Oleh :
i
Usulan Penelitian ini telah diseminarkan dan disetujui oleh Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………………. ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………… v
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….... vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………...... 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………................ 7
1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………................. 7
1.4 Manfaat Penelitian…………………………………………............... 8
DAFTAR RUJUKAN…………………………………………………………. 40
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………………. 45
DAFTAR TABEL
PENDAHULUAN
sering terjadi adalah saat kinerja suatu perusahaan yang telah demikian bagus
dapat terganggu, baik secara langsung maupun tidak langsung oleh berbagai
perilaku karyawan yang sulit dicegah terjadinya. Salah satu bentuk perilaku
1
serta tingginya biaya pengelolaan SDM seperti biaya pelatihan yang sudah
pendapat seseorang itu sendiri menyatakan bahwa puas atau tidaknya mereka
rendah. Karyawan yang merasa tidak puas terhadap organisasi tempat mereka
bekerja, maka akan memicu karyawan berniat untuk keluar atau pindah dari
puas maka akan menghasilkan kinerja yang optimal yang nantinya akan
akan mengalami stres. Siddiqui dan Jamil (2015) menyatakan bahwa selain
faktor kepuasan kerja yang berpengaruh terhadap turnover intention, stres
Stres merupakan isu yang paling utama yang paling sulit untuk
perubahan emosi, proses berpikir, dan kondisi secara tertentu. Stres kerja
karyawan dan berakibat karyawan menjadi stres dalam bekerja. Apabila stres
kerja ini berkelanjutan maka, karyawan akan merasakan kepuasan kerja yang
rendah dan berakibat ingin keluar (turnover intention) dari suatu organisasi.
merupakan hotel yang sudah banyak diminati oleh wisatawan domestik dan
sudah dikenal dekat oleh wisatawan pasti akan dicari kembali untuk melayani
dilayani oleh karyawan yang ramah dan sopan. Dimana Hotel Puri Santrian
manusia dalam jumlah yang banyak. Tetapi tinggi nya tingkat turnover
karyawan pada Hotel Puri Santrian Sanur menunjukkan angka di atas batas
normal. Gillies (1989) (dalam Yuda dan Ardana, 2017) menyatakan bahwa
pekerjaan. Data turnover karyawan Puri Santrian Sanur tahun 2018- 2019
Tabel 1.1 Turnover Karyawan Hotel Puri Santrian Sanur Tahun 2015-2019
Puri Santrian Sanur berada di atas 10 persen. Menurut Fahrizal dan Utama
perusahaan tidak boleh di atas 10 persen dalam satu tahun karena akan
Turnover intention yang tinggi dapat berdampak buruk bagi organisasi seperti
yang ada, serta tingginya biaya pengelolaan SDM seperti biaya pelatihan
yang sudah dilakukan pada karyawan sampai dengan biaya penarikan dan
intention karyawan yang serius, karena dapat menimbulkan efek buruk bagi
Hotel Puri Santrian antara lain adanya keinginan untuk mencari perusahaan
adanya tekanan turnover intention. Jika hal tersebut berkelanjutan, maka akan
perekrutan dan pemilihan karyawan yang baru (Kumar et al., 2012). Menurut
kurang nyaman, seperti perilaku teman kerja yang tidak sesuai membuat
mereka keluar dari pekerjaan dan ingin mencari pekerjaan lain yang lebih
baik. Berdasarkan hasil wawancara bahwa karyawan yang keluar tidak hanya
karena faktor lain yaitu faktor keluarga. Karyawan yang awalnya bekerja
dengan status belum menikah dan setelah menikah ingin keluar dari pekerjaan
karena mengikuti keluarga yang tinggal di tempat baru dan jauh dari tempat
bekerja dulu. Karyawan yang keluar tidak semua jujur dalam memberikan
alasan kenapa mereka ingin keluar. Kepuasan kerja yang terdapat di Hotel
Puri Santrian dapat dikatakan belum merata, karena masih terdapat beberapa
pengaruh stres kerja terhadap turnover intention pada karyawan Puri Santrian
Sanur.
turnover intention?
1) Manfaat Teoritis.
nyata atas teori yang di dapat dengan kenyataan yang terjadi dalam
suatu organisasi.
2) Manfaat Praktis.
