Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

KONSEPTUAL MODEL DALAM KEPERAWATAN JIWA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa


Dosen Pengampu: H. Edi Sukamto. S Kp. M.Kep

Disusun Oleh :

Sri Rejeki Puji R NIM. 1911102411132


Aulya Karimah NIM. 1911102411137
Rahayu NIM. 1911102411198
Dobby Aldinatha Juce NIM. 1911102411143
Andriana Dwi Yunita NIM. 1911102411188
Fitri Handayani NIM. 1911102411158
Imriani NIM. 1911102411185
Fedri Andana NIM. 1911102411189
Novita Puspitasari NIM. 1911102411155
Yustriani Sulistiawikarsih Situmorang NIM. 1911102411201

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN (ALIH JENJANG)


FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan
makalah ini. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini dengan benar.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Konseptual Model


Dalam Keperawatan Jiwa” ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Samarinda, 22 Februari 2020

Penyusun

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN TEORITIS...........................................................................................3
A. Pengertian Model Konseptual Keperawatan Jiwa............................................3
B. Beberapa model konsep keperawatan jiwa:......................................................9
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP..............................................................................................................17
A. KESIMPULAN...............................................................................................17
B. SARAN...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Profesi keperawatan sebagai profesi yang unik dan kompleks. Dalam
melaksanakan prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan
teori keperawatan yang sudah ada. Konsep merupakan suatu ide dimana
terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-simbol
yang nyata. Sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun
suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Model konseptual
keperawatan merupakan suatu cara untuk memandang situasi dan kondisi
pekerjaan yang melibatkan perawat didalamnya.

Model konseptual keperawatan jiwa sebagai usaha-usaha untuk


menguraikan fenomena mengenai keperawatan jiwa. Teori keperawatan jiwa
digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep dalam
keperawatan dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan
model praktek keperawatan. Model konseptual keperawatan jiwa terdiri dari
beberapa pendekatan salah satunya model prilaku. Model prilaku sebagai suatu
proses perubahan tingkah laku sebagai akibat adanaya interaksi antara stimulus
dengan respons yang menyebabkan seseorang mempunyai pengalaman baru.

B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini membahas tentang :
1. Bagaimana konsep model Psikoanalisa ?
2. Bagaimana konsep model Perilaku ?
3. Bagaimana konsep model Eksistensi ?
4. Bagaimana konsep model Interpersonal ?
5. Bagaimana konsep model Medikal ?
6. Bagaimana konsep model Komunikasi ?

1
7. Bagaimana konsep model Keperawatan ?
8. Bagaimana konsep model Sosial ?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah membaca makalah ini, mahasiswa di harapkan mampu
memahami model konseptual keperawatan jiwa.

2. Tujuan Khusus
Setelah membaca makalah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami
tentang :
a. Model Psikoanalisa
b. Model Perilaku
c. Model Eksistensi
d. Model Interpersonal
e. Model Medikal
f.Model Komunikasi
g. Model Keperawatan
h. Model Sosial

2
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian Model Konseptual Keperawatan Jiwa


1. Model Konseptual
Model adalah contoh, menyerupai, merupakan pernyataan simbolik
tentang fenomena, menggambarkan teori dari skema konseptual melalui
penggunaan symbol dan diafragma, dan Konsep adalah suatu keyakinan
yang kompleks terhadap suatu obyek, benda, suatu peristiwa atau
fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide,
pandangan atau keyakinan. Model konsep adalah rangkaian konstruksi
yang sangat abstrak dan berkaitan yang menjelaskan secara luas
fenomena-fenomena, mengekspresikan asumsi dan mencerminkan
masalah. (Hidayat, 2006, hal.42)

Model konseptual merupakan kerangka kerja konseptual, sistem atau


skema yang menerangkan tentang serangkaian ide global tentang
keterlibatan individu, kelompok, situasi, atau kejadian terhadap suatu ilmu
dan perkembangannya. Model konseptual memberikan keteraturan untuk
berfikir, mengobservasi dan menginterpretasi apa yang dilihat,
memberikan arah riset untuk mengidentifikasi suatu pertanyaan untuk
menanyakan tentang fenomena dan menunjukkan pemecahan masalah
(Christensen & Kenny, 2009, hal. 29).

