Anda di halaman 1dari 38

USULAN PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA


PADA LPD DESA ADAT UNGASAN DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCED

NAMA : I MADE OKA SUARSANA

NIM : 1515644008

PROGRAM SARJANA TERAPAN AKUNTANSI MANAJERIAL

POLITEKNIK NEGERI BALI

BADUNG

2019
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA
PADA LPD DESA ADAT UNGASAN DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCED

Proposal Penelitian Ini


Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pada Program Sarjana Terapan Akuntansi Manajerial
Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Bali

NAMA : I MADE OKA SUARSANA


NIM : 1515644008

PROGRAM SARJANA TERAPAN AKUNTANSI MANAJERIAL

POLITEKNIK NEGERI BALI

BADUNG

2019

ii
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA
PADA LPD DESA ADAT UNGASAN DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN BALANCED

DIAJUKAN OLEH :
NAMA : I MADE OKA SUARSANA
NIM : 1515644008

TELAH DISETUJUI OLEH :


DOSEN PEMBIMBING USULAN PROPOSAL PENELITIAN :

NAMA :
NIP :

PROGRAM SARJANA TERAPAN AKUNTANSI MANAJERIAL


POLITEKNIK NEGERI BALI
BADUNG
2019

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang

Widhi Wasa), karena atas berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan

proposal ini. Penulisan proposal ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu

syarat untuk mencapai gelar Sarjana Terapan Akuntansi Manajerial pada

Politeknik Negeri Bali. Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, dari masa perkulihaan sampai pada penyusunan proposal ini,

sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan proposal penelitian ini. Oleh karena

itu, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh komponen yang membantu

dalam melancarkan pembuatan proprosal ini

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa ( Ida Sang Hyang Widhi

Wasa) berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu.

Semoga ini mambawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Jimbaran, 25 Februari 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................. i

Halaman Persyaratan Gelar Sarjana Terapan............................................... ii

Halaman Persetujuan Usulan Proposal Penelitian....................................... iii

Kata Pengantar............................................................................................. iv

Daftar Isi...................................................................................................... v

Daftar Tabel................................................................................................. vii

Daftar Gambar.............................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah............................................................................ 4

C. Tujuan Penelitian............................................................................. 4

D. Manfaat Penelitian........................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................. 6

A. Landasan Teori................................................................................. 6

1. Pengukuran Kinerja..................................................................... 6

2. Balanced Scoredcard................................................................... 7

3. Definisi Lembaga Perkreditan Desa............................................ 16

B. Hasil Penelitian Sebelumnya........................................................... 17

C. Kerangka Konseptual....................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................. 21

A. Jenis dan Sumber Data..................................................................... 21

B. Metode Penentuan Sampel............................................................... 22

v
C. Prosedur Pengumpulan Data............................................................ 23

D. Teknik Analisis................................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 28

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keadaan Laba/Rugi LPD Desa Adat Ungasan........................ 3

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual.......................................................... 19

viii
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga perkreditan desa (LPD) merupakan sebuah lembaga keuangan

yang didirikan untuk menjalankan fungsi keuangan desa pakraman untuk

mengelola potensi keuangan desa pakraman (Perda Provinsi Bali No.3 Tahun

2017). Tujuan didirikannya suatu LPD adalah untuk memperoleh laba dari

kegiatan operasional yang dilakukan dan laba ini kemudian dikelola sebesar-

besarnya untuk kepentingan warga desa (Susila, 2016).

Pada era globalisasi seperti ini tantangan terberat bagi LPD adalah

persaingan, bukan hanya persaingan untuk memperoleh sumber daya saja,

akan tetapi juga dalam hal produksi, pemasaran dan juga interaksi dengan

konsumen (Putri,2015). Oleh karena itu LPD harus selalu memperhatikan

kinerja untuk tetap mampu bersaing dalam derasnya arus global seperti saat

ini (Astana, 2017). Selain itu terdapat juga faktor yang dapat menghambat

majunya suatu kinerja LPD yaitu 1. tidak siapnya sumber daya manusia

dalam mengelola LPD, 2. tidak adanya komitmen pengampu kepentingan di

desa pakraman untuk memajukan LPD, 3. warga desa tidak kompak

mendukung keberadaan LPD, dan 4. belum dipahaminya secara benar bahwa

LPD itu adalah suatu kesatuan usaha yang memiliki otonomi dan dekresi

dalam mengelola usahanya (Suartana, 2009).

Tolak ukur dari kinerja LPD secara umum dilihat dari kemampuannya

menghasilkan laba (Ardiana,2015). Jika kemampuan menghasilkan laba


3

semakin tinggi, maka dapat disasumsikan LPD akan memiliki kekuatan untuk

bertahan dalam kondisi ekonomi yang kompetitif (Antara, 2014). Akan tetapi

penilaian terhadap aspek keuangan saja, tidak akan mampu untuk

menggambarkan kinerja keseluruhan suatu perusaahaan (Kaplan, 2000).

