Anda di halaman 1dari 15

THYPOID

TUGAS KELOMPOK 3
MATA KULIAH ILMU DASAR KEPERAWATAN

DOSEN PEMBIMBING
Ns. Melti Suriya, M.Kep

1. Ririn Apriani 9. Vanesa Melan Alfares


2. Sari Meliana 10. Vennya Akita Buhtiar Fenizar
3. Sharah Alhunsa 11. Viona Afrilia
4. Silvia Marviani 12. Vivy Fitrianingsih
5. Sisri Okta Suryani 13. Wella Vista Edward
5. Sofia Junisa Putri 14. Yulia Ananda Syafira
7. Titin Gumala Sari 15. Zona Vauzi
8. Tomy Ramadhan
Definisi Thypoid
● Demam tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif
Salmonella typhii. Disebut Tifoid karena pada awalnya penyakit ini memiliki
mnanifestasi yang hampir sama dengan Demam Tifus yang disebabkan oleh
bakteri Rickettsia oleh karena itu penyakit ini diberi akhiran “id” yang berarti
mirip.

● Di Indonesia sendiri penyakit ini lebih akrab dengan sebutan Tifus atau Tipes
karena kemiripannya dengan demam Tifus tersebut. Demam tifoid merupakan
suatu infeksi Fecal-Oral yang pada nantinya akan menyerang saluran Cerna
khususnya usus halus (jejunum dan ileum) dilanjutkan dengan masuknya ke dalam
aliran darah (bakteremia) yang akan menyebabkan gejala atau tanda yang khas
tempat dimana kuman melewati organ selama bakteremia tersebut.
●  
Etiologi ● Salmonella sp. adalah salah satu strain dari bakteri gram negative bentuk
bacil atau batang, tidak berspora, tidak berkapsul, bergerak dengan flagella
peritrik, memiliki ukuran 2-4 µm x 0,5 -0,8 µm. Kuman ini tumbuh dalam
suasana aerob dan fakultatif anaerob, mati dalam suhu 56 oC dan pada
keadaan kering. Di dalam air dapat bertahan selama 4 minggu dan hidup
subur dalam media yang mengandung garam empedu. Memiliki 3 macam
antigen yaitu antigen O (somatik berupa kompleks polisakarida), antigen H
(flagel) dan antigen Vi

● Berdasarkan serotipenya kuman Salmonella dibedakan menjadi 4:


1. Salmonella typhi,
2. Salmonella paratyphi A,
3. Salmonella paratyphi B,
4. Serotipe group D.

Salmonella typhi, Paratyphi A, dan Paratyphi B merupakan penyebab infeksi


utama pada manusia, bakteri ini selalu masuk melalui jalan oral
Epidemologi
Demam tifoid dan paratifoid merupakan penyakit infeksi endemic
di Asia, Afrika, Amerika Latin, kep. Karibia, dan Oceania,
termasuk Indonesia. Penyakit ini tergolong menular yang dapat
menyerang banyak orang melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi.

Insiden demam tifoid di seluruh dunia tahun 2002 sekitar 16 juta


per tahun, 600.000 diantaranya berakhir dengan kematian. Di
Indonesia prevalensi 91% kasus demam tifoid terjadi pada umur
3-19 tahun dengan kejadian yang meningkat setelah usia 5
tahun.

Ada dua sumber penularan penyakit ini yaitu pasien yang


menderita demam tifoid dan yang lebih sering adalah dari carier
yaitu orang yang sudah sembuh dari demam tifoid tapi masih
mengekskresikan S. typhii dalam tinja selama lebih dari setahun.
Dapat juga terjadi transmisi transprasental dari seorang ibu hamil
yang berada dalam bakteremia kepada bayinya.
Patofisiologi

Patogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses


kompleks yang mengikuti ingesti organism, yaitu:
1) penempelan dan invasi sel- sel pada Peyer Patch,
2) bakteri bertahan hidup dan bermultiplikasi dalam
makrofag Peyer Patch, nodus limfatikus
mesenterica, dan organ- organ extra intestinal
sistem retikuloendotelial
3) bakteri bertahan hidup di dalam aliran darah,
4) produksi enterotoksin yang meningkatkan kadar
cAMP di dalam kripta usus dan meningkatkan
permeabilitas membrane usus sehingga
menyebabkan keluarnya elektrolit dan air ke dalam
lumen intestinal
Gejala Klinis

Keluhan dan gejala Demam Tifoid umumnya tidak khas, dan bervariasi dari gejala yang
menyerupai flu ringan sampai sakit berat dan fatal yang mengenai banyak sistem organ.
Secara klinis gambaran penyakit demam tifoid berupa demam berkepanjangan, gangguan
gastrointestinal dan keluhan susunan saraf pusat.

