Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Paradigma keperawatan konsep sehat sakit memandang bentuk pelayanan keperawatan diberikan
selama rentang sehat dan sakit. Status kesehatan digambarkan mulai sehat normal, sehat sekali dan
sehat sejahtera, sebagai status sehat yang paling tinggi. Batasan sehat yaitu keadaan yang sempurna baik
secara fisik , mental dan social serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Karakteristik seht
antara lain, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia, dan memiliki
pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan, baik secara internal maupun eksternal dan
memiliki hidup yang kreatif dan produktif. Sakit pada dasarnya keadaan terganggunya seseorang dalam
proses tumbuh kembang fungsi tubuh secra keseluruhan atau sebagian, serta terganggunya proses
penyesuaian diri manusia, atau bias dikatakan sebagai gangguan fungsi yang normal dimana idividu
sebagai totalitas dari keadaan organismesebagai system biologis dan adaptasi social.
Penyakit typhus Abdominalis atau demam tifoid terdapat diseluruh dunia dan penyebarannya
tidak tergantung pada ikklim. Tetapi lebih banyak dijumpai pada Negara-negara berkembang di daerah
tropis. Diare dan thypoid abdominalis ialah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran
pencernaan dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu,gangguan pada pencernaan dan
gangguan kesadaran, penyebab penyakit ini adalah salmonella thyposa.
Penyakit demam thpoid merupakan problem atau maslah yang seriusbagi kesehatan masyarakat
dinegara –negara yang berkembang seperti halnya Indonesia yang memliki iklim tropis banyak
ditemukan penyakit infeksi salah satunya tifus abdominalis yang ditemukan sepanjang tahun. Tifu
abdominalis disebabkan oleh salmonella typhi. Bila salmonella thypi berjalan bersama makanan atau
teerkontaminasi ,ia bersarang dijarinagan limpoid pada dinding usus. Aliran limfe membaawa organ ini
kedalam hati dan empedu. Gejala demam tifiod atau tifus abdominalis adalah suhu tubuh
meningkathingga 40®c dengan frekuensi nadi relative lambat. Sering ada nyeri tekan diperut.
Penyakit ini banyak diderita pada anak –anak ,namun tidak menutup kemungkinan untuk orang
muda / orang dewasa. Kuman ini terdapat didalam kotoran, urine manusia, dan juga pada makamnan
dan minuman yang tercemar kuman yang dibawa oleh lalat. Dalam masyarakat penyakit ini dikenal
dengan nama tipus, tetapi dalam dunia kedoktern disebut tipod fever.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang penulis lakukan dinPuskesmas wara Utara Kota Palopo
terhadap An.J didapatkan data bahwa An. J sering mengeluh sakit perut, demam, mual muntah dan sakit
kepala

B . Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan laporan kasus tentang.
“Asuhan Keperawatan Keluarga pada An.J dengan Demam Tipoid di kelurahan Luminda”.

C . Maksud dan Tujuan


Melaporkan asuhan keperawatan pada An.J dengan demam Tipoid pada keluarga An. J di Kelurahan
Luminda. Penulis mampu melakukan pengkajian pada An. J dengan Demam Tipoid.
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Pengertian
Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut usus halus. Penyakit ini termasuk penyakit
endemik di Indonesia, ada 2 sumber penularan-penularan dan typi yaitu pasien dengan typhoid dan
yang lebih sering disebut Carier. Sumber penularannya dapat melalui makanan, air yang tercemar
dan tinja. Penyakit ini umumnya berkembang di daerah tropis dan tidak tergantung musim serta
tidak ada perbedaan jenis kelamin dalam insidensi.
2. Etiologi
Etiologi demam typhoid dan demam para typi adalah S typi, S paratypi B dan S paratypi C.
3. Patofisiologi
Kuman S. typi masuk dalam tubuh manusia melalui makanan dan minuman yang tercemar.
Sebagian kuman dimusnahkan oleh atom lambung sebagian lagi masuk kedalam usus halus dan
mencapai jaringan limfoid plague peyeri diilium terminalis yang mengalami perforasi kuman S
typi kemudian menembus kelamin pro pria, masuk kealiran limfe dan mencapai kelenjar lince
masterial, yang juga mengalami hipertropy setelah melewati kelenjar-kelenjar limfe ini. S typi
masuk kealiran darah melalui ductus thoracicus, bersarang di palgue peyeri, limpa, hati dan
bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial. Endotoksin S typi berperan pada potogenesis demam
typhoid, karena membantu terjadinya inflamasi lokal pada jaringan tempat S typi berkembang.
Demam disebabkan karena S typi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan pelepasan zat
pirogen oleh leokosit pada jaringan yang meradang.
4. Manifestasi Klinik
Gambaran klinik demam typhoid pada anak biasanya lebih ringan dari pada orang dewasa.
Masa tunas 10 – 14 hari. Terinfeksi 4 hari, jika terjadi melalui makanan, sedangkan melalui
minuman selama 30 hari, selama inkubasi mungkin ditemukan gejala pronormal yaitu perasaan
tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, nafsu makan kurang, menyusul menifestasi klinik
yang mungkin ditemukan.

