Anda di halaman 1dari 32

MANAJEMEN

SUMBER DAYA
MANUSIA
FREDDY CHANDRA MONTOLALU
 Ada sejumlah fungsi dasar yang dijalankan semua manajer ;
manajemen proses.
 Penstafan, mulai dari perekrutan …

konstribusi
 Manajemen SDM merupakan bagian dari tanggung jawab
setiap manajer lini. Tanggung jawab SDM ini mencakup
penempatan orang yang benar pada jabatan tepat,
pengorientasian, pelatihan, dan pengkompesasian untuk
meningkatkan kinerja jabatan sampai promosi/kontribusi.
 Manajer SDM dan departemennya
menjalankan tiga fungsi utama,
1. manajer menggunakan wewenang
lini dalam unitnya
2. mengimplikasikan wewenang
dimana saja dalam organisasi.
3. menggunakan fungsi koordinasi
untuk memastikan bahwa sasaran
dan kebijakaan SDM organisasi
dikoordinasikan dan
diimplementasikan.
 Suatu konsekuensi adalah bahwa manajemen
SDM harus dilibatkan baik formulasi maupun
implementasi strategi sebuah rumah sakit,
mengingat kebutuhan bagi rumah sakit untuk
menggembleng karyawan menjadi suatu
keunggulan bersaing
Untuk memahami apa itu manajemen sumber
daya manusia, kita sebaiknya pertama-tama
meninjau apa yang dilakukan oleh para
manajer.
Kebanyakan ahli sepakat bahwa ada lima fungsi
dasar yang dijalankan semua manajer ;
perencanaan, pengorganisasian, penstafan,
pemimpinan, dan pengendalian.
• Menetapkan tujuan dan standard,
• mengembang aturan dan prosedur ,
• mengembangkan rencana dan
peramalan-peramalan atau
• memproyeksi beberapa peristiwa
dimasa depan.
• memberikan setiap bawahan suatu tugas
khusus, membangun departemen ;
• mendelegasikan wewenang kepada bawahan
• kepada bawahan ; menetapkan saluran
wewenang dan komunikasi :
• mengkoordinasikan kerja bawahan.
 Memutuskan tipe atau jenis orang yang
akan dipekerjakan ;
 merekrut calon karyawan ;
 mengevaluasi kinerja,
 menyuluh karyawan,
 melatih dan
 mengembangkan karyawan.
 Membuat orang lain menyelesaikan pekerjaan,
 mempertahankan semangat kerja,
 memotivasi bawahan.
 Menatapkan standar mutu atau tingkat
produksi,
 melakukan pengecekan untuk melihat
bagaimana perbandingan antara kinerja
actual dengan standard ini,
 mengambil tindakan perbaikan sesuai
kebutuhan.
 Wewenang : Hak untuk mengambil
keputusan, mengarahkan kerja orang lain, dan
memberikan perintah
 Manajer lini : Manajer yang diberi wewenang
untuk mengarahkan pekerjaan bawahan dan
bertanggung jawab untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi.
 Manajer staf : Manajer yang membantu dan
menasehati manajer lini.
Ford dan pelopor industrial
mempergunakan praktek Orde
Baru dimana para ahli
menganalisis perkembangan
tersebut dan mencoba untuk
mengidentifikasi dampak
manajerial.
1.The Classical Approaches
(Pendekatan Klasik)
2.The Human Resource Approaches
(Pendekatan Sumber Daya Manusia)
3.The Quantitative Management Science
Approaches (Pendekatan Kuantitativ atau
Ilmu Manajemen)
4.Modern Approach (pendekatan modern)
Tiga pendekatan klasik dalam
manajemen :
 Scientific Management
(manajemen ilmiah)
 Administrative principles (prinsip-
prinsip administrasi)
 Bureaucrative organization (organisasi
birokrasi)
 Dalam taun 1920 an, perhatian pada factor-faktor
manusia di tempat kerja mulai mempengaruhi
pemikiran tentang manajemen seperti pada cabang
utama dalam pendekatan perilaku atau
pendekatan sumber daya manusia.
 Pendekatan sumber daya manusia menyatakan
bahwa manusia pada dasarnya bersifat sosial dan
mengaktualisasikan dirinya.
 Menurut pendekatan ini, ditempat kerja orang
berusaha untuk memuaskan kebutuhan sosialnya,
memberikan reaksi atas tekanan dari kelompok
serta berusaha memenuhi kebuuhan pribadi.
 Studi Hawthorne (The Hawthorne
Studies)
 Studi Ruang Test Relay Assembly ;
 Sikap Karyawan, Hubungan
Interpersonal dan Proses Kelompok ;
 Pelajaran yang Diperoleh dari Studi
Hawthorne ;
 Gerakan Hubungan Kemanusiaan
(Human Relations Movement).
• memberikan sumbangan besar atas
munculnya human relations movement
atau gerakan hubungan kemanusiaan
sebagai pengaruh yang penting dalam
pemikiran manajemen selama tahun
