Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata kuliah:Falasafah dan Teori Keperawatan
Dosen: Ns. Weni Mailita, M.Kep

DISUSUN OLEH : HASTA FARADILA


NIM : 2014201062

KELAS 1B
JURUSAN S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ALIFAH
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Tujuan.................................................................................................................. 2

1.3 Manfaat................................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Metaparadigma.................................................................................. 4

2.2 Perbedaan Pandangan Metaparadigma............................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 52

4.2 Saran................................................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang


bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spritual yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit dengan
pendekatan proses keperawatan.
Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model
konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan kualitas asuhan
keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila di
dukung oleh teori dan model keperawatan serta pengembangan riset keperawatan dan
diimplementasikan di dalam praktek keperawatan.
Dunia keperawatan memiliki perkembangan yang cukup pesat hal ini ditandai dengan
munculnya berbagai teori dan konseptual keperawatan, dimana masing-masing teori dan
konseptual tersebut muncul untuk menjawab tantangan, fenomena dan permasalahan pada
masanya. Kita tentu mengenal Florence Nigtingale (1820-1910) yang dikenal dengan “Lady with
the lamp” dengan pendekatan teorinya pada aspek lingkungan, teori ini muncul untuk menjawab
permasalah yang dialami para korban perang Crime (Kozier, 2011). Dalam keperawatan Jiwa
model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan
dapat menjadi kerangka berpikir perawat, agar perawat memahami konsep ini sebagai
kerangka konsepdalam memberikan asuhan keperawatan dalam praktek keperawatan.
Teori dan konseptual keperawatan yang mengarah kepada kejiwaan adalah tentang
konsep Interpersonal yang berasal dari Hildegrad Peplau, dia mengenalkan konsep
Interpersonal pada tahun 1592. Gagasan Peplau melalui pengembangan kepribadian pada
individu merupakan sebuah nilai tepat untuk diaplikasikan dalam keperawatan jiwa.
Keperawatan jiwa dalam praktiknya saat ini memandang manusia secara utuh dalam segi bio-
psiko-sosial-spiritual. Penerapan hubungan interpersonal dari Peplau dapat dikatakan
merupakan terapan aspek yang mencakup keseluruhan dari dimensi manusia (Alliood, 2014).
Dimana titik tolaknya pada hubungan perawat dan pasien. Peplau merumuskan beberapa hal
terkait dengan komunikasi terapiutik, sehingga dapat menjawab permasalahan bagi pasien,
khususnya pasien yang memiliki masalah psikosis (Kozier, 2011). Pengembangan teori yang
mengacu pada model konsep teori Peplau dilanjutkan oleh Phil Barker melalui penerapan teori
Tidal model untuk pemulihan kesehatan jiwa. Tidal model berfokus pada proses perubahan
yang ada pada semua orang. Model ini berusaha untuk mengungkapkan arti dari pengalaman
seseorang dan bertujuan untuk memberdayakan seseorang untuk memimpin pemulihannya
sendiri. Pengembangan teori tidal model dari Barker ini mengadopsi pada 3 hal yaitu konsep
hubungan interpersonal oleh Peplau, teori kesehatan mental dan pemberdayaan dalam
hubungan interpersonal.
Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh para ahli keperawatan dengan harapan
dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga perawat dapat melakukan pendekatan
penanganan masalah keperawtan secara tepat yang diaplikasikan dalam pemberian asuhan
keperawatan, terlebih pasien dengan gangguan Kejiwaan

1.2 Tujuan
1.2.1 Menjelaskan teori yang dikemukakan oleh  Hildegrad Peplau dan Phil Barker
1.2.2 Menganalisis teori yang dikemukakan oleh Hildegrad Peplau dan Phil Barker.
1.2.3 Mengaplikasikan teori Peplau dan Phil Barker ke dalam asuhan keperawatan jiwa

1.3 Manfaat
1.3.1 Praktis
Pembelajaran ini diharapkan dapat digunakan dalam mengembangkan keperawatan
secara klinis, dengan mengadopsi pendekatan dari teori keperawatan yang ada dan memiliki
dasar Evidence Based Praktis (EBP), sehingga setiap tindakan keperawatan yang dilakukan
perawat memiliki dasar yang jelas, dan akan semakin mempercepat kesembuhan pasien juga
dilindungi oleh hukum
1.3.2 Akademis
Sebagai dasar institusi pendidikan dalam memberikan materi kepada para peserta
didiknya, sehingga dalam tantanan praktik, mereka lebih percaya diri dalam melakukan
tindakan, bahkan ketika disandingkan dengan disiplin lain, profesi keperawatan akan mampu
berpijak pada aturan dan keilmuannya sendiri.
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Metaparadigma


