Anda di halaman 1dari 21

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasihNya maka
kelompok dapat menyelesaikan makalah tentang Thypus Abdominalis ini.
Makalah ini berisi tentang defenisi Thypus Abdominalis, patofisiologi, manifestasi,
serta asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien dengan Thypus Abdominalis.
Kami menyadari bahwa banyak keterbatasan dalam makalah ini. Oleh karena itu,
kami mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat serta membantu kita dalam mengetahui
penyakit Thypus Abdominalis, apa yang harus dilakukan, serta mengidentifikasi tanggung
jawab mahasiswa sebagai calon perawat.

Medan, 01 April 2015

Kelompok 1

BAB I
PENDAHULUAN
I.

Latar Belakang
Typhus abdominalis adalah penyakit infeksi akut pada usus halus yang
biasanya lebih ringan dan menunjukkan manifestasi klinis yang sama dengan enteritis
akut, oleh karena itu
penyakit ini disebut juga penyakit demam enterik. Penyebabnya adalah kuman
Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C, selain demam enterik kuman
ini dapat juga menyebabkan gastroenteritis (keracunan makanan) dan septikemia
(tidak menyerang usus).
Penyakit ini banyak diderita oleh anak-anak, namun tidak tertutup kemungkinan untuk
orang muda/dewasa. Kuman ini terdapat didalam kotoran, urine manusia, dan juga
pada
makanan dan minuman yang tercemar kuman yang dibawa oleh lalat.
Dalam masyarakat penyakit ini dikenal dengan nama thypus, tetapi dalam dunia
kedokteran disebut Tyfoid fever atau thypus abdominalis, karena pada umumnya
kuman
menyerang usus, maka usus bisa jadi luka, dan menyebabkan perdarahan, serta bisa
pula terjadi
kebocoran usus.
Di Indonesia, diperkirakan insiden demam enterik adalah 300 810 kasus per
100.000 penduduk per tahun. Menurut hasil SKRT tahun 1986 bahwa 3 % dari
seluruh kematian (50.000 kematian) disebabkan oleh demam enterik.
Penyakit ini meskipun sudah dinyatakan sembuh, namun penderita belum dikatakan
sembuh total karena mereka masih dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain
(bersifat carrier). Pada perempuan kemungkinan untuk menjadi carrier 3 kali lebih
besar dibandingkan pada laki-laki.
Sumber penularan utama ialah penderita demam enterik itu sendiri dan carrier, yang
mana mereka dapat mengeluarkan berjuta-juta kuman Salmonella typhi dalam tinja
dan tinja
inilah yang merupakan sumber pencemaran.

II.

Tujuan
1. Agar mahasiswa mengetahui apa itu Thypus abdominalis
2. Agar mahasiswa mengetahui konsep dasar dalam asuhan keperawatan pada
pasien dengan Thypus abdominalis.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Definisi Typhus Abdominalis
Typhoid fever (typhus abdominalis, enteric fever) adalah infeksi sistemik yang disebabkan
oleh salmonella enterica, khususnya turunannya yaitu salmonella typhi, paratyphi A,
paratyphi B dan paratyphi C pada saluran pencernaan terutama penyerangan bagian saluran
pencernaan. Thyphus abdominalis merupakan penyakit infeksi akut yang selalu ada di
masyarakat (endemik) di Indonesia, mulai dari usia balita,anak-anak dan dewasa.
2. Etiologi Typhus Abdominalis
Typhus abdominalis disebabkan oleh salmonella typhi (S. Typhi) paratyphi A, paratyphi B
dan paratyphi C. Salmonella typhi merupakan base gram negatif, berflagel, tidak
berspora,anaerop fakultatif, masuk dalam keluarga enterobacteriaceae, panjang 1-3 um, dan
lebar 0,5-0,7 um, berbentuk batang single atau pasangan. Salmonella hidup baik pada suhu 30
derajat celsius dan dapat hidup pada air steril beku dan dingin, air tanah,air laut dan debu
selama berminggu-minggu, dapat hidup berbulan-bulan dalam telur yang terkontaminasi dan
tiram beku. Parasit hanya pada tubuh manusia. Dapat dimatikan pada suhu 60 derajat celsius
selama 15 menit titik. Hidup subur pada medium yang mengandung garam empedu. S. Typhi
memiliki 3 macam antigen yaitu antigen O (somatik berupa kompleks polisakarida), antigen
H(flagel), antigen Vi. Dalam serum penderitaan demam typhoid akan terbentuk anti body
terhadap ketiga macam antigen tersebut.
3. Mekanisme Transmisi Typhus
Penurunan penyakit tipe sangat mudah terjadi pada lingkungan dengan sanitasi yang buruk.
Berikut
ini
beberapa
mekanisme
penularan
salmonella
typhi
:
1. Food (makanan atau minuman) yang ttercemar. Makanan yang diolah dengan tidak bersih
atau disajikan mentah beresiko mengandung salmonella seperti salak, karedok atau asinan,
apabila sayur tersebut diberi pupuk dengan 5 kotoran dan dicuci dengan air yang
terkontaminasi oleh salmonella. Seyogyanya makanan yang dimasak dengan matang dan air
minum dididihkan.
2. Fingers ( jari-jari tangan), seorang yang pernah menderita typhoid dapat menjadi karir
dengan mengeluarkan typhoid kepada orang lain melalui jari-jari tanagn bahkan menurut
Ismail (2006) di daerah indemis, seorang yang tidak pernah menderita typhoid dapat
menularkan typhoid dalam urine dan fesesnya. Makanan atau minuman yang dibuat oleh
karir terkontaminasi oleh salmonella seperti makanan yang dibuat atau diolah di restoran atau
pekerjaan pabrik susu yang mengelola produk-produk susu. Biasanya sekitar 3-5% pasien
menjadi karir.
3. Feses. Feses dapat menularkan salmonella ke orang lain melalui rute fecal oral. Artinya
menular dari feses masuk ke mulut. Sebagai contoh seorang ibu rumah tangga yang menjadi
karir dapat menulakan salmonella kepada anggota keluarga lainnya dengan mengolah
makanan dan minuman atau memberi makanan pada anaknya sementara tangannya dalam
keadaan terkontaminasi salmonella karena kurang bersih ketika mencuci tangan ketika BAB