Menurut (Kalaf, 2012) kinerja yang hanya dilihat dari aspek keuangan saja

akan membuat LPD berorientasi pada tujuan jangka pendek, dan kurang

memiliki kemampuan prediktif terhadap kelangsungan hidup perusahaan

dalam jangka panjang. Sehingga perspektif non keuangan perlu diperhatikan,

karena secara tidak langsung aspek non keuangan juga akan mendongkrak

kinerja keuangan LPD ( Susila, 2016)

Metode yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan seluruh aspek

dalam perusahaan adalah metode balanced scorecard. Balanced scorecard

adalah sistem pengelolaan (bukan hanya sistem pengukuran) yang dapat

membantu organisasi untuk menjelaskan visi, dan strategi mereka, serta

menerapkan dalam operasinya (Suartana, 2009). Menurut (Frolova, 2015)

balanced scorecard merupakan alat yang efektif untuk mengelola strategi

bisnis saat ini. Penilaian dengan metode ini dapat memberikan hasil yang

lebih realistis dibandingkan dengan teknik lainnya, (Dincer, 2016)

Penilaian kinerja dengan balanced scorecard memilik empat perspektif

yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal,

serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan, 2000). Keempat

perspektif tersebut saling berhubungan yang tidak dapat dipisahkan,

pejabaran masing-masing perspektif tersebut menurut Mulyadi (2007) adalah


4

1. Perspektif keuangan memiliki fokus utama terhadap kinerja keuangan

perusahaan. pengukuran kinerja keuangan perusahaan menunjukkan apakah

sebuah perencanaan ataupun pelaksanaan strategi dapat memberikan

perbaikan bagi keuntungan perusahaan, 2. perspektif pelanggan mempunyai

fokus pada kepuasan pelanggan, 3. perspektif proses bisnis interna berfokus

pada kinerja internal dalam sebuah perusahaan, serta 4. perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan berfokus terhadap kinerja personel secara

keseluruhan, sumber dari proses pembelajaran dan pertumbuhan adalah

sumber daya manusia, prosedur, organisasi dan sistem.

Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitian penulis adalah LPD

Desa Adat Ungasan. LPD Desa Adat Ungasan merupakan LPD yang

berlokasi wewidangan Desa Adat Ungasan. Berdasarkan analisis keuangan

yang dilakukan oleh pihak manajemen LPD pada tahun 2016 sampai tahun

2018 menunjukkan rasio seperti berikut.

TABEL 1.1

RASIO KEUANGAN LPD DESA ADAT UNGASAN

TAHUN CAR KAP ROA BOPO LDR


0,90%
2016 21% 17% 91% 34%
0%
2017 26% 36% 137% 29%
0%
2018 34% 30% 173% 29%
Sumber : LPD Desa Adat Ungasan

Berdasarkan data diatas dapat dilihat, dari segi capital adequacy ratio

(CAR), pada tahun 2016 sampai dengan 2018 menunjukkan adanya


5

peningkatan dan berada pada kategori sehat ( sesuai dengan peraturan Bank

Indonesia CAR dikategorikan sehat apabila CAR ≥12%). Dilihat dari segi

rasio kualitas aktiva produktif (KAP), pada tahun 2016 sampai dengan 2018

berada dalam kondisi tidak sehat (sesuai dengan peraturan Bank Indonesia,

rasio KAP dikategorikan sehat apabila KAP ≤ 2%). Dilihat dari rasio return

on assets (ROA), pada tahun 2016 berada pada kondisi cukup sehat. Akan

tetapi pada tahun 2017 sampai dengan 2018 berada dalam kondisi tidak sehat

(sesuai dengan peraturan Bank Indonesia, ROA dikategorikan sehat apabila

ROA>1,5%). Dilihat dari segi rasio biaya operasional terhadap pendapatan

operasional (BOPO), pada tahun 2016 berada dalam kondisi sehat, akan tetapi

pada tahun 2017-2018 berada pada ketegori tidak sehat (sesuai dengan

peraturan Bank Indonesia, BOPO dikategorikan sehat apabila BOPO≤94%).

Jika dlihat dari loan to debt ratio (LDR), pada tahun 2016 sampai dengan

2018 berada pada kategori sehat (sesuai dengan peraturan Bank Indonesia

LDR dikategorikan sehat apabila LDR≤75%). Berdasarkan analisis tersebut,

dapat ditarik kesimpulan bahwa di LPD Desa Adat Ungasan mengalami

permasalahan dari segi rentabilitas pada tahun 2017 dan 2018, sehingga LPD

tidak dapat menghasilkan laba dari aset yang dimiliki, disamping itu biaya

operasional yang dikeluarkan oleh LPD Desa Adat Ungasan lebih tinggi dari

pendapatan yang diperoleh, sehingga mengakibatkan kerugian yang cukup

signifikan. Selain itu kualitas aktiva produktifnya juga sangat rendah Jika hal

ini dibiarkan terus menerus tanpa adanya tindak lanjut oleh manajemen LPD

Desa Adat Ungasan, maka dikhawatirkan LPD Desa Ungasan akan


6

mengalami kebangkrutan. Sehingga perlu adanya analisis yang lebih

mendalam terkait kinerja daripada LPD Desa Adat Ungasan dengan

melibatkan aspek keuangan maupun aspek non keuangannya sebagai bahan

evaluasi.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis

tertarik untuk mengangkat penelitian dengan judul “Anilisis Kinerja LPD

Desa Adat Ungasan dengan Menggunakan Pendekatan Balance Scorecard”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, adapun yang

