HUBUNGAN SOSIAL EKONOMI DAN POLA ASUH IBU DENGAN STATUS GIZI ANAK
BALITA DI KELURAHAN DAPU – DAPURA WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BENU-BENUA KOTA KENDARI TAHUN 2017
Email : Deddybella37@gmail.com
ABSTRAK
Sosial Ekonomi dan Pola Asuh merupakan faktor tidak langsung penyebab gizi buruk pada
balita. Berdasarkan kementrian kesehatan Repubik Indonesia secara nasional, prevalensi status
gizi balita menurut gabungan indikator TB/U dan BB/TB di Indonesia pada tahun 2013 adalah
pendek kurus 2,5%, pendek-normal 27,4%, pendek gemuk 6,8%, normal-kurus 9,6%, normal
normal 48,6%, dan normal-gemuk 5,1% (Kementrian kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Sosial ekonomi dan pola asuh dengan status
gizi balita di kelurahan Dapu-dapura wilayah kerja puskesmas Benu-benua. Jenis penelitian ini
adalah deskriptif analitik dengan rancangan (desain) menggunakan cross sectional study.
Penelitian ini telah dilaksanakan 17 Juni-10 juli 2017. Populasi dalam penelitian berjumlah 359
Ibu Hamil, Sampel dalam penelitian ini adalah 78 orang Ibu hamil yang diambil secara Simple
Random Sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Penelitian ini di analisis dengan
menggunakan uji Chi Square dengan Hasil penelitian menunjukan Ada hubungan sosial ekonomi
dengan Status gizi balita, nilai p=0,001. Ada hubungan Pola Asuh dengan Status gizi balita, nilai
p=0,000.
Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perlu adanya penyuluhan petugas kesehatan
tentang bahaya Balita gizi buruk dan cara mencegahnya supaya ibu dan keluarga dapat lebih
paham dan bersikap tentang Status gizi pada Balita.
Kata Kunci : Sosial Ekonomi, Pola Asuh dan Status Gizi.
77
Desiderius B.D dan Aisyah Triani : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.5 No.1 Mei - Agustus 2017 Hal : 77 - 90
78
Desiderius B.D dan Aisyah Triani : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.5 No.1 Mei - Agustus 2017 Hal : 77 - 90
kemungkinan disebabkan karena kegiatan mempunyai status gizi baik, gizi lebih 3
sweeping/pelacakan dan penanganan anak balita, gizi kurang 25 balita dan gizi
terhadap kasus gizi buruk semakin baik dari buruk 2 anak balita. Di bulan Februari
tahun ketahun, melalui peningkatan kelurahan Dapu-dapura 346 balita yang
kapasitas petugas pelaksana Pemantauan mempunyai status gizi baik, gizi lebih 3
Status Gizi (PSG), sosialisasi dan advokasi balita, 20 gizi kurang anak balita, dan gizi
gerakan nasional sadar gizi yang tiap tahun buruk 3 balita. Pada bulan Maret kelurahan
dilaksanakan baik disarana fasilitas Dapu-dapura 412 balita mempunyai status
kesehatan (puskesmas, polindesdan gizi baik, 3 gizi lebih anak balita, sebanyak
posyandu), juga diinstitusi pendidikan 17 balita status gizinya kurang, dan gizi
(SD/MI, SMP dan SMA) (Profil provinsi buruk 4 balita. Di bulan April kelurahan
SULTRA, 2015). Dapu-dapura sebanyak 412 mempunyai
Status gizi balita merupakan salah status gizi baik, 3 anak balita memiliki gizi
satu indikator yang menggambarkan tingkat lebih, 16 balita mengalami gizi kurang dan 4
kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara balita gizi buruk.