atau BAK. Bakteri mampu bertahan hidup dalam waktu panjang pada feses yang
kering,debu,air limbah,es dan menjadi sumber infeksi. Kebiasaan makan jajan beresiko
menderita typhoid
4. Fly (lalat). Lalat dapat menjadi vektor mekanisme penularan typhoid. Lalat dapat
menghinggapi feses yang mengandung salmonella dan menghinggapi makanan atau
minuman dan mengkontaminasinya.
5. Hubungan seksual. Tansmisi penularan salmonella melalui hubungan seksual melalui rute
oral anal, oral penis atau anal intercourse. Sehingga dapat dikatakan bahwa manusia menjadi
host dan vektor penularan penyakit ini.
6. Instrumen kesehatan. Petugas kesehatan beresiko tertular salmonella karena kontak
langsung dengan tubuh pasien (darah,urine) dan feses yang dapat mengandung salmonella,
peralatan kesehatan yang terkontaminasi, bahan untuk pemeriksaan laboratorium, alas kasur
atau sprei yang mengandung feses atau urin terkontaminasi salmonella.
4. Manifestasi Klinis Typhus Abdominalis
Manifestasi klinis demam typhoid yang disebabkan oleh S. Paratyphi lebih ringan daripada s.
Typhi.
Masa inkubasi dapat berlangsung 7-21 hari, walaupun pada umumnya adalah 10-14 hari,
masa awal penyakit, tanda dan gejala penyakit berupa anoreksia, rasa malas, sakit kepala
bagian depan, nyeri otot, lidah kotor(putih di tengah dan tepi lidah kemerahan keadaan
disertai tremor lidah), nyeri perut sehingga terdiagnosis karena gejala mirip dengan penyakit
lainnya.
Gambaran
klinis
typhus
abdominalis
terbagi
atas
4
fase
yaitu
:
1. Minggu pertama(awal terinfeksi), setelah masa inkubasi 10-14 hari, gejala penyakit berupa
demam tinggi bersekitar 39 derajat celsius hingga 40 derajat clsius, sakit kepala dan pusing,
pegal pada otot, mual, muntah, batuk, nadi meningkat, denyut lemah, perut kembung (distensi
abdomen), dapat terjadi diare atau konstipasi, lidah kotor,epistaksi. Pada akhir minggu
pertama lebih sering terjadi pada anak-anak sedangkan konstipasi lebihh sering terjadi pada
orang dewasa. Bercak-bercak yang meraah yang berupa makula papulaa disebut roseolae
karena adanya trombus emboli basil pada kulit terjadi pada hari ke-7 dan berlangsung 3-5
hari dan kemudian menghilang. Penderita typhoid di Indonesia jarang menunjukkan adanya
roseolae dan umumnya dapat terlihat dengan jelas pada berkulit putih yaitu berupa makula
merah tua ukuran 2-4 mm, berkelompok, timbul pada kulit perut, lengan atas dada bagian
bawah, kelihatan memucat bila ditekan.
2. Minggu kedua, suhu badan tetap tinggi, bradikardiak relatif, terjadi gangguan pendengaran,
lidah tampak kering dan merah mengkilat. Diare lebih sering, perhatikan adanya daerah di
feses
karena
perforasi
usus,
terdapat
hepatomegali
dan
splenomegali.
3. Minggu ketiga. Suhu tubuh berangsur-angsur turun dan normal kembali di akhir minggu.
Hal itu jika terjadi tampak komplikasi atau berhasil diobati. Jika keadaan semakain mmburuk,
dengan terjadinya tanda-tanda kas berupa delirium atau stupor, otot bergerak terus
incontinensia alvi dan inkontinensia urin, pendarahan dari usus, meteorismus, timpani dan
nyeri abdomen. Jika denyut nadi meningkat disertai peritonitis lokal maupun umum bertanda

terjadinya performasi usus. Sedangkan keringat dingin,gelisah, sukar bernapas dan nadi
menurun menunjukkan terjadinya pendarahan. Degenerasi miokard merupakan penyebab
umum
kematian
penderita
demam
typhoid
pada
minggu
ketiga.
4. Minggu keempat. Merupakan stadium penyembuhan, pada awal minggu keempat dapat di
jumpai adanya pneumonia lobaris atau tromboflebitis vena femoralis.
5. Patofisiologi Typhus Abdominalis
Kuman masuk kedalam mulut ,melalui makanan atau minuman yang tercemar oleh
salmonella (biasanya > 10.000 basil kuman). Sebagian kuman dapat mdimusnahkan oleh HCl
lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus. Jika respon imunitas humoral mukosa (IgA)
usus kurang baik maka basil salmonella akan menembus sel-sel epitel (sel M ) dan
selanjutnya ke laminan propia vdan berkembang biak ke jaringan limfoid plak peyeri di ileum
dital dan kelenjar getah bening mesenterika. Jaringan limfoid plak peyeri dan kelenjer getah
bening mesenterika mengalami hiperplasia. Basil tersebut masuk ke aliran darah (bakterimia)
melalui duktus thoracicus dan menyebar ke seluruh organ retikuloendotelial tubuh terutama
hati, sumsum tulang dan limfa melalui sirkulasi protal dari usus. Hati membesar
(hematomegali) dengan infiltrasi lifosit, zat plasma bdan sel mononuclear, serta terdapat
nekrosis vokal dan pembesaran limfa ( splenomegali). Di organ ini kuman S. Typhi
berkembang biak dan masuk sirkulasi darah lagi mengakibatkan bakterimia kedua disertai
tanda dan gejala infeksi sistemik (demam, malaise,mialgia, sakit kepala, sakit perut,
estabilitas vaskular, gangguanmental dan kuagulasi). Pendarahat saluran pencernaan terjadi
akibat erosi pembuluh darah di sekitar plak peyeri kiri yang sedang mengalami mikrosis dan
hiperplasia. Proses patologis ini dapat berlangsung hingga ke lapisan otot, serosa usus dan
mengakibatkan perforasi usus. Endotoksin basil menempel reseptor sel endotel kapiler dan
dapat mengakibatkan komplikasi seperti gangguan neuropsikiatrik kardiovaskular, pernapas
dan gangguan organ lainnya. Pada minggu pertama penyakit terjadi hyperplasia (pembesaran
sel-sel) plak peyeri disusun minggu kedua jterjadi nekrosis dan dalam minggu ketiga ulserasi
plak peyeri dan selanjutnya dan minggu keempat penyembuhan ulkus dengan dengan
meninggalkan sikatriks (jaringan parut).
6. Pemeriksaan Penunjang Pada Pasien Typhus Abdominalis
1. Pemeriksaan darah tepi
a. Eritrosit: kemungkinan terdapat anemia karena terjadi ganggaun absorpsi fe di usus
halus karena adanya inflamasi, hambatan pembentukan eritrosit dalam sumsum
tulang atau adanya perforasi usus.
b. Leukopenia polimorfonuklear (PMN) dengan jumlah lekosit antara 3000 4000/mm
kubik, dan jarang terjadi kadar lekosit < 3000/mm kubik. Leukopenia terjadi sebagai
akibat penghancuran lekosit oleh endotoksin dan hilangnya eosinofil dari darah tepi
(eosinofilia). Namun dapat juga terjadi lekositosis,limfositosis relatif pada hari ke
sepuluh demam, dan peningkatan laju endap darah.
c. Trombositopenia, biasanya terjadi pada minggu pertama (depresi fungsi sumsum
tulang belakang dan limfa).
2. Pemeriksaan urin, didapatkan proteinuria (< 2 gr/liter) dan lekosit dalam urin.

3. Pemeriksaan tinja, kemungkinan terdapat lendir dan darah karena terjadinya peredaran
usus dan perforasi. Biakan tinja untuk menemukan salmonella dilakuakn pada minggu
kedua dan ketiga serta biakan urin pada minggu ketiga dan keempat.
4. Pemeriksaan bakteriologis, diagnosis pasti bila dijumpai kuman salmonella pada biak
darah tinja, urin, cairan empedu atau sumsum tulang.
5. Pemeriksaan serologis yakni pemeriksaan widal. Ttest widal merupakan reaksi aglutinasi
antara antigen dan antibody (aglutinin). Selain itu test widal (O dan H aglutinin) mulai
positif pada hari kesepeluh dan titer akan semakin meningkat sampai berakhirnya
penyakit.
6. Pemeriksaan radiologi. Pemeriksaan ini untuk mengetahui apakah ada kelainan atau
komplikasi akibat demam typhoid.
7. Komplikasi Typhus Abdominalis
Komplikasi yang dapat terjadi meliputi:
1. Komplikasi intestinal meliputi perdarahan usus, perforasi usus, ileus paralitik
intestinal :
a. Perdarahan usus. Bila perdarahan yang terjadi banyak dan berat dapat terjadi
melena disertai nyeri perut dengan tanda-tanda renjatan.
b. Perforasi usus. Biasanya dapat timbul pada ileus di minggu ke III atau lebih.
Merupakan komplikasi yang sangat serius terjadi 1-3% pada pasien
terhospitalisasi.
c. Periumtonitis. Biasanya menyertai perforasi atau tanpa perforasi usus dengan
ditemukannya gejala akut abdomen , yaitu nyeri perut yang hebat, dinding
abdomen tegang ( defans musculair ) dan nyeri tekan.
2. Komplikasi ektraintestinal meliputi :
a. Komplikasi kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer ( renjatan, sepsis ),
miokarditis, trombosis, tromboflebitis.
b. Komplikasi darah : anemia hemolitik, trombositopenia, dan atau koagulasi
intraveskular disaminata dan sindrom uremia hemolitik.
c. Kompilkasi paru : pneumonia, empiema, dan pleuritis
d. Komplikasi hepar : hepatitis
e. Komplikasi ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, perienefitis
f. Komplikasi tulang : osteomielitis, periostitis, spondilitis, artritis.
8. Penatalaksanaan Thypus Abdominalis
Pengobatan atau penatalaksanaan pada penderita thypus abdomninalis adalah sbb
1. Bed rest, untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses penyembuhan.
Minimal 7 hari bebas demam atau 14 hari. Mobilisasi bertahap, sesuai
dengan pulihnya kekuatan pasien. Tingkatkan hygiene perseorangan,
kebersihan tempat tidur, pakaian, peralatan yang dipakai oleh pasien. Ubah
posisis minimal tiap 2 jam untuk menurunkan resiko terjadi dekubitus dan
pneumonia hipostatik. Defekasi dan buang air kecil perlu diperhatikan karena
kadang-kadang terjadi obstipasi dan retensi urin, isolasi penderita dan
disinfeksi pakaian dan ekstreta pasien.
2. Diet dan terapi penunjang. Diet makanana harus mengandung cukup cairan
dan tinggi protein serta rendah serat. Diet bertahap mulai dari bubur saring,

bubur kasar hingga nasi. Diet tinggi serat akan meningkatkan kerja usus
sehingga resiko perforasi usus lebih tinggi.
3. Pemberian antibiotka, anti radang anti inflamasi dan anti pirektik.
a. Pemberian antibiotika
Amoksilin 100mg/kgbb/hari, oral selama 10 hari
Kontrimoksazol 6 mg/kgbb/hari, oral. Dibagi dalam 2 dosis selama
10 hari.
Seftriakson 80 mg/kgbb/hari, IV atau IM sekali sehari selama 5
hari.
Sefriksim 10 mg/kgbb/hari oral, dibagi selama 10 hari
Untuk anak pilihan antibiotika yang utama adalah kloramfenikol
selama 10 hari dan di harapkan terjadi pemberantas/eradikasi
kuman serta waktu perawatan di persingkat.
b. Anti radang (antiinflamasi). Kortikosteroid diberikan pada kasus berat
dengan gangguan kesadaran. Deksametason 1-3 hari mg/kgbb/hari IV,
ddibagi 3 doss [hingga kesadaran meningkat.
c. Antipiretik untuk menurunkan demam seperti parasetamol.
d. Antiemetik untuk menurunkan keluhan mual dan muntah pasien.
9. Pencegahan Thypus Abdominalis
1. Meningkatkan sanitasi lingkungan dengan penyediaan air minum yang memenuhi
syarat (melalui proses chlorinasi), pembuangan kotoran manusia yang benar,
pemberantasan lalat dan pengawasan terhadap produk makanan/minuman dari pabrik,
home industry, rumah makan dan penjual makanan keliling.
2. Usaha terhadap manusia dengan meningkatkan personal hygine misalnya dengan
gerakan mencuci tangan; imunisasi efektif menurunkan risiko penyakit hingga 5075%. Meskipun telah mendapatkan imunisasi tetap harus memperhatikan kebersihan
makanan dan lingkungan. Di Indonesia vaksinasinya bernama chotipa (cholera
thypoid parathypoid) atau tipa thypoid para thypoid. Dapat dilakukan pada anak usia
2 tahun yang masih rentan; menemukan dan mengawasi karier thypoid dan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat tentang thypoid, pencegahan dan
pengobatan thypoid.
10. Pengkajian Data Keperawatan
Pengkajian klien dengan thypoid adalah sebagai berikut :
1. Aktivitas
Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah. Insomnia akibat diare. Merasa gelisah
dan ansietas. Pembatasan aktivitas terkait efek proses penyakit.
2. Sirkulasi
Takikardi (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri), kemerahan
area ekimosis (kekuranga vitamin K). Hipotensi, membran mukosa kering, turgor
kulit menurun, lidah pecah-pecah (akibat kekurangan cairan).
3. Integritas ego
a. Ansietas, ketakutan, emosi, perasaan tidak berday, stress terkait dengan pekerjaan
atau biaya pengobatan yang mahal
b. Menolak, perhatian menyempit, depresi

4. Eliminasi
a. Tekstur feses bervariasi mulai dari bentuk padat, lunak atau berair. Episode diare
berdarah dapat ditemukan, tidak dapat dikontrol atau kram.
b. Menurunnya bising usus, tidak ada peristaltic atau adanya peristaltic yang dapat
didengar
5. Makanan
a. Anokresia, mual/muntah, penurunan berat badan, intoleransi terhadap
makanan/minuman seperti buah segar/sayur, produk susu dan makanan berlemak.
b. Penurunan lemak subkutan/masa otot, kelemahan, tonus otot dan turgor kulit
buruk, membran mukosa pucat dan inflamasi rongga mulut.
6. Nyeri/kenyamanan
a. Nyeri tekan pada kuadran kanan bawah, nyeri mata, foto-fabia
b. Nyeri tekan abdomen, distensi abdomen
7. Keamanan
a. Anemia, vaskulitis, arthritis, peningkatan suhu, penglihatan kabur, alergi terhadap
makanan/produk susu.
b. Lesi kulit mungkin ada, ankilosa spondilitis, uveitis, konjungtivitis, intis.
8. Seksualitas
Frekuensi menurun menghindari aktifitas seksual.
9. Interaksi social
Gangguan atau peran terkait hospitialisasi, ketidakmampuan aktif dalam kegiatan
social.
10. Penyuluhan pembelajaran
Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus
11. Hygiene
Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri. Stomatitis menunjukan
kekurangan vitamin.
II.
Diagnosa Keperawatan Pada Klien Thypus Abdominalis
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak ada nafsu
makan, mual dan kembung
2. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
3. Risiko tinggi terjadi kurang volume cairan berhubungan dengan kurangnya intake
cairan dan peningkatan suhu tubuh
4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan tidak adekuatnya masukan nutrisi (mual dan
muntah), pembatasan aktivitas
5. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan istirahat total

