(medical sciene)
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Aenean commodo
2. Dapat juga terjadi transmisi ligula eget dolor.
transprasental dari seorang ibu hamil yang
berada dalam bakteremia kepada bayinya.
Patofisiologi
Patogenesis demam tifoid melibatkan 4 proses kompleks yang
mengikuti ingesti organism, yaitu:
Subtitle
ringan sampai sakit berat dan
fatal yang mengenai banyak
sistem organ. Secara Tklinis
EACHING PROCESS
gambaran penyakit demam
tifoid berupa demam
berkepanjangan, gangguan
gastrointestinal dan keluhan
susunan saraf pusat.
Diagnosis
1) Anamnesis
Anamnesis yang perlu dievaluasi untuk mengarahkankecurigaan terhadap demam tifoid :
a.Demam, onset (hitung lama demam dari awal sakit sampai dibawa ke pusat pengobatan),
tipe demam (demam terutama pada malam hari dan turun menjelang pagi hari),
menggigil atau tidak, keringat dingin, sejak kapan mulai demam tinggi terus tanpa suhu
turun, disertai kejang atau tidak.
b.Gejala gastrointestinal, Diare (sejak kapan, frekuensi, ampas +/-, konsistensi, volume
tiap diare, warna, darah, lender), konstipasi (sejak kapan mulai tidak BAB), mual atau
muntah, anoreksia, malaise, perut kembung.
c. Gejala SSP apakah anak sempat mengalami tidak sadar? Atau hanya sebatas ngelindur
atau mengigau saja waktu tidur.
d. Riwayat Penyakit dahulu ditanyakan untuk mencari tahu apakah pernah sakit seperti ini
e.Riwayat Terapi, bila sudah mendapatkan terapi baik hanya antipiretik dan atau antibiotika
klinis penyakit kemungkinan sangat mungkin sudah mengalami perubahan.
f.Riwayat kehidupan sosial adalah yang tidak boleh dilupakan mengingat salah satu faktor
resiko terjadinya penyakit adalah lingkungan yang padat dan sanitasi perorangan yang
kurang baik.
g.Riwayat makanan
h. Riwayat Imunisasi
2) Pemeriksaan Fisik
b.Uji Widal.
Uji widal dilakukan untuk deteksi antibodi terhadap kuman Salmonella typhi.Pada
uji widal terjadi suatu reaksi aglutinasi antara antigen kuman Salmonella typhi
dengan antibody penderita yang disebut agglutinin. Antigen yang digunakan pada
uji widal adalah suspense bakteri Salmonella yang sudah dimatikan dan diolah di
laboratorium. Maksud uji widal adalah untuk menentukan adanya
agglutinin/antibodi dalam serum penderita tersangka demam tifoid yaitu:
antigen O (dari tubuh kuman itu sendiri), antigen H (dari flagella kuman), antigen
Vi (simpai kuman) dan antigen Paratyphi A dan B (antigen dari Salmonella
Paratyphi A dan B)
c. Kultur
Hasil biakan darah yang positif memastikan demam tifoid, akan tetapi hasil negatif tidak menyingkirkan demam
tifoid, karena mungkin disebabkan beberapa hal sebagai berikut: 1) telah mendapat terapi antibiotik. Bila pasien
sebelum dilakukan kultur darah telah mendapat antibiotik, pertumbuhan kuman dalam media biakan terhambat
dan hasil mungkin negatif.vKultur kuman dapat diambil dari darah, urin, atau feses.
e.Pemeriksaan Radiologi
Pemeriksaan radiologi bukan merupakan pemeriksaan wajib untuk menegakkan diagnosa, tapi untuk evaluasi
sudah terjadi komplikasi atau belum :
Foto thorax, apabila saat perawatan didapatkan sesak, sangat mungkin terjadi infeksi sekunder berupa pneumonia.
Foto Polos abdomen (BOF), bila diduga sudah terjadi komplikasi intestinal seperti perforasi usus.
