Anda di halaman 1dari 14

A.

PENGERTIAN
Asma bronchial adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermitten, reversibel dimanatrakheob
ronkhial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.
Asma bronchial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trachea dan bronkhu
sterhadap berbagai rangsangandengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas
danderajatnya dapat berubah-ubah baik secara spontan maupun hasil dari pengobatan.
B. ETIOLOGI
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asm
abonkhial.
1. Faktor Predisposisi
- Genetik
Yang diturunkan adalah bakat alergi meskipun belum diketahui bagaimana cara
penurunannya. Penderitadengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat yang
juga menderita penyakit alergi.Karenaadanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena
penyakit asma bronkhial jika terpapar denganfaktor pencetus.
2. Faktor Presipitasi
- Alergen : Alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:
a) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.
Contoh: debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri, dan polusi.
b) Ingestan, yang masuk melalui mulut. 
Contoh: makanan dan obat-obatan
c) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. 
Contoh: perhiasan, logam, dan jam tangan.
- Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma.Kadang-
kadang seranganberhubungan dengan musim, seperti musim hujan, musim kemarau, musim
bunga.Hal ini berhubungandengan arah angin, serbuk bunga, dan debu.
- Stress
Stress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus asma dan memperberat serangan asma yang
sudahada.Penderita diberikan motivasi untuk menyelesaikan masalah pribadinya karena jika
stressnya belumdiatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati.
- Olah raga/aktivitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita akan mendapat serangan juka melakukan aktivitas jasmani atau
olahraga yangberat.lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma.
C. Klasifikasi
Berdasarkan penyebabnya, asma bronkhial dapat diklasifikasikan menjadi 3 tipe, yaitu:
1. Ekstrinsik (alergik)
 Ditandai dengan reaksi alergi yang disebabkan oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik,
seperti debu,serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan (antibiotik dan aspirin), dan spora
jamur.Asma ekstrinsik seringdihubungkan dengan adanya suatu predisposisi genetik terhadap
alergi.
2. Intrinsik (non alergik)
Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap penctus yang tidak spesifik
atautidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga disebabkan oleh adanya infeksi
saluran pernafasan danemosi.Serangan asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan
dengan berlalunya waktu dan dapatberkembang menjadi bronkhitis kronis dan emfisema.
Beberapa pasien akan mengalami asma gabungan.
3. Asma gabungan
Bentuk asma yang paling umum.Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan
non-alergik.
D. PATOFISIOLOGI
1. Asma pada anak terjadi adanya penyempitan pada jalan nafas dan hiperaktif dengan respon 
terhadapbahan iritasi dan stimulus lain. 
2. Dengan adanya bahan iritasi atau allergen otot-otot bronkus menjadi spasme dan zat
antibody tubuhmuncul ( immunoglobulin E atau IgE ) dengan adanya alergi. IgE di muculkan
pada reseptor sel mast danakibat ikatan IgE dan antigen menyebabkan pengeluaran histamin
dan zat mediator lainnya. Mediatortersebut akan memberikan gejala asthma. 
3. Respon astma terjadi dalam tiga tahap : pertama tahap immediate yang ditandai dengan
bronkokontriksi (1-2 jam ); tahap delayed  dimana brokokontriksi dapat berulang dalam 4-6
jam dan terus-menerus 2-5 jamlebih lama ; tahap late yang ditandai dengan peradangan dan
hiperresponsif jalan nafas beberapa mingguatau bulan. 
