OLEH:
Putri Nur Fadilah (122080155)
Asma adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh keadaan saluran nafas yang
sangat peka terhadap berbagai rangsangan, baik dari dalam maupun luar tubuh.
Akibat dari kepekaan yang berlebihan ini terjadilah penyempitan saluran nafas secara
menyeluruh.
B. Etiologi asma
Sampai saat ini etiologi dari Asma Bronkhial belum diketahui. Suatu hal
yang yang menonjol pada penderita Asma adalah fenomena hiperaktivitas bronkus.
Bronkus penderita asma sangat peka terhadap rangsangan imunologi maupun non
imunologi.
Pada respon alergi di saluran nafas, antibodi IgE berikatan dengan alergen
menyebabkan degranulasi sel mast. Akibat degranulasi tersebut, histamin dilepaskan.
Histamin menyebabkan konstriksi otot polos bronkiolus. Apabila respon histamin
berlebihan, maka dapat timbul spasme asmatik. Karena histamin juga merangsang
pembentukan mukkus dan meningkatkan permiabilitas kapiler, maka juga akan
terjadi kongesti dan pembengkakan ruang iterstisium paru.
Individu yang mengalami asma mungkin memiliki respon IgE yang sensitif
berlebihan terhadap sesuatu alergen atau sel-sel mast-nya terlalu mudah mengalami
degranulasi. Di manapun letak hipersensitivitas respon peradangan tersebut, hasil
akhirnya adalah bronkospasme, pembentukan mukus, edema dan obstruksi aliran
udara.
D. Pathway Asma
E. Manifestasi klinis asma
Gambaran klasik penderita asma berupa sesak nafas, batuk-batuk dan
mengi (whezzing) telah dikenal oleh umum dan tidak sulit untuk diketahui. Batuk-
batuk kronis dapat merupakan satu-satunya gejala asma dan demikian pula rasa
sesak dan berat didada. Tetapi untuk melihat tanda dan gejala asma sendiri dapat
digolongkan menjadi :
1. Asma tingkat I
Yaitu penderita asma yang secara klinis normal tanpa tanda dan gejala
asma atau keluhan khusus baik dalam pemeriksaan fisik maupun fungsi paru.
Asma akan muncul bila penderita terpapar faktor pencetus atau saat dilakukan
tes provokasi bronchial di laboratorium.
2. Asma tingkat II
Yaitu penderita asma yang secara klinis maupun pemeriksaan fisik
tidak ada kelainan, tetapi dengan tes fungsi paru nampak adanya obstruksi
saluran pernafasan. Biasanya terjadi setelah sembuh dari serangan asma.
3. Asma tingkat III
Yaitu penderita asma yang tidak memiliki keluhan tetapi pada
pemeriksaan fisik dan tes fungsi paru memiliki tanda-tanda obstruksi.
Biasanya penderita merasa tidak sakit tetapi bila pengobatan dihentikan asma
akan kambuh.
4. Asma tingkat IV
Yaitu penderita asma yang sering kita jumpai di klinik atau rumah
sakit yaitu dengan keluhan sesak nafas, batuk atau nafas berbunyi.
5. Asma tingkat V
Yaitu status asmatikus yang merupakan suatu keadaan darurat medis
beberapa serangan asma yang berat bersifat refrakter sementara terhadap
pengobatan yang lazim dipakai. Karena pada dasarnya asma bersifat
reversible maka dalam kondisi apapun diusahakan untuk mengembalikan
nafas ke kondisi normal.
F. KOMPLIKASI ASMA
1. Mengancam pada gangguan keseimbangan asam basa dan gagal nafas
3. Bronchitis
4. Pneumonia
5. Emphysema
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG ASMA
1. Pemeriksaan sputum
2. Pemeriksaan darah
3. Foto rontgen
5. Elektrokardiografi
H. PENATALAKSANAAN MEDIS ASMA
Pengobatan asma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non
farmakologik dan pengobatan farmakologik.
a. Penyuluhan.
c. Fisioterapi
2. Pengobatan farmakologik
a. Agonis beta
b. Metil Xantin
c. Kortikosteroid
d. Kromolin
e. Ketotifen
1) Biodata klien
Nama, umur, pekerjaan, pendidikan dan lain sebagainya.
2) Keluhan utama
Pada umumnya klien mengatakan sesak nafas
5) Aktivitas istirahat
Gejala : Ketidakmampuan melakukan aktivitas, ketidakmampuan untuk
tidur, keletihan, kelemahan, malaise.
Tanda : Keletihan, gelisah, insomnia, kehilangan-kelemahan masa otot.
6) Sirkulasi
Gejala : Pembengkakan pada ekstremitas bawah
Tanda : Peningkatan tekanan darah, peningkatan frekuensi paru, distensi
vena leher, warna kulit-membran mukosa : normal-abu-abusianosis, pucat
dapat menunjukkan anemia.
7) Integritas ego
Gejala : Mual, muntah, perubahan pola tidur.
Tanda : Ansietas, ketakutan, peka rangsangan.
8) Makanan cairan
Gejala : Mual, muntah, nafsu makan buruk anoreksia, ketidakmampuan
untuk makan karena disstres pernafasan.
Tanda :Turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat, penurunan
berat badan
9) Hygiene
Gejala : Penurunan kemampuan, penurunan kebutuhan bantuan
melakukan aktivitas
Tanda : Kebersihan tubuh kurang, bau badan
10) Pernafasan
Gejala : Nafas pendek, dispnea usus saat beraktivitas, rasa dada
tertekan, ketidakmampuan untuk bernafas, batuk menetap dengan
produksi sputum setiap hari selama 3 bulan berturut-turut, episode batuk
hilang timbul, iritan pernafasan dalam jangka panjang, misalnya:
merokok, debu, asap, bulu-bulu, serbuk gergaji.
Tanda : Pernafasan biasa cepat dan lambat, penggunaan otot bantu
pernafasan, kesulitan berbicara, pucat, sianosis pada bibir dan dasar
kuku.
11) Keamanan
Gejala : Riwayat reaksi alergi atau sensitif teerhadap zat faktor
lingkungan, adanya berulangnya infeksi.
Tanda : Keringat, kemerahan.
12) Seksualitas
Gejala : Penurunan libido
B. Diagnosa Keperawatan