2. Model Konseptual dalam Keperawatan


Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk
memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di
dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi
organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka
terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada
suatu saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan (Brockopp,
1999, dalam Hidayati, 2009).

3
Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area
fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia
sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang
bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan
sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga
dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya
dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah
keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor
penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang
(klien) (Marriner-Tomey, 2004, dalam Nurrachmah, 2010)
Tujuan dari model konseptual keperawatan (Ali, 2001, hal. 98) :
a. Menjaga konsisten asuhan keperawatan.
b. Mengurangi konflik, tumpang tindih, dan kekosongan pelaksanaan
asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.
c. Menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. Memberikan pedoman dalam menentukan kebijaksanaan dan
keputusan.
e. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan
keperawatan bagi setiap anggota tim keperawatan.
Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai
mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, dan
kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan
fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat
berbeda satu sama lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif manusia,
subsistem perilaku atau aspek komplementer (Marriner-Tomey, 2004,
dalam Nurrachmah, 2010).

4
3. Keperawatan Jiwa
a. Pengertian Keperawatan Kesehatan Jiwa (Yosep, 2010, hal. 1-2)
1) Menurut American Nurses Associations (ANA)
Keperawatan jiwa adalah area khusus dalam praktek
keperawatan yang menggunakan ilmu tingkah laku manusia
sebagai dasar dan menggunakan diri sendiri secara teraupetik
dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan
mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada
(American Nurses Associations).
2) Menurut WHO
Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak ganguan
jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik yang adalah
perawatan langsung, komunikasi dan management, bersifat positif
yang menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan
yang mencerminkan kedewasaan kepribadian yang bersangkutan.
3) Menurut UU KES. JIWA NO 03 THN 1966
Kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual
emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini
selaras dengan orang lain.
Keperawatan jiwa adalah pelayanan keperawatan profesional
didasarkan pada ilmu perilaku, ilmu keperawatan jiwa pada
manusia sepanjang siklus kehidupan dengan respons psikososial
yang maladaptif yang disebabkan oleh gangguan bio-psiko-sosial,
dengan menggunakan diri sendiri dan terapi keperawatan jiwa
(komunikasi terapeutik dan terapi modalitas keperawatan kesehatan
jiwa) melalui pendekatan proses keperawatan untuk meningkatkan,
mencegah, mempertahankan dan memulihkan masalah kesehatan
jiwa klien (individu, keluarga, kelompok komunitas). Keperawatan
jiwa adalah proses interpersonal yang berusaha untuk
meningkatkan dan mempertahankan perilaku sehingga klien dapat
berfungsi utuh sebagai manusia (Sulistiawati dkk, 2005, hal. 5).

5
b. Komponen Paradigma Keperawatan Jiwa
Prinsip keperawatan jiwa terdiri dari empat komponen yaitu
manusia, lingkungan, kesehatan dan keperawatan (Sulistiawati dkk,
2005, hal. 5-6)
1) Manusia
Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak,
berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan.
Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan penting.
Setiap individu mempunyai harga diri dan martabat. Tujuan individu
adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai aktualisasi diri.
Setiap individu mempunyai kemampuan untuk berubahdan
keinginan untuk mengejar tujuan personal. Setiap individu
mempunyai kapasitas koping yang bervariasi. Setiap individu
mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputuasan.
Semua perilaku individu bermakna dimana perilaku tersebut meliputi
persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.
2) Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan
dari dalam dirinya dan lingkungan luar, baik keluarga, kelompok,
komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus
mengembangkan strategi koping yang efektif agar dapat beradaptasi.
Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat menghasilkan
perubahan diri individu.
3) Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia, oleh karena itu,
setiap individu mempunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang
sama melalui perawatan yang adekuat.
4) Keperawatan
Dalam keperawatan jiwa, perawat memandang manusia secara
holistik dan menggunakan diri sendiri secara terapeutik. Metodologi

