PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang program pelatihan kepemimpinan
2. Untuk mengetahui tentang belajar dari pengalaman
3. Untuk mengetahui tentang kondisi yang memfasilitasi pengembangan kepemimpinan
1
BAB II
PEMBAHASAN
3
Proses pengajaran harus meningkatkan kapasitas diri dan harapan bahwa pelatihan itu akan
berhasil. Para peserta pelatihan serta mendukung para peserta pelatihan yang mengalami
kesulits belajar.
8) Aktivitas Tindak Lanjut yang Tepat
Keterampilan yang kompleks itu sulit dipelajari dalam kursus pelatihan singkat dengan
kesempatan terbatas untuk praktik dan umpan balik. Satu pendekatan yang berguna adalah
dengan mengadakan sesi tindak lanjut pada interval yang tepat setelah program pelatiha
diselesaikan untuk meninjau kemajuan aplikasi keterampilan yang dipelajari,
mendiskusikan keberhasilan dan masalah serta memberikan pelatihan dan dukungan
tambahan.
Adapun beberapa teknik khusus untuk pelatihan kepemimpinan yaitu sebagai berikut :
1. Teladan Perilaku
Dalam pelatihan teladan perilaku, para peserta pelatihan mengamati seseorang yang
mendemonstrasikan bagaimana menangani masalah antarpribadi jenis tertentu (misalnya,
memberikan umpan balik korektif, memberikan pelatihan) kemudian mereka mempraktikan
perilaku itu dalam permainan peran dan mendapatkan umpan balik. Dalam kebanyakan
program, pelatih menjelaskan poin-poin pembelajaran untuk demonstrasi teladan perilaku,
kemudian peserta pelatihan mengamati mereka bereaksi dalam video, lalu para peserta
pelatihan berpartisipasi dalam permainan peran untuk berlatih menerapkan poin – poin
pembelajaran dan dapat dilakukan di hadapan kelas atau grup kecil kemudian umpan balik
bisa didapat dari pelatih atau peserta pelatihan lainnya.
2. Diskusi kasus
Kasus adalah gambaran peristiwa dalam organisasi tertentu. Manfaat studi kasus
adalah meningkatkan pemahaman mengenai situasi yang dihadapi oleh manajer,
meningkatkan pemahaman mengenai perilaku manajerial yang efektif. Kasus bisa digunakan
untuk menunjukkan bagaimana masalah atau peristiwa yang sama dapat terlihat amat
berbeda bagi orang yang memiliki nilai, minat dan asumsi yang berbeda. Contoh, konflik
atau keputusan yang kontroversial dapat dijelaskan dari perspektif berbagai pihak.
3. Permainan dan simulasi bisnis
4
Simulasi digunakan untuk para peserta pelatihan menganalisis masalah rumit dan
membuat keputusan. Bedanya dengan kasus adalah para peserta pelatihan harus menghadapi
konsekuensi dari keputusan mereka. Setelah keputusan dibuat para peserta pelatihan biasanya
menerima umpan balik mengenai apa yang terjadi sebagai hasil dari keputusan mereka.
Kebanyakan permainan bisnis menekankan informasi keuangan kuantitatif dan digunakan
untuk mempraktikkan ketrampilan analitis dan keputusan yang diajarkan dalam program
pelatihan formal. Permainan juga dapat digunakan untuk menilai kebutuhan pelatihan,
keberhasilan pelatihan sebelumnya atau keabsahan model mental manajer untuk situasi
keputusan tertentu.
Proses simulasi dimulai dari peserta ditugaskan ke posisi berbeda dalam organisasi itu
dan menjalankan tanggung jawab manajerial selama satu atau dua hari. Sebelum simulasi,
peserta diberikan informasi latar belakang yang luas ( gambaran mengenai produk dan jasa
organisasi, laporan keuangan, kondisi industry dan pasar, bagan organisasi serta kewajiban
dan tanggung jawab posisi itu. Peserta memiliki tempat kerja yang terpisah, tetapi
diperbolehkan berkomunikasi dengan beragam media dan menjadwalkan pertemuan. Para
peserta membuat keputusan strategi dan operasional seperti apa yang akan mereka lakukan
dalam organisasi sebenarnya. Mereka memberikan reaksi terhadap keputusan masing –
masing. Setelah simulasi selesai, peserta menerima umpan balik mengenai proses dan
keterampilan grup serta perilaku tiap – tiap anggota grup. Umpan balik diberikan oleh
pengamat yang menelusuri perilaku dan keputusan para peserta.
