Anda di halaman 1dari 86

PELUANG DAN TANTANGAN KOPERASI SERBA USAHA (KSU)

SYARI’AH MITRA PAERTA DALAM MENINGKATKAN


KESEJAHTERAAN EKONOMI ANGGOTA DI DUSUN MEDUGUL
DESA BADRAIN KEC. NARMADA KAB. LOMBOK BARAT

Oleh:

Rokyal Aini
152145286

JURUSAN EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2019

i
PELUANG DAN TANTANGAN KOPERASI SERBA USAHA (KSU)
SYARI’AH MITRA PAERTA DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN EKONOMI ANGGOTA DI DUSUN MEDUGUL
DESA BADRAIN KEC. NARMADA KAB. LOMBOK BARAT

Skripsi
diajukan kepada Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram
untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar sarjana
Ekonomi Islam

Oleh:

Rokyal Aini
152145286

JURUSAN EKONOMI SYARI’AH


FAKULTAS SYARI’AH DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
MATARAM
2019
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi Rokyal Aini, NIM: 152.245.286 dengan judul, “Peluang Dan

Tantangan Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Anggota Di Dusun Medugul Desa Badrain

Kec. Narmada Kab. Lombok Barat” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk

diuji. Disetujui pada hari Rabu, 26 Desember 2018.

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II

Dr. Riduan Mas’ud, M.Ag. Din Harry Fitriyadi, M. Ag.


NIP. 197111102002121001 NIP. 197111182005110022

iii
NOTA DINAS

Mataram, 26 Desember 2018

Hal : Ujian Skripsi

Yang Terhormat

Rektor UIN Mataram

Di Mataram

Assalamualaikum, Wr.Wb.

Disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan


koreksi maka kami berpendapat bahawa skripsi saudara:

Nama Mahasiswa : Rokyal Aini

NIM : 152.14.5.286

Jurusan : Ekonomi Syariah

Judul : “Peluang Dan Tantangan Koperasi Serba Usaha (KSU)


Syari’ah Mitra Paerta Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Ekonomi Anggota Di Dusun Medugul Desa
Badrain Kec. Narmada Kab. Lombok Barat”

Telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram. Oleh karena itu, kami berharap
agar skripsi ini dapat segera dimunaqasyakan.

Wassalamualaikum, Wr.Wb.

Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II

Dr. Riduan Mas’ud, M.Ag. Din Harry Fitriyadi, M. Ag.


NIP. 197111102002121001 NIP. 197111182005110022

iv
PENGESAHAN

Skripsi dengan judul, “Peluang Dan Tantangan Koperasi

Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Ekonomi Anggota Di Dusun Medugul Desa Badrain

Kec. Narmada Kab. Lombok Barat” yang diajukan oleh Rokyal

Aini, NIM: 152.145.286 Jurusan Ekonomi Syari’ah, Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Islam UIN Mataram telah dimunaqasyahkam

pada hari Selasa, 08 Januari 2019 dan dinyatakan telah memenuhi

syarat untuk mencapai gelar sarjana Ekonomi Syari’ah

Dewan Penguji :

Dr. Riduan Mas’ud, M.Ag..


(…………………….)
Ketua Sidang/Pemb. I

Din Harry Fitriyadi, M. Ag


(…………………….)
Sekretaris Sidang/Pemb. II

Dr. Moh. Salahuddin, M. Ag


(…………………….)
Penguji I

Dahlia Bonang, M. Si
(…………………….)
Penguji II

vi
MOTTO

“People Who Are Afraid To Fail Can Never Experience The Joys
Of Success”

(Orang-Orang Yang Takut Gagal Tidak Pernah Dapat Mengalami


Nikmatannya Sukses)

Don’t give up

vii
PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku bersembahkan untuk:

1. Ibu Ku Tercinta (Setimah) Dan Bapaku Tersayang (Aci) Yang


Telah Memperjuangkan pendidikanku mulai dari SD, SMP, MA
Sampai Gelar Sarjana strata 1 ini Ku Raih
2. Kupersembahkan Juga Skripsi Ini Untuk Kakak-Kakak Ku Yang
Selalu Mendukungku, mendo’akanku dan yang selalu ada disetiap
kesulitanku.
3. Untuk sahabat-sahabat ku yang selalu memberikaknku semangat,
dukungan dan dorongan disetiap keluhku.
4. Untuk sahabat rekan kerjaku @ kedai kopi pancing terima kasih
suportnya selama ini.
5. Untuk semua teman kelas i yang telah berjuang bersama-sama
terima kasih atas kebersamaannya.
6. Untuk kedua dosen pembibing ku terima kasih bapak Din Harry
Fitiyadi dan M. Ag dan Bapak Dr. Riduan Mas’ud M. Ag yang telah
membimbingku dari proposal sampai skripsi ini selesai.
7. Untuk guru-guru ku trima kasih atas didikannya selama ini.
8. Untuk seseorang terima kasih dukungannya selama ini.
9. Terima kasih untuk semuanya yang selalu ada untukku.
10. Terima kasih UIN Mataram.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan karunia, rahmat, dan kasih sayangNya kepada kita semua
sehingga kita dalam keadaan sehat wal’afiat. Sholawat dan salam kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah mengayomi kita
semua dengan cinta kasih serta perjuangan beliau sehingga kita bisa
menghirup udara segar ini penuh dengan nikmat yang tak akan mampu
kita menghitungnya.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak

yang ikut serta terlibat dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi yang

berjudul “peluang dan tantangan koperasi serba usaha (ksu) syari’ah mitra

paerta dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota di dusun

medugul desa badrain kec. Narmada kab. Lombok barat”, adapun ucapan

terima kasih juga terkhusus kepada:

1. Bapak Dr. H. Mutawalli, M. Ag selaku Rektor UIN Mataram

2. Bapak Muh. Salahuddin, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Bisnis Islam UIN Mataram

3. Bapak Dr. Bahrurrosyid, M. Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi Syariah

UIN Mataram

4. Bapak Din Harry Fitriyadi M. Ag. sebagai pembimbing dua yang telah

memberikan banyak saran, masukan serta kritikan hingga skripsi ini

selesai

5. Bapak Dr. Riduan Mas’ud. M. Ag. sebagai pembimbing satu yang

telah memberikan kemudahan hingga skripsi ini selesai.

ix
6. Bapak Dr. H. Zaidi Abdad, M. Ag selaku wali dosen kelas i yang telah

memberikan arahan dan bimbingan akademik.

7. Kepada kedua orang tuaku (Aci dan Setimah) dan kakak-kakak ku

yang senantiasa aku jadikan penyemangat tujuan hidupku.

8. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu

yang juga telah memberi konstribusi memperlancar penyelesaian

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan

saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

penelitian selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca

pada umumnya dan bagi penulis khususnya, Aamiin.

Penulis,

Rokyal Aini
NIM 152.14.5.286

x
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

HALAMNAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................... i

MALAMAN PENGESAHAN MUNAQASYAH .............................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................................ iii

PENGESAHAN ................................................................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................................... v

PERSEMBAHAN ................................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL................................................................................................................ xi

ABSTRAK ........................................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

A. Konteks Penelitian ......................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian ............................................................................................ 8

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ..................................................................... 9

D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian ......................................................... 10

E. Telaah Pustaka ............................................................................................... 11

F. Kerangka Teori .............................................................................................. 14

G. Metodologi Penelitian ................................................................................... 29

1. Pendekatan Penelitian............................................................................. 29

2. Kehadiran Peneliti .................................................................................. 31

xi
3. Lokasi Penelitian .................................................................................... 31

4. Sumber Dan Jenis Data .......................................................................... 32

5. Prosedur Pengumpulan Data .................................................................. 34

6. Teknik Analisis Data .............................................................................. 37

7. Validitas Data ......................................................................................... 38

8. Sistematika Pembahasan ........................................................................ 39

BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ..................................................................... 41

A. Gambaran Umum Koperasi Serba Usaha Syari’ah Mitra Paerta .................. 41

B. Peluang Dan Tantangan KSU Syari’ah Mitra Paerta Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Anggota. ......................................... 53

C. Upaya Pengurus KSU Syari’ah Mitra Paerta Dalam Mendukung

Perkembangan Kesejahteraan Ekonomi Anggota.... ..................................... 56

BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................... 57

A. Analisis Peluang Dan Tantangan KSU Syari’ah Mitra Paerta Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Anggota. ........................................... 57

