Dosen Pengampu :
Dr. Dra Desak Ketut Sintaasih,M.Si
Oleh Kelompok 2:
PPSDM(D1)
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
a. Motivasi pelatih kurang untuk melatih, sehingga pelatihan jadi kurang serius.
b. Pelatih dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, namun kurang memiliki
kemampuan melatih orang lain agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik.
c. Pelatih kurang / tidak memiliki waktu untuk melatih dan kemudian
menghapus elemen penting dalam proses pelatihan.
d. Karyawan yang tidak terlatih dengan baik mungkin memiliki dampak negatif pada
pekerjaan dan organisasional.
2) Pengertian Off the job training
Pelatihan di luar kerja adalah pelatihan yang berlangsung pada waktu karyawan
yang dilatih tidak melaksanakan pekerjaan rutin/biasa.
Metode lain adalah urutan secara mekanis. artinya, trainee atau pembelajar tidak
bisa menguasi tingkat keterampilan diatasnya sebelum menguasai tingkat keterampilan di
bawahnya. Inilah yang disebut sebagai urutan mekanis. Sebagai contoh, dalam olah raga
voli, sebelum bisa main harus menguasai teknik memberi servis terlebih dahulu. Jika
anda tidak menguasai keterampilan yang pertama, anda tidak bisa melakukan yang
kedua. Pada akhir pelatihan, anda bisa melihat pencapaian sasaran hierarkis. Apabila
digambarkan, bentuknya seperti bagan organisasi. Setiap sesi pelatihan memiliki sasaran
sendiri. Bangunan secara bertahap ini akan memungkinkan pelatih menampilkan
kemampuan hasil keseluruhan sasaran pelatihan tersebut. (oleh karena itu, sasaran ini
sering disebut sebagai sasaran yang memungkinkan / enabling objective).
c) Storyboard
Pendekatan ini dipinjam dari dunia televisi dan periklanan. Pendekatan ini
menggunakan kotak-kotak berisi alat bantu visual yang digunakan pada tahap
penyampaian materi. Dengan memberikan ikhtisar visual akan memungkinkan
pelatih memahami alat bantuvisual yang harus digunakan pada tahap tertentu.
Dalam tahap perencanaan, pendekatan ini akan membantu anda membuat kaitan
dan rancangan visual yang sesuai untuk memenuhi pesan pelatihan anda.
7) Tahap tujuh – melakukan uji coba sesi pelatihan (Uji coba, tinjau, revisi)
Rancangan yang bagus diatas kertas sreing tidak jalan di lapangan. Sebabnya bisa
bermacam-macam. Seperti kami sebutkan sebelumnya, pelatihan melibatkan intraksi
antara peserta dengan pelatih. Oleh karena itu, pengaturan waktu sering melesat dari
rencana. Informasi yang kita peroleh mengenai peserta bisa kurang akurat. Instruksi yang
dibuat di bahan tertulis bisa ditafsirkan lain oleh peserta.Oleh karena itu, rancangan
pelatihan harus mengikuti tahapan yang sama dengan proses pelatihan keseluruhan dan
mencakup setiap tahapan dalam sikus pembelajaran. Gabungan semua bahan yang
dicakup dalam panduan pemimpin pelatihan. Diskusi rancangan anda dengan tim kecil.
Tim tersebut bisa terdiri dari pelatih lain, anggota perancang pelatihan, dan pengguna
(klien atau departemen lain). Semua bahan yang digunakan harus didiskusikan dan
dievaluasi. Segala hal yang tampak akan menimbulkan masalah harus diperbaiki sebelum
proyek uji coba dijalankan. Pada saat proyek uji coba, semua sampel materi harus
disampaikan kepada peserta. Sampaikan kepada mereka bahwa semua sesi akan
dilakukan persis sama dengan sesi dalam pelatihan yang sesungguhnya. Namun, mereka
diminta melakukan pekerjaan tambahan berupa mengevaluasi materi belajar, urutan
penyampaian, dan sebagainya.
