Disusun Oleh
ii
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 34
3.2.1 Lokasi Penelitian .............................................................. 34
3.2.2 Waktu Penelitian .............................................................. 35
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ...................................... 35
3.3.1 Populasi ............................................................................ 35
3.3.2 Sampel ............................................................................. 35
3.3.3 Teknik Sampling .............................................................. 36
3.4. Instrumen Penelitian .................................................................... 36
3.5. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 36
3.6. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ...................................... 37
3.6.1 Teknik Analisis Data ....................................................... 37
3.6.2 Uji Hipotesis .................................................................... 37
3.7. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 41
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan ekonomi berkembang pesat dan
persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Hal ini membuat perusahaan-
persaingan yang ada, sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai.
Salah satu strategi perusahaan untuk berkembang lebih besar dan kuat dalam
saat ini.
satu strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar perusahaan bisa bertahan
dalam persaingan atau bahkan berkembang adalah dengan melakukan marger dan
target. Arti dari Marger dan Akuisisi memang berlainan tetapi pada prinsipnya
combination), sehingga kedua istilah ini sering dibicarakan secara bersama dan
1
2
melakukan marger dan akuisisi ialah sebagai pembuktian diri atas pertumbuhan
kepada optimalisasi peningkatan nilai dan manfaat yang dirasakan baik dari pihak
pengambil alih dan yang diambil alih, serta berkaitan dengan optimalnya aktivitas
kegiatan akuisisi, namun timbul suatu hubungan yakni perusahaan induk dan
perusahaan anak.
kinerja keuangan perusahaan yang meningkat atau menurun yang diukur dari
yang dilakukan, dan sebaliknya jika kinerja keuangan menurun maka keputusan
Rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis bagi keuangan untuk
terdapat pada pos laporan keuangan seperti neraca dan laporan laba rugi (Fahmi
Irham, 2010). Analisis rasio yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dan melunasi seluruh kewajiban financial pada waktu yang telah ditentukan.
dapat dihitung sejumlah rasio yang dijadikan sebagai dasar penilaian kinerja
Indonesia yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan
(Persero) Tbk. yang sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk dan
sekarang menjadi perusahaan induk dari perseroan. Lebih dari satu dekade
perseroan berbenah dan berupaya keras meningkatkan nilai perseroan di mata para
dipicu untuk mewujudkan visi perseroan menjadi produsen semen yang terefisien
lainnya.
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti
melakukan akuisisi.
b. Bagi Universitas
Penelitian ini dapat menambah referensi dan juga ilmu pengetahuan untuk
c. Bagi Perusahaan
TINJAUAN PUSTAKA
dengan cepat, makna lain akuisisi adalah membeli atau mendapatkan. Pengertian
akuisisi menurut (Kamaludin, Karona, dan Berto, 2015) adalah “Upaya pengambil
alihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang dilakukan dengan
cara membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan, dimana perusahaan yang
diambil alih tetap memiliki badan hukum sendiri dan dengan maksud
masing tetap beroperasi sebagai suatu badan hukum yang berdiri sendiri.
7
8
1. Motif Ekonomi
perusahaan dan pemegang saham. Akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan
panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh karena itu,
tujuan ini. Motif strategi juga termasuk motif ekonomi ketika aktivitas akuisisi
2. Motif Sinergi
akuisisi yang lebih besar dari pada penjumlahan. Nilai masing-masing perusahaan
3. Motif Diversifikasi
melakukan diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula, maka perusahaan
tidak lagi berada pada koridor yang mendukung kompetensi inti (core
silang.
4. Motif Nonekonomi
saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat nonekonomi seperti prestise dan
ambisi. Motif non ekonomi bisa berasal dari manajemen perusahaan, dan dapat
a. Hubris Hypothesis
semakin besar pula kompensasi yang mereka terima. Kompensasi yang mereka
terima bukan hanya materi, tetapi juga berupa pengakuan, penghargaan, dan
aktualisasi diri.