5
tidak menguntungkan dan mengelola organisasi yang berbeda budaya. Situasi ini membuat
para manajer mencari informasi baru, memandang masalah dengan cara baru dan
mengembangkan pemahaman yang lebih baik atas diri mereka sendiri.
2) Keragaman tugas atau penugasan
Ketika pengalaman kerja itu beragam dan juga menantang maka akan semakin
meningkatkan pembelajaran dan menguntungkan para manajer dalam menghadapi beragam
masalah yang membutuhkan perilaku dan keterampilan kepemimpinan yag berbeda.
3) Umpan balik yang relevan
Selama penugasan operasi pembelajaran akan semakin meningkat ketika orang
mendapatkan umpan balik yang akurat mengenai perilaku mereka dan konsekuensinya serta
menggunakan umpan balik ini untuk menganalisis pengalaman mereka dan belajar darinya.
Adapum beberapan bagian dalam pembelajaran dalam pengalaman ini yaitu melalui aktivitas
pengembangan dan aktivitas yang membantu diri sendiri.
- Aktivitas Pengembangan
6
Tiga variasi umum adalah berikut ini: 1) para manajer hanya menerima laporan
umpan balik dan dibiarkan menerjemahkannya sendiri, 2) para manajer menerima laporan
umpan balik yang diikuti oleh pertemuan pribadi dengan fasilitator. 3) ada lokakarya bagi
sekelompok manajer dengan fasilitator untuk membantu menerjemahkan laporan umpan
balik merek. Sejauh mana hasil umpan balik perbaikan keterampilan juga tergantung pada
pelatihan dan aktivitas tindak lanjut apa yang terjadi sesudahnya. Studi oleh Walker dan
Smither (1999) menemukan bahwa para manajer akan lebih mungkin berkembang jika
mereka mengadakan pertemuan dengan pemberi peringkat (yang merupakan para bawahan)
untuk mendiskusikan umpan balik yang diterima mereka. Pertemuan demikian memberi
kesempatan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai alasan perbedaan
peringkat uang diberikan orang lain dan diri sendiri. Dan, hal ini dapat meningkatkan rasa
akuntabilitas manajer untuk menggunakan umpan balik tersebut.
Rangkumannya, hanya ada sedikit bukkti untuk mendapat kesimpulan yang solid
tentang kegunaan umpan balik multisumber untuk meningkatkan keterampilan
kepemimpinan. Dibutuhkan lebih banyak penelitian untuk menentukan bentuk umpan balik
apa yang berguna, kondisi bagaimana umpan balik itu akan menghasilkan perubahan yang
menguntungkan, jenis keterampilan atau perilaku yang mungkin akan membaik, dan jenis
manajer yang mungkin mendapatkan manfaat dari umpan balik multisumber.
7
Studi mengenai persepsi peserta atas manfaat pusat penelitian pengembangan dan
“program intensif umpan balik”myang serupa menyatakan bahwa pusat itu dapat
memperkuat kesadaran diri, membantu menentukan kebutuhan pelatihan, dan memudahkan
pengembangan keterampilan kepemimpinan berikutnya. Dua studi menemukan bukti bahwa
pusat penelitian pengembangan dapat meningkatkan kinerja manajer dikemudia hari, tetapi
hasilnya sulit diterjemahkan karena aktivitas pengembangan lainnya juga terlibat (misalnya,
pelatihan keterampilan, penugasan khusus, pengajaran tambahan). Akhirnya, manfaat pusat
penilaian pengembangan ini tidak boleh dibatasi hanya pada peserta; para manajer yang
berfungsi sebagai staf pusat ini juga dapat mengalami peningkatan keterampilan manajerial
mereka (Boehm. 1985).
3) Penugasan Pengembangan
Beberapa penugasan pengembangan dapat dijalankan bersama dengan tanggung
jawab pekerjaan yang biasa, sedangkan yang lainnya menuntut orang untuk cuti selama
beberapa hari dari pekerjaannya. Beberapa contoh penugasan ini mencakup mengelola
proyek baru atau kegiatan operasi baru, berfungsi sebagai perwakilan departemen pada tim
lintas fungsi, mengetuai gugus tugas khusus untuk merencanakan perubahan besar atau
menghadapi masalah operasi yang serius, mengembangkan dan melakukan program
pelatihan untuk unit organisasi, dan mengambil tanggung jawab untuk beberapa aktivitas
administrasif yang sebelumnya ditangani oleh atsan (misalnya, menyiapkan anggaran,
mengembangkan rencana strategi, melakukan pertemuan). Beberapa contoh penugasan
pengemabangan di luarr pekerjaan regular seorang meliputi bekerja dalam pusat penilaian,
bertugas sebagai anggota staf atau tenaga pengganti bagi pemimpin yang laur biasa dalam
bagian lain organisasi itu, bertugas dalam posisi penghubung sementara di organisasi lain,
dan bertugas dalam penugasan kunjungan ke organisasi lain.
Kefektifan penugasan pengembangan itu berkurang jika bias dan diskriminasi itu
meluas dalam organisasi. Beragam studi menyatakan bahwa perempuan memiliki
kemungkinan yang lebih sedikit dibandingkan laki-laki untuk diberikan penugasan yang
menantang dan dengan visibilitas yang tinggi. Walaupun ada undang-undang yang
melarangnya, diskriminasi berdasarkan seksualitas, ras, atau usia masih terjadi dalam
membuat penugasan dan memberikan promosi.
8
4) Program Rotasi Jabatan
Dalam kebanyakan program rotasi jabatan, para manajer ditugaskan untuk bekerja
dalam beragam subunit fungsi yang berbeda pada organisasi itu untuk periode waktu yang
bervariasi dari enam bulan hingga tiga tahun. Orang berganti jabatan dengan alas an
pengembangan, bukan sebagai akibat dari keputusan promosi. Dalam program rotasi jabatan
yang palimg formal, pola penugasan adalah serupa untuk tiap-tiap peserta dan tidak
didasarkan pada analisis keterampilan atau kekurangan seseorang saat ini. Program rotasi
jabatan yang memiliki penugasan substantive dalam subunit berbeda pada organisasi tertentu
menawarkan kesempatan pengembangan. Para manajer menghadapi tantangan belajar
dengan cepat tentang bagimana membuat hubungan yang kooperatf dan mengahadapi jenis
masalah teknis baru yang mereka tidak memiliki persiapan yang memadai. Para manajer
dapat belajar tentang masalah dan proses yang unik dalam subunit (fungsi atau produk) yang
berbeda dan sifat saling tergantung di antara bagian berbeda dalam organisasi itu. Rotasi
jabatan juga memberikan kesempatan kepada para manajer untuk menembangkan jejaring
hubungan yang luas dalam bagia berbeda organisasi itu.
Studi oleh Campion et al (1994) memperlihatkan bahwa rotasi jabatan juga memiliki
beberapa biaya. Salah satunya adalah produktivitas yang agak rendah bagi orang yang
dirotasi, yang disebabkan oleh kurva belajar normal untuk tipe pekerjaan tertntu yang baru.
Saat orang yang dirotasi itu menempati posisi manajerial, kurangnya keahlian teknis mereka
akan dapat memengaruhi secara merugikan produktivitas para bawahan juga.
Jika tidak ada informasi yang lebih banyak mengenai biaya dan manfaat rotasi
jabatan, amatlah sulit untuk menentukan berapa banyak rotasi yang diinginkan atau berapa
lama para manajer harus berada dalam tiap-tiap posisi. Kelayakan program rotasi jabatan
dapat dibatasi oleh beberapa tren saat ini dalam organisasi. Sebagai contoh, perampingan
hanya meninggalkan lebih sedikit posisi yang tersedia untuk mendukung program rotasi
jabatan. Selanjutnya, para manajer dalam organisasi yang dirampingkan akan lebih segan
kehilangan bawahan yang berpengalaman untuk digantikan dengan pengganti sementara
yang tidak berpengalaman (Hall&Foilkes, 1991). Pertanyaan yang layak mendapatkan
perhatian lebih adalah apakah manfaat rotasi jabatan dapat dicapai dengan jenis penugasan
khusus lainnya yang tidak terlalu besar biayanya.
9
5) Pembelajaran dengan Tindakan
Pembelajaran dengan tindakan adalah pendekatan yang sering digunakan untuk
mengombinasikan pelatihan manajemen formal dengan belajar dari pengalaman (Dotlich &
Noel, 1998). Orang atau tim melakukan proyek lapangan atas masalah organisasi yang rmit
dan mengembangkan solusi yang sering diterapkan oleh organisasi. Proyek itu biasanya
dipilih untuk memfasilitasi pengembangan keterampilan antrapribadi dan kognisi daripada
pengetahuan teknis. Jenis proyek yang bisa digunakan sangat beragam, dan proyek itu bisa
membutuhkan waktu beberapa minggu atau beberapa bulan.