Diagnosa Banding
Mencakup perdarahan intestinal dan perforasi usus. Pada perdarahan intestinal diawali
dari Peyer Patch yang mengalami infeksi terutama pada ileum terminal dapat terbentuk
tukak/luka yang berbentuk lonjong dan memanjang terhadap sumbu usus.
2)Komplikasi Extraintestinal
Yang paling sering terjadi pada anak- anak adalah manifestasi neuropsikiatrik yang
mana sering terjadi delirium dan atau Sindroma Otak Organik yang lain. Hal ini sering
juga disebut sebagai tifoid toxic atau tofoid ensefalopati. Pengobatannya ditambah
dengan Kortikosteroid (dexamethasone) 3x5 mg.
Prognosis
prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan terapi, usia, keadaan kesehatan
sebelumnya dan ada tidaknya komplikasi. Di Negara maju, dengan terapi antibiotic yang
adekuat, angka mortalitas < 1%. Di Negara berkembang, angka mortalitasnya > 10%,
biasanya karena keterlambatan diagnosis, perawatan dan pengobatan. Munculnya
komplikasi seperti perforasi gastrointestinal atau perdarahan hebat, meningitis,
endokarditis, dan pneumonia dapat mengakibatkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi .
TINJAUAN KASUS
Tanggal pengkajian : 10 April 2018
Waktu pengkajian : 15.00 WITA
Tempat pengkajian : RS Ibu dan Anak
Nama pengkaji : Sri Rahayu
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
a. Identitas Klien
Nama : An. HL
Umur/Tanggal lahir : 6 tahun/8 Juni 2011
Jenis kelamin : Perempuan
Tanggal MRS : 10 April 2018
NO. Registrasi : 464189
b. Identitas Orang Tua
Nama Ayah : Tn. A
Nama Ibu : Ny. R
Usia Ayah/Ibu : 35 thn/32 thn
Pendidikan Ayah/Ibu : SMA/SD
Pekerjaan Ayah : Pendeta
Pekerjaan Ibu : Ibu Rumah Tangga
Agama : Kristen Protestan
Suku/Bangsa : Toraja
Alamat : Sentani
2. Alasan Masuk Rumah Sakit / Keluhan Utama
a. Alasan Masuk Rumah Sakit
Ibu mengatakan badan anaknya panas dan muntah setiap makan.
b. Keluhan Utama
Badan anak panas dan sering muntah.
DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Composmentis
Nadi : 105x/menit
Respirasi : 25x/menit
Suhu : 38,2°C
SpO2 : 98%
Status Gizi : Gizi buruk
2. Pemeriksaan Fisik
Kepala Bentuk : Bulat, Simetris
Rambut : Hitam kecoklatan, Distribusi Merata
Muka : Bulat, Simetris, madarosis
Mata : Conjungtiva Anemis (+/+); Sklera Ikterik (-/-);
Sekret (-/-)
Telinga : Deformitas (-), Sekret (-)
Hidung : Deviasi (-)
Mulut : Oral Candidiasis (-); Tonsil (T1-T1); Lidah
Kotor(+)(bagian tengah putih dengan
pinggiran yang
hiperemis).
Leher : Trakea Letak Normal, Pembesaran KGB (-/-), JVP Tidak
Meningkat.
Thoraks Paru:
Inspeksi : Simetris, ikut Gerak Nafas, retraksi (-), Jejas (-)
Palpasi : Vokal Fremitus (Dextra=Sinistra)
Perkusi : Sonor di Kedua Lapang Paru
Auskultasi : Suara Nafas,Vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung :
Inspeksi : Iktus Cordis Tidak Terlihat; Thrill (-)
Palpasi : Iktus Cordis Teraba Pada ICS V Midline
Clavicula Sinistra
Perkusi : Pekak (Batas Jantung Dalam Batas Normal)
Auskultasi : BJ I-II Reguler, Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : Tampak Datar, Supel, Jejas (-)
Auskultasi : Bising Usus (+) Normal
Palpasi : Nyeri Tekan (-), Hepar : teraba 2 jari BAC , Lien : tidak
teraba
Perkusi : Timpani
Ektremitas : Akral Hangat,Capillary Refill Time < 2 detik, Edema (-),
Ulkus Clubbing Finger (-), nodulus
(-), skuama (-)
Genitalia : Ulkus (-)
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Widal
Tabel 1. Pemeriksaan Widal
Tanggal 10 April 2018
Widal O H
Salmonella Typhy 1/320 1/320
Salmonella Paratyphy A 1/160 1/160
Salmonella Paratyphy B 1/160 1/320
Salmonella Paratyphy C 1/320 1/320
Tanggal
Parameter Nilai Normal
10/4/2016
RBC (106/mm3) 5.29 3.5–5.2
Hb (g/dL) 9.8 12-16
HCT (%) 33.5 35-49
MCV (fL) 63.2 80-100
MCH (pg) 18.5 27-34
MCHC (g/dL) 29.2 31-37
RDW CV 20.2 11-16
RDW SD 43.1 35-56
WBC (103/mm3) 2.4 4-12
Granulosit (%) 64.4 50-70
Lymphosit (%) 23.4 20-60
Trombosit (103/mm3) 185 100-300
MPV (fL) 9.1 6.5-12
PCT (%) 0.168 0.108-0.282
c. Pemeriksaan Feses
Tabel 3. Pemeriksaan Feses
Tanggal Tanggal
Parameter Parameter
13/4/2018 13/4/2018
1–2 sel/lapang
Warna Coklat Epitel
pandang
Konsistensi Lembek Makrofag -
1–2 sel/lapang
Bau Khas Leukosit
pandang
Lendir + Eritrosit Positif 1+
Darah - Kristal -
Sel Ragi -
Kista Amoeba/Amoeba -
Telur Cacing/Cacing -
Sisa Makanan +
Tanggal 13 April 2017
1.Hepar : Tidak membesar,
d. Pemeriksaan USG tepi tajam, tekstur parenkim homogen halus,
intensitas gema parenkim normal, massa/nodul (-).
Ductus biliaris intra dan ekstra hepatal, vena portal
tidak melebar.
2.Gallblader : dinding tidak
menebal, reguler, batu (-).
3.Pankreas : tidak membesar,
massa (-). Duktus pankreaticus tidak melebar.
4.Lien : tidak
membesar, tekstur parenkim homogeny halus,
massa/nodul - vena lienalis tidak melebar
5.Ginjal : kanan kiri tidak
membesar, system pelvokalises tidak melebar,
batas parenkim dengan central echocomplek
normal, intensitas gema parenkim normal,
batu/kista (-).
6.Ureter : kanan kiri tidak
melebar
7.Buli :
dinding tidak menebal, regular, batu (-).
8.Prostat : ukuran tidak
membesar, tidak tampak massa/ kalsifikasi
ASSESMENT
Diagnosis : Anak sakit dengan typoid.
Masalah : Panas dan muntah.
PENATALAKSANAAN
Tanggal/Jam Pelaksanaan
Menjelaskan kepada ibu untuk memperhatikan kebersihan
makanan, minuman dan juga lingkungan sekitar.
Memberitahu kepada ibu untuk memberikan anaknya
makanan yang mengandung serat, zat besi, karbohidrat,
mineral, vitamin dan lemak.
10 April
201815.15 WITA Memberitahu kepada ibu sebaiknya saat anaknya tidur
posisikan dengan tepat seperti kepala lebih tinggi dari
badannya, sehingga mempermudah pernafasan anak.
Melakukan kolaborasi dengan petugas laboratorium serta
kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat dan
penanganan selanjutnya.
selesai
terima kasih