Anda di halaman 1dari 46

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS RASIO KEUANGAN PT SEMEN TONASA


SEBELUM DAN SESUDAH BERGABUNG
DENGAN SIG (Semen Indonesia Grup)

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh


Ujian Kompherensip (Skripsi)

Disusun Oleh

NAMA : ANDI SRI NOVIANTI


NOMOR STAMBUK : 16 02 034
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


AMKOP MAKASSAR
2020
DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan ............................................................................................ i


Daftar Isi .............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
1.4. Kegunaan Hasil Penelitian ............................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 7
2.1. Tinjauan Teori................................................................................ 7
2.1.1 Pengertian Akuisisi ............................................................ 7
2.1.2 Motif Melakukan Akuisisi ................................................. 8
2.1.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan ............................... 10
2.1.4 Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan ............................... 12
2.1.5 Fungsi Analisis Rasio Keuangan ..................................... 22
2.1.6 Manfaat Analisis Rasio Keuangan ................................... 22
2.2. Teori Variabel Bebas ................................................................... 24
2.2.1 Quick Ratio ...................................................................... 24
2.2.2 Return On Asset ............................................................... 24
2.2.3 Debt to Asset Ratio .......................................................... 25
2.2.4 Net Profit Margin............................................................. 25
2.2.5 Turn Asset Turnover ........................................................ 25
2.3. Teori Variabel Terikat ................................................................. 26
2.3.1 Pengertian Akuisisi .......................................................... 26
2.3.2 Analisis Rasio Keuangan ................................................. 26
2.4. Penelitian Terdahulu .................................................................... 27
2.5. Kerangka Konseptual ................................................................... 31
2.6. Hipotesis ...................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................ 34
3.1. Desain dan Pendekatan Penelitian ............................................... 34

ii
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...................................................... 34
3.2.1 Lokasi Penelitian .............................................................. 34
3.2.2 Waktu Penelitian .............................................................. 35
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ...................................... 35
3.3.1 Populasi ............................................................................ 35
3.3.2 Sampel ............................................................................. 35
3.3.3 Teknik Sampling .............................................................. 36
3.4. Instrumen Penelitian .................................................................... 36
3.5. Teknik Pengumpulan Data........................................................... 36
3.6. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis ...................................... 37
3.6.1 Teknik Analisis Data ....................................................... 37
3.6.2 Uji Hipotesis .................................................................... 37
3.7. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 41

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada era globalisasi saat ini, pertumbuhan ekonomi berkembang pesat dan

persaingan dalam dunia usaha semakin ketat. Hal ini membuat perusahaan-

perusahaan melakukan berbagai strategi agar bisa bertahan dan memenangkan

persaingan yang ada, sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai.

Salah satu strategi perusahaan untuk berkembang lebih besar dan kuat dalam

persaingan yaitu dengan melakukan perluasan usaha. Strategi akuisisi merupakan

alternatif perluasan usaha yang banyak dilakukan perusahaan-perusahaan pada

saat ini.

Menurut (Koesnandi dalam Philliphus ergi hanayanto. 2017) bahwa salah

satu strategi yang dapat dilakukan oleh perusahaan agar perusahaan bisa bertahan

dalam persaingan atau bahkan berkembang adalah dengan melakukan marger dan

akuisisi. Marger merupakan penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi

satu kekuatan untuk memperkuat posisi perusahaan. Akuisisi merupakan

pengambil-alihan (take over) sebagai atau keseluruhan saham perusahaan lain

sehingga perusahaan pengambil-alih mempunyai hak kontrol atas perusahaan

target. Arti dari Marger dan Akuisisi memang berlainan tetapi pada prinsipnya

sama yaitu dalam membicarakan tentang penggabungan usaha (Bussines

combination), sehingga kedua istilah ini sering dibicarakan secara bersama dan

dapat dipetukarkan (interchangeable).

1
2

Banyaknya perusahaan yang melakukan marger dan akuisisi disebabkan

perusahaan tersebut memiliki tujuan tertentu. Tujuan mendasar perusahaan

melakukan marger dan akuisisi ialah sebagai pembuktian diri atas pertumbuhan

dan pengembangan (ekspansi) aset dari perusahaan maupun penjualan sehingga

dapat meningkatkan sinergi perusahaan (Utari dkk, 2014). Sinergi mengacu

kepada optimalisasi peningkatan nilai dan manfaat yang dirasakan baik dari pihak

pengambil alih dan yang diambil alih, serta berkaitan dengan optimalnya aktivitas

operasional yang mengarah pada peningkatan output dan outcome dari

implementasi konsep economic of scale (Kamaludin dkk, 2015).

Pada dasarnya, kegiatan akuisisi berbeda dengan kegiatan marger ataupun

jenis ekspansi usaha lainnya. Pada kegiatan akuisisi, perusahaan yang

mengakuisisi dan perusahaan yang diakuisisi tetap eksis. Penggabungan usaha

tersebut tidak mengubah status hukum kedua perusahaan yang melakukan

kegiatan akuisisi, namun timbul suatu hubungan yakni perusahaan induk dan

perusahaan anak.

Perbedaan yang terjadi setelah perusahaan melakukan akuisisi adalah

kinerja keuangan perusahaan yang meningkat atau menurun yang diukur dari

analisis rasio keuangan. Kinerja keuangan perusahaan yang meningkat akan

menjadikan perusahaan berdaya saing tinggi. Sebaliknya kinerja keuangan

perusahaan yang menurun akan menjadikan perusahaan tidak mampu bersaing.

Kinerja keuangan yang meningkat merupakan prestasi dari keputusan akuisisi

yang dilakukan, dan sebaliknya jika kinerja keuangan menurun maka keputusan

melakukan akuisisi adalah salah.


3

Rasio keuangan merupakan salah satu alat analisis bagi keuangan untuk

menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang

terdapat pada pos laporan keuangan seperti neraca dan laporan laba rugi (Fahmi

Irham, 2010). Analisis rasio yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

bagi investor untuk membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian

perusahaan dan proyek dimasa yang akan datang.

Menurut (Ottay dan Alexander. 2015) mengatakan bahwa, rasio keuangan

digunakan sebagai alat analisis dalam mengukur kondisi keuangan suatu

perusahaan untuk memutuskan penerapan perencanaan perusahaan pada periode

yang akan datang. (Suhendro. 2017) berpendapat bahwa, rasio likuiditas

menunjukkan tentang kapasitas perusahaan dalam menjalankan setiap kegiatan

dan melunasi seluruh kewajiban financial pada waktu yang telah ditentukan.

Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan dapat

dapat dihitung sejumlah rasio yang dijadikan sebagai dasar penilaian kinerja

keuangan perusahaan. Rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Menurut (Hery

2015) Rasio likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Rasio solvabilitas

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya.

Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atas pemanfaatan

sumber daya yang dimiliki perusahaan, atau untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Dan rasio profitabilitas

menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.


4

PT Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan Timur

Indonesia yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa Biringere, Kecamatan

Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer dari kota Makassar. Sejak 15

September 1995 PT Semen Tonasa bergabung dengan PT Semen Indonesia

(Persero) Tbk. yang sebelumnya bernama PT Semen Gresik (Persero) Tbk dan

sekarang menjadi perusahaan induk dari perseroan. Lebih dari satu dekade

perseroan berbenah dan berupaya keras meningkatkan nilai perseroan di mata para

pemegang saham dan pemangku kepentingan. Berbagai terobosan strategi dan

program kerja dalam meningkatkan kinerja Perseroan secara terintegrasi terus

dipicu untuk mewujudkan visi perseroan menjadi produsen semen yang terefisien

dan mempunyai keunggulan yang kompetitif diantara para produsen semen

lainnya.

Perusahaan dikatakan mengalami keuntungan ataupun kerugian dari

melakukan akuisisi dapat dilihat dari rasio keuangan perusahaan, setelah

melakukan penggabungan usaha. Analisis rasio keuangan merupakan cara yang

paling efektif karena dapat memberikan gambaran kondisi suatu perusahaan,

keadaan keuangan perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah

disampaikan diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan

judul “Analisis Rasio Keuangan PT Semen Tonasa Sebelum dan Sesudah

Bergabung Dengan SIG (Semen Indonesia Grup)”.


5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah analisis rasio keuangan PT Semen Tonasa sebelum

bergabung dengan SIG 2010-2012 diukur menggunakan analisis rasio

likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas ?

2. Bagaimanakah analisis rasio keuangan PT Semen Tonasa sesudah

bergabung dengan SIG 2012-2014 diukur menggunakan analisis rasio

likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas ?

1.3 Tujuan Penulisan

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah penulis jelaskan

diatas,maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui analisis rasio keuangan PT Semen Tonasa sebelum

bergabung dengan SIG 2012-2014 jika menggunakan analisis rasio

likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas.

2. Untuk mengetahui analisis rasio keuangan PT Semen Tonasa sesudah

bergabung dengan SIG 2012-2014 jika menggunakan analisis rasio

likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas.


6

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan, dan

bermanfaat bagi penulis terutama mengenai rasio keuangan perusahaan setelah

melakukan akuisisi.

b. Bagi Universitas

Penelitian ini dapat menambah referensi dan juga ilmu pengetahuan untuk

penelitian-penelitian selanjutnya terutama mengenai analisis rasio keuangan

sebelum dan sesudah akuisisi.

c. Bagi Perusahaan

Diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan

pertimbangan untuk perusahaan dalam mengambil keputusan melakukan akuisisi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Pengertian Akuisisi

Akuisisi merupakan strategi perusahaan untuk meningkatkan pertumbuhan

dengan cepat, makna lain akuisisi adalah membeli atau mendapatkan. Pengertian

akuisisi menurut (Kamaludin, Karona, dan Berto, 2015) adalah “Upaya pengambil

alihan kepemilikan suatu perusahaan oleh perusahaan lain yang dilakukan dengan

cara membeli sebagian atau seluruh saham perusahaan, dimana perusahaan yang

diambil alih tetap memiliki badan hukum sendiri dan dengan maksud

meningkatkan pertumbuhan usaha.”

Akuisisi menurut (Hariyani, ddk, 2011) adalah “Pengambilalihan

perusahaan dengan cara membeli saham mayoritas perusahaan sehingga menjadi

pemegang saham pengendali. Dalam peristiwa akuisisi, baik perusahaan yang

mengambil alih (pengakuisisi) maupun perusahaan yang diambil alih (diakuisisi)

tetap hidup sebagai badan hukum yang terpisah.”

Menurut (Sudana, 2011) akuisisi adalah penggabungan dua perusahaan

yang mana perusahaan akuisitor membeli sebagian saham perusahaan yang

diakuisisi, sehingga pengendalian manajemen perusahaan yang diakuisisi

berpindah kepada perusahaan akuisitor, sementara kedua perusahaan masing-

masing tetap beroperasi sebagai suatu badan hukum yang berdiri sendiri.

7
8

2.1.2 Motif Melakukan Akuisisi

Motif perusahaan melakukan akuisisi menurut (Moin dalam Heriyani.

2011) meliputi empat macam, sebagai berikut:

1. Motif Ekonomi

Esensi tujuan perusahaan dalam perspektif manajemen keuangan adalah

seberapa besar perusahaan mampu menciptakan nilai (value creation) bagi

perusahaan dan pemegang saham. Akuisisi memiliki motif ekonomi yang tujuan

panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut. Oleh karena itu,

seluruh aktivitas dan pengambilan keputusan harus diarahkan untuk mencapai

tujuan ini. Motif strategi juga termasuk motif ekonomi ketika aktivitas akuisisi

yang dilakukan untuk mencapai posisi strategis perusahaan agar memberikan

keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Biasanya perusahaan melakukan akuisisi

untuk mendapatkan economies of scale dan economies of scope.

2. Motif Sinergi

Salah satu motivasi utama perusahaan melakukan akuisisi adalah

menciptakan sinergi. Sinergi merupakan nilai keseluruhan perusahaan setelah

akuisisi yang lebih besar dari pada penjumlahan. Nilai masing-masing perusahaan

sebelum akuisisi. Sinergi dihasilkan melalui kombinasi aktivitas secara simultan

dari kekuatan elemen-elemen perusahaan yang bergabung sedemikian rupa

sehingga gabungan aktivitas tersebut menghasilkan efek lebih besar dibandingkan

dengan penjumlahan aktivitas-aktivitas perusahaan jika mereka bekerja sendiri.


9

3. Motif Diversifikasi

Diversifikasi adalah strategi pemberagaman bisnis yang bisa dilakukan

melalui akuisisi. Diversifikasi dimaksud untuk mendukung aktivitas bisnis dan

operasi perusahaan untuk mengamankan posisi bersaing. Akan tetapi jika

melakukan diversifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula, maka perusahaan

tidak lagi berada pada koridor yang mendukung kompetensi inti (core

competence). Disamping memberikan manfaat seperti transfer teknologi dan

pengalokasian modal, diversifikasi juga membawa kerugian yaitu adanya subsidi

silang.