B. Analisis Upaya Pengurus KSU Syari’ah Mitra Paerta Dalam

Mendukung Perkembangan Kesejahteraan Ekonomi Anggota. ...................... 63

BAB IV PENUTUP DAN SARAN .................................................................................... 67

A. Kesimpulan ...................................................................................................... 67

B. Saran ................................................................................................................ 68

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 69

LAMPIRAN

xii
PELUANG DAN TANTANGAN KOPERASI SERBA USAHA (KSU)
SYARI’AH DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN EKONOMI
ANGGOTA DUSUN MEDUGUL DESA BADRAIN KEC. NARMADA KAB.
LOMBOK BARAT

OLEH
ROKYAL AINI
152.145.286

ABSTRAK
Di Indonesia perkembangan lembaga keuangan syari’ah semakin meningkat.
Begitu pula khususnya yang ada di Nusa Tenggara Barat, hal ini menyebabkan
persaingan yang sangat rumit. Terjadinya persaingan antara lembaga keuangan
bank maupun non-bank yang ada menumbuhkan keharusan bagi setiap lembaga
keuangan melakukan kontribusi untuk meningkatkan kesejahteraan anggota.
Namun, bagi koperasi yang baru melakukan konversi menjadi syari’ah memiliki
peluang dan tantangan tersendiri dalam melakukan kontribusi untuk
mensejahterakan para anggotanya yang tergolong ibu-ibu seperti pada KSU
Syari’ah Mitra Paerta.
Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peluang dan
tantangan KSU Syari’ah Mitra Paerta dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi
anggota serta bagaimana upaya pengusrus KSU Syari’ah Mitra Paerta mendukung
perkembangan perekonomian dalam bentuk usaha dagang, tani dan lain
sebagainya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research)
dengan menggunakan metode kualitatif dekskriptif dan juga menggunakan
penelitian kepustakaan guna melengkapi data. Pengumpulan data pada penelitian
ini dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian tugas akhir ini, yakni setiap lembaga keuangan memiliki
peluang dan tantangan tersendiri dalam melakukan upaya-upaya meningkatkan
kesejahteraan ekonomi para anggota. Dalam melakukan kontribusi KSU Syari’ah
Mitra Paerta melakukan pelatihan wajib mitra usaha, pemberian motivasi,
monitoring, serta membangun relasi dengan masyarakat dan menjaga rasa
kekeluargaan.
Kata kunci: peluang dan tantangan, koperasi syari’ah, kesejahteraan anggota.
xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks penelitian.

Dalam khidupan sehari-hari masyarakat memiliki kebutuhan yang

harus dipenuhi baik kebutuhan primer, sekunder maupun tersier. Adakalanya

masyarakat tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Oleh karenanya perkembangan perekonomian masyarakat yang semakin

meningkat, munculah pembiayaan-pembiayaan yang ditawarkan oleh

berbagai lemabaga keuangan salah satunya lembaga jasa keuangan seperti

koperasi.

Pendekatan pemberdayaan ekonomi masyarakat sudah banyak

dilakukan oleh beberapa lembaga baik lembaga pemerintah maupun lembaga

non pemerintah. Namun, pendekatan tersebut banyak yang tidak memberikan

hasil yang optimal, diantara penyebabnya adalah ketidaksinambungan antara

tujuan dengan proses yang dijalankan. Untuk itu diperlukan sebuah wadah

untuk mewujudkan tujuan memperdayaan masyarakat yang selaras dengan

proses yang terjadi. Menurut Muhammad Syaltut koperasi merupakan syirkah

baru yang diciptakan oleh para ahli ekonomi yang memiliki manfaat yaitu

memberi keuntungan bagi para anggota pemilik saham, memberi lapangan

kerja untuk karyawannya, memberi bantuan keuangan dari sebagian koperasi

untuk mendirikan tempat ibadah, sekolah dan sebagainya. 1

1
M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2014 ), h. 163
1
1
Koperasi sangat berperan bagi masyarakat yang ada. Kenyataan