10
b. Ambisi Pemilik
Hal ini biasanya terjadi pada pemilik perusahaan yang memiliki kendali dalam
tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lainnya dalam suatu laporan
keuangan adalah bagian dari analisis bisnis atas prospek dan risiko perusahaan
melalui evaluasi atas bisnis lingkungan perusahaan, strateginya serta posisi dan
kinerja keuangannya.
antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dengan menggunakan alat
analisa berupa rasio yang menjelaskan gambaran kepada penganalisa tentang baik
11
atau buruk keadaan keuangan perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut
dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan
keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian,
keuangan atau financial ratio ini sangat penting gunanya untuk melakukan
analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan
menengah pada umumnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka
Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara lebih sederhana yaitu dengan
tolak ukur, tolak ukur yang sering digunakan adalah rasio dan indeks, yang
(income statement), dan laporan arus kas (cash flow statement) (Fahmi,2011:45).
pinjaman.
stakeholder organisasi.
Rasio keuangan ini sangat penting gunanya yaitu untuk melakukan analisa
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Rasio lancar atau current ratio (CR) merupakan rasio untuk mengukur
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio lancar dapat
Aktiva Lancar
x 100
Hutang Lancar
(Sartono, 2011)
b. Quick Ratio
(Sartono 2011)
Quick ratio yang rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar
c. Cash Ratio
Rasio kas atau Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. Cash
jangka pendeknya dengan menggunakan dana kas yang tersedia. Sebaliknya, cash
penjualan aktiva yang lain untuk menutupi kekurangan dana kas. Rata-rata standar
industri untuk cash ratio adalah 50%. Rumus cash ratio yang digunakan yaitu :
(Kasmir, 2013)
2. Rasio Aktivitas
(Oktaryani Merlin Tumbiri, 2019) rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan
daya yang ada. Rasio yang digunakan dalam menganalisis tingkat aktivitas adalah :
mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam piutang usaha akan berputar
dalam satu periode atau berapa lama (dalam hari) rata-rata penagihan piutang
usaha. Semakin tinggi rasio perputaran piutang usaha menunjukkan bahwa modal
kerja yang tertanam dalam piutang usaha semakin kecil dan hal ini berarti
Penjualan Kredit
Perputaran Piutang Usaha
Rata Rata Piutang Usaha
15
telah dijual selama periode tertentu, misalnya selama tahun tertentu. Angka ini
digunakan :
Penjualan
Perputaran Persediaan
Persediaan
(Sartono 2011)
sedang memiliki kelebihan modal kerja. Hal ini mungkin disebabkan karena
rendahnya perputaran persediaan barang dagang atau piutang usaha atau bisa juga
karena terlalu besarnya saldo kas. Sebaliknya perputaran modal kerja yang tinggi
piutang usaha, atau bisa juga karena terlalu kecilnya saldo kas (Hery, 2015).
Penjualan
Perputaran Modal Kerja
Rata Rata Aset Lancar
16
atau dengan kata lain untuk mengukur seberapa efektif kapasitas aset tetap turut
perusahaan memiliki kelebihan kapasitas aset tetap, dimana aset tetap yang ada
Penjualan
Perputaran Aset etap
Rata Rata Aset etap
atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Perputaran total
aset yang rendah berarti perusahaan memiliki kelebihan total aset, dimana total
aset yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menciptakan penjualan
Penjualan
Perputaran otal Aset x 1 Kali
Rata Rata otal Aset
17
3. Rasio Profitabilitas
dengan penjualan, asset maupun modal sendiri.” Rasio yang digunakan dalam
besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Semakin tinggi hasil
pengembalian atas aset berarti semakin besar pula jumlah laba bersih yang
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya,
semakin rendah hasil pengembalian atas aset berarti semakin rendah pula jumlah
laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset
Laba Bersih
Hasil Pengembalian atas Aset
otal Aset
seberapa besar konstribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Semakin tinggi
hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih
yang dihasilkan dari setiap dana yang tertanam dalam ekuitas. Sebaliknya,
semakin rendah hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin rendah pula
18
jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam
Laba Bersih
Hasil Pengembalian atas quitas
otal quitas
besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih. Semakin tinggi margin laba
kotor berarti semakin tinggi pula laba kotor yang dihasilkan dari penjualan bersih
Laba Kotor
Margin Laba Kotor
Penjualan Bersih
mengukur besarnya persentase laba operasional atas penjualan bersih. Rasio ini
tinggi margin laba operasional berarti semakin tinggi pula laba operasional yang
dihasilkan dari penjualan bersih (Hery, 2015). Rumus margin laba operasional :
Laba Operasional
Margin Laba Operasional
Penjualan Bersih
19
besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih. Semakin tinggi margin laba
bersih berarti semakin tinggi pula laba bersih yang dihasilkan dari penjualan
bersih. Hal ini disebabkan karena tingginya laba sebelum pajak penghasilan.