4. Motif Nonekonomi

Aktivitas akuisisi terkadang dilakukan bukan untuk kepentingan ekonomi

saja tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat nonekonomi seperti prestise dan

ambisi. Motif non ekonomi bisa berasal dari manajemen perusahaan, dan dapat

terjadi karena adanya hal-hal berikut:

a. Hubris Hypothesis

Hipotesis ini menyatakan bahwa akuisisi dilakukan karena “ketamakan”

dan kepentingan pribadi para eksekutif perusahaan. Mereka menginginkan ukuran

perusahaan yang lebih besar. Dengan semakin besarnya ukuran perusahaan,

semakin besar pula kompensasi yang mereka terima. Kompensasi yang mereka

terima bukan hanya materi, tetapi juga berupa pengakuan, penghargaan, dan

aktualisasi diri.
10

b. Ambisi Pemilik

Adanya ambisi dari pemilik perusahaan untuk menguasai berbagai sektor

bisnis dan menjadikan aktivitas akuisisi sebagai strategi perusahaan untuk

menguasai perusahaan-perusahaan yang ada untuk membangun “kerajaan bisnis”.

Hal ini biasanya terjadi pada pemilik perusahaan yang memiliki kendali dalam

pengambilan keputusan perusahaan.

2.1.3 Pengertian Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan

tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lainnya dalam suatu laporan

keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan salah satu teknik dalam

menganalisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan

dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang terdapat pada laporan keuangan

dalam bentuk rasio keuangan yang menjelaskan kepada penganalisis mengenai

keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan. Pengertian Analisis rasio

keuangan menurut (Subramanyam dan Wild, 2012) yaitu : Analisis rasio

keuangan adalah bagian dari analisis bisnis atas prospek dan risiko perusahaan

untuk kepentingan pengambilan keputusan dengan menstrukturkan tugas analisis

melalui evaluasi atas bisnis lingkungan perusahaan, strateginya serta posisi dan

kinerja keuangannya.

Menurut (Munawir, 2010) Analisis rasio keuangan adalah rasio yang

menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan (mathematical relationship)

antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dengan menggunakan alat

analisa berupa rasio yang menjelaskan gambaran kepada penganalisa tentang baik
11

atau buruk keadaan keuangan perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut

dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar.

Menurut Kasmir (2014:104) “Rasio keuangan merupakan kegiatan

membandingkan angka-angka yang ada didalam laporan keuangan. Perbandingan

dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen dalam satu laporan

keuangan atau antar komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian,

angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode.”

Pengertian Rasio keuangan menurut Irham Fahmi (2012:107) “Rasio

keuangan atau financial ratio ini sangat penting gunanya untuk melakukan

analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan

menengah pada umumnya lebih banyak tertarik kepada kondisi keuangan jangka

pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang memadai.

Informasi tersebut dapat diketahui dengan cara lebih sederhana yaitu dengan

menghitung rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan keinginan.”

Untuk menilai kondisi keuangan suatu perusahaan diperlukan beberapa

tolak ukur, tolak ukur yang sering digunakan adalah rasio dan indeks, yang

menghubungkan data keuangan. Analisis rasio keuangan sendiri dimulai dengan

laporan keuangan dasar yaitu neraca (balancesheet), perhitungan rugi laba

(income statement), dan laporan arus kas (cash flow statement) (Fahmi,2011:45).

Manfaat analisis rasio keuangan (Fahmi,2011:47) yaitu:

1) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat

menilai kinerja dan prestasi perusahaan.


12

2) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai

rujukan untuk membuat perencanaan.

3) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi

kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.

4) Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor untuk

memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi dikaitkan dengan adanya

jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok

pinjaman.

5) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak

stakeholder organisasi.

Rasio keuangan ini sangat penting gunanya yaitu untuk melakukan analisa

terhadap kondisi keuangan perusahaan.

2.1.4 Jenis-Jenis Analisis Rasio Keuangan

1. Rasio Likuiditas

Menurut (Sartono. 2011), “Rasio Likuiditas adalah rasio yang

menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang

berjangka pendek tepat pada waktunya”. Rasio likuiditas meliputi :

a. Current Ratio

Rasio lancar atau current ratio (CR) merupakan rasio untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang

yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Rasio lancar dapat

dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety)


13

suatu perusahaan. Perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban jangka

pendek (hutang lancar). Rumus yang digunakan :

Aktiva Lancar
x 100
Hutang Lancar

(Sartono, 2011)

Semakin tinggi current Ratio ini berarti semakin besar kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial jangka pendek. Aktiva lancar

yang dimaksud termasuk kas, surat berharga, piutang, dan persediaan.

b. Quick Ratio

Perbandingan antara aktiva lancar setelah dikurangi persediaan dengan

hutang lancar. Rumus yang digunakan :

Aktiva Lancar Persediaan


x 100
Hutang Lancar

(Sartono 2011)
Quick ratio yang rendah menunjukkan adanya investasi yang sangat besar

dalam persediaan atau disebabkan perputaran persediaan yang lambat.

c. Cash Ratio

Rasio kas atau Cash ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar hutang. Cash

ratio yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang

jangka pendeknya dengan menggunakan dana kas yang tersedia. Sebaliknya, cash

ratio yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kekurangan dana


14

kas untuk membayar hutang jangka pendeknya sehingga perlu dilakukan

penjualan aktiva yang lain untuk menutupi kekurangan dana kas. Rata-rata standar

industri untuk cash ratio adalah 50%. Rumus cash ratio yang digunakan yaitu :

Kas etara Kas


x 100
Hutang Lancar

(Kasmir, 2013)

2. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur efektivitas suatu perusahaan

dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya. Menurut (Hery, 2015) dalam

(Oktaryani Merlin Tumbiri, 2019) rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan

untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset yang dimiliki,

termasuk untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber

daya yang ada. Rasio yang digunakan dalam menganalisis tingkat aktivitas adalah :

a. Perputaran Piutang Usaha (Accounts Receivable Turn Over)

Perputaran piutang usaha merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam piutang usaha akan berputar

dalam satu periode atau berapa lama (dalam hari) rata-rata penagihan piutang

usaha. Semakin tinggi rasio perputaran piutang usaha menunjukkan bahwa modal

kerja yang tertanam dalam piutang usaha semakin kecil dan hal ini berarti

semakin baik bagi perusahaan (Hery,2015). Rumus Perputaran piutang usaha :

Penjualan Kredit
Perputaran Piutang Usaha
Rata Rata Piutang Usaha
15

b. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Rasio perputaran persediaan mengukur berapa kali persediaan perusahaan

telah dijual selama periode tertentu, misalnya selama tahun tertentu. Angka ini

mengukur efisiensi pengelolaan persediaan dalam perusahaan. Rumus yang

digunakan :

Penjualan
Perputaran Persediaan
Persediaan

(Sartono 2011)

c. Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over)

Perputaran modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

keefesienan modal kerja (aset lancar) yang dimiliki perusahaan dalam

menghasilkan penjualan. Perputaran modal kerja yang rendah berarti perusahaan

sedang memiliki kelebihan modal kerja. Hal ini mungkin disebabkan karena

rendahnya perputaran persediaan barang dagang atau piutang usaha atau bisa juga

karena terlalu besarnya saldo kas. Sebaliknya perputaran modal kerja yang tinggi

mungkin disebabkan karena tingginya perputaran persediaan barang dagang atau

piutang usaha, atau bisa juga karena terlalu kecilnya saldo kas (Hery, 2015).