Paradigma diartikan sebagai cara pandang terhadap suatu fenomena dalam suatu objek
material. Sedangkan metaparadigma merupakan sebuah pandangan yang umum dari suatu
disiplin ilmu yang dijadikan sebagai pedoman untuk mengidentifikasi fenomena dengan cara
yang unik (McEwen & Wills, 2011). Dalam (Masters, 2014) disebutkan bahwa
metaparadigma dalam keperawatan terdiri dari manusia, lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan yang kemudian menjadi acuan dalam perumusan suatu model konseptual.
Konseptual model merupakan kerangka kerja yang menjadi panduan untuk
menggambarkan suatu fenomena dan realita dalam disiplin ilmu keperawatan. Konseptual
model terdiri dari kerangka yang berbeda yang dibuat oleh berbagai pengikut pelopor dalam
keperawatan untuk mengamati dan menafsirkan suatu fenomena. (Alligood, 2014).
Berbeda dengan konseptual model yang masih bersifat abstrak, teori keperawatan lebih
bersifat konkrit dengan menggunakan konsep untuk menjelaskan suatu realita atau
fenomena. Teori keperawatan merupakan kesatuan konsep-konsep, definisi- definisi, dan
asumsi yang tersusun secara sistematis yang menjelaskan fenomena asuhan keperawatan.
Teori keperawatan terdiri dari hasil karya yang berasal dari filosofi keperawatan, konseptual
model, maupun karya disiplin lain yang diklasifikasikan untuk dikembangkan (Alligood,
2014). Teori-teori keperawatan umumnya diklasifikasikan tergantung pada tingkat
abstraksinya (Alligood, 2014).
Beberapa tokoh filsafat keperawatan membuat teori yang masih bersifat umum dalam
keperawatan. Teori tersebut masih abstrak untuk dapat diaplikasikan, sehingga menjadi
dasar untuk perkembangan teori selanjutnya (Masters, 2014). Teori teori tersebut dibedakan
dalam beberapa tingkatan sesuai dengan cakupannya sebagai berikut; grand teory
menjelaskan teori yang masih bersifat kompleks dan luas cakupannya sehingga biasanya
penerapannya masih bersifat umum (McEwen & Wills, 2011). Middle range theory
menjelaskan teori yang bersifat konkrit, fokus pada masalah tertentu, serta spesifik dalam
mengatasi fenomena keperawatan (Alligood, 2014). Dan micro theory (practice theory)
menjelaskan teori yang lebih spesifik dan sempit cakupannya (terbatas), sehingga lebih
mudah didefinisikan pada suatu fenomena dan bersifat aplikatif (McEwen & Wills, 2011).
Beberapa tokoh dalam teori keperawatan memiliki perbedaan pandangan dalam
mendefinisikan metaparadigma keperawatan. Penjelasan masing-masing tokoh mengenai
metaparadigma keperawatan berdasarkan klasifikasi/tingkatan teori akan dijelaskan sebagai
berikut.

2.2 Perbedaan Pandangan Metaparadigma

Filsafat Keperawatan (Nursing Philosophies)