penilaian status gizi balita adalah Di Puskesmas Benu-benua status gizi
pengukuran secara anthropometri yang balita masih merupakan masalah yang perlu
menggunakan 3 (tiga) indeks, yaitu : berat penanganan yang serius, ini disebabkan
badan menurut umur (BB/U), berat badan masih banyaknya kasus gizi kurang dan gizi
menurut tinggi badan/panjang badan buruk yang terjadi di wilayah kerja
(BB/TB) dan tinggi badan /panjang badan Puskesmas Benu-benua. Pada tahun 2016
menurut umur (TB/BB/U). Sedangkan sampai dengan 2017 masalah gizi banyak
Balita dikatakan mengalami gizi buruk terjadi di kelurahan Dapu-dapura,
adalah balita dengan status gizi berdasarkan disebabkan karena mata pencarian warga di
indeks BB menurut TB (BB/TB) atau BB kelurahan Dapu-dapura rata-rata pedagang
menurut PB (BB/PB) dengan nilai Z-Score yang dimana mereka sibuk dengan
<-3 SD (Standar Defisiasi) dan atau terdapat dagangannya sehingga kebutuhan gizi
tanda klinis gizi buruk lainnya. Gizi buruk, anaknya tidak terlalu diperhatikan.
baik dari segi kuantitas dan kualitas Berdasarkan fenomena diatas peneliti
menyebabkan gangguan pada proses tertarik untuk melakukan peneltian tentang
pertumbuhan, produksi tenaga, pertahanan “Hubungan Sosial Ekonomi dan Pola Asuh
tubuh, struktur dan fungsi otak serta dengan Status Gizi Balita dikelurahan Dapu-
perilaku. Dari hasil pelaksanaan pemantauan dapura Wilayah Kerja Puskesmas Benu-
status gizi di Kota Kediri berdasarkan benua Sulawesi Tenggara.
BB/TB ada sebesar 7 balita dengan 100%
ditangani (tabel 48). Sedangkan berdasarkan
BB/U ada sebesar 137 balita yang menderita
berat badan sangat kurang (Profil Dinas
Kesehatan Kota Kendari, 2015).
Berdasarkan data Puskesmas Benu-
benua pada tahun 2017 bulan Januari
Kelurahan Dapu-dapura 359 balita
79
Desiderius B.D dan Aisyah Triani : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.5 No.1 Mei - Agustus 2017 Hal : 77 - 90
80
Desiderius B.D dan Aisyah Triani : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.5 No.1 Mei - Agustus 2017 Hal : 77 - 90
81
Desiderius B.D dan Aisyah Triani : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.5 No.1 Mei - Agustus 2017 Hal : 77 - 90
Tabel 7. Agama
Distribusi Frekuensi Responden Tabel 9.
Berdasarkan Pendidikan Ibu di kelurahan Distribusi Frekuensi Responden
Dapu-dapura. Berdasarkan Agama di kelurahan Dapu-
dapura
Pendidikan frekuensi Persentase
Agama Frekuensi Presentase
Sarjana 12 15,4
Diploma 8 10,3 Islam 67 85,9
SMA 31 39,7 Kristen 7 9,0
SMP 23 29,5 Hindu 4 5,1
SD 4 5,1 Jumlah 78 100,0
Jumlah 78 100 Sumber : Data Primer diolah tahun 2017.
Sumber: Data Primer diolah Tahun 2017 Tabel 9 menunjukkan bahwa
Tabel 7 menunjukkan bahwa sebagian besar distribusi Agama ibu adalah
sebagian besar distribusi pendidikan Ibu Islam yang berjumlah 67 orang (85,9%) dan
hamil adalah SMA berjumlah 31 orang terendah adalah Hindu yang berjumlah 4
(39,7%). Dan terendah pendidikan SD orang (5,1%).
berjumlah 4 orang (5,1%).