Rumus perputaran modal kerja :

Penjualan
Perputaran Modal Kerja
Rata Rata Aset Lancar
16

d. Perputaran Aset Tetap (Fixed Assets Turnover)

Perputaran aset tetap merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

keefektifan aset tetap yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan,

atau dengan kata lain untuk mengukur seberapa efektif kapasitas aset tetap turut

berkombinasi menciptakan penjualan. Perputaran aset tetap yang rendah berarti

perusahaan memiliki kelebihan kapasitas aset tetap, dimana aset tetap yang ada

belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menciptakan penjualan (Hery,2015).

Rumus perputaran aset tetap :

Penjualan
Perputaran Aset etap
Rata Rata Aset etap

e. Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)

Perputaran aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

keefektifan total aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan,

atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Perputaran total

aset yang rendah berarti perusahaan memiliki kelebihan total aset, dimana total

aset yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal untuk menciptakan penjualan

(Hery, 2015). Rumus perputaran total aset :

Penjualan
Perputaran otal Aset x 1 Kali
Rata Rata otal Aset
17

3. Rasio Profitabilitas

Menurut ( artono, 2011), “Rasio profitabilitas adalah rasio yang dapat

mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba, baik dalam hubungan

dengan penjualan, asset maupun modal sendiri.” Rasio yang digunakan dalam

menganalisis tingkat profitabilitas adalah :

a. Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Asset)

Hasil pengembalian atas aset merupakan rasio yang menunjukkan seberapa

besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Semakin tinggi hasil

pengembalian atas aset berarti semakin besar pula jumlah laba bersih yang

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Sebaliknya,

semakin rendah hasil pengembalian atas aset berarti semakin rendah pula jumlah

laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset

(Hery, 2015). Rumus hasil pengembalian atas aset:

Laba Bersih
Hasil Pengembalian atas Aset
otal Aset

b. Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return On Equity)

Hasil pengembalian atas equitas merupakan rasio yang menunjukkan

seberapa besar konstribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Semakin tinggi

hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih

yang dihasilkan dari setiap dana yang tertanam dalam ekuitas. Sebaliknya,

semakin rendah hasil pengembalian atas ekuitas berarti semakin rendah pula
18

jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam

ekuitas (Hery,2015). Rumus hasil pengembalian atas ekuitas :

Laba Bersih
Hasil Pengembalian atas quitas
otal quitas

c. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Margin laba kotor merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih. Semakin tinggi margin laba

kotor berarti semakin tinggi pula laba kotor yang dihasilkan dari penjualan bersih

(Hery, 2015). Rumus margin laba kotor :

Laba Kotor
Margin Laba Kotor
Penjualan Bersih

d. Margin Laba Operasional (Operating Profit Margin)

Margin laba operasional merupakan rasio rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya persentase laba operasional atas penjualan bersih. Rasio ini

dihitung dengan membagi laba operasional terhadap penjualan bersih. Semakin

tinggi margin laba operasional berarti semakin tinggi pula laba operasional yang

dihasilkan dari penjualan bersih (Hery, 2015). Rumus margin laba operasional :

Laba Operasional
Margin Laba Operasional
Penjualan Bersih
19

e. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Margin laba bersih merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih. Semakin tinggi margin laba

bersih berarti semakin tinggi pula laba bersih yang dihasilkan dari penjualan

bersih. Hal ini disebabkan karena tingginya laba sebelum pajak penghasilan.

Sebaliknya semakin rendah margin laba bersih berarti semakin rendah pula laba

bersih yang dihasilkan dari penjualan bersih (Hery, 2015). Rumus margin laba

bersih:

Laba Bersih
Margin Laba Bersih
Penjualan Bersih

4. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan

dalam memenuhi segala kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka

panjang. Rasio yang digunakan untuk menganalisis tingkat solvabilitas

perusahaan adalah :

a. Rasio Utang Terhadap Aset (Debt to Assets Ratio)

Rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur perbandingan antara total utang dengan total aset. Semakin tinggi debt

ratio maka semakin besar pula kemungkinan perusahaan untuk tidak dapat

melunasi kewajibannya (Hery, 2015). Rumus rasio utang terhadap aset :

otal Utang
Rasio Utang terhadap Aset
otal Aktiva
20

b. Rasio Utang Terhadap Equitas (Debt to Equity Ratio)

Rasio utang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal. Rasio ini berguna untuk

mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah dana yang disediakan oleh

kreditor dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan (Hery, 2015).

Semakin tinggi rasio ini akan menunjukkan kinerja yang buruk bagi perusahaan,

maka perusahaan harus berusaha agar DER bernilai rendah atau berada dibawah

standar industri yaitu 90% atau 0.9 (Kasmir, 2008 dalam Oktaryani Merlin

Tumbiri, 2019). Rumus rasio utang terhadap ekuitas :

otal Utang
Rasio Utang terhadap quitas
otal Modal

c. Rasio Utang Jangka Panjang Terhadap Modal (Long Trn Debt To Equity

Ratio)

Rasio utang jangka panjang terhadap modal merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang jangka panjang terhadap

modal. Rasio ini berguna untuk mengetahui besarnya perbandingan antara jumlah

dana yang disediakan oleh kreditor jangka panjang dengan jumlah yang berasal

dari pemilik perusahaan (Hery, 2015 dalam Oktaryani Merlin Tumbiri, 2019).