menunjukkan bahwa kehadiran koperasi ditengah masyarakat semakin lama

semakin meningkat, tidak hanya dari jumlahnya tetapi juga dari volume

usahanya. Koperasi sangat dibutuhkan keberadaannya terutama bagi

masyarakat kecil menengah untuk bantuan permodalan. Dengan

berkembangnya koperasi, hal ini memberikan bukti bahwa pendekmorasian

ekonomi telah berlangsung di negara kita. Karena sebagian besar dari seluruh

rakyat Indonesia yang ekonominya relatif lemah telah turut serta menjadi

pemilik dan pemeran dalam mewujudkan cita-cita perekonomian bangsa

Indonesia yaitu hidup sejahtera, adil dan makmur.2

Peranan koperasi yang berasaskan kekeluargaan (gotong royong) ini

harus semakin ditingkatkan agar dapat mempertinggi taraf hidup para

anggotanya dan masyarakat pada umunya. Untuk itu, kecerdasan

rakyat/masyarakat perlu ditingkatkan sebagai upaya menuju kesadaran untuk

berkoperasi.

Lembaga koperasi dikatakan berhasil dan sukses jika mampu

meningkatkan taraf hidup anggota dan masyarakat. Keberhasilan koperasi

tidak hanya diukur dari partisipasi anggotanya dalam memanfaatkan

pelayanan yang disediakan oleh koperasi. Tujuan yang hendak dicapai oleh

koperasi adalah pemerataan melalui pertumbuhan yang bukan hanya

menaikkan pendapatan masyarakat tetapi juga untuk mencapai perbaikan

hidup bagi masing-masing anggotanya. Begitu juga yang terjadi di KSU

2
G Kartaspoetra, Koperasi Indonesia, (Jakarta: PT Renika Cipta, 2001), h. 11
2
Syari’ah Mitra Paerta desa Badrain Kec. Narmada Kab. Lombok Barat yang

anggotanya khusus ibu-ibu yang bekerja untuk membantu keluarganya baik

itu sebagai buruh tanu, penjual bakulan, peternak dan lain sebagainya yang

dapat membantu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Koperasi dapat

mensejahterakan anggota dan masyarakat karena mampu memberikan nilai

tambah jika mereka mau berpartisipasi.

Di dalam undang-undang telah dijelaskan mengenai koperasi yakni

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pasal 33 ayat

1 menjelaskan bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar

atas asas kekeluargaan.3 Pasal ini menjadi landasan hukum utama bagi dunia

perkoperasian untuk mengembangkan skema koperasi di Indonesia demi

terciptanya kemandirian ekonomi. Skema koperasi ditekankan pada usaha

bersama (partisipasi) anggota serta azas kekeluargaan dalam seluruh aspek

pengelolaannya.

Jumlah koperasi yang mengusahakan simpan pinjam di Indonesia

sebanyak 73.835 unit. Dari jumlah koperasi tersbut sebanyak 71.365 unit

bergerak dalam usaha simpan pinjam konvensional dan 2.470 unit bergerak

dalam usaha jasa keuangan syari’ah. Adapun koperasi yang bergerak dalam

usaha simpan pinjam konvensional terdiri dari KSP sebanyak 2.690 unit,

jumlah USP-Koperasi 67.726 unit dan jumlah koperasi kredit (Kopdit)

sebanyak 946 unit, dan 1 unit KSP dan 2 unit USP-Koperasi luar negeri.

Sedangkan perincian koperasi yang bergerak dalam usaha simpan pinjam

3
Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, h. 33
3
syari’ah sebanyak 766 unit Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah dan sebanyak

1.704 unit Jasa Keuangan Syari’ah.4Dan dari data yang ada, menurut Ketua

Umum Koperasi Syari’ah Indonesia Rully Trisna Yuliansyah menjelaskan

bahwa jumlah koperasi syari’ah di Indonesia sekitar tiga ribu di seluruh

Indonesia.5

Dari data diatas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan

pertumbuhan koperasi syari’ah. Semakin meningkatnya pertumbuhan

koperasi syari’ah di Indonesia menjadi bukti tersendiri bahwa konsep

koperasi syrai’ah sudah mulai diterima dikalangan masyarakat kecil dan

menengah. Bukan hanya Bank syari’ah yang bermunculan akan tetapi

koperasi syari’ah juga mampu menunjukkan eksistensinya sebagai lembaga

keuangan dalam peranannya membantu pembangunan kesejahteraan

perekonomian di Indonesia.