6
dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri sendiri secara
terapeutik dan interaksinya interpersonal dengan menyadari diri
sendiri, lingkungan, dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran
ini merupakan dasar untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan
diri dan situasinya, sehingga lebih akurat mengidentifikasi
kebutuhan dan masalah serta memilih cara yang sehat untuk
mengatasinya. Perawat memberi stimulus yang konstruktif sehingga
akhirnya klien belajar cara penanganan masalah yang merupakan
modal dasar dalam menghadapi berbagai masalah kehidupan.
Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa bertujuan untuk
mememberian asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan dan
masalah klien, merupakan proses terapeutik yang melibatkan
hubungan kerja sama antara perawat dengan klien, dan masyarakat
untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal (Carpenito, 1989
dikutip oleh Keliat, 1991).
Kebutuhan dan masalah klien dapat diidentifikasi, diprioritaskan
untuk dipenuhi, serta diselesaikan. Dengan menggunakan proses
keperawatan, perawat dapat terhindar dari tindakan keperawatan
yang bersifat rutin, intuisis, dan tidak unik bagi individu klien.
Proses keperawatan mempunyai ciri dinamis, siklik, saling
bergantung, luwes, dan terbuka. Setiap tahap dapat diperbaharui jika
keadaan klien klien berubah. Tahap demi tahap merupakan siklus
dan saling bergantung. Diagnosis keperawatan tidak mungkin dapat
dirumuskan jika data pengkajian belum ada. Proses keperawatan
merupakan sarana / wahana kerja sama perawat dan klien.
Umumnya, pada tahap awal peran perawat lebih besar dari peran
klien, namun pada proses sampai akhir diharapkan sebaliknya peran
klien lebih besar daripada perawat sehingga kemandirian klien dapat
tercapai. Kemandirian klien merawat diri dapat pula digunakan
sebagai kriteria kebutuhan terpenuhi dan / atau masalah teratasi.
(Keliat, 2006, hal. 1-3)

7
c. Prinsip-Prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa
Prinsip-prinsip Keperawatan Kesehatan Jiwa menurut (Yosep, 2010,
hal.6)
1) Roles and functions of psychiatric nurse : competent care (Peran
dan fungsi keperawatan jiwa : yang kompeten).
2) Therapeutic Nurse patient relationship (hubungan yang terapeutik
antara perawat dengan klien).
3) Conceptual models of psychiatric nursing (konsep model
keperawatan jiwa).
4) Stress adaptation model of psychiatric nursing (model stress dan
adaptasi dalam keperawatan jiwa).
5) Biological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan
biologis dalam keperawatan jiwa).
6) Psychological context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan
psikologis dalam keperawatan jiwa).
7) Sociocultural context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan
sosial budaya dalam keperawatan jiwa).
8) Environmental context of psychiatric nursing care (keadaan-
keadaan lingkungan dalam keperawatan jiwa).
9) Legal ethical context of psychiatric nursing care (keadaan-keadaan
legal etika dalam keperawatan jiwa).
10) Implementing the nursing process : standards of care
(penatalaksanaan proses keperawatan : dengan standar-standar
perawatan).
11) Actualizing the Psychiatric Nursing Role : Professional
Performance Standards (aktualisasi peran keperawatan jiwa:
melalui penampilan standar-standar professional).

8
B. Beberapa model konsep keperawatan jiwa:
1. Model Psikoanalisa
a. Konsep
Merupakan model yang pertama yang dikemukakan oleh Sigmun
Freud yang meyakini bahwa penyimpangan perilaku pada usia dewasa
berhubungan pada perkembangan pada anak. Setiap fase perkembangan
mempunyai tugas perkembangan yang harus di capai. Gejala yang
nampak merupakan simbul dari konflik.
b. Proses terapi
1) Memakan waktu yang lama
2) Menggunakan tehnik asosiasi bebas dan analisa mimpi”
menginterpretasikan perilaku, menggunakan transferens untuk
memperbaiki masa lalu, mengidentifikasi area masalah.
c. Peran pasien dan terapis
1) Pasien : mengungkapkan semua pikiran dan mimpi
2) Terapis: mengupayakan perkembangan transferens
menginterpretasikan pikiran dan mimpi pasien dalam kaitannya
dengan konflik.
Kelebihan :
a) Dasar teori yang kuat
b) Lebih fokus dalam mengetahui menghadapi masalah klien
c) Dapat membuat klieen masalah apa yang selama ini tidak
disadarinya
Kekurangan :
a) Biaya yang banyak yang dikeluarkan oleh klien
b) Memakan waktu yang lama
c) Klien menjadi jenuh akibat waktu yang lama
d) Dibutuhkan terapis yang benar benar sudah terlatih

9
2. Model Perilaku
a. Konsep
Dikembangkan oleh H.J Esyenk, J.Wolpe dan B.F Skiner. Teori ini
menyakini bahwa perubahan perilaku akan merubah koognitif dan
avektif.
b. Proses terapi
1) Desenlisasi / pengalihan
2) Teknik relaksasi
3) Asertif training
4) Reforcemen / memberikan penghargaan
5) Self regulation / mengamati perilaku klien : self standar ketrampilan,
self observasi, self evaluasi, self reforcemen.
c. Peran pasien dan terapis

1) Pasien :

a) Mempraktikkan teknik perilaku yang digunakan untuk


mengerjakan pekerjaan rumah
b) Penggalakan latihan
2) Terapis :
a) Mengajarkan kepada klien tentang pendekatan perilaku
b) Membantu mengembangkan hirarki perilaku
c) Menguatkan perilaku yang diinginkan
Kekurangan :
a) Kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi
b) Hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati
Kelebihan :
Tidak dianjurkan hukaman dalam proses terapi penyembuhan

10
3. Model Eksistensi
a. Konsep
Teori mengemukakan bahwa penyimpangan perilaku terjadi jika
individu putus hubungan dengan dirinya dan lingkungannya. Keasingan
diri dan lingkungan dapat terjadi karena hambatan pada diri individu.
Individu merasa putus asa, sedih, sepi, kurang kesadaran diri yang
mencegah partisipasi dan penghargaan pada hubungan dengan orang
lain. Klien sudah kehilangan / tidak mungkin menemukan nilai-nilai
yang memberi arti pada eksistensinya.
b. Proses terapi
1) Rational emotive therapy
Konfrontasi digunakan untuk bertanggung jawab terhadap
perilakunya. Klien didorong menerima dirinya sebagai mana
adanya bukan karena apa yang dilakukan.
2) Terapi logo
Terapi orientasi masa depan. Individu meneliti arti dari kehidupan,
karena tanpa arti berarti eksis. Tujuannya agara induvidu sadar
akan tanggung jawabnya.
3) Terapi realitas
Klien dibantu untuk menyadari target kehidupannya dan cara untuk
mencapainya. Klien didasarkan akan alternatif yang tersedia
c. Peran pasien perawat
1) Pasien : bertanggung jawab terhadap perilakunya dan berperan
serta dalam suatu pengalaman berarti untuk mempelajari tentang
dirinya yang sebenarnya
2) Terapis :
a) Membantu pasien untuk mengenali diri
b) Mengklarifikasi realita dari suatu situasi
c) Mengenali pasien tentangperasaan tulus
d) Memperluas kesadaran diri pasien

11
Kelebihan :
Memiliki 3 proses terapi (terapi rational emotive, terapi logo, terapi
realitas)
Kekurangan :
a) Susah menerima masukan dari orang lain
b) Klien kehilangan atau tidak mungkin menemukan nilai nilai
yang memberi arti eksetensi

4. Model Interpersonal
a. Konsep
Model ini diperkenalkan oleh Hary Stack Sullivan. Sebagai
tambahan Peplau mengembangkan teori interpersonal keperawatan.
Teori ini menyakini bahwa perilaku berkembang dari hubungan
interpersonal. Menurut Sulivan indivdu memadang orang lain sesuai
dengan apa yang ada pada dirinya, maksudnya kemampuan dalam
memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar
hubungan antar manusia yang mencakup proses intrepersonal perawat
klien dan masalh kecemasan yang terjadi akibat sakit.
Dalam proses interpersonal perawat klien memiliki 4 tahap :
1) Orientasi
Perawat klien melakukan kontrak awal untuk BHSP dan terjadi
proses pengumpulan data
2) Identifikasi
Perawat memfasilitasi ekspresi perasaan klien dan melaksanakan
askep
3) Eksplorasi
Perawat memberi gambaran kondisi klien
4) Resolusi
Perawat memandirikan klien

12
b. Proses terapi
1) Mengeksplorasi proses perkembangan
2) Mengoreksi pengalaman interpersonal
3) Reduksi
4) Mengembangkan hubungan saling percaya
c. Peran pasien dengan terapis
1) Pasien : menceritakan ansietas dan perasaan
2) Terapis : menjalin hubungan akrab dengan pasien dengan
menggunakan empati dan menggunakan hubungan sebagai suatu
pengalaman interpersonal korektif.
Kelebihan :
a) Perawat memiliki wewenang untuk mengembangkan
hubungan antara perawat dan klien dimana perawat bertugas
sebagai narasumber /SDM/konsultan/wali bagi klien
b) Klien mendapat keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan
yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya
Kekurangan :
Kritik yang berlebihan akan mengembangkan system diri yang
negative

5. Model Medikal
a. Konsep
Penyimpangan perilaku merupakan manifestasi gangguan SSP.
Dicurigai bahwa depresi dan skizoprenia dipengaruhi transmisi impuls
neural serta gangguan sinap yaitu masalh biokimia. Faktor sosial dan
lingkungan diperhitungkan sebagai faktor pencetus.
b. Proses terapi
1) Pengobatan : jangka panjang, jangka pendek
2) Terapi suportif
3) Insight oriented terapi yaitu belajar metode mengatasi stressor

13
c. Peran pasien dan terapis
1) Pasien : pasien mempraktekkan regimen terapi dan melaporkan
efek terapi
2) Terapis :
a) Mengguanakan kombinasi terapi somatik dan interpersonal
b) Menegakkan diagnosa penyakit PPDGJ
c) Menentukan pendekatan terapeutis
Kekurangan :
Berfokus pada diagnosa penyakit sehingga pengobatan didasarkan
pada diagnosa itu
Kelebihan :
a) Model medikal terus mengeksplorasi penyebab gangguan jiwa
secara ilmiah
b) Fungsi model medikal mengobati yang sakit dan proses
pengobatan pada fisik tidak menyalahkan perilaku kliennya

6. Model Komunikasi
a. Konsep
Teori ini menyatakan bahwa gangguan perilaku terjadi apabila
pesan tidak dikomunikasikan dengan jelas. Bahasa dapat digunakan
merusak makna, pesan dapat pula tersampaikanmungkin tidak selaras.
Fase komunikasi ada 4 yaitu : pra interaksi, orientasi, kerja, terminasi.
b. Proses terapi
1) Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah
2) Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif
3) Memberi alternatif kolektif untuk komunikasi yang tidak efektif
4) Melakukan analisa proses interaksi
c. Peran pasien terapis
1) Pasien : memperhatikan pola komunikasi, bermain peran, bekerja
untuk mengklarifikasi komunikasinya sendiri, memvalidasi peran
dari oarang lain.

14
2) Terapis : menginterpretasikan pola komunikasi kepada pasien dan
mengajarklan prinsip komunikasi yang baik.
Kelebihan :
1) Memberi alternatif korektif untuk komunikasi yang tidak
efektif
2) Mengubah persepsi klien sehingga mereka berupaya
meningkatkan aktifitas dalam pencegahan penyakit
Kekurangan :
Klien kadang sulit menerima pesan yang diterima

7. Model Keperawatan
a. Konsep
Teori ini mempunyai pandangan bahwa askep berfokus pada
respon individu terhadap masalah kesehatan yang actual dan potensial
dengan model pendekatan berdasarkan teori sistem, teori
perkembangan, teori interaksi, pendekatan holistik dan teori
keperawatan. Fokus pada :
1) Rentang sehat sakit
2) Teori dasar keperawatan
3) Tindakan keperawatan
4) Hasil tindakan
b. Proses terapi
1) Proses keperawatan
2) Terapi keperawatan : terapi modalitas
c. Peran pasien dan terapis
1) Pasien : mengemukakan masalah
2) Terapis : memfasilitasi dan membantu
menyelesaikan
Kelebihan :
Pendekatan yang dilakukan dapat didasarkan pada bermacam-macam
teori