Nama Tokoh :
1) Florence Nightingale
Metaparadigma
 Manusia =Pasien dalam kontek lingkungan keseluruhan :Lingkungan
fisik,Psikologis,dan social. Pasien adalah individu yang memiliki kekuatan vital
alamiah yang dibutuhkan proses perbaikan pasien dihargai atas latar belakang
kehidupan nya masing-masing.
 Kesehatan = Ketika seseorang mampu melakukan aktifitas dalam kehidupan sehari-
hari.Penyakit dan sakit adalah proses perbaikan secara alamiah pada saat manusia
tidak pada kondisi sehat. Penyakit tidak selalu membuat orang menderita. Penyebab
penderitaan lebih banyak dikarenakan kondisi lingkungan buruk, makanan yang
buruk atau kelemahan spiritual. Upaya mempertahankan kesehatan dilakukan
dengan cara mencegah penyakit melalui control lingkungan dan tanggung jawab
social.
 Lingkungan = Lingkungan yang didefinisikan oleh Nightingale digambarkan sebagai
“elemen-elemen eksternal yang mempengaruhi kesehatan orang yang sehat dan
sakit” dan meliputi ”semua yang berkaitan dengan makanan dan hubungan pasien
sampai dengan interaksi verbal dan non verbal pasien” Nightingale tidak secara
khusus membedakan lingkungan pasien dalam aspek fisik,psikologis dan social,
tetapi dari tulisan-tulisan yang dibuatnya dapat teridentifikasi bahwa ia memberikan
penekanan pada lingkungan fisik.Lingkungan sehat dilihat dalam situasi rumah sakit,
rumah tinggal dan kondisi fisik pemukinan kumuh. Menurutnya,lingkungan yang
sehat penting bagi pemberian asuhan keperawatan yang tepat.Lima komponen
penting lingkungan yang sehat, meliputi : 1) Udara bersih 2) air bersih 3)
pembuangan air yang efisien 4) kebersihan 5) pencahayaan.
 Keperawatan = 1. Perawat adalah orang yang membantu proses penyembuhan
pasien,dimana perawat lebih dituntut harus bias membuat lingkungan
fisik,psikologis,dan social pasien selalu nyaman dengan lingkungan yang bersih.
2. Perawat dapat menciptakan dan mempertahankan lingkungan terapeutik yang
akan meningkatkan kenyamanan dan proses penyembuhan an pasien. Bahwa orang
sakit yang miskin akan merasakan manfaat dari perbaiki lingkungan yang
mempengaruhi tubuh dan pikiran mereka. Perawat dapat merubah status social
orang miskin dengan memperbaiki kondisi lingkungan fisik dan psikologis mereka.
2) Jean Watson
Metaparadigma
 Manusia = Manusia harus dihargai untuk dirawat,dihormati,dipelihara dan
dibantu sebagai diri yang dapat melakukan fungsi tubuh secara maksimal
interalasi hubungan antara manusia dan lingkungan yang dapat meningkatkan .
 Kesehatan = Kesehatan adalah keseimbangan antara fikiran,tubuh dan
jiwa,seseorang yang telah berhasil mengharmoniskan fikiran, tubuh dan jiwa
akan memiliki derajat kesehatan yang lebih tinggi jika fungsi fisik optimal
kemampuan beradaptasi akan baik dan tidak ada penyakit.
 Lingkungan = Lingkungan sangat mempengaruhi untuk proses penyembuhan
pasien dan membantu meningkatkan kesadaran dan kemauan manusia
sehingga ruangan perawatan yang tenang, dan menyembuhkan dan
meningkatkan kondisi spiritual klien.
 Keperawatan = Keperawatan adalah seni untuk membantu manusia mencapai
keharmonisan fikiran,jiwa dan raga dengan mempromosikan kesehatan,
mencegah penyakit, merawat dan memulihkan kesehatan dari kondisi sakit.
3) Patricia Benner’s (kebijakan klinik dalam praktik keperawatan)
Metaparadigma
 Manusia = Adalah menjadi sebuah selfinterpreting yaitu orang tidak dating ke
dalam dunia namun mendapatkan untuk ditetapkan, didefinisikan dalam
perjalanan hidup kehidupan.Orang juga telah sebuah usaha&nonreflective
pemahaman diri di dunia, dipandang sebagai peserta dalam arti umum.
 Kesehatan = Kesehatan adalah apa yang dapat dinilai, sedangkan kesejahteraan
manusia pengalaman kesehatan atau keutuhan kesejahteraan dan menjadi sakit
yang dipahami sebagai cara yang berbeda di dunia.Kesehatan yang
digambarkan sebagai bukan hanya tidak adanya penyakit dan penyakit.
 Lingkungan = Menggunakan istilah situasi daripada lingkungan,situasi karena
menyampaikan lingkungan social dengan social dan arti yang lebih dalam dari
definisinya ini berarti bahwa setiap orang, ada di masa lalu&masa depan, yang
meliputi makna dirinya sendiri,kebiasaan&persektif, pengaruh situasi.
 Keperawatan = Merupakan hubungan antara manusia mengerti praktek
keperawatan sebagai perawatan dan studi tinggal pengalaman dari
kesehatan,penyakit,dan hubungan di antara tiga elemen ini.
4) Hildegard Peplau
Metaparadigma
 Manusia = Individu dipandang sebagai suatu organisme yang hidup dalam
keseimbangan yang tidak stabil yang berjuang dengan caranya sendiri untuk
mengurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan.Tiap individu
merupakan makhluk yang unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide
yang telah terbentuk dan penting untuk proses interpersonal.
 Kesehatan = Suatu perkembangan kepribadian dn proses kemanusian yang
berkesinambungan ke arah kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif.
 Lingkungan = Lingkungan merupakan kekuatan yang berada diluar organisme
dimana budaya,adat istiadat dan kebiasaan serta keyakinan merupakan factor
yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi individu.
 Keperawatan = Suatu proses interpersonal yang bermakna,bersfiat terapeutik.
Keperawatan diaplikasikan untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan
dirinya dan memulihkan penyakitnya. Tujuan Keperawatan adalah untuk
mendidik klien dan keluarga dan untuk membantu klien mencapai kemantapan
pengembangan kepribadian
5) Ida Jean Orlando
Metaparadigma
 Manusia = Teori yang dikembangkan oleh Orlando adalah The dynamic Nurse
Patient Relationshipat atau Nursing Process Theory. Orlando menekankan ada
hubungan timbal balik antara pasien dan perawat.Perkataan dan tindakan
keduanya akan saling mempengaruhi, berbagai elemen pada proses
keperawatan,serta pentingnya partisipasi pasien dalam proses
keperawatan.orlando menggambarkan model keperawatan melalui lima konsep
mayor yang saling berhubungan, yaitu : fungsi perawat professional,adanya
perilaku pasien,respon segera/respon internal perwat,disiplin proses
keperawatan dan perbaikan dan peningkatan.
 Kesehatan = Manusia bertindak atau berprilaku secara verbal dan nonverbal,
kadang-kadang dalam situasi tententu manusia dalam memenuhi kebutuhannya
membutuhkan pertolongan,dan akan mengalami distress jika mereka tidak dapat
melakukannya.Hal ini djadikan dasar pernyataan bahwa perawat professional
harus berhubungan dengan seseorang yang tidak dapat menolong dirinya dalam
memenuhi kebutuhannya.
 Lingkungan = Sehat diasumsikan sebagai bebas dari ketidaknyamanan fisik dan
mental dan merasa adekuat dan sejahtera berkontribusi terhadap sehat.
Perasaan adekuat dan sejahtera dalam memenuhi kebutuhannya berkontribusi
terhadap sehat.
 Keperawatan = Perawat adalah suatu profesi yang mempunyai fungsi autonomia
yang didefinisikan sebagi fungsi professional keperawatan. Fungsi professional
yaitu membantu mengenali dan menemukan kebutuhan pasien yang bersifat
segera. Itu merupakan tangung jawab perawat untuk mengetahui kebutuhan
pasien dan membantu memenuhinya. Dalam teorinya tentang disiplin proses
keperawatan mengandung elemen dasar,yaitu perilaku pasien, reaksi perawat
dan tindakan perawatan yang dirancang untuk kebaikan pasien.
6. Virginia Henderson
Metaparadigma
 Manusia = Individu sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan: jiwa dan
raga adalah satu kesatuan.Handerson memandang individu dan kelurganya
sebagi unit tunggal. Setiap manusia harus berupaya untuk mempertahankan
keseimbangan fisiologis dan emosionalnya.
 Kesehatan = Henderson mendefinisikan lingkungan sebagai seluruh factor
eksternal dan kondisi yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan
manusia.
 Lingkungan = Sehat adalah kualitas hidup tertentu, yang oleh Henderson
dihubungkan dengan kemandirian.Karakteristik utama dari sakit,adalah
ketergantungan dan berbagai tingkat inkapasitas individu (sekarang pasien)
untuk memuaskan kebutuhan manusianya.Menganggap bahwa sehat adalah
kemandirian dan sakit adalah ketergantungan dapat dipandang sebagai
simplifikasi.Dapat juga dikatakan bahwa sakit adalah keterbatasan kemandirian.
 Keperawatan = Handerson memandang fungsi keperawatan adalah unik, yaitu
untuk membantu individu,baik dalam kondisi sakit atau sehat,dalam peran
tambahan atau peran pendukung.Tujuan dari keperawatan adalah untuk
membantu individu memperoleh kembali kemandiriannya sesegera mungkin.

Grand Theory
Nama Tokoh
1. Martha Elizabeth Rogers (Science of unitary human beings)
Metaparadigma
 Manusia = * Individu merupakan satu kesatuan yang tidak bias disederhanakan
& merupakan manifestasi karakteristik yang melebihi & bahkan berbeda dari
bagian-bagiannya
*Proses kehidupan adalah homeodinamis yang bersifat
probalistik. Sebagai system terbuka didalam proses kontinu
bersama system terbuka lingkungan.
*Manusia sebagai sebuah kesatuan tak tersederhanakan
terpisahkan,bidang energy pandimensional didentifikasi oleh pola
dan memanifestasikan karakteristik yang khusus untuk seluruh.
 Kesehatan = *Kesehatan&keadaan sakit adalah bagian dari satu kesatuan
*Rogers menggunakan kata kesehatan positif untuk menunjukkan
kondisi bugar dan tidak adanya penyakit &penyakit parah, health
digunakan dalam konteks nilai yang ditentukan oleh budaya atau
individu meleis
*Promosi kesehatan positif mengarah dalam membantu orang
dengan untuk peluang konsistensi secara berirama.
 Lingkungan = *Lingkungan sebagai suatu medan energy empat dimensi yang
Tidak dapat disederhanakan,yang dicirikan oleh pola dan
manifestasi karakter yang berbeda dengan bagian-bagiannya.
Interaksi antara manusia dan lingkungan bersifat
kontinu,mutual,dan simultan.
*Dasar lingkungan tidak terbatas&perubahan adalah hal inovatif
secara terus menerus,tidak dapat diprediksi & digolongkan
berdasarkan perbedaan yang terus meningkatkan.Dasar
lingkungan da manusia dapat digolongkan berdasarkan
perubahan pola gelombang yang menunjukkan saling
berkelanjutan.
 Keperawatan = *Keperawatan sebagai profesi yang menggabungkan unsur
Ilmu pengetahuan&seni
*Mencoba untuk melakukan promosi interaksi antara manusia
dan dasar integritas manusia,dan untuk mengatur&mengalihkan
pola dari manusia&dasar lingkungan untuk merealisasikan
potensial kesehatan secara maksimal
*Praktek keperawatan professional merupakan praktik yang
bersifat kreatif,imajinatif,dan eksis untuk melayani individu
*Praktik keperwatan professional tidak memiliki fungsi
dependen,melainkan bersifat kolaboratif.

2. Calista Roy
Metaparadigma
 Manusia = Manusia dipandang sebagai makhluk biopsikososial yang
merupakan satu kesatuan yang utuh.Manusia menurut Roy merupakan sebuah
system adaptif,Manusia dapat digambarkan secara holistic sebagai satu
kesatuan yang mempunyai input,control,output,dan proses umpan balik yang
kemudian disebut sebagai mekanisme koping.Secara spesifik manusia di
artikan sebagai sebuah system adaptif dengan aktivitas kognator dan regulator
untuk mempertahankan adaptasi yaitu: fungsi fisiologi,konsep diri,fungsi
peran,dan interdependensi.
 Kesehatan = Kesehatan didefnisikan sebagai keadaan dan proses menjadi
manusia seara utuh dan terintegrasi yang merupakan reflex individu dan
lingkungan yang saling menguntungkan.Kesehatan diartikan lebih dari tidak
adanya sakit tapi penekanan pada kondisi sehat sejahtera yang dihubungkan
dengan konsep adaptasi.Adaptasi menunjukkan kondisi proses kehidupan yang
menggambarkan tiga perbedaan level yaitu: integrasi,kompensasi dan
kompromi.Manusia dikatakan sehat apabila mampu beradaptasi dan mengatasi
stimulasi yang merangsangnya.
 Lingkungan = Semua kondisi,keadaan dan pengaruh-pengaruh disekitar
individu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku individu dan
kelompok.Lingkungan merupakan masukan bagi manusia sebagai system yang
adaptif,berupa stimulus eksternal dan internal yang dikelompokkan menjadi tiga
jenis stimulus yaitu :fokal,konsektual,dan residual.
 Keperawatan = Keperawatan dipandang sebagai displin ilmu dan praktek yang
memperluas kemampuan adaptasi dan mempertinggi perubahan individu dan
lingkungan.Tujuannya adalah meningkatkan adaptasi model yang berkontribusi
untuk kesehatan,kualitas hidup dan kematian dengan bermartabat.Proses
keperawatan menggambarkan pandangan Roy tentang manusia sebagai
system adaptif.
Middle Range Theory
Nama Tokoh
1. Rosemaryparse
Metaparadigma
 Manusia = Setiap orang atau keluarga yang peduli dengan kualitas situasi hidup
mereka; manusia dipandang sebagai makhluk hidup yg utuh,yang dipengaruhi
hidup masa lalu dan sekarang, yang berinteraksi dengan lingkungan melalui
pilihan-pilihan dan tanggung jawab terhadap pilihan tersebut.
 Kesehatan = Proses dari pengelaman hidup,yang disingkat,yang terus menerus
merubah, termasuk sintesis nilai-nilai dan cara hidup.
 Lingkungan = Tempat yang tidak di definisikan,tetapi setiap tempat yang
berkaitan dengan kesehatan.
 Keperawatan = Memandu individu dan keluarga untuk berbagai dan menemukan
makna personal dari situasi kehidupan kesehatan mereka.
2. Madeleine M.Leininger
Metaparadigma
 Manusia = Manusia sebagai individu,keluarga kelompok,masyarakat,maupun
lembaga
 Kesehatan = Keadaan sehat dan sejahtera yang didasarkan pada budaya yang
diyakini
 Lingkungan = Kondisi,pengalaman,totalitas lingkungan (fisik,geografis,dan social
budaya) yang memberikan makna dan interpretasi unruk memberikan keputusan
pada situasi tertentu
 Keperawatan = Kepedulian untuk memfasilitasi, membantu
individu,keluarga,kelompok,komunitas,maupun lembaga untuk meningkatkan
kesehatan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya,lifeways dan keyakinan diri
penerima perawatan.
3. Kristen M.Swanson
Metaparadigma
 Manusia = Memandang bahwa setiap manusia adalah unik,mereka memiliki
gagasan,perasaan ,dan perilaku yang berbeda,swanson juga menerima
bahwa pengalaman hidup setiap individu akan saling mempengaruhi dengan
warisan yang diturunkan,sokongan,dan kemauan untuk belajar.sehingga
orang akan dibentuk dan membentuk lingkungan dimana dia berada
 Kesehatan = Menurut Swanson,ada banyak segi yang dapat mempengaruhi
kesehatan individu adalah : Kerohanian,pemikiran,perasaan,kepandaian,
kreativitas,relasi,sisi kelembutan,kekerasan,jenis kelamin.
 Lingkungan = Lingkungan yang turut membentuk pribadi setiap orang,banyak
sekali pengaruh lingkungan seperti budaya,social,biopsical,political,dan
ekonomi.Bukan hanya itu lingkungan juga akan mempengaruhi pembentukan
organ dan jaringan tubuh
 Keperawatan = Dipandang sebagai suatu pemberin perawat,untuk
meningkatkan kualitas hidup orang lain,Swanson juga menyampaikan,bahwa
dalam aturan keperawatan tidak hanya atas dasar pengetahuan,tetapi juga
berdasarkan pada etika,dan berdasarkan kemanusiaan,pengalaman klinik,
nilai dan harapan baik secara individu, maupun social.

BAB III
PEMBAHASAN

Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan yang


bersifat komprehensif meliputi bio, psiko, sosio, kultural dan spiritual yang ditujukan kepada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan
dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan asuhan
keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan profesional akan berkembang bila
salah satunya di dukung oleh teori dan model keperawatan dalam pelaksanaan praktek
keperawatan.
Menurut De Laune dan Ladner (2002)nursing is an art and a science by which people are
assisted in learning to care for themselves whenever possible and cared for by others when
they are unable to meet their own needs. Dalam pengertiantersebut, keperawatan bukan hanya
dipahami sebagai merawat dan memeliharatetapi juga memandirikan. Paradigma keperawatan
berfungsi sebagai acuan atau dasar dalammelaksanakan praktek keperawatan yang bersifat
professional.Dengan dasar tersebut, sesuatu yang mungkin terjadi di mana dua orangdengan
paradigma yang berbeda akan memandang suatu fenomena dengan caraberbeda sehingga
menimbulkan penarikan kesimpulan yang berbeda pula. Hal inijuga berlaku dalam
keperawatan, dengan objek observasi yang sama perawatdengan latar belakang atau bidang
yang berbeda mungkin akan melihat masalahyang timbul berbeda dan menuntun pada
perbedaan diagnosa serta perencanaankeperawatan.
Paradigma keperawatan merupakan abstrak dari cara memandang dan keyakinan
yang mendasari suatu disiplin ilmu keperawatan dalam lingkup ilmu keperawatan,
sehinngga pelayanan keperawatan mempunyai norma, memilki standar yang jelas dan bisa
dipertanggung jawabkan. Fenomena ini mencakup manusia, lingkungan, sehat dan
keperawatan. Fenomena keperawatan merupakan obyek layanan keperawatan yang
didasari komponen keperawatan manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
Kesimpulannya bahwa paradigma sains keperawatan adalah cara memandang fenomena
keperawatan yang terjadi berdasarkan keilmuan yang berkembang. Komponen dari
paradigma keperawatan sendiri pada dasarnya ada empat seperti yang disebutkan di atas,
akan tetapi perkembangannya dalam teori sangat tergantung oleh sudut pandang masing-
masing teoris. Dengan begitu, pemaknaan masing-masing komponen paradigma tersebut
bisa jadi berbeda sehingga penjelasan yang bisa diberikan secara umum adalah arti
komponen secara lebih superfisial.
Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori keperawatan yakni meta theory,
grand theory, middle range theory, dan practical theory. Teori-teori tersebut diklasifikasikan
berdasarkan tingkatan keabstrakannya, yang dimulai dengan meta theory yang paling abstrak
hingga practical theory yang paling konkret. Model konseptual keperawatan dikembangkan oleh
para ahli keperawatan dengan harapan dapat menjadi kerangka berpikir perawat, sehingga
perawat perlu memahami konsep ini sebagai kerangka konsep dalam memberikan asuhan
keperawatan dalam praktek keperawatan. Model konseptual yang dikembangkan oleh para ahli
tersebut mencakup seluruh bagian dalam ilmu keperawatan, salah satunya pengembangan
dalam ilmu keperawatan jiwa.
Model konseptual yang dikembangkan dalam bidang keperawatan jiwa dan menjadi dasar
perkembangan ilmu keperawatan jiwa adalah model interpersonal dari Hildegard Peplau (1952),
model konseptual tersebut merupakan bagian dari grand theory yang masih abstrak. Sedikit
ulasan tentang Peplau, dimana ia merupakan seorang perawat psikiatri yang memperkenalkan
konsep model hubungan interpersonal yang berlandaskan pada teori psikoanalisa, teori belajar
sosial, teori motivasi, dan teori perkembangan kepribadian. Teori peplau berfokus pada individu,
perawat dan prose interaktif sehingga dapat membentuk hubungan perawat-klien. Konsep
Peplau ini mendasari praktek komunikasi terapeutik. Oleh karena itu, perawat berupaya
mengembangkan hubungan perawat-klien, dimana perawat bertugas sebagai nara sumber,
konselor, guru, penasihat, wali, pemimpin. Tujuan penerapan teori Peplau adalah demi
kelangsungan hidup organisme dan memahami masalah klien serta belajar dari pengalaman
mereka.Peplau secara terperinci menguraikan beberapa peran perawat yaitu:
1. Stranger : menerima pasien secara baik-baik untuk dapat beradaptasi dengan situasi
kehidupan yang berbeda, sehingga tercipta hubungan saling percaya;
2. Teacher: sebagai guru dalam memberi pengetahuan sesuai kebutuhan;
3. Resource Person: Sebagai narasumber atau pemberi informasi yang spesifik dalam
memahami masalah atau situasi yang baru;
4. Counselors: Membantu individu untuk memahami dan mengintegrasikan makna kehidupan
saat ini sambil memberikan bimbingan dan dorongan untuk melakukan perubahan;
5. Surrogate:bertindak sebagai advokasi, yaitu atas nama pasien untuk membantu
memperjelas domain saling ketergantungan dan kemandirian;
6. Leader ; memimpin pertemuan dengan cara yang saling memuaskan.