PENELITIAN
Salah satu teori yang mendukung penelitian ini yaitu traditional turnover
yang dapat diambil melalui faktor sikap pekerjaan yaitu kepuasan kerja. Menurut
Zhao dan Liu (2010) traditional turnover theory menyatakan bahwa apabila
karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi maka karyawan tersebut
Teori ini sangat berkaitan erat dengan stres kerja dan kepuasan kerja,
apabila karyawan terlalu dibebani dengan pekerjaan maka karyawan tersebut akan
stres lalu merasa tidak puas karena tidak nyaman dalam bekerja terlebih lagi
karyawan tersebut tidak puas dengan posisi sebelumnya, maka karyawan tersebut
wujud nyata dari turnover intention yang dapat menjadi masalah serius bagi
perusahaan atau organisasi, khususnya apabila yang keluar adalah tenaga kerja
berani untuk membantah perintah atasan (Sutanto dan Kurniawan, 2016). Manuel
dan Rahyuda (2015) menyatakan bahwa intensi keluar (turnover intention) dibagi
menjadi 2 diantara nya intensi keluar tidak dapat dicegah dan tidak dapat
diinginkan di mana intensi keluar yang tidak dapat dicegah seperti karyawan
tersebut mengidap suatu penyakit atau sudah pensiun sedangkan intensi keluar
organisasi. Berdasarkan berbagai pendapat ahli yang telah dipaparkan, maka dapat
ketidaksesuaian antara apa yang dinilai oleh individu dengan apa yang
mengenai organisasi.
penyelesaiannya di resapi sebagai hal yang tidak tentu tetapi yang akan
kedepan.
organisasi dalam beberapa bulan mendatang yang dianggap lebih baik dari
pekerjaan sebelumnya.
2.1.5 Stres kerja
suatu proses psikologis yang tidak menyenangkan yang terjadi sebagai tanggapan
terhadap tekanan lingkungan. Udayana dan Dewi (2017) menyatakan bahwa stres
tekanan dalam bekerja seperti terus diberikan pekerjaan yang menumpuk dan
bahwa stres kerja merupakan situasi di mana karyawan merasa tertekan akibat dari
suatu perusahaan.
karakteristiknya (Robbins dan Judge, 2014: 46). Komponen yang paling penting
dalam suatu pekerjaan di organisasi yaitu karyawan yang memiliki rasa puas.
Sikap yang ditunjukkan oleh karyawan yang merasa puas atau tidaknya dengan
kerja yang dimilikinya. Singh dan Nayak (2015) menyatakan bahwa kepuasan
kerja dapat diukur melalui situasi pekerjaan dan sikap karyawan terhadap suatu
pekerjaannya. Seorang karyawan yang dapat dikatakan puas dalam bekerja, bahwa
tingkat kepuasan yang dirasakan karyawan tinggi terkait dengan pekerjaan mereka
perasaan yang dimiliki oleh karyawan terhadap hasil dari pekerjaannya di dalam
2) Gaji
Mengukur kepuasan kerja yang dirasakan melalui jumlah gaji yang diterima
karyawan di perusahaan.
3) Kesempatan promosi
karyawan seperti sikap adil antara atasan dan bawahan dalam bekerja.
5) Rekan Kerja
kerja yang baik dan saling membantu dalam mengalami kesulitan dalam
pekerjaan maka karyawan akan memiliki tingkat kepuasan kerja yang tinggi.
H1 (-) H3 (-)
H4
H2 (+)
Sumber:
H1: Usyal (2019), Chichra et al. (2019), Lambert et al. (2018) Wibowo, dkk.
(2015), Dewi, dkk (2014), Ariana dan Riana (2016), Dewi dan Sriathi (2019),
Yasa dan Dewi (2019)
H2: Parvaiz et al. (2015), Mitchell et al. (2014), Johartono dan Widuri (2013), Rai
(2015), Putra dan Mujiati (2019)
H3: Wisantyo dan Madiistriyatno (2015), Warshawsky dan Havens (2014) , Satrio
dan Surya (2018), Saheed et al. (2014), Candra dan Riana (2017), Januartha
dan Adnyani (2019)
H4: Liu et al. (2019), Andini dkk. (2018), Sheraz, et al. (2014) Tziner et al. (2015)
Putra dan Mujiati (2019)
2.3 Hipotesis Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh Usyal (2019), Chichra et al. (2019) dan
Lambert et al. (2018) menyatakan bahwa stres kerja berpengaruh negatif dan
karyawan yang memiliki tingkat stres yang tinggi maka akan menurunkan rasa
puas karyawan terhadap pekerjaannya. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dkk.