Rencana Asuhan Keperawatan Pada Klien Thypus Abdominalis


Diagnosa
Keperawatan
1

Tujuan dan Kriteria Intervensi


Hasil
Keperawatan
2
3

Rasional
4

1. perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
berhubungan
dengan intake
makanan yang
tidak adekuat
karena
klien
tidak
nafsu
makan, mual
dan kembung

Tujuan :
1. Kaji pola makan
Pemenuhan
dan status nutrisi
kebutuhan nutrisi klien.
adekuat.
2. Berikan makan
yang
Criteria hasil :
tidak merangsang
a. Tidak ada (pedas, asam, dan
mual
dan mengandung gas)
kembung
3. berikan makanan
b. Nafsu
lunak selama fase
makan
akut
meningkat
c. Makan
4. Berikan makan
habis
1 dalam porsi kecil
porsi
tapi sering
d. Berat badan 5. Timbang
berat
meningkat/ badan klien.
normal.
6. Lakukan perawatan
mulut secara teratur
dan sering
7. Jelaskan
pentingnya
intake
nutrisi yang adekuat.
8. Berikan
nutrisi
antiemetic
sesual
program medic
9. Berikan
nutrisi
parenteral
sesuai
program
terapi
medic,
jika
pemberian makanan
oral tidak dapat
diberikan

1. Sebagai
dasar
menentukan intervensi

untuk

2. Mencegah iritasi usus dan


distensi abdomen.

3. Mencegah terjadinya iritasi us


us dan komplikasi perforasi usus

4. Mencegah rangsangan
mual/muntah
5. Untuk mengetahui masukan
makanan/penambahan BB
6. meningkatkan nafsu makan

7. Agar klien kooperatif dalam


pemenuhan
nutrisi.
8. Untuk mengontrol mual dan
muntah sehingga dapat ,
meningkatkan
masukan
makanan.
9. Untuk
mengistirahatkan
gastrointestinal, dan memberikan
nutrisi penting untuk metabolism
tubuh.

2. Hipertermi Tujuan :
1. Kaji dan catat suhu
berhubungan Hipertermi teratasi,
tubuh setiap 2 jam
dengan
Kriteria hasil :
atau4 jam.
2.
Observasi membrane
proses
a. Suhu dalam
mukosa,
pengisian
infeksi
batas normal
kapiler, turgor kulit.
(36-37)
b. Tidak
ad 3. Berikan minum 2-2,5
liter sehari/24 jam
tanda-tanda
4. Berikan
kompres

1. Sebagai dasar untuk


menentukan intervensi.
2. Untuk identifikasi tandatanda dehidrasi akibat
panas.
3. Kebutuhan cairan dalam
tubuh cukup mencegah
terjadinya panas.
4. Kompres
hangat

dehidrasi.
hangat pada dahi ketiak
Turgor
dan lipat paha
5. Anjurkan klien untuk
kulit
tirah
baring
atau
elastic
pembatasan
aktivitas
Pengisian
selama fase akut.
kapiler
6.
Anjurkan klien untuk
<3
mengunakan pakaian
Membran
yang
tipis
dan
e mukusa
menyerap keringat.
lembab
7. Berikan
terapi
antipiretik
sesuai
program medic dan
evaluasi kefektifannya.
8. Pemberian
antibiotik
sesuai program medik .
9. Pemberian
cairan
parenteral
sesuai
program medic.
10. Observasi
hasil
pemeriksaaan
darah
atau (widal kultur)dan
feses.
11.
Observasi adanya
peningkatan suhu terusmenerus
distensi
abdomen,nyeri
abdomen.

3.
resiko
tinggi terjadi
kurang
volume
cairan
berhubugan
dengan
intake cairan
dan
peningkatan
suhu tubuh.

Tujuan :
1. Observasi TTV setiap 4
Keseimbangan
jam.
2. Monitor
tanda-tanda
cairan adekuat.
kekurangan
Criteria hasil :
cairan( turgor kulit tak
a. Intake dan output
elastic, produksi urine
seimbang.
b. Tanda-tanda vital
menurun,
membrane
dalam
batas
mukosa kering, bibir
normal.
pecah-pecah, pengisian
c. Membrane
kapiler lambat)
mukosa lembab. 3. Observasi dan catat
d. Pengisian kapiler
intake
dan
output

memberi
efek
vasodilatasi pembuluh
darah,
sehingga
mempercepat penguapan
panas tubuh.
5. Menurunkan kebutuhan
metabolism
tubuh,
sehingga menurunkan
panas.
6. Pakaian
tipis
memudahkan penguapan
panas saat penurunan
panas klien akan bayak
mngeluarkan keringat .
7. Untuk
menurunkan/
mngontrol panas.
8. Untuk mengatasi infeksi
dan
mencegah
penyebaran infeksi.
9. Penggantian
cairan
akibat penguapan panas
tubuh.
10. Untuk
mngetahui
perkembangan penyakit
typhus dan efektifitas
terapi.
11. Peningkatan suhu terus
menerus
setelah
pemberian
antipiretik
dan
antibiotic
kemungkinan terjadinya
komplikasi
perforasi
usus.
1. Hipotensi,
takikardia,
demam
menunjukan
respon
terhadap
kehilangan cairan.
2. Tanda
tersebut
menunjukan kehilangan
cairan berlebihan atau
dehidrasi.
3. Untuk
mendeteksi
keseimbangan
cairan
dan elektrolit.
4. Untuk
pemenuhan

baik( kurang dari


cairan setiap 8 jam.
4. Berikan cairan peroral
3 detik).
e. Produksi
urine
2-2,5 liter/hari Jika 5.
normal.
klien tidak muntah.
f. Berat
badan 5. Timbang berat badan
normal.
dengan alat ukur yang 6.
g. Hematokrit
sama.
dalam
batas 6. Berikan
cairan
normal.
parenteral
sesuai 7.
dengan program medic.
7. Awasi
data
laboratorium(hematokri
t).
4.
intoleransi
aktivitas
berhubungan
dengan tidak
adekuatnya
masukan
nutrisi(mual
dan muntah)

Tujuan :
Toleran
terhadap
aktivitas.
Criteria hasil :
a. Tidak
ada
keluhan lelah.
b. Tidak ada taki
kardiak
dan
takipnea
bila
melakukan
aktivitas.
c. Kebutuhan
aktivitas
klien
terpenuhi.

1. Kaji tingkat tpleransi


klien erhadap aktivitas.
2. Kaji jumlah makanan
yang dikonsumsi klien
setiap hari.
3. Anjurkan klien untuk
tirah baring selama fase
akut.
4. Jelaskan
pentingnya
pembatasan
aktifitas
selama perawatan.
5. Bantu klien melakukan
aktivitas
sehari-hari
sesuai kebutuhan.
6. Libatkan
keluarga
dalam
pemenuhan
kebutuhan
aktivitas
sehari-hari
7. Berikan
kesempatan
pada klien melakukan
aktifitas sesuai kondisi
klien (jika telah bebas
panas beberapa hari,
hasil
laboratorium
menunjukan
perbaikan).
8. Berikan terapi multi
vitamin sesuai program
terapi medik.

cairan kebutuhan cairan


tubuh.
BB merupakan indicator
kekurangan cairan dan
status nutrisi.
Untuk
memperbaiki
kekurangan
volume
cairan.
Indicator status cairan
klien, evaluasi adanya
hemokonsentrasi.

