Disusun Oleh :
NAMA : ARIFAH AYU WULANDARI
NPM : 2017-103-019
JURUSAN : AKUNTANSI
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia dan kasih sayang yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan
tugas akhir ini sebagai pemenuhan persyaratan guna memperoleh gelar Profesi
Ahli Madya dengan judul “Analisis Pengaruh Modal Kerja dan Penjualan
Terhadap Laba Bersih Pada PT. Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul, Tbk.
Penulis berharap agar tugas ini dapat diterapkan dan berguna dikemudian
kepada pihak – pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan semangat
menyusun tugas ini, penulis menyadari laporan ini masi banyak kekurangan –
semangat untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang yang lebih baik.
Akhir kata penulis mengharapkan saran dan kritik serta masukan yang
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR TABEL…………………………………………………..….. v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. vi
BAB I PENDAHULUAN
Masalah...................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................... 5
1.3 Tujuan
Penelitian................................................................. 5
1.4 Manfaat
Penelitian............................................................... 6
2.1.3 Penjualan……………………………………………… 26
3
2.1.6 Penelitian yang Relevan………………………………. 33
2.3 Hipotesis………………………………………………………. 37
DAFTAR PUSTAKA
4
DAFTAR TABEL
Halaman
5
DAFTAR GAMBAR
Halaman
6
BAB I
PENDAHULUAN
perusahaan juga dituntut untuk lebih inovatif dan memiliki strategi yang tepat dan
Tanpa diperolehnya laba, perusahaan tidak akan dapat memenuhi tujuan lainya
yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern). Salah satu yang bisa
diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva
1
jangka pendek seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, sediaan, dan
aktiva lancar lainnya.” Tanpa adanya modal aktivitas usaha tidak dapat
Modal kerja merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi
persekot bahan mentah, membayar gaji karyawan dan lain sebagainya. Dana
melalui penjualan produk. Modal kerja yang berasal dari penjualan tersebut akan
akibat dari penanaman modal kerja yang kurang tepat akan mengakibatkan
maka hal ini menunjukkan didalam perusahaan itu terdapat dana yang tidak
produktif.
merupakan aspek yang sering dihadapi perusahaan. Oleh karena itu adanya
analisis atas modal kerja perusahaan sangat penting dilakukan guna mengetahui
kondisi modal kerja saat ini kemudian dihubungkan dengan situasi keuangan
pada masa yang akan datang. Untuk itu juga diperlukan adanya perencanaan dan
pengendalian yang baik dalam pengelolaan modal kerja yang tersedia dengan
asumsi bahwa setiap rupiah modal kerja yang tertanam dalam aktiva harus dapat
penjualan adalah salah satu faktor penentu atas perolehan laba yang optimal
yang diharapkan akan terus meningkat. Tujuan akhir dari peningkatan penjualan
yang dilakukan oleh perusahaan yaitu diharapkan akan berdampak pada laba
produktif.
penjualan barang dan jasa, maka dengan begitu manajer keuangan perlu
masalah dan meminimalisir dampak negatif yang timbul. Menurut Hanafi dan
sumber data yang diperoleh dari laporan keuangan PT Industri Jamu dan Farmasi
3,500
3,000
2,500
2,000
MODAL KERJA
PENJUALAN
1,500 LABA BERSIH
1,000
500
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019
GRAFIK 1.1
Modal Kerja, Penjualan Dan Laba bersih PT. Industri jamu dan farmasi Sidomuncul Tbk.
Berdasarkan tabel dan grafik 1.1 ditas dapat diketahui bahwa modal kerja
PT. Industri Jamu Dan Farmasi Sidomuncul Tbk dari tahun 2014 sampai 2019
cenderung menurun.
terendah tahun 2018 sebesar Rp 1,179,286. Penjualan pada PT. Industri Jamu dan
Farmasi Sidomuncul Tbk dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2019 selalu
mengalami peningkatan. Begitu juga dengan laba yang dihasilkan selalu
Berdasarkan uraian dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
Laba Bersih Pada PT. Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk. Tahun
2014-2019.
a. Bagaimanakah pengaruh modal kerja pada laba bersih di PT. Industri Jamu dan
b. Bagaimanakah pengaruh penjualan pada laba bersih di PT. Industri Jamu dan
c. Bagaimanakah pengaruh modal kerja dan penjualan pada laba bersih di PT.
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam
a. Untuk menganalisis pengaruh modal kerja pada laba bersih di PT. Industri Jamu dan
b. Untuk menganalisis pengaruh penjualan pada laba bersih di PT. Industri Jamu dan
c. Untuk menganalisis pengaruh modal kerja dan penjualan pada laba bersih di PT.
Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk. Tahun 2014 – 2019.
diantaranya:
a. Bagi PT. Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk. Tahun 2014 – 2019
Sebagai bahan referensi dan studi pustaka bagi pihak-pihak luar yang ingin
itu, penelitian ini juga diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmu bagi
c. Bagi Penulis
penelitian dan juga sebagai perbandingan praktis antara teori yang diperoleh
LANDASAN TEORI
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh
akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni neraca
dan laporan laba rugi. Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk
keputusan.”
perusahaan dalam periode tertentu dan laporan tersebut dapat dijadikan alat
pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Berikut ini beberapa tujuan
satu periode.
1) Bersifat historis
Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari
data masa lalu atau yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya
laporan keuangan yang disusun berdasarkan data satu atau dua atau
2) Bersifat menyeluruh
telah ditetapkan.
Secara umum ada lima macam jenis laporan keuangan yang biasa
1) Neraca
yang terkandung dalam suatu aktiva terdiri dari aktiva lancar, aktiva
jenis yaitu kewajiban lancar (utang jangka pendek) dan utang jangka
panjang. Adapun komponen modal (ekuitas) terdiri dari modal setor dan
Klasifikasi aktiva terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap dan aktiva
lainnya.
tahun. Komponen dalam aktiva lancar antara lain kas, bank, surat-
lancar lainnya.
digunakan dalam jangka panjang lebih dari satu tahun. Secara garis
besar, aktiva tetap dibagi dua macam yaitu aktiva tetap berwujud
(tampak fisik) dan aktiva tetap yang tidak berwujud. Aktiva tetap
pihak lain yang harus segera dibayar. Jangka waktu utang lancar
adalah maksimal dari satu tahun. Oleh karena itu, utang lancar
lain terdiri dari utang dagang, utang bank maksimal satu tahun, utang
pihak lain yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun.
investasi yang juga lebih dari satu tahun. Komponen yang ada dalam
yang lebih dari satu tahun dan utang jangka panjang lainnya.
Komponen modal yang terdiri dari modal setor, agio saham, laba
yang dimiliki oleh perusahaan yang sudah dijual dan uangnya harus
Hanafi dan Halim (2012:56), isi laporan laba rugi biasanya mencakup
e) Laba bersih.
laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang dimiliki pada saat ini.
jarang dibuat bila tidak terjadi perubahan modal. Artinya laporan ini
Menurut Hanafi dan Halim (2012:58), laporan aliran kas atau arus kas
yang dipakai, aset dan utang yang belum pasti dan peristiwa kemudian.
Kegiatan perusahaan ini dimulai jika telah tersedia dana yang telah
dikeluarkan dan dapat diterima kembali dalam jangka waktu satu tahun.
diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva
aktiva lancar. Dalam konsep ini yang perlu mendapat perhatian adalah
kualitas modal kerja. Dalam konsep ini adalah melihat selisih antara
modal kerja bersih (net working capital). Keuntungan dalam konsep ini
sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, maka laba pun akan
menurun.
Perbedaan yang mendasar dari ketiga konsep diatas adalah terletak
pada penentuan jumlah modal kerja. Konsep modal kerja yang digunakan
hutang lancar atau utang jangka pendek. Rumus modal kerja bersih:
1) Jenis Perusahaan
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa (industri).
dalam bidang kas, piutang dan persediaan relatif lebih besar jika
2) Syarat Kredit
kredit lebih mudah maka akan sedikit uang kas yang keluar demikian
3) Waktu produksi
Ada hubungan langsung antara jumlah modal kerja dan jangka waktu
diperkecil.
d. Jenis- Jenis Modal Kerja
termasuk akan kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu
Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam
Modal kerja primer adalah modal kerja minimal yang harus ada
beroperasi.
konjungtur.
lainnya yang meningkatkan uang kas dan piutang. Akan tetapi, sebagian
dari modal kerja ini harus digunakan untuk menutup harga pokok
pendapatan bersih dan jumlah modal kerja yang diperoleh dari operasi
jangka pendek dan ini bisa ditentukan dengan cara menganalisis laporan
laba-rugi perusahaan.
Surat-surat berharga sebagai salah satu pos aktiva lancar dapat dijual
3) Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar
lainnya.
Sumber lain untuk menambah modal kerja adalah hasil penjualan aktiva
tetap, investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang
tidak diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan aktiva tidak lancar itu
lainnya.
Salah satu sumber modal kerja yang penting adalah kredit yang
tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau
turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Penggunaan
dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari kenaikan aktiva dan
menurunnya pasiva.
4) Pembentukan dana.
lain).
panjang).
9) Penggunaan lainnya.
perusahaan.
tertunda.
berikut:
modal kerja. Oleh karena itu, perlu mendapat perhatian yang sungguh-
perusahaan.
4) Bagi perusahaan yang relatif kecil, fungsi modal kerja amat penting.
jangka pendek, seperti utang dagang, utang bank satu tahun yang
2.1.3 Penjualan
a. Definisi Penjualan
waktu yang lama. Tujuan tersebut dapat dicapai apabila penjualan sesuai
penjualan dapat terciptakan proses pertukaran barang dan atau jasa antara
menghasilkan laba.
b. Konsep Penjualan
pada penjualan ini menganut sebuah konsep yang disebut konsep penjualan.
ini, yaitu:
1) Konsumen mempunyai kecenderungan normal untuk tidak melakukan
mempertahankan langganan.
c. Tujuan Penjualan
terjual dengan nilai yang lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk
yang dihasilkan dapat dipakai sebagai salah satu alat ukur efektivitas
perusahaan.
1) Naik turunnya jumlah unit yang dijual dan harga jual per unit.
penjualan ini dipengaruhi oleh jumlah unit yang dibeli atau diproduksi
atau dijual dan harga pembelian per unit atau harga pokok per unit.
3) Naik turunnya biaya usaha yang dipengaruhi oleh jumlah unit yang
dijual, variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan
dipengaruhi oleh variasi jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat
discount.
perusahaan. Hal ini penting karena bila modal kerja perusahaan terlalu besar
berarti ada sebagian dana yang menganggur dan ini akan menurunkan
profitabilitas perusahaan. Demikian pula nilai modal kerja yang terlalu kecil
terganggu. Oleh karena itu perlu ditentukan berapa besar kebutuhan modal
kerja bersih yang akan di targetkan pada setiap periodenya dengan penuh
dapat dilihat pada tingkat laba bersih yang diperoleh perusahaan itu sendiri
mencapai hasil yang maksimal. Dalam hal ini untuk mengetahui hubungan
dalam laporan laba rugi perusahaan yang saling terkait. penjualan terhadap
laba bersih ada hubungan yang erat, karena dalam hal ini dapat diketahui
bahwa laba akan timbul jika penjualan produk perusahaan lebih besar
sebagai berikut:
TABEL 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
No. Nama Peneliti Judul Hasil Penelitian
1. Bunga Teratai Pengaruh Modal Secara parsial modal kerja
2017 Kerja dan berpengaruh signifikan terhadap
Penjualan laba bersih, Nilai t hitung
Terhadap Laba variabel modal kerja sebesar
Bersih Pada 4,057 dengan probabilitas sig t
Perusahaan Sub sebesar 0,000. Karena
Sektor Food and probabilitas sig t < 0,05, maka
Beverage yang secara parsial modal kerja
Terdaftar di BEI berpengaruh signifikan terhadap
Periode 2011- laba bersih perusahaan food and
2015 beverage yang terdaftar BEI.
Secara parsial penjualan
berpengaruh signifikan terhadap
laba bersih, Nilai t hitung
variabel penjualan sebesar 2,726
dengan probabilitas sig t sebesar
0,010. Karena nilai probabilitas
sig t < 0,05, maka secara parsial
variabel penjualan berpengaruh
signifikan terhadap laba bersih
perusahaan food and beverage
yang terdaftar di BEI.
Secara simultan variabel modal
kerja dan penjualan berpengaruh
signifikan terhadap laba bersih.
Modal kerja dan penjualan
secara simultan berkontribusi
terhadap perubahan perolehan
laba bersih sebesar 80,6%.
2. Catur Pengaruh Modal Terdapat pengaruh modal kerja
Wulandari kerja dan Volume secara parsial terhadap
(2018) Penjualan profitabilitas Pada Perusahaan
Terhadap Sektor Industri Barang
Profitabilitas Konsumsi yang Terdaftar di BEI
Sektor Industri Tahun 2017 dengan nilai t
Barang Konsumsi hitung > t tabel yaitu 2,074 >
Yang Terdaftar 2,051 dan nilai signifikan 0,048
Pada Bursa Efek < 0,05.
Indonesia Tahun Terdapat pengaruh volume
2017 penjualan secara parsial terhadap
profitabilitas Pada Perusahaan
Sektor Industri Barang
Konsumsi yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun
2017 dengan nilai t hitung > t
tabel yaitu 3,695 > 2,051 dan
nilai signifikan 0,001 < 0,05.
3. Erlina Pengaruh Modal Modal kerja berpengaruh
Yunitasari Kerja Terhadap signifikan terhadap penjualan
Widyamukti, Penjualan dan pada perusahaan sektor food and
B.Junianto Laba Perusahaan beverage yang terdaftar di BEI
Wibowo (Studi Kasus pada periode 2011-2014 dengan nilai
2018 Sektor Food and signinifikan 0,00 < 0,05.
Beverage yang Penjualan berpengaruh positif
terdaftar di BEI dan signifikan terhadap laba
2011-2014) pada perusahaan sektor food and
beverage yang terdaftar di BEI
periode 2011-2014 dengan nilai
signifikansi 0,00 < 0,05.
4. Sonnya Pengaruh Modal Nilai koefisien korelasi
Nurman Kerja dan hubungan antara modal kerja
Sasongko Volume dengan laba bersih sebesar 0,640
2014 Penjualan termasuk dalam kategori kuat
Terhadap Laba dengan arah yang positif.
Bersih (Studi Koefisien korelasi hubungan
Kasus pada antara volume penjualan dengan
Perusahaan laba bersih sebesar 0,603
Industri Logam termasuk dalam kategori kuat
yang Terdaftar di dengan arah positif. Hubungan
BEI Tahun 2010- modal kerja dan volume
2012) penjualan terhadap laba bersih
adalah sebesar 0,799 yang
berada antara 0,60−0,799,
artinya modal kerja dan volume
penjualan memiliki hubungan
yang kuat dengan Laba Bersih
pada perusahaan industri logam
yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Sumber: Data diolah peneliti pada tahun 2020
Tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba dan salah satu cara
perusahaan, dengan modal kerja yang lebih dari cukup akan mengurangi risiko
yang baik, karena dalam hal ini laba akan timbul jika penjualan produk lebih
meningkat dan disertai dengan peningkatan laba bersih maka hasilnya adalah
sebuah keuntungan bagi sebuah perusahaan, hal ini bisa dilihat dari laba bersih
dalam meningkatkan penjualan. Modal kerja yang lebih dari cukup dan kenaikan
Untuk meneliti apakah tedapat pengaruh dari modal kerja dan penjualan
berupa modal kerja bersih (net working capital) dan penjualan sebagai variabel
sebagai variabel Y. Maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini yaitu sebagai
berikut:
Modal Kerja
Ha1
(X1)
Laba Bersih
Ha3
(Y)
Penjualan Ha2
(X2)
fenomena dikenal dan merupakan data kerja serta panduan dalam verifikasi”.
Ha1 : Modal kerja secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba bersih
pada PT. Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tahun 2014 – 2019.
Ha2 : Penjualan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap laba bersih pada
terhadap laba bersih pada PT. Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul
METODOLOGI PENELITIAN
desain penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik,
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
kausalitas.
suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set
kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu peristiwa pada masa sekarang.”
Tujuan dari metode deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi atau
variabel atau lebih. Metode kausalitas dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh modal kerja dan penjualan terhadap laba bersih pada PT.
dipelajari.
atau sifat atau nilai dari orang, obyek/kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
pengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.” Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah laba bersih perusahaan.
3.3 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel
indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian,
sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara
benar. Untuk meneliti bagaimana pengaruh modal kerja dan penjualan terhadap
laba bersih pada PT. Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk. Tahun 2014 –
sebagai berikut:
TABEL 3.1
Definisi Operasional Variabel
Variabel Konsep Indikator
Laba Bersih Laba bersih (net income) adalah Laba Bersih =
(Y) selisih lebih pendapatan atas beban- Pendapatan − Beban −
beban dan yang merupakan Pajak
kenaikan bersih atas modal yang
berasal dari kegiatan usaha,
Soemarso (2017:234).
Dalam penelitian ini laba bersih
yang digunakan adalah laba bersih
yang tertera dalam laporan laba
rugi PT. Industri Jamu dan Farmasi
Tbk. Tahun 2014 – 2018.
Modal kerja Modal kerja dalam penelitian ini Modal Kerja Bersih =
(X1) menggunakan konsep kualitatif Aktiva Lancar – Hutang
yang menitikberatkan kepada Jangka Pendek
kualitas modal kerja. Dalam konsep
ini adalah melihat selisih antara
jumlah aktiva lancar dengan
kewajiban lancar (utang jangka
pendek). Konsep ini disebut modal
kerja bersih (net working capital),
Kasmir (2018:250).
Penjualan Pada saat perusahaan menjual Hasil Total Penjualan
(X2) barang dagangnya, maka diperoleh Bersih
pendapatan. Jumlah yang di
bebankan kepada pembeli untuk
barang dagang yang di serahkan
merupakan pendapatan perusahaan,
Soemarso (2017:160).
Dalam penelitian ini penjualan
diambil dari nilai penjualan bersih
yang tertera dalam laporan laba
rugi PT. Industri Jamu dan Farmasi
Sidomuncul Tbk. Tahun 2014
-2018.
Sumber: Data diolah peneliti pada tahun 2020
3.4.1 Populasi
mencakup semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek yang telah
dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh data laporan
keuangan PT. Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk Tahun 2014–2019.
3.4.2 Sampel
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Pada dasarnya
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi
(neraca) dan laporan laba rugi pada PT. Industri Jamu dan Farmasi
informasi yang mendukung penelitian ini. Dalam usaha memperoleh data dan
sebagai berikut:
dokumen dan catatan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti guna
dengan teknik pengolahan data. Data yang diperoleh dari sampel populasi
dan uji statistik. Tujuannya adalah untuk menetapkan apakah variabel bebas
memiliki hubungan dengan variabel terikat. Kesimpulan yang ditetapkan melalui
terhadap salah satu asumsi klasik yang diujikan, maka persamaan regresi
yang diperoleh tersebut tidak efisien karena akan terjadi bias yang artinya
1) Uji Normalitas
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji
dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance. Jika
nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance lebih besar dari 0,1 maka hal
3) Uji Autokorelasi
sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi yang baik
adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu cara mendeteksi
digunakan untuk melihat apakah residual terjadi random atau tidak. Data
dari 0,05.
4) Uji Heteroskedastisitas
semua nilai variabel bebas. Jika varian dari residual satu pengamatan ke
model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
berikut:
a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan
heteroskedastisitas.
b. Uji Korelasi
untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel dan juga untuk
n ( ∑ xy )−( ∑ x )( ∑ y )
r=
√ ¿ ¿¿ ¿
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah kelas
hubungan antara tiga atau lebih variabel (dua atau lebih variabel bebas
berikut:
2 2
( r x1 . y ) + ( r x 2 . y ) −2 ( r x 1 . y ) . ( r x 2 . y ) . ( r x 1 x 2 )
r y . x 1 x 2=
√ 1−( r x 1 x 2 )
2
TABEL 3.2
Pedoman Menginterprestasikan Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, (2015:231)
Dari hasil analisis akan diperoleh apakah positif atau negatif. Jika
koefisien korelasi r positif berarti hubungan yang positif atau searah yaitu
variabel Y atau jika terjadi penurunan pada variabel X maka akan diikuti
korelasi (r). Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan satu. Nilai
mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik
terikat atau dependen. Bila skor variabel bebas diketahui maka skor
e. Uji Hipotesis
terikat.
1) Uji t
berikut:
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
n = Banyaknya kelas
a) jika thitung > ttabel atau nilai signifikansi lebih kecil 0,05 maka Ho
b) jika thitung < ttabel atau nilai signifikansi lebih besar 0,05 maka Ho
Keterangan :
R2 = Koefisien Determinasi
n = Jumlah Data
bantuan program SPSS 21, dengan kriteria uji yang digunakan sebagai
berikut:
a) Jika Fhitung < Ftabel atau nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, maka Ho
penelitian ini, maka data yang diperlukan adalah data laporan keuangan pada PT.
Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI). Data laporan keuangan yang digunakan adalah laporan posisi
keuangan (neraca) dan laporan laba rugi selama kurun waktu enam tahun yaitu
periode 2014-2019. Dari data laporan keuangan tersebut kemudian akan diolah
dan dianalisis untuk mengetahui seberapa besar pengaruh modal kerja dan
a. Analisis Modal Kerja Pada PT. Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk
seluruh kegiatan supaya usaha berjalan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat. Modal kerja yang dibahas penulis dalam penelitian ini adalah modal
Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk maka informasi mengenai modal
kerja pada PT. Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk sejak tahun 2014
= 1,679,007
= 1,523,379
= 1,578,439
= 1,420,394
= 1,179,286
= 1.300,024
TABEL 4.1
Data Modal Kerja Bersih Pada PT. Industri Jamu dan Farmasi
Sidomuncul Tbk Tahun 2014 – 2019
bersih pada PT. Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk mengalami
fluktuasi, dimana pada tahun 2014 modal kerja bersih yang dimiliki
perusahaan sebesar 1,679,007 dengan total aktiva lancar 1,860,438 dan utang
jangka pendek sebesar 181,431. Tahun 2015 modal kerja bersih yang
total aktiva lancar 1,707,439 dan utang jangaka pendek 184,060. Tahun 2016
modal kerja bersih mengalami kenaikan yaitu 1,578,439 dengan total aktiva
lancar 1,794,125 dan total utang jangka pendek 215,686. Tahun 2017 modal
kerja bersih mengalami penurunan yaitu 1,420,394 dengan total aktiva lancar
1,628,901 dan utang jangka pendek 208,507. Tahun 2018 modal kerja bersih
dan utang jangka pendek 368,380. Tahun 2019 modal kerja bersih mengalami
kenaikan sebesar 1,300,024 dengan total aktiva lancar sebesar 1,716,235 dan