KELOMPOK 4
Oleh :
Dosen Pangampu :
I Gusti Made Suwandana, S.E., M.M.
4. Memberikan perintah yang jelas dan Orang akan cepat menanggapi perintah.
lugas, yang akan mudah dipahami; Orang akan bekerja lebih baik.
mengetahui standar pelaksanaan Menyingkirkan pemborosan, kebingung-
pekerjaan dan hasilnya; menggunakan an, dan usaha sia-sia.
pujian, pengakuan akan upaya orang-
orang, dan meyakinkan akan nilainya;
menerangkan bahwa pekerjaan
dipandang penting; membuat orang
merasakan tenteram dan aman atau
tidak takut kehilangan pekerjaan.
5. Menerapkan manajemen partisipatif Membuat orang merasa dirinya penting,
atau peran serta : meminta gagasan berharga, bangga, sehingga merasa lebih
kepada orang lain dan cara terbaik kuat dan lebih produktif, lebih kreatif.
untuk menyelesaikan pekerjaan.
6. Menggunakan teknik penyangga : mau Bawahan mendukung sepenuhnya,
menerima tanggungjawab untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan
kesalahan bawahan (bertindak selaku tepat waktu.
penyangga mereka).
7. Membuat rencana yang mantap, Orang/organisasi donor memberikan
cermat, dan rasional. bantuan, meloloskan proposal bantuan.
8. Menguasai seni berbicara dan menulis Menguasai orang lain, sehingga mereka
(berbahasa) akan melakukan keinginan Anda,
mendengarkan perintah Anda,
menghormati Anda
1. Motivasi merupakan motor penggerak atau sebagai energi yang menggerakkan. Sedang
kepribadian merupakan pengatur arah dan penentu kualitas kegiatan yang dilakukan,
dalam upaya memenuhi suatu kebutuhan tertentu.
2. Motivasi merupakan penentu tujuan dari kegiatan yang dilakukan. Sedang kepribadian
menjadi pembatas atau pengatur keseimbangan antara kebutuhan dan tujuan,
berpengaruh pada intensitas dan kualitas kegiatan yang motivasinya merupakan daya
pendorong yang kuat. 3. Motivasi merupakan penyeleksi jenis kegiatan yang akan
dilakukan. Sedang kepribadian dengan berbagai aspeknya akan menjadi penguat dalam
melakukan kegiatan yang terpilih berdasarkan motivasi tersebut.
Sehubungan dengan itu para pemimpin setidak-tidaknya perlu mengetahui dua jenis motivasi
yang bersifat umum, dan dapat dimanfaatkan dalam menggerakkan dan mempengaruhi anggota
kelompok/organisasinya. Kedua jenis motivasi itu adalah: 1. Motivasi Instrinsik. Motivasi ini
adalah kondisi yang mendorong terjadinya suatu perbuatan/kegiatan yang berada di dalam
kegiatan itu sendiri. 2. Motivasi Ekstinsik. Motivasi ini adalah kondisi yang mendorong
terjadinya suatu perbuatan/kegiatan yang berada diluar kegiatan itu sendiri
C. ASPEK KEPRIBADIAN PEMIMPIN
1. Mencintai kebenaran dan beriman pada tuhan Yang Maha Esa. Pemimpin yang
mencintai kebenaran berarti selalu berpihak pada obyektivitas, sehingga dalam
mengambil keputusan selalu didasarkan pada kepentingan kelompok/organisasi dan
terarah pada pencapaian tujuan.
2. Dapat dipercaya dan mampu mempercayai orang lain. Sifat adil dan jujur akan
menumbuhkan kepercayaan orang-orang yang dipimpin pada pemimpinnya. Pemimpin
yang dipercaya dan yang mampu mempercayai orang lain, akan berkembang menjadi
percaya diri. Setiap pemimpin harus selalu yakin bahwa dirinya memiliki kemampuan
memimpin.
3. Mampu bekeja sama dengan orang lain Pemimpin yang mampu menenmpatkan diri
sebagai anggota atau bagian kelompoknya, bukan berdiri di luar kelompok, akan selalu
ikut merasakan suka duka, senang susah, puas, dan tidak puas. Untuk mampu bekerja
sama berarti seorang pemimpin harus bersedia mengurangi dan bahkan meninggalkan
kepentingan-kepentingan pribadi dan menaruh perhatian pada kepentingan bersama.
4. Ahli dibidangnya dan berpandangan luas didasari oleh kecerdasan (intelegensi) yang
memadai. Seseorang pemimpin harus mengetahui seluk-beluk bidang yang dijelajahi
atau menjadi garapan kelompok/organisasinya.
5. Senang bergaul, ramah tamah, suka menolong, dan memberikan petunjuk serta terbuka
pada kritik orang lain. Dalam saling keterhubungan itulah pemimpin sebagai tokoh
utama di dalam organisasinya, menjadi tempat tumpuan harapan bagi semua
anggotanya, baik dalam menghadapi masalah-masalah organisasi maupun masalah
pribadi.
6. Memiliki semangat untuk maju, pengabdian dan kesetiaan yang tinggi, serta kreatif,
dan penuh inisiatif, pemimpin yang aktif merupakan pengabdi bagi kelompok/
organisasinya, biasa bekerja penuh dedikasi dan loyalitas, tanpa membatasi dirinya
dengan waktu.