Pandangan teoritis tentang model keperawatan hubungan interpersonal adalah


kemampuan dalam memahami diri sendiri & orang lain dengan menggunakan dasar hubungan
antar manusia (HAM).Peplau membagi fase-fase hubungan Interpersonal menjadi 4 fase yaitu:
1) Fase Orientasi : Perawat dan pasien melakukan kontrak awal untuk menjalin trust, terjadi
proses pengumpulan data; 2) Fase Identifikasi : Perawat sebagai fasilitator untuk memfasilitasi
expresi perasaan pasien, melaksanakan asuhan keperawatan; 3) Fase Eksplorasi : Perawat
telah membantu pasien dalam memberikan gambaran kondisi pasien; 4) Fase Resolusi :
Perawat berusaha secara bertahap untuk membebaskan pasien dari ketergantungan terhadap
tenaga kesehatan & menggunakan kemampuan yang dimilikinya.
Penelitian tentang penerapan terapi latihan ketrampilan sosial padaklien isolasi sosial dan
harga diri rendah denganpendekatan model hubungan interpersonal peplaudi RS Dr. Marzoeki
Mahdi Bogordirasakan tepatditerapkan pada klien dengan masalahisolasi sosial dan harga diri
rendah karena tahapan-tahapan pemberianasuhan keperawatan dalam modelhubungan
interpersonal Peplau yangterdiri dari tahap orientasi, identifikasi,eksploitasi dan resolusi
dapatditerapkan sesuai dengan karakteristik klien (Wakhid, 2013). Latihan ketrampilan sosial
dapatmenurunkan tanda dan gejala padaklien yang mengalami isolasi sosial danharga diri
rendah. Rata-rata responsecara keseluruhan pada masalahisolasi sosial sebelum diberikan
terapilatihan ketrampilan sosial sebesar93,11 dan sesudah diberikan terapilatihan ketrampilan
sosial sebesar60,56. Dan rata-rata respon secarakeseluruhan pada masalah harga dirirendah
sebelum diberikan latihanketrampilan sosial sebesar 60,92 dansesudah diberikan terapi
latihanketrampilan sosial sebesar 40,17.
Tokoh keperawatan berikutnya dalam level middle range theory adalah Phil Barker. Beliau
mendasarkan teorinya “Tidal Theory” pada grand theorynya Peplau. Peplau menjadi mentor
bagi Phil Barker. Barker mambahas gagasannya pertama kali adalah bersama Peplau pada
tahun 1994, dimana Peplau menyetujui gagasan Barker bahwa seseorang akan menunjukkan
diri mereka ketika mereka berbicara. Barker, menyatakan bahwa Peplau merupakan ibu dari
keperawatan psikiatri. Beberapa bukti yang menegaskan bahwa Barker menggunakan
“interpersonal theory” dari peplau sebagai landasan pengembangan “tidal theory” miliknya,
diantaranya ciri khas dari model tidal adalah penekanan pada pengalaman yang diceritakan
oleh pasien sendiri, dimana konsep ini merupakan penekanan nilai dari Peplau yang
memperkenalkan paradigma antarpribadi untuk studi dan praktek keperawatan sebagai "terapi,
proses interpersonal yang signifikan" (Alligood, 2014).
Profesor Phil Barker, Poppy Buchanan-Barker dan rekan-rekan mereka mengembangkan
Tidal model sebagai sebuah model pemulihan untuk promosi kesehatan mental.Tidal model
berfokus pada proses perubahan yang ada pada semua orang. Model ini berusaha untuk
mengungkapkan arti dari pengalaman seseorang, menekankan pentingnya suara mereka
sendiri dan kebijaksanaan melalui kekuatan metafora. Ini bertujuan untuk memberdayakan
seseorang untuk memimpin pemulihannya sendiri bukannya diarahkan oleh para profesional.
Phil Barker sering disebut sebagai teoris kontemporer yang menonjol dalam keperawatan
kesehatan jiwa, hal tersebut mendasari model ini terinspirasi oleh penelitian selama lima tahun
tentang apa yang dibutuhkan untuk perawatan kesehatan jiwa yang dilakukan.
Tidal model diaplikasikan melalui enam kunci asumsi filosofis yaitu:keyakinan tentang
keingintahuan dalam arti positif; pengakuan atas kekuatan sumberdaya, daripada berfokus
pada masalah, kekurangan atau kelemahan; menghormati keinginan seseorang, bukannya
paternalistik; penerimaan paradoks krisis sebagai peluang; mengakui bahwa semua tujuan
berfokus pada seseorang; keutamaan mengejar elegan dengan cara sederhana yang mungkin
harus dicari.Tidal model menggunakan metafora atau filosofi air dan menjelaskan bagaimana
orang-orang dalam kesusahan atau distres bisa menjadi rapuh secara emosional, fisik dan
spiritual (Alligood, 2014). Pada penelitiannya mitos keperawatan kesehatan mental dan
tantangannya terhadap pemulihan, dimana sebagai seorang perawat jiwa dalam
terminologiakan mencerminkan keinginanoleh perawatuntuk membangunprofesi
merekasebagai berbeda daridisiplinpsikiatri danjugauntuk menemukanidentitasyang lebih
positifsebagai orang yangdapat membantuorang-orang yangsakit mentalmenjadi sehatsecara
mental. Dalam kaitan antara manusia dan pemulihan, dimana sebagian besar perawat
mengklaim tetap fokus pada perawatan atau manajemen pasien. Setelah menciptakan istilah
'perawat-pasien hubungan', dalam makalah utama terakhirnya, Peplau (1995) mengalihkan
perhatiannya dari pasien ke subjek ‘orang’. Barker menyatakan bahwa peplau juga telah
memfokuskan pada perhatian terhadap persons recovery, yang telah ditermuat dalam ACMHN
(2010) yakni mengakui pengalaman pribadi dan keahlian individu, mendukung potensi mereka
untuk pemulihan dan membantu mereka untuk mencapai kualitas hidup yang optimal Ini berarti
bahwa setidaknya, satu tujuan keperawatan adalah untuk membantu individu menjalani hidup
mereka dengan cara yang mereka inginkan. Konsep ini dikembangkan lebih lanjut pada standar
3 yakni perawat mengembangkan terapi relationship yang menghormati pilihan individu dan
pengalamannya, sehingga akan mendukung proses pemulihan pasien tersebut (Baker, 2011).
Tidal Theory dari Bakers, sesuai untuk digunakan dalam keperawatan jiwa saat ini,
dimana angka kejadian gangguan jiwa di Indonesia sangat tinggi baik yang telah teridentifikasi
maupun yang belum teridentifikasi di komunitas. Sebagai perawat jiwa, harus memahami
bahwa pengalaman sehat dan sakit seperti zat cair, bukanlah sebuah fenomena yang stabil dan
kehidupan sebagai sebuah pengalaman sedangkan krisis kejiwaan merupakan satu dari sekian
banyak hal yang dapat menenggelamkan mereka. Tujuan asuhan keperawatan jiwa ialah untuk
menyiapkan upaya pemulihan pasien sehingga mereka dapat melanjutkan hidup. Perawat juga
hendaknya membantu klien mengidentifikasi bagaimana ia dapat lebih berperan dalam
hidupnya dan mengontrol hidupnya serta pengalaman yang didapatnya, dimana menurt Barker
bahwa perawat dan klien adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari dalam sebuah
tarian.
Tidal model berawal dari empat poin penting, yaitu: 1) Fokus terapeutik yang utama
dalam kesehatan jiwa ialah dalam komunitas.Manusia hidup di “lautan pengalaman” dan krisis
kejiwaan hanyalah satu dari sekian banyak hal yang dapat “menenggalamkan” mereka. Tujuan
keperawatan atau asuhan kesehatan jiwa ialah untuk mengembalikan mereka ke “lautan
pengalaman” tersebut sehingga mereka dapat melanjutkan perjalanan hidup mereka; 2)
Perubahan merupakan proses yang terus berjalan dan konstan. Manusia akan terus berubah,
namun kadang mereka tidak menyadarinya. Salah satu tujuan utama intervensi yang dilakukan
ialah untuk membantu klien membangun kesadaran bahwa sekecil apapun perubahan itu akan
membawa dampak yang besar bagi hidupnya. 3) Kekuatan terletak pada proses asuhan.
Perawat membantu klien untuk mengidentifikasi bagaimana ia dapat lebih berperan dalam
hidupnya dan mengontrol hidupnya serta pengalaman yang didapatnya; 4) Perawat dan klien
adalah satu, tidak dapat dipisahkan seperti penari dalam sebuah tarian (Meleis, 2012).
Dapat diambil kesimpulan bahwa kedua teori tersebut saling berkaiatan dimana Peplau
memandang individu/klien adalah manusia yang memiliki kebutuhan perasaan dan perawatan
hadir sebagai fasilitator baik bagi klien maupun keluarga. Dengan kapasitas profesionalnya
perawat harus mampu membangun proses yang sifatnya interpersonal dan terapeutik
sebagai gagasan utama teori Peplau, mendampingi asumsi bahwa setiap individu memiliki
kebutuhan perasaan. Sedangkan keperawatan adalah proses interpersonal karena melibatkan
interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan bersama. Sedangkan Phil Barker
menyatakan bahwa kesehatan jiwa, faktor yang terkait dengan krisis kejiwaan, bisa beragam
serta kumulatif. Perawat atau tenaga penolong lainnya akan mendapatkan pemahaman yang
lebih tentang situasi yang saat itu sedang dihadapi seseorang dan perlunya suatu perubahan.
Dengan ini, praktisi atau tenaga penolong, seiring berjalannya waktu, akan dibimbing untuk
merawat atau mengasuh seseorang mulai dari awal perjalanan mereka hingga terdampar,
tenggelam atau sebaliknya dicampakkan oleh permasalahan hidup mereka. Eksplorasi
kemudian dapat dilakukan untuk mengetahui apa yang sebenarnya menyebabkan badai dan
apa yang perlu dilakukan segera untuk dapat berlayar lagi (Meleis, 2012)

