Anda di halaman 1dari 21

Askep typoid

Di susun oleh
• Rheza Hakviasyah
• Ririn Sagita
• Indah Yuliani

Dosen Pembimbing : Rumentalia Sulistini, S.Kep., Ners., M.Kep


Konsep dasar
1. PENGERTIAN

Typoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh
kuman salmonella thypi ( Arif Maeyer, 1999 ).

Typoid adalah penyakit infeksi pada usus halus, typoid disebut juga
paratypoid fever, enteric fever, typus dan para typus abdominalis
(Seoparman, 1996).

Jadi, menurut pengertian diatas. Bisa disimpulkan bahwa typoid


adalah suatu penyakit infeksi usus halus yang disebabkan oleh
salmonella tipe A,B dan C yang dapat menular melalui oral, fecal,
makanan dan minuman yang terkontaminasi
2. Etiologi
Etiologi penyakit typoid adalah salmonella thypi. Ada
dua sumber penularan salmonella thypi yaitu pasien
dengan demam typoid dan pasien dengan carier.
3. PATOFISIOLOGI

Penularan penyakit typoid melalui 5F yaitu Food (makanan), Fingers (jari


tangan/kuku), Fomitus (muntah), Fly (lalat), dan melalui Feces. Kuman
salmonella dapat ditularkan melalui perantara lalat, dimana lalat akan
hinggap dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang-orang yang sehat.
Apabila orang tersebut kurang memperhatikan kebersihan dirinya,
kuman tersebut akan masuk ke dalam lambung, dan kemudian akan
masuk ke dalam usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid.
Di dalam jaringan limpoid, kuman masuk ke dalam sel retikuloendotelial.
Sel-sel retikuloendotelial ini kemudian melepaskan kuman ke dalam
sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk
limpa, usus halus dan empedu.
4. MANIFESTASI KLINIK

Masa tunas typoid adalah 10-14 hari

a. Minggu I
Demam mulai berangsur naik, terutama sore dan malam hari. Dengan
keluhan dan gejala demam, nyeri otot, nyeri kepala, anorexia dan
mual, batuk, epitaksis, obstipasi/diare, perasaan tidak enak di perut.
b. Minggu II
Gejala sudah mulai jelas dapat berupa demam, bradikardi, lidah tifoid
(kotor di tengah, tepi dan ujung merah dan tremor), hepatomegali,
splenomegali, meteorismus, penurunan kesadaran berupa somnolen
sampai koma.
5. KOMPLIKASI
a. Komplikasi Intestinal
1. Pendarahan Usus
2. Perforasi Usus
3. Ilius Paraliktik
b. Komplikasi Extra Intestinal
1.Komplikasi Kardiovaskuler : miokarditis,trombosis
2.Komplikasi Darah : anemia hemolitik,trobositopenia
3.Komplikasi Paru : pneumonia, empiema
4.Komplikasi Ginjal : Glomerulus nefritis
5.Komplikasi pada tulang : osteomyolitis
6. PENATALAKSANAAN
Perawatan
1. Klien diistirahatkan 7-14 hari untuk mencegah
pendarahan usus.
2. Mobilisasi dilakukan secara bertahap.
3. Menjaga personal hygiene klien.
4. Klien yang kesadarannya menurun, posisinya
perlu diubah guna mencegah dekubitus.
5. Perhatikan defekasi dan buang air kecil, karena
kadang-kadang terjadi obstipasi dan retensi urin.
• Diet
1. Diet sesuai, cukup kalori dan tinggi protein.
2. Pada penderita akut di berikan makanan berupa bubur
saring.
3. Setelah demam turun di beri bubur kasar selama dua
hari kemudian di berikan nasi tim.
4. Lanjutkan dengan memberikan nasi biasa setelah klien
bebas dari demam selama 7 hari.

• Obat obatan
1. Klorampenikol
2. Ampisilin/Amoxilin
3. Kotrimaksazol
4. Sefalosporin
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan leukosit
Pemeriksaan SGOT dan SGPT
Biakan darah
Uji widal
ASUHAN KEPERAWATAN TYPOID
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada typoid menurut Doenges (1999: 476-485)
a. Aktivitas dan Istirahat
Gejala : Kelelahan, kelemahan, malaise, merasa gelisah dan ansietas, pembatasan
aktivitas.
b. Sirkulasi
Tanda : Takikardi, bradikardi, relatif, hipotensi, kulit/membran mukosa buruk,
lidah kotor.
c. Integritas Ego
Gejala : Ansietas, felisah, emosi, kesal
Tanda : Menolak, perhatian menyempit
d. Eliminasi
Gejala: Diare/konstipasi
Tanda : menurunnya bising usus/tak ada peristaltik meningkat pada konstipasi
e. Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual dan muntah
Tanda : menurunnya lemak subkutan, kelemahan, tonus otot munurun
Lanjutan ...
f. Hygiene
Tanda : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri, bau badan.
g. Nyeri/keamanan
Gejala : Hepatomegali, Spenomegali, nyeri epigastrium
Tanda : Nyeri tekan pada hipokondrium kanan
h. Keamanan
Gejala : Penglihatan kabur, gangguan mental delirium/psikosis.
i. Interaksi sosial
Gejala : Menurunnya hubungan orang lain, berhubungan dengan
kondisi yang dialami
j. Penyuluhan/pembelajaran
k. Gejala : riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang muncul menurut NANDA (2002):
a. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi salmonella typhi.
b. Intoleran aktivitas berhubungan dengan keharusan istirahat di tempat
tidur/tirahbaring.
c. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan pemasukan yang kurang,
mual, muntah/pengeluaran yang berlebihan, diare, panas tubuh.
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake kurang akibat mual, muntah, anoreksia atau output yang
berlebihan akibat diare.
e. Diare berhubungan peradangan pada dinding usus halus.
f. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi usus halus.
g. Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, kebutuhan pengobatan dan
prognosis berhubungan dengan kurang informasi atau informasi yang tidak
adekuat.
Intervensi
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
salmonella typhi
 Monitor suhu tubuh minimal tiap 2 jam.
 Jelaskan upaya untuk mengatasi hipertermi dan bantu klien/ keluarga
dalam melaksanakan upaya tersebut, seperti: dengan memberikan
kompres dingin pada daerah frontal, lipat paha dan aksila, selimuti
pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh, tingkatkan
intake cairan dengan perbanyak minum.
 Observasi tanda-tanda vital (Tekanan darah, Suhu, Nadi dan Respirasi)
setiap 2-3 jam.
 Monitor penurunan tingkat kesadaran.
 Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian obat antipiretik
dan antibiotik.
 Anjurkan keluarga untuk membatasi aktivitas klien.
b. Intoleran aktivitas berhubungan dengan
keharusan istirahat di tempat tidur/tirahbaring
Berikan bantuan untuk pemenuhan kebutuhan
sehari-hari berupa makanan, minuman, ganti baju
dan perhatikan kebersihan mulut, rambut, genetalia
dan kuku.
Jelaskan tujuan tirah baring untuk mencegah
komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan
c. Resiko defisit volumecairan berhubungan dengan pemasukan yang
kurang, mual,muntah/ pengeluaran yang berlebihan, diare, panas tubuh.

Monitor status hidrasi (kelembaban membran


mukosa, turgor kulit, nadi adekuat, tekanan darah
ortostatik) jika diperlukan.
Monitor tanda-tanda vital
Monitor masukan makanan/ cairan dan hitung intake
kalori harian.
Dorong keluarga untuk membantu pasien makan.
Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian
cairan IV (Intravena)
d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intakekurang akibat mual, muntah,
anoreksia, atau output yang berlebihan akibat diare.

Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori


Monitor adanya penurunan berat badan.
Monitor lingkungan selama makan
Monitor mual dan muntah.
Libatkan keluarga dalam kebutuhan nutrisi klien.
Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan
vitamin C
Berikan makanan yang terpilih.
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien.
e.Diare berhubungan dengan peradangan
pada dinding usus halus.
Monitor tanda dan gejala diare
Identifikasi faktor penyebab diare
Observasi turgor kulit secara rutin
Ajarkan pasien untuk menggunakan obat antidiare
Anjurkan pasien untuk makan makanan rendah serat,
tinggi protein dan tinggi kalori jika memungkinkan
Evaluasi intake makanan yang masuk
Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian
cairan IV
f. Nyeri akut berhubungan dengan inflamasi
pada usus halus.

Kaji tingkat nyeri, lokasi, lamanya, intensitas dan


karakteristik nyeri
Kaji ulang faktor yang meningkatkan nyeri dan
menurunkan nyeri
Beri kompres hangat pada daerah nyeri
Kolaborasi dengan tim medis lainnya dalam
pemberian obat analgetik
g. Kurang pengetahuan tentang kondisi penyakit, kebutuhan
pengobatan dan prognosis berhubungan dengan kurang informasi
atau informasi yang tidak adekuat
Kaji sejauh mana tingkat pengetahuan keluarga klien
tentang penyakit yang diderita oleh klien
Beri pendidikan kesehatan tentang penyakit dan
perawatan klien
Beri kesempatan keluarga untuk bertanya bila ada
yang belum dimengerti
Evaluasi
a. Dx ke-1
Hasil yg diharapkan:
 Suhu tubuh dalam batas normal (36,6-37,5 C).
 Klien tidak demam lagi
 Klien tidak gelisah
 Turgor kulit baik
 Kesadaran compos mentis

b. Dx ke-2
Hasil yg diharapkan:
 Kebutuhan mandi, makan, minum, eleminasi, ganti pakaian, kebersihan mulut, rambut,kuku
dan genetalia terpenuhi
 Klien berpartisipasi dalam tirah baring
 Klien mobilisasi secara bertahap

c. Dx ke-3
Hasil yg diharapkan:
 Masukan dan haluaran cairan seimbang
 Turgor kulit baik, membran mukosa lembab
 Tanda-tanda vital dalam batas normal
Lanjutan ...
d. Dx ke-4
Hasil yg diharapkan:
Klien dapat menghabiskan makanan yang disediakan
Klien tidak lagi mual, dan muntah
Menunjukkan berat badan stabil atau peningkatan berat badan sesuai saran dengan nilailaboratorium normal dan
tidak ada tanda-tanda mal nutrisi.

e. Dx ke-5
Hasil yg diharapkan:
Tidak mengalami diare
Turgor kulit baik

f. Dx ke-5
Hasil yg diharapkan:
Melaporkan nyeri hilang atau terkontrol
Tampak rileks dan mampu tidur atau istirahat secara adekuat

g. Dx ke-6
Hasil yg diharapkan:
Klien mengerti dan mampu menjelaskan tentang penyakit yang dialaminya

Anda mungkin juga menyukai