Anda di halaman 1dari 8

“TUJUAN DAN MANFAAT PELATIHAN”

Pengembangan Program Diklat

DOSEN PENGAMPU : Dr. Kondrat Sawang, M.Pd

NAMA KELOMPOK 4

1. TRI SANTI SARAGIH : AFD 118 004


2. FEBRI GUNEDI : AFD 118 001
3. LISDIARTI DEWI YULI : AFD 118 079
4. RINI : AFD 118 080
5. LEO WAHYU : AFD 118 056

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2021/2022
RINGKASAN.

1. Pengertian Pelatihan.
Pelatihan adalah sesuatu proses pendidikan jangka pendek dengan
menggunakan prosedur yang sistematis dan terorganisir, sehingga karyawan
operasional belajar pengetahuan teknik pengerjaan dan keahlian untuk tujuan
tertentu.

2. Menurut Para Ahli


1. Mathis (2002:5), yang memberikan definisi mengenai “Pelatihan adalah
suatu proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu untuk
membantu mencapai tujuan organisasi oleh karna itu, proses ini terikat
dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara
sempit ataupun luas”
2. Ambar Teguh Sulistiani dan Rosidah (2003:175), yang memberikan
definisi mengenai Pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek
dengan menggunakan prosedur sistematik pengubahan perilaku para
pegawai dalam satu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional.
3. Bedjo Siswanto (2000:141) mengemukakan bahwa Pelatihan adalah
manajemen pendidikan dan pelatihan secara menyeluruh mencakup fungsi
yang terkandung di dalamnya, yakni perencanaan, pengaturan,
pengendalian dan penilaian kegiatan umum maupun latihan keahlian, serta
pendidikan dan latihan khusus bagi para pegawai pengaturannya meliputi
kegiatan formulasi, kebutuhan pemberian servis yang memuaskan,
bimbingan, perijinan dan penyelaan.

3. Tujuan Pelatihan.
Tujuan pelatihan pada hakekatnya merupakan jawaban terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh individu atau sekelompok orang dalam
memperoleh dan meningkatkan kemampuan-kemampuan yang diperlukan
untuk melakukan suatu pekerjaan. Dalam suatu organisasi, pelatihan
merupakan salah satu upaya yang ditempuh untuk memecahkan permasalahan
yang dihadapi atau membantu organisasi dapat berjalan dan mencapai tujuan
organisasi secara efektif dan efesien. Tujuan utama pelatihan sebagai berikut:
a. Memperbaiki kinerja. 
b. Untuk memutakhirkan keahlian para karyawan sejalan dengan perubahan
teknologi
c. Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru untuk menjadi kompeten
dalam pekerjaannya
d. Membantu memecahkan masalah operasional
e. Mempersiapkan karyawan untuk promosi
f. Mengorientasikan karyawan terhadap organisasi
g. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi

4. Manfaat Pelatihan.
Manfaat Pelatihan, Pelatihan bagi guru akan memberikan manfaat serta
memberikan kemudahan dalam mengerjakan tugasnya. Pelatihan juga
membantu guru dalam mengembangkan kemampuannya ke arah yang lebih
baik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.
Terkait dengan itu Simamora mengungkapkan beberapa manfaat nyata yang
dapat diperoleh dari pelatihan adalah :
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas
b. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan agar mencapai
standar-standar yang diterima
c. Menciptakan sikap loyalitas, dan kerjasama yang lebih menguntungkan
d. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumber daya manusia
e. Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja
f. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi
mereka
Manfaat dari penyelenggaraan program pelatihan atas subyeknya:
a. Manfaat bagi sekolah adalah :
1. Peningkatan produktivitas kerja sekolah sebagai keseluruhan.
2. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan.
3. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan tepat.
4. Meningkatkan semangat kerja seluruh tenaga kerja dalam organisasi
dengan komitmen organisasional yang lebih tinggi.
5. Mendorong sikap keterbukaan manajemen melalui penerapan gaya
manajerial yang partisipatif.
6. Memperlancar jalannya komunikasi yang efektif.
7. Penyelesaian konflik secara fungsional.
b. Manfaat bagi guru.
1. Membantu para guru membuat keputusan dengan lebih baik;
2. Meningkatkan kemampuan para guru menyelesaikan berbagai masalah
yang dihadapinya;
3. Terjadinya internalisasi dan operasionalisasi faktor-faktor motivasional;
4. Timbulnya dorongan dalam diri guru untuk terus meningkatkan
kemampuan kerjanya;
5. Peningkatan kemampuan guru untuk mengatasi stress, frustasi dan
konflik yang pada gilirannya memperbesar rasa percaya pada diri sendiri;
6. Tersedianya informasi tentang berbagai program yang dapat
dimanfaatkan oleh para guru dalam rangka pertumbuhan masing-masing
secara teknikal dan intelektual;
7. Meningkatkan kepuasan kerja;
8. Semakin besarnya pengakuan atas kemampuan seseorang;
9. Makin besarnya tekad guru untuk lebih mandiri;
10. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru di masa depan.