menjadi dasar permasalahannya adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kinerja perusahaan dalam perspektif keuangan pada LPD Desa

Adat Ungasan ?

2. Bagaimana kinerja perusahaan dalam perspektif pelanggan pada LPD Desa

Adat Ungasan ?

3. Bagaimana kinerja perusahaan dalam perspektif proses bisnis internal pada

LPD Desa Adat Ungasan ?

4. Bagaimana kinerja perusahaan dalam perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan pada LPD Desa Adat Ungasan ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan kinerja perusahaan dalam perspektif keuangan pada

LPD Desa Adat Ungasan

2. Untuk menjelaskan kinerja perusahaan dalam perspektif pelanggan pada

LPD Desa Adat Ungasan


7

3. Untuk menjelaskan kinerja perusahaan dalam perspektif proses bisnis

internal pada LPD Desa Adat Ungasan

4. Untuk menjelaskan kinerja perusahaan dalam perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan pada LPD Desa Adat Ungasan

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang penulis harapkan dari adanya penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memeberikan sumbangan pemikiran yang

cukup signifikan sebagai masukan pengetahuan atau literatur ilmiah yang

dapat dijadika sebagai bahan kajian bagi para akademik yang khususnya

mempelajari analisis kinerja perusahaan dengan menggunakan pendekatan

Balanced Scorecard.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis, dapat memahami lebih dalam dan menambah wawasan

mengenai konsep dari Balanced Scorecard.

b. Bagi Perusahaan, diharapkan dapat sebagai bahan pertimbangan dalam

memperbaiki strategi perusahaan, agar kedepannya kinerja perusahaan

dapat lebih baiklagi.

c. Bagi Politeknik Negeri Bali, diharapkan dapat menjadi sumber referensi

dalam melakukan analisis kinerja perusahaan dengan menggunakan

pendekatan Balance Scorecard.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengukuran Kinerja

a. Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja

Menurut (Mulyadi, 2007), kinerja adalah keberhasilan personel,

tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang

telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan.

Rai (2008), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan

yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah

ditetapkan bersama.

Menurut (Moeheriono,2012), pengukuran kinerja merupakan

suatu proses penilaian tentang kemajuan pekerjaan terhadap tujuan

dan sasaran dalam pengelolaan sumber daya manusia untuk

menghasilkan barang dan jasa, termasuk informasi atas efisiensi

serta efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan organisasi.

Menurut Lohman (2003), dalam Mashun (2006: 25-26), pengukuran

kinerja merupakan suatu aktivitas penilaian pencapaian target-target

tertentu yang diderivasi dari tujuan strategis organisasi.

b. Manfaat Pengukuran Kinerja

Menurut Yuwono (2006 ), manfaat pengukuran kinerja adalah

sebagai berikut:

6
7

1) Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan

membawa perusahaan lebih dekat pada pelanggannya dan

membuat seluruh orang dalam organisasi terlibat dalam upaya

memberi kepuasan kepada pelanggan.

2) Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian

dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal.

2. Balanced Scorecard

a. Definisi Balanced Scorecard

Balanced scorecard adalah sebuah perencanaan strategis dan

sistem manajemen yang digunakan secara luas baik dalam organisasi

yang berorientasi laba maupun dalam organisasi nirlaba, dalam

menyelaraskan visi dan strategi organisasi, meningkatkan

komunikasi internal dan eksternal, dan mengawasi kinerja organisasi

sesuai dengan strategik perusahaan (Kaplan dan Norton 2001).

Menurut Yuwono (2006: 8), balanced scorecard merupakan

suatu sistem manajemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara

cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan pemahaman

kepada manajer tentang performance bisnis

b. Perspektif Balanced Scorecard

Menurut Kaplan & Norton (2001 ) Pengukuran dalam BSC

dibagi kedalam empat perspektif:

1) Perspektif Keuangan (Financial Perspective)

2) Perspektif Pelanggan (Costumer Perspective)


8

3) Perspektif Proses Bisnis Internal (Internal Process Perspective)

4) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan ( Learning and

Growth Perspective)

a) Perspektif Keuangan (Financial Perspective)

Perspektif keuangan tetap digunakan dalam Balance

Scorecard, karena ukuran keuangan menunjukkan apakah

perencanaan dan pelaksanaan strategi perusahaan memberikan

perbaikan atau tidak bagi peningkatan keuntungan perusahaan.

Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang

secara khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur,

dan pertumbuhan usaha. Menurut Kaplan dan Norton (2001)

pengukuran kinerja keuangan mempertimbangkan adanya

tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu:

(1) Growth ( berkembang )

Adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana

perusahaan memiliki produk atau jasa yang secara

signifikan memiliki potensi pertumbuhan yang baik. Pada

manajemen terikat dengan komitmen untuk

mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun

dan mengembangkan suatu produk/jasa dan fasilitas

produksi, menambah kemampuan operasi,

mengembangkan system, infrastruktur, dan jaringan

distribusi yang akan mendukung hubungan global, serta


9

membina dan mengembangkan hubungan dengan

pelanggan.

(2) Sustain (bertahan)

Merupakan tahapan kedua di mana perusahaan masih

melakukan investasi dan reinvestasi dengan

mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam

tahap ini, perusahaan mencoba mempertahankan pangsa

pasar yang ada, bahkan mengembangkannya, jika

mungkin. Investasi yang dilakukan umumnya diarahkan

untuk menghilangkan bottleneck, mengembangkan

kapasitas, dan meningkatkan perbaikan operasional secara

konsisten. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan

pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang

dilakukan. Tolak ukur yang kerap digunakan pada tahap

ini, misalnya ROI, profit margin, dan operating ratio.

(3) Harvest (panen)

Merupakan tahapan ketiga di mana perusahaan benar-

benar memanen/menuai hasil investasi di tahap-tahap

sebelumnya. Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi

maupun pembangunan kemampuan baru, kecuali

pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan fasilitas.

Sasaran keuangan adalah hal yang utama dalam tahap ini,

sehingga diambil sebagai tolak ukur, yaitu


10

memaksimumkan arus kas masuk dan pengurangan modal

kerja.

b) Perspektif Pelanggan (Costumer Perspective)

(Kaplan dan Norton, 2000) membagi perspektif pelanggan

menjadi dua kelompok pengukuran, yaitu: customer core

measurement dan customer value prepositions. Customer Core

Measurement memiliki beberapa komponen pengukuran, yaitu:

(1) Market Share (pangsa pasar); Pengukuran ini

mencerminkan bagian yang dikuasai perusahaan atas

keseluruhan pasar yang ada, yang meliputi: jumlah

pelanggan, jumlah penjualan, dan volume unit penjualan.

(2) Customer Retention (retensi pelanggan); Mengukur

tingkat di mana perusahaan dapat mempertahankan

hubungan dengan konsumen.

(3) Customer Acquisition (akuisisi pelanggan); mengukur

tingkat di mana suatu unit bisnis mampu menarik

pelanggan baru atau memenangkan bisnis baru.

(4) Customer Satisfaction (kepuasan pelanggan); Menaksir

tingkat kepuasan pelanggan terkait dengan kriteria kinerja

spesifik dalam value proposition.

(5) Customer Profitability (profitabilitas pelanggan);

mengukur keuntungan yang diperoleh perusahaan dari

penjualan produk/jasa kepada konsumen.


11

Sedangkan Customer Value Proposition merupakan pemicu

kinerja yang terdapat pada core value proposition yang

didasarkan pada atribut sebagai berikut:

(1) Product/service attributes

Meliputi fungsi dari produk atau jasa, harga, dan kualitas.

Pelanggan memiliki preferensi yang berbeda-beda atas

produk yang ditawarkan. Ada yang mengutamakan fungsi

dari produk, kualitas, atau harga yang murah. Perusahaan

harus mengidentifikasikan apa yang diinginkan pelanggan

atas produk yang ditawarkan. Selanjutnya pengukuran

kinerja ditetapkan berdasarkan hal tersebut.

(2) Konsumen relationship

Menyangkut perasaan pelanggan terhadap proses

pembelian produk yang ditawarkan perusahaan. Perasaan

konsumen ini sangat dipengaruhi oleh responsivitas dan

komitmen perusahaan terhadap pelanggan berkaitan

dengan masalah waktu penyampaian. Waktu merupakan

komponen yang penting dalam persaingan perusahaan.

Konsumen biasanya menganggap penyelesaian order yang

cepat dan tepat waktu sebagai faktor yang penting bagi

kepuasan mereka.

(3) Image and reputasi


12

Menggambarkan faktor-faktor intangible yang menarik

seorang konsumen untuk berhubungan dengan perusahaan.

Membangun image dan reputasi dapat dilakukan melalui

iklan dan menjaga kualitas seperti yang dijanjikan.

c) Perspektif Proses Bisnis Internal

(Norton, 2001) membagi proses bisnis internal ke dalam tiga

tahapan, yaitu:

(1) Proses inovasi

Dalam proses penciptaan nilai tambah bagi pelanggan,

proses inovasi merupakan salah satu kritikal proses,

dimana efisiensi dan efektifitas serta ketepatan waktu dari

proses inovasi ini akan mendorong terjadinya efisiensi

biaya pada proses penciptaan nilat tambah bagi pelanggan.

