FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG Jl. Soekarno Hatta No. 530 Telp./Fax (022) 7509708
Bandung 40286 10 LANGKAH MANAJEMEN PELATIHAN
Pelatihan merupakan bagian dari pembelajaran sepanjang hayat
(continuing Education). Tujuan dan keberadaan pelatihan berbeda dari suatu lembaga dengan lembaga lain. Akan tetapi pada akhirnya tujuan dari lembaga yang berhubungan dengan Pelatihan sangat berkaitan dengan bagaimana efektivitas dalam mencapai tujuan. Bila setiap orang mempunyai urutan yang sama untuk mencapai tujuan, pada akhirnya ketercapaian tujuan ini sangat tergantung pada keberadaan manajer yang secara khusus memiliki tugas khusus dalam melakukan perencanaan, pengorganisasian dan mengevaluasi setiap kegiatan lembaga dalam upaya untuk mencapai tujuan. Manajemen ialah seni dan ilmu dalam upaya untuk mencapai tujuan orang- orang.Dalam beberapa segi manajemen berbeda dengan administrasi karena yang terakhir ini lebih menekankan pada keterselenggaraan tugas dibandingkan dengan melakukan kerjasama dengan orang-orang. Lingkungan pendidikan yang sangat kompetitif akan memiliki dampak seperti tuntutan untuk selalu membangun keunggulan kompetitif, pemutakhirkan peta perjalanan (roadmap) organisasi secara berkelanjutan, penentuan langkah- langkah strategik ke depan, pengerahkan, pemusatkan kapabilitas dan komitmen seluruh staf dalam mewujudkan masa depan organisasi. Dan kecenderungan umum, pendidikan saat ini hanya mengandalkan anggaran tahunan sebagai alat perencana masa depan organisasi, sehingga menjadi tidak koheren antara Visi dan Misi, Tujuan organisasi, Rencana Jangka Pendek dan Jangka Panjang, ImplementasiManajemen diperlukan di dalam sebuah organisasi menyusun perencanaan strategik, sementara manajemen menengah sampai karyawan hanya melakukan implementasi rencana jangka panjang dan pendek. Sistem ini hanya pas untuk lingkungan yang stabil yang di dalamnya prediksi masih dapat diandalkan untuk memperkirakan masa depan organisasi. Dalam pengembangan aktivitas, perguruan tinggi harus melibatkan seluruh unit kerja dan personel didalamnya dalam perencanaan strategiknya untuk mengubah mode operasi organisasi dari plan and control menjadi sense and respon. Dengan mekanisme baru ini, diharapkan akan dapat terlihat dan terukur seluruh kinerja organisasi dalam berbagai level. Dalam menyelenggarakan pelatihan terdapat 10 langkat yang harus dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Identifikasi dan Analisis Kebutuhan Pelatihan
Langkah pertama dan utama dalam mengelola pelatihan adalah menjajagi dan mengetahui kebutuhan pelatihan serta sejauh mana kebutuhan tersebut perlu dipenuhi. Langkah ini merupakan langkah yang bersifat mutlak dan esensial. Mengingat pentingnya langkah ini, maka dalam melakukannya perlu perhatian dan persiapan yang matang. Pendekatan identifikasi kebutuhan pelatihan secara sistematis ini mempunyai relevansi yang jelas antara kebutuhan pelatihan dengan kebutuhan atau persyaratan tugas. Tujuan pendekatan pengelolaan program pelatihan ini adalah : a. Meningkatnya prestasi kerja (kinerja) melalui perubahan pengetahuan dan keterampilan b. Terukurnya biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang akan diperoleh (Cost Benefit Ratio) c. Spesifikasi tujuan pelatihan sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan tugas yang ada. d. Adanya peningkatan yang dapat diukur di dalam pencapaian tujuan organisasi atau lembaga.
2. Menguji dan Menganalisis Jabatan dan Tugas
Menetapkan skala prioritas, dengan menguji "bagian atau unit manakah atau siapa saja dan posisi apa saja" yang perlu diprioritaskan dengan jalan melakukan analisis jabatan atau analisis posisi melalui analisis tugas, uraian tugas, dan analisis spesifikasi tugas, kemudian dilanjutkan dengan analisis terhadap pengetahuan, keterampilan yang dibutuhkan untuk memenuhi "standar" yang diharapkan dalam uraian tugas yang ada 3. Klasifikasi dan menentukan peserta pelatihan Orang bukanlah mesin. Mereka tidak netral. Setiap peserta akan membawa tingkat keterampilan dan akumulasi pengalaman ke tempat pelatihan. Oleh karena itu, anda harus memahami populasi sasaran dan mengidentifikasi kesenjangan antara pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki saat ini dengan keterampilan dan pengetahuan yang diinginkan untuk dikuasai setelah pelatihan. Semakin tepat anda mengidentifikasi kesenjangan tersebut, semakin tepat pula rancangan pelatihan untuk menutup kesenjangan tersebut.
4. Merumuskan Tujuan Pelatihan
Pada dasarnya tujuan pelatihan dapat dibedakan dalam tiga kategori pokok domain, yang meliputi: (Bloom, 1971) a. Cognitive Domain, adalah tujuan pelatihan yang berkaitan dengan meningkatkan pengetahuan peserta. b. Affective Domain, adalah tujuan pelatihan yang berkaitan dengan sikap dan tingkah laku dan, c. Psychomotor Domain yaitu tujuan pelatihan yang berkaitan dengan ketrampilan/skill peserta diklat. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menyusun dan merumuskan tujuan pelatihan, yaitu: a. Jenis Tujuan Pelatihan, yaitu hendaknya jenis tujuan pelatihan harus mencakup Pengetahuan (P), Sikap (S) dan Ketrampilan (K) dan hasil yang diharapkan merupakan perubahan tingkah laku yang dapat diobservasi/diamati. b. Kedalaman Tujuan Pelatihan, Semakin dalam tujuan pelatihan semakin rumit untuk mencapainya, sehingga akan mempengaruhi materi maupun metoda pelatihan yang harus diberikan. c. Sumber Daya yang tersedia, dalam merumuskan tujuan pelatihan hendaknya juga mempertimbangkan sumberdaya yang tersedia. d. Waktu, faktor waktu sangat menentukan dalam merumuskan tujuan pelatihan e. Peserta Pelatihan; faktor peserta juga sangat berpengaruh di dalam merumuskan tujuan pelatihan baik dilihat dari latar belakang, pengalaman, usia, pendidikan dan lain sebagainya. Dalam Pendidikan Orang Dewasa (Andragogi), rancangan belajar tidak ditekankan pada isi, namun lebih pada proses yang menyertainya. f. Metoda dan Media; dalam menyusun materi pelatihan hendaknya juga mempertimbangkan kesesuaian metoda dan media yang ada. g. Ketersediaan Pelatih; adakah pelatih yang mempunyai kualifikasi sebagaimana yang dikehendaki dalam pencapaian tujuan yang diharapkan. h. Evaluasi Pelatihan; faktor yang ikut mempengaruhi perumusan tujuan adalah kompleksitas penyelenggaraan evaluasi baik dari sisi isi evaluasi maupun proses yang harus ditempuh.
5. Rancangan Program Pelatihan (Rancangan Kurikulum & Silabus)
Dalam mendasain kurikulum dan merencanakan program pelatihan, hendaknya dilakukan secara partisipatif dengan melibatkan berbagai pihak terkait, terutama pihak manajemen untuk memperoleh komitmen lebih jauh guna "menciptakan situasi yang mendukung dalam implementasi dan pasca pelatihan. Hal ini adalah kunci keberhasilan program pelatihan.
6. Rencana Program Pelatihan
Setelah mengidentifikasi sasaransecara keseluruhan, selanjutnya anda harus menyusun rencana induk pelatihan. Sasaran keseluruhan dipecah menjadi komponen-komponen utama pelatihan. Masing-masing komponen, apabila dikombinasikan akan memungkinkan pelatih menunjukkan perilaku yang anda harapkan. Masing-masing komponen bisa diterjemahkan menjadi sesi atau tahapan dalam pelatihan
7. Menyusun dan Mengembangkan Kerangka Acuan (TOR)
Langkah penting selanjutnya adalah menyusun dan mengembangkan suatu kerangka Acuan Pelatihan atau Terms of Reference (TOR). Sebagai perancang, mungkin anda merasa perlu melakukan uji coba materi sendiri. Namun apabila anda tidak akan terlibat dalam penyampaian materi, ini merupakan kesempatan ideal bagi pelatih untuk mencobanya. Akan lebih baik apabila pelatih tersebut tidak terlibat dalam proses perancangan atau tahap pengembangan
8. Pelaksanaan Program Pelatihan
Program pelatihan harus ditinjau secara terus menerus serta dibandingkan dengan panduan dan keseluruhan sasaran pembelajaran. Proyek uji coba kemungkinan tidak benar-benar mewakili keadaan yang akan terjadi dalam pelatihan yang sesungguhnya. Anda tidak harus mengadopsi respons dari pengkritik yang ngawur atau mengubah program hanya karena kritik kecil. Namun, apabila ada kritik yang sifatnya berulang-ulang dan membentuk pola, atau ada sesuatu yang membuat prosesnya tidak berjalan mulus, anda harus melakukan perubahan
9. Evaluasi Program Pelatihan
Evaluasi pelatihan dilakukan dengan tujuan Menemukan bagian-bagian mana saja dari suatu pelatihan yang berhasil mencapai tujuan, serta bagian-bagian yang tidak mencapai tujuan atau kurang berhasil sehingga dapat dibuat langkah-langkah perbaikan yang diperlukan.
10. Tindak Lanjut Pelatihan
Pelatihan tidak berakhir di ruang pelatihan. Banyak dilaporkan bahwa pembelajar yang di kelas menerjemahkan hasil yang diperoleh di empat kerja. (Ini sering disebut sebagai “kapsulisasi”, hasil pembelajaran disimpan dalam kapsul dan tidak pernah dipraktekkan di tempat kerja). Keterlibatan manajer senior dan manajer lini akan bisa mengatasi masalah ini. Sebagai manajer pelatihan, anda juga harus memikirkan pentransferan keterampilanini. Oleh karena itu, akhir seni pelatihan harus ditutup dengan perenungan hasil pembelajaran yang diperoleh oleh peserta dan rencana tindakan yang akan dilakukan sekembalinya ke tempat kerja. Mereka bisa berdiskusi dengan manajernya untuk menerapkan hasil pembelajaran yang telah diperoleh.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional