Anda di halaman 1dari 17

Thypus

Abdominalis
Kelompok 9 (Sembilan):
1. Yuniati 20281081
2. Rindiani 20281068
3. Ega rahmawati 20281108
4. M. riyan gimnastiar 20281131
5. Arifin Hidayat 20281096
Definisi Penyakit
Thypus aabdominaali atau Demam tifoid atau dikenal juga dengan tipes
adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Salmonella typhi
ditandai adanya demam 7 hari atau lebih, gangguan saluran pencernaan
dan gangguan pada sistem saraf pusat (sakit kepala, kejang dan gangguan
kesadaran). Menurut Butler dalam Soegijanto, S (2002), demam tifoid
adalah suatu infeksi bakterial pada manusia yang disebabkan oleh
Salmonella typhi ditandai dengan demam berkepanjangan, nyeri perut,
diare, delirium, bercak rose, splenomegali serta kadang-kadang disertai
komplikasi perdarahan dan perforasi usus

Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Bakteri tersebut


termasuk famili Enterobacteriaceae dari genus Salmonella. Salmonella
typhi merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang, tidak berspora,
motil, berflagella (bergerak dengan rambut getar), dan berkapsul. Bakteri
ini tahan pada pembekuan selama beberapa minggu, namun mati pada
pemanasan dengan suhu 54,4°C selama 1 jam dan 60°C selama 15 menit.
Sejarah Thypus Abdominalis
□Sejarah Thypus Abdominalis dimulai saat ilmuwan Perancis
bernama Pierre Louis memperkenalkan istilah typhoid pada
tahun 1829. Typhoid atau typhus berasal dari Bahasa Yunani
typhos yang berarti penderita demam dengan gangguan
kesadaran. Kemudian Gaffky menyatakan bahwa penularan
penyakit ini melalui air dan bukan udara. Gaffky juga berhasil
membiakkan Salmonella typhi dalam media kultur pada tahun
1884. Pada tahun 1896 Widal akhirnya menemukan
pemeriksaan typhoid yang masih digunakan sampai saat ini.
Selanjutnya, pada tahun 1948 Woodward dkk, melaporkan
untuk pertama kalinya bahwa obat yang efektif untuk typhoid
adalah chloramphenicol.
Kasus Penyakit Menular Thypus
Abdominalis
World
WHO menyatakan : dunia mencapai 11-20 juta kasus per
tahun yang mengakibatkan sekitar 128.000 - 161.000
kematian setiap tahunnya (WHO, 2018).
Nasiona
l
Indonesia merupakan negara endemik demam tifoid. Pada tahun 2016
diperkirakan: 800 penderita per 100.000 penduduk setiap tahun . Menurut
kemenkes RI tahun 2016 insiden di indonesia: berkisar 350-810 per 100.000
penduduk. Rumah sakit besar di Indonesia menunjukan: angka kesakitan =
dengan rata-rata 500/100.000 penduduk & angka kematian = diperkirakan
sekitar 0,6-5%

Lokal
Data Diperoleh di thn 2018 dari DINKES NTB, prevalensi penyakit thypus yaitu 1,9%
tersebar diseluruh kabupaten / kota. Prevalensi tertinggi yaitu di kota Bima yaitu 3,5%
Epidemiologi penyakit berdasarkan:

ORA TEMPA WAKTU


NG T

 Jenis kelamin Berdasarkan penelitian yang


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maria Holly Di Indonesia angka kejadian
dilakukan oleh Maria Holly Herawati, Herawati, Lannywati Ghani infeksi deman tifoid meningkat
Lannywati Ghani yaitu kelompok laki terkait “hubungan faktor pada musim kemarau panjang
laki mempunyai peluang sakit thypus determinan dengan kejadian atau awal musim penghujan,
abdominalis dibanding kelompok thypus abdominalis di indonesia” karena sehubungan dengan
perempuan. Dimana laki laki yaitu diantara wilayah yang diteliti meningkatnya populasi lalat,
1,6% dan wanita 1,5% (jawa bali, sumatra, kalimantan, penyediaan air bersih yang
 Usia slawesi, NTT & NTB, maluku kurang memuaskan, sanitasi
Prevalensi tertinggi demam tifoid di dan papua) yang tertinggi yaitu lingkungan yang buruk, dan
Indonesia terjadi pada kelompok usia di NTT & NTB 2,1% dan kebersihan individu yang kurang
5–14 tahun (Riskesdas, 2007) terendah yaitu di sumatera = baik.
Yaitu sebanyak 292.847 atau 1,8% 1,4%
Identifikasi Host,
Agen Dan
Environment
Identifikasi Agen
Thypus abdominalis disebabkan oleh
bakteri Salmonella thypi. Jumlah kuman
yang dapat menimbulkan infeksi adalah
sebanyak 105 – 109 kuman yang tertelan
melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi. Semakin besar jumlah
Salmonella thypi yang tertelan, maka
semakin pendek masa inkubasi penyakit
Thypus Abdominalis. Penularan demam
tifoid dapat terjadi melalui berbagai cara,
yaitu dikenal dengan 5F yaitu (food,
finger, vomitus, fly, feses)
Identifikasi Host / pejamu