Dalam proses ini, unit bisnis menggali pemahaman

tentang kebutuhan dari pelanggan dan menciptakan

produk dan jasa yang mereka butuhkan. Proses inovasi

dalam perusahaan biasanya dilakukan oleh bagian

marketing sehingga setiap keputusan pengeluaran suatu

produk kepasar telah memenuhi syarat-syarat pemasaran

dan dapat dikomersialkan (didasarkan pada kebutuhan

pasar). Aktivitas marketing ini merupakan aktivitas

penting dalam menentukan kesuksesan perusahaan,

terutama untuk jangka panjang.


13

(2) Proses Operasi

Proses operasi adalah proses untuk membuat dan

menyampaikan produk/jasa. Aktivitas di dalam proses

operasi terbagi ke dalam dua bagian: (a). proses

pembuatan produk, dan (b). proses penyampaian produk

kepada pelanggan. Pengukuran kinerja yang terkait dalam

proses operasi dikelompokkan pada waktu, kualitas, dan

biaya.

(3) Proses Pelayanan Purna Jual

Proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan

setelah penjualan produk/jasa tersebut dilakukan. Aktivitas

yang terjadi dalam tahapan ini, misalnya penanganan

garansi dan perbaikan penanganan atas barang rusak dan

yang dikembalikan serta pemrosesan pembayaran

pelanggan. Perusahaan dapat mengukur apakah upayanya

dalam pelayanan purna jual ini telah memenuhi harapan

pelanggan, dengan menggunakan tolak ukur yang bersifat

kualitas, biaya, dan waktu seperti yang dilakukan dalam

proses operasi. Untuk siklus waktu, perusahaan dapat

menggunakan pengukuran waktu dari saat keluhan

pelanggan diterima hingga keluhan tersebut diselesaikan.

d) Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan


14

Kaplan dan Norton (2001) menyatakan proses pembelajaran

dan pertumbuhan ini bersumber dari faktor sumber daya

manusia, sistem, dan prosedur organisasi. Yang termasuk

dalam perspektif ini adalah pelatihan pegawai dan budaya

perusahaan yang berhubungan dengan perbaikan individu dan

organisasi.

Hasil dari pengukuran ketiga perspektif sebelumnya

biasanya akan menunjukkan kesenjangan yang besar antara

kemampuan orang, system, dan prosedur yang ada saat ini

dengan yang dibutuhkan untuk mencapai kinerja yang

diinginkan. Inilah alasan mengapa perusahaan harus

melakukan investasi di ketiga faktor tersebut untuk mendorong

perusahaan menjadi sebuah organisasi pembelajar (learning

organization).

Dalam perspektif ini, ada faktor-faktor penting yang harus

diperhatikan, yaitu:

(1) Kapabilitas pekerja

Dalam hal ini manajemen dituntut untuk memperbaiki

pemikiran pegawai terhadap organisasi, yaitu bagaimana

para pegawai menyumbangkan segenap kemampuannya

untuk organisasi. Untuk itu perencanaan dan upaya

implementasi reskilling pegawai yang menjamin


15

kecerdasan dan kreativitasnya dapat dimobilisasi untuk

mencapai tujuan organisasi.

(2) Kapabilitas system informasi

Bagaimanapun juga, meski motivasi dan keahlian

pegawai telah mendukung pencapaian tujuan-tujuan

perusahaan, masih diperlukan informasi-informasi yang

terbaik. Dengan kemampuan sistem informasi yang

memadai, kebutuhan seluruh tingkatan manajemen dan

pegawai atas informasi yang akurat dan tepat waktu

dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya.

(3) Motivasi, kekuasaan dan keselarasan

Perspektif ini penting untuk menjamin adanya proses

yang berkesinambungan terhadap upaya pemberian

motivasi dan inisiatif yang sebesar-besarnya bagi

pegawai. Paradigma manajemen terbaru menjelaskan

bahwa proses pembelajaran sangat penting bagi pegawai

untuk melakukan trial and error sehingga turbulensi

lingkungan sama-sama dicoba-kenali tidak saja oleh

jenjang manajemen strategis tetapi juga oleh segenap

pegawai di dalam organisasi sesuai kompetensinya

masing-masing. Upaya tersebut perlu didukung dengan

motivasi yang besar dan pemberdayaan pegawai berupa

delegasi wewenang yang memadai untuk mengambil


16

keputusan. Selain itu, upaya tersebut juga harus

dibarengi dengan upaya penyesuaian yang terus menerus

yang sejalan dengan tujuan organisasi.

Dari keempat perspektif tersebut terdapat hubungan sebab

akibat yang merupakan penjabaran tujuan dan pengukuran dari

masing-masing perspektif. Hubungan berbagai sasaran

strategic yang dihasilkan dalam perencanaan strategic dengan

kerangka Balanced scorecard menjanjikan peningkatan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kinerja

keuangan. Kemampuan ini sangat diperlukan oleh perusahaan

yang memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif.