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Beberapa teori keperawatan di kembangkan dan di klasifikasikan berdasarkan tingkat ke


abstrakanya sehingga hal ini yang dapat memunculkan beberapa theori diantaranya grand
theory yang bersifat komplek dan luas, middle range theory bersifat fokus dan konkrit pada
masalah tertentu, micro theory lebih bersifat spesifik dan aplikatif. Dengan berkembangnya
ilmu keperawatan dengan cukup pesat sehingga melahirkan beberapa paradigma yang
bertujuan untuk menjawab dan mengatasi Fenomena keperawatan yang merupakan obyek
layanan keperawatan yang didasari komponen keperawatan manusia, kesehatan, lingkungan .
sedangkan untuk teori keperawatan yang mengarah pada masalah kejiwaan yaitu berasal dari
teorinya Hildegrad Peplau dan Phil Barker, tujuan dari penerapan teori peplau yang menitik
beratkan pada modal interpersonal yang mana pada konsep peplau berfokus pada komunikasi
terapeutik bahwa perawat berupaya mengembangkan hubungan perawat-klien, dimana perawat
bertugas sebagai nara sumber, konselor, guru, penasihat, pemimpin dan bertujuan demi
kelangsungan hidup organisme dan memahami masalah klien serta belajar dari pengalaman
mereka. Kemudian tokoh keperawatan berikutnya dilanjutkan oleh phil barker yang mana
peplau disini sebagai mentor dan menyetujui gagasan Barker terkait keluarnya tidal theory
sebagai landasan teori ini barker menggunakan interpersonal theory dari peplau. Phil barker
mengembangkan Tidal model sebagai sebuah model pemulihan untuk promosi kesehatan
mental, berusaha untuk mengungkapkan dari perasaan seseorang yang bertujuan untuk
memulihkan seseorang agar dapat memimpin pemuihanya sendiri bukan hanya diarahkan oleh
para profesional. Tidal model menggunakan metafora atau filosofi air yang menjelaskan
bagaimana orang-orang dalam kesusahan atau distres bisa menjadi rapuh secara emosional,
fisik dan spiritual.

4.2 Saran

Diharapkan perawat dalam memberikan pelayanan dapat menggunakan pendekatan


teori yang sesuai dengan masalah yang muncul serta bersifat komprehensif meliputi
biopsikososiokultural dan spritual yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik dalam keadaan sehat maupun sakit.
Daftar Pustaka

Alligood, R.M. (2014). History and philosophy of science Nursing theorists and their work (8 ed.). Mosby:
Elsevier
Barker. (2014). The tidal model: the lived-experience in person-centredmental health nursing care.
Nursing Philosophy,, 2, 213–223.
DeLaune, Sue C., Ladner, & Patrcia, K. (2002). Fundamental of Nursing: Standard and Practice (2 ed.).
Delmar: New York.
Kozier. (2011). Buku Ajar Fundamentaal keperawatan”, konsep Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.
Masters, K. (2014). Framework for professional nursing practice 47-87.
McEwen, M., & & Wills, E.M. . (2011). Theoretical basis for nursing (3 ed.). Philadelphia: Wolters Kluwes
Health.
Parker, Marilyn E. (2011). Nursing Theories and Nursing Practice (3 ed.). Philadelphia: FA Davis Company.
Potter, Patricia A., & Perry, & Griffin, Anne. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik (4 ed. Vol. 1). Jakarta: EGC.
Wakhid, & Abdul. (2013). Penerapan Terapi Latihan Ketrampilan Sosial Pada Klien Isolasi Sosial Dan
Harga Diri Rendah Dengan Pendekatan Model Hubungan Interpersonal Peplau Di RS Dr Marzoeki
Mahdi Bogor. Jurnal Keperawatan Jiwa, 1(1), 34-48.

Anda mungkin juga menyukai