(2014) dan penelitian yang dilakukan oleh Ariana dan Riana (2016), dalam
terhadap kepuasan kerja. Apabila karyawan tidak puas dengan pekerjaannya maka
rasa tidak puas itu disebabkan oleh stres kerja yang dialami karyawan tersebut.
Penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Sriathi (2019) dan Yasa dan Dewi
(2019) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat stres yang dirasakan karyawan
H1: Stres kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.
stres kerja memiliki pengaruh yang positif terhadap turnover intention. Apabila
karyawan sedang mengalami stres kerja dan tidak dapat menangani atau
turnover intention bagi karyawan maka stres kerja memiliki pengaruh yang positif
untuk melakukan turnover. Penelitian Rai (2015) menghasilkan bahwa stres kerja
(2019) menyebutkan bahwa ketika karyawan merasakan stres kerja yang tinggi,
hal ini akan menimbulkan niatan karyawan tersebut untuk keluar dari perusahaan
digunakan yaitu:
H2: Stres kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap turnover intention
intention. Apabila karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi maka
tingkat turnover intention akan menurun. Penelitian yang dilakukan Satrio dan
Surya (2018) menyatakan bahwa adanya pengaruh negatif dan signifikan antara
meninggalkan perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Saeed et al. (2015) dan Candra dan Riana
menyatakan bahwa apabila karyawan yang memiliki tingkat kepuasan kerja yang
rendah maka akan meningkatkan niat untuk keluar dari perusahaan. Berdasarkan
intention
turnover intention
kepuasan kerja memiliki efek mediasi antara stres kerja dan turnover intention.
akan merasa tidak puas dalam bekerja lalu akan berpikir untuk meninggalkan
perusahan. Penelitian yang dilakukan oleh Andini dkk. (2018) menemukan bahwa
kepuasan kerja memiliki peran mediasi dalam pengaruh stres kerja terhadap
oleh kepuasan kerja. Karyawan yang memiliki tingkat stres yang tinggi maka
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Mujiati (2019) menyatakan
bahwa karyawan yang memiliki tingkat stres yang tinggi cenderung akan
membuat karyawan merasa ada penurunan pada kepuasan kerja yang juga akan
H4: Kepuasan kerja memediasi pengaruh stres kerja terhadap turnover intention.
BAB III
METODE PENELITIAN
pengaruh ataupun hubungan antara dua variabel atau lebih dan mengetahui sebab
menjelaskan tentang peran kepuasan kerja dalam memediasi pada pengaruh stres
diantaranya stress kerja (X), kepuasan kerja (Z), dan turnover intention (Y).
Semua data yang digunakan dalam penelitian ini, didukung oleh teori-teori
karena adanya fenomena turnover karyawan Hotel Puri Santrian. Hal ini dapat
Obyek penelitian ini adalah turnover intention, stres kerja, dan kepuasan
kerja.
Variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel
variabel lain, namun tidak dipengaruhi oleh variabel yang lain dalam
model penelitian. Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah stres kerja
(X).
Indikator ini diukur dari tanggapan karyawan bahwa sangat mungkin akan
lebih baik dari pekerjaan sebelumnya. Indikator ini diukur dari tanggapan
karyawan memiliki niat untuk keluar dari organisasi dalam beberapa bulan
kedepan.
2) Stres Kerja
Stres kerja merupakan situasi di mana karyawan merasa tertekan akibat dari
Indikator ini diukur dari tanggapan karyawan yang sering merasa tertekan
dalam pekerjaan.
yang harus dipenuhi. Indikator ini diukur dari tanggapan karyawan bahwa
4) Kelelahan saat bekerja, yaitu keadaan di mana karyawan merasa lelah saat
6) Lemah saat bekerja, yaitu keadaan karyawan yang terkadang merasa tidak
bekerja. Indikator ini diukur dari tanggapan karyawan yang sering merasa
Indikator ini diukur dari tanggapan karyawan yang sering merasa tidak
3) Kepuasan Kerja
hasil dari pekerjaannya di dalam perusahaan yang ditandai dengan sikap positif
karyawan tersebut.
jabatan di perusahaan.
1) Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka atau data kualitatif yang
turnover tahun 2018-2019 pada Hotel Puri Santrian, Sanur, Denpasar, data
jumlah karyawan pada Hotel Puri Santrian, Sanur, Denpasar dan hasil tabulasi
dari kuisioner.
2) Data kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema dan gambar.
Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah gambaran umum
mengenai lokasi penelitian dan hasil wawancara di Hotel Puri Santrian, Sanur,
Denpasar.
Sumber data primer pada penelitian ini adalah jawaban dari responden
mengenai stres kerja, kepuasan kerja, dan turnover intention. Sumber primer
Sumber data sekunder pada penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
dan situs internet yang dapat memberikan informasi yang sesuai dengan
masalah penelitian.
mengukur nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian jumlah instrumen yang
akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang
validitas dilakukan dengan mengukur korelasi antar skor item instrumen dalam
suatu faktor dengan skor total. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan
besarnya lebih dari 0,3 maka faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat. Jadi
validitas konstruksi yang baik (Sugiyono, 2017:125). Dalam penelitian ini, valid
korelasi product moment yaitu metode korelasi antar skor butir pertanyaan dengan
kali terhadap obyek yang sama (Sugiyono, 2017:130). Dalam penelitian ini, untuk
SPSS. Nilai suatu instrumen dikatakan reliabel bila nilai Alpha Cronbach ≥ 0,6.
3.7 Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
jumlah populasi yang digunakan yaitu 150 karyawan Hotel Puri Santrian, Sanur,
Denpasar.
sampel. Ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sampel jenuh
1.) Wawancara
2.) Kuisioner
Skala Likert. Skala ini mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atas
skor tersendiri dimulai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Masing–
penelitian ini.
jenis kelamin, pendidikan, dan masa kerja. Analisis deskriptif ini dilakukan
melalui analisis distribusi frekuensi dengan menghitung frekuensi atau jumlah dan
5−1
R = 5 = 0,80
tersebut bebas dari asumsi klasik statistik. Uji asumsi klasik yang dilakukan
dalam penelitian ini terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji
heteroskedastisitas.
nilai Variance Inflation Factor (VIF) pada model regresi. Jika nilai
toleransi lebih dari 10 persen atau VIF kurang dari 10 maka dikatakan
Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
gejala heteroskedastistas.
Menurut Riduwan dan Kuncoro (2011:2) teknik analisis jalur ini dapat
Analisis jalur digunakan untuk menentukan hubungan 3 variabel atau lebih dalam
program SPSS for windows. Diagram jalur dibuat atas dasar tujuan untuk
β3
β1
e2
β2
1) Langkah Pertama
kerja (Z);
intention (Y);
M= β1X + e1........................................................................................................................(1)
(2) Persamaan Sub-struktural 2
Keterangan :
Y = turnover intention
X = stres kerja
Z = kepuasan kerja
e = error
2) Langkah Kedua
3) Langkah Ketiga
a) Apabila nilai probabilitas Uji F lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima
b) Apabila nilai probabilitas Uji F lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak
berikut.
(1) Apabila nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai
signifikan.
(2) Apabila nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai
signifikan.
3) Uji sobel
Test). Uji sobel digunakan untuk menguji kekuatan pengaruh tidak langsung
variabel stres kerja (X) ke variabel turnover intention (Y) melalui variabel
kepuasan kerja (Z). Pengaruh tidak langsung stres kerja (X) terhadap variabel
turnover intention (Y) melalui variabel kepuasan kerja (Z) dihitung dengan
(b) atau ab. Standard error koefisien a dan b ditulis dengan S a dan Sb, besarnya
standard error tidak langsung (indirect effect) Sab dihitung dengan rumus dibawah
ini:
…………………………………………………… (3)
Z= …………………………………………………… (4)
turnover intention.
intention.
value dan alpha (0,05) atau membandingkan hitung dengan z tabel, yang
menggunakan taraf nyata 5 persen dengan daerah kritis dengan ketentuan sebagai
berikut:
z hitung ≤ z tabel, maka H0 diterima, berarti kepuasan kerja (Z) bukan variabel
mediasi
z hitung ≥ z tabel, maka H0 ditolak, berarti kepuasan kerja (Z) merupakan variabel
mediasi.