5. Macam – Macam Aspek Dalam Pelatihan.


a. Aspek Pelatihan.
1. Jenis Pelatihan. Berdasarkan analisis kebutuhan program pelatihan yang
telah dilakukan, maka perlu dilakukan pelatihan peningkatan kinerja
karyawan dan etika kerja bagi tingkat bawah dan menengah.
2. Tujuan Pelatihan. Tujuan pelatihan harus konkret dan dapat diukur,
oleh karena itu pelatihan yang akan diselenggarakan bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan kerja agar peserta mampu mencapai kinerja
secara maksimal dan meningkatkan pemahaman peserta terhadap etika
kerja yang harus diterapkan.
3. Materi. Materi pelatihan dapat berupa: pengelolaan (manajemen), tata
naskah, psikologis kerja, komunikasi kerja, disiplin, etika kerja,
Kepemimpinan kerja dan pelaporan kerja.
4. Metode Yang Digunakan. Metode pelatihan yang digunakan adalah
metode pelatihan dengan teknik partisipatif yaitu diskusi kelompok,
konferensi, simulasi, bermain peran(demonstrasi) dan games, latihan
dalam kelas, tes, kerja tim dan study visit (studi banding).
5. Kualifikasi Peserta. Peserta pelatihan adalah karyawan perusahaan yang
memenuhi persyaratan seperti karyawan tetap dan staf yang mendapat
rekomendasi pimpinan.
6. Kualifikasi Pelatih. Instruktur yang akan digunakan dalam memberikan
materi pelatihan harus memenuhi kualifikasi persyaratan antara lain:
mempunyai keahlian yang berhubungan dengan materi pelatihan,
mampu membangkitkan motivasi dan mampu menggunakan metode
partisipatif.
7. Waktu (Banyaknya Sesi). Banyaknya sesi materi pelatihan terdiri dari
67 sesi materi dan 3 sesi pembukaan dan penutupan pelatihan kerja.
Dengan demikian jumlah sesi pelatihan ada 70 sesi atau setara dengan
52,2 jam. Makin sering petugas mendapat pelatihan, maka cenderung
kemampuan dan keterampilan karyawan semakin meningkat.
b. Aspek Monitoring Pelatihan.
Monitoring dapat didefinisikan sebagai suatu proses mengukur,
mencatat, mengumpulkan, memproses dan mengkomunikasikan
informasi untuk membantu pengambilan keputusan manajemen
proyek/program.
Monitoring bertujuan mendapatkan umpan balik bagi kebutuhan
program yang sedang berjalan, untuk mengetahui kesenjangan antara
perencanaan dan terget. Dengan mengetahui kebutuhan ini pelaksanaan
program dapat membuat penyesuaian dengan memanfaatkan umpan balik
tersebut.
Apabila monitoring dilakukan dengan baik akan bermanfaat dalam
memastikan pelaksanaan kegiatan tetap pada jalurnya (sesuai pedoman
dan perencanaan program). Juga memberikan informasi kepada
pengelola program apabila terjadi hambatan dan penyimpangan, serta
sebagai masukan dalam melakukan evaluasi.
c. Aspek Pelatihan Kepemimpinan.
Pelatihan kepemimpinan memperluas kapasitas individu untuk
menampilkan peran kepemimpinan dalam organisasi. Peran
kepemimpinan adalah mereka yang memfasilitasi
eksekusi strategi perusahaan melalui membangun keselarasan,
memenangkan mindshare dan menumbuhkan kemampuan orang lain.
Peran kepemimpinan bisa dalam bentuk formal, sesuai dengan
wewenang untuk membuat keputusan dan mengambil tanggung jawab,
atau mereka mungkin menjadi peran informal dengan sedikit otoritas
resmi.
Tujuan dan Manfaat Pelatihan kepemimpinan.

1. Peserta pelatihan mampu membangun jiwa kepemimpinan yang


efektif melalui karakter dan motivasi yang sesuai dengan visi, nilai,
dan misi organisasi.
2. Peserta pelatihan mampu membangun kepemimpinan autentik,
yaitu: kepemimpinan yang memimpin berdasarkan nilai, integritas,
etika, tanggung jawab moral, dan bekerja berdasarkan data dan
informasi yang benar untuk tindakan yang sesuai dengan visi dan
misi organisasi.
3. Peserta pelatihan mampu membangun kepemimpinan yang unggul
dalam semua aspek kepemimpinan di tempat kerja.
4. Peserta pelatihan mampu membangun kepemimpinan yang mampu
memimpin melalui kekuatan kepribadian, pengetahuan,
keterampilan, cara-cara unik yang menjadi ciri keunggulan
individu.
5. Peserta pelatihan mampu membangun kepemimpinan yang beretika
disemua aspek kerja kepemimpinan.
6. Peserta pelatihan mampu membangun kepemimpinan yang
berkelanjutan untuk memastikan keunggulan organisasi di masa
depan.
7. Peserta pelatihan mampu membangun kepemimpinan yang cerdas
secara emosional dalam semua aspek dan perilaku kepemimpinan.
8. Peserta pelatihan mampu membangun kepemimpinan yang cerdas
mengelola sumber daya manusia untuk keberhasilan organisasi dan
stakeholder.
9. Peserta pelatihan mampu membangun pemimpin masa depan
dengan memahami berbagai tantangan di masa depan.

d. Aspek pendidikan formal.


Pendidikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di
sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai
jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan
menengah, sampai pendidikan tinggi.
Tujuan-tujuan pendidikan dan pelatihan dapat dikelompokkan
mejadi lima, yaitu:
1. Memperbaiki kinerja
2. Memutakhirkan keahlian-keahlian para pegawai/ karyawan sejalan
dengan kemajuan tekhnologi.
3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi pegawai/ karyawan baru agar
kompeten dalam pekerjaan.
4. Membantu memecahkan masalah operasional.
5. Mempersiapkan pegawai/ karyawan untuk mendapatkan promosi
jabatan.
Manfaat Pendidikan dan Pelatihan.
Manfaat pendidikan dan pelatihan pata dikelompokan menjadi 3 yaitu:
1. Manfaat bagi organisasi.
a. Peningkatan produktivitas kerja organisasi sebagai keseluruhan
antara lain karena tidak terjadinya pemborosan tetapi
kecermatan melaksanakan tugas.
b. Terwujudnya hubungan yang serasi antara atasan dan bawahan.
Saling menghargai dan adanya kesempatan bagi bawahan untuk
berfikir dan bertindak secara inovatif.
c. Terjadinya proses pengambilan keputusan yang lebih cepat dan
kegiatan tepat, selain itu para pegawai yang bertanggung jawab
menyelengagarakan kegiatan-kegiatan operasional dan tidak
sekedar diperintah oleh manajer.
2. Manfaat bagi individu.
a. Menolong para pegawai membuat keputusan dengan baik.
b. Meningkatkan kemampuan para pegawai menyelesaikan
berbagai masalah yang dihadapinya.
c. Timbulnya dorongan di dalam diri para pegawai untuk terus
meningkatkan kemampuan kerjanya.
3. Manfaat bagi kelompok kerja.
a. Terjadinya proses komunikasi yang efektif.
b. Adanya persepsi yang sama tentang tugas-tugas yang harus
diselesaikan.
c. Ketaatan semua pihak terhadap berbagai ketentuan yang bersifat
normal, berlaku umum, dan ditetapkan oleh instansi pemerintah
yang berwenang maupun yang berlaku khusus di lingkungan
seluruh pegawai.

Anda mungkin juga menyukai