Rumus rasio utang jangka panjang terhadap modal :

Hutang Jangka Panjang


Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Modal
otal Modal
21

d. Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan (Times Interes Earned Ratio)

Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan menunjukkan sejauh mana atau

berapa kali kemampuan perusahaan dalam membayar bunga. Semakin tinggi

times interest earned ratio naka berarti semakin besar pula kemampuan

perusahaan untuk membayar bunga (Hery, 2015). Rumus rasio kelipatan bunga

yang dihasilkan :

Laba ebelum Bunga Pajak


Rasio Kelipatan Bunga yg ihasilakan
Beban Bunga

e. Rasio Laba Operasional Terhadap Kewajiban (Operating Income to

Liabilities Ratio)

Rasio laba operasional terhadap kewajiban merupakan rasio yang

menunjukkan (sejauh mana atau seberapa kali) kemampuan perusahaan dalam

melunasi seluruh kewajibannya. Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh

mana laba operasional boleh menurun tanpa mengurangi kemampuan perusahaan

dalam melunasi kewajiban. Semakin tinggi rasio laba operasional terhadap

kewajiban berarti semakin besar pula kemampuan perusahaan untuk melunasi

kewajiban (Hery, 2015). Rumus rasio laba operasional terhadap kewajiban :

Laba Operasional
Rasio Laba Operasional terhadap Kewajiban
Kewajiban
22

2.1.5 Fungsi Analisis Rasio Keuangan

Fungsi umum analisis rasio keuangan adalah bermanfaat untuk manajemen

dan investor. Tentu saja fungsi tersebut tidak sesederhana itu. Berikut

penjelasannya.

1. Berguna bagi seseorang / perusahaan yang ingin melakukan investasi pada

saham.

2. Memberikan kredit kepada suatu perusahaan.

3. Menentukan tingkat kesehatan perusahaan supplier.

4. Menentukan tingkat kesehatan perusahaan customer / Pelanggan.

5. Menentukan tingkat kesehatan perusahaan ditinjau dari segi karyawannya.

6. Menentukan besarnya pajak yang dibebankan perusahaan kepada

pemerintah atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar suatu industri.

7. Menentukan tingkat perkembangan perusahaan untuk kepentingan

evaluasi.

8. Menentukan tingkat kekuatan keuangan pesaing / competitor (positioning).

9. Menentukan besarnya tingkat kerusakan yang dihadapi perusahaan.

2.1.6 Manfaat Analisis Rasio Keuangan

1. Rasio keuangan merupakan angka-angka dan ikhtisar statistik yang lebih

mudah dibaca dan ditafsirkan, dan merupakan pengganti yang lebih

sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat

rinci dan rumit.

2. Memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta penilaian terhadap

keadaan suatu perusahaan tertentu.


23

3. Memberikan gambaran kepada investor dan kreditor tentang baik atau

buruknya keadaan atau posisi keuangan perusahaan dari suatu periode ke

periode berikutnya. Dengan membandingkan rasio keuangan antara

perusahaan dan antar industri, investor dapat lebih menentukan investasi

terbaik.

4. Dapat menentukan efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang

diwujudkan dalam catatan keuangan dari laporan keuangan untuk

mengevaluasi kemana perusahaan dapat memperbaiki diri. Misalnya, jika

perusahaan memiliki margin kotor mereka.

5. Memungkinkan manager keuangan untuk meramalkan reaksi para calon

investor dan kreditur pada saat mencari tambahan dana.

6. Dapat digunakan untuk membuat keputusan, pertimbangan dan prediksi

berdasarkan tren tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa

datang.

7. Menstandarkan ukuran penelitian perusahaan sehingga memudahkan

dalam mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.

8. Mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan perusahaan dibidang keuangan.

9. Membantu dalam pengawasan perusahaan.

10. Melihat perkembangan usaha perusahaan selama beberapa waktu.

11. Mengevaluasi strategi untuk peningkatan profit diperiode selanjutnya.

12. Mengevaluasi laporan keuangan.


24

2.2 Teori Variabel Bebas

Menurut (Weston dan Copeland dalam Aprilianti, 2014) variabel

merupakan segala sesuatu yang dapat diberi berbagai nilai, dapat berupa angka

atau atribut yang menggunakan ukuran atas skala dalam suatu kisaran nilai.

Dalam penelitian ini variabel yang dioperasionalisasikan adalah rasio-rasio

keuangan yang merupakan alat analisis keuangan untuk menggambarkan kinerja

keuangan perusahaan sebelum dan sesudah melakukan akuisisi. Ada 5 rasio

keuangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

2.2.1 Quick Ratio

Quick Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan membayar utang lancar dengan menggunakan aktiva lancar (selain

persediaan) yang dimiliki. Quick ratio dihitung menggunakan rumus (Sudana,

2015).

Aktiva Lancar Persediaan


Utang Lancar

2.2.2 Return On Asset

Return On Asset mengukur kemampuan perusahaan dengan menggunakan

seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin

besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan

kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar,

dan sebaliknya (Sudana, 2015) :


25

Laba Bersih etelah Pajak


(ROA)
otal Aset

2.2.3 Debt to Asset Ratio

Debt to Asset Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa

besar seluruh utang dijamin oleh aset perusahaan. Debt to asset ratio dihitung

dengan menggunakan rumus (Sudana, 2015):

otal Utang
otal Aset

2.2.4 Net Profit Margin

Net Profit Margin adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari penjualan yang

dilakukan perusahaan. Net profit margin dihitung dengan menggunakan rumus

(Sudana, 2015):

Laba Bersih
(NPM)
Penjualan

2.2.5 Turn Asset Turnover

Turn Asset Turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

efektivitas penggunaan seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan. Turn Asset

Turnover dihitung dengan menggunakan rumus (Sudana, 2015):


26

Penjualan Bersih
otal Asset

2.3 Teori Variabel Terikat

2.3.1 Pengertian Akuisisi

Akuisisi merupakan pengambilalihan suatu perusahaan oleh perusahaan

lain dengan tepat mempertahankan identitas dari perusahaan yang diambil alih.

Perusahaan pengambil alih disebut dengan acquiring company, sedangkan

perusahaan yang diambil alih disebut dengan perusahaan target (target company)

(Sitanggang, 2013).

Akuisisi dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah acquisition atau take

over yang berarti sebuah perusahaan mengambilalih control modal (saham) atas

perusahaan lain (one company taking over controlling interst in another

company). Kata acquisition berasal dari acquire yang berarti mendapatkan sesuatu

atau keuntungan atas usaha sendiri (to get or gain by one). Dalam dunia hukum

dalam bisnis, yang dimaksud dengan akuisisi adalah setiap perbuatan hukum

untuk mengambilalih seluruh atau sebagian besar saham dan atau aset dari

perusahaan lain.

2.3.2 Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan

tertentu antara elemen yang satu dengan elemen yang lainnya dalam suatu laporan

keuangan (financial statement). Analisis rasio keuangan merupakan salah satu

teknik dalam menganalisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan


27

suatu perusahaan dengan menghubungkan berbagai pemikiran yang terdapat pada

laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan yang menjelaskan kepada

penganalisis mengenai keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan.