Masa tunas demam tifoid berlangsung antara 10-14 hari. Demam lebih dari 7 hari, biasanya
mulai dengan subfebris yang makin hari makin meninggi, sehingga pada minggu ke 2 panas
tinggi terus menerus terutama pada malam hari. Demam yang terjadi biasanya khas tinggi
pada sore hingga malam hari dapat mencapai 39-40 oC dan cenderung turun menjelang pagi.
Dalam minggu kedua, penderita terus berada dalam keadaan demam. Pada minggu ketiga
suhu badan berangsur- angsur turun dan normal pada akhir minggu ketiga.
Diagnosis
Anamnesis
Diagnosis cukup ditegakkan dengan gejala klinis yaitu anamnesis dan pemeriksaan fisik. Karena
pemeriksaan kuman melalui metode kultur memerlukan waktu yang lebih lama untuk mendapatkan
hasil pasti Salmonella typhi.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik penderita sangat tergantung pada keadaan pasien yang bervariasi menurut sudah
sampai dimana perjalanan penyakitnya. Keadaan Umum anak biasanya tampak lemah atau lebih rewel
dari biasanya. Pada keadaan yang sudah terjadi komplikasi sangat mungkin keadaan menjadi toksik,
salah satunya adalah penurunan kesadaran mulai dari delirium, stupor hingga koma.
Pemeriksaan Penunjang
● Darah Lengkap, Pada keadaan Demam Tifoid yang sudah terjadi komplikasi berupa perdarahan
usus sangat mungkin didapatkan anemia dengan tipe Hipokromik Mikrositik.
● Uji Widal, Maksud uji widal adalah untuk menentukan adanya agglutinin/antibodi dalam serum
penderita
Diagnosa Banding

Pada stadium dini demam tifoid, beberapa penyakit kadang- kadang secara klinis
dapat menjadi diagnosis banding dari demam tifoid diantaranya :

1. Influenza/common cold,
2. gastroenteritis akut,
3. bronchitis atau bronkopneumonia bila didapatkan tanda- tanda sesak,
4. batuk dan demam.

Pada demam tifoid yang berat sepsis, leukemia, limfoma dan penyakit Hodgkin
dapat sebagai diagnosis banding.
Penatalaksanaan

Prinsip utama dalam pengobatan demam tifoid adalah


Istirahat dan perawatan, diet dan terapi penunjang
(simtomatik dan suportif), serta pemberian antibiotika. Pada
kasus tifoid yang berat hasus dirawat di rumah sakit agar
pemenuhan cairan, eletrolit, serta nutrisi disamping observasi
kemungkinan penyulit.
Pencegahan

Pencegahan demam tifoid sangatlah penting, selain utntuk meningkatkan


kualitas kesehatan masyarakat pencegahan juga berperan dalam mengurangi
penderita carier sehingga resiko penularannya akan berkurang. Yang terpenting
adalah hygiene pribadi dengan menjaga kebersihan dan kualitas makanan yang
dikonsumsi.

Macam- macam pencegahan untuk demam tifoid antara lain:


1. Preventif dan control penularan
2. Vaksinasi.
Komplikasi dan
Penatalaksanaannya

Secara garis besar terdapat 2 macam komplikasi :

1. komplikasi intestinal, mencakup perdarahan intestinal dan perforasi


usus.
2. komplikasi ekstra intestinal, Komplikasi extraintestinal yang paling
sering terjadi pada anak- anak adalah manifestasi neuropsikiatrik yang
mana sering terjadi delirium dan atau Sindroma Otak Organik yang
lain. Hal ini sering juga disebut sebagai tifoid toxic atau tofoid
ensefalopati. Pengobatannya ditambah dengan Kortikosteroid
(dexamethasone) 3x5 mg.
Prognosis

Prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan


terapi, usia, keadaan kesehatan sebelumnya dan
ada tidaknya komplikasi. Munculnya komplikasi
seperti perforasi gastrointestinal atau perdarahan
hebat, meningitis, endokarditis, dan pneumonia dapat
mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi.
KESIMPULAN

Demam tifoid pada anak disebabkan oleh bakteri gram negatif Salmonella
typhi yang ditularkan melalui jalur fecal-oral yang mana pada nantinya akan
masuk ke saluran cerna dan melakukan replikasi dapal ileum
terminal.Jumlah minimal kuman yang masuk saluran cerna minimal
berjumlah 105 dimana kuman ini akan masuk ke lamina propria usus
kemudian difagosit oleh makrofag jaringan yang mana kuman akan
melakukan replikasi di dalam makrofag itu sendiri dan dibawa ke Peyer
Patch lalu mengalami bakteremia primer dan sekunder melewati organ-organ
Retikulo Endotelial Sistem diantaranya Hepar dan Lien. Baketermia ini
sendiri akan memberikan gejala seperti hepatosplenomegali karena proses
inflamasi lokal organ. Lalu akan kembali lagi ke dalam usus tempat
masuknya kuman pertama kali.

Anda mungkin juga menyukai