PENDAHULUAN
Lingkungan yang bersih adalah lingkungan yanhg sehat. Apabila lingkungan sehat maka
bakteri dan virus akan lebih sedikit berkembang biak disana. Begitupun dengan bakteri
salmonella typhi penyebab demam tifoid akan lebih banyak terdapat pada lingkungan yang
kotor dan tingkat perilaku hidup bersih sehat sangat kurang sehingga kuman tersebut akan
banyak terdapat disana. Kurangnya menjaga kebersihan lingkungan dan rendahnya kesadaran
mastarakat dalam berperilaku hidup bersih sehat akan menjadi bimerang bagi masyarakat itu
sendiri, khususnya lingkungan mereka akan lebih rentan terkena penyakit.
Demam tifoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia. Penyakit ini termasuk
penyakit menular yang tercantum dalam undang-undang nomor 6 Tahun 1962 tentamh
wabah. Kelompok penyakit menular ii merupakan penyakit yang mudah menular dan dapat
menyerang banyak orang sehingga dapat menimbulkan wabah.
Tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh kuman salmonella
Thypi. Kuman Salmonella Typhi masuk tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan
air yang tercemar. Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang
dikenal dengan 5F yaitu food (makanan), fingers (jari
tangan/kuku), fomitus (muntah), fly (lalat), dan melalui feses. Apabila orang tersebut kurang
memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar
kuman salmonella thypi masuk ke tubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman
masuk kedalam lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan
sebagian lagi masuk ke usus halus bagian distal dan mencapai jaringan limpoid. Di dalam
jaringan limpoid ini kuman berkembang biak, lalu masuk ke aliran darah dan mencapai sel-
sel retikuloendotelial.
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang diangkat pada makalah ini adalah bagaimana pelaksanaan
asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem gastrointestinal khususnya pada
pasien demam tifoid.
2. Tujuan Khusus
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Salmonella parathypi A
3. Salmonella parathypi B
4. Salmonella parathypi C
5. Feses dan urin dari penderita thypus.
2..3 PATHOGENESIS DEMAM TIFOID
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang
dikenal dengan 5 F yaitu food ( makanan), fingers( jari tangan atau kuku), fomitus (
muntah), fly ( lalat) dan melalui feses.
Feses dan muntah pada penderita typhoid dapat menularkan kuman
salmonella thypi kepada orang lain. Kuman tersebut dapat ditularkan melalui
perantara lalat, dimana lalat akan hinggap dimakanan yang akan dikomsumsi oleh
orang yang sehat. Apabila orang tersebut krang memperhatikan kebersihan dirinya
seperti memcucu tangan dan makanan yang tercemar kuman salmonella thypi masuk
ketubuh orang yang sehat melalui mulut. Kemudian kuman masuk kedalam lambung,
sebagian kuman akan dimusnakan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk
kedalam usus halus bagian distal dan memcapai jaringan limpoid. Didalam jaringan
limpoid ini kuman berkembang biak lalu masuk kealiran darah dan mencapai sel-sel
retikuloendotelia.Sel-sel retikuloendotial ini kemudian melepaskan kuman kedalam
sirkulasi darah dan menimbulkan bakterimia, kuman selanjutnya masuk kelimpa, usus
halus dan kandung empedu.
Semula disangka demam dan gejala toksemia pada thypoid disebabkan oleh
endotoksemia. Tetapi berdasarkan peneliatian ekperimental disimpulkan bahwa
endotoksemia bukan merupakan penyebab utama demam pada thypoid. Endotoksemia
beperan pada pathogenesis thypoid, karna membantu proses inflamsai local pada usus
halus. Demam disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksiknya merangsang
sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.
Masa Inkubasi
Masa inkubasi dapat berlangsung 7-21 hari, walaupun pada uumnya adalah 10-12
hari. Pada awal penyakit keluhan dan gejala penyakit tidak lah khas, berupa:
a. Anoreksia
4
b. Rasa malas
d. Nyeri otot
e. Lidah kotor
Biasanya jika gejala khas itu yang tampak, diagnosis kerja pun bisa langsung
ditegakkan. Yang termasuk gejala khas Demam Tifoid adalah sebagai berikut:
Setelah melewati masa inkubasi 10-14 hari, gejala penyakit itu pada awalnya sama
dengan penyakit infeksi akut yang lain, seperti demam tinggi yang berkepanjangan
yaitu setinggi 39 C hingga 40C, sakit kepala, pusing, pegal-pegal, anoreksia, mual,
muntah, batuk, dengan nadi antara 80-100 kali permenit, denyut lemah, pernafasan
semakin cepat dengan gambaran bronchitis kataral, perut kembung dan merasa tak
enak, sedangkan diare dan sembelit silih berganti. Pada akhir minggu perama diare
lebih sering terjadi. Khas lidah pada penderita adalah kotor di tengah, tepid an ujung
merah serta bergetar atau tremor. Epistasis dapat dialami oleh penderita sedangkan
tenggorokan terasakering dan meradang. Jika penderita ke dokter pada periode
tersebut,akan menemukan demam gejala-gejala di atas yang biasa saja yang terjadi
pada penyakit lain juga. Ruam kulit (rash) umumnya terjadi pada hari ke tujuh dan
terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata, bercak-bercak ros
(roseola) berlangsung 3-5 hari,kemudian hilang dengan sempurna. Roseola terjadi
terutama pada pendrita golongan kulit putih yaitu berupa macula merah tua ukuran
2-4 mm, berkelompok, timbul paling sering pada kulit perut, lengan atas atau dada
bagian bawah, kelihatan memucat bila di tekan. Pada infeksi 7yang berat, purpura
5
kulit yang difus dapad dijumpai. Limpa menjadi teraba dan abdomen mengalami
distensi.