1. Sebagai dasar untuk


menentukan hipertensi.
2. Untuk identifikasi intake
nutrisi klien.
3. Untuk
menurunkan
metabolism tubuh dan
mencegah iritasi usus.
4. Untuk
mengurangi
peristaltic usus, sehingga
mencegah iritasi usus.
5. Kebutuhan
aktivitas
klien terpenuhi, dengan
energy
minimal
sehingga
mengurangi
peristaltic usus.
6. Partisipasi
keluarga
meningkatkan kooperatif
klien dalam perawatan.
7. Meningkatkan
partisipasi klien dapat
meningkat harga diri
klien dan meningkatkan
toleransi aktivitas
8. Meningkatkan
daya
tahan tubuh, sehingga
meningkatkan aktivitas
klien.

BAB III
Kesimpulan
1. Thyphus abdominalis merupakan penyakit infeksi akut yang selalu ada di
masyarakat (endemik) di Indonesia, mulai dari usia balita,anak-anak dan dewasa.
2. Gambaran klinis typhus abdominalis terbagi atas
4 fase yaitu :
1. Minggu pertama(awal terinfeksi), setelah masa inkubasi 10-14 hari, gejala
penyakit berupa demam tinggi bersekitar 39 derajat celsius hingga 40 derajat
clsius, sakit kepala dan pusing, pegal pada otot, mual, muntah, batuk, nadi
meningkat, denyut lemah, perut kembung (distensi abdomen), dapat terjadi diare
atau konstipasi, lidah kotor,epistaksi.
2. Minggu kedua, suhu badan tetap tinggi, bradikardiak relatif, terjadi gangguan
pendengaran, lidah tampak kering dan merah mengkilat. Diare lebih sering,
perhatikan adanya daerah di feses karena perforasi usus, terdapat hepatomegali
dan
splenomegali.
3. Minggu ketiga. Suhu tubuh berangsur-angsur turun dan normal kembali di
akhir minggu. Hal itu jika terjadi tampak komplikasi atau berhasil diobati. Jika
keadaan semakain mmburuk, dengan terjadinya tanda-tanda kas berupa delirium
atau stupor, otot bergerak terus incontinensia alvi dan inkontinensia urin,
pendarahan dari usus, meteorismus, timpani dan nyeri abdomen. Jika denyut nadi
meningkat disertai peritonitis lokal maupun umum bertanda terjadinya performasi
usus. Sedangkan keringat dingin,gelisah, sukar bernapas dan nadi menurun
menunjukkan terjadinya pendarahan. Degenerasi miokard merupakan penyebab
umum kematian penderita demam typhoid pada minggu ketiga.
4. Minggu keempat. Merupakan stadium penyembuhan, pada awal minggu
keempat dapat di jumpai adanya pneumonia lobaris atau tromboflebitis vena
femoralis.

Daftar Pustaka

Gangguan Dan Kelainan Pada Sistem Pencernaan


Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah,
infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare,
sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).

Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering
dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare
antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding
usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral,
sehingga
terjadi
dehidrasi.

Konstipasi
(Sembelit)
Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan dengan gejala mengalami pengerasan
feses yang sulit untuk dibuang yang dapat menyebabkan kesakitan pada penderitanya.
Konstipasi dapat disebabkan oleh pola makan, hormon, akibat samping obat-obatan, dan juga
karena kelainan anatomis. Biasanya, konstipasi disebabkan karena defekasi yang tidak teratur
sehingga feses mengeras dan sulit dikeluarkan. Pengobatan konstipasi dapat dilakukan
dengan mengubah pola makan, obat pencahar (laksatif), terapi serat, dan pembedahan,
walaupun pilihan terakhir jarang dilakukan. Konstipasi hebat disebut juga dengan obstipasi.
Gangguan pada sistem pencernaan juga bisa disebabkan karena stres. Sebab stres dapat
mempengaruhi sistem saraf dalam tubuh. Sementara penanganan untuk yang susah BAB,
harus
dilihat
dulu
apa
penyebabnya.

Tukak
Lambung
(Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika
pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan
permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak
lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga
perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.

Wasir
atau
hemoroid
Wasir atau hemoroid adalah pelebaran pembuluh darah balik (vena) di dalam anyaman
pembuluh darah. Keluhan pertama kali yaitu darah segar menetes setelah buang air besar
(BAB). Biasanya tanpa disertai rasa nyeri dan gatal di anus. Pencegahannya adalah perlu diet
tinggi serat dengan makan sayur sayuran dan buah-buahan yang bertujuan membuat volume
tinjanya besar, tetapi lembek, sehingga saat BAB, karena tidak perlu mengejan dapat
merangsang wasir.

Kanker
usus
Kanker usus merupakan penyakit ketiga yang menjadi penyebab kematian di seluruh dunia.
Penelitian sebelumnya dengan menggunakan binatang sebagai percobaan, kandungan
kalsium yang banyak terdapat pada susu mampu melindungi usus dari serangan kanker. Studi
pada manusia juga menunjukan keseluruhan jumlah kalsium yang dikonsumsi sangat positif

dakam mengurangi tingkat dari resiko kanker susu ini. Setiap kenaikan 1.000 miligram
kalsium sehari atau lebih akan mempu mengurangi 15% resiko dari kanker usus pada wanita
dan 10% pada pria. Konsumsi susu dan kalsium bisa mengurangi resiko terkena kanker usus.
Keju dan yoghurt juga merupakan hasil olahan dari susu.