4. Astma juga dapat terjadi faktor pencetusnya karena latihan, kecemasan, dan udara dingin. 
5. Selama serangan asthmatik, bronkiulus menjadi meradang dan peningkatan sekresi mukus.
Hal inimenyebabkan lumen jalan nafas menjadi bengkak, kemudian meningkatkan resistensi
jalan nafas dandapat menimbulkan distres pernafasan
6. Anak yang mengalami astma mudah untuk inhalasi dan sukar dalam ekshalasi karena
edema pada jalannafas.Dan ini menyebabkan hiperinflasi pada alveoli dan perubahan
pertukaran gas.Jalan nafas menjadiobstruksi yang kemudian tidak adekuat ventilasi dan
saturasi 02, sehingga terjadi penurunan 02 (hipoxia).Selama serangan astmati, CO2  tertahan
dengan meningkatnya resistensi jalan nafas selamaekspirasi, dan menyebabkan acidosis
respiratory dan hypercapnia. Kemudian sistem pernafasan akanmengadakan kompensasi
dengan meningkatkan pernafasan (tachypnea), kompensasi tersebutmenimbulkan
hiperventilasi dan dapat menurunkan kadar CO2 dalam darah (hypocapnea). Alergen, Infeksi,
Exercise (Stimulus Imunologik dan Non Imunologik)
 Merangsang sel B untuk membentuk IgE dengan bantuan sel T helper 

IgE diikat oleh sel mastosit melalui reseptor FC yang ada di jalan napas

 Apabila tubuh terpajan ulang dengan antigen yang sama, maka antigen tersebut akan diikat
oleh IgE yangsudah ada pada permukaan mastosit

 Akibat ikatan antigen-IgE, mastosit mengalami degranulasi dan melepaskan mediator radang
(histamin ) Peningkatan permeabilitas kapiler ( edema bronkus )

Kontraksi otot polos secara langsung atau melalui persarafan simpatis ( N.X )

Hiperresponsif jalan napas 
↓ 
 Astma
Gangguan pertukaran gas, tidak efektif bersihan jalan nafas, dan tidak efektif pola nafas
berhubungandengan bronkospasme, edema mukosa dan meningkatnya produksi sekret.
Fatigue berhubungan dengan hypoxia meningkatnya usaha nafas. Kecemasan berhubungan
dengan hospitalisasi dan distress pernafasan Resiko kurangnya volume cairan berhubungan
dengan meningkatnya pernafasan dan menurunnya intakecairan Perubahan proses keluarga
berhubungan dengan kondisi kronik Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan proses
penyakit dan pengobatan
E. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik pada pasien asma adalah batuk, dyspnoe, dan wheezing. Pada
sebagianpenderita disertai dengan rasa nyeri dada, pada penderita yang sedang bebas
serangan tidak ditemukangejala klinis, sedangkan waktu serangan tampak penderita bernafas
cepat, dalam, gelisah, duduk dengantangan menyanggah ke depan serta tampak otot-otot
bantu pernafasan bekerja dengan keras.
Ada beberapa tingkatan penderita asma yaitu :
1) Tingkat I :
a) Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru.
b) Timbul bila ada faktor pencetus baik didapat alamiah maupun dengan test provokasi
bronkial dilaboratorium.
2) Tingkat II :
a) Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisiktapi fungsi paru menunjukkan adanya tanda-
tandaobstruksi jalan nafas.
b) Banyak dijumpai pada klien setelah sembuh serangan.
3) Tingkat III :
a) Tanpa keluhan.
b) Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas.
c) Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali.
4) Tingkat IV :
a) Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing.
b) Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas.
5) Tingkat V :
a) Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang berat
bersifatrefrator sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai.
b) Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang reversibel
Pada asma yang berat dapat timbul gejala seperti :
Kontraksi otot-otot pernafasan, sianosis, gangguan kesadaran
F. KOMPLIKASI
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah:
1. Status asmatikus adalah setiap serangan asma berat atau yang kemudian menjadi berat dan
tidakmemberikan respon (refrakter) adrenalin dan atau aminofilin suntikan dapat digolongkan
pada statusasmatikus. Penderita harus dirawat dengan terapi yang intensif.
2. Atelektasis adalah pengerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat penyumbatan saluran
udara(bronkus maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan yang sangat dangkal
3. Hipoksemia adalah tubuh kekurangan oksigen
4. Pneumotoraks adalah terdapatnya udara pada rongga pleura yang menyebabkan kolapsnya
paru.
5. Emfisema adalah penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi)
saluran nafas karenakantung udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami
kerusakan yang luas
G. PENATALAKSANAAN
Prinsip umum pengobatan asma bronkhial adalah:
1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera
2. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan asma
3. Memberikan penerangan kepada penderita atau keluarganya mengenai penyakit asma. 
Meliputi pengobatan dan perjalanan penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan
pengobatan yang diberikandan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawat.
- Pengobatan
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
1) Pengobatan non farmakologik
a. Memberikan penyuluhan
b. Menghindari faktor pencetus
c. Pemberian cairan
d. Fisioterapi
e. Beri O₂ bila perlu
2) Pengobatan farmakologik
- Bronkodilator: obat yang melebarkan saluran nafas. Terbagi dalam 2 golongan:
a. Simpatomimetik/andrenergik (adrenalin dan efedrin)
Nama obat: Orsiprenalin (Alupent), fenoterol (berotec), terbutalin (bricasma).
b. Santin (teofilin)
Nama obat: Aminofilin (Amicam supp), Aminofilin (Euphilin Retard), Teofilin (Amilex)
Penderita dengan penyakit lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini.
- Kromalin
Kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan tetapi merupakan obat pencegah serangan
asma.Kromalin biasanya diberikan bersama-sama obat anti asma yang lain dan efeknya baru
terlihat setelahpemakaian 1 bulan.
- Ketolifen
Mempunya efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin.Biasanya diberikan dosis 2 kali
1mg/hari.Keuntungan obat ini adalah dapat diberikan secara oral.
H. PENCEGAHAN SERANGAN ASMA PADA ANAK
1. Menghindari pencetus
Cara menghindari berbagai pencetus serangan pada asma perlu diketahui dan diajarkan pada
keluarganyayang sering menjadi faktor pencetus adalah debu rumah. Untuk menghindari
pencetus karena debu rumahdianjurkan dengan mengusahakan kamar tidur anak:
- Sprei, tirai, selimut minimal dicuci 2 minggu sekali. Sprei dan sarung bantal lebih sering.
Lebih baik tidakmenggunakan karpet di kamar tidur atau tempat bermain anak.Jangan
memelihara Binatang.
- Untuk menghindari penyebab dari makanan bila belum tau pasti, lebih baik jangan makan c
oklakacang tanah atau makanan yang mengandung es, dan makanan yang mengandung zat
pewarna.
- Hindarkan kontak dengan penderita influenza, hindarkan anak berada di tempat yang sedan
g terjadiperubahan cuaca, misalnya sedang mendung.
2. Kegiatan fisik
 Anak yang menderita asma jangan dilarang bermain atau berolah raga.namun olahraga perlu
diatur karenamerupakan kebutuhan untuk tumbuh kembang anak. Pengaturan dilakukan
dengan cara:
- Menambahkan toleransi secara bertahap, menghindarkan percepatan gerak yang mendadak
- Bila mulai batuk-batuk, istirahatlah sebentar, minum air dan setelah tidak batuk-batuk, kegia
tanditeruskan.
- Adakalanya beberapa anak sebelum melakukan kegiatan perlu minum obat atau menghirup 
aerolol terlebih dahulu. 
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan radiologi
Gambaran radiologi pada asma pada umumnya normal.Pada waktu serangan menunjukkan
gambaranhiperinflasi pada paru-paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga
intercostalis, sertadiafragma yang menurun. Akan tetapi bila terdapat komplikasi, maka
kelainan yang didapat adalah sebagaiberikut:
- Bila disertai dengan bronkhitis, maka bercak-bercak di hilus akan bertambah
- Bila terdapat komplikasi empisema (COPD), maka gambaran radiolusen akan semakin
bertambah.
- Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrat pada paru
- Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal
 - Bila terjadi pneumonia mediastinum, pneutoraks, dan pneumoperikardium, maka dapat
dilihat bentukgambaran radiolusen pada paru-paru.
b. Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan
reaksi yangpositif pada asma.
c. Elektrokardiografi
Gambaran elektrokardiografi yang terjadi selama serangan dapat dibagi menjadi 3 bagian dan
disesuaikandengan gambaran yang terjadi pada empisema paru, yaitu:
- Perubahan aksis jantung, pada umumnya terjadi right axis deviasi dan clock wise rotation
- Terdapat tanda-tanda hipertropi otot jantung, yakni terdapatnya RBB (Right Bundle branch
Block)
- Tanda-tanda hipoksemia, yaitu terdapatnya sinus takikardia, SVES, dan VES atau terjadinya
depresisegmen ST negatif.
d. Scanning Paru
Dapat diketahui bahwa redistribusi udara selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-
paru.
e. Spirometri
Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan napas reversibel.Pemeriksaan spirometri tdak saja
pentinguntuk menegakkan diagnosis tetapi juga penting untuk menilai berat obstruksi dan
efek pengobatan
J. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Identitas
Pada asma episodik yang jarang, biasanya terdapat pada anak umur 3-8 tahun.Biasanya oleh
infeksi virussaluran pernapasan bagian atas. Pada asma episodikyang sering terjadi, biasanya
pada umur sebelum 3tahun, dan berhubungan dengan infeksi saluran napas akut. Pada umur
5-6 tahun dapat terjadi serangantanpa infeksi yang jelas.Biasanya orang tua menghubungkan
dengan perubahan cuaca, adanya alergen,aktivitas fisik dan stres.Pada asma tipe ini frekwensi
serangan paling sering pada umur 8-13 tahun. Asmakronik atau persisten  terjadi 75% pada
umur sebeluim 3 tahun.Pada umur 5-6 tahun akan lebih jelas terjadiobstruksi saluran
pernapasan yang persisten dan hampir terdapat mengi setiap hari.Untuk jenis kelamintidak
ada perbedaan yang jelas antara anak perempuan dan laki-laki.
Keluhan utama
 Batuk-batuk dan sesak napas 
Riwayat penyakit sekarang
 Batuk, bersin, pilek, suara mengi dan sesak napas. 
Riwayat penyakit terdahulu
 Anak pernah menderita penyakit yang sama pada usia sebelumnya.
Riwayat penyakit keluarga
 Penyakit ini ada hubungan dengan faktor genetik dari ayah atau ibu, disamping faktor yang
lain.
Riwayat kesehatan lingkungan
Bayi dan anak kecil sering berhubungan dengan isi dari debu rumah, misalnya tungau, serpih
atau buluhbinatang, spora jamur yang terdapat di rumah, bahan iritan: minyak wangi, obat
semprot nyamuk dan asaprokok dari orang dewasa.Perubahan suhu udara, angin dan
kelembaban udara dapat dihubungkan denganpercepatan terjadinya serangan asma.
 
Riwayat tumbuh kembang
 a.Tahap pertumbuhan
i.Pada anak umur lima tahun, perkiraan berat badan dalam kilogram mengikuti patokan umur
1-6 tahunyaitu umur ( tahun ) x 2 + 8. Tapi ada rata-rata BB pada usia 3 tahun : 14,6 Kg, pada
usia 4 tahun 16,7 kgdan 5 tahun yaitu 18,7 kg. Untuk anak usia pra sekolah rata–rata
pertambahan berat badan 2,3kg/tahun.Sedangkan untuk perkiraan tinggi badan dalam senti
meter menggunakan patokan umur 2- 12tahun yaitu umur ( tahun ) x 6 + 77.Tapi ada rata-rata
TB pada usia pra sekolah yaitu 3 tahun 95 cm, 4tahun 103 cm, dan 5 tahun 110 cm. Rata-rata
pertambahan TB pada usia ini yaitu 6 –7,5 cm/tahun.Padaanak usia 4-5 tahun fisik cenderung
bertambah tinggi.
b. Tahap perkembangan
a) Perkembangan psikososial ( Eric Ercson ) : Inisiatif vs rasa bersalah.Anak punya insiatif
mencaripengalaman baru dan jika anak dimarahi atau diomeli maka anak merasa bersalah dan
menjadi anakperagu untuk melakukan sesuatu percobaan yang menantang ketrampilan
motorik dan bahasanya.
b) Perkembangan psikosexsual ( Sigmund Freud ) : Berada pada fase oedipal/ falik ( 3-5
tahun ).Biasanyasenang bermain dengan anak berjenis kelamin berbeda.Oedipus komplek
( laki-laki lebih dekat denganibunya ) dan Elektra komplek ( perempuan lebih dekat ke
ayahnya ).
c) Perkembangan kognitif ( Piaget ) : Berada pada tahap preoperasional yaitu fase
preconseptual ( 2- 4 tahun) dan fase pemikiran intuitive ( 4- 7 tahun ). Pada tahap ini kanan-
kiri belum sempurna, konsep sebabakibat dan konsep waktu belum benar dan magical
thinking.