Untuk mendukung antusias masyarakat di Indonesia untuk

berkoperasi syari’ah maka sangat dibutuhkan peraturan dan Undang-Undang

khusus yang mengatur tentang koperasi syari’ah, mengingat selama ini

koperasi syari’ah belum memiliki payung hukum yang jelas dalam

managemen dan operasionalnya. Penerapan manajemen koperasi syari’ah di

Indonesia baru dalam tahap offisialisasi atau pertumbuhan awal yang masih

membutuhkan bantuan pemerintah, terutama dalam hal penguatan Undang-

4
Akhmad Junaidi, Restrukturisasi Usaha KUKM: Usaha Simpan Pinjam, (Jakarta:
Kementerian Koperasi Dan UKM, 2011), h. 2
5
Rully Trisna Yuliansyah, “Ekonomi Syari’ah” dalam http://www.eramuslim.comdiambil
pada tanggal 18 oktober 2018
4
Undangnya.6 Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dengan adanya

koperasi syari’ah maka dikeluarkannya beberapa peraturan Menteri Koperasi

yang membahas tentang koperasi syari’ah. Adapun peraturan tersebut ialah

Keputusan Menteri Negara Koperasi No. 91/Kep/M.KUKMIX/2004 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (KJKS).

Tidak hanya itu, peraturan lainnya adalah Keputusan Menteri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor

35.2/Per/M.KUKM/X/2007 tentang Petunjuk Pelaksanaa Kegiatan Usaha

Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah (UJKS) Koperasi.

Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi NTB melaksanakan program

penumbuhan koperasi syari’ah. Program penumbuhan koperasi syari’ah ini

sesuai dengan Rencana Pembangungan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

2013-2018 yang ditargetkan sebanyak 500 unit. program penumbuhan

koperasi syari’ah ini mulai dilaksanakan pada tahun 2014 hingga akhir bulan

Desember tahun 2016 sudah terealisasikan sebanyak 207 unit koperasi

syari’ah. Sebagian besar koperasi syari’ah tersebut sebelumnya adalah

konvensional kemudian dikonversi menjadi koperasi syari’ah melalui tahapan

perubahan anggaran dasar dananggaran rumah tangga (AD/ART) serta

merubah akte notaris.7

Dengan adanya program penumbuhan koperasi syari’ah tersebut

beberapa koperasi yang dulunya merupakan koperasi konvensional kini telah

6
Abdul Basuth, Islam Dan Manajemen Koperasi: Prinsip Dan Strategi Pengembangan
Koperasi Di Indonesia (Malang: UIN-Malang Pers, 2008), h. 27.
7
Radar Lombok, “KUMKM NTB gandeng SKPD bentuk koperasi syari’ah”, dalam
http://www.radarlombok.co.id/kumkm-ntb-gandeng-skpd-bentuk-koperasi-syari’ahhtml#. Diambil
pada tanggal 17 Oktober 2018.
5
beralih menjadi koperasi syari’ah. Sejauh ini, sudah ada 3 koperasi pola

syari’ah di Dompu. Diantaranya koperasi Cahaya Utama Dorotangga

Kecamatan Dompu, Koperasi Garuda Tani Makmur Desa Matua Kecamatan

Woja, dan Koperasi Ibadurrahman Desa Calabai Kecamatan Pekat. Yang

sedang mengajukan peralihan status dari koperasi konvensional ke koperasi

syariah dan usulan baru ada 10 koperasi. Dan di Lombok sendiri terdapat

salah satu lembaga koperasi yang sudah beralih menjadi koperasi syari’ah

adalah koperasi serba usaha (KSU) syari’ah “Mitra Perta” yang berada di

dusun Medugul, desa Badrain, kecamatan Narmada, kabupaten Lombok

Barat.

Berdasarkan wawancara dengan ketua KSU syari’ah “Mitra Paerta”

menuturkan bahwa Koperasi Serba Usaha (KSU) “Mitra Perta” awalnya

berbentuk koperasi konvensional dan pada bulan september tahun 2015

berubah menjadi koperasi syari’ah.8Adapun faktor-faktor yang menyebabkan

pengurus koperasi tertarik untuk melakukan konversi menjadi syari’ah adalah

luasnya pangsa pasar mengingat perkembangan ekonomi syari’ah yang

sangatpesat, adanya progeram pemerintah yakni penumbuhan koperasi

syari’ah serta faktor internal dan eksternal lainnya.