Sebaliknya semakin rendah margin laba bersih berarti semakin rendah pula laba
bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih (Hery, 2015). Rumus margin laba
bersih:
Laba Bersih
Margin Laba Bersih
Penjualan Bersih
4. Rasio Solvabilitas
perusahaan adalah :
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Semakin tinggi debt
ratio maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tidak dapat
otal Utang
Rasio Utang terhadap Aset
otal Aktiva
20
mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal. Rasio ini berguna untuk
kreditor dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan (Hery, 2015).
Semakin tinggi rasio ini akan menunjukkan kinerja yang buruk bagi perusahaan,
maka perusahaan harus berusaha agar DER bernilai rendah atau berada dibawah
standar industri yaitu 90% atau 0.9 (Kasmir, 2008 dalam Oktaryani Merlin
otal Utang
Rasio Utang terhadap quitas
otal Modal
c. Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal (Long Trn Debt To Equity
Ratio)
modal. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah
dana yang disediakan oleh kreditor jangka panjang dengan jumlah yang berasal
dari pemilik perusahaan (Hery, 2015 dalam Oktaryani Merlin Tumbiri, 2019).
times interest earned ratio naka berarti semakin besar pula kemampuan
perusahaan untuk membayar bunga (Hery, 2015). Rumus rasio kelipatan bunga
yang dihasilkan :
Liabilities Ratio)
Laba Operasional
Rasio Laba Operasional terhadap Kewajiban
Kewajiban
22
dan investor. Tentu saja fungsi tersebut tidak sesederhana itu. Berikut
penjelasannya.
saham.
evaluasi.
terbaik.
datang.
merupakan segala sesuatu yang dapat diberi berbagai nilai, dapat berupa angka
atau atribut yang menggunakan ukuran atas skala dalam suatu kisaran nilai.
2015).
seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin
besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan
kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar,
Debt to Asset Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar seluruh utang dijamin oleh aset perusahaan. Debt to asset ratio dihitung
otal Utang
otal Aset
(Sudana, 2015):
Laba Bersih
(NPM)
Penjualan
Penjualan Bersih
otal Asset
lain dengan tepat mempertahankan identitas dari perusahaan yang diambil alih.
perusahaan yang diambil alih disebut dengan perusahaan target (target company)
(Sitanggang, 2013).
Akuisisi dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah acquisition atau take
over yang berarti sebuah perusahaan mengambilalih control modal (saham) atas
company). Kata acquisition berasal dari acquire yang berarti mendapatkan sesuatu
atau keuntungan atas usaha sendiri (to get or gain by one). Dalam dunia hukum
dalam bisnis, yang dimaksud dengan akuisisi adalah setiap perbuatan hukum
untuk mengambilalih seluruh atau sebagian besar saham dan atau aset dari
perusahaan lain.
tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lainnya dalam suatu laporan
2012) yaitu : Analisis rasio keuangan adalah bagian dari analisis bisnis atas
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
terdapat perbedaan
signifikan pada total
asset turnover pada 1 dan
2 tahun setelah
perusahaan melakukan
marger dan akuisisi.
rasio keuangan PT Semen Tonasa sebelum dan sesudah bergabung atau akuisisi
dalam melakukan akuisisi atau penggabungan akan terlihat dari keuangan suatu
likuiditas yang diukur dengan menghitung Quick Ratio (QR), rasio profitabilitas
yang diukur dengan menghitung Return on Asset (ROA) dan Net Profit Margin
32
(NPM), rasio solvabilitas yang diukur dengan menghitung Debt to Asset Turnover
(DAR) dan rasio aktivitas yang diukur dengan Turn Asset Turnover (TATO).