1950 dan 1960 an.
• Gerakan ini terutama didasarkan atas
pandangan bahwa manajer yang
menggunakan hubungan manusiawi
dengan baik di tempat kerja akan
mencapai produktivitas.
Diantara beberapa pandangan dalam
gerakan hubungan manusia, Maslow
berpendapat bahwa orang selalu
berusaha untuk memenuhi
kebutuhan : aktualisasi diri, harga diri
secara utuh, kebutuhan social, kebutuhan
keamanan dan kebutuhan fisiologis
 .
 Douglas McGregor sangat dipengaruhi oleh
studi Hawthorne dan Maslow. Buku klasiknya
TheHuman Side of Enterprise mengembangkan
lebih lanjut pendapat bahwa manajer
sebaiknya memberikan perhatian pada
kebutuhan social da aktualisasi diri para
karyawan. Hal ini mengajak para manajer
untuk mengubah pandangan mereka tentang
sifat manusia dari sudut pandang yang dia
sebut “Teori X” ke apa yang disebut sebagai “
Teori Y”.
 Hasil kerja Chris Argyris, seorang ahli dan konsultan
terkenal juga mencerminkan suatu pandangan
tentang sifat manusia seperti apa yang
dikembangkan oleh Maslow dan McGregor.
 Dalam bukunya Personality and Organization, Argyris
membandingkan praktek manajemen yang
ditemukan dalam organisasi yang hirarkis dan
tradisional dengan kebutuhan dan kemampuan
orang yang sudah dewasa dengan kesimpulan
bahwa beberapa praktek, khususnya yang
dipengaruhi oleh pendekatan manajemen klasik
tidak sesuai dengan kepribadian seorang yang sudah
dewasa.
 Para ahli mengembangkan pendekatan sumber
daya manusia dalam manajemen, pada waktu
yang bersamaan ahli-ahli lain berusaha untuk
mencari cara bagaimana tehnik-tehnik kuantitatif
dapat meningkatkan pengambilan keputusan
manajerial. Dasar yang digunakan dalam
pendekatan kuantitatif terhadap manajemen
adalah tehnik-tehnik matematis dapat digunakan
untuk meningkatkan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan manajerial.
 Ilmu Manajemen (Management Science) ; Terlepas
dari tehnik spesifik yang dugunakan, intisari dari
pendekatan manajemen kuantitatif ini mencakup
karakteristik berikut ini :
 Memusatkan pada pengambilan keputusan dan dampak
akhirnya bagi tindakan manajemen.
 Penggunaan criteria ekonomi dalam keputusan, seperti
biaya, pendapatan dan laba atas investasi yang
dilakukan.
 Penggunaan model-model matematis dengan hukum-
hukum dan rumus-rumus yang canggih.
 Penggunaan komputer yang mempercepat pemrosesan
data dalam jumlah yang sangat banyak.
 Pendekatan moderen dalam manajemen
mengakui pentingnya pemikiran pendekatan
klasik, sember daya manusia dan kuantitatif.
Namun pendekatan ini mengatakan bahwa tak
satu teoripun atau model yang bisa diterapkan
secara universal dalam segala situasi atau yang
satu meniadakan yang lain. Landasan utama
dalam pendekatan manajemen ini mencakup the
system view (pandangan system) tentang organisasi
serta contigensy thinking (pemikiran kintingensi).
 Pandangan Sistem (The Systems View) ;
Hal ini diartikan sebagai kumpulan
bagian-bagian yang saling berhubungan
yang secara bersama-sama mencapai
tujuan dan suatu subsistem adalah
bagian kecil dari suatu system yang
lebih besar
 Pemikiran Kontingensi (Contingency Thinking) ;
Pemikiran kontingensi berusaha untuk
menyesuaikan antara tanggapan manajerial
dengan peluang dan permasalahan yang ada
dalam berbagai macam situasi, terutama yang
disebabkan oleh perbedaan dalam lingkungan
serta perbedaan dalam individu. Dalam
pendekatan ini yang dicari bukan cara-cara yang
terbaik untuk mengatasi situasi tersebut
melainkan pemikiran kontingensi berusaha
membantu manajer untuk dapat memahami
perbedaan-perbedaan situasional tersebut dan
menanggapinya dengan cara-cara yang tepat.
 Komitmen Terhadap Kualitas (The Quality
Commitment) ; Kualitas biasanya diartikan sebagai
kemampuan untuk memenuhi 100 % kebutuhan
para pelanggan sehingga tidak mengherankan
apabila para manajer organisasi yang benar-benar
progresif mempunyai “ kesadaran akan kualitas”.
Mereka memahami kaitan dasar antara
keunggulan kompetitif serta kemampuan untuk
selalu menyampaikan barang dan jasa yang
berkualitas kepada konsumennya.