15
Kekurangan :
Hanya berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan

8. Model Social
a. Konsep
Menurut Caplain situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa.
teori ini mengemukakan pandangan sosial terhadap perilaku bahwa
faktor sosial dan lingkungan menciptakan stress yang menyebabkan
ansietas yang menimbulkan gejala perilaku menyimpang.
b. Proses terapi
1) Pencegahan primer
2) Manipulasi lingkungan
3) Intervensi krisis
c. Peran pasien dan terapis
1) Pasien : secara aktif menyampaikan masalahnya dan bekerjasama
dengan terapis untuk menyelesaikan masalahnya
2) Terapis :
a) Menggali sistem sosial pasien
b) Membantu pasien menggali sumber yang tersedia
c) Menciptakan sumber baru
Kelebihan :
1) Perawat mampu menganalisa faktor utama yang menyebabkan
klien mengalami gangguan jiwa
2) Klien dapat membina hubungan baik dengan perawat sehingga
lebih mudah dalam proses pemulihan
3) Menggunakan sistem pendukung
Kekurangan :
1) Membutuhkan waktu yang lama
2) Hanya berfokus pada respon individu terhadap masalah kesehatan

16
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesehatan Jiwa bukan hanya suatu keadaan tidak ganguan jiwa,
melainkan mengandung berbagai karakteristik yang adalah perawatan
langsung, komunikasi dan management, bersifat positif yang menggambarkan
keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan
kepribadian yang bersangkutan.
Model konseptual keperawatan merupakan suatu cara untuk
memandang situasi dan kondisi pekerjaan yang melibatkan perawat di
dalamnya. Model konseptual keperawatan memperlihatkan petunjuk bagi
organisasi dimana perawat mendapatkan informasi agar mereka peka
terhadap apa yang terjadi pada suatu saat dengan apa yang terjadi pada suatu
saat juga dan tahu apa yang harus perawat kerjakan.
Model konseptual keperawatan kesehatan jiwa terdiri dari 8 model yang
terdiri dariModel Psikoanalisa, Model Perilaku, Model Eksistensi, Model
Interpersonal, Model Medikal, Model Komunikasi, Model Keperawatan, dan
Model Sosial.

B. SARAN
Kami membuat makalah ini untuk pembelajaran bersama. Adapun
tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa. Makalah ini jauh dari kesempurnaan. Kami
mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca menemukan
kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi yang
lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat membaca buku
yang menjadi referensi secara lengkap.

17
Untuk itu penulis berharap bagi yang membaca makalah ini bisa
memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat membangun
tentang Konseptual Model dalam Keperawatan Maternitas.
1. Mahasiswa
Makalah ini sangat bagus untuk dibaca sebagai pedoman kita dalam
memahami teori peplau mengenai konseptual model keperawatan jiwa
interpersonal, Sehingga kedepan nanti kita bisa berkerja dengan baik, dan
hubungan interpersonal yang kita lakukan baik. Sehingga kita bisa
memberikan keperawatan yang baik kepada pasien.
2. Perawat
Diharapkan lebih mengetahui dan memahami tentang berbagai macam
model keperawatan jiwa yang dapat diterapkan kepada pasien.
3. Pelayanan kesehatan
Diharapkan dapat melayani dan menangani klien yang mengalami
gangguan psikososial maupun gangguan jiwa

18
DAFTAR PUSTAKA

Budi Anna Keliat, dkk. (1998). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta :
EGC
Christensen, P. J. dan Kenney, J.W. (2009). Proses Keperawatan Aplikasi Model
Konseptual, Ed.4, Jakarta : EGC.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Isaacs ann. (2005). Panduan Belajar Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri.
Edisi 3. Jakarta : EGC
Stuart Gail. (2007). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC
Stuart dan sundeen’s. (1998). Principle Practice of Psychiatric Nursing Sixth
Edition.  St Louis, missour : mosby - year book
Stuart dan larai. (2001). Principles and Practice of Psychiatric Nursing. St Louis
mossour : westline industrial drive
Suliswati dkk. (2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
EGC
Yosep Iyus. (2009). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama
Zaidin, Ali. (2002). Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Jakarta : Widya
Medika

19
20

Anda mungkin juga menyukai