Rasio Keuangan PT
Semen Tonasa
Sebelum Bergabung
dengan SIG Quick Ratio (QR)
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
33
2.6 Hipotesis
karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum
atau kuesioner. Berdasarkan teori dan kerangka konseptual diatas hipotesis dari
signifikan dan dilihat dari kinerja perusahaan sebelum bergabung dengan SIG.
signifikan dan dilihat dari kinerja perusahaan sesudah bergabung dengan SIG.
BAB III
METODE PENELITIAN
ini, data yang akan dianalisis adalah data sekunder. Data sekunder tersebut berupa
Tonasa.
34
35
2020.
3.2.3 Populasi
objek transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari atau menjadi
objek penelitian (Kuncoro 2013). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi
adalah analisis rasio keuangan PT Semen Tonasa sebelum dan sesudah bergabung
dengan SIG.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro. 2013).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, dikarenakan keterbatasan tenaga dan waktu, maka peneliti
dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari
dalam sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk
itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative, (Sugiyono.
2014).
Dalam penelitian ini yang akan menjadi sampel yaitu analisis rasio
keuangan PT Semen Tonasa sebelum bergabung dengan SIG dari tahun 2013-
yang dibuat oleh peneliti sendiri, dalam penelitian ini yang akan menjadi sampel
yaitu analisis rasio keuangan PT Semen Tonasa sebelum bergabung dengan SIG
cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku,
arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan
report dan data-data yang didapatkan secara langsung dari Kantor PT Semen
Tonasa.
normal atau tidak. Uji normalitas penting dilakukan karena untuk menentukan alat
uji statistik apa yang sebaiknya digunakan untuk pengujian hipotesis, apabila
berdistribusi tidak normal maka lebih sesuai dipilih alat uji statistik non
parametrik dalam pengujian hipotesis. Uji beda dua rata-rata (Uji t) dipilih karena
masing variabel penelitian pada periode sebelum dan sesudah melakukan akuisisi
dengan cara, apabila hasil signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi yang
sudah ditentukan (> 0,05) maka H0 diterima dan data tersebut terdistribusi normal.
Sebaliknya apabila signifikansi uji lebih kecil dari signifikansi yang ditentukan (<
0,05) maka H0 ditolak dan data tersebut dinyatakan terdistribusi tidak normal.
paramentrik paired sample t-test. Uji ini digunakan untuk menguji apakah ada
perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan (Ghozali, 2011). Uji paired
38
signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%, sehingga apabila
hasil signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi yang sudah ditentukan (>
0,05) maka H0 diterima, sebaliknya apabila signifikansi uji lebih kecil dari
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
1) Quick Ratio
seberapa besar konstribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain,
rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
39
perbandingan total utang dengan total aset. Dengan kata lain, rasio ini digunakan
untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang, atau seberapa
antara laba bersih setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio
Tabel 3.2
Operasional Variabel
Definisi Indikator
Alexander & Ottay. 2015. Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja
Keuangan pada PT BPR Citra Dumoga Manado. Manado. Jurnal EMBA
Vol. 3. No. 1 Maret 2015.
Aryati, Ida. Setyawati Resti & Burhanudin. (2019). Analisis Kinerja Keuangan
Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar pada BEI Melalui Rasio
Likuiditas, Solvabilitas dan provitabilitas. Edunomika Vol. 03. No. 01
(Februari/2019).
Asyraf, Zikri. (2020). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan
Sesudah Akuisisi pada Perusahaan yang Melakukan Akuisisi (Studi pada
PT XL Axita Tbk tahun periode 2012-2018). Universitas Muhammadiyah
Mataram, 2020.
Bert. Kamaludin & Karona. (2015). Restrukturisasi Marger dan Akuisisi.
Bandung. Bandar Maju.
Esterlina, Prisya & Firdaus, Nila Nuzula. (2017). Analisis Kinerja Keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah marger dan akuisisi. Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB). Vol. 47. No. 2 Juni 2017. Administrasi
bisnis.studentjournal.ub.ac.id.
Fahmi, Irham. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: ALFABETA.