Jangan persulit diri anda dengan memilih peserta yang suka mengkritik secara
berlebihan, mereka adalah orang yang mengkritik rancangan pelatihan, namun tujuannya
adalah mengkritik kebijakan pelatihan dan organisasi. Oleh karena itu, pilihlah orang
yang memiliki pengetahuan dan pengalaman luas dan yang kritiknya penting bagi klien
atau peserta. Sebagai perancang, mungkin anda merasa perlu melakukan uji coba materi
sendiri. Namun apabila anda tidak akan terlibat dalam penyampaian materi, ini
merupakan kesempatan ideal bagi pelatih untuk mencobanya. Akan lebih baik apabila
pelatih tersebut tidak terlibat dalam prose perancangan atau tahap pengembangan. Setelah
uji coba, sekali lagi anda perlu mempertimbangkan umpan balik dari pelatih yang
menyampaikan materi ataupun dari peserta. Setelah melakukan revisi hasil uji coba, anda
siap meluncurkan program.
- Menganalisis biaya
Dalam analisis biaya, anda harus mengestimasi besarnya biaya untuk
keseluruhan program pelatihan. Masing-masing tahapan mulai dari analisis
kebutuhan, mendesain program, menjalankan sesi pelatihan, dan tindak lanjut
pasca pelatihan serta evaluasi semuanya harus dipertimbangkan biayanya.
- Mengidentifikasi manfaat
Anda perlu mengidentifikasi sejumlah indikator kinerja organisasi untuk
mengukur dampak pelatihan. Pada beberapa bidang, indikator kinerja
organisasi mudah diidentifikasi. Namun, yang sulit adalah mengukur dampak
pelatihan terhadap kinerja pada bidang tertentu. Sebagai contoh adalah
peningkatan penjualan. Apakah peningkatan penjualan disebabkan oleh
meningkatnya keterampilan tenaga penjualan atau karena banyak pelanggan
baru yang pindah dari pesaing karena perusahaan menawarkan harga yang
lebih murah dengan mutu yang lebih baik?
- Mengevaluasi hasil
Meskipun pembelajar sangat menikmati proes pembelajaran dalam pelatihan,
yang dipertimbangkan oleh manajer adalah perbandingan antara biaya yang
dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh organisasi ataupun individu.
Apabila anda memonitor keseluruhan hasil, anda bisa menganalisis hasil yang
berbentuk “soft” (hasil yang sulit diukur seperti perubahan sikapa atau
kepuasan pelanggan) ataupun “hard” (hasil yagn mudah diukur seperti
peningkatan penjualan)Untuk menjadi manajer pelatihan yang efektif, anda
harus menguasai sejumlah pendekatan untuk mengevaluasi pelatihan.
Bagaimanapun, pekerjaan anda sangat bergantung pada penguasaan
pendekatan tersebut.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pelatihan (training) adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan
keahlian, pengetahuan, pengalaman, ataupun perubahan sikap seseorang. Sedangkan
pengembangan (development) mempunyai ruang lingkup lebih luas. Program pelatihan sebagai
salah strategi pengembangan SDM memerlukan fungsi evaluasi untuk mengetahui efektivitas
program yang bersangkutan. Penilaian yang dilaksanakan pada saat proses pelatihan disebut
dengan monitoring yang bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang sejauh mana program
yang telah disusun dapat diimplementasikan dengan baik. Maka dari itu, perusahaan harus
mengetahui pentingnya penilaian program pelatihan agar mengetahui program tersebut berjalan
dengan lancer atau ada hambatan.Kelebihan dan kekurangan program pelatihan juga
berpengaruh dalam proses penilaian pelatihan. On the job training adalah metode pelatihan yang
dilaksanakan di tempat kerja yang sebenarnya dilakukan sambil bekerja. Sedangkan metode Off
the job training adalah metode pelatihan dengan menggunakan situasi di luar pekerjaan.
Umumnya digunakan apabila target yang perlu dicapai banyak.
Dalam menciptakan suatu pelatihan yang efektif bagi seorang karyawan kita harus
mampu menggunakan tahapan atau proses yang benar dalam program pelatihan tersebut. Melalui
proses perancangan pelatihan yang benar tersebut, maka akan sedikit mengurangi kesalahan yang
ada dalam pelatihan karyawan.
DAFTAR REFERENSI
Hamali, A.Y. (2016). Pemahaman Manajemen Sumber Daya Manusia (Cetakan ke-1).
Yogyakarta: Center for Academic Publishing Service
Davis, E. (2008). Ensiklopedi ‘The Art of Training and Development’ (9 Buku) (2008), Jakarta:
Gramedia
Saks, M.A. & Haccoun, R.R. (2008), Managing performance through training and development,
Fourth Edition, USA: Nelson Education Ltd.