a). Demam.
Pada kasus yang khas berlangsung 3 minggu, bersifat febris remile dan suhu tinggi sekali,
selama minggu I suhu badan berangsur – angsur naik khususnya pada sore dan malam hari,
dalam minggu ke II pasien berada dalam keadaan demam, minggu ke III suhu normal.
b). Gangguan pada saluran pencernaan.
Pada mulut terdapat bau tidak sedap, bibir kering dan pecah-pecah, lidah tertutup selaput kotor
(Coeted tongue-togue) ujung dan tepinya kemerahan, jarang disertai termor,hati dan limfe
membesar disertai nyeri pada perabaan dan biasanya terjadi konstipasi atau diare.
c). Gangguan Kesadaran.
Umumnya kesadaran pasien menurun, walaupun tidak beberapa lama, yaitu apatis sampai
samnolen.
5. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium :
 Darah tepi terdapat gambaran leukopenis, limfosintosis bersifat relatif mungkin
terdapat anemia dan trombositopenia ringan.
 Pemeriksaan SGOT dan SGPT.
 Biakan darah : biakan empedu untuk menemukan salmonella typosa dan
pemeriksaan widal untuk menentukan diagnostik penyakit reaksi widal tungga
dengan titer antibody 1/160 atau titer antibody H 1/320.
 Pemeriksaan urine rutin (makrokopis).
6. Komplikasi
Dapat dibagi dalam :
a).Komplikasi intestinal
- perdarahan usus
- perforasi usus.
- Ileus paralatik.
b). Komplikasi ekstra intestinal.
- komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (renjatan septis) meokarditis
trombosit.
- Komplikasi hepar dan kandung empedu : hepatitis dan kolestitis.
- Komplikasi ginjal : glomerulonefritis, perinefritis.
7. Pengobatan
Obat-obatan yang sering digunakan yaitu :
a). Kloramfenicol
merupakan obat pilihan utama, dosis 250 – 500 mg/kg BB/hari.
Lama pemberian ; 10 hari untuk demam typhoid ringan dan 14 hari untuk demam typhoid
berat.
b). Trafenicol.
Sama dengan kloramfenicol, dengan komplikasi hematologis
c). Ampicilin dan amoxilin
Dosis 500 mg/Kg BB/hari.
d). Corticosteroid.
Apabila keadaan toksid dan komplikasi berat (perdarahan dan perforasi), misalnya
prednison 2 mg/Kg BB/hari.
Bila terjadi keadaan khusus :
a). makanan cairan persode (bila kesadaran menurun).
b). IVFD bila terjadi dehidrasi berat, keadaan tosid.
Untuk menanggulangi sirkulasi :
- Renjatan : RL 20 –30 cc/kg BB/hari.
- Renjatan berat : RL distop sampai tekanan darah terukur dan nadi
teraba, kemudian disesuaikan dengan keadaan
penderita
Menjamin intake cairan (dengan komplikasi perdarahan ).
- cairan dex 5 % : RL (2:1).
- Jumlah cairan disesuaikan dengan umur dan BB person.
- Bila ada tanda asidosis : nabic 7 %, 3 mg/ kg Bolus.

c). untuk pemeriksaan obat berkesinambungan : cairan DEX 5 %


d). Hipereksia diberikan kompres dingin.
e). konstipasi diberikan lavement gliserin.
B. Konsep Asuhan Keperawatan keluarga
1. Definisi
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, yang
terbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spritual yang komprehensif yang ditujukan pada
individu, keluarga,kelompok dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia.
Perawatan kesehatan keluarga adalah perwatan kesehtan yang dijukan atau
dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang dirawat, dengan
sehatsebagai tujuan yang dilakukan oleh seorang pearawat professional dengan proses yan
berpedoman pada keperawatan dengan berlandaskan etik dan etika keperawatandalam
lingkupdan wewenang serta tanggung jawab keperawatan.
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks degan
menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu
sebagai anggota keluarga.
2. Tujuan Asuhan Keperawatan
Secara umum, tujuan asuhan keperawatan keluarga adalah ditingkatkannya
kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan secara mandiri. Tujuan khusus
yang ingin dicapai adlah ditingkatkannya kemampuan keluarga:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
b. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga
c. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada anggota keluarga yang
membutuhkan bantuan,sesuai dengan kemampuan keluarga.
d. Memelihara dan memodofikasi lingkungan keluarga (fisik,psikis,dan social)
sehingga dapat meningkatkan kesehatan keluarga.
e. Memenfaatkan sumber daya yang ada dimasyarakat misalnya puskesmas,Posyandu,
atau sarana kesehatanlain untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
keluarga.
3. Peran keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, ada beberapa peranan yang dapat
dilakukan oleh perawat antara lain, adalah :
a. Pengenal Kesehatan ( healt monitor)
b. Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit, dengan memberikan asuhan
keperawatan kepada anggota keluarga yang sakit.
c.

ASUHAN KEPERAWATAN
a. Pengkajian
Data Subjektif
- Pola hidup sehari-hari
Kebiasan mengkomsumsi makanan yang tidak di olah dengan baik, sumber air yang tidak
sehat serta kebersihan perorangan yang buruk.
- Riwayat penyakit sebelumnya.
Apakah klien pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya
- Riwayat Keluarga
Apakah di dalam keluarga ada yang pernah menderita penyakit yang sama.
- Keluhan yang dirasakan klien dikaji lengkap dengan PQRST.
- Peningkatan suhu tubuh yang berfluktuasi.
- Tubuh lemah
- Kurang nafsu makan
- Perut kembung.
- Konstipasi.
- Nyeri abdomen.
Data Objektif
- Peningkatan suhu tubuh
- minggu 1 demam intermitten
- minggu II demam remittem
- minggu III Demam Kontinyu
- Realisasi berdikari
Peningkatan satu derajat celcius suhu tubuh akan disertai dengan pembakaran denyut nadi
namun pada sebagian dapat dijumpai justru denyut nadi sebaliknya
- Lidah kotor
Tanda ini jelas mulai tampak minggu kedua berhubungan dengan infeksi sistemik dan
endotoksin kuman
- Hepatomegali dan splenomegali
Pembesaran hepar dan klien mengidentifikasikan res yang mulai terjadi pada minggu kedua
- Tanda murphy positif
Menandakan infeksi kandung kemih

- Peristaltik
Dijumpai penurunan peristaltik atau bahkan menghilang
- Konstipasi atau diare
Konstipasi terrjadi pada minggu pertama dan selanjutnya dapat terjadi diare.
- Distensi abdomen dan nyeri
- Hematemesis dan melena
Dapat terjadi pendarahan ulkus ilium yang akan menyebabkan hematemesis dan melena,
distensi abdomen hyperperistaltik .
- Tanda –tanda gangguan sirkulasi akibat pendarahan.
- Perubahan tanda tanda vital khususnya suhu tubuh dan tekanan darah.
- Kulit pucat,
- Penuruna kesadaran.
- Tanda-tanda peritonitas
- suhu tubuh sangat tinggi
- distensi tubuh sangat tinggi
- Kesadaran menurun
- Pemeriksaan darah
- Kadar HB, HT,
- Leokosit dan Diff
- Khas penurunan leokosit karena endotoksin kuman menekan Res dalam memproduksi
leokosit.
- Pemeriksaan Gaal dan Widal
Mengukur kadar atau liter antigen dan flaget yang lebih akurat adalah liter 0, peningkatan
kadar liter ini menggambarkan virulisensi kuman-kuman gaal adalah biarkan cairan
empedu hasil U yang diharapkan adalah gaal (+) atau (-).

Anda mungkin juga menyukai