Disusun Oleh :
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
serta mudah mengikuti perkembangan zaman seperti mode dan tren yang
Namun kesukaan remaja pada makanan dan pemilihan makanan yang tidak
tepat akan berdampak buruk pada kesehatan remaja (Anggareni, 2018: 1).
minuman sebanyak 30 (31,6). Anak dengan status gizi normal lebih menyukai
jajanan seperti kue, biskuit, minuman kemasan dan soda, sedangkan anak
dengan status gizi gemuk lebih menyukai jenis jajanan seperti gorengan,
menunjukan bahwa 98,9% anak jajan dan hanya 1% yang tidak pernah jajan.
1
2
kasus gizi kurang dan gizi buruk di Desa Tumpok Barat yang memiliki anak
balita (usia 2-4 tahun). Status gizi kurang para balita diketahui dari
perbedaan berat badan balita (berat yang seharusnya) dengan berat badan
mereka secara faktual sesuai usia mereka yang diukur dengan timbangan
orang yang memiliki gizi kurang, jadi jumlah rata-rata anak didesa tumpok
(Kasmini 2012; Anggraini 2014). Tiga tahun pertama dalam kehidupan anak
bukan saja menjadi tahap yang sangat penting dalam perkembangan sel-sel
otak yang akan menentukan berbagai kemampuan dasar anak, tetapi juga
Questionnaire (FFQ) bahwa nilai menunjukkan status gizi sangat kurus dan
masih ada pada usia batita tetapi tidak ada di usia prasekolah. Sebagian
besar subjek yang berusia batita memiliki rata-rata nilai perkembangan lebih
pemberian gizi yang baik untuk anak, dan Berat Badan Lahir Rendah
2016 Hubungan frekuensi konsumsi jajanan dengan status gizi dan prestasi
kejadian diare akut pada anak sekolah dasar di SDN Sukatani 4 dan SDN
Yang artinya terdapat hubungan yang bermakna antara frekuensi jajan anak
Kaunang./ 2015 Hubungan antara aktivitas fisik dan pola makan dengan
Hasil pengambilan data awal pada balita yang memiliki gizi kurang
3 dari 37 anak balita yang memiliki kebiasaan jajan sering kali membuat
jajanan dengan risiko kekurangan gizi pada anak balita di desa tumpok
barat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perawat
2. Tempat penelitian
9
mellitus dengan keputuasasaan pada lansia dengan kadar gula darah tidak
3. Akademik
4. Peneliti
serta wawasan lebih dalam lagi bagi peneliti khususnya dan bagi
mellitus dengan keputuasasaan pada lansia dengan kadar gula darah tidak
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Lansia
a. Pengertian Lansia
puluh) tahun keatas (Dahlan dkk, 2018). Masa tua merupakan salah satu
Segala sesuatu yang terjadi dalam diri individu lanjut usia, atau yang
7
8
1) Menurut WHO
tahun.
d) Lansia sangat tua (very old), yaitu kelompok usia lebih dari 90
tahun.
2) Menurut Depkes RI
c) Lansia risiko tinggi ialah seorang yang berusia 60 tahun atau lebih
jasa.
para ahli pada umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak
kesehatan dan penyakit yang cenderung teradi pada lansia yang terlkait
1) Kurang Bergerak
3) Mudah lelah
urine atau fases yang tanpa disadari dalam jumlah dan frekuensi
atau sosial.
5) Gangguan intelektual
hari.
komunikasi.
7) Infeksi
8) Depresi
depresi yang muncul sering kali dianggap sebagai suatu bagian dari
obat tertentu. Akibat pengosongan isi usus menjadi sulit teradi atau
isi usus menjadi tertahan dan kotoran menjadi keras dan kering pada
12) Impotensia
e. Ciri-Ciri Lansia
proses kemunduran fisik, akan tetapi ada juga lansia yang memiliki
motivasi yang tinggi, maka kemunduran fisik pada lansia akan lebih
lama terjadi.
14
tetapi ada juga lansia yang mempunyai tenggang rasa kepada orang
usia.
rendah.
a. Pengertian
dalam tubuh yang tidak dapat digunakan secara efektif dalam mengatur
b. Etiologi
terapi insulin yang sudah biasa dengan kedua tipe DM. IDDM sekarang
onset).
sebagai akibat dari efek genetik fungsi sel beta, penyakit pankreas
terdiagnosis.
c. Patofisiologi
disebut glukosuria.
saat tubuh kehilangan air dan memecah protein dan lemak sebagai
dibutuhkan.
Bahkan sampai dengan kadar gula darah tinggi. Hal ini bersamaan
protein.
Diabetes Mellitus bila menderita dua dari tiga gejala dibawah ini :
2) Kadar glukosa darah acak atau dua jam sesudah makan ≥200 mg/dl
22
3) Kadar glukosa darah pada waktu puasa ≥126 mg/dl (dikatakan puasa
yaitu antara (5-10 kg dalam waktu 2-4 minggu) dan mudah lelah.
a) Sering kesemutan
d) Sering kram
e) Mudah mengantuk
f) Kelelahan
impotensi
23
dalam kandungan atau berat bayi lebih dari 4 kg atau 4000 gram.
e. Komplikasi
disebabkan oleh dua hal, yakni peningkatan dan penurunan kadar gula
1) Hipoglikemia
sakit kepala, gemetar, keringat dingin, dan pusing. Kadar gula darah
koma.
HHS ditandai dengan haus yang berat, kejang, lemas, dan gangguan
teratur.
kematian jika tidak ditangani dengan baik. Saat terjadi gagal ginjal,
Komplikasi jenis ini bisa dicegah dan ditunda hanya jika diabetes
dengan menerapkan pola makan dan pola hidup yang sehat, serta
kulit dan luka pada kaki yang sulit sembuh. Hal tersebut disebabkan
oleh kerusakan pembuluh darah dan saraf, serta aliran darah ke kaki
dan jamur untuk berkembang biak. Terlebih lagi akibat diabetes juga
8) Penyakit kardiovaskular
berikut:
(Prasestiyo, 2017).
2) Usia
3) Jenis Kelamin
4) Tingkat Pendidikan
3. Konsep Keputusasaan
a. Pengertian
b. Penyebab
sebagai berikut:
6) Isolasi sosial
tidur, dan selera makan menurun sedangakan tanda dan gejala obyektif
d. Penatalaksanaan
tentang masa depan, motivasi dan perasaan tentang masa depan (Ardi,
dengan rentang nilai 0-20. Ardi (2011) menyebutkan bahwa nilai BHS
makan dan mengalami penurunan di waktu pagi hari dan ketika bangun
tidur. Kadar gula darah adalah jumlah kandungan glukosa dalam plasma
Toleransi Glukosa Oral (TTGO) glukosa plasma 2-jam < 140 mg/dl
B. Penelitian Terkait
tinggi kulaitas hidup pasien DM. Hasil uji spearman rho diperoleh data p
value = 0,027 < α = 0,05 H0 ditolak artinya ada hubungan antara lama
sebanyak 7.03 kali mengalami depresi dibanding pasien diabetes yang tidak
mengalami keputusasaan.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Andrian dan Purwanti, 2023), hasil
uji spearman’s rho yang ditampilkan menunjukkan hasil nilai Sig.(2-tailed) 0,02 <
0,05 Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara tingkat spiritual dengan tingkat
cukup dan tidak searah, hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat spiritual maka
C. Kerangka Penelitian
Diabetes Mellitus
Lama Menderita
Diabetes Mellitus
Keputusasaan Lansia
A. Kerangka Konsep
dengan kadar gula darah tidak terkontrol di Puskesmas Samudera Aceh Utara.
B. Varibel Penelitian
nilai, berupa besar atau kekuatannya. Secara umum variabel adalah segala
sesuatu yang mungkin diasumsikan dengan nilai numerik atau kategori yang
berbeda (Adiputra dkk, 2021). Dalam penelitian ini terdapat dua variabel
yaitu :
35
36
diabetes mellitus.