Gastritis
(UPPER
ABDOMINAL
SYNDROME)
Gastritis, adalah suatu radang yang akut atau kronis pada lapisan mukosa dinding lambung.
Radang yang akut dapat disebabkan oleh makanan yang kotor, dan radang yang kronis
disebabkan
oleh
kelebihan
asam
dalam
lambung.
Gangguan pencernaan bagian atas yang secara umum dikenal sebagai penyakit maag
merupakan gangguan saluran cerna yang cukup sering dikeluhkan. Selain disebabkan oleh
faktor organik seperti adanya luka/peradangan pada saluran cerna bagian atas (lambung),
gangguan ini juga dihubungkan dengan faktor psikologis mendasarinya. Gangguan ini
ditandai antara lain oleh adanya rasa sakit dan atau rasa penuh di daerah epigastrium (ulu
hati),
kanan
atau
kiri
di
bawah
lengkung
iga.
Rasa sakit bersifat membakar atau samar-samar, tidak jarang menjalar, intensitasnya sedang,
menghebat karena makanan atau langsung setelah makan, tidak ada hubungannya dengan
kejadian tertentu. Gejala-gejala lain yang timbul antara lain gangguan menelan, eruktasi
(bersendawa), pirosis (merasa terbakar dan rasa asam atau pahit), mual dan muntah, kembung
(meteorismus),
dan
lain-lain.
Penderita gastritis biasanya menunjukkan perubahan yang cukup mencolok yaitu sikap
depresi. Seringkali penderita menyalahkan lingkungan atau makanannya, tetapi ternyata
dengan diet (makanan) juga tidak mengurangi rasa sakitnya. Mereka memiliki angan-angan
untuk dirawat, dimanja, dan untuk memiliki objek yang diinginkan sehingga mereka sulit
menemukan kepuasan yang dibutuhkannya. Keseimbangan yang rapuh yang mudah menjadi
runtuh dapat terlihat ketika penderita mengalami keluhan pada saluran cernanya dan jelas
terlihat
adanya
ketergantungan
pada
objek
yang
memanjakannya.
Tetapi penderita merasa takut tergantung pada orang yang menguasainya dan ketergantungan
ini dirasakannya sebagai suatu penghinaan. Rasa takut ketergantungan, dan terhina
mengakibatkan sikap agresif terhadap mereka, yang dapat memberikan kepuasan. Timbulnya
depresi pada penderita gastritis dikarena mereka mengelakkan agresi yang timbul agar tidak
kehilangan obyek yang memanjanya, dan ini menimbulkan rasa bersalah (guild) yang
dirasakan dirinya sebagai sesuatu yang sangat buruk.
DROM FUNGSIONAL HIPOGASTRIUM (LOWER ABDOMINAL SYNDROM)
Gangguan pencernaan yang mengenai saluran cerna bagian bawah ini juga dikenal sebagai
spastic colon, irritable colon, colitis nervosa, dan obstipasi spastic. Tidak ditemukannya
penyebab spesifik (infeksi, peradangan atau gangguan anatomis) dari hasil pemeriksaan pada
saluran cerna bagian bawah, walaupun penderitanya tetap mengeluhkan kelainan pada
pencernaannya, merupakan salah satu petunjuk kecurigaan adanya sindrom fungsional
hipogastrium.
Penderita penyakit ini akan mengeluhkan rasa sakit pada perut, biasanya di bawah pusat,
diare atau obstipasi (sembelit). Bila terjadi obstipasi, feses penderita dapat keluar berbentuk
seperti
potlot
atau
tahi
kambing
(obstipasi
spastik).
Faktor psikologis yang berperan pada penderitanya yaitu adanya harapan-harapan untuk
meminta lebih banyak lagi dari orang lain karena mereka telah memberi banyak pada orang
tersebut. Angan-angan utama untuk dimanja telah berhasil diubahnya menjadi mekanismemekanisme pengelak, sehingga tidak timbul reaksi terhadap angan-angan pemanjaan yang tak
dirasa puas. Mereka secara sadar yakin dapat memberi banyak kepada orang lain namun

secara
tidak
sadar
mereka
meminta/mengharapkan
lebih
banyak
lagi.
Penderita gangguan ini pada puncak intelektualitasnya dapat secara terus terang mengakui
bahwa dengan prestasi yang mereka miliki, mereka dapat meminta lebih banyak. Secara tidak
sadar mereka merasa bahwa mereka telah memberi terlampau banyak. Pertahanan diri
mereka akan runtuh dan dapat mengakibatkan timbulnya gangguan saluran cerna tersebut bila
mereka merasa tidak dapat membayar atau ketika meraka merasa dirinya kurang dibayar.

AEROFAGI
Gejala yang timbul dari gangguan saluran cerna ini adalah berupa rasa sakit perut dan perut
dirasakan penuh dan membengkak, hal ini dibuktikan dengan bersendawa (belching) yang
keras bertubi-tubi. Simtom ini terutama ditemukan pada meraka yang bergantian menelan dan
mengeluarkan udara. Bila tidak dapat bersendawa, maka perut akan terasa kembung
(meteorismus)
dan
kentut
(flatus)
yang
tidak
berbau.
Gejala-gejala tersebut juga sering disebut sebagai sindrom Roemheld yang terdiri dari rasa
sakit di daerah jantung yang disebabkan oleh diafragma yang tertekan ke atas oleh lambung
yang
membengkak
karena
terisi
oleh
udara
(meteorismus).
Penatalaksanaan sindrom fungsional saluran cerna ini memerlukan kerjasama yang baik dari
penderita dan dokter yang merawatnya serta jika diperlukan dapat meminta bantuan dari
seorang psikiater. Karena penyebab yang mendasari gangguan ini adalah faktor psikologis
(setelah hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya penyebab organik yang mendasari nya)
dari penderitanya maka selain memberikan pengobatan yang dapat mengurangi gejala yang
dialami penderitanya maka psikoterapi juga dibutuhkan untuk menghilangkan atau
setidaknya
mengurangi
gangguan
ini.
Yang terlebih penting adalah peran serta dari penderita untuk mengatasi masalah yang
dialaminya dengan petunjuk dan bantuan dari dokter dan psikiaternya.

Caries
gigi
(gigi
berlubang)
Disebabkan oleh infeksi beberapa jenis bakteri patogen yang ada pada rongga mulut.
Timbulnya gigi berlubang disebabkan oleh pemecahan karbohidrat menjadi asam laktat yang
dilakukan oleh bakteri. Asam ini dapat melarutkan email dan dentin gigi sehingga
menimbulkan
lubang
yang
dapat
mencapai
akar
gigi.

Ambaein
(hemoroid)
Yaitu kelainan klinis akibat pelebaran pembuluh vena pada bagian anus. Biasanya terjadi
pada orang-orang yang cenderung terlalu lama duduk terus menerus, atau pada orang yang
sering
menderita
sembelit.

Radang
hati
yang
menular
(Hepatitis)
Radang hati yang menular (Hepatitis), merupakan infeksi virus pada hati, sering meluas
melalui
air
atau
makanan
yang
terkontaminasi
oleh
virus.

Kanker
lambung
Kanker lambung, yaitu gejala-gejala permulaan dari kanker lambung hampir sama dengan
gejala-gejala yang disebabkan gangguan lain pada alat pencernaan, antara lain merasa panas,
kehilangan nafsu makan, ketidaksanggupan mencerna (salah cerna) berlangsung terus
menerus, sedikit rasa muak, rasa gembung dan rasa gelisah sesudah makan, dan kadangkadang
timbul
rasa
nyeri
pada
lambung.

Radang

usus

buntu

Radang usus buntu, bila usus buntu (umbai cacing) meradang, membengkak dan terisi oleh
nanah.
Kondisi
ini
disebut
radang
usus
buntu
atau
apendistis.


Hemaroid
Hemaroid, adalah pembengkakkan vena didaerah anus. Hemaroid cenderung berkembang
pada orang-orang yang terlalu lama duduk terus menerus atau pada orang yang menderita
sembelit. Hemaroid juga sering terjadi pada wanita hamil dan orang-orang yang terlalu
gemuk. Gejala-gejala hemaroid meliputi rasa gatal-gatal, nyeri dan pendarahan.

Keracunan
makanan
Keracunan makanan, umumnya disebabkan oleh bakteri yang terdapat dalam makanan.
Bakteri dalam makanan dapat membahayakan atau menghasilkan racun yang membahayakan
tubuh. Geajala-gejala keracunan makanan meliputi muntah-muntah, diare, nyeri (sakit)
rongga
dada
dan
perut
serta
demam.

Karies
Terjadi dalam rongga mulut pada gigi yang tidak terawat. Karies terjadi karena adanya
penumpukan sisa makanan pada gigi yang difermentasikan oleh bakteri menyebabkan lubang
pada
gigi.

