilisasi secara bertahap
c. Dx ke-3
Hasil yg diharapkan:
Masukan dan haluaran cairan seimbang
Turgor kulit baik, membran mukosa lembab
Tanda-tanda vital dalam batas normal
Lanjutan ...
d. Dx ke-4
Hasil yg diharapkan:
Klien dapat menghabiskan makanan yang disediakan
Klien tidak lagi mual, dan muntah
Menunjukkan berat badan stabil atau peningkatan berat badan sesuai saran dengan nilailaboratorium normal dan
tidak ada tanda-tanda mal nutrisi.
e. Dx ke-5
Hasil yg diharapkan:
Tidak mengalami diare
Turgor kulit baik
f. Dx ke-5
Hasil yg diharapkan:
Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol
Tampak rileks dan mampu tidur atau istirahat secara adekuat
g. Dx ke-6
Hasil yg diharapkan:
Klien mengerti dan mampu menjelaskan tentang penyakit yang dialaminya