C. Hipotesis
secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk
Variabel Dependen
1. Keputus Keputusasaan kuesioner Membagikan Ordinal 1. Nilai 0-3:
asaan adalah Beck kuesioner Normal
perasaan Hopelesness 2. Nilai 4-8:
seorang Scale Menunjuk
individu, ia (BHS) kan
melihat keputusas
keterbatasan aan ringan
dalam 3. Nilai 9-
menyelesaikan 14:
masalahnya Menunjuk
sendiri atau kan
kurangnya keputusas
pilihan atau aan
pilihan lain sedang
4. Nilai 15-
20:
Menunjuk
38
kan
keputusas
aan berat
menderita ≥ 10 tahun memiliki efikasi diri yang baik, karena semakin lama
tentang masa depan, motivasi dan perasaan tentang masa depan (Ardi,
2011). Kuesioner ini terdiri dari 20 pernyataan positif dan negative dengan
rentang nilai 0-20. Ardi (2011) menyebutkan bahwa nilai BHS orang
nilai BHS > 3 dengan klasifikasi nilai 4-8 keputusasaan ringan, 9-14
A. Rancangan Penelitian
data dilakukan bersamaan secara serentak dalam satu waktu antara faktor
resiko dan efeknya (point time approach) (Anggreni, 2022). Pada penelitian
ini peneliti ingin melihat hubungan antara lama menderita diabetes mellitus
dengan keputuasasaan pada lansia dengan kadar gula darah tidak terkontrol di
1. Populasi
kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan
bendabenda alam yang lain. Populasi juga bukan hanya sekedar jumlah
yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut
39
40
(Adiputra, dkk, 2021). Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 251
responden.
2. Sampel
𝑁
n =
1 + Ne²
251
n = 1 + 251 (0,05)²
251
n = 1 + 251 (0,0025)
251
n = 1 +0,6275
251
n = 1,6275
n = 154,22
= 150 sampel
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
orang yang kebetulan ditemui itu cocok dengan sumber data (Masturo &
Anggita, 2018).
3. Kriteria Sampel
a. Kriteria inklusif
b. Kriteria eklusif
1. Tempat Penelitian
tahun 2024.
2. Waktu Penelitian
tahun 2024.
42
D. Etika Penelitian
1. Otonomi
2. Berbuat baik
3. Tidak merugikan
4. Kejujuran
5. Menepati janji
penelitian ini.
43
6. Kerahasiaan
diperoleh hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian dan akan dijaga
7. Akuntabilitas
yang ada.
E. Pengumpulan Data
1. Janis Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data skunder.
a. Data Primer
Data primer disebut juga sebagai data asli atau data baru yang up
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh peneliti dari berbagai sumber yang telah ada.
Data sekunder dapat diperoleh dari jurnal, lembaga, laporan, dan lain-
lain (Masturo & Anggita, 2018). Data sekunder dalam penelitian ini
Utara.
a. Tahap Persiapan
b. Tahap Pelaksanaan
responden.
consent).
45
c. Tahap Terminasi
telah dikumpulkan.
3. Instrumen Penelitian
responden tentang apa yang ia alami dan ketahuinya Siyanto dan Sodik
(2015).
pendidiklan, pekerjaan .
keputusasaan.
46
1. Pengolahan Data
jenisnya kedalam bentuk yang lebih ringkas setelah diberi skor atau
2. Analisa Data
berikut :
P = fi x 100%
Keterangan :
P = Persentase
fi = frekuensi teramati
tersebut, maka apabila p-value < 0,05 maka hasil perhitungan statistik
48
bermakna dan bila p-value > 0,05 maka hasil perhitungan statistik tidak
bermakna.
Rumus Chi-Square :
(ƒ° − ƒ𝑒)
𝗑2 = ∑ f𝑒
Keterangan :
𝑥2 : Chi square
ƒ𝑜 : Frekuensi observasi
KUESIONER
1. Indentitas Responden
a. Inisial responden :
b. Umur :
c. pendidikan :
d. pekerjaan :
Petunjuk Pengisian:
menjawab seluruh pertanyaan yang ada. Semua keterangan dan jawaban yang
kerahasiaannya.
diabetes mellitus
sesuatu
17 Sangat tidak lazim bahwa saya akan mendapat kepuasan yang
nyata di masa depan
18 Masa depan terlihat samar dan tidak pasti bagi saya
19 Saya dapat menanti datangnya masa yang baik daripada masa
yang buruk
20 Tidak ada gunanya bersungguh-sungguh mencoba
mendapatkan segala yang saya inginkan, karena saya mungkin
tidak akan mendapatkannya.
(BHS) :