 Pelajaran dari Manajemen Jepang ; Hal mendasar
yang penting dari keterkaitan antara praktek
bisnis orang jepang dengan keberhasilan
perusahaan adalah kesetiaan bersama dimana
kesetiaan organisasi terhadap kebutuhan
karyawan secara individual serta kesetiaan
individu terhadap tujuan organisasi. Lebih jauh
lagi para peneliti mengemukakan beberapa
karakteristik manajemen Jepang seperti berikut :

 Lifetime employment (bekerja seumur hidup) ;
banyak orang Jepang ingin bekerja dan berkairier
hanya pada satu perusahaan, baik organisasi
maupun individu diharapkan untuk tumbuh dan
dewasa sepanjang waktu.
 Job rotation and broad career experience (Rotasi
jabatan dan pengalaman karier) ; Manajer Jepang
cenderung untuk berpindah-pindah dalam
berbagai macam jabatan. Mereka berusaha untuk
mendapatkan pengalaman yang lebih luas, tidak
hanya sekedar keterampilan khusus.
Meskipun demikian, istilah teori Z, yang
diambil dari judul buku Ouchi, sering
digunakan untuk menggambarkan kerangka
kerja manajemen yang didasarkan atas contoh-
contoh di Jepang. Suatu organisasi yang
beroperasi sesuai prinsip-prinsip teori Z, akan
mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :
 Falsafah bekerja jangka panjang
 Promosi lambat dan perpindahan pekerjaan secara
lateral
 Penekanan pada perencanaan dan pengembangan
karier
 Pengambilan keputusan secara consensus.
 Perhatian pada keterlibatan karyawan.
 Performance Excellence ;
Akhirnya cukup penting juga untuk
mengetahui satu tema dalam praktek da teori
manajemen moder yaitu “performance exellence”
(keunggulan kerja).
Dewasa ini akan anda jumpai tema-tema baru,
namun masih selalu berkaitan dengan buku
dan majalah professional yang dibaca oleh para
manajer yang mengetahui banyak informasi.

Anda mungkin juga menyukai