d) Perkembangan moral berada pada prekonvensional yaitu mulai melakukan kebiasaan
prososial : sharing,menolong, melindungi, memberi sesuatu, mencari teman dan mulai bisa
menjelaskan peraturan- peraturanyang dianut oleh keluarga.
e) Perkembangan spiritual yaitu mulai mencontoh kegiatan keagamaan dari ortu atau guru
dan belajar yang benar – salah untuk menghindari hukuman.
f) Perkembangan body image yaitu mengenal kata cantik, jelek, pendek-tinggi, baik-nakal,
bermain sesuaiperan jenis kelamin, membandingkan ukuran tubuhnya dengan kelompoknya.
g) Perkembangan sosial yaitu berada pada fase “ Individuation – Separation “. Dimana sudah
bisa mengatasi kecemasannya terutama pada orang yang tak di kenal dan sudah
bisa mentoleransi perpisahan dari orangtua walaupun dengan sedikit atau tidak protes.
h) Perkembangan bahasa yaitu vokabularynya meningkat lebih dari 2100 kata pada akhir
umur 5 tahun.Mulai bisa merangkai 3- 4 kata menjadi kalimat. Sudah bisa menamai objek
yang familiar seperti binatang,bagian tubuh, dan nama-nama temannya. Dapat menerima atau
memberikan perintah sederhana.
i) Tingkah laku personal sosial yaitu dapat memverbalisasikan permintaannya, lebih banyak
bergaul, mulaimenerima bahwa orang lain mempunyai pemikiran juga, dan mulai menyadari
bahwa dia mempunyailingkungan luar.
 j) Bermain jenis assosiative play yaitu bermain dengan orang lain yang mempunyai
permainan yangmirip.Berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan kemampuan motorik halus
yaitu melompat, berlari,memanjat,dan bersepeda dengan roda tiga. 
Riwayat imunisasi
 Anak usia pre sekolah sudah harus mendapat imunisasi lengkap antara lain : BCG, POLIO
I,II, III; DPT I, II,III; dan campak.
Riwayat nutrisi
Kebutuhan kalori 4-6 tahun yaitu 90 kalori/kg/hari.Pembatasan kalori untuk umur 1-6 tahun
900-1300kalori/hari. Untuk pertambahan berat badan ideal menggunakan rumus 8 + 2n.
c.Status Gizi 
Klasifikasinya sebagai berikut :
i. Gizi buruk kurang dari 60%
ii. Gizi kurang 60 % - <80 %
iii. Gizi baik 80 % - 110 % 
iv. Obesitas lebih dari 120 %
Dampak Hospitalisasi
Sumber stressor :
a. Perpisahan
i. Protes : pergi, menendang, menangis
ii. Putus asa : tidak aktif, menarik diri, depresi, regresi
iii. Menerima : tertarik dengan lingkungan, interaksi
b. Kehilangan kontrol : ketergantungan fisik, perubahan rutinitas, ketergantungan, ini akan
menyebabkananak malu, bersalah dan takut
c. Perlukaan tubuh : konkrit tentang penyebab sakit.
d. Lingkungan baru, memulai sosialisasi lingkungan.
Pemeriksaan Fisik / Pengkajian Persistem
a) Sistem Pernapasan / Respirasi; Sesak, batuk kering (tidak produktif), tachypnea,
orthopnea, barrel chest,penggunaan otot aksesori pernapasan, Peningkatan PCO2 dan
penurunan O2,sianosis, perkusi hipersonor,pada auskultasi terdengar wheezing, ronchi basah
sedang, ronchi kering musikal.
b) Sistem Cardiovaskuler; Diaporesis, tachicardia, dan kelelahan 
c) Sistem Persyarafan / neurologi; Pada serangan yang berat dapat terjadi gangguan
kesadaran : gelisah,rewel, cengeng? apatis? sopor? coma.
d) Sistem perkemihan; Produksi urin dapat menurun jika intake minum yang kurang akibat
sesak nafas
e) Sistem Pencernaan / Gastrointestinal; Terdapat nyeri tekan pada abdomen, tidak toleransi
terhadapmakan dan minum, mukosa mulut kering.
f) Sistem integument; Berkeringat akibat usaha pernapasan klien terhadap sesak nafas.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa 1 : Tidak efektifnya bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi mukus.
