Anda di halaman 1dari 8

Makalah Keperawatan Jiwa

(TERAPI INDIVIDU)

PENYUSUN KELOMPOK 1

Abdansyakur Takuloe 751440121086


Anistasya Oalo 751440121090
Fatricia Dj Ahmad 751440121095
Moh. Rianto Aditya Nihali 751440121105
Siti Nurmadina Saifullah 751440121115
Siti Rahma Melu 751440121117
Sri Anggriani Sauwali 751440121119
Wahyuni Putri Sidiki Ilahude 751440121124

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES GORONTALO

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Terapi Individu ”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak.
Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah “Terapi Individu” untuk masyarakat ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Gorontalo, 8 Februari 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................2
Daftar Isi...............................................................................................................3
Bab I Pendahuluan................................................................................................4
Bab II Pembahasan...............................................................................................5
A. Definisi Terapi Individu..................................................................................................5
B. Tujuan Terapi Individu......................................................................................................5
C. Prosedur Pelaksanaan Terapi Individu............................................................................5
Bab III Penutup ....................................................................................................7
A. Kesimpulan.....................................................................................................................7
Daftar Pustaka.......................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seseorang yang mengalami harga diri rendah akan memengaruhi berbagai aspek di
kehidupannya yang ditandai dengan adanya gejala-gejala psikotik yang khas dan terjadi
kemunduran fungsi sosial. Harga diri rendah dapat diidentifikasi berdasarkan beberapa ciri-ciri
dari harga diri rendah seperti pengalaman yang menimbulkan perasaan bersalah, menghukum
diri sendiri, merasa gagal, merasa tidak mampu, menarik diri, perasaan negatif terhadap tubuh,
dan mengkritik diri sendiri maupun orang lain (Dalami et al., 2009).

Dampak yang akan dialami oleh seseorang dengan harga diri rendah yaitu dirinya tidak akan
berkembang di dalam kehidupannya, akan merasa terkucilkan dan tidak mau berinteraksi dengan
orang lain atau menarik diri karena tidak memiliki kepercayaan diri dan apabila seseorang
dengan harga diri rendah selalu menyendiri maka cenderung akan mengalami halusinasi bahkan
sampai akan merusak lingkungan dan melakukan perilaku kekerasan pada orang lain (Fajariyah,
2012)

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Terapi Individu
2. Apa Saja Tujuan Terapi Individu
3. Apa Saja Prosedur Pelaksanaan Terapi Individu

C. Tujuan
1. Definisi Terapi Individu
2. Apa Saja Tujuan Terapi Individu
3. Apa Saja Prosedur Pelaksanaan Terapi Individu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Terapi Individu
Terapi Individu adalah suatu hubungan yang terstruktur yang terjalin antara perawat dan
klien untuk mengubah perilaku klien. Dimana hubungan yang terjalin merupakan hubungan
yang disengaja dengan tujuan terapi, dilakukan dengan tahapan sistematis (terstruktur)
sehingga melalui hubungan ini diharapkan terjadi perubahan tingkah laku klien sesuai dengan
tujuan yang ditetapkan di awal hubungan. Hubungan terstruktur dalam terapi individual ini,
bertujuan agar klien mampu menyelesaikan konflik yang dialaminya. Selain itu klien juga
diharapkan mampu meredakan penderitaan (distress) emosional, serta mengembangkan cara
yang sesuai dalam memenuhi kebutuhan dasarnya.

B. Tujuan Terapi Individu


Untuk mengembangkan pendekatan unik penyelesaian konflik, meredakan penderitaan
emosional, mengembangkan cara yang cocok untuk memenuhi kebutuhan. Dengan terapi
seorang klien dapat berusaha untuk menyembuhkan penyakit ataupun gangguan yang dialaminya
seperti dalam hal kecemasan, stress ataupun yang lainnya. Terapi memberikan manfaat untuk
menjadikan keadaan seseorang menjadi lebih baik lagi

C. Prosedur Pelaksanaan Terapi Individu


Ada beberapa tahapan dalam terapi individual, terdiri dari :
1. Fase Orientasi
Tahapan orientasi dilaksanakan ketika perawat memulai interaksi dengan klien. Yang
pertama harus dilakukan dalam tahapan ini adalah membina hubungan saling percaya dengan
klien. Hubungan saling percaya sangat penting untuk mengawali hubungan agar klien bersedia
mengekspresikan segala masalah yang dihadapi dan mau bekerja sama untuk mengatasi masalah
tersebut sepanjang berhubungan dengan perawat. Setelah klien mempercayai perawat, tahapan
selanjutnya adalah klien bersama perawat mendiskusikan apa yang menjadi latar belakang
munculnya masalah pada klien, apa konflik yang terjadi, juga penderitaan yang klien hadapi.
Tahapan orientasi diakhiri dengan kesepakatan antara perawat dan klien untuk menentukan
tujuan yang hendak dicapai dalam hubungan perawat-klien dan bagaimana kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Fase Kerja
Perawat melakukan intervensi keperawatan setelah klien mempercayai perawat sebagai
terapis. Ini dilakukan di fase kerja, di mana klien melakukan eksplorasi diri. Klien
mengungkapkan apa yang dialaminya. Untuk itu perawat tidak hanya memperhatikan konteks
cerita klien akan tetapi harus memperhatikan juga bagaimana perasaan klien saat menceritakan
masalahnya. Dalam fase ini klien dibantu untuk dapat mengembangkan pemahaman tentang
siapa dirinya, apa yang terjadi dengan dirinya, serta didorong untuk berani mengambil risiko
berubah perilaku dari perilaku maladaptive menjadi perilaku adaptif . Klien eksplorasi diri.
Perawat bekerja dengan isi (cerita) dan proses (dari perasaan) yang berhubungan dengan
penderitaan klien. Klien dibantu utk mengembangkan pengetahuan tentang diri dan didorong
menghadapi risiko mengubah perilaku yg disfungsional
3. Fase Terminasi
Setelah kedua fihak (klien dan perawat) menyepakati bahwa masalah yang mengawali
terjalinnya hubungan terapeutik telah mereda dan lebih terkendali maka perawat dapat
melakukan terminasi dengan klien. Pertimbangan lain untuk melakukan terminasi adalah apabila
klien telah merasa lebih baik, terjadi peningkatan fungsi diri, social dan pekerjaan, serta yang
lebih penting adalah tujuan terapi telah tercapai.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi Individu adalah suatu hubungan yang terstruktur yang terjalin antara perawat dan
klien untuk mengubah perilaku klien. Dimana hubungan yang terjalin merupakan hubungan yang
disengaja dengan tujuan terapi, dilakukan dengan tahapan sistematis (terstruktur) sehingga
melalui hubungan ini diharapkan terjadi perubahan tingkah laku klien sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan di awal hubungan
DAFTAR PUSTAKA
https://repository.ump.ac.id/5554/2/Nurhayati%20Murniyati%20BAB%20I.pdf
http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/terapi-modalitas-dalam-keperawatan-jiwa/#:~:text=Terapi
%20individual%20adalah%20penanganan%20klien,yang%20disengaja%20dengan%20tujuan
%20terapi%2C
https://www.yosefpedia.com/2020/05/terapi-modalitas-pengertian-dan-8.html

Anda mungkin juga menyukai