Anda di halaman 1dari 4

Keterkaitan Antara Teori Peplau Terhadap IPE dan IPC

Inti dari teori Peplau adalah pemanfaatan hubungan yang terapeutik antara perawat dan
klien. Teori dan konsep keperawatan menurut Peplau tertuang dalam bukunya yang
berjudul “Interpersonal Relations in Nursing”. Buku ini awalnya diterbitkan pada tahun
1952.

Model konsep dan teori keperawatan peplau menjelaskan tentang kemampuan dalam
memahami diri sendiri dan orang lain yang menggunakan dasar hubungan antar manusia
yang mencakup proses interpersonal, perawat-klien, dan masalah kecemasan yang terjadi
akibat sakit. Model teori ini dapat dilihat adanya tindakan keperawatan yang diarahkan
kepada hubungan interpersonal atau psikoterapi antara klien dengan perawat.

Peplau melihat antara perawat dan pasien “berpartisipasi & berkontribusi” ke dalam
hubungan, dimana hubungan itu sendiri menjadi terapeutik. Pandangan tersebut yang dibuat
formula “Psychodynamic nursing” pada tahun 1952 dan selanjutnya disebut “a theory of
interpersonal relations”.

Jika orientasi teori Peplau adalah hubungan antara perawat dan klien, IPE dan IPC lebih
berfokus pada hubungan antara tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan
yang lebih optimal. Untuk definisi sendiri, IPE atau Interprofessional Education adalah
merupakan bagian integral dari pembelajaran professional kesehatan, yang berfokus pada
belajar dengan, dari, dan tentang sesama tenaga kesehatan untuk meningkatkan kerja sama
dan meningkatkan kualitas pelayanan pada pasien. Peserta didik dari beberapa profesi
kesehatan belajar bersama dalam meningkatkan pelayanan kepada pasien secara bersama-
sama (kolaborasi) dalam lingkungan interprofesional. Sedangkan IPC atau Interprofessional
Colaboration adalah ketika banyak petugas kesehatan dari latar belakang berbeda,
bekerjasama dengan pasien, keluarga, pengasuh dan masyarakat untuk memberikan
perawatan berkualitas tertinggi (WHO, 2010)

Perawat harus memiliki hubungan interpersonal yang baik dengan klien karena setiap orang
mempunyai pemikiran yang berbeda sehingga mempengaruhi persepsi dan perbedaan
persepsi inilah sangat penting dalam proses interpersonal. Keperawatan dapat dipandang
sebagai satu proses interpersonal karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu
dengan tujuan yang sama. Dalam keperawatan tujuan bersama ini akan mendorong kearah
proses terapeutik dimana perawat dan pasien saling menghormati satu dengan yang lain
sebagai individu, kedua-duanya mereka belajar dan berkembang sebagai hasil dari
interaksi. Selama perawat dan klien bekerja sama, mereka akan memiliki banyak
pengetahuan dan kematangan berfikir selama proses.

Selain dengan klien, perawat juga bisa saling belajar dengan tenaga kesehatan lain hingga
melakukan kolaborasi. Hal ini dapat sangat membantu pengembangan interpersonal dan
intrapersonal perawat. Selain itu dapat melatih kerjasama tim, lebih efisien, lebih efektif
dan memeperkuat identitas professional.

Peplau mendefinisikan konsep utama teorinya sebagai “psychodynamic nursing” karena


bertujuan memahami suatu perilaku untuk membantu orang lain mengidentifikasi kesulitan
yang dimilikinya dan untuk mengaplikasikan prinsip – prinsip human relation dalam
menyelesaikan masalah yang dibangun dari semua tingkat pengalaman (Tomey &
Alligood, 1998).

 Klien

Sistem klien yang berkembang terdiri dari karakteristik biokimia, fisiologis,


interpersonal dan kebutuhan selalu berupaya memenuhi kebutuhannya dan
mengintegrasikan belajar pengalaman. Klien adalah subjek yang dipengaruhi
adanya proses interpersonal.

 Perawat

Perawat berperan mengatur tujuan serta proses interaksi interpersonal dengan pasien
yang bersifat pertisipatif. Perawat juga berperan sebagai mitra kerja, pendidik,
narasumber, pengasuh pengganti, pemimpin dan konselor sesuai dengan fase proses
interpersonal yang dilalui. Pada saat inilah IPE dan IPC dilakukan, selain itu
perawat juga bisa melakukan perannya sebagai advocator bagi klien maupun
pasiennya.
 Masalah Kecemasan yang Terjadi Akibat Sakit

Gangguan kecemasan tingkat berat yang disebabkan oleh sulitnya mengintegrasikan


pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang. Ansietas atau gangguan
kecemasan terjadi apabila komunikasi dengan orang lain mengancam keamanan
psikologi dan biologi individu. Dalam teori Peplau ansietas merupakan konsep yang
berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit.

 Proses Interpersonal

Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan pasien ini meggambarkan
metode transformasi energi atau ansietas pasien oleh perawat yang terdiri dari 4
fase: fase orientasi, fase identifikasi, fase eksploitasi, fase resolusi.

a. Fase Orientasi

Pada fase Orientasi, perawat dan klien masih sebagai orang yang asing.
Pertemuan diawali pasien yang mengekspresikan perasaan butuh, kemudian
perawat dan klien malakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan
terjadi sebuah proses pengumpulan data. Hal paling penting adalah perawat
bekerja sama secara kolaborasi dengan pasien dan keluarganya dalam
menganalisis situasi. Perawat dan klien saling mengenali, memperjelas dan
menentukan masalah, Setelah itu, mengambil keputusan bersama untuk
menentukan tipe bantuan apa yang diperlukan. Perawat sebagai fasilitator dapat
merujuk klien ke ahli lain sesuai dengan kebutuhannya.

b. Fase Identifikasi

Fase identifikasi berfokus memilih bantuan profesional yang tepat. Pada fase
ini, pasien merespons orang-orang yang dapat memenuhi kebutuhannya secara
selektif.
Respons pasien terhadap perawat:

 Berpartisipasi dan interpendent dengan perawat: Partisipan mandiri dalam


hubungannya dengan perawat.

 Anatomy dan independent: Individu mandiri terpisah dari perawat.

 Pasif dan dependent: Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada
perawat.

c. Fase Eksploitasi

Fase Eksploitasi berfokus menggunakan bantuan profesional untuk alternatif


pemecahan masalah. Pelayanan yang diberikan berdasarkan minat dan
kebutuhan pasien. Pasien mulai menerima informasi tentang penyembuhannya,
mungkin berdiskusi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada perawat,
mendengarkan penjelasan-penjelasan dari perawat dan sebagainya. Hingga
akhirnya pasien mulai merasa sebagai bagian integral dari lingkungan
pelayanan. Pada fase ini juga IPE dan IPC dapat dilakukan. Kolaborasi
dilakukan dengan tenaga kesehatan lainnya seperti dokter, analisis, ataupun
ahli gizi.

d. Fase Resolusi

Fase resolusi terjadi setelah fase orientasi, identifikasi dan eksploitasi berjalan
dengan sukses. Fase resolusi berfokus mengakhiri hubungan profesional pasien
dan perawat. Pasien berusaha untuk melepaskan rasa ketergantungan kepada
tim medis dan menggunakan kemampuannya untuk menjalankan segala sesuatu
secara sendiri.

Anda mungkin juga menyukai