Tujuan : Jalan nafas kembali efektif.
 Kriteria hasil : Sesak berkurang, batuk berkurang, klien dapat mengeluarkan sputum,
wheezing berkurang/hilang, tandavital dalam batas norma,l keadaan umum baik.
Intervensi : a. Auskultasi bu nyi nafas, catat adanya bunyi nafas, misalnya : wheezing, ronkhi.
Rasional : Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas. Bunyi nafas
redupdengan ekspirasi mengi (empysema), tak ada fungsi nafas (asma berat).
b. Kaji / pantau frekuensi pernafasan catat rasio inspirasi dan ekspirasi.
Rasional : Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada
penerimaan selamastrest/adanya proses infeksi akut. Pernafasan dapat melambat dan
frekuensi ekspirasi memanjangdibanding inspirasi.
c. Kaji pasien untuk posisi yang aman, misalnya : peninggian kepala tidak duduk pada
sandaran.Rasional : Peninggian kepala tidak mempermudah fungsi pernafasan dengan
menggunakan gravitasi.d. Observasi karakteristik batuk, menetap, batuk pendek, basah.
Bantu tindakan untuk keefektipanmemperbaiki upaya batuk.
Rasional : batuk dapat menetap tetapi tidak efektif, khususnya pada klien lansia, sakit aku
/kelemahan.
e. Berikan air hangat.
Rasional : penggunaan cairan hangat dapat menurunkan spasme bronkus.
f. Kolaborasi obat sesuai indikasi.
Bronkodilator spiriva 1×1 (inhalasi).
Rasional : Membebaskan spasme jalan nafas, mengi dan produksi mukosa.
Diagnosa 2 : Tidak efektifnya pola nafas berhubungan dengan penurunan ekspansi paru.
Tujuan : Pola nafas kembali efektif.
Kriteria hasil : Pola nafas efektif, bunyi nafas normal atau bersih, TTV dalam batas normal,
batuk berkurang, ekspansiparu mengembang.
Intervensi :1. Kaji frekuensi kedalaman pernafasan dan ekspansi dada. Catat upaya
pernafasan termasukpenggunaan otot bantu pernafasan / pelebaran nasal.
Rasional : kecepatan biasanya mencapai kedalaman pernafasan bervariasi tergantung derajat
gagal nafas.Expansi dada terbatas yang berhubungan dengan atelektasis dan atau nyeri dada
2.Auskultasi bunyi nafas dan catat adanya bunyi nafas seperti krekels, wheezing.
Rasional : ronki dan wheezing menyertai obstruksi jalan nafas / kegagalan pernafasan.
3. Tinggikan kepala dan bantu mengubah posisi.
Rasional : duduk tinggi memungkinkan ekspansi paru dan memudahkan pernafasan.4.
Observasi pola batuk dan karakter sekret.
Rasional : Kongesti alveolar mengakibatkan batuk sering/iritasi.
5. Dorong/bantu pasien dalam nafas dan latihan batuk.
Rasional : dapat meningkatkan/banyaknya sputum dimana gangguan ventilasi dan ditambah
ketidaknyaman upaya bernafas.
6. Kolaborasi
- Berikan oksigen tambahan
- Berikan humidifikasi tambahan misalnya : nebulizer 
Rasional : memaksimalkan bernafas dan menurunkan kerja nafas, memberikan kelembaban
padamembran mukosa dan membantu pengenceran sekret.
Diagnosa 3 : Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat.Tujuan :
Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.
Kriteria hasil :
Keadaan umum baik, mukosa bibir lembab, nafsu makan baik, tekstur kulit baik, klien
menghabiskan porsimakan yang disediakan, bising usus 6-12 kali/menit, berat badan dalam
batas normal.Intervensi :
1. Kaji status nutrisi klien (tekstur kulit, rambut, konjungtiva).
Rasional : menentukan dan membantu dalam intervensi selanjutnya.
2. Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh.
Rasional : peningkatan pengetahuan klien dapat menaikan partisipasi bagi klien dalam
asuhankeperawatan.3. Timbang berat badan dan tinggi badan.
Rasional : Penurunan berat badan yang signifikan merupakan indikator kurangnya nutrisi.
4. Anjurkan klien minum air hangat saat makan.
Rasional : air hangat dapat mengurangi mual.
5. Anjurkan klien makan sedikit-sedikit tapi sering
Rasional : memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
6. Kolaborasi
- Konsul dengan tim gizi/tim mendukung nutrisi.
Rasional : menentukan kalori individu dan kebutuhan nutrisi dalam pembatasan.
- Berikan obat sesuai indikasi.
- Vitamin B squrb 2×1.
Rasional : defisiensi vitamin dapat terjadi bila protein dibatasi.
- Antiemetik rantis 2×1
Rasional : untuk menghilangkan mual / muntah.
Diagnosa 4 : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
Tujuan : Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
Kriteria hasil : KU klien baik, badan tidak lemas, klien dapat beraktivitas secara mandiri,
kekuatan otot terasa pada skalasedang
Intervensi :
1. Evaluasi respons pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dyspnea peningkatan
kelemahan/kelelahandan perubahan tanda vital selama dan setelah aktivitas.
Rasional : menetapkan kebutuhan/kemampuan pasien dan memudahkan pilihan intervensi.
2. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan
aktivitas danistirahat.Rasional : Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk
menurunkan kebutuhan metabolik,menghemat energi untuk penyembuhan.
3. Bantu pasien memilih posisi nyaman untuk istirahat dan atau tidur
Rasional : pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi atau menunduk kedepan meja atau
bantal.
4. Bantu aktivitas keperawatan diri yang diperlukan. Berikan kemajuan peningkatan aktivitas
selama fasepenyembuhan.
Rasional :meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan
oksigen
5. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai
indikasi.Rasional : menurunkan stress dan rangsangan berlebihan meningkatkan istirahat.
Diagnosa 5 : Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan dengan
kurangnya informasi
Tujuan : Pengetahuan klien tentang proses penyakit menjadi bertambah.
Kriteria hasil : Mencari tentang proses penyakit :
- Klien mengerti tentang definisi asma
 
- Klien mengerti tentang penyebab dan pencegahan dari asma
- Klien mengerti komplikasi dari asma
Intervensi :
1. Diskusikan aspek ketidak nyamanan dari penyakit, lamanya penyembuhan, dan harapan
kesembuhan.Rasional : informasi dapat manaikkan koping dan membantu menurunkan
ansietas dan masalahberlebihan.
2. Berikan informasi dalam bentuk tertulis dan verbal.
Rasional : kelemahan dan depresi dapat mempengaruhi kemampuan untuk mangasimilasi
informasi ataumengikuti program medik.
3. Tekankan pentingnya melanjutkan batuk efektif atau latihan pernafasan.Rasional : selama
awal 6-8 minggu setelah pulang, pasien beresiko besar untuk kambuh dari penyakitnya.
4. Identifikasi tanda atau gejala yang memerlukan pelaporan pemberi perawatan
kesehatan.Rasional : upaya evaluasi dan intervensi tepat waktu dapat mencegah
meminimalkan komplikasi.5. Buat langkah untuk meningkatkan kesehatan umum dan
kesejahteraan, misalnya : istirahat dan aktivitasseimbang, diet baik.
Rasional : menaikan pertahanan alamiah atau imunitas, membatasi terpajan pada patogen.
3. Evaluasi
a. Jalan nafas kembali efektif.
b. Pola nafas kembali efektif.
c. Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.
d. Klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri.
e. Pengetahuan klien tentang proses penyakit menjadi bertambah

DAFTAR PUSTAKA
- Betz Cecily, Linda A Sowden. 2002.
Buku Saku Keperawatan Pediatrik . EGC: Jakarta.
- Capernito, Lynda J. 2000.
Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis. EGC: Jakarta.
- Ngastiyah. 1997.
Perawatan Anak Sakit . EGC: Jakarta.
- Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29.EGC: Jakarta.
- Sari Pediatri, Vol 7, No 1, Juni 200

Anda mungkin juga menyukai