Keterangan:
ab = hasil kali koefisien jalur X terhadap koefisien jalur Z (a) dengan jalur
Z terhadap Y (b)
DAFTAR RUJUKAN
Jamadin, N., Samsiah, M., Syarkawi, Z., & Fauziah, N. (2015). Work Family-
Conflict and Stress: Evidence From Malaysia. Journal of Economics,
Business and Management, 3(2), 309-312.
Johartono & Widuri, R. (2013). Analisa Pengaruh Stress Kerja, Kepuasan Kerja,
Budaya Organisasi, dan Komitmen Organisasi terhadap Turnover
Intention Karyawan Kantor Konsultan Pajak Di Surabaya. Tax and
Accounting Review, 3(2), 1-13.
Kristanto, S., Rahyuda, I. K., & Riana, I. G. (2014). Pengaruh Keadilan
Organisasional terhadap Kepuasan Kerja dan Dampaknya terhadap
Komitmen, dan Intensi Keluar di PT Indonesia Power UPB Bali. E-
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 3(6), 25-80.
Liu, J., Zhu, B., Wu, J., & Mao, Y. (2019). Job Satisfaction, Work Stress, and
Turnover Intentions Among Rural Health Workers: Across-Sectional
Study In 11 Western Provinces Of China. BMC Family Practice, 20(9),
2-11.
Lambert, E. G., Qureshi, H., Frank. J., Klahm, C., & Smith, B. (2018). Job Stress,
Job Involvement, Job Satisfaction, and Organizational Commitment and
Their Associations with Job Burnout Among Indian Police Officers: a
Research Note. Journal Of Police And Criminal Psychology, 33(2), 85-
99.
Najam, U., Ishaque, S., Shoukat, S., Awan, M. H., & Ansar, N. Y. (2018).
Interactive Effect Of CCM Between The Relationship Of Workplace
Bullying, Burnout, And Turnover Intentions. Cogent Business &
Management, 5(1), 1-13.
Riani, N. L. T., & Putra, M. S. (2017). Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja, dan
Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Turnover Intention. E-Jurnal
Manajemen Universitas Udayana, 6(11), 2302-8912.
Riduwan & Kuncoro. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis
(Analisis Jalur). Bandung: Alfabeta
Tripathi, P., & Pandey, M. K. (2017). Examining the relationship between work-
family conflict, job satisfaction and employee’s turnover intention.
Journal of Psychosocial Research, 12 (2), 451-459.
Udayana, I. G. A. P., & Dewi, I. G. A. M. (2017). Pengaruh Stres Kerja dan
Komitmen Organisasional terhadap Turnover Intention Di Simpang Inn
Hotel Kuta. E-Jurnal Manajemen Unud, 6(12), 6734-6762.
Warshawsky, N. E., & Havens, D. S. (2014). Nurse Managemer Job Satisfaction
and Intent to Leave. Journal Of Economics, 32(1), 32-39
Wibowo, G., Riana, I. G., & Putra, M. S. (2015). Pengaruh Stres Kerja Terhadap
Kepuasan Kerjadan Komitmen Organisasional Karyawan. E-Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, 5(1), 86-90.
Yasa, I. G. R., & Dewi, A. A. S. K. (2019). Pengaruh Stres Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Sebagai Variabel Mediasi. E-
Jurnal Manajemen Unud, 8(3), 1203–1229.
Yuda, I.B.D.P., & Ardana, I.K. (2017). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Stres Kerja
Terhadap Turnover Intentionpada Karyawan Hotel Holiday Inn Express.
E-Jurnal Manajemen Unud, 6(10), 5319-5347.
Lampiran
A. Identitas Responden
Lengkapilah data berikut dengan memberikan tanda silang (x) pada kondisi
Bapak/Ibu/Saudara/i.
B. Petunjuk Pengisian :
b. Berilah tanda silang (x) pada kolom yang tersedia dan pilih sesuai
keadaan yang sebenarnya.
4 = Setuju (S)
5 = Sangat Setuju (SS)
JAWABAN RESPONDEN
NO BUTIR PERNYATAAN
STS TS CS S SS
JAWABAN RESPONDEN
NO BUTIR PERNYATAAN
STS TS CS S SS
Saya merasa puas karena pemberian gaji yang sesuai dengan beban
4
kerja
9 Saya merasa puas karena adanya kerjasama yang baik dengan atasan
Saya merasa puas karena terjalin komunikasi yang baik dengan rekan
11
kerja
Saya merasa puas karena adanya kerjasama yang baik dengan rekan
12
kerja