Program Studi Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Jaya Palu
Abstrak
Notoatmodjo (2012) sehat diartikan suatu keadaan mengalami gizi kurang dan gizi buruk. Yaitu gizi
yang sempurna baik fisik, mental dan sosial serta kurang berjumlah 6 kasus dan gizi buruk 1 kasus.
tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Berdasarkan studi pendahuluan awal, yang
Salah satu usaha untuk meningkatkan derajat dilakukan di Desa Bonebae II kepada 5 orang ibu
kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui yang berpendidikan SMP 3 orang dan SMA 2
peningkatan status gizi seluruh anggota keluarga orang yang mempunyai balita, peneliti bertanya
dengan dukungan berbagai sektor secara ―apakah ibu mengetahui apa yang dimaksud
terkoordinasi dan merupakan bagian pembangunan dengan status gizi ?‖. ibu menjawab ―saya tidak
untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. mengetahui apa yang dimaksud dengan status
Tujuan dari peningkatan status gizi adalah gizi‖. Kemudian peneliti bertanya ―apakah ibu
meningkatkan dan membina keadaan gizi seluruh memberikan makanan yang diminta oleh anak,
anggota masyarakat melalui partisipasi dan asalkan anak kenyang ? ibu menjawab ―iya‖. dan
pemerataan kegiatan perubahan tingkah laku yang Peneliti bertanya ―bagaimana pendapat ibu
mendukung tercapainya perbaikan gizi, termasuk dengan anak yang tidak mau mengonsumsi
gizi anak balita (Suharjo,2010). sayuran‖ ?ibu menjawab ―memberikan makanan
Menurut (WHO, 2014) sebagian besar anak
ringan pada anak contohnya seperti snack agar
didunia (sekitar 80%) yang menderita malnutrisi
anak mau makan‖. Selanjutnya peneliti bertanya
bermukim diwilayah yang miskin akan bahan
―apakah ibu memberikan makanan atau minuman
pangan yang kaya zat gizi. diitahun 2015-2020
manis kepada anak setiap hari ?‖ ibu menjawab
diperkirakan bahwa > 200 juta (30%) anak dunia
mengalami malnutrisi, keadaan yang ―iya‖.Sementara itu untuk memperbaiki status gizi
menjerumuskan 50% anak didunia ke kematian. balita sangat perlu pengetahuan dan sikap ibu
Hal ini didukung dengan kurangnya perilaku akan dengan status gizi.
kebutuhan gizi pada setiap anggota keluarganya
(Kemenkes RI, 2014). Metode Penelitian
Ketidak seimbangan antara makanan yang
dikonsumsi dengan kebutuhan pada masa anak- Penelitian ini menggunakan metode
anak akan menimbulkan masalah gizi kurang atau penelitian analitik dengan rancangan cross
masalah gizi lebih. Gizi kurang pada anak terjadi sectional study (studi potong lintang)
karena pola makan tidak menentu, perubahan (Notoatmodjo,2010). Yaitu pengumpulan data
faktor psikososial yang dicirikan oleh perubahan secara bersamaan yang bertujuan untuk mengetahui
transisi masa anak-anak ke masa remaja dan hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan status
kebutuhan gizi yang tinggi untuk pertumbuhan gizi balita.
tidak normal (pendek), tingkat kecerdasan rendah,
produktivitas rendah (Soetjiningsi, 2010). Populasi Dan Sampel
Menurut WHO, ada tiga indikator status gizi
pada anak yang dijadikan parameter, yaitu berat Menurut (Sugiyono,2013) menyebutkan
badan terhadap umur, tinggi badan terhadap umur, bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang
dan berat badan terhadap tinggi badan. Berat badan akan diteliti oleh peneliti dengan melakukan
merupakan indikator umum status gizi karena berat investigasi yang kemudian akan ditarik
badan berkorelasi secara positif terhadap umur dan kesimpulan. Populasi pada penelitian ini ibu yang
tinggi badan (Kemenkes RI, 2017). mempunyai balita dengan jumlah 58 ibu.
Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2019, Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh
memiliki masalah gizi dengan prevalensi balita populasi atau total populasi yaitu 58 ibu yang
kurang gizi dan gizi buruk 19,6%, balita pendek mempunyai balita.
(stunting) 32,2%, balita kurus 12,2%. Di
Kabupaten Tojo Una-una pada tahun 2019 menjadi Hasil Penelitian
kabupaten tertinggi kedua setelah Kabupaten
Donggala di Provinsi Sulawesi Tengah dengan A. Analisa Univariat
masalah gizi dengan prevalensi balita kurang gizi
dan gizi buruk 14%, balita kurus 8,1%, balita
Analisa Univariat dilakukan dalam
pendek (stunting) 26%. (Dinkes Sulteng, 2019).