3. Definisi Lembaga Perkreditan Desa

Lembaga Perkreditan Desa (LPD) merupakan salah satu lembaga

desa yang merupakan unit oprasional serta berfungsi sebagai wadah

kekayaan desa yang berupa uang atau surat-surat berharga lainnya

(Bank Pembangunan Daerah Bali, 2002 : 62)

Guna menunjang adanya kelancaran pembangunan perekonomian di

desa, terutama bagi petani dan pengusaha kecil dipandang perlu

mendapatkan bantuan permodalan yang bersifat lembaga dan

berkesinambungan melalui pendirian Lembaga Perkreditan Desa

(LPD). Sebagaimana telah diuraikan bahwa LPD di dalam

melaksanakan usahanya sesuai dengan Pergub No 3 Tahun 2017

tentang Lembaga Perkreditan Desa adalah


17

a. Menerima atau menghimpun dana dari kerama desa dalam bentuk

tabungan deposito.

b. Memberikan pinjaman hanya kepada krama desa.

c. Memberi pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan maksimum

sebesar 100% dari jumlah modal, termasuk cadangan dan laba

ditahan, kecuali batasan lain dalam jumlah pinjaman atau bantuan

dana.

B. Hasil Penelitian Sebelumnya

Bertalia, Kartika (2016) dengan judul “Analisis Pengukuran Kinerja

Perusahaan Dengan Balanced Scorecard Studi Kasus PT BPR

Wijayamulya Santosa” tujuan dari adanya penelitian ini adalah untuk

mengetahui kinerja perusahaan dengan menggunakan konsep Balanced

Scorecard pada PT BPR Wijayamulya Santosa. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa dari segi perspektif keuangan, perspektif pelanggan,

perspektif proses bisni dan internal serta perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan adalah sangat baik. Akan tetapi dari segi pembelajaran dan

pertumbuhan masih perlu dilakukan perbaikan kembali sehingga

kedepannya kinerja sumber daya manusia pada perusahaan tersebut

mampu lebih produktif dan berkualitas. Perbedaan penelitian yang

penulis lakukan dengan penelitian ini adalah dari segi obyek perusahaan

dimana penelitian ini mengambil objek penelitian yaitu PT. BPR

Wijayamulya Santosa sedangkan penulis meneliti terkait dengan kinerja

perusahaan pada LPD Desa Adat Ungasan. Selain itu penelitian ini
18

dilakukan pada tahun 2016 sedangkan penulis melakukan penelitian pada

tahun 2019. Adapun persamaan dari penelitian penulis dengan penelitian

ini adalah sama-sama menggunakan alat ukur Balanced Scorecard dalam

menilai kinerja perusahaan.

Astiti Dwiastuti (2016) Dengan Judul “Pengukuran Kinerja Dengan

Pendekatan Balanced Scorecard Pada Kantor Pusat PT. Bank

Pembangunan Daerah Bali” Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui kinerja dari PT Bank Pembangunan Daerah Bali dengan

menggunakan Balanced Scorecard. Adapun hasil dari penelitian ini

menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dari 4 (empat) perpektif

balanced scorecard dapat dikatakan baik karena perusahan dapat

mencapai standar yang telah ditetapkan. Akan tetapi ada beberapa catatan

yang harus diperbaiki di kemudian hari yaitu perusahaan diharapkan

mampu memperbaiki kinerja dari perspektif pembelajaran dan

pertumbuhan, BPD Bali harus berupaya untuk menganalisis terlebih dahulu

kebutuhan karyawan pada perusahaan, sehingga jumlah karyawan yang ada

pada perusahaan lebih efektif dan lebih produktif dalam menghasilkan laba.

Perbedaan penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian ini adalah

dari segi obyek perusahaan, dimana penelitian ini mengambil objek

penelitian yaitu PT Kimia Farma Apotek Bandar Lampung sedangkan

penulis meneliti terkait dengan kinerja perusahaan pada LPD Desa Adat

Ungasan. Selain itu penelitian ini dilakukan pada tahun 2017 sedangkan

penulis melakukan penelitian pada tahun 2019. Adapun persamaan dari


19

penelitian penulis dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan

alat ukur Balanced Scorecard dalam menilai kinerja perusahaan.

C. Kerangka Konseptual

Balancced scorecard mempertahankan perspektif kuangan karena tolak

ukur keuangan berguna dalam memngikhtisarkan konsekuensi tindakan

ekonomi terukur yang telah diambil. Tolak ukur kinerja keuangan

menunjukkan apakah strategi, implementasi dan evaluasi memberikan

kontribusi pada perbaikan laba.

Perspektif pelanggan dapat memperlihatkan bagaimana pandangan

pelanggan terhadap perusahaan, hal ini merupakan konsekuensi dari

perkembangan dunia usaha yang semakin ketat sehingga perusahaan harus

dituntut untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Sehingga perspektif

pelanggan dapat mengidentifikasikan segmen dimana perusahaan bersaing.

Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasi keseluruhan proses

baru, antara lain proses inovasi, dan pelayanan yang dapat

mempertemukan tujuan keuanagan perusahaan dan kebutuhan pelanggan.

Perspektif pembelajaran dan perumbuhan merupakan sebagai alat

penunjang untuk mendukung tercapainya ketiga perspektif tersebut diatas.

Tolak ukurnya dapat dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kemampuan

kaaryawan, kemampuan sistem informasi serta pemberdayaan dan

keserasian individu dalam organisasi.

Adanya bantuan dari keempat perspektif tersebut diatas, sehingga

penulis dapat menganalisis kinerja LPD Desa Adat Ungasan


20

Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat digambarkan kerangka

konseptuaal dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Gambar 2.1

KERANGKA KONSEPTUAL

Balanced Scorecard

Perspektif Perspektif
Perpektif Perspektif Bisnis Pembelajaran dan
Keuangan
Pelanggan Internal Pertumbuhan

Kinerja LPD Desa Adat


Ungasan
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Menurut ( Sugiono, 2017) data merupakan

a. Data Kualitatif

Menurut Sugiyono (2017), Data kualitatif adalah data yang berbentuk

kata, kalimat, gerak tubuh, ekspresi wajah, bagan, gambar dan foto.

Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah data produk

atau pelayanan yang diberikan LPD Desa Adat Ungasan kepada para

pelanggan, serta struktur organisasi dan sejarah berdirinya LPD Desa

Adat Ungasan

b. Data Kuantitatif

Menurut Sugiyono (2017) Data kuantitatif adalah data yang berbentuk

angka. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

laporan keuangan, data pelanggan, serta data karyawan yang dimiiki

oleh LPD Desa Adat Ungasan.

2. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder.

21
22

a. Data Primer

Menurut Umar Husain (2001) data primer merupakan data yang

diperoleh dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan

seperti hasil pengisian wawancara atau pengisian kuesioner. Data

pimer dalam penelitian ini berupa penyebaran kuesioner kepada

karyawan dan pelanggan, dan wawancara kepada pihak LPD Desa

Adat Ungasan.

b. Data Sekunder

Menurut Umar Husain (2001) data sekunder merupakan data primer

yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pengambil data

primer maupun oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian ini

berupa laporan keuangan perusahaan, struktur organisasi perusahaan,

data karyawan data pelanggan yang dimiliki oleh LPD Desa Adat

Ungasan.

B. Metode Penentuan Sampel

Sugiyono (2017) mengemukakan sampel adalah sebagian atau wakil dari

populasi yang diteliti. Ada 2 jenis sample yang harus penulis peroleh untuk

melakukan penelitian ini yaitu :

1. Sampel terhadap pelanggan

Penentuan sampel pelanggan menggunakan probability sampling yang

diambil secara simple random sampling. Menurut Sugiono (2017), simple

random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam


23

populasi itu, dalam menentukan besarnya jumlah sampel, alat ukur yang

penulis gunakan adalah rumus slovin, Narmawati (2010), adapun

rumusnya yaitu:

N
n= 2
(1+ Ne )

Keterangan :

n = Jumlah sampel yang diambil

N = Jumlah populasi

e = Presentase Kesalahan Sampel

2. Sampel terhadap karyawan

Penentuan sampel karyawan menggunakan Non Probability Samping

degan mengambil sampling jenuh. Menurut Sguiono(2017), sampling

jenuh merupakan teknik penentuan sampel bila semua populalsi digunakan

sebagai sampel. Hal ini penulis lakukan karena jumlah populasi masih

tergolong kecil sehingga tidak diperlukan metode sampling yang lain.

C. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini terdaap beberpa yang harus dikumpulkan

dengan beberapa teknik tertentu adapun data yang dimaksud adalah :

1. Laporan Keungan, Data Pelanggan, dan Data jumlah Karyawan

Data Laporan Keungan, Data Pelanggan, dan Data jumlah Karyawan

penulis perlukan untuk menunjang terhadap perhitungan yang diperlukan

dalam penelitian ini. Adapun data ini penulis da patkan dengan teknik

dokumentasi yaitu dengan cara meminta langsung dokumen

bersangkutan kepada pihak LPD Desa Adat Ungasan


24

2. Tingkat Kepuasan Pelanggan, dan Tingkat Pertumbuhan Karyawan

Dalam melakukan analisis terhadap perspektif pelanggan serta pada

perspektif pertumbuhan dan pembelajaran diperlukan data berupa

tanggapan langsung dari pelanggan maupun karyawan LPD Desa Adat

Ungasan. Sehingga penulis perlu untuk menyebarkan kuisioner guna

mendapatkan data yang berkaitan dengan tingkat kepuasan pelanggan

serta tingkat pertumbuhan karyawan pada LPD Desa Adat Ungasan.