Pengertian analisis rasio keuangan menurut (Subramanyam dan Wild,

2012) yaitu : Analisis rasio keuangan adalah bagian dari analisis bisnis atas

prospek dan risiko perusahaan untuk kepentingan pengambilan keputusan dengan

menstrukturkan tugas analisis melalui evaluasi atas bisnis lingkungan perusahaan,

strateginya, serta posisi dan kinerja keuangannya.

2.4 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

NO PENELITI JUDUL VARIABEL METODE HASIL

1. Linda Analisis kinerja Variabel Pemilihan Hasil pengujian paired


Finansia keuangan sebelum dependen : sample t-test untuk rasio
sampel yaitu
2017 dan sesudah marger Kinerja likuiditas yang
purposive
dan akuisisi keuangan. diproksikan dengan
Variabel sampling. current ratio (CR); rasio
independen : aktivitas yang
current ratio, diproksikan dengan fixed
total assets assets turnover (FATO);
turnover, rasio solvabilitas yang
fixed assets diproksikan dengan debt
turnover, to total assets ratio
debt to total (DTAR); rasio
assets ratio, profitabilitas yang
net profit diproksikan dengan net
28

margin, dan profit margin (NPM) dan


return on return on assets (ROA)
assets. pada 1 dan 2 tahun
sesudah marger dan
akuisisi memiliki nilai
Asymp.Sig (2-tailed)
lebih besar dibandingkan
nilai signifikansi yang
ditetapkan α 0.05
(>0.05). Hal ini dapat
diartikan bahwa tidak
terdapat perbedaan
signifikan pada current
ratio fixed assets turn
over, debt to total assets
ratio, net profit margin,
dan return on assets
setelah marger dan
akuisisi. Rasio aktivitas
yang diproksikan dengan
total asset turnover
(TATO) pada 1 tahun
dan 2 tahun sesudah
marger dan
akuisisimemiliki nilai
Asymp, Sig (2-tailed)
0.013 dan 0.006 lebih
kecil dibandingkan nilai
signifikansi yang
ditetapkan α 0.05 (<
0.05). hal ini berarti
29

terdapat perbedaan
signifikan pada total
asset turnover pada 1 dan
2 tahun setelah
perusahaan melakukan
marger dan akuisisi.

2. Zikri Analisis kinerja Variabel Metode Berdasarkan hasil


Asyraf keuangan sebelum dependen : komparatif analisis dapat diketahui
2020 dan sesudah Kinerja dengan bahwa dari empat rasio
akuisisi pada keuangan. pemilihan yang diteliti tiga
perusahaan yang Variabel sampel diantaranya mengalami
melakukan akuisisi independen purposive fluktuasi setelah
(Studi pada PT XL yaitu Current sampling. melakukan akuisisi, yaitu
Axita Tbk Periode Ratio, Net rasio net profit margin,
2012-2018). Profit debt to equity ratio, dan
Margin, Debt total asset turn over.
to Equity Sedangkan rasio current
Ratio, dan ratio menunjukkan
Total Asset penurunan setelah
Turn Over. akuisisi.
3. Suciati Analisis perbedaan Variabel Metode Berdasarkan hasil
Hapsari kinerja keuangan dependen : komparatif analisis dapat diketahui
2016 perusahaan kinerja dengan bahwa satu variabel
sebelum dan keuangan. pemilihan financial laverage
sesudah marger. Variabel sampel multiplier yang
independen : purposive mengalami perbedaan.
financial sampling. Sedangkan variabel
laverage return on total assets,
multiplier, return on equity, total
return on assets turn over, dan net
30

total asset, profit margin tidak


return on mengalami perbedaan
equity, total setelah marger.
assets turn
over, dan net
profit
margin.
4. Hamidah Perbandingan Variabel Metode Berdasarkan hasil uji
dan kinerja keuangan dependen : komparatif beda dari ke 5 rasio
Manasye perusahaan marger,akuisi tersebut terdapat
Novianti sebelum dan si dan kinerja perbedaan yang
2013 sesudah marger dan keuangan. signifikan setelah
akuisisi (pada Variabel melakukan marger dan
perusahaan independen : akuisisi.
pengakuisisi yang current ratio,
terdaftar di bursa debt equity
efek Indonesia ratio,total
periode 2004- asset
2006). ratio,return
on asset, dan
price earning
ratio.
5. Vincensia Analisis Variabel Metode Berdasarkan hasil
Sarenade perbandingan dependen : komparatif analisis yakni rasio
2018 kinerja keuangan kinerja dengan return on asset, debt to
perusahaan keuangan dan pemilihan asset ratio, net profit
sebelum dan akuisisi. sampel margin, dan turn asset
sesudah akuisisi Variabel purposive turn over
independen : sampling. memperlihatkan
quick ratio, perbedaan kinerja
31

return on keuangan yang signifikan


asset, dan nilai mean sebelum
earnings per akuisisi lebih besar dari
share, debt to pada sesudah akuisisi.
asset ratio, Satu rasio yakni quick
net profit ratio memperlihatkan
margin, dan perbedaan kinerja
turn asset keuangan yang signifikan
turnover. dan nilai mean sesudah
akuisisi lebih besar dari
pada sebelum akuisisi.
Sedangkan rasio lain
yakni rasio Earnings per
share tidak
memperlihatkan
perbedaan yang
signifikan.

2.5 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual dalam penelitian ini akan membandingkan antara

rasio keuangan PT Semen Tonasa sebelum dan sesudah bergabung atau akuisisi

dengan SIG. Setelah melakukan akuisisi, biasanya perusahaan akan mengalami

perubahan pada kinerja perusahaan dan posisi keuangan perusahaan. Keberhasilan

dalam melakukan akuisisi atau penggabungan akan terlihat dari keuangan suatu

perusahaan. Hal ini tercermin dalam laporan keuangan perusahaan.

Rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rasio

likuiditas yang diukur dengan menghitung Quick Ratio (QR), rasio profitabilitas

yang diukur dengan menghitung Return on Asset (ROA) dan Net Profit Margin
32

(NPM), rasio solvabilitas yang diukur dengan menghitung Debt to Asset Turnover

(DAR) dan rasio aktivitas yang diukur dengan Turn Asset Turnover (TATO).

Berdasarkan yang sudah dipaparkan diatas, maka kerangka konseptual dari

penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Rasio Keuangan PT
Semen Tonasa
Sebelum Bergabung
dengan SIG Quick Ratio (QR)

Return on Asset (ROA)

Debt to Asset Ratio


Perbandingan
(DAR)

Net Profit Margin


(NPM)

Turn Asset Turnover


Rasio Keuangan PT
(TATO)
Semen Tonasa
Sesudah Bergabung
dengan SIG

Sumber : Diolah Oleh Penulis

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual
33

2.6 Hipotesis

Menurut (Sugiyono, 2017) menyatakan bahwa hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

masalah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara,

karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan teori yang relevan, belum

didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data

atau kuesioner. Berdasarkan teori dan kerangka konseptual diatas hipotesis dari

penelitian ini yaitu :

H1 : Diduga rasio keuangan PT Semen Tonasa tidak mengalami peningkatan yang

signifikan dan dilihat dari kinerja perusahaan sebelum bergabung dengan SIG.