Adanya faktor-faktor tersebut menjadikan pengurus koperasi serba

usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta tertarik untuk melakukan konversi

menuju koperasi syari’ah. Adapun konsekuensi dari konversi tersebut adalah

terjadinya perubahan disemua aspek perkoperasian. Dengan adanya

8
Ahmad Hubaibi (Ketua KSU Syari’ah Mitra Paerta), wawancara, Badrain 18 Oktober
2018. Pukul 10.00 WITA.
6
perubahan disemua aspek perkoperasian maka pihak koperasi sangat

memerlukan beberapa tahapan-tahapan dalam upaya penguatan terhadap

ruang lingkup manajemen koperasi yang berlandaskan pada sistem bagi hasil.

Adapun akad-akad yang digunakan adalah akad murabahah dan akad

ijaroh kemudian jenis-jenis pembiayaan dan usaha yang direncanakan oleh

Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta adalah kegiatan simpan

pinjam, kegiatan sarana produksi pertanian, waserda, unit usaha berbasis

komunitas dan kegiatan pelayanan pembayaran listrik/jasa IT. Sedangkan

anggota/masyarakat melakukan berbagai usaha seperti usaha bakulan, usaha

ternak itik dan ayam, usaha material, kios, tukang ojek, serta usaha jasa

lainnya. Namun sejauh ini usaha yang sudah berjalan yakni usaha simpan

pinjam dan usaha pelayanan pembayaran rekening listrik, air, tutur sekretaris

Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta Bapak Abdurrahman

dalam wawancara kedua hari selasa tanggal 30 Oktober 2018.9

Kendatipun konversi KSU Mitra Paerta menjadi koperasi syari’ah

telah berjalan selama kurang lebih tiga tahun akan tetapi masih ada

masyarakat sekitar khususnya masyarakat awam yang tidak tahu tentang

koperasi syari’ah yang beranggapan bahwa koperasi konvensianal dan

koperasi syari’ah sama saja tidak ada perbedaan. Hal tersebut merupakan

suatu masalah bagi KSU syari’ah Mitra Paerta dalam melakukan

pengembangan suatu produk yang ditawarkannya serta memperhambat

eksistensinya di masyarakat sekitar. Ini merupakan suatu masalah yang harus

9
Abdurrahman (Sekretaris KSU Syari’ah Mitra Paerta), wawancara, Badrain 30 Oktober
2018. Pukul 11.00 WITA.
7
diselesaikan karena akan berdampak pada kelangsungan kinerja anggota serta

eksistensi KSU Syari’ah Mitra Paerta kedepannya. Oleh karena itu diperlukan

upaya-upaya penguatan manajemen dalam berbagai ruang lingkup dan aspek.

Untuk merealisasikan suatu rencana yang telah dibuat dengan tujuan

untuk kesejahteraan perekonomian masyarakat maka lembaga tersebut harus

mempertimbangkan dan melihat peluang serta tantangan kedepannya, apalagi

untuk suatu lembaga yang baru melakukan konversi dari konvensional

menuju ke syari’ah seperti yang dilakukan oleh Koperasi Serba Usaha (KSU)

syari’ah Mitra Paerta yang berada di Dusun Medugul Desa Badrain

Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Ditambah lagi dengan

adanya koperasi tetangga yang berada dalam satu desa dan merupakan

koperasi syari’ah akan menjadi tantangan tersendiri bagi Koperasi Serba

Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta itu sendiri.

Dari pemaparan di atas maka peneliti tertarik melakukan penelitian

dalam bentuk proposal skripsi dengan judul “Peluang Dan Tantangan

Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah MITRA PAERTA Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Anggota di Dusun Medugul Desa

Badrain Kec. Narmada Kab. Lombok Barat”.

B. Fokus Penelitian.

Dalam penulisan proposal skripsi ini terdapat dua rumusan masalah

yang menjadi fokus penelitian yang dapat membantu penulis dalam rangka

mendeskripsikan isi proposal skripsi secara sistematis dan terarah. Adapun

rumusan masalahnya antara lain ialah:

8
1. Bagaimana peluang dan tantangan Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah

Mitra Paerta dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