Disusun Oleh :
SEMARANG
1
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan sumber segala ilmu pengetahuan yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tepat
pada waktunya. Shalawat dan salam selalu terlimpah curahkan kepada Rasulullah SAW.
Berkat rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas
mata kuliah keperawatan jiwa
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas kaitannya dengan Model Medikal
Keperawatan Jiwa yang penyusun sajikan dari berbagai sumber informasi dan referensi. Makalah
ini disusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri sendiri maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan pertolongan dari Allah akhirnya makalah
ini dapat terselesaikan.
Kelompok 6
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
c. Mengaplikasikan model konseptual keperawatan jiwa yaitu model medikal
BAB II
PEMBAHASAN
5
4. Memberikan pedoman pelayanan bagi individu, keluarga, kelompok, untuk menggunakan
sumber yang tersedia di komunitas kesehatan mental, termasuk pelayanan terkait, serta
teknologi dan sistem sosial yang paling tepat.
5. Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental serta mengatasi pengaruh penyakit
mental melalui penyuluhan dan konseling.
6. Memberikan askep pada penyakit fisik yang mengalami masalah psikologis dan penyakit
jiwa dengan masalah fisik
7. Mengelola dan mengoordinasi sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan klien,
keluarga, staf, dan pembuat kebijakan.
6
Model yang dikemukakan oleh Meyer, Kraeplin, Spitzer dan Frances ini mengemukakan
bahwa prilaku disebabkan oleh penyakit biologis. Gejala-gajala ini timbul akibat kombinasi
faktor-faktor fisiologis, genetik, lingkungan, dan social. Prilaku menyimpang berhubungan
dengan toleransi pasien terhadap stress (Stuart & Laraia , 2011 ).
Menurut konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifaktor yang kompleks
meliputi: aspekfisik, genetik, lingkungan dan faktorsosial. Sehingga focus penatalaksanaannya
harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostik, terapisomatik, farmakologikdanteknik
interpersonal. Diagnosa penyakit didasarkan pada kondisi yang ada dan informasi historis serta
pemeriksaan diagnostik. Pengobatan meliputi terapi somatik dan farmakologis selain berbagai
teknik interpersonal. Peran pasien disini mengikuti program terapi yang dianjurkan dan
melaporkan efek terapi kepada ahli terapi. Pasien menjalani terapi jangka panjang jika
diperlukan. Ahli terapi menggunakan terapi somatik dan terapi interpersonal. Ahli terapi
menegakkan diagnosis penyakit dan menentukan pendekatan terapeutik (Stuart & Laraia ,
2011 ).
Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur
diagnostic dan terapi jangka panjang, therapist berperan dalam pemberian terapi, laporan
mengenai dampak terapi, menentukan diagnosa, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang
digunakan (Stuart &Laraia , 2011).
Menurut Meyer dan Kreplin, konsep ini gangguan jiwa cenderung muncul akibat
multifaktor yang komplek meliputi: aspek fisik, genetik, lingkungan, dan faktor sosial. Sehingga
fokus penatalaksanaannya harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostik, terapi somatik,
farmakologi, dan tehnik interpersonal. Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis
dalam melakukan prosedur diagnostik dan terapi jangka panjang, terapist berperan dalam
pemberian terapi, laporan mengenai dampak terapi, menentukan diagnosa dan menentukan jenis
pendekatan terapi yang digunakan (Yosep , 2013 )
9
Medis (Mayer, Kraeplin)
Menurut konsep ini, gangguan jiwa cenderung muncul akibat multifaktor yang kompleks,
meliputi: aspek fisik, genetik, lingkungan, dan faktor sosial sehingga focus penatalaksanaanya
harus lengkap melalui pemeriksaan diagnostik, terapi somatik, farmakologi, dan teknik
interpersonal. Perawat berkolaborasi dengan tim medis dalam melakukan prosedur diagnostik
dan terapi jangka panjang. Terapis berperan dalam pemberian terapi, laporan mengenai dampak
terapi, menentukan diagnosis, dan menentukan jenis pendekatan terapi yang digunakan.
10
Pasien dpt diimobilisasi dgn membalutnya seperti mummi dalam lapisan seprei dan
selimut. Lapisan paling dalam terdiri atas seprei yg telah direndam dalam air es.
Walaupun mula-mula terasa dingin, balutan segera menjadi hangat dan menenangkan.
2. Isolasi
Menempatkan pasien dalam suatu ruang di mana dia tidakdapat keluar dari ruangan
tersebut sesuai kehendaknya. Tingkatan pengisolasian dapat berkisar dari penempatan
dalam ruangan yang tertutup, tapi tidak terkunci sampai pada penempatan dalam ruang
terkunci dengan kasur tanpa seprei di lantai, kesempatan berkomunikasi yang dibatasi, &
pasien memakai pakaian rumah sakit atau kain terpal yang berat. Penggunaan kain terpal
kurang dapat diterima & hanya digunakan untuk melindungi pasien aiau orang lain.
a) Indikasi penggunaan:
Pengendalian perilaku amuk yang potensial membahayakan pasien atau orang lain dan
tidak dapat dikendalikan oleh orang lain dengan intervensi pengekangan yang longgar,
seperti kontak interpersonal atau pengobatan.
b) Kontraindikasi adalah:
1. Kebutuhan untuk pengamatan masalah medic
2. Risiko tinggi untuk bunuh diri
3. Potensial tidak dapat mentoleransi deprivasi sensori
4. Hukuman.
11
Walaupun sebagai terapi ECT cukup aman, akan tetapi ada beberapa kondisi
merupakan kontra indikasi diberikan terapi ECT.
4. Fototerapi
Foto terapi atau terapi sinar adalah terapi somatik pilihan. Terapi ini diberikan dengan
memaparkan klien pada sinar terang 5-20x lebih terang daripada sinar ruangan. Klien
biasanya duduk, mata terbuka, 1,5 meter di depan klien diletakkan lampu setinggi mata.
Waktu dilaksanakan foto terapi bervariasi dari orang per orang. Beberapa klien berespon
kalau terapi diberikan pada pagi hari, sementara yang lain lebih berespon kalau diberikan
pada sore hari. Efek terapi ditentukan selain oleh lamanya terapi juga ditentukan oleh
kekuatan cahaya yang digunakan. Dengan kekuatan cahaya sebesar 2500 lux yang
diberikan selama 2 jam sehari efeknya sama dalam menurunkan depresi dengan terapi
dengan kekuatan cahaya sebesar 10.000 lux dalam waktu 30 menit sehari.
12
Terapi sinar sangat bermanfaat dan menimbulkan efek yang positif. Kebanyakan klien
membaik setelah 3-5 hari terapi kan tetapi bisa kambuh kembali segera setelah terapi
dihentikan. Keuntungan yg lain klien tdk akan mengalami toleransi terhadap terapi ini.
a) Indikasi :
Fototerapi dapat menurunkan 75% gejala depresi yang dialami klien akibat perubahan
cuaca (seasonal affective disorder(SAD)), misalnya pada musim hujan atau musim
dingin(winter) di mana terjadi hujan, mendung terus menerus yang bisa mencetuskan
depresi pada beberapa orang.
b) Mekanisme Kerja :
Fototerapi bekerja berdasarkan ritme biologis sesuai pengaruh cahaya gelap terang pd
kondisi biologis. Dgn adanya cahaya terang terpapar pd mata akan merangsang sistem
neurotransmiter serotonin & dopamin yg berperanan pd depresi.
c) Efek Samping :
Kebanyakan efek samping yg terjadi meliputi ketegangan pada mata, sakit kepala, cepat
terangsang, insomnia, kelelahan, mual, mata menjadi kering, keluar sekresi dari hidung
dan sinus.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Model konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau skema yang
menerangkan tentang serangkaian ide global tentang keterlibatan individu, kelompok, situasi,
atau kejadian terhadap suatu ilmu dan perkembangannya. Model konseptual keperawatan
merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat
di dalamnya. Model medikal mengacu pada perawatan psikiatri yang didasarkan pada hubungan
dokter-pasien. Ini berfokus pada diagnosis penyakit mental, dan pengobatan selanjutnya
didasarkan pada diagnosis ini. Perawat berperan dalam berkolaborasi dengan tim medis dalam
melakukan prosedur diagnostic dan terapi jangka panjang.
3.2 Saran
Perawat digarapkan dapat menerapkan model konseptual keperawatan jiwa khususnya
model medical dalam merespon setiap perilaku pasien dengan melakukan komunikasi terapeutik.
15
DAFTAR PUSTAKA
Stuart, Gail Wiscarz., Sundeen, Sandra J. 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta:
EGC
Kozier, Erb, Berman, Snyder. (2016). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses &
Industrial Drive.
http://ners-novriadi.blogspot.com/2012/07/konseptual-model-keperawatan-jiwa-model.html?
m=1
16