H2 : Diduga rasio keuangan PT Semen Tonasa mengalami peningkatan yang

signifikan dan dilihat dari kinerja perusahaan sesudah bergabung dengan SIG.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain dan Pendekatan Penelitian

Desain dan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian Deskriptif Kuantitatif berupa penelitian yang memanfaatkan data yang

akan dijabarkan secara deskriptif. (Juliansyah, 2013) menjelaskan bahwa

penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu

gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang. Penelitian deskriptif

memusatkan perhatian pada masalah aktual sebagaimana adanya pada saat

penelitian berlangsung. Melalui penelitian deskriptif, peneliti berusaha

mendeskripsikan peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian tanpa

memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut.

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan

pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. Dalam penelitian

ini, data yang akan dianalisis adalah data sekunder. Data sekunder tersebut berupa

bukti, catatan, laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan PT Semen

Tonasa.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat PT Semen Tonasa, Biring

Ere, Kec Bungoro, Kab Pangkep – Sulawesi Selatan – 90651.

34
35

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian direncanakan pada bulan Agustus 2020 – September

2020.

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

3.2.3 Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap biasanya berupa orang,

objek transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari atau menjadi

objek penelitian (Kuncoro 2013). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi

adalah analisis rasio keuangan PT Semen Tonasa sebelum dan sesudah bergabung

dengan SIG.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro. 2013).

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, dikarenakan keterbatasan tenaga dan waktu, maka peneliti

dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari

dalam sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk

itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative, (Sugiyono.

2014).

Dalam penelitian ini yang akan menjadi sampel yaitu analisis rasio

keuangan PT Semen Tonasa sebelum bergabung dengan SIG dari tahun 2013-

2015 dan sesudah bergabung dari tahun 2015-2017.


36

3.3.3 Teknik Sampling

Menurut (Sugiyono, 2015) pengertian Teknik Sampling adalah sebagai

berikut: “Teknik sampling adalah merupakan pengambilan sampel. Untuk

menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai

teknik sampling yang digunakan”. Metode pengambilan sampel yang digunakan

adalah purposive sampling yaitu penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu

yang dibuat oleh peneliti sendiri, dalam penelitian ini yang akan menjadi sampel

yaitu analisis rasio keuangan PT Semen Tonasa sebelum bergabung dengan SIG

dari tahun 2013-2015 dan sesudah bergabung dari tahun 2015-2017.

3.4 Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan instrument untuk

mengumpulkan data, instrument penelitian yang digunakan adalah dokumen yang

berhubungan dengan analisis rasio keuangan PT Semen Tonasa.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan cara dokumentasi. Menurut (Sugiyono, 2015) dokumentasi adalah suatu

cara yang digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku,

arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan

yang dapat mendukung penelitian.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini ialah

teknik dokumentasi, yaitu dengan mengumpulkan data yang berbentuk annual


37

report dan data-data yang didapatkan secara langsung dari Kantor PT Semen

Tonasa.

3.6 Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

3.6.1 Teknik Analisis Data

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi

normal atau tidak. Uji normalitas penting dilakukan karena untuk menentukan alat

uji statistik apa yang sebaiknya digunakan untuk pengujian hipotesis, apabila

berdistribusi normal maka digunakan tes parametrik, sebaliknya apabila data

berdistribusi tidak normal maka lebih sesuai dipilih alat uji statistik non

parametrik dalam pengujian hipotesis. Uji beda dua rata-rata (Uji t) dipilih karena

lebih peka untuk mendeteksi normalitas data dibandingkan dengan pengujian

dengan menggunakan grafik. Hipotesis 0 (H0) dinyatakan bahwa dari masing-

masing variabel penelitian pada periode sebelum dan sesudah melakukan akuisisi

berdistribusi normal. Sedangkan penentuan normal tidaknya data ditentukan

dengan cara, apabila hasil signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi yang

sudah ditentukan (> 0,05) maka H0 diterima dan data tersebut terdistribusi normal.

Sebaliknya apabila signifikansi uji lebih kecil dari signifikansi yang ditentukan (<

0,05) maka H0 ditolak dan data tersebut dinyatakan terdistribusi tidak normal.

3.6.2 Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan metode analisis

paramentrik paired sample t-test. Uji ini digunakan untuk menguji apakah ada

perbedaan rata-rata dua sampel yang berhubungan (Ghozali, 2011). Uji paired
38

sample t-test digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata

dua sampel (dua kelompok) yang berpasangan atau berhubungan. Standar

signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5%, sehingga apabila

hasil signifikansi lebih besar dari tingkat signifikansi yang sudah ditentukan (>

0,05) maka H0 diterima, sebaliknya apabila signifikansi uji lebih kecil dari

signifikansi yang ditentukan (< 0,05) maka H0 ditolak.

3.7 Definisi Operasional Variabel

Menurut (Sugiyono, 2011), variabel penelitian merupakan segala sesuatu

yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

memperoleh informasi tentang hal tersebut. Variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah :

1) Quick Ratio

Quick ratio adalah perbandingan antara aktiva lancar dikurangi persediaan

dengan kewajiban lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan tidak memperhitungkan

persediaan, karena persediaan dianggap memerlukan waktu lama untuk diubah

menjadi kas (Sugiyono, 2011).

2) Return on Asset (ROA)

Return on Asset menurut (Hery, 2015) merupakan rasio yang menunjukkan

seberapa besar konstribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain,

rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.
39

3) Debt to Asset Ratio (DAR)

Debt to Asset Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perbandingan total utang dengan total aset. Dengan kata lain, rasio ini digunakan

untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang, atau seberapa

besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pembiayaan aset (Hery, 2015).

4) Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin merupakan ukuran keuntungan dengan membandingkan

antara laba bersih setelah bunga dan pajak dibandingkan dengan penjualan. Rasio

ini menunjukkan pendapatan bersih perusahaan atas penjualan (Kasmir, 2017).

5) Turn Asset Turnover (TATO)

Turn Asset Turnover menurut (Lukman Syamsuddin, 2014) adalah tingkat

efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan didalam menghasilkan

volume penjualan tertentu.