Minggu kedua
Minggu ke tiga
Suhu tubuh berangsur-angsur turun dan normal kembali diakhir minggu. Hal itu jika
terjad tanpa komplikasi atau berhasil diobati. Bila keadan membaik, gejala-gejala
akan berkurang dan tempetur mulai turun. Meskipun demikian justru pada saat ini
komplikasi perdarahan dan profesi cendrung untuk terjadi, akibat lepasnya kerak
dari ulkus. Sebaliknya bila keadaan semakin memburuk, dimana toksemia memberat
dengan terjadinya tanda-tanda khas berupa delirium atau stupor, otot-otot bergerak
terus, inkontinensia alvi dan inkontinensia urin. Meteorisme dan timpani masih
terjadi,juga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti dengan nyeri perut.
Penderita kemudian mengalami kolaps. Jika denyut nadi sangat meningkat disertai
oleh peritonitis local maupun umum, maka hal ini menunjukkan telah terjadinya
perforasi usus sedangkan keringat dingin, gelisah, sukar bernapas dan kolaps dari
6
nadi yang teraba denyutnya memberikan gambaran adanya perdarahan. Degenerasi
miokardial toksik merupakan penyebab umum dari terjadinya kematian penderita
demam tifoid pada minggu ketiga.
Minggu keermpat
Merupakan stdium penyembuhan meskipun pada awl minggu ini dapat dijumpai
adanya pneumonia lobar atau tromflebitis vena femoralis.
komplikasi intestinal
a) Perdarahan usus
b) Perforasi usus
c) Ileus paralitik
7
g) Neuropsikiatrik: delirium,meningismus, meningitis, polyneuritis,
sindrom giullan-barre, psikosis dan sindrom katatonia.
Pemeriksaan labolatorium
Uji widal
Uju widal adalah suatu teaksi aglutinasi antara anti gen dan anti bodi
(agglutinin). Aglutininyang spesifik terhadap salmonella typhi terdapat dalam
serum klien dengan typhoid juga terdapat padaorang yang pernah di
vaksinasikan. Antigen yng digunakan pada uji iwal adalah suspense salmonella
yang sudah dimatikan dan di olah di labolatorium. Tujuan dari uji iwal ini adalah
untulk menentukan adan ya glutinin dalam serum klien yang disangka menerita
typhoid. Akibat oleh infeksi salmonella typhi, klien membuat anti bodi atau
agglutinin yaitui:
8
Dari ketiga aglutinin tersebut hanya aglutinin O dan H yang ditentukan titernya
untuk diagnose, namun makin tinggi titernya makin besar kiln menderita typhoid.
SGOT dan SGPT pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat
kembali normal setelah sembuhnya typhoid.
1. Perawatan
a. Tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang lebih
selama 14 hari.
2. Diet
b. Makanan harus mengandung cukup cairan, kalori, dan tinggi protein, tidak
boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang maupun menimbulkan
banyak gas.
3. Obat
9
a. Antimikroba; kloranfenikol, tiam fenikol, Co-trimoksazol ( kombinasi
trimethoprim dan sulkametoksazol).
c. Sopportif: vitamin-vitamin
Fokus perngkajian
1. Identitas
2. Keluhan utama
Pada pasien thypoid biasanya mengeluh perut merasa mual dan kembung,nafsu
makan menurun,panas dan demam.
10
Pada umumnya pasien thypoid mengalami
demam,anorexia,mual,muntah,diare,perasaan tidak enak diperut,pucat(anemi),nyeri
kepala atau pusing,nyeri otot,lidah kotor,gangguan kesadaran berupa samnolen
sampai koma.
Apakah dalam kesehatan keluarga ada yang pernah menderita thypoid atau sakit
yang lainnya.
6. Riwayat psikososial
Pasien akan terganggu aktivitasnya akibat adanya kelemahan fisik serta pasien
akan mengalami keterbatasan gerak akibat penyakitnya.
D. Pola eliminasi
11
Kebiasaan dalam BAK akan terjadi retensi bila dehidrasi karena panas yang
meninggi,konsumsi cairan yang tidak sesuai dengan kebutuhan.
Pada pola reproduksi dan seksual pada pasien yang telah atau sudah menikah
akan terjadi perubahan.
Bagaimanakah persepsi terhadap status kesehatan saat ini dan sampai sejauh
mana pasien memahami penyakit dan perwatannya.
Kaji apakah yang bisa dilakukan pasien dalam menghadapi setiap stressor.
12
8. Pemeriksaan fisik
A. Keadaan umum
D. Sistem integument
E. Sistem eliminasi
13
4. gangguan keseimbangan cairan (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
pengeluaran cairan yang berlebihan (diare atau muntah)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Deman thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran
cerna dengan gejala demam yang lebih dari 1 minggu,yang menimbulkan gangguan
pada saluran pencernaan dan ganguan kesadarn. Penyakit ini disebabkan oleh
salmonella thyposa. Penularan salmonella dapat ditularkan melalui berbagai cara
yang dikenal dengan 5F yaitu food (makanan),fingers (jari tangan atau
kuku),fomitus (muntah),fly (lalat) dan melalui feses.
3.2 Saran
Semoga makalah yang telah tim penyusun tulis ini dapat bermanfaat bagi bagi
pembaca dan khusus Bagi tim penulis sendiri. Makalah ini masih jauh dari kata
sempurna oleh itu kami sebagai tim penulis meminta saran atau kritik yang
membangun kepada pembaca.
15