6) Pembimbingan
Program pembimbingan formal digunakan untuk memfasilitasi pengembangan
manajemen dalam banyak organisasi (Giber, Carter, & Goldsmith, 1999). Pembimbingan
adalah hubungan yang di situ manajer yang lebih berpengalaman membantu peserta didik
yang kurang berpengalaman, mentor ini biasanya berada pada tingkat manajerial yang lebih
tinggi dan bukan atasan langsung peserta didik itu (McCauley & Douglas, 1998). Penelitian
atas para mentor menemukan bahwa mereka memberikan dua jenis fungsi berbeda ke peserta
didik; Fungsi Psikososial ( penerimaan, dorongan, pelatihan, konseling ) dan Fungsi Fasilitas
Karier ( pemberian sponsor, perlindungan, penigasan yang menantang, pengalaman dan
visibilitas ).
10
organisasi yang lebih kuat dan tingkat keluar masukya karyawan yang lebih rendah (Payne &
Huffman, 2005).
7) Pelatihan Eksekutif
Tujuan utama pelatihan eksekutif adalah memfasilitasi pembelajaran keterampilan
yang relevan. Para pelatih juga memberikan saran mengenai bagaimana menangani tantangan
khusus, seperti menerapkan perubahan besar, menghadapi atasan yang sulit, atau bekerja
dengan orang yang dari budaya yang berbeda.
Tujuan program petualangan luar ruangan ini adalah pertumbuhan pribad dan
pembentukan tim (Conger,1992). Pertumbuhan prbadi datang dari meningkatnya pemahaman
atas perasaan seseorang dan kemungkinan bhawa perasaan itu dapat berbeda dari kesadaran
(misalnya, walaupun “ tahu “ bahwa aktivitas itu aman, anda masih saja merasa takut).
Aktivitas pengembangan dirancang untuk meningkatkan keyakinan diri, pengendalian diri,
pengambilan resiko, dan kesediaan untuk memberikan dan menerima rasa
11
percaya.pembentukan tim difasilitasi oleh rangkaian latihan yang membantu peserta untuk
belajar pentingnya rasa saling percaya dan kerja sama.
Program pertumbuhan pribadi biasanya melibatkan pengalaman emosi yang kuat dan
lebih mungkin dilakukan daripada kebanyakan program pelatihan agar dapat memiliki
pengaruh yang lebih lama pada peserta. Perubahan bisa mencakup peningkatan keterampilan
antarpribadi yang relevan untuk kepemimpinan. Namun, juga dimungkinkan bahwa beberapa
peserta akan berubah dalam cara yang mengurangi keefektifan kepemimpinan (Conger,
1993).
12
Kembangan visi pribadi tentang tujuan karier
Cari mentor yang tepat
Cari penugasan yang menantang
Tingkatkan pengawasan diri
Cari umpan balik yang relevan
Belajarlah dari kesalahan
Belajarlah memandang peristiwa dari berbagai perspektif
13
melindungi bawahannya dan gagal memberikan tantangan yang cukup dan umpan balik yang
jujur kepada mereka biasanya tidak berhasil mengembangkan ketrampilan kepemimpinan
mereka.
2. Iklim pembelajaran
Jumlah pelatihan dan pengembangan manajemen yang terjadi dalam organisasi tertentu
sebagian bergantung pada sikap dan nilai umum mengenai pengembangan , yang terkadang
disebut dengan iklim pembelajaran. Akan terdapat lebih banyak pengembangan kepemimpinan
ketika pembelajaran individu dianggap sebagai amat penting bagi keefektifan bagi organisasi.
Dalam organisasi demikian , ada lebih banyak sumber daya yang akan diberikan untuk
pelatihan , dan ada lebih banyak upaya yang akan dilakukan untuk secara eksplisit diukur dan
diberikan penghargaan. Lebih banyak anggota organisasi yang akan didorong untuk mencari
kesempatan pertumbuhan pribadi dan perolehan ketrampilan. Iklim dan budaya organisasi yang
mendukung juga mendorong para manajer menerapkan ketrampilan yang akan telah mereka
pelajari dalam pelatihan atau pengalaman yang mengembangkan diri mereka. Banyak hal yang
dapat dilakukan untuk menciptakan dan memelihara iklim yang mendukung untuk pembelajaran
dan pengembangan berkelanjutan. Beberapa contoh meliputi hal berikut :
1) Membuat penugasan pekerjaan yang memungkinkan orang mengejar minat mereka dan
mempelajari hal baru
2) Membuat jadwal kerja yang memberikan waktu bebas yang cukup untuk bereksperimen
dengan metode baru
3) Memberikan dukungan keuangan untuk pendidikan karyawan itu sendiri yang
berkelanjutan
4) Mengatur pembicaraan khusus dan lokakarya ketrampilan bagi karyawan
5) Membangun program cuti panjang untuk memberikan kesempatan karyawan
memperbarui diri mereka sendiri
6) Membangun program konseling karier untuk membantu karyawan mengembangkan
pemahaman diri dan menemukan cara mencapai potensi penuh mereka
7) Membuat pernilaian ketrampilan dan program umpan balik sukarela
8) Membuat kenaikan gaji sebagian begantung pada pembangunan ketrampilan
9) Memberikan penghargaan atas inovasi dan perbaikan
14
10) Menggunakan simbol serta slogan yang mewujudkan nilai seperti eksperimen,
fleksibilitas, adaptasi , pengembangan diri , pembelajaran berkelanjutan , inovasi
3. Kriteria pengembangan untuk Keputusan Penempatan
15
Pembelajaran yang diperoleh dari satu pendekatan dapat memfasilitasi atau
memperkuat pembelajaran dan pendekatan lainnya. Kursus atau lokakarya sangat berguna
untuk menyiapkan seseorang untuk penugasan operasi khusus atau memperkuat ketrampilan
yang diidentifikasikan sebagai kekurangan dalam pusat penilaian pengembangan atau umpan
balik 360 derajat. Terkadang pendekatan itu digunakan bersama dengan lainnya. Proyek
pembelajaran dengan tindakan sering mengkombinasikan pelatihann formal dengan
pembelajaran dari pengalaman, peserta didorong untuk menggunakan aktifitas membantu diri
dan pelatihan rekan sejawat untuk mendapatkan tambahan pengetahuan yang dibutuhkan
untuk proyek itu. Simulasi realistis dapat digunakan sebagai pengalaman pengembangan
sendiri atau sabagai bagian dari kursus pelatihan formal. Beberapa kursus pengembangan
kepemimpinan formal kini meliputi umpan balik 360 derajat untuk peserta dari para reka
kerja mereka. Aktivitas pertumbuhan pribadi juga kini disertakan ke dalam beberapa khusus
kepemimpinan. Mentor khusus dapat ditugaskan kepada orang yang memiliki penugasan dan
pengembangan , atau orang yang ditunjuk sebagai narasumber dapat tersedia di internet
untuk memberikan saran dan pelatihan jika dibutuhkan.
2) Mengintegrasi aktivitas pengembangan
Keputusan mengenai jenis pelatihan dan pengembangan yang disediakan sering
dipengaruhi oleh mode baru dan hal yang dibesar besarkan oleh pemasok bukannya oleh
analisis sistematis kompetensi penting yang harus diperkuat. Keputusan promosi lebih sering
dipengaruhi oleh kinerja sebelumnya orang tersebut daripada oleh penilaian teliti atas
kompetensi yang dibutuhkan agar memiliki kinerja yang efektif dalam posisi berikutnya.
Sebagai konsekuensinya dari seleksi dan pengembangan yang buruk , banyak eksekutif
puncak akhirnya tergelincir atas kelemahan yang seharusnya dapat diprediksikan
sebelumnya. Beberapa organisasi memiliki posisi khusus yang tanggung jawab utamanya
adalah merencanakan dan mengoordinasikan keseluruhan proses pengembangan
kepemimpinan bagi organisasi itu. mcCall (1992) merekomendasikan penggunaan fasilitator
atau komite pengembangan untuk mengidentifikasikan kompetensi penting bagi organisasi ,
merancang sistem penelusuran untuk menilai kebutuhan ketrampilan dan pengembangan saat
ini masing masing manajer, mengidentifikasikan penugasan dengan potensi pengembangan
yang tinggi, mensponsori program pelatihan khusus ketika dibutuhkan , menemukan cara
memperkuat penghargaan bagi manajer yang mengembangkan bawahan dan
16
mempromosikan penggunaan aktivitas pengembangan yang lebih banyak seperti mentor ,
penugasan khusus , dan lokakarya umpan balik.
