Anda di halaman 1dari 2

Nama : Putri Nurfadilah

Nim : 010318510

Fenomena I :
Menurut data kesehatan dunia WHO memprediksi adanya peningkatan jumlah penyandang
diabetes yang cukup besar pada tahun-tahun mendatang. WHO memprediksi kenaikan jumlah
penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta jiwa
pada tahun 2030.
Pada wilayah Asia Tenggara dimana Indonesia berada, menempati peringkat ke-3 dengan
prevalensi sebesar 11,3 %. Hampir semua provinsi yang ada di Indonesia menunjukkan
peningkatan prevalensi pada tahun 2013-2018, kecuali provinsi Nusa Tenggara Timur.
Terdapat tiga provinsi dengan prevalensi tertinggi pada tahun 2013-2018, yaitu DKI Jakarta,
Kalimantan Timur, dan DI Yogyakarta. Terdapat juga tiga provinsi dengan prevalensi
terendah yaitu Nusa Tenggara Timur, Maluku, dan Papua. Untuk prevalensi provinsi Jawa
Barat ada diurutan 16 dari 43 provinsi yang ada di Indonesia (Litbangkes Kementrian
Kesehatan RI, 2020).
Perlu disadari bahwa hidup dengan diabetes melitus dapat memberikan beban psikososial
bagi penderita maupun anggota keluarganya. Respon psikologis yang negatif terhadap
diagnosis bahwa seseorang mengidap penyakit ini dapat berupa penolakan atau tidak mau
mengakui kenyataan, Adapun dampak psikologis dari penyakit diabetes melitus adalah
kecemasan, kemarahan, berduka, malu, rasa bersalah, hilang harapan, depresi, kesepian, dan
tidak berdaya (Suzanne et al., 2013).
Adapun masalah Pola konsumsi makanan dan minuman manis yang merupakan salah satu
faktor risiko diabetes melitus juga tergambar pada hasil Riskesdas 2018. Bagi penderita
diabetes melitus tipe 2 hal yang terpenting adalah pengendalian gula darah. Pengendalian
kadar gula darah berhubungan dengan pola makan, hal ini disebabkan karena penyakit
diabetes tipe 2 merupakan gangguan kronik metabolisme zat-zat gizi makro yaitu
karbohidrat, protein, dan lemak dengan ciri-ciri tingginya konsentrasi gula dalam darah, serta
sangat tinggi risikonya terhadap arteriosclerosis atau penebalan dinding pembuluh nadi
dengan timbunan zat lemak (Ardyana, 2014).

Judul Proposal :
1. HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN DIABETES MELITUS TIPE
II

2. GAMBARAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DENGAN PENDERITA


DIABETES MELITUS DI DESA KARANGJAYA KEC.PEBAYURAN
Fenomena II :
Menurut data WHO yang diambil pada tahun 2018, penerimaan diri pada remaja wanita
lebih sedikit dari penerimaan diri pada remaja pria, yaitu sebesar 46%.Sedangkan
penerimaan diri pada remaja pria sebesar 54%. Walaupun tidak ada perbedaan yang
signifikan, akan tetapi dapat dikatakan bahwa remaja wanita mengalami kesulitan dalam
menerima diri perubahan dalam diri mereka jika dibandingkan dengan remaja pria.
Masa remaja dimulai pada saat anak perempuan mengalami menstruasi yang pertama atau
menarche, sedangkan pada anak laki-laki yaitu pada saat keluarnya cairan putih atau air
mani . Waktu terjadi proses kematangan seksual pada laki-laki dan perempuan berbeda.
Remaja adalah mereka yang berusia 10-20 tahun, dan ditandai dengan perubahan dalam
bentuk dan ukuran tubuh, fungsi tubuh, psikologi dan aspek fungsional. WHO
memberikan definisi masa remaja mulai usia 10-24 tahun.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang guru di salah satu SMP di daerah
pebayuran, terungkap bahwa remaja perempuan sulit menyesuaikan diri ketika
mengalami menstruasi. Sakit perut ketika menstruasi juga dirasakan oleh remaja
perempuan sehingga membuat remaja tidak bisa mengikuti pembelajaran di sekolah dan
pekerjaan rumah juga tidak dapat diselesaikan dengan baik. Remaja juga merasakan
perubahan emosi, yaitu mudah marah dan tersinggung dengan perkataan teman, guru dan
orangtua. Perasaan malu juga dirasakan oleh remaja perempuan kepada teman-teman dan
orang tuanya pada saat mengalami menstrusi pertama. Remaja laki-laki merasakan
kulitnya berubah menjadi kasar, timbulnya jerawat membuat remaja merasa malu,
canggung dan tidak percaya diri terutama kepada remaja perempuan Fenomena tersebut
menunjukkan bahwa remaja kurang mampu menyesuaiakan diri dan merasa stres pada
masa pubertas

Judul Proposal :
1. HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES REMAJA DENGAN SIKLUS
MENSTRUASI DI SMPN 1 ATAP PEBAYURAN

2. PERBEDAAN PENERIMAAN DIRI TENTANG PUBERTAS ANTARA REMAJA


PRIA DAN WANITA DI SMPN 1 ATAP PEBYURAN

Anda mungkin juga menyukai