Anda di halaman 1dari 3

ALIRAN MANAJEMEN MODERN

Masa manajemen modern berkembang melalui dua jalur yang berbeda jalur pertama
merupakan pengembangan dari aliran hubungan manusiawi yang dikenal sebagai perilaku
organisasi, dan yang lain dbangun atas dasar manajemen ilmiah dikenal sebagai aliran
kuantitatif.
- PERILAKU ORGANISASI
Perkembangan aliran perilaku organisasi ditandai dengan pandangan dan pendapat baru
tentang perilaku manusia dan sistem sosial. Tokoh-tokoh aliran ini antara lan :
1. Abraham Maslow yang mengemukakan adanya “hirarki kebutuhan” dalam
penjelasannya tentang perilaku manusia dan dinamika motivasi.
2. Douglas McGregor dengan teori X dan teori Y-nya
3. Frederick Blake dan Jane Mouton yang membahas lima gaya kepimpinan dengan
kisi-kisi manajerial (managerial grid)
4. Rensis Liken yang telah mengidentifikasi dan melakukan penelitiannya secara
ekstensif mengenai empat sistem manajemen, dari sistem 1 : exploitif-otoritatif
sampai sistem 4 : partisipatif kelompok.
5. Fred Fiedler yang menyarankan pendekatan contingency pada studi kepemimpinan.
6. Chris Argryis yang memandang organisasi sebagai sistem sosial atau sistem
antarhubungan budaya.
7. Edgar Schein yang banyak meneliti dinamika kelompok dalam organisasi, dan lain-
lainnya.

Prinsip-prinsip dasar Perilaku Organisasi


Beberapa prinsip dasar penting yang dapat disimpulkan dari pendapat para tokoh
manajemen modern adalah sebagai berikut :
1. Manajemen tidak dapat dipandang sebagai suatu proses teknik secara ketat (peranan,
prosedur, prinsip).
2. Manajemen harus sistematik, dan pendekatan yang digunakan harus dengan
pertimbangan secara hati-hati.
3. Organisasi sebagai suatu keseluruhan dan pendekatan manajer individual untuk
pengawasan harus sesuai dengan situasi.
4. Pendekatan motivasional yang menghasilkan komitmenn pekerja terhadap tujuan
organisasi sangat dibutuhkan.

Sebagai tambahan beberapa gagasan yang lebih khusus dari berbagai riset perilaku adalah
:
1. Unsur manusia adalah faktor kunci penentu sukses atau kegagalan pencapaian tujuan
organisasi.
2. Manajer masa kini harus diberi latihan dalam pemahaman prinsip-prinsip dan konsep-
konsep manajemen.
3. Organisasi harus menyediakan iklim yang mendatangkan kesempatan bagi karyawan
untuk memuaskan seluruh kebutuhan mereka.
4. Komitmen dapat dikembangkan melalui partisipasi dan keterlibatan para karyawan.
5. Pekerjaan setiap karyawan harus disusun yang memungkinkan mereka mencapai
kepuasaan diri dari pekerjaan tersebut.
6. Pola-pola pengawasan dan manajemen pengawasan harus dibangun atas dasar pengertian
positif ynag menyeluruh mengenai karyawan dan reaksi mereka terhadap perusahaan.

- ALIRAN KUANTITATIF
Aliran kuantitatif ditandai dengan berkembangnya team-team riset operasi ( operations
research) dalam pemecahan masalah-masalah industry, yang didasarkan atas sukses team-
team riset operasi Inggris dalam Perang Dunia ke II. Sejalan dengan semakin kompleksnya
komputer elektronik, transportasi dan komunikasi, dan sebagainya teknik-teknik riset
operasi menjadi emakin penting sebagai dasar rasional untuk pembuatan keputusan.
Prosedur-prosedur riset operasi tersebut kemudian diformalisasikan dan disebut aliran
management science.
Teknik-teknik management science digunakan dalam banyak kegiatan seperti
penganggaran modal, manajemen aliran kas, scheduling produksi, pengembangan strategi
produk , perencanaan program pengembangan sumber daya manusia, penjagaan tingkat
persediaan yang optimal dan sebagainya. Penggunaan teknik-teknik untuk pemecahan
masalah dan pembuatan keputusan telah terbukti banyak membantu manajer dalam kegiatan
–kegiatan perencanaan dan pengawasan.
Langkah-langkah pendekatan management science biasanya adalah sebagai berikut :
1. Perumusan masalah.
2. Penyusunan suatu model matematis.
3. Mendapatkan penyelesaian dari model.
4. Pengujian model dan hasil yang di dapatakan dari model.
5. Penetapan pengawasan atas hasil-hasil.
6. Pelaksanaan hasil dalam kegiatan implementasi.

- PENDEKATAN SISTEM
Pendekatan sistem pada manajemen bermaksud untuk memandang organisasi sebagai
suatu kesatuan, yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan. Pendekatan sistem
meberi manajer cara memandang organisasi sebagai sautu keseluruhan dan sebagai bagian
dari lingkungan eksternal yang lebih luas.
Sebagai suatu prinsip fundamental, pendekatan sistem adalah sangat mendasar. Ini secara
sederhana berarti bahwa segala sesuatu adalah saling berhubungan dan saling tergantung.
Suatu sistem terdiri dari elemen-elemen yang berhubungan dan bergantung satu dengan yang
lain, tetapi bila berbagai elemen tersebut berinteraksi, maka akan membentuk suatu kesatuan
yang menyeluruh.
Sebagai suatu pendekatan manajemen “sistem” mencakup baik sistem-sistem umum
maupun khusus dan analisis tertutup maupun terbuka. Pendekatan sistem umum pada
manajmen dapat dikaitkan dengan konsep-konsep organisasi formal dan teknis, filosofis dan
sosiopsikologis. Sedangkan analisis sistem manajemen spesifik meliputi bidang-bidang
seperti struktur organisasi, disain pekerjaan , akuntansi sistem informasi , serta mekanisme-
mekanisme perencanaan dan pengawasan.
Dalam penelaahan penganalisisan dan pengamatan baik pendekatan sistem tertutup
maupun terbuka dapat dipakai. Pendekatan sistem tertutup adalah siklus. Tidak ada masukan
eksternal yang dipertimbangkan. Di lain pihak, pendekatan sistem terbuka memperlaku kan
organisasi sebagai suatu sistem masukan-keluaran yang energetic dan secara menyolok
terbuka dalam interaksinya dengan lingkungan.
Teori manajemen modern cenderungmemandang organisasi sebagai sistem terbuka
dengan dasar kosnsepsional, dan didasarakan pada data empiric, serta sifatnya sitesis dan
integrative. Sistem terbuka pada hakekatnya merupakan proses transformasi masukan yang
menghasilakn keuaran, transformasi terdiri dari aliran infromasi dan sumber-sumber daya.
Keluaran dari organisasi merupakan masukan bagi lingkungan dan sebaliknya keluaran dari
lingkungan adalah masukan bagi suatu organisasi.
Jadi dalam analisis manajemen modern baik pendekatan sistem tertutup maupun sstem
terbuka digunakan. Pendekatan sistem tertup ini memusatkan pada hubungan-hubungan dan
konsistensi internal, yang dicerminkan oleh prinsip-prinsip seperti kesatuan perintah, rentang
kendali, serta persamaan wewenang dan tanggung jawab. Pendekatan sistem tertutup
mengabaikan pengaruh-pengaruh lingkungan. Di lain pihak, pendekatan sistem terbuka
mempertimbangkan masukan dari lingkungan tetapi secara fungsionala tidak
menghubungkannya ke pencapaian tujuan.

- PENDEKATAN KONTINGENSI
Pendekatan kontingensi (contingency approach) dikembangkan oleh para manajer
konsultan da peneliti yang mencoba untuk menerapkan konseo-konsepdari berbagai aliran
manajemen dalam situasi kehidupan nyata. Menurut pendekatan ini tugas manajer adalah
mengidentifikasikan teknik mana pada situasi tertentu di bawah keadaan tertentu dan pada
waktu tertentu, akan membantu pencapaian tujuan manajemen. Perbedaan konsisi dan situasi
membutuhkan aplikasi teknik manajemen yang berbeda pula, karena tidak ada teknik prinsip
dan konsep universal yang dapat diterapkan dalam seluruh kondisi. Sebagai contoh, dimana
karyawan membutuhkan dorongan untuk meningkatkan produktivitas, pendekatan klasik
akan mengemukakan penyederhanaan kerja, tetapi pendekatan hubungan manusiawi
berusaha menciptakan iklim yang dapat memotivasi karyawan dan mengusulkan perluasan
kerja. Bila karyawan tidak terdidik (unskilled) serta kesempatan latihan dan sumber daya
terbatas, penyederhanaan kerja mungkin merupakan penyelesaian yang paling baik. Tetapi
bila karyawan terlatih dan kepuasan kerja adalah kebutuhan mereka program perluasan kerja
mungin lebih efektif.
Pendekatan kontingensi telah berkembang di beberapa bidang manajemen seperti
perancangan organisasi , kepemimpinan motivasi, perencanaan yang strategic dan dinamika
kelompok. Pendekatan kontingensi memasukkan variable-variabel lingkungan dalam
analisisnya, karena perbedaan kondisi lingkungan akan memerlukan aplikasi konsep dan
teknik manajemen yang berbeda pula. Jadi, pendekatan kontingensi muncul sebagai
tanggapan atas ketidakpuasaan terhadap anggapan universitas, dan kebutuhan memasukkan
berbagai variable lingkungan ke dalam teori dan praktek manajemen.
Pendekatan kontingensi secara sederhana dapat dipandang sebagai suatu hubungan
fungsional “bila-maka”. “Bila” adalah variabel bebas dan “maka adalah variabel bergantung.
Dalam manajemen kontingensi, lingkungan merupakan variabel bebas, sedangkan berbagai
konsep dan teknik manajemen yang mengarahkan organisasi untuk mencapai tujuan-
tujuannya , berfungsi sebagai variabel bergantung.
Ada tiga bagian utama dalam kerangka konsepsual menyeluruh untuk pendekatan
kontingensi : lingkungan, konsep-konsep dan teknik-teknik manajemen, dan hubungan
kontingensi antara keduanya.

Anda mungkin juga menyukai