3) Pengembangan kepemimpinan vs pengembangan pemimpin
Banyak literatur pengembangan kepemimpinan telah difokuskan pada perbaikan
ketrampilan dan perilaku individu. Penekanannya pada pengembangan pemimpin , bukan
pengembangan kepemimpinan. Tetapi , ketika konseptualisasi kepemimpinan berubah , ide
tentang pengembangan kepemimpinan pun harus berubah. Bila kepemimpinan adalah proses
bersama yang melibatkan upaya kooperatif banyak orang, maka pengembangan
kepemimpina juga harus mempertimbangkan bagaimana mempersiapkan orang untuk
berpartisipasi ke dalam proyek kolektif ini. Pengembangan individu tetap penting , tetapi ada
juga kebutuhan untuk mengembangkan proses kepemimpinan yang efektif tim dan
organisasi. Kemajuan pemahaman tentang hal apa yang harus dilakukan dan bagaimana
melakukannya sebagaian akan bergantung pada kemajuan teori dan penelitian tentang proses
kepemimpinan di tingkat group dan organisasi. Hal itu juga akan membutuhkan lebih banyak
penelitian yang intensif dan longitudinal sehingga bisa mempengaruhi dan meningkatkan
proses kepemimpinan ini.
4) Pengembangan kepemimpinan dan strategi bersaing
Agar efektif secara optimal, pengembangan kepemimpinan harus sesuai dengan
strategi bersaing organisasi dan juga dengan aktivitas sumber daya manusia lainnya.
Sayangnya , aktivitas pengembangan dalam banyak organisasi tidak didasarkan pada tujuan
bisnis strategi , jarang ada upaya bahkan untuk menentukan apakah hal itu relevan dengan
tujuan ini atau tidak. Tidak adanya hubungan antara aktivitas pengembangan dan tujuan
strategi barangkali mencerminkan kurangnya pemahaman mengenai sifat saling
ketergantungan diantara aktivitas itu. Pada waktu yang cepat berubah ini , tidak mudah
memprediksikan sejauh mana kompetensi khusus akan terus relevan di masa depan. Jadi ,
meskipun eksekutif puncak menyadari pengembangan kepemimpinan harus dipandu oleh
tujuan objektif , amatlah sulit untuk merancang sistem pengembangan yang akan memenuhi
kebutuhan organisasi tertentu dalam lingkungan yang bergolak.
17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Program pelatihan formal telah digunakan secara luas untuk meningkatkan
kepemimpinan dalam organisasi. Pelatihan kepemimpinan dapat mengambil banyak bentuk,
dari lokakarya singkat yang hanya beberapa jam dan berfokus pada kumpulan keterampilan
sempit, hingga program komprehensif selama satu tahun atau lebih dan mencakup kisaran
keterampilan yang luas. Keefektifan program pelatihan formal, bergantung pada seberapa
baiknya program itu dirancang yaitu tujuan belajar yang jelas, bauran metode pelatihan yang
tepat dan lainnya. Adapun beberapa teknik khusus untuk pelatihan kepemimpinan yaitu
diskusi bisnis, teladan perilaku dam simulasi bisnis.
Pengalaman dapat berupa keberhasilan atau kegagalan sebelumnya dalam karier.
Pembelajaran dari pengalaman dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu jumlah tantangan,
Keragaman tugas atau penugasan dan umpan balik yang relevan. Adapum beberapan bagian
dalam pembelajaran dalam pengalaman ini yaitu melalui aktivitas pengembangan dan
aktivitas yang membantu diri sendiri.
Apapun metode pengembangan yang digunakan (pelatihan formal , belajar dari
pengalaman, aktivitas pembelajaran mandiri), peroleh ketrampilan dapat difasilitasi atau
dihambat oleh beberapa kondisi organisasi. Kondisi ini membantu menetukan berapa banyak
pelatihan yang diberikan , berapa banyak tantangan pekerjaan yang dialami orang, berapa
banyak umpan balik yang diberikan. Pengembangan proses kepemimpinan kurang efektif
bila pengembangan difokuskan kepada pemimpin individu bukannya kepemimpinan kolektif
yang diberikan oleh banyak anggota organisasi oleh karena itu perspektif sistem mengenai
pelatihan kepemimpinan harus tepat.
18
DAFTAR REFERENSI
Yukl, Gary. Kepemimpinan Dalam Organisasi Edisi Ketujuh. 2017. Permata Puri Media :
Jakarta Barat
19