Finansia, Linda. (2017). Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Marger
dan Akuisisi. (Skripsi) Diunduh melalui: https://eprints.uny.ac.id.
(18/11/2019).
Hariyani, Iswi, dkk. (2011). Marger, Akuisisi, Konsolidasi & Pemisahan
Perusahaan: Cara Cerdas Mengembangkan & Memajukan Perusahaan. Ctk
1. Jakarta : Visimedia.
Serfianto. (2010). Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal. Visimedia. Jakarta.
Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: CAPS (Center for
Academic Publishing Service).
J. Wild, John & Subramanyam. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
J.P. Sitanggang. (2013). Manajemen Keuangan Perusahaan Lanjutan.
Jakarta:Mitra Wacana Media.
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta.
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Karim, A. (2016). Peningakatan Kapasitas Perempuan Secara Kelembagaan
Dalam Upaya Penanggulangan Kemiskinan Keluarga Nelayan di
Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.
https://www.academia.edu/42545164.
Karim, A. (2016). Manajemen Kebijakan Desentralisasi Fiskal Dalam
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Enrekang.
https://www.academia.edu/42545058.
41
Karim, A. (2017). Manajemen Pengelolaan Bantuan Peralatan Mesin Kepada
Pelaku Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Enrekang.
https://www.academia.edu/42545564.
Karim, A. (2017). Manajemen Pengelolaan Bantuan Peralatan Mesin Kepada
Pelaku Usaha Kecil Dan Menengah di Kabupaten Enrekang.
https://www.academia.edu/42545341.
Karim, A. (2017). Manajemen Pengelolaan Program Pemberdayaan
Penanggulangan Kemiskinan Melalui Kube di Kabupaten Enrekang.
https://www.academia.edu/42545341.
Karim. A. (2019). The Effect of" Axis Hits Bonus" Version Tagline Advertising
and Ambassador Brand Against Axis Cards Awareness. In First
International Conference on Materials Engineering and Management-
Management Section (ICMEMm 2018). Atlantis Press.
Karim, A. (2019). Pengaruh Tagline Iklan Versi “Axis Hits Bonus” Dan Brand
Ambassador Terhadap Brand Awareness Kartu Axis (Studi Pada
Mahasiswa STIE Amkop Makassar). Movere Journal, 1(1), 1-13.
Moin, A. (2007). Marger, Akuisisi & Divestasi. Yogyakarta. EKONISIA. Edisi 2.
Cetakan 2.
Munawir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty.
Yogyakarta.
Noor, Juliansyah. (2014). Metodologi penelitian. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Philliphus, Ergi Hanayanto. (2017). Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan
Sesudah Akuisisi pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar Dibursa
Efek Indonesia (BEI).
Prawironegoro, Darsono. Utari Dewi & Ari Purwanti. (2014). Manajemen
Keuangan Edisi Revisi. Jakarta. Mitra Wacana Medis.
Sartono, Agus. (2011). Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). BPFE.
Yogyakarta.
Setiawan, Irwan Amdani. (2013). Analisis Rasio Keuangan untuk Mengukur
Kinerja Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa TBK Sebelum dan
Sesudah Akuisisi Periode 2007-2011. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol.2 No. 1 Mei 2013 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id.
Sudana, I Made. (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi kedua. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Edisi Dua Belas. Cetakan ke tujuh
belas. Alfabeta. Bandung.
Suhendro, Dedi. (2017). Analisis Profitabilitas dan Likuiditas untuk Menilai
Kinerja Keuangan pada PT Siantar Top Tbk. Sumatera Utara. Jurnal Vol.
4. No. 2. 09 November 2018. Diunduh minggu 16/07/2020.
Tumbira, Oktaryani Merlin. (2019). Analisis Rasio Keuangan untuk Mengetahui
Kinerja Keuangan Perusahaan Semen Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2017. Program studi manajemen fakultas ekonomi.
Universitas Sanata Dharma 2019. Yogyakarta.
42
Vincensia, Serenade. (2018). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Perusahaan Sebelum dan Sesudah Akuisisi. (Skripsi) Diunduh melalui :
http://repository.usd.ac.id. (20/11/2019).
Website
http://sementonasa.co.id
43