7. Bertanggung jawab dalam mengambil keputusan, konsekuen, berdisiplin, dan bijaksana
Pemimpin merupakan penggerak roda organisasi, yang dilaksanakan oleh anggota
organisasi yang taat pada keputusan dan perintahnya. Oleh karena itu pemimpin harus
berani menetapkan keputusan dan memerintahkan pelaksanaanya.
8. Aktif memelihara kesehatan jasmani dan rohani Pemimpin harus aktif memelihara
kesehatan jasmaninya, karena selalu ada kegiatan-kegiatan yang memerlukan fisiknya
dalam keadaan segar. Dan memelihara kesehatan mental (rohani) agar tidak stress
berusaha meningkatkan efisiensinya dan efektif setiap saat.
1. Diperlukan Patokan
Dikatakan bahwa seorang pemimpin belajar menjadi pemimpin. Artinya, seseorang harus
diberi waktu agar ia bisa menjadi pemimpin. Sebelumnya, sebuah divisi harus memiliki
rencana untuk menemukan prospek yang terbaik. Pemilihan acak jarang memberi hasil yang
terbaik karena jika seseorang memang tidak berpotensi, tentu akan sia-sia. Prospek itu harus
menunjukkan perilaku positif terhadap organisasi dan memberikan bukti yang kuat bahwa ia
akan mampu untuk belajar hal baru yang memerlukan keterampilan yang lebih. Pengenalan
kemampuan kepemimpinan itu penting.
Hal lain yang harus dilihat adalah karakter. Etika yang diperlihatkan seseorang adalah ukuran
yang baik untuk menilai karakter seseorang. Karakter meliputi kemampuan untuk membuat
keputusan yang tepat, untuk mengetahui apakah sebuah tindakan itu benar secara moral atau
tidak. Kepribadian juga penting. Seseorang yang dicari untuk memimpin harus sanggup untuk
bergaul dengan orang lain dan bersedia bekerja sama.
Kedekatan akan menyingkap orang-orang yang tampaknya membawa sikap itu sejak ia bayi.
Ketika menemukan orang seperti itu, akan bijaksana untuk menugasi mereka dengan tugas-
tugas yang tak terlalu penting. Ketika mereka berkembang, ukuran tanggung jawab mereka
juga akan lebih besar. Jika sepertinya ia sanggup mengikutinya, itu berarti ia berpotensi dan
sanggup mengambil inisiatif saat sebuah keputusan diperlukan. Inisiatif sering kali
menunjukkan potensi kepemimpinan karena sikap seperti itu menyingkap motivasi; artinya, ia
memahami situasi dan kemudian memilih tindakan yang paling tepat.
2. Diperlukan Ujian
Mengabaikan pengetahuan itu adalah kebodohan karena pengetahuan tidak hanya
mengungkapkan faktor personal, namun juga sikap. Lebih daripada keterampilan, sikap sering
kali akan menentukan sebuah efektivitas. Sikap adalah sesuatu yang tidak dapat diajarkan, dan
banyak orang tidak sadar bahwa masalah dalam hubungan mereka dengan organisasi adalah
karena faktor sikap. Pengujian dapat mengindikasi masalah seperti itu.
Beberapa tes psikologi juga mengungkapkan kelemahan dan minat. Hal itu membantu
seseorang dan pelatih untuk mengetahui dengan tepat bidang apa yang seharusnya menjadi
fokus. Tes yang bisa membantu dikembangkan oleh Craig dan Charters; tes ini dapat dipakai
dalam segala situasi untuk memberi suatu indikasi akan kelemahan dan kelebihan seseorang.
Di World Vision, kami sering menggunakan apa yang disebut tes Worthington-Hurst guna
membantu menentukan kelemahan dan kelebihan dalam kepemimpinan
4. Percobaan
Kerja magang adalah metode yang dapat meningkatkan jiwa kepemimpinan dengan mudah.
Metode ini sering digunakan di toko besar, bank, dan organisasi industri; gereja menganggap
metode ini sebagai metode yang baik sekali untuk mendapatkan seorang pemimpin. Metode ini
memerlukan pengetahuan akan sejarah dan misi organisasi. Setelah itu, ada percobaan selama
beberapa waktu. Jika ia menjalaninya dengan baik, ia akan naik tingkat saat ada peluang
5. Mengukur Perkembangan
Perkembangan itu penting dan perkembangan itu harus diukur. Jika pemimpin potensial tidak
belajar menggunakan materi yang diajarkan pada mereka dengan efektif, program pelatihan
harus direvisi. Beberapa kriteria dapat mengukur faktor ini, meski memang tidak mudah.Dalam
analisa akhir, perkembangan keterampilan memimpin dinilai dari performa. Bukan hanya pada
hal yang telah dilakukan pemimpin, tapi juga dalam hal kepuasan kerja, semangat dan usaha
gigih yang ditunjukkan para bawahan, dan tingkat kesetiaan dan sikap yang diperlihatkan
bawahan.
https://www.kompasiana.com/ndull/54f718d8a333110c248b47e5/apa-itu-kompetensi-
manajerial
https://www.duniakuliner.info/2020/03/keterampilan-kepemimpinan-yang-efektif.html
https://kidangijo06.blogspot.com/2019/07/jenis-dan-keterampilan-kepemimpinan.html
http://yohannes-suraja.blogspot.com/2012/08/kepemimpinan-yang-efektif.html