01 03 04
Usia Status gizi Pendidikan

02 05
Tingkat sosial
Jenis kelamin ekonomi
Identifikasi environment

Thypus Abdominalis merupakan penyakit infeksi yang


dijumpai secara luas di daerah tropis terutama di
daerah dengan kualitas sumber air yang tidak
memadai dengan standar hygiene dan sanitasi
yang rendah. Beberapa hal yang mempercepat
terjadinya penyebaran demam tifoid adalah
urbanisasi, kepadatan penduduk, sumber air
minum dan standart hygiene industri pengolahan
makanan yang masih rendah.
Gejala Penyakit Thypus Abdominalis

01 03
Demam Gangguan kesadaran

02 04
Gangguan saluran Hepatosplenomegali
pencernaan
Faktor Resiko Penyakit Thypus
Abdominalis
01 03
Kebiasaan jajan dan makan di
Cuci tangan luar

02 04
Riwayat thypus
abdominalis dalam Kualitas sumber air
keluarga
Riwayat Alamiah
Penyakit Thypus
Abdominalis
Prepatogenesis

Pada tahap ini sudah ada interaksi antara agen dan dan host tetapi masih
terjadi diluar tubuh manusia. Penyebaran Salmonella thyphi bisa
melalui muntahan, urin dan feses atau kotoran dari penderita yang
kemudia secara pasif akan dibawa oleh lalat (kaki lalat). Lalat itu
mengkontaminasi makanan, minuman, sayuran maupun buah-buahan
segar yang dimana makanan tersebut akan di konsumsi oleh manusia
yang sehat kemudian salmonella thypi masuk ke tubuh manusia
bersamaan dengan bahan makanan dan minuman yang sudah tercemar
tersebut.
Patogenesis
1. Tahap inkubasi
Salmonella thypi sudah masuk ke dalam tubuh, tetapi gejala fisik belum nampak. Masa
inkubasi berlangsung pada 7-10 hari, umumnya pada 10-12 hari
2. Tahap dini
Pada tahap ini demam adalah gejala yang paling konstan diantara semua penampakan
klinis. pada awal penyakit keluhan dan gejala penyakit tidaklah khas, berupa anoreksia,
rasa malas, sakit kepala bagian depan, nyeri otot, lidah kotor, gangguann perut dan sulit
BAB
3. Tahap lanjut
 Minggu pertama : demam tinggi yang berkepanjangan yaitu setinggi 39◦C hingga 40◦C,
sakit kepala, pusing, pegal-pegal, anoreksia (tidak ada/hilangnya elera makan), mual,
muntah, batuk dengan nadi antara 80-100 kali permenit, denyut lemah, dan merasa tak
enak, sedangkan diare dan sembelit silih berganti.
 Minggu kedua : suhu tubuh penderita terus menerus dalam keadaan tinggi (demam),
Terjadi perlambatan nadi penderita, Gejala toksemia semakin berat ditandai dengan,
mengalami derilium (halusinasi), gangguan pendengaran umumnya terjadi dan Lidah
tampak kering
Patogenesis
 Minggu ketiga : Keadaan makin memburuk , dimana toksemia memberat dengan terjadinya tanda-tanda khas
berupa delirium atau stupor, oto-otot bergerak terus. terjadi juga tekanan abdomen yang sangat meningkat
diikuti dengan nyeri perut. Penderita kemudian mengalami kolaps. Jika denyut nadi sangat meningkat diikuti
oleh peritonitis (radang poritoneum, yang disebabkan oleh iritasi kimia atau invasi bakteri) , mka hal ini
menunjukan telah terjadi peforasi (penetrasi) usus , sedangkan keringat dingin, gelisah, sukar bernapas, dan
kolaps dan dari nadi yang teraba denyutnya memberi gambaran adanya pendarahan.. Degenerasi miokardial
toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita demam tifoid atau thypus abdominalis
pada minggu ketiga
4. Tahap akhir
 Sembuh: suhu tubuh berangsur angsur turun dan normal kembali, hal itu jika terjadi tanpa komplikasi atau
berhasil diobati
 Sembuh dengan cacat atau dengan carier: bakteri salmonella yang menyerang usus kerap kali tersembunyi
didalam usus sehingga sulit ditemui, oleh sebabnya penderita yang sembuh kadang akan kambuh
 Meninggal : penderita yang tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan yang mengakibatkan terjadinya
komplikasi dan disertai dengan imun yang lemah bisa menyebabkan kematian.
Pencegahan
Primer □ Diet, (diet yang dimaksud disini yaitu pola
□ Vaksin tifoid makan yang cara dan jenisnya diatur sesuai
□ Konsumsi makanan sehat kebutuhan)
□ Pendidikan kesehatan / promosi kesehatan
(penerapan PHBS, berupa : penyediaan air minum tersier
dan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, □ tetap menjaga kesehatan dan kebersihan,
pembuangan kotoran pada jamban sehat, mencuci sehingga daya tahan tubuh dapat pulih
tangan sebelum menyediakan dan memakan kembali dan terhindar dari infeksi ulang
makanan, dan menjaga kebersihan lingkungan.) thypus abdominalis.
□ penderita yang telah dinyatakan sembuh
Sekunder harus melakukan pemeriksaan serologis
□ Pencarian penderita maupun carrier secara dini sebulan sekali untuk mengetahui keberadaan
melalui peningkatan usaha surveilans thypus Salmonella typhi di dalam tubuh
abdominalis
□ Perawatan
Thankyou
anyquestion?

Anda mungkin juga menyukai