Sariawan
Diawali dengan timbulnya luka kecil dalam rongga mulut. Bil tidak segera disembuhkan,
sariawan dapat mengganggu pencernaan makanan di dalam mulut. Pencegahannya
dilakuakan dengan mengkonsumsi vitamin C dalam jumlah yang cukup.

Enteritis
Peradangan pada usus halus atau usus atau usus besar karena infeksi oleh bakteri

Parotitis
(
gondong
)
Peradangan pada kelenjar parotis karena infeksi virus. Yaitu infeksi pada kelenjar parotis
yang dikenal dengan penyakit gondongan. Hal ini diakibatkan oleh sejenis virus yang
ditularkan melalui percikan ludah. Penyakit ini biasanya sering terjadi pada anak-anak usia 5
15
tahun.

Kolitis
(
radang
usus
besar
)
Gejalanya berupa diare, kram perut, atau konstipasi, bahkan dapat terjadi luka atau
pendarahan
di
usus.

Xerostomia
Kelainan akibat kurangnya produksi air ludah (saliva) yang sangat sedikit, sehingga
mengakibatkan
proses
pencernaan
di
dalam
mulut
terganggu.

GUMOH
Normal terjadi pada bayi karena berkaitan dengan fungsi pencernaannya yang masih belum
sempurna. Juga karena kapasitas lambungnya masih terbatas dan otot polos saluran cernanya
masih lemah. Tak heran kala ia tengah bersemangat minum, lambung tak dapat menampung
aliran susu yang masuk, yang bisa menyebabkan gumoh. Gumoh bisa juga keluar dari
hidung. Tapi tak perlu cemas, seperti diketahui, mulut, hidung, dan tenggorokan memiliki
saluran yang berhubungan. Jadi, mungkin karena gumohnya banyak dan tak semuanya bisa
keluar dari mulut, maka cairan itu mencari jalan keluar lewat hidung.

MAGH
Biasanya dokter lebih memilih istilah dispepsia untuk gejala-gejala seperti perut kembung
dan agak perih yang terjadi pada anak-anak. Namun orang awam sering mengasosiasikan
gejala tersebut sebagai mag. Padahal, mag pada anak-anak tidak sama dengan yang terjadi
pada orang dewasa. Perbedaannya, mag pada orang dewasa biasanya bisa sampai
mengakibatkan luka lambung. Sedangkan pada anak jarang terjadi, paling hanya iritasi
lambung. Penyebab iritasi umumnya karena anak mengonsumsi makanan yang sebenarnya
belum dapat diterima lambung, semisal makanan pedas. Tidak semua anak tahan dengan

makanan pedas. Bahkan selain bikin perut perih, makanan pedas bisa berakibat lebih parah,
yakni
muntah-muntah
dan
BAB
berdarah.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis;
merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain adalah salah cerna
akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang
mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat
menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa
nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan
kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada
lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung.
Penyakit pencernaan adalah semua penyakit yang terjadi pada saluran pencernaan. Penyakit
ini merupakan golongan besar dari penyakit pada organ esofagus, lambung, duodenum bagian
pertama, kedua dan ketiga, jejunum, ileum, kolon, kolon sigmoid, dan rektum.
Gejala
Kanker
Kolon
dan
Rektum
Usus besar kolon dan rektum berbentuk saluran seperti tabung , dimana pada bagian
dalamnya adalah berupa suatu rongga . Dindingnya terdiri dari beberpa lapisan berupa
lapisan bagian dalam disebut mukosa kemudian kearah luarnya berupa lapisan otot, dan
bagian paling luarnya adalah lapisan pembungkus usus yang disebut serosa.
Fungsi usus besar ialah menyerap air, vitamin dan elektrolit, ekskresi mucus, serta
menyimpan feces (tinja) dan kemudian mendorongnya keluar melalui rektum dan dubur.
Kanker kolon dan rektum umumnya mulai tumbuh pada permukaan bagian dalam (mukosa)
yang mengarah ke dalam rongga. Pada stadium awal dimana kanker masih ukuran kecil,
maka tidak akan pernah ada gejala yang dirasakan oleh penderita, dan juga tidak akan teraba
adanya benjolan karena letaknya yang di dalam usus. Penderita juga tidak akan pernah
mengeluh adanya rasa sakit. Hal inilah yang sering menyebabkan penderita datang ke dokter
sudah
dalam
keadaan
terlambat
yaitu
stadium
lanjut.
Gejala kanker usus besar Gejala yang sering timbul pada kanker kolon dan rektum adalah
berupa : Perubahan dalam buang air besar (BAB) berupa diare, susah BAB . ,bila BAB
merasa tidak puas seperti belum semua dikeluarkan. Ada darah pada tinja berwarna merah
atau kehitaman. Ukuran tinja yang mengecil , tidak seperti ukuran biasanya. Bentuk tinja
bisa kecil-kecil seperti kotoran kambing. Keluhan rasa tidak enak pada perut seperti
kembung, rasa penuh di perut,mual Berat badan yang makin menurun yang tidak diketahui
penyebabnya. Pada keadaan lanjut, tidak bisa BAB sama sekali dan perut makin kembung
dan terasa sakit, bisa disertai muntah, dan keadaan umum memburuk.
USUS
HALUS
Penyakit
Crohn
Penyakit Crohn (Enteritis Regionalis, Ileitis Granulomatosa, Ileokolitis) adalah peradangan
menahun pada dinding usus. Penyakit ini mengenai seluruh ketebalan dinding usus.
Kebanyakan terjadi pada bagian terendah dari usus halus (ileum) dan usus besar, namun
dapat terjadi pada bagian manapun dari saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus,
dan
bahkan
kulit
sekitar
anus.
Penyebab penyakit Crohn tidak diketahui. Penelitian memusatkan perhatian pada tiga
kemungkinan penyebabnya, yaitu: - Kelainan fungsi sistim pertahanan tubuh - Infeksi Makanan.
Gejala awal yang paling sering ditemukan adalah diare menahun, nyeri kram perut, demam,
nafsu
makan
berkurang
dan
penurunan
berat
badan.

Pola
umum
dari
penyakit
Crohn
Gejala-gejala penyakit Crohn pada setiap penderitanya berbeda, tetapi ada 4 pola yang umum
terjadi,
yaitu
:
Peradangan : nyeri dan nyeri tekan di perut bawah sebelah kanan
Penyumbatan usus akut yang berulang, yang menyebabkan kejang dan nyeri hebat di dinding
usus,
pembengkakan
perut,
sembelit
dan
muntah-muntah
Peradangan dan penyumbatan usus parsial menahun, yang menyebabkan kurang gizi dan
kelemahan
menahun
Pembentukan saluran abnormal (fistula) dan kantung infeksi berisi nanah (abses), yang sering
menyebabkan demam, adanya massa dalam perut yang terasa nyeri dan penurunan berat
badan.
Abses
Abdomen
Abses Abdomen (abses perut) bisa terbentuk dibawah diafragma, di pertengahan perut, di
rongga panggul atau dibelakang rongga perut. Abses juga terbentuk di dalam atau di sekitar
organ perut, misalnya ginjal, limfa, pankreas, atau hati, atau di dalam kelenjar
prostat.PENYEBABAbses
abdomen
seringkali
terjadi
akibat:

Cedera

Infeksi
atau
perforasi
usus

Infeksi
organ
perut
lainnya.
GEJALA
Abses dibawah diafragma terjadi jika cairan yang terinfeksi (misalnya karena pecahnya usus
buntu) naik ke atas akibat tekanan perut atau organ perut dan akibat tarikan ketika diafragma
bergerak
selama
proses
pernapasan.
Gejalany
berupa:

Batuk
nyeri
yang
ditimbulkan
ketika
menghirup
napas
Nyeri di bahu (referred pain), karena diagfarma dan bahu memiliki saraf yang sama dan
otak
salah
mengartikan
sumber
nyerinya.
Abses
di
pertengahan
perut
Bisa
terjadi
akibat:
pecahnya
usus
buntu
perforasi
usus
besar
penyakit
peradangan
usus
penyakit
divertikulum.
Penyebab terjadinya abses panggul sama dengan penyebab terjadinya abses di pertengahan
perut
ditambah
dengan
infeksi
ginekologis
(kandungan).
Gejalanya
berupa:
nyeri
perut
diare
akibat
iritasi
usus
-desakan berkemih atau sering berkemih akibat iritasi kandung kemih.
Abses retroperitoneal (abses di belakang rongga perut) terletak di belakang peritoneum
(selaput
tipis
yang
melapisi
rongga
dan
organ
perut).
Penyebab
terjadinya
abses
retroperitoneal
:
perdangan
usus
buntu
(apendisitis)
peradangan
pankreas
(pankreatitis).
Nyeri biasanya dirasakan di punggung sebelah bawah dan semakin memburuk jika penderita
menggerakkan
tungkainya
ke
arah
pinggul.
Abses ginjal bisa disebabkan oleh bakteri yang berasal dari suatu infeksi yang terbawa ke
ginjal melalui aliran darah atau akibat suatu infeksi saluran kemih yang terbawa ke ginjal dan

menyebar
ke
dalam
jaringan
ginjal.
Abses di permukaan ginjal (abses perinefrik) hampir selalu disebabkan oleh pecahnya suatu
abses di dalam ginjal, yang menyebarkan infeksi ke permukaan dan jaringan di sekitarnya.
Gejala
dari
abses
ginjal
adalah:
demam,
menggigil
nyeri
di
punggung
sebelah
bawah
nyeri
ketika
berkemih
air
kemih
mengandung
darah
(kadang-kadang).
Abses
limpa
bisa
disebabkan
oleh:

suatu
infeksi
yang
terbawa
oleh
aliran
darah
ke
limpa

cedera
pada
limpa
penyebaran infeksi dari abses di dekat limpa (misalnya abses dibawah diafragma). Nyeri
bisa dirasakan di perut sebelah kiri, di punggung atau di bahu sebelah kiri.
Abses di dalam pankreas biasanya terbentuk setelah suatu serangan pankreatitis akut.
Gejalanya berupa demam, nyeri perut, mual dan muntah, yang seringkali timbul 1 minggu
atau
lebih
setelah
penderita
sembuh
dari
pankreatitis.
Abses hati bisa disebabkan oleh bakteri atau amuba (parasit bersel tunggal). Amuba dari
suatu infeksi usus sampai ke hati melalui pembuluh getah bening. Bakteri bisa sampai ke hati
melalui:
kandung
kemih
yang
terinfeksi
luka
tusuk
atau
luka
tembus
infeksi
di
dalam
perut
- infeksi dari bagian tubuh lainnya yang terbawa oleh aliran darah.
Gejala dari abses hati adalah berkurangnya nafsu makan, mual dan demam. Bisa terjadi nyeri
perut.
Abses prostat biasanya terjadi akibat suatu infeksi saluran pencernaan yang menyebabkan
prostatAbses prostat paling sering terjadi pada usia 40-60 tahun. Penderita merasakan nyeri
ketika berkemih, sering berkemih atau sulit untuk berkemih. Kadang penderita merasakan
nyeri dalam di pangkal penis dan air kemihnya mengandung darah atau nanah.
DIAGNOSADiagnosis abses abdomen ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.Untuk
menentukan lokasi yang pasti, dilakukan pemeriksaan CT scan atau USG.
PENGOBATANPada hampir semua kasus abses abdomen, nanah harus dibuang, baik melalui
pembedahan maupun dengan bantuan sebuah jarum yang dimasukkan melalui kulit.
Dilakukan analisa nanah di laboratorium guna menentukan organisme penyebab infeksi,
sehingga bisa diberikan antibiotik yang paling efektif untuk organisme yang bersangkutan.

Pencegahan
Pengobatan
Diare
Pengobatan diare yang paling dianjurkan adalah memberikan oralit. Tidak ada anak yang
meninggal karena diare, yang ada meninggal karena dehidrasi. Jadi, yang perlu diwaspadai
bukan diarenya, melainkan dehidrasinya. Selama cairan tubuhnya cukup, tak perlu khawatir.
Salah
satu
indikator
dehidrasi
adalah
buang
air
kecilnya.
Oralit mengandung glukose, natrium, kalium, dan bikarbonat untuk menggantikan cairan
yang hilang lewat BAB. Sementara pada air putih, natrium dan kaliumnya turun. Anak malah
bisa kejang, kembung, dan lemas kalau hanya tergantikan airnya saja. Yang juga harus
diperhatikan, jangan menyamakan komposisi oralit untuk anak dan dewasa. Pada anak,

natriumnya lebih rendah. Jadi, kalau mencretnya 2 sendok, jangan memberikan oralit segelas,
mencret setengah gelas, jangan memberikan oralit tiga gelas. Jadinya malah hipernatrium,
bisa-bisa anak mengalami koma. Kebutuhan cairan disesuaikan dengan oralit.
Cara
Mengatasi
Gumoh
Sendawakan bayi setiap habis menyusu. Hindari juga posisi telentang setelah bayi disusui
karena cairan yang masuk ke tubuh bayi akan mencari posisi yang paling rendah. Nah, bila
ada susu dalam lambung, akan ada refleks yang bisa menyebabkam bayi muntah.
Yang perlu dikhawatirkan bila bayi tersedak dan muntahnya masuk kesaluran. pernapasan
alias paru-paru. Tentu saja ini berbahaya. Terlebih bila si bayi tersedak susu yang sudah
masuk ke lambung karena sudah mengandung asam dan akan merusak paru-paru. Jika ini
yang
terjadi,
tak
ada
pilihan
lain
kecualimembawanya
ke
dokter.
Cara
Mengatasi
Magh
Sebaiknya bila ada gejala gejala dyspepsia, anak harus diperiksa dan diobati lebih lanjut.
Untuk sementara, hindari makanan yang asam berminyak, pedas, dan juga minuman seperti
soft
drink.
Jika
perutnya
sakit,
berikanmakana
lunak.
Cara terbaik untuk mencegah dan mengurangi risiko kanker usus adalah dengan
mengkonsumsi makanan yang seimbang antara buah, sayuran, dan kalori. untuk mengurai
proses
penimbunan
lemak.
Banyak faktor penyebab gangguan pada istem pencernaan, antara lain pola makanan yang
salah, infeksi bakteri, atau karena adanya kelainan pada alat pencernaan makanan.

Anda mungkin juga menyukai