82
Desiderius B.D dan Aisyah Triani : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.5 No.1 Mei - Agustus 2017 Hal : 77 - 90
83
Desiderius B.D dan Aisyah Triani : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.5 No.1 Mei - Agustus 2017 Hal : 77 - 90
84
Desiderius B.D dan Aisyah Triani : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.5 No.1 Mei - Agustus 2017 Hal : 77 - 90
85
Desiderius B.D dan Aisyah Triani : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.5 No.1 Mei - Agustus 2017 Hal : 77 - 90
86
Desiderius B.D dan Aisyah Triani : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.5 No.1 Mei - Agustus 2017 Hal : 77 - 90
asuh dengan status gizi balita. Hal ini 4. Ada hubungan antara sosial ekonomi
disimpulkan dengan hasil uji p = 0,002. dengan status gizi anak balita di
Penelitian yang dilakukan oleh kelurahan Dapu-dapura. Hal ini terjadi
Lubis (2008) pada anak balita di karena ada kecenderungan bahwa
wilayah kerja puskesmas Pantai Cermin keluarga yang memenuhi kebutuhan
kecamatan Tanjung Pura, Langkat, pangan lebih tinggi akan diikuti
Sumatra Utara juga menunjukkan hasil tingginya status gizi balita
yang sama yaitu tidak terdapat 5. Ada hubungan antara pola asuh dengan
hubungan yang bermakna antara pola status gizi anak balita di kelurahan
asuh psikososial dengan status gizi Dapu-dapura. Pola asuh yang baik
balita. berarti praktik pemberian makan yang
Marian Zeitin (2000:132) baik (memperhatikan kualitas dan
menyatakan bahwa salah satu aspek kuantitas makanan) sehingga status gizi
kunci pola asuh gizi adalah aspek anak akan baik pula.
pemberian makan. Sehingga apabila
pola asuh gizi suatu warga baik maka Saran
praktik pemberian makannya juga baik.
Berdasarkan hasil penelitian ini penulis
Praktik pemberian makan menyangkut
menyarankan :
kualitas dan kuantitas makanan, dengan
1. Bagi tenaga pelaksana gizi puskesmas
cukup makanan yang bermutu
Benu-benua, hendaknya memberikan
mengalami pertumbuhan badan dengan
penyuluhan kepada ibu balita tentang
berat badan sesuai umur atau AKE akan
menjaga makan balita dan pola asuh.
meningkat.
2. Bagi pihak berwenang dikelurahan
SIMPULAN DAN SARAN Dapu-dapura wilayah kerja Puskesmas
Simpulan Benu-benua, agar selalu mengajak dan
memastikan para ibu yang memiliki
Berdasarkan hasil penelitian dengan balita di kelurahannya mengikuti
judul “Hubungan Sosial Ekonomi dan Pola kegiatan atau penyuluhan yang
Asuh dengan Status Gizi Balita di Kelurahan dilakukan Puskesmas Benu-benua.
Dapu-dapura wilayah kerja Puskesmas 3. Bagi ibu agar senantiasa memberikan
Banu-benua”, dapat disimpulkan sebagai makanan yang bernutrisi sesuai
berikut : kebutuhan anaknya dan juga selalu
1. Sosial ekonomi orang tua balita di mengikuti kegiatan tentang kesehatan
kelurahan Dapu-dapura kebanyakan balita dan makanan bergizi seimbang
kurang dengan prevalensi 41 orang yang dilakukan Puskesmas Benu-benua.
(52,6%). 4. Ibu sebagai pengatur keuangan
2. Pola asuh orang tua balita di kelurahan hendaknya dapat mengalokasikan
Dapu-dapura kebanyakan baik dengan pendapatan keluarganya untuk
prevalensi 53 orang (67,9%) memenuhi kebutuhan pangan dengan
3. Status gizi balita di kelurahan Dapu- baik karena besarnya pengeluaran untuk
dapura kebanyakan baik dengan pangan sangat mempengaruhi status gizi
prevalensi 53 orang (67,9%) anak balita.
87
Desiderius B.D dan Aisyah Triani : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.5 No.1 Mei - Agustus 2017 Hal : 77 - 90
88
Desiderius B.D dan Aisyah Triani : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.5 No.1 Mei - Agustus 2017 Hal : 77 - 90
89
Desiderius B.D dan Aisyah Triani : Jurnal Gizi Ilmiah Vol.5 No.1 Mei - Agustus 2017 Hal : 77 - 90
90