3. Sejarah LPD Desa Adat Ungasan.

Prosedur yang penulis gunakan untuk memperoleh data yang tidak

tertulis pada perusahaan seperti sejarah LPD Desa Adat Ungasan ini

adalah dengan cara melakukan wawancara kepada ketua LPD Desa Adat

ungasan secara langsung.

D. Teknik Analisis

Teknik analisis yang digunakan yakni teknik analisis deskriptif kuantitatif

untuk mengukur masing-masing perspektif diantaranya, sebagai berikut :

1. Mengukur Perspektif Keuangan

a. Rasio Permodalan (Solvabilitas)

Dalam rasio permodalan ini rasio yang digunakan adalah CAR (Capital

Adequacy Ratio).

Modal Bank
CAR = x 100%
ATMR
25

b. Rasio Kualitas Aset Produktif

Rasio yang digunakan dalam menilai kualitas aset produktif adalah Non

Performing Loan (NPL).

Total Kredit Bermasalah


NPL = x 100%
Total Kredit
c. Rasio Likuiditas (Liquidity)

Rasio Likuiditas yang digunakan adalah LDR (Loan to Deposit Ratio)

dengan rumus adalah sebagai berikut:

Total Kredit yang Diberikan


LDR = x 100%
Total dan Pihak Ketiga
d. Rasio Rentabilitas (Profitabilitas)

Rasio rentabilitas yang digunakan dalam rasio ini adalah Return on

Equity (ROE), Return on Asset (ROA) dan Beban Operasional

Pendapatan Operasional (BOPO), berikut permulanya adalah:

1) Return on Equity (ROE)

Laba Bersih
ROE = x 100%
Modal Bank
2) Return on Assets (ROA)

Laba Bersih
ROA = x 100%
Total Aset
3) Beban Operasional Pendapatan Operasional

Biaya Operasional x
BOPO = 100%
26

Pendapatan Operasional

2. Mengukur Perspektif Pelanggan

a. Kepuasan Konsumen (Customer Satisfaction)

Kepuasan Konsumen diukur dengan menggunakan indeks kepuasan

pelanggan (IKP) dari hasil kuesioner yang diedarkan kepada

pelanggan LPD Desa Adat Ungasan.

b. Retensi Pelanggan (Customer Retention)

Total Pelanggan
Retensi
= x 100%
Total Pelanggan Th
Pelanggan
Sebelumnya
c. Akuisisi Pelanggan (Customer Acquisition)

Jumlah Pelanggan Baru


Akuisisi
= x 100%
Pelanggan Total Pelanggan

d. Mengukur Perspektif Proses Bisnis Internal

NGR (Network Growth )

Delta Unit Kerja


NGR = x 100%
Total Unit Kerja
a. AETR (Administrative Expense to Total Revenue)

Biaya Administrasi
AETR = x 100%
Total Pendapatan
e. Mengukur Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran

a. Tingkat Kepuasan Karyawan


27

Tingkat kepuasan karyawan diukur menggunakan indeks kepuasan

karyawan (IKK) dari hasil kuesioner yang diedarkan kepada

karyawan LPD Desa Adat Ungasan.

b. Tingkat Produktifitas Karyawan

Laba Bersih Sebelum Pajak


Produktivitas
= x 100%
Karyawan Jumlah Karyawan

c. Tingkat Retensi Karyawan

Jumlah Karyawan Yang


Retensi
Keluar x
= 100%
Karyawan
Total Karyawan
DAFTAR PUSTAKA

Bertalia, Kartika (2016). Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan


Balanced Scorecard Studi Kasus PT BPR Wijayamulya Santosa

Husein, Umar. (2001). Metode Penelitian Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Umum.

Kaplan, R. Dan D.Norton.2001. The Balanced Scorecard :


translating Strategy into action, edisi satu. United State of
America : Harvard School Press

Narimawati, Umi.2010.Metodelogi Penelitian:Dasar Penyusunan


Penelitian Ekonomi.Jakarta:Genesis
Mulyadi. (2005). Sistem manajemen Strategik Berbasis Balanced
Scorecard.Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Mulyadi. (2007). Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen: Sistem


Kinerja Perusahaan. Jakarta: Salemba Empat.

Peraturan Daerah Provinsi Bali No 3 Tahun 2017 Tentang Lembaga Perkreditan


Desa

Dwiastusi, Astiti.2016. Pengukuran Kinerja Dengan Pendekatan Balanced


Scorecard Pada Kantor Pusat Pt Bank Pembangunan Daerah
Bali.Bali:Politeknik Negeri Bali

Suartana, Wayan. 2009. Arsitektur Pengelolaan Risiko Pada Lembaga


Perkreditan Desa (LPD). Denpasar: Udayana University Press.

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan


Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA

28
Peraturan Daerah Provinsi Bali No 3 Tahun 2017 Tentang Lembaga Perkreditan
Desa

29

Anda mungkin juga menyukai