penelitian ini untuk melihat distribusi frekuensi
Dari hasil kegiatan pemantauan keluarga
dari setiap variabel independen dan variabel
sadar gizi diwilayah Puskesmas Marowo
dependen yang termasuk dalam variabel
kecamatan Ulubongka Kabupaten Tojo Una-una
penelitian:
ternyata di desa Bonebae II yang status keluarga
sadar gizinya rendah, terdapat 7 kasus anak yang
Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 23 No. 1, Februari 2023 (33-40) 34
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Status Gizi Balita Di Bonebae II , Mega Saputri1, Parmi2
Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 23 No. 1, Februari 2023 (33-40) 35
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Status Gizi Balita Di Bonebae II , Mega Saputri1, Parmi2
Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 23 No. 1, Februari 2023 (33-40) 37
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Status Gizi Balita Di Bonebae II , Mega Saputri1, Parmi2
Berdasarkan penelitian yang dilakukan yang kurang baik membuat ibu kurang
oleh Lestari Ningsih (2015) menyatakan mengetahui cara memberikan makanan yang
bahwa penyediaan bahan makanan dan baik kepada anak dan pekerjaan juga
menu yang tepat untuk anak akan terwujud mempengaruhi status gizi karena ibu yang sibuk
bila ibu mempunyai tingkat pengetahuan bekerja tidak memperhatikan pola makan anak
yang baik. seseorang yang hanya tamat SD sehingga tidak memperhatikan status gizi
belum tentu tidak mampu dalam menyusun anaknya. Namun dalam penelitian ini ada ibu
makanan yang memenuhi persyaratan tinggi yang sikapnya kurang baik tetapi status gizi
untuk anaknya dibandingkan dengan orang anaknya baik karena Sikap merupakan tindakan
memiliki pendidikan lebih tinggi, karena aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi
bila ibu rajin mendengarkan informasi dan tindakan suatu perilaku. Dalam penentuan sikap
selalu turut serta dalam penyuluhan gizi ini penentuan keyakinan berpengaruh besar
tidak mustahil pengetahuan ibu tidak akan terhadap sikap seseorang, termasuk dalam hal
bertambah menjadi lebih baik. hanya saja menyikapi status gizi anak.
perlu dipertimbangkan bahwa tingkat Penelitian ini sejalan dengan Azwar
pendidikan dan mudah tidaknya ibu (2011) menyatakan bahwa ada beberapa faktor
menyerap dan memahami pengetahuan yang yang mempengaruhi sikap seseorang yaitu
diperolehnya. pengalaman pribadi: pengalaman pribadi dapat
menjadi dasar pembentukan sikap apabila
pengalaman tersebut meninggalkan kesan yang
B. Hubungan Sikap Dengan Status Gizi Balita
kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila
Berdasarkan hasil penelitian analisis pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam
univariat tabel 6 menunjukkan bahwa di desa situasi yang melibatkan faktor emosional.
Bonebae II Kecamatan Ulubongka Kabupaten Pengaruh orang lain yang dianggap penting:
Tojo Una-una yang sikapnya baik yaitu 56,9% Individu pada umumnya cenderung untuk
dan sikapnya kurang baik yaitu 43,1%. konformis atau searah dengan sikap seseorang
Hasil analisis bivariat menunjukkan yang dianggap penting. Kecenderungan ini
bahwa dari 58 responden, anak yang status gizi antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
tidak normal terdapat 56,0% sikap ibu kurang menghindari konflik dengan orang yang
baik dan 21,2% sikap ibu baik. Sedangkan status dianggap penting. Pengaruh kebudayaan:
gizi normal terdapat 44,0% sikap ibu kurang kebudayaan dapat memberi corak pengalaman
baik dan 78,8% sikap ibu baik. pribadi individu masyarakat. Sebagai akibatnya,
Berdasarkan hasil uji Chi-square
tanpa disadari kebudayaan telah menemukan
diperoleh nilai P=0,014 (P<0,05) dengan
garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai
demikian H0 ditolak dan Ha diterima, artinya
secara statistik ada hubungan yang bermakna masalah. Media massa: dalam pemberian surat
antara sikap ibu dengan status gizi balita. Dari kabar, radio atau media komunkasi lainnya,
nilai odds ratio (OR) sebesar 4.727 (95 CI 1.498 berita yang seharusnya factual disampaikan
-14.914) artinya responden yang sikapnya secara objektif berpengaruh terhadap sikap
kurang baik mempunyai peluang 5 kali lebih konsumen.
besar dari pada responden yang sikapnya baik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Menurut asumsi peneliti sikap responden Adrian Priyo Setiaji, (2012) menunjukkan ada
yang kurang baik karena ibu selalu memberikan hubungan antara sikap dengan status gizi
makanan ringan pada anak, agar anak mau balita.Sikap ibu sangat penting memberikan
makan.Sedangkan sikap responden yang baik makanan yang baik kepada anak sehingga anak
karena responden sudah mengetahui sebaiknya dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
memberikan makanan yang mengandung Menurut Notoadmodjo, (2010) bahwa
protein seperti ikan, daging, telur untuk sikap seseorang akan mempengaruhi cara
pertumbuhan dan kecerdasan anak. Hasil berperilaku, termasuk sikap responden dalam
penelitian ada hubungan antara sikap ibu dengan masalah status gizi anak. Sikap ibu yang positif
status gizi balita karena sikap tentang gizi akan akan lebih memperhstiksn masalah asupan
mempengaruhi cara pemberian makanan pada makanan yang akan diberikan kepada anak
anak seperti membiasakan anak mengkonsumsi sedemikian sehingga anak memiliki status gizi
sayur dan buah-buahan. Sedangakan Sikap ibu normal.
Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 23 No. 1, Februari 2023 (33-40) 38
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Status Gizi Balita Di Bonebae II , Mega Saputri1, Parmi2
Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 23 No. 1, Februari 2023 (33-40) 39
Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Status Gizi Balita Di Bonebae II , Mega Saputri1, Parmi2
Jurnal Ilmiah Kesmas IJ (Indonesia Jaya) Vol. 23 No. 1, Februari 2023 (33-40) 40