KEPALA BADAN
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KETENAGAKERJAAN
Tantangan yang dihadapi dunia bisnis semakin hari semakin meningkat, hal ini terjadi
karena pengaruh dari berbagai faktor misalnya perubahan teknologi yang semakin canggih,
transformasi human resources menjadi human capital hingga pergeseran generasi tenaga kerja
dan lain-lain. Menghadapi tantangan ini, perusahaan perlu mengadaptasi perubahan-perubahan
yang berpengaruh bagi perkembangan bisnisnya.
Dalam konteks ketenagakerjaan, hal ini banyak menyebabkan perubahan-perubahan
baru, diantaranya munculnya jabatan jabatan baru di industri, munculnya bisnis baru, hilangnya
beberapa jabatan dipasar kerja, berkurangnya jam kerja karena automation, berubahnya
hubungan kerja, berubahnya model pengupahan, berubahnya sistem karir dan sebagainya
Perubahan teknologi juga memberikan dampak terhadap perubahan di berbagai
bidang yang harus direspon dengan cepat dan tepat terutama dampaknya terhadap tenaga kerja.
Transformasi manajemen human resources menjadi human capital juga memberikan dampak
terhadap pengelolaan tenaga kerja karena tenaga kerja dianggap sebagai ujung tombak
perusahaan sehingga perlu dilakukan pengembangan kemampuan dan pengetahuan tenaga
kerja. Disamping itu, perlindungan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan tenaga kerja
lebih diperhatikan lagi oleh perusahaan.
Pergeseran generasi tenaga kerja juga menjadi tantangan yang cukup besar bagi
perusahaan, karena pengelolaan masing – masing generasi sangatlah berbeda. Untuk itu sangat
diperlukan bagi perusahaan untuk mengetahui cara mengelola tenaga kerja dari setiap generasi
agar tenaga kerja yang dimiliki dapat memberikan sumbangsih yang optimal bagi kemajuan
perusahaan.
Perencanaan tenaga kerja merupakan panduan untuk dapat menjamin ketersediaan
sumber daya manusia agar terjadi peningkatan produktivitas kerja, terciptanya produk yang
berdaya saing tinggi di dalam dan di luar negeri, terciptanya hubungan industrial yang aman dan
harmonis, serta peningkatan kesejahteraan pekerja dan keluarganya. Dengan demikian
kelangsungan bisnis dengan produktivitas dan daya saing yang tinggi dapat terjamin. Hal ini
secara eksplisit tertuang dalam Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan dan diperkuat oleh Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2013 tentang
Perluasan Kesempatan Kerja yang mengamanatkan bahwa kebijakan perluasan kesempatan
kerja, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, dilaksanakan oleh BUMN, BUMD, dan
Perusahaan Swasta dengan didasarkan atas perencanaan tenaga kerja. Dengan demikian, dalam
pembangunan ketenagakerjaan tersebut, perencanaan tenaga kerja juga memiliki peran yang
sangat sentral dan krusial.
BUMN, BUMD, dan Perusahaan Swasta diharapkan dapat secara bersinergi
memperluas kesempatan kerja dan mencapai berbagai target pembangunan. Untuk itu,
perusahaan – perusahaan perlu menyusun perencanaan tenaga kerja dengan berpedoman pada
buku ini.
Saya sangat menyambut baik program dari Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan yang
memberikan acuan dan pedoman yang komprehensif bagi BUMN, BUMD maupun Perusahaan
Swasta untuk menyusun dan melaksanakan perencanaan tenaga kerja di perusahaannya masing
– masing dengan menerbitkan Buku Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro ini.
Semoga buku yang bermanfaat ini dapat menjadi penuntun bagi setiap perusahaan yang ada di
Indonesia dan dapat memanfaatkan buku pedoman ini secara optimal, sehingga perusahaan
dapat mencapai hasil yang optimal juga.
Akhir kata saya sampaikan apresiasi serta penghargaan kepada Jajaran Pusat
Perencanaan Ketenagakerjaan dan semua pihak serta para pakar yang telah memberikan saran
sehingga Buku Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro Edisi IV ini dapat
diselesaikan dengan baik.
Jakarta, Desember 2018
Plt. Kepala Badan
Perencanaan dan Pengembangan Ketengakerjaan
Selama ini Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro sudah disosialisasikan
kepada sejumlah Stakeholders, yaitu Perusahaan Milik Negara (BUMN), Perusahaan Milik Daerah
(BUMD), Perusahaan Swasta, Lembaga Swasta Lainnya dan kepada beberapa Instansi Pemerintah
di Pusat dan di Daerah.
Para Stakeholders sangat menyambut baik kehadiran buku pedoman ini karena bermanfaat :
Buku Pedoman Penyusunan Perencanaan Tenaga Kerja Mikro edisi IV ini dibuat dengan
beberapa penyempurnaan pada metoda-metoda yang digunakan dalam setiap bab dan
dilengkapi dengan contoh-contoh yang lebih jelas. Dalam buku pedoman ini juga ditambahkan
bab baru Teori Generasi yang berisi penjelasan bagaimana perusahaan dapat memahami tenaga
kerja dari berbagai generasi yang ada dalam pasar tenaga kerja dewasa ini.
Diharapkan dengan perubahan dan penyempurnaan tersebut, para pimpinan perusahaan/
instansi lebih mudah memahami dan menerapkannya di perusahaan. Dengan menyusun
Rencana Tenaga Kerja di Perusahaan atau man power planning sehingga perusahan dapat
memiliki rencana tenaga kerja mikro yang kompehensif seperti yang diuraikan dalam buku
pedoman ini, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan pencapaian tujuan dan menjamin
kelangsungan hidupnya.
DAFTAR ISI
Sambutan Sekretaris Jenderal Kemenakertrans R.I …….…………………………………………… iii
Kata Pengantar Kepala Pusat Perencanaan Tenaga Kerja ……………………………………….. v
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………… vi
Daftar Tabel ……………………………………..……………………………………………………………………… viii
Daftar Gambar ………………………………………………………………………………………………………… x
1 PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG ..…………………………………………………………………………………… 1
1.2. DASAR HUKUM ….……………………………………………………………………………..……… 6
1.3. TUJUAN ……………………..…………………………………………………………………………….. 7
1.4. PENGERTIAN ISTILAH ……………………….………………………………………………………. 7
vi
6 METODA PERKIRAAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN TENAGA KERJA
5 6.1. INVENTARISASI PERSEDIAAN TENAGA KERJA 88
4 …………………………………………………….
3 6.2. IDENTIFIKASI PERGESERAN TENAGA KERJA 95
2 ……………………………………………………….
1 6.3. PERKIRAAN DAN PERENCANAAN PERSEDIAAN TENAGA KERJA 102
…………………………..
6.4. PENENTUAN TINGKAT PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA 104
…………………………………
10 PENUTUP 189
98
76
54
32
1
vii
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja Pedoman PTK Mikro
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Data Pertumbuhan Industri dan Tenaga Kerja di Indonesia, 2010 1
– 2015 ……………………………………………………………………………………….
Tabel 3.1 : Kelompok Generasi Berdasarkan Tahun Kelahirannya ….…………… 27
Tabel 3.2 : Karakteristik Generasi X, Generasi Y dan Generasi Z ……..………….. 35
Tabel 4.1 : Contoh Perkiraan Tenaga kerja Pensiun Lima Tahun Mendatang 62
……..
Tabel 4.2 : Contoh Struktur Upah Menurut Jabatan …………………………………… 63
Tabel 5.1 : Contoh Uraian Jabatan Kepala Departemen Pembelian …..……….. 75
Tabel 5.2 : Contoh Persyaratan Jabatan Operator Gondola ……………………..... 83
Tabel 5.3 : Contoh Persyaratan Jabatan Manajer Pembelian …………………..... 84
Tabel 6.1 : Contoh Inventarisasi Persediaan Tenaga kerja per Bagian 89
(Model-1) ..
Tabel 6.2 : Contoh Inventarisasi Persediaan Tenaga kerja per Bagian 90
(Model-2) ..
Tabel 6.3 : Contoh Inventarisasi Persediaan Tenaga kerja Seluruh Jabatan 91
………..
Tabel 6.4 : Identifikasi Persediaan dan Pergeseran Tenaga kerja 98
……………………….
Tabel 6.5 : Persediaan dan Pergeseran Tenaga kerja Tahun 2015 103
………………………
Tabel 7.1 : Contoh Perhitungan Moving Average 3 Bulan dan 5 Bulan ……….. 116
Tabel 7.2 : Contoh Perhitungan Pemulusan Eksponensial ………………………….. 119
Tabel 7.3 : Simulasi Perhitungan Pemulusan Eksponensial …………………………. 120
Tabel 7.4 : Contoh Perhitungan First Order Markov ……………………………………. 127
Tabel 7.5 : Tabel Bantu Penghitungan Volume Pekerjaan per Jabatan ………. 133
Tabel 7.6 : Tabel Bantu Penghitungan Kebutuhan Tenaga Kerja dengan 134
Metoda Pengukuran Kerja Berbasis Beban Kerja ………………………
viii
Tabel 7.7 : Tabel Penghitungan Volume Pekerjaan Staf Admin Gudang …….. 135
Tabel 7.8 : Tabel Penghitungan Waktu Kerja Efektif dan % Masuk Kerja ……. 136
Tabel 7.9 : Tabel Penghitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Perusahaan Jasa 137
Persewaan Gudang Tahun 2018 ………………………………………………..
Tabel 8.1 : Neraca Tenaga kerja dalam Pengembangan Bisnis Persewaan 145
Pergudangan dalam Lima Tahun Mendatang ……………………………
Tabel 9.1 : Contoh Uraian Jabatan Pekerjaan Bengkel Mobil ..…………………… 179
Tabel 9.2 : Contoh Struktur dan Skala Upah Metoda Rangking Sederhana … 180
Tabel 9.3 : Contoh Daftar Jabatan dan Upah Jasa Pergudangan 181
Berdasarkan Urutan Upah …………………………………………………………
Tabel 9.4 : Contoh Golongan Jabatan Jasa Pergudangan Berdasarkan 181
Pengelompokan Upah …………………………………………..………………….