Tabel 3.2

Operasional Variabel

Definisi Indikator

Rasio Likuiditas : Rasio yang digunakan


untuk mengukur kemampuan perusahaan ktiva ancar ersediaan
dalam membayar kewajiban jangka tang ancar

pendeknya dengan menggunakan aktiva


lancar yang dimiliki.
Rasio Profitabilitas : merupakan rasio aba ersi
untuk menilai kemampuan perusahaan en ualan

dalam mencari keuntungan.


40

Rasio Profitabilitas : merupakan rasio


untuk menilai kemampuan perusahaan
aba ersi etela a ak
dalam mencari keuntungan. Total set

Rasio Solvabilitas : Digunakan untuk asio tang ter adap set


mengukur kemampuan perusahaan untuk
Total tang
membayar seluruh kewajibannya, baik Total ktiva
jangka pendek maupun jangka panjang.
Rasio Aktivitas : merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur efektivitas
en ualan ersi
perusahaan dalan menggunakan aktiva Total sset
yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA

Alexander & Ottay. 2015. Analisis Laporan Keuangan untuk Menilai Kinerja
Keuangan pada PT BPR Citra Dumoga Manado. Manado. Jurnal EMBA
Vol. 3. No. 1 Maret 2015.
Aryati, Ida. Setyawati Resti & Burhanudin. (2019). Analisis Kinerja Keuangan
Perusahaan Telekomunikasi yang Terdaftar pada BEI Melalui Rasio
Likuiditas, Solvabilitas dan provitabilitas. Edunomika Vol. 03. No. 01
(Februari/2019).
Asyraf, Zikri. (2020). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan
Sesudah Akuisisi pada Perusahaan yang Melakukan Akuisisi (Studi pada
PT XL Axita Tbk tahun periode 2012-2018). Universitas Muhammadiyah
Mataram, 2020.
Bert. Kamaludin & Karona. (2015). Restrukturisasi Marger dan Akuisisi.
Bandung. Bandar Maju.
Esterlina, Prisya & Firdaus, Nila Nuzula. (2017). Analisis Kinerja Keuangan
perusahaan sebelum dan sesudah marger dan akuisisi. Jurnal Administrasi
Bisnis (JAB). Vol. 47. No. 2 Juni 2017. Administrasi
bisnis.studentjournal.ub.ac.id.
Fahmi, Irham. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: ALFABETA.
Finansia, Linda. (2017). Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Marger
dan Akuisisi. (Skripsi) Diunduh melalui: https://eprints.uny.ac.id.
(18/11/2019).
Hariyani, Iswi, dkk. (2011). Marger, Akuisisi, Konsolidasi & Pemisahan
Perusahaan: Cara Cerdas Mengembangkan & Memajukan Perusahaan. Ctk
1. Jakarta : Visimedia.
Serfianto. (2010). Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal. Visimedia. Jakarta.
Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: CAPS (Center for
Academic Publishing Service).
J. Wild, John & Subramanyam. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
J.P. Sitanggang. (2013). Manajemen Keuangan Perusahaan Lanjutan.
Jakarta:Mitra Wacana Media.
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Rajawali Pers. Jakarta.
Kasmir. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Karim, A. (2016). Peningakatan Kapasitas Perempuan Secara Kelembagaan
Dalam Upaya Penanggulangan Kemiskinan Keluarga Nelayan di
Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.
https://www.academia.edu/42545164.
Karim, A. (2016). Manajemen Kebijakan Desentralisasi Fiskal Dalam
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Enrekang.
https://www.academia.edu/42545058.

41
Karim, A. (2017). Manajemen Pengelolaan Bantuan Peralatan Mesin Kepada
Pelaku Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Enrekang.
https://www.academia.edu/42545564.
Karim, A. (2017). Manajemen Pengelolaan Bantuan Peralatan Mesin Kepada
Pelaku Usaha Kecil Dan Menengah di Kabupaten Enrekang.
https://www.academia.edu/42545341.
Karim, A. (2017). Manajemen Pengelolaan Program Pemberdayaan
Penanggulangan Kemiskinan Melalui Kube di Kabupaten Enrekang.
https://www.academia.edu/42545341.
Karim. A. (2019). The Effect of" Axis Hits Bonus" Version Tagline Advertising
and Ambassador Brand Against Axis Cards Awareness. In First
International Conference on Materials Engineering and Management-
Management Section (ICMEMm 2018). Atlantis Press.
Karim, A. (2019). Pengaruh Tagline Iklan Versi “Axis Hits Bonus” Dan Brand
Ambassador Terhadap Brand Awareness Kartu Axis (Studi Pada
Mahasiswa STIE Amkop Makassar). Movere Journal, 1(1), 1-13.
Moin, A. (2007). Marger, Akuisisi & Divestasi. Yogyakarta. EKONISIA. Edisi 2.
Cetakan 2.
Munawir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Liberty.
Yogyakarta.
Noor, Juliansyah. (2014). Metodologi penelitian. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Philliphus, Ergi Hanayanto. (2017). Analisis Kinerja Keuangan Sebelum dan
Sesudah Akuisisi pada Perusahaan Non Keuangan yang Terdaftar Dibursa
Efek Indonesia (BEI).
Prawironegoro, Darsono. Utari Dewi & Ari Purwanti. (2014). Manajemen
Keuangan Edisi Revisi. Jakarta. Mitra Wacana Medis.
Sartono, Agus. (2011). Manajemen Keuangan (Teori dan Aplikasi). BPFE.
Yogyakarta.
Setiawan, Irwan Amdani. (2013). Analisis Rasio Keuangan untuk Mengukur
Kinerja Keuangan PT Indocement Tunggal Prakarsa TBK Sebelum dan
Sesudah Akuisisi Periode 2007-2011. Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)
Vol.2 No. 1 Mei 2013 administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id.
Sudana, I Made. (2015). Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi kedua. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Bisnis. Edisi Dua Belas. Cetakan ke tujuh
belas. Alfabeta. Bandung.
Suhendro, Dedi. (2017). Analisis Profitabilitas dan Likuiditas untuk Menilai
Kinerja Keuangan pada PT Siantar Top Tbk. Sumatera Utara. Jurnal Vol.
4. No. 2. 09 November 2018. Diunduh minggu 16/07/2020.
Tumbira, Oktaryani Merlin. (2019). Analisis Rasio Keuangan untuk Mengetahui
Kinerja Keuangan Perusahaan Semen Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Tahun 2013-2017. Program studi manajemen fakultas ekonomi.
Universitas Sanata Dharma 2019. Yogyakarta.

42
Vincensia, Serenade. (2018). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Perusahaan Sebelum dan Sesudah Akuisisi. (Skripsi) Diunduh melalui :
http://repository.usd.ac.id. (20/11/2019).

Website
http://sementonasa.co.id

43

Anda mungkin juga menyukai