Tabel 9.5 : Contoh Rentang Golongan Jabatan Jasa Pergudangan ……………… 182
Tabel 9.6 : Contoh Struktur dan Skala Upah Jasa Pergudangan dengan 184
Metoda Titik Tengah …………………………………………………………………
ix
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja Pedoman PTK Mikro
DAFTAR GAMBAR
x
Gambar 9.6 : Contoh Grafik Kebijakan Upah …………………………………………………. 182
ii
BAB I Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
Tabel 1.1: Data Pertumbuhan Industri dan Tenaga Kerja di Indonesia, 2010 - 2015
Jumlah Pertumbuhan
Jumlah Industri Pertumbuhan
Tahun Tenaga Kerja Jumlah Tenaga
(Unit) Jumlah Industri
(Orang) Kerja
2010 2,756,069 - 10,948,405 -
2011 3,002,441 8.94% 12,904,004 17.86%
2012 3,241,635 7.97% 14,060,127 8.96%
2013 3,442,064 6.18% 14,739,023 4.83%
2014 3,529,593 2.54% 13,543,277 -8.11%
2015 3,695,195 4.69% 13,983,082 3.25%
Sumber : BPS (Data diolah)
1
BAB I Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pendahuluan
2
BAB I Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pendahuluan
TENAGA KERJA
PERUSAHAN
Tujuan
Perusahaan
PENGELOLAAN
TENAGA KERJA
PERENCANAAN TENAGA
ANALISIS JABATAN PENSIUN
KERJA MIKRO
REKRUTMEN KOMPENSASI
SPESIFIKASI JABATAN DAN
SELEKSI BENEFIT
PERENCANAAN KARIR
PENDIDIKAN
EVALUASI
DAN
KINERJA PROMOSI ROTASI MUTASI
PELATIHAN
5
BAB I Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pendahuluan
6
BAB I Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pendahuluan
1.3. TUJUAN
Pedoman ini disusun dengan tujuan:
1.3.1. Sebagai panduan untuk meningkatkan pelaksanaan
penyusunan serta pelaksanaan Perencanaan Tenaga Kerja
Mikro di perusahaan secara optimal dan produktif;
1.3.2. Sebagai panduan bagi perusahaan untuk memperkirakan
kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja baik secara
kualitas maupun kuantitas;
1.3.3. Sebagai panduan bagi perusahaan untuk menyusun program
ketenagakerjaan.
7
BAB I Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pendahuluan
8
BAB I Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pendahuluan
9
BAB I Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pendahuluan
10
BAB I Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pendahuluan
11
BAB II Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
BAB II
PERENCANAAN TENAGA KERJA MIKRO
12
BAB II Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
15
BAB II Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
16
BAB II Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
18
BAB II Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
19
BAB II Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
c. Data Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja menurut kelompok jabatan;
Jumlah tenaga kerja menurut kepangkatan;
Jumlah tenaga kerja menurut tingkat pendidikan;
Jumlah tenaga kerja menurut pelatihan;
Jumlah tenaga kerja menurut kelompok umur;
Jumlah tenaga kerja yang akan pensiun setiap
tahun kurun waktu perencanaan;
Jumlah tenaga kerja menurut tingkat kinerja.
21
BAB II Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
22
BAB II Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
23
BAB II Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan Tenaga Kerja Mikro
24
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
BAB III
PEMAHAMAN TEORI GENERASI DALAM
PENGELOLAAN TENAGA KERJA
25
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
27
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
28
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
3.1.3. Generasi X
3.1.4. Generasi Y
31
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
33
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
3.1.5. Generasi Z
34
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
35
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
Baby
Ciri - Ciri Generasi X Generasi Y Generasi Z
Boomers
Nilai Toleransi Percaya diri Sangat percaya Sangat percaya
dominan Otoritas Motivasi diri diri diri
Prestasi tinggi Stimulasi Tanggung jawab
Stimulasi Motivasi diri Tangguh
Prestasi tinggi Pragmatis
Mudah Optimis Pemberani
beradaptasi Ingin mandiri Inisiator
Ambisius
Mandiri
Lingkungan Kantor Kantor dan Kantor dan Kantor dan
kerja Berjam-jam rumah rumah rumah
kerja di kantor Jadwal kerja Jadwal kerja Jadwal kerja
fleksibel fleksibel fleksibel
Etika kerja Logis Kerja keras Multitasking Profesional
Lakukan apa Keterbukaan Penjelasan detail Menghormati
yang diperlukan Berorientasi Berorientasi hirarki
Efisien tugas pada kelompok Hati-hati namun
Taat aturan Kurang tidak takut
Kurang menghargai mencoba
menghargai tradisi sesuatu yang
hirarki baru
Memiliki rasa Menghargai
relativitas komunitas
Fair play
Faktor Gaji Gaji/kesejahte- Personal Personal
Retensi Karir raan relationship relationship
Citra/Jabatan Pengembangan Pengembangan
Penghargaan karir karir
perusahaan
Komunikasi Secara pribadi Seperlunya Terbuka Terbuka
Tatap muka Langsung Telepon Pesan singkat
Telepon Pesan singkat Email
Pesan singkat Email
Email
Keluarga dan Pekerjaan Keseimbangan Keseimbangan Keseimbangan
Kerja menjadi hidup dan kerja hidup dan kerja hidup dan kerja
prioritas di atas
segalanya
Teknologi E-mail terutama Menggunakan Gadget bagian Tidak dapat
di kantor IT untuk dari kehidupan lepas dari gadget
Menggunakan membantu sehari-hari Menggunakan IT
web untuk pekerjaan Menggunakan IT secara intuitif
"googling" Menggunakan secara luas
IT dengan
percaya diri
36
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
Baby
Ciri - Ciri Generasi X Generasi Y Generasi Z
Boomers
Umpan Balik Promosi / Langsung Saat itu juga Saat itu juga
jabatan “Katakan Mencari pujian / Butuh
"Tunjukkan ke kepada saya persetujuan bimbingan
saya uangnya" bagaimana Butuh
melakukannya” bimbingan
Kewenangan Kewenangan Kewenangan Batas Batas
berdasarkan jelas kewenangan kewenangan
komando dari Mampu tidak jelas tidak jelas
level tertinggi mengambil “Mengapa saya Kurang
Matang dalam keputusan harus pemikiran
mengambil Mampu mengikuti” konsekuensial
keputusan mengatur
jadwal kerja
Gaya belajar Pembelajaran Permudah akses Pembelajaran Pembelajaran
di kelas informasi dan sendiri melalui sendiri melalui
prosedur kerja lingkungan yang lingkungan yang
Keingintahuan diinginkan diinginkan
tinggi Membutuhkan Membutuhkan
Menerima integrasi integrasi
rangkaian e- teknologi dan teknologi dan
learning dari media dalam media dalam
kuliah pembelajaran pembelajaran
terstruktur (webinar, situs (webinar, situs
Membutuhkan jejaring sosial) jejaring sosial)
integrasi Informal, Informal,
teknologi dan pembelajaran pembelajaran
media dalam insidental insidental
pembelajaran
Ekspektasi Percaya pada Bekerja mandiri Kebebasan Akses informasi
pekerjaan hierarki dan Menghargai informasi yang cepat
jenjang karir kebebasan dan Fleksibilitas
Menghargai tanggung jawab Mobilitas Fleksibilitas
reputasi Terdepan Kreativitas Mobilitas
bekerja di Wirausaha Wirausaha Kreativitas
kantor besar Orientasi pada Ingin didengar Wirausaha
dan terkenal keterampilan pendapatnya Ingin didengar
baru / Ingin dihargai pendapatnya
pengembangan Kerja dengan Ingin dihargai
pribadi metode sendiri Kerja dengan
Berorientasi metode sendiri
pada Berorientasi
pembelajaran & pada
kesuksesan pembelajaran &
Kerja tim kesuksesan
37
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
Baby
Ciri - Ciri Generasi X Generasi Y Generasi Z
Boomers
Kelemahan Tidak suka Tidak menyukai Arogan Batas antara
perubahan persyaratan Kurang disiplin kerja dan
Menolak untuk kerja yang kaku Perlu hiburan
belajar dan ketat pengawasan tumpang tindih
keterampilan Tidak ada Tidak sabar Merasa di rumah
baru perspektif Ingin pekerjaan di mana saja
Cenderung jangka panjang, lancar dan cepat berada
"mengkritik" dapat berubah Soft skills dan Kurang berpikir
orang lain jika pekerjaan EQ rendah Perhatian tidak
mereka tidak dengan cepat Ingin fokus
setuju dengan Kurang sabar menciptakan Soft skills dan EQ
mereka Skeptis dampak yang rendah
Materialistis besar sejak hari Kurang
pertama kerja bermotivasi
untuk
memahami
banyak hal
Sumber : Diolah dari berbagai sumber
39
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
40
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
41
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
5. Memberikan kemandirian
Generasi X adalah generasi yang mandiri sebagai akibat dari
pengalaman masa kecil mereka yang cenderung banyak
konflik dalam keluarga. Mereka menghargai kebebasan dan
tanggung jawab. Menurut Healey (1998) memberikan
mereka tanggung jawab, otoritas dan akuntabilitas secara
mandiri merupakan tanda bahwa kemampuan mereka
diakui dan mereka dipercayai untuk mengambil keputusan
yang tepat. Namun, seringkali "independensi" mereka
disalahartikan sebagai "arogansi" (Newman, 1996).
Memberikan kemudahan untuk mengakses informasi dan
prosedur di perusahaan serta tanggung jawab dan otoritas
untuk menjalankan pekerjaan mereka secara mandiri akan
meningkatkan produktivitas dari Generasi X.
2. Manfaatkan teknologi
44
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
45
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
46
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
47
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
48
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
49
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
50
BAB III Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Pemahaman Teori Generasi Dalam Pengelolaan Tenaga kerja
53
BAB IV Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Pengumpulan dan Pengolahan Data Perusahaan
dan Kepegawaian
BAB IV
METODA PENGUMPULAN DAN
PENGOLAHAN DATA PERUSAHAAN DAN
KETENAGAKERJAAN
a. Observasi data,
b. Survei,
c. Wawancara,
54
BAB IV Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Pengumpulan dan Pengolahan Data Perusahaan
dan Kepegawaian
d. Kuesioner (Daftar Pertanyaan), dan
e. Pengukuran di lapangan.
55
BAB IV Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Pengumpulan dan Pengolahan Data Perusahaan
dan Kepegawaian
jumlah kebutuhan tenaga kerja dan kualitasnya. Berikut
adalah contoh visi dan misi dari beberapa industri:
56
BAB IV Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Pengumpulan dan Pengolahan Data Perusahaan
dan Kepegawaian
4.2.3. Struktur Organisasi dan Jabatan
Struktur organisasi menggambarkan struktur jabatan serta
persyaratan untuk memangku jabatan – jabatan tersebut.
Melalui analisis struktur jabatan tersebut dapat dihitung
kebutuhan tenaga kerja dengan kualifikasinya. Pemenuhan
tenaga kerja tersebut diupayakan melalui perencanaan tenaga
kerja.
57
BAB IV Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Pengumpulan dan Pengolahan Data Perusahaan
dan Kepegawaian
tinggi dan dalam jangka pendek dapat menurunkan
kebutuhan tenaga kerja operasional.
58
BAB IV Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Pengumpulan dan Pengolahan Data Perusahaan
dan Kepegawaian
59
BAB IV Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Pengumpulan dan Pengolahan Data Perusahaan
dan Kepegawaian
Gambar 4.6: Contoh Data Tenaga kerja Menurut Jabatan dan Tingkat
Pendidikan
61
BAB IV Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Pengumpulan dan Pengolahan Data Perusahaan
dan Kepegawaian
4.3.3. Perkiraan Tenaga kerja Pensiun dan Berhenti
Berdasarkan struktur umur dan status jabatan, maka dapat
diperkirakan jumlah tenaga kerja yang akan pensiun.
Disamping pensiun, tenaga kerja juga dapat berhenti karena
pindah kerja, mengundurkan diri dan meninggal dunia.
Berdasarkan pengalaman masa lampau, dapat diperkirakan
jumlah tenaga kerja yang harus diganti (labour turn over),
biasanya berkisar antara 3% hingga 50% tergantung pada
kondisi kerjanya. Perusahaan dengan kondisi kerja bagus
biasanya tingkat turn over rendah sehingga jarang tenaga
kerja yang minta berhenti kecuali karena pensiun dan
meninggal dunia. Sedangkan untuk perusahaan dengan
kondisi kerja buruk, kecenderungannya tingkat turn over
tinggi sehingga banyak tenaga kerja yang pindah kerja.
62
BAB IV Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Pengumpulan dan Pengolahan Data Perusahaan
dan Kepegawaian
4.3.4. Data Pengupahan dan Jaminan Sosial
Data pengupahan dan jaminan sosial juga menjadi bagian
yang perlu dikumpulkan sebagai bahan perencanaan tenaga
kerja mikro. Tujuan dari data ini untuk melihat sejauh mana
perubahan jumlah dan struktur ketenagakerjaan mempunyai
dampak pada penambahan biaya.
64
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
BAB V
METODA ANALISIS JABATAN
68
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
a. Nama jabatan;
b. Hubungan kerja dan posisi dalam struktur organisasi;
c. Tugas, wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan
kepada pemangku jabatan;
d. Fungsi dari pekerjaan yang dilaksanakan;
e. Perangkat kerja yang digunakan seperti alat kerja, mesin,
dan alat keselamatan kerja;
f. Obyek kerja/bahan yang digunakan dalam melaksanakan
pekerjaannya;
g. Kondisi lingkungan kerja dan risiko kerja;
69
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
70
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
71
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
72
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
74
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
1. IDENTITAS JABATAN
1.1. Nama Jabatan : Kepala Departemen Pembelian
1.2. Direktorat : Keuangan dan Umum
1.3. Divisi : Pembelian dan Umum
1.4. Departemen : Pembelian
2. TUJUAN JABATAN
Membantu Kepala Divisi Pembelian dan Umum dalam pengelolaan kegiatan pembelian di PT
XYZ sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan perencanaan, kebijakan,
ketentuan internal dan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
3. JALUR KOORDINASI
3.1. Atasan Langsung : Kadiv. Umum
3.2. Bawahan Langsung : Staf Pembelian
3.3. Setara : -Manajer Keuangan dan Akuntansi
-Manajer Umum
-Manajer Departemen Lain
3.4. Eksternal : -Pemasok
-Pelanggan
3.5. Jabatan Lain : -Pejabat terkait yang sesuai dengan fungsi kerjanya
-Fungsional ke semua unit kerja terkait dengan pekerjaannya
3.6. Eksternal : -Vendor
-Pihak Eksternal Terkait sesuai kewenangannya
6. TUGAS
6.1. Membuat perencanaan pembelian.
6.2. Memeriksa dokumen – dokumen Pembelian seperti penawaran harga, PO, dan lain-lain.
6.3. Melakukan seleksi Pemasok dan evaluasi kinerja Pemasok.
6.4. Melakukan verifikasi terhadap penawaran harga.
6.5. Memeriksa dan memantau realisasi pembelian.
6.6. Melakukan komplain ke Pemasok.
6.7. Membuat laporan pembelian mingguan dan bulanan.
6.8. Memberikan masukan yang positif ke Atasan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
75
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
Uraian Jabatan
PT. XYZ
Kepala Departemen Pembelian
No. Dokumen Revisi Tanggal Berlaku Halaman
JD-XYZ-PC.01 0 01-06-2018 2 dari 2
7. TANGGUNG JAWAB
7.1. Mengatur, memantau dan mengevaluasi keseluruhan proses, fasilitas kerja dan kinerja
di unit kerjanya.
7.2. Memantau dan mengevaluasi pencapaian target di bagiannya.
7.3. Memastikan kelancaran suplai dan kualitas barang / jasa yang dibeli.
7.4. Memastikan keabsahan dan kebenaran harga beli barang / jasa.
7.5. Menyelesaikan masalah / ketidaksesuaian di bagiannya.
7.6. Membina hubungan yang harmonis dengan Pemasok.
7.7. Menjaga kerahasiaan properti intelektual perusahaan berkaitan dengan pekerjaannya.
7.8. Memantau penerapan kebijakan, peraturan dan sistem di bagiannya.
7.9. Menciptakan suasana kerja yang kondusif di bagiannya.
8. WEWENANG
8.1. Menolak pesanan pembelian yang menyimpang dari prosedur pembelian.
8.2. Bersama Atasan memutuskan pemilihan dan pemutusan hubungan kerjasama dengan
Pemasok.
8.3. Melakukan negosiasi dengan Pemasok sesuai level kewenangannya.
8.4. Memutuskan pembelian barang / jasa senilai level kewenangan yang ditetapkan.
8.5. Menandatangani PO pembelian dan kontrak kerja dengan Pemasok sesuai level
kewenangannya.
8.6. Mengevaluasi kinerja karyawan yang ada di bawahnya.
8.7. Mengajukan perubahan / penggantian / pembinaan / pelatihan karyawan ke HRD.
76
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
77
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
78
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
79
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
80
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
81
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
82
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
83
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
84
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
85
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
86
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
87
BAB V Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Analisis Jabatan
88
BAB VI Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga kerja
BAB VI
METODA PERKIRAAN DAN PERENCANAAN
PERSEDIAAN TENAGA KERJA
88
BAB VI Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga kerja
89
Tabel 6.1: Contoh Inventarisasi Persediaan Tenaga kerja per Bagian (Model-1)
BAB VI
Handling
Customer,
5 Staf Proses Kredit 3 Pranata Mulya L 22 D-3 - 2014 3
Proses Kredit,
Administrasi
Handling
Customer,
Jarwo Mujiono L 23 D-3 - 2015 2
Proses Kredit,
Administrasi
JUMLAH 8
90
Catatan: Nama perusahaan hanya sebagai contoh dalam ilustrasi.
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
BAB VI
Tabel 6.2: Contoh Inventarisasi Persediaan Tenaga kerja per Bagian (Model-2)
REKAP DATA DAN PERSEDIAAN PEGAWAI PER BAGIAN JABATAN JUMLAH 2017
MANAJER 1
NAMA PERUSAHAAN : PT. Anugerah Telekomunikasi SUPERVISOR 1
BULAN / TAHUN : Januari 2017 STAF 2
BAGIAN : PEMBELIAN TOTAL 4
NO. INDUK NAMA JENIS LOKASI TEMPAT USIA ALAMAT TELP/HP EMAIL PENDIDIKAN TGL. LAMA KERJA
NO JABATAN PANGKAT TGL LAHIR PENGALAMAN
PEGAWAI PEGAWAI KELAMIN PENEMPATAN LAHIR (Thn) *) **) **) **) TERAKHIR MASUK (Thn) *)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 5005011 Sunardi L Manajer 2A Kantor Pusat Jakarta 10-05-70 47 Jakarta xxx xxx S-1 Manajemen Terlampir 01-05-01 16
2 5008121 Shinta P Supervisor 4C Kantor Pusat Medan 01-01-81 36 Jakarta xxx xxx D-3 Akuntansi Terlampir 01-10-12 5
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga kerja
3 5010151 Mulya L Staf 7B Kantor Pusat Semarang 23-02-90 27 Jakarta xxx xxx SMA Terlampir 09-06-15 2
4 5005161 Rina P Staf 7C Kantor Pusat Bandung 13-06-97 20 Jakarta xxx xxx SMA Terlampir 15-01-16 1
Catatan: *) Diperbaharui Setiap Tahun
**) Diisi sesuai aslinya, dalam buku ini disingkat untuk mempermudah penyampaian
***) Terlampir dalam Data Aplikasi Karyawan dan Data Pendidikan & Pelatihan Pegawai
91
Catatan: Nama perusahaan hanya sebagai contoh dalam ilustrasi.
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
BAB VI Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga kerja
92
kerja
BAB VI
GM ADMINISTRASI GM OPERASI
SUMARTONO SUMARTONO
KA. MARKETING KA. AKUNTANSI KA. PEMBELIAN KA. HRD KA. PERENCANAAN KA. PRODUKSI KA. TEKNIK
RAHAYU KOSONG SUNARDI KRISTIAN RUDI KOSONG CHARLES
ADMIN PRODUKSI
MINAH
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
SPV. AKUNTANSI SPV. PEMBELIAN SPV. SHIFT 1 SPV. SHIFT 2 SPV. GUDANG SPV. TEKNIK
NINA ANTONI PARMIN ROHADI RUKMINI AHKMADI
STAF MARKETING STAF AKUNTANSI STAF KEUANGAN STAF PEMBELIAN STAF HRD STAF PERENCANAAN OPERATOR SHIFT 1 OPERATOR SHIFT 2 STAF GUDANG STAF TEKNIK
- SINTA - SETYAWATI - WARSIMAN - MULYA - SILAEN - SUSILO - SIMIN - KOSTARI - ALI - KARNO
- ASWARI - RAHARJA - LIANA - KANDAR - KOSONG - KOSONG - AMIR - RIANTO - MUSTAFA - TIO
- RAHAYU - RIANTI - KOSONG - MISRO - SANTOSA - SINDU - BADRI
- JAMIN - MUHAIMIN
Berdasarkan struktur organisasi (Gambar 6.1):
- MUAMINAH - RUKIYAT
- KOSONG
93
Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
b. Sumber eksternal
Menganalisis pasar tenaga kerja perlu
memperhatikan tren kondisi kependudukan dan sikap
masyarakat terhadap perusahaan. Biasanya tren dapat
diamati dengan jumlah pendidikan khusus yang
berkembang di masyarakat. Misalnya, di suatu daerah
banyak terdapat industri furnitur, biasanya di daerah
tersebut atau daerah sekitarnya banyak berkembang
sekolah kejuruan yang berkaitan dengan industri furnitur
seperti Sekolah Menengah Kejuruan Mesin, Sekolah
Menengah Kejuruan Perkayuan, Universitas dengan
Fakultas Kehutanan/Agroindustri, dan sebagainya. Hal ini
menunjukkan bahwa sikap masyarakat terhadap
perusahaan positif dan pertumbuhan pendidikan yang
berhubungan dengan bidang industri tersebut meningkat.
Kondisi ini menyebabkan persediaan tenaga kerja
eksternal tercukupi.
94
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
pemerintah daerah, juga dapat dikembangkan dalam
rangka penyediaan tenaga – tenaga terlatih tersebut.
95
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
96
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
jabatan Supervisor Marketing Divisi A, kemudian incoming pada
jabatan Manajer Marketing. Aktivitas mutasi juga diperlakukan sama.
97
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
Masuk
Pensiun
INVENTARISASI IDENTIFIKASI
PERSEDIAAN PEGAWAI KEMUNGKINAN Keluar Labor Turn Over
MENURUT JABATAN PERGESERAN PEGAWAI
Promosi
Mutasi HIS
PERKIRAAN PERSEDIAAN
PEGAWAI MENURUT JABATAN
Demosi
98
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
6. Memproyeksikan pergeseran internal berupa aktivitas promosi
dan mutasi sebagai efek dari pergeseran eksternal seperti tenaga
kerja pensiun, di- PHK, mengundurkan diri atau habis masa
kontrak tenaga kerja sehingga dapat mengakibatkan pergeseran
vertikal bagi tenaga kerja di bawahnya atau pergeseran horisontal
dalam satu level jabatan.
7. Memprediksi aktivitas demosi apabila perusahaan memiliki
kebijakan demosi atau penurunan jabatan untuk menempatkan
tenaga kerja pada posisi yang sesuai dengan kompetensinya atau
mendorong tenaga kerja untuk memperbaiki kinerjanya melalui
demosi.
Pt+1 = Pt - PgPt
99
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
Dimana:
Pt+1 = Jumlah Persediaan Tenaga kerja pada tahun t+1
Pt = Jumlah Persediaan Tenaga kerja pada tahun t
PgPt = Pergeseran yang terjadi atau mungkin terjadi pada tahun t
PgPt = Mas – Pen – Kel + Pro.In – Pro.Out + Mut.In – Mut.Out + Dem.In – Dem.Out
Dimana:
PgPt = Pergeseran yang terjadi atau mungkin terjadi pada tahun t
Mas = jumlah tenaga kerja akibat pergeseran eksternal aktivitas masuk
Pen = jumlah tenaga kerja akibat pergeseran eksternal aktivitas pensiun
Kel = jumlah tenaga kerja akibat pergeseran eksternal aktivitas keluar
Pro.In = promosi incoming, jumlah tenaga kerja akibat pergeseran internal
aktivitas promosi, jumlahnya bersifat menambah
Pro.Out = promosi outgoing, jumlah tenaga kerja akibat pergeseran internal
aktivitas promosi, jumlahnya bersifat mengurangi
Mut.In = mutasi incoming, jumlah tenaga kerja akibat pergeseran
internal aktivitas mutasi, jumlahnya bersifat menambah
Mut.Out = mutasi outgoing, jumlah tenaga kerja akibat pergeseran internal
aktivitas mutasi, jumlahnya bersifat mengurangi
Dem.In = demosi incoming, jumlah tenaga kerja akibat pergeseran
internal aktivitas demosi, jumlahnya bersifat menambah
Dem.Out = demosi outgoing, jumlah tenaga kerja akibat pergeseran internal
aktivitas demosi, jumlahnya bersifat mengurangi
101
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
Pergeseran internal pada aktivitas promosi, mutasi dan demosi
untuk setiap perusahaan berbeda – beda, tergantung dari peraturan
dan kebijakan yang diterapkan pada masing – masing perusahaan.
Pergeseran internal pada aktivitas promosi, mutasi dan demosi tidak
mempengaruhi persediaan tenaga kerja secara global, karena
pergeseran terjadi hanya di internal perusahaan, akan tetapi akan
berpengaruh pada jumlah tenaga kerja pada jabatan tertentu.
102
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
Pergeseran internal pada aktivitas demosi terjadi akibat
kompetensi atau kinerja tenaga kerja lebih rendah dari standar
perusahaan. Aktivitas demosi biasanya jarang dilakukan oleh
perusahaan, kecenderungan perusahaan jika terdapat tenaga kerja
yang kompetensinya lebih rendah adalah dengan melakukan PHK.
Namun jika terjadi kesepakatan antara tenaga kerja dengan
perusahaan, demosi memungkinkan dilaksanakan dengan ketentuan
– ketentuan yang disepakati.
103
kerja
BAB VI
JUMLAH
JUMLAH EKSTERNAL INTERNAL EKSTERNAL INTERNAL
JUMLAH 2017 AKHIR
JABATAN 2015
TOTAL 2016 TOTAL / 2018
AWAL PROMOSI MUTASI DEMOSI PROMOSI MUTASI DEMOSI
PgPt PgPt AWAL
MASUK
MASUK
KELUAR
KELUAR
PENSIUN
PENSIUN
IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT IN OUT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Manajer Logistik 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Wakil Manajer Logistik 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Sekretaris Manajer 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Staf Administrasi 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
Supervisor Logistik 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1
Leader Logistik 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1
Staf Logistik 4 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 4 0 0 0 0 1 0 0 0 0 -1 3
Supervisor Gudang 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
Leader Gudang 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 2
Staf Penerimaan 7 0 1 0 0 1 1 0 0 0 -1 6 1 0 2 0 0 1 0 0 0 0 6
Staf Pengiriman 7 0 0 0 0 0 0 1 0 0 -1 6 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 8
Checker Penerimaan 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 8
Checker Penerimaan 3 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4
Supervisor QC 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 -1 0
Leader QC 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Staf QC 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 6
JUMLAH 44 3 1 1 1 1 2 2 1 1 1 45 8 1 4 2 2 2 2 0 0 3 48
104
Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
Untuk mengukur tingkat pergeseran tenaga kerja yang
tergolong pada pergeseran eksternal aktivitas keluar, yang termasuk
dalam kategori ini adalah keluarnya tenaga kerja akibat terjadinya
PHK, putus kontrak, mengundurkan diri dan tidak termasuk apabila
tenaga kerja tersebut meninggal dunia, karena meninggal dunia tidak
dapat diperkirakan sebelumnya dan menjadi tidak etis jika
diproyeksikan sebelumnya.
Dimana:
Ŷ = Besarnya nilai yang diramal
a = Trend pada periode dasar
b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal
x = Unit waktu yang dihitung dari periode dasar
105
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
1. Metoda titik tengah sebagai tahun dasar (ΣX = 0)
Dalam metoda ini, jumlah dalam skala X harus sama dengan nol,
sedangkan nilai a dan b ditentukan dengan rumus:
Dimana:
Ŷ = Besarnya nilai yang diramal
a = Tren pada periode dasar
b = Tingkat perkembangan nilai yang diramal
x = Unit waktu yang dihitung dari periode dasar
n = jumlah data deret waktu
i = waktu tertentu yang telah ditransformasikan dalam
bentuk kode
Contoh:
1. Data Ganjil
Tentukan proyeksi tenaga kerja yang akan keluar pada tahun
2018 berdasarkan data tahun 2013 hingga 2017 sebagai
berikut:
106
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
Jawaban:
Tenaga kerja
Tahun Xi Xi.Yi Xi2
Keluar (Ŷ)
2013 200 -2 -400 4
2014 150 -1 -150 1
2015 400 0 0 0
2016 325 1 325 1
2017 410 2 820 4
Σ 1485 0 595 10
2. Data Genap
Tentukan proyeksi tenaga kerja yang akan keluar pada tahun
2018 berdasarkan data tahun 2012 hingga 2017 sebagai
berikut:
107
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
Tahun Pegawai Keluar
2012 145
2013 200
2014 150
2015 400
2016 325
2017 410
Jawaban:
Tenaga kerja
Tahun Xi Xi.Yi Xi2
Keluar (Ŷ)
2012 145 -5 -725 25
2013 200 -3 -600 9
2014 150 -1 -150 1
2015 400 1 400 1
2016 325 3 975 9
2017 410 5 2050 25
Σ 1630 0 1950 70
108
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
Dimana:
Contoh:
Tentukan proyeksi tenaga kerja yang akan keluar pada tahun 2018
berdasarkan data tahun 2013 hingga 2017 dengan data tahun
2016 sebagai tahun dasar, sebagai berikut:
109
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
Tahun Pegawai Keluar
2013 200
2014 150
2015 400
2016 325
2017 410
Jawaban:
Tenaga kerja
Tahun Xi Xi.Yi Xi2
Keluar (Ŷ)
2013 200 -3 -600 9
2014 150 -2 -300 4
2015 400 -1 -400 1
2016 325 0 0 0
2017 410 1 410 1
Σ 1485 -5 -890 15
110
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
Bila dilakukan uji validitas terhadap metoda nol bebas pada data
di atas dengan meletakkan metoda nol bebas pada titik tengah
(tahun 2015) maka hasilnya harus sama dengan perhitungan jika
menggunakan metoda titik tengah pada data ganjil.
Dari hasil uji validitas-1 diperoleh hasil yang sama dengan hasil
perhitungan menggunakan Metoda Titik Tengah Data Ganjil yang
111
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
telah dihitung sebelumnya, yaitu perkiraan persediaan tenaga
kerja pada tahun 2018 adalah sejumlah 476 orang tenaga kerja.
112
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
2013 200 -1 -200 1
2014 150 0 0 0
2015 400 1 400 1
2016 325 2 650 4
2017 410 3 1230 9
Σ 1485 5 2080 15
113
BAB VI Pusat Perencanaan Ketenagakerjaan
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Persediaan Tenaga
kerja
114
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
BAB VII
METODA PERKIRAAN DAN PERENCANAAN
KEBUTUHAN TENAGA KERJA
113
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
Data historis dimasukkan dalam model untuk
menghasilkan suatu perkiraan.
d. Revisi dan Evaluasi
Perkiraan yang telah dibuat harus terbuka untuk diperbaiki
dan ditinjau kembali. Perbaikan mungkin perlu dilakukan
karena terjadi perubahan dalam lingkungan internal
maupun eksternal perusahaan.
114
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
b. Analisis beban kerja (Work Load Analysis).
n
Keterangan:
dt t 1
n = jumlah perioda
MA n dt = demand pada periode ke-t
n
115
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
Tabel 7.1: Tabel Contoh Perhitungan Moving Average 3 Bulan dan 5 Bulan
MA 3 BULAN (ORANG) MA 5 BULAN (ORANG)
BULAN t dt
PERHITUNGAN PEMBULATAN PERHITUNGAN PEMBULATAN
Jan 1 30 - - -
Feb 2 32 - - -
Mar 3 36 - - -
30+32+36
Apr 4 39 = 32,67 33 - -
3
32+36+39
Mei 5 43 = 35,67 36 - -
3
36+39+43 30+32+36+39+43
Jun 6 48 = 39,33 40 = 36,00 36
3 5
39+43+48 32+36+39+43+48
Jul 7 52 = 43,33 44 = 39,60 40
3 5
43+48+52 36+39+43+48+52
Agust 8 = 47,67 48 = 43,60 44
3 5
Contoh Perhitungan:
Dari perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa
kebutuhan tenaga kerja pada bulan ke-4 hingga bulan ke-8
pada moving average 3 bulan berturut – turut adalah 33;
36; 40; 44 dan 48 orang, sedangkan kebutuhan tenaga
kerja pada bulan ke-6 hingga ke-8 pada moving average 5
bulan berturut – turut adalah 36; 40 dan 44 orang.
116
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
secara bebas yang bisa mengurangi forecast error.
Besarnya nilai α antara 0 sampai 1 (Arsyat, 1997).
Kesalahan perkiraan masa lalu digunakan untuk
mengoreksi perkiraan berikutnya.
Dihitung berdasarkan penjumlahan hasil perkiraan dan
kesalahan perkiraan sebelumnya.
Metoda single exponential smoothing cocok untuk
memperkirakan hal-hal yang fluktuasinya secara
random (tidak teratur). Maka karena pola jumlah calon
tenaga kerja baru cenderung fluktuasi sehingga
metoda single exponential smoothing cocok untuk
memperkirakan calon tenaga kerja baru.
Secara matematik penulisan persamaan eksponensial
adalah sebagai berikut:
Dimana:
S’t + 1 = perkiraan suatu periode berikutnya
α = konstanta pemulusan (0 - 1)
Xt = data aktual pada periode t
S’t = nilai pemulusan yang lama atau rata-rata
pemulusan hingga periode t-1
Keterangan:
1. Nilai α yang menghasilkan tingkat kesalahannya
yang paling kecil adalah yang dipilih dalam
perkiraan (Arsyat, 1997).
2. Menurut Subagyo (1986) pengambilan α dalam
metoda exponential smoothing bisa ditentukan
secara bebas yang bisa mengurangi forecast
117
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
error. Apabila α mendekati 1 berarti data
terakhir lebih diperhatikan (diberi beban yang
lebih besar) dari pada data-data sebelumnya.
118
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
calon tenaga kerja baru pada tahun yang
diperkirakan.
Contoh Perhitungan:
Hitunglah Peramalan tenaga kerja baru tahun 2018.
Jawaban:
Lihat perhitungan pada Tabel 7.2 berikut ini:
Keterangan:
119
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
Peramalan calon tenaga kerja baru tahun 2018
yang menghasilkan nilai α dengan tingkat
kesalahannya paling kecil (0.9) yakni sebesar
285,867 sehingga nilai peramalan dengan nilai α =
0,9 yang dipilih untuk melakukan peramalan calon
tenaga kerja tahun 2018. Dari hasil perhitungan
diperoleh ramalan calon tenaga kerja tahun 2018
sebesar 2.942 orang.
120
kerja
BAB VII
KOLOM
A B C D E F G H I J K
2
1 Calon Perkiraan dengan α Kesalahan Perkiraan (e) Kesalahan Perkiraan (e)
Tahun
2 Pegawai Baru 0.1 0.5 0.9 0.1 0.5 0.9 0.1 0.5 0.9
3 2011 1,500
4 2012 1,800 = B3 = 1,500 = B3 = 1,500 = B3 = 1,500 = B4-C4 = 300 = B4-D4 = 300 = B4-E4 = 300 = F4^2 = 90,000 = G4^2 = 90,000 = H4^2 = 90,000
5 2013 2,100 = (C2*B4)+((1-C2)*C4) = 1,530 = (D2*B4)+((1-D2)*D4) = 1,650 = (E2*B4)+((1-E2)*E4) = 1,770 = B5-C5 = 570 = B5-D5 = 450 = B5-E5 = 330 = F5^2 = 324,900 = G5^2 = 202,500 = H5^2 = 108,900
6 209 1,400 = (C2*B5)+((1-C2)*C5) = 1,587 = (D2*B5)+((1-D2)*D5) = 1,875 = (E2*B5)+((1-E2)*E5) = 2,067 = B6-C6 = -187 = B6-D6 = -475 = B6-E6 = -667 = F6^2 = 34,969 = G6^2 = 225,625 = H6^2 = 444,889
BARIS
7 2015 1,700 = (C2*B6)+((1-C2)*C6) = 1,568 = (D2*B6)+((1-D2)*D6) = 1,638 = (E2*B6)+((1-E2)*E6) = 1,467 = B7-C7 = 132 = B7-D7 = 63 = B7-E7 = 233 = F7^2 = 17,345 = G7^2 = 3,906 = H7^2 = 54,429
8 2016 2,500 = (C2*B7)+((1-C2)*C7) = 1,581 = (D2*B7)+((1-D2)*D7) = 1,669 = (E2*B7)+((1-E2)*E7) = 1,677 = B8-C8 = 919 = B8-D8 = 831 = B8-E8 = 823 = F8^2 = 843,697 = G8^2 = 690,977 = H8^2 = 677,872
9 2017 3,000 = (C2*B8)+((1-C2)*C8) = 1,673 = (D2*B8)+((1-D2)*D8) = 2,084 = (E2*B8)+((1-E2)*E8) = 2,418 = B9-C9 = 1,327 = B9-D9 = 916 = B9-E9 = 582 = F9^2 = 1,760,072 = G9^2 = 838,369 = H9^2 = 339,112
10 2018 = (E2*B9)+((1-E2)*E9) = 2,942
11 Jumlah (∑e2) = SUM(I4:I9) = 3,070,983 = SUM(J4:J9) = 2,051,377 = SUM(K4:K9) = 1,715,202
12 Periode Pengujian (n) 6 6 6
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
121
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
c. Teknik Regresi
Sama halnya dengan perkiraan persediaan tenaga
kerja yang telah dibahas di bab 6, perkiraan kebutuhan
tenaga kerja juga dapat menggunakan Regresi Linear.
Perbedaannya adalah jika di bab 6 menggunakan
Metoda Kuadrat Terkecil (Least Square Method)
sehingga tidak perlu dilakukan analisis korelasi karena
hanya ingin melihat persediaannya saja bukan
hubungan persediaan dengan faktor pengaruhnya.
Metoda Kuadrat Terkecil kurang tepat digunakan
untuk menghitung perkiraan kebutuhan tenaga kerja,
dikarenakan kebutuhan tenaga kerja harus dilihat
korelasinya dengan faktor penyebabnya misalnya
kenaikan produksi, produktivitas, jumlah tenaga kerja
keluar atau lainnya.
Perhitungan menggunakan rumus statistik korelasi dan
regresi sederhana (antar dua variabel) atau korelasi
dan regresi ganda (lebih dari dua variabel).
Perhitungan korelasi harus dilakukan terlebih dahulu,
untuk mengetahui apakah variabel permintaan tenaga
kerja yang akan diprediksi memiliki hubungan atau
dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel yang lain.
Hubungan antar variable dinyatakan dalam bentuk
persamaan matematik.
n XY ( X )( Y )
r
[ n ( X ) ( X ) 2 ][ n ( Y 2 ) ( Y )122
2 2
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
Catatan:
1. Bila kenaikan suatu variabel diikuti dengan kenaikan
pada variabel lain maka kedua variabel tersebut
mempunyai korelasi positif (+) dan nilai r mendekati
atau sama dengan 1.
2. Bila kenaikan suatu variabel diikuti dengan
penurunan pada variabel lain maka kedua variabel
tersebut mempunyai korelasi negatif (-) dan nilai r
mendekati atau sama dengan -1.
3. Bila tak ada perubahan maka kedua variabel
tersebut tidak mempunyai hubungan dan nilai r = 0.
Y = a + bX
a
Y b( X ) b
n( XY ) ( X )( Y )
n n( X 2 ) ( X ) 2
Dimana:
Y = Nilai yang diramalkan
a = Konstanta
b = Koefesien regresi
X = Variabel bebas
123
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
Contoh:
PT. Maju Terus pada tahun 2014 – 2017 mempunyai
jumlah produksi mebel dan tenaga kerja seperti pada
tabel berikut:
Produksi Mebel Tenaga Kerja
Tahun
(X) (Y)
2014 15 3
2015 35 5
2016 55 8
2017 80 10
Jawaban:
n XY ( X )( Y )
r
Lihat perhitungan
[ n ( X ) (berikut
X ) 2 ][ini:
Y ) ( Y ) 2
2 2
n(
r = 0,9993
124
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
Kesimpulan: r=0,9993 menunjukkan bahwa
penambahan jumlah tenaga kerja di PT. Maju Terus
mempunyai hubungan dengan meningkatnya
jumlah produksi mebel.
2. Cari nilai intercept (a) dan slope (b) dari data yang
diinformasikan.
Jawaban:
b
n( XY ) ( X )( Y )
a
Y b( X )
n( X 2 ) ( X ) 2 n
4(1.460 ) (185 )( 26 )
b 0,11
4(10.875) (185) 2
26 0,11(185)
a 1,41
4
3. Setelah diketahui intercept (a) dan slope (b), buat
persamaan dan hitung permintaan tenaga jika
pada tahun 2018 akan memproduksi 100 unit
mebel.
Jawaban:
a. Persamaan adalah sebagai berikut:
Y’ = 1,41 + 0,11 X
125
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
Produksi Mebel Tenaga Kerja
Tahun
(X) (Y)
2014 15 3
2015 35 5
2016 55 8
2017 80 10
2018 100 13
126
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
Pada tingkatan perusahaan, analisis Markov dapat
diterapkan untuk menganalisa perpindahan tenaga
kerja di internal atau eksternal pada dua periode
waktu (T+1 dan T+2).
Langkah – langkah Analisis Markov
1. Menghitung jumlah tenaga kerja dalam setiap
klasifikasi pekerjaan yang relevan. Klasifikasi
pekerjaan tidak perlu mencakup seluruh unit dari
perusahaan tetapi bisa saja hanya meliputi
beberapa bagian dari perusahaan seperti suatu
divisi produk. Kriteria pokok untuk memilih jumlah
klasifikasi yang relevan adalah apakah tenaga kerja
di antara berbagai klasifikasi tertentu dapat saling
dipertukarkan? Dapatkah tenaga kerja dipindah
dari satu klasifikasi ke klasifikasi lain dan mereka
mampu melaksanakan pekerjaan baru secara
memuaskan?
2. Memeriksa semua atau sejumlah sampel yang
mewakili dokumen – dokumen dan catatan –
catatan tenaga kerja pada periode waktu lalu dan
menentukan jumlah tenaga kerja yang berpindah
dari satu klasifikasi ke klasifikasi lain dalam periode
tertentu.
Contoh:
127
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
Klasifikasi pada periode T+1 (dalam satuan orang) Pegawai yang
Klasifikasi pada
Sales Sales Staf Manajer Keluar bekerja saat
periode T Total
I II Marketing Marketing (E) ini (orang)
Sales I 650 15 5 0 100 770 670
Sales II 3 150 10 0 2 165 163
Marketing 1 2 18 0 4 25 21
Manajer Marketing 0 0 0 7 1 8 7
7.3.1. Definisi
Penentuan jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dalam jangka waktu tertentu.
Jawaban:
Analisis Beban Kerja = 500 x 1 orang = 50 orang
10
129
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
Jadi dibutuhkan 50 orang tenaga kerja setiap hari untuk
memproduksi 500 unit baju olahraga.
b. Contoh – 2
PT. Sumber Rejeki memproduksi kerupuk udang, setiap
hari dilakukan pengupasan udang segar sebanyak 10 ton
dengan menggunakan tenaga buruh. Dalam proses
pengupasan tersebut, standar prestasi per orang per jam
adalah 10 kg. Berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
jika dalam satu hari dikerjakan selama 6 jam?
Jawaban:
Analisis Beban Kerja = 10.000 x 1 orang
10 x 6
c. Contoh – 3:
PT. Makmur Sejahtera bergerak di bidang jasa
pembersihan kaca gedung. Gedung yang dibersihkan
adalah highrise building (gedung bertingkat) dengan
proses pengerjaan menggunakan gondola. Proses
pengerjaan pembersihan per 3 m2 luas kaca dapat
diselesaikan dalam waktu 15 menit dengan tenaga kerja
per grup adalah 2 orang dan maksimal 1 grup bekerja
selama 1 jam kemudian beristirahat selama 1 jam dan
berlanjut lagi 1 jam kemudian dan seterusnya hingga
130
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
maksimal 4 kali. Jika gedung yang akan dibersihkan
mempunyai tinggi 60 m dan lebar 20 m dengan
keseluruhan dinding menggunakan kaca, berapa jumlah
tenaga kerja yang dibutuhkan jika dalam pembersihan
kaca tersebut harus diselesaikan dalam 20 hari kerja?
Jawaban:
Luas kaca seluruh gedung = 60 x 20 x 4 sisi = 4.800 m2
4 jam kerja = 4 x 60 menit = 240 menit
131
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
Rata-Rata Absen = Jumlah hari kerja absen per bulan x 100%
Jumlah karyawan x Jumlah hari kerja per bulan
Tenaga Kerja Tambahan (TKT) Absen = Rata – Rata Absen x Σ Tenaga Kerja
Contoh:
Jumlah tenaga kerja PT. Matahari Bersinar adalah 50 orang.
Jumlah karyawan absen pada bulan Mei sebanyak 20 hari.
Jumlah hari kerja pada bulan Mei 25 hari. Berapa besarnya
absen pada bulan Mei, jumlah tenaga kerja tambahan dan
kebutuhan tenaga kerja total?
Jawaban:
Rata – rata absen = 20 x 100 % = 1,6 %
50 x 25
132
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
Contoh:
Tenaga kerja di PT. Mitra Mutiara pada 1 Januari tahun 2017
sebanyak 50 orang, sedang di 31 Desember tahun 2017 tinggal
45 orang. Tenaga kerja yang berhenti 10 orang dan yang
direkrut 5 orang, jumlah tenaga kerja tambahan karena absen
1 orang. Hitung turn over dan tenaga kerja tambahan yang
dibutuhkan.
Jawaban:
Turn Over = 10 – 5 x 100 % = 10,53 %
½ (50 + 45)
NAMA JABATAN :
DEPARTEMEN :
TARGET VOLUME
URAIAN SKALA NORMA TARGET FREQ / JML
NO BEBAN KERJA PEKERJAAN
PEKERJAAN WAKTU WAKTU BEBAN KERJA HARI KERJA
PER BULAN PER BULAN
1 2 3 4 5 6 7=5x6 8=4x7
Harian
Bulanan
Tahunan
JUMLAH VOLUME PEKERJAAN ( ∑8 )
Keterangan: OM = Orang Menit HK = Hari Kerja
Catatan:
1. Dalam melakukan pengisian uraian pekerjaan harus detail dan jelas untuk
memudahkan penilaian dari beban kerja.
2. Penggunaan satuan norma waktu pada Jumlah Volume Pekerjaan tergantung
dari jenis pekerjaan yang diukur misalnya OM (Orang Menit), OJ (Orang Jam)
atau OH (Orang Hari). Namun untuk memudahkan perhitungan sebaiknya
satuan norma waktu dikonversikan sesuai dengan norma waktu yang banyak
digunakan dalam analisis beban kerja.
134
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
135
kerja
BAB VII
Tabel 7.6: Tabel Bantu Penghitungan Kebutuhan Tenaga Kerja dengan Metoda Pengukuran Kerja Berbasis Beban Kerja
Keterangan: HK = Hari Kerja Status Beban Kerja: Overload : IKP > 1.20 Total KbTk
JK = Jam Kerja Ideal : IKP 0.90 - 1.20
OM = Orang Menit Underload : IKP < 0.90
136
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
c. Melakukan perhitungan volume kerja
Contoh Perhitungan Volume Pekerjaan untuk jabatan Staf
Admin Gudang sebagai berikut:
Tabel 7.7: Contoh Tabel Penghitungan Volume Pekerjaan Staf Admin Gudang
NAMA JABATAN : Staf Admin Gudang
DEPARTEMEN : Gudang Bahan Baku
TARGET TARGET VOLUME
SKALA FREQ / JML
NO URAIAN PEKERJAAN NORMA WAKTU BEBAN BEBAN KERJA PEKERJAAN
WAKTU HARI KERJA
KERJA PER BULAN PER BULAN
1 2 3 4 5 6 7=5x6 8=4x7
Mencocokkan Surat Jalan (SJ)
1
dengan Permintaan Pembelian
Harian 10 OM/ SJ 8 SJ 24 HK 192 SJ 1,920 OM
137
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
Dimana:
KbTK : Kebutuhan Tenaga Kerja
∑VK : Jumlah Volume Kerja
% MK : Persentase Masuk Kerja
WKN : Waktu Penyelesaian Kerja Normal
WKE : Waktu Penyelesaian Kerja Efektif
WKEH : Waktu Kerja Efektif per Hari
WKET : Waktu Kerja Efektif per Tahun
WKH : Waktu Kerja per Hari
WKB : Waktu Kerja per Bulan
WKT : Waktu Kerja per Tahun
CT : Cuti Tahunan
PP : Pendidikan dan Pelatihan
HLN : Hari Libur Nasional
Contoh:
Tabel 7.8 dan Tabel 7.9 berikut adalah contoh
penghitungan kebutuhan tenaga kerja di Perusahaan Jasa
Persewaan Gudang Tahun 2018 dengan Pengukuran Kerja
Berbasis Beban Kerja:
Tabel 7.8: Contoh Tabel Penghitungan Waktu Kerja Efektif dan % Masuk Kerja
138
kerja
BAB VII
Tabel 7.9: Contoh Tabel Penghitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Perusahaan Jasa Persewaan Gudang Tahun 2018
Driver Gudang
4 80% 24 7 10,080 8,064 7,801 0.97 1 Ideal 0
Forklift Bahan Baku
Helper Gudang
5 80% 24 7 10,080 8,064 8,012 0.99 1 Ideal 0
Gudang Bahan Baku
Keterangan: HK = Hari Kerja Status Beban Kerja: Overload : IKP > 1.20 Total KbTk 2
Contoh perhitungan
JK = Jam Kerja Ideal : IKP 0.90 - 1.20
pada Tabel 7.4
OM = Orang Menit Underload : IKP < 0.90
139
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
BAB VII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Kebutuhan Tenaga
kerja
Keterangan:
Berdasarkan contoh hasil perhitungan pada Tabel 7.9,
Perusahaan Jasa Persewaan Gudang membutuhkan
penambahan 1 orang Supervisor Gudang, 1 orang Asisten
Supervisor Gudang dan 1 orang Staf Admin Gudang,
sehingga total penambahan adalah 3 orang. Namun pada
rencana penambahan tenaga kerja hanya dibutuhkan
penambahan sebanyak 2 orang tenaga kerja dikarenakan
Indeks Kebutuhan Tenaga kerja menunjukkan Supervisor
Gudang dan Asisten Supervisor Gudang berada pada posisi
overload yang masih mendekati posisi ideal, sehingga jika
direncanakan penambahan maka cukup dilakukan
penambahan 1 orang untuk level Asisten Supervisor.
Namun bilamana perusahaan memutuskan untuk tidak
menambah tenaga kerja pada jabatan Asisten Supervisor
Gudang, hal ini tidak terlalu berdampak signifikan terhadap
beban kerja tenaga kerja dikarenakan tingkat overload
hanya sedikit di atas beban ideal.
140
BAB VIII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Neraca Pegawai
BAB VIII
METODA PERKIRAAN DAN
PERENCANAAN NERACA TENAGA KERJA
139
BAB VIII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Neraca Pegawai
140
BAB VIII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Neraca Pegawai
• Insentif Kompensasi
Karena persaingan yang ketat dalam mendapatkan tenaga
kerja pada situasi kebutuhan yang tinggi, maka
perusahaan harus mengandalkan insentif kompensasi.
• Program Pelatihan
Program-program pelatihan khusus diperlukan untuk
mempersiapkan orang-orang yang sebelumnya belum
mampu bekerja agar dapat mengisi posisi-posisi dalam
perusahaan.
• Pensiun Dini
Mendorong tenaga kerja untuk pensiun lebih awal dengan
total paket uang pensiun yang cukup menarik.
141
BAB VIII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Neraca Pegawai
• Perampingan (downsizing)
Juga dikenal sebagai restrukturisasi dan rightsizing. Pada
dasarnya adalah kebalikan dari pertumbuhan perusahaan
dan menyarankan perubahan sekali waktu dalam
perusahaan dan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan.
Biasanya, baik struktur perusahaan maupun jumlah tenaga
kerja dalam perusahaan tersebut menyusut.
Contoh:
PT. Sinar Abadi bergerak di bidang jasa layanan pengiriman (jasa
kurir). Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan
pengiriman intracity setiap hari idealnya sebanyak 100 orang. Namun
saat ini jumlah tenaga kerja yang ada sebanyak 85 orang, sehingga
seringkali terdapat pekerjaan lembur yang akibatnya bukan hanya
terhadap biaya tenaga kerja namun juga terhadap kualitas kerja.
Akibat kelelahan pada saat lembur menyebabkan sering terjadi
kesalahan pemilahan area pengiriman sehingga paket yang dikirim
seharusnya dijanjikan ke pelanggan maksimal 3 hari seringkali lebih
dari 3 hari.
142
BAB VIII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Neraca Pegawai
Jawaban:
Jumlah persediaan awal = 85 orang
Jumlah tenaga kerja masuk usia pensiun = 12 orang
Jumlah kebutuhan = 100 orang
Neraca Tenaga kerja = 85 – 12 – 100 = – 27 orang
Jadi kekurangan tenaga kerja sebanyak 27 orang yang harus direkrut
oleh bagian HRD.
143
BAB VIII Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Perkiraan Dan Perencanaan Neraca Pegawai
144
BAB VIII
Tabel 8.1: Contoh Neraca Pegawai dalam Pengembangan Bisnis Persewaan Pergudangan dalam Lima Tahun Mendatang
PERKIRAAN KEBUTUHAN & NERACA PEGAWAI PENGEMBANGAN BISNIS PERSEWAAN GUDANG
PERSEDIAAN
PEGAWAI
NO JABATAN SHIFT 2019 (2 Gudang) 2020 (2 Gudang) 2021 (3 Gudang) 2022 (3 Gudang) 2023 (4 Gudang)
2018
(1 Gudang) KS-1 KS-2 KS-3 KT NERACA KS-1 KS-2 KS-3 KT NERACA KS-1 KS-2 KS-3 KT NERACA KS-1 KS-2 KS-3 KT NERACA KS-1 KS-2 KS-3 KT NERACA
2 KS-1 = Kebutuhan Shift-1; KS-2 = Kebutuhan Shift-2; KS-3 = Kebutuhan Shift-3; KT = Kebutuhan Total
3 Perhitungan KS-1, KS-2 dan KS-3 diasumsikan telah dihitung dengan rumus analisis beban kerja yang ada di Bab 7
4 KT = KS-1 + KS-2 + KS-3; Neraca = Perkiraan Persediaan Pegawai - Perkiraan Kebutuhan Pegawai
145
Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
BAB IX
METODA PENYUSUNAN
PROGRAM KETENAGAKERJAAN
147
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
b. Persiapan Rekrutmen
Menyiapkan dokumen uraian jabatan (job description)
sesuai jabatan yang akan direkrut untuk kebutuhan
wawancara dengan calon tenaga kerja (Lihat Tabel
5.1).
Menyiapkan dokumen persyaratan jabatan (job
specification) yang harus dipenuhi calon tenaga kerja
untuk menduduki jabatan yang kosong yang meliputi
keahlian, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman
yang diperlukan dalam menduduki jabatan tersebut
(Lihat Tabel 5.2 dan Tabel 5.3).
Menentukan sumber rekrutmen sesuai dengan
kebutuhan perusahaan dan dapat dilakukan dari
internal atau eksternal perusahaan.
Metoda perekrutan internal dapat dilakukan dengan
memperoleh informasi mengenai tenaga kerja yang
akan mengisi jabatan yang kosong berdasarkan
referensi dari atasan tenaga kerja.
Metoda perekrutan eksternal dapat dilakukan dengan
memperoleh calon tenaga kerja dari eksternal
perusahaan dengan melakukan publikasi di media
massa atau melalui lembaga penyedia jasa tenaga
kerja alih daya (outsourcing).
148
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
149
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
c. Pemeriksaan referensi
Meneliti siapa referensi pelamar, dipercaya atau
tidak untuk memberikan informasi mengenai sifat,
150
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
d. Wawancara pendahuluan
Tanya jawab dengan maksud memperoleh data atau
informasi lebih mendalam secara langsung dari
pelamar.
151
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
152
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
e. Tes penerimaan
Proses untuk mencari data calon tenaga kerja yang
disesuaikan dengan spesifikasi jabatan atau
pekerjaan yang akan dijabat. Jenis tes penerimaan
calon tenaga kerja ini dapat tertulis dan/atau
praktek.
Tes tertulis dapat dilaksanakan tergantung dari
kebutuhan. Biasanya tes tertulis dilakukan untuk
mengetahui kemampuan administratif dari calon
tenaga kerja. Contoh tes tertulis adalah tes
menyusun surat bagi calon sekretaris, tes menulis
dalam bahasa asing untuk melihat kemampuan
bahasa secara tertulis, tes menyusun laporan
keuangan bagi calon tenaga kerja akuntansi dan
sebagainya. Dalam hal ini tes tertulis juga
digunakan untuk mengetahui kompetensi calon
tenaga kerja secara praktikal.
Sedangkan tes praktek dapat berupa praktek
pengoperasian mesin/alat kerja/komputer, praktek
berbahasa asing secara conversation (percakapan),
153
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
f. Tes psikologi
Proses menguji atau mengetes kemampuan mental
pelamar untuk mengukur apakah mentalnya sesuai
dengan yang diinginkannya. Psikotes dapat dilakukan
dapat juga tidak, tergantung dari kebijakan
perusahaan.
g. Tes kesehatan
Pemeriksaan kesehatan fisik pelamar apakah
memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan untuk
jabatan yang bersangkutan. Tes kesehatan dapat
dilakukan dapat juga tidak, tergantung dari kebijakan
perusahaan, namun bagi perusahaan tertentu tes
kesehatan wajib dilakukan terutama yang bersifat
mempengaruhi mutu pekerjaan atau keselamatan
tenaga kerja secara langsung. Contoh tes kesehatan:
pendengaran, penglihatan (buta warna), berpenyakit
jantung atau tidak, mempunyai cacat badan/atau
tidak.
h. Wawancara akhir oleh atasan langsung
Kepala bagian atau calon atasan langsung
mewawancarai pelamar untuk memperoleh data
yang lebih mendalam tentang kemampuan
pelamar dalam melaksanakan tugas – tugas yang
akan diberikan kepadanya.
154
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
155
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
156
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
9.3.1. Tujuan
Pelatihan dimaksudkan untuk:
a. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan teknis
mengerjakan pekerjaan atau technical skill.
b. Meningkatkan keahlian dan kecakapan memimpin serta
mengambil keputusan atau managerial skill dan
conceptual skill.
157
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
158
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
159
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
9.5.1. Definisi
Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik
efektifitas operasional suatu perusahaan, bagian perusahaan,
dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya (Gunawan, 2000).
9.5.2. Tujuan
Tujuan pengukuran kinerja tenaga kerja adalah untuk:
a. Memastikan setiap tenaga kerja melaksanakan tugasnya
secara maksimal sesuai dengan uraian jabatannya (job
description) dalam rangka mengoptimalkan pencapaian
tujuan perusahaan;
b. Merancang atau merencanakan program ketenagakerjaan
seperti program pendidikan dan pelatihan tenaga kerja,
pengembangan dan perencanaan karier tenaga kerja,
promosi dan/atau rotasi tenaga kerja, pemberian
penghargaan dan insentif termasuk upah dan jaminan
sosial;
c. Menghimpun informasi guna penyusunan perencanaan
tenaga kerja mikro.
161
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
162
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
163
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
164
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
165
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
166
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
a. Kepuasan Karyawan
Aspek – aspek yang diukur mencakup
sistem pengupahan, sistem penilaian
kinerja, pengembangan karir, penghargaan
atas prestasi, lingkungan kerja, hubungan
dengan atasan, hubungan dengan rekan
kerja, sistem komunikasi, pendidikan dan
pelatihan, tunjangan kesehatan, program
pensiun, tantangan pekerjaan, dan lain-lain
b. Kapabilitas Pelayanan terhadap Pelanggan
Untuk dapat diketahui sejauh mana tenaga
kerja merasa mampu untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pelanggan.
169
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
170
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
171
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
c. Rasio Produktivitas
172
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
173
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
b. Skema Pengalaman
Pengalaman di tempat kerja dan melakukan pekerjaan itu
sendiri merupakan sarana yang efektif untuk membangun
kemampuan dan kompetensi kerja. Kompetensi kerja
seseorang dapat ditingkatkan melalui dua cara. Pertama
melalui spesialisasi, pekerja melakukan pekerjaan yang
sama secara berulang-ulang sehingga semakin lama dapat
memberi hasil maksimal. Kedua, melalui pengayaan
pengalaman, yaitu dengan memberi tugas yang berbeda
174
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
c. Skema Keahlian
Setiap tenaga kerja biasanya memiliki keahlian tertentu
atau unik yang tidak dimiliki oleh tenaga kerja lainnya.
Keahlian tersebut dapat diraih melalui pendidikan,
pelatihan, pengalaman kerja dan belajar sendiri
(otodidak). Pengembangan karir berdasarkan keahlian
berarti mempromosikan tenaga kerja sesuai dengan
peningkatan keahliannya, serta membuka kesempatan
bagi setiap pekerja meningkatkan keahliannya.
175
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
b. Rotasi
Rotasi adalah pemindahan tenaga kerja dari satu jabatan
ke jabatan lain yang sesuai dengan kemampuan tenaga
kerja dengan tujuan mendapatkan “the right man in the
right place on the right time”. Rotasi kadang – kadang
176
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
9.8.1. Definisi
UU 13/2003 Pasal 1 butir 30: “upah adalah hak pekerja/buruh
yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai
imbalan dari pengusaha/pemberi kerja kepada pekerja/buruh
yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian
kerja, kesepakatan atau peraturan perundang-undangan,
177
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
178
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
179
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
180
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
Dimana:
Ŷ = Besarnya nilai upah
a = Intercept (titik potong garis kebijakan upah dengan
sumbu Ŷ
b = Slope (sudut kemiringan garis kebijakan upah)
x = Golongan Jabatan
181
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
182
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
183
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
Dimana:
UK = Upah Terkecil
UB = Upah Terbesar
R = Rentang
n = Golongan Jabatan ke-n
Contoh Perhitungan:
184
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
Terkecil Terbesar
UPAH 3,000,000 15,000,000
Golongan Jabatan 1 5
185
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
9.9.1. Definisi
Jaminan sosial adalah perlindungan bagi tenaga kerja
dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti
sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan
pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami
186
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
187
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
9.10.1. Definisi
Pensiun adalah pemberhentian tenaga kerja karena telah
mencapai usia pensiun atau atas keinginan tenaga kerja
sendiri atau berdasarkan undang-undang.
a. Pensiun atas dasar undang-undang adalah pensiun yang
terjadi karena tenaga kerja telah mencapai batas usia
dan masa kerja tertentu. Misalnya usia 56 tahun
atau minimum masa kerja 15 tahun.
b. Pensiun atas keinginan tenaga kerja atau pengunduran diri
adalah pensiun atas permintaan sendiri dengan
mengajukan surat permohonan setelah mencapai masa
kerja tertentu dan permohonannya dikabulkan oleh
perusahaan. Dalam kondisi ini perusahaan juga perlu
mengkaji alasan tenaga kerja mengundurkan diri.
9.10.2. Tujuan
a. Sebagai bentuk pengakuan atau perhargaan atas
pengabdian seseorang kepada perusahaan dan/atau
memberikan sumber kehidupan bagi tenaga kerja yang
pensiun pada usia lanjut.
b. Memberikan ketenangan bagi tenaga kerja sehingga turn
over tenaga kerja relatif rendah.
188
BAB IX Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Metoda Penyusunan Program Keegawaian
189
BAB X Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Penutup
BAB X
PENUTUP
189
BAB X Pusat Perencanaan Tenaga Kerja
Penutup
190
DAFTAR PUSTAKA
Andrus, S., 2006, FIVE FAST WAYS TO: Work with generation Y, The Business
Communicator, 7(5), 6-6,
http://search.proquest.com/docview/221228130?accountid=1557
Arsyad, Lincolyn, 1997, Peramalan Bisnis, Yogyakarta: BPFE
Bencsik, A., & Machova, R., 2016, Knowledge Sharing Problems from the Viewpoint of
Intergeneration Management, ICMLG2016 - 4th International Conference on
Management, Leadership and Governance: ICMLG2016 (p.42), Academic
Conferences and publishing limited.
Brian E. Becker, Mark A. Huselid, Dave Ulrich, 2001, The HR Scorecard : Linking
People, Strategy, and Performance, Massachusetts; Harvard Business School
Press Boston.
Cascio, W. F., 2013, Managing Human Resource 9th Edition, USA: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Collier, E., 2012, Workplace Warfare: Baby Boomers, Gen X And Gen Y, Career Faqs.
http://www.careerfaqs.com.au/news/news-and-views/workplace-warfare-baby-
boomers-gen-x-and-gen-y/
Conrad, C., & Poole, M. S., 2005, Strategic Organizational Communication, Belmont,
CA: Wadsworth.
Corbo, S. A., 1997, The X-er files.Hospitals & Health Networks, 71(7), 58-60.
http://search.proquest.com/docview/215305145?accountid=1557
D’Netto, B., 2010, Generation Y: Human Resource Management Implication,
Published Thesis, Australia : Catholic University of Australia.
Elmore, T., 2014, How Generation Z Differs from Generation Y,
http://growingleaders.com/blog/generation-z-differs-generation-y/.
Elsdon, R., S. Lyer, 1999, Creating Value and Enhancing Retention through Employee
Development: the Sun Microsystems Experience, Human Resource Planning,
Vol. 22, No. 2, pp. 39–48.
Gunawan, Barbara, 2000, Balanced Scorecard: Perspektif Baru Dalam Menilai Kinerja
Organisasi, Utilitas No. 10/Tahun ke-8/ 2000.
Guthrie, L., 2009, The Next Generation of Workers, The Ken Blanchard Companies,
http://www.kenblanchard.com/img/pub/blanchard_next_generation_of_workers.
pdf/Handoko, T Hani, 1984, Dasar – dasar Manajemen Produksi dan
Operasi, Yogyakarta: BPFE UGM Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi),
Jakarta: Bumi Aksara.
_________________, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi Revisi)
Cetakan kelima, Jakarta: Bumi Aksara.
Hatfield, S.L., 2002, Understanding the Four Generations to Enhance Workplace
Management, AFP Exchange, Vol. 22, No. 4, pp. 72-74.
Healey, A., 1998, Figuring out generation X, Workspan, 41(2), 12-15.
http://search.proquest.com/docview/194701649?accountid=1557
Houlihan, A., 2008, When Gen-X is In Charge: How to Harness the Younger
Leadership Style, Security, 45(4), 42-43.
http://search.proquest.com/docview/197809010?accountid=1557
Irawan, Prasetya, (2000), Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : STIA – LAN.
Indonesia, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
PER.17/Men/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja Mikro (2010).
Indonesia, Departemen Tenaga Kerja (2003), Undang – undang Republik Indonesia
nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.
Johnson, J., J. Lopes, 2008, The Intergenerational Workforce, Organization
Development Journal, Vol. 26, No. 1, p. 33
Jurkiewicz, C. L, 2000, Generation X and the Public Employee. Public Personnel
Management, 29(1), 55. https://doi.org/10.1177/009102600002900105
J. Ravianto, 1986, Pengukuran Produktivitas, Yogyakarta : Kanisius.
Kapoor, C. & Solomon, C., 2011, Understanding and Managing Generational
Differences, Worldwide Hospitality and Tourism Themes, 3 (4), 308-318
Kupperschmidt, B., 2000, Multigenerational Employees: Strategies for Effective
Management, The Health Care Manager, Vol. 19 No. 1, pp. 65-76
Lyons, S., 2004, An Exploration of Generational Values in Life and at Work. ProQuest
Dissertations and Theses, 441-441 .
http://ezproxy.um.edu.my/docview/305203456?accountid=28930
Mannheim, Karl, 1952, The Problem of Generations, In Kecskemeti, Paul, Essays on the
Sociology of Knowledge: Collected Works, Volume 5. New York: Routledge.
p. 276–322.
Markov, S., 2015, Managing Different Generations - The Challenge for HR
Professionals, JobTiger http://jobtiger.tv/hrindustriya/upravlenieto-na-razlichni-
pokoleniyapredizvikatelstvoto-pred-hr-profesionalistite/
McCrindle, M., 2006, Word Up: A Lexicon of Generations Y & Z: A guide to
communicating with them, Australia: The ABC of XYZ
Mondy R.W. dan Noe R.M. (1993), Human Resources Management, Boston : Allyn
and Bacon.
Newman, J., 1996, Managing Generation X. Rough Notes, 139(12), 58-59.
http://search.proquest.com/docview/200371514?accountid=1557
Patterson, C., 2007, The Impact of Generational Diversity in the Workplace, The
Diversity Factor, 15(3): 17-22
Poindexter, Paula M & Lasorsa, Dominic L, 1999, Generation X: Is Its Meaning
Understood?, Newspaper Research Journal Vol. 20, No. 4
Rothman, 2014, A Tsunami of Learners Called Generation Z,
https://mdle.net/Journal/A_Tsunami_of_Learners_Called_Generation_Z.pdf
Simamora, Henry, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta : STIE
YKPN.
Simanjuntak, Payaman J. 2009, Manajemen Produktivitas : Pengertian, Teori dan
Aplikasi, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Simanjuntak, Payaman J. 2011, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Edisi kedua, Jakarta :
Lembaga Penerbit, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Simanjuntak, Payaman J. 2011, Manajemen Hubungan Industrial, Edisi ketiga, Jakarta :
Lembaga Penerbit, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Siagian, Sondang P. 2004, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Bumi Aksara.
________________, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan kesembilan,
Jakarta : Bumi Aksara.
Strauss, W., & Howe, N., 1991, Generations: The History of America’s Future, 1584 to
2069. New York City : William Morrow Paperbacks.
Strauss, W., & Howe, N., 2000, Millennials Rising: The Next Great Generation, New
York: Vintage Books
Subagyo, Pangestu, 1986, Forecasting : Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta : BPFE
UGM.
________________, 2002, Forecasting : Konsep dan Aplikasi Edisi 2, Yogyakarta :
BPFE UGM.
Sukarna, 1993, Kepemimpinan dalam Organisasi, Bandung : Mandar Maju.
Syarif, Rusli, 1991, Produktivitas, Jakarta : Depdikbud.
_____________________, 2007, Metodologi Perencanaan Tenaga Kerja Mikro,
Jakarta: Badan Penelitian, Pengembangan dan Informasi, Pusat Data dan
Informasi Ketenagakerjaan, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I.
Thoni, G., 2002, Navigate The Generation Gap, Veterinary Economics, 43(1), 42-44.
http://search.proquest.com/docview/274256830?accountid=1557
Tolbize, Anick, 2008, Generational Differences in the Workplace,
https://rtc.umn.edu/docs/2_18_Gen_diff_ workplace.pdf/
Tulgan, B., 2009, Not Everyone Gets A Trophy: How to Manage Generation Y, Jossey-
Bass, A Wiley Imprint. 1st Edition, ISBN 978-0-470-25626-8.
Tyler, K., 2007, The Tethered Generation, HR Magazine, Vol. 52, No. 5.
http://www.shrm.org/hrmaga zine/articles/0507/0507cover.asp/
Zemke R, Raines C, Filipczak B. 2000, Generation at Work: Managing the Clash of
Veterans, Boomers, Xers and Nexters in your Workplace. Ed ke2. New York:
Amacom
______________, 2015, https://blog.karir.com/2015/12/17/salary-benchmark-kini-
dilengkapi-tips-cara-mengatur-keuangan/
______________, 2018, https://www.dictionary.com/browse/human-capital,
Dictionary.com, Unabridged Based on the Random House Unabridged
Dictionary, © Random House, Inc
______________, 2003, Undang – Undang No. 13 tentang Ketenagakerjaan.
______________, 2007, Peraturan Pemerintah No. 15 tentang Cara Memperoleh
Informasi Ketenagakerjaan dan Penyusunan Serta Pelaksanaan Perencanaan
Tenaga Kerja.
______________, 2010, Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.
PER.17/MEN/XI/2010 tentang Perencanaan Tenaga Kerja Mikro.
______________, 2013, Peraturan Pemerintah Nomor 33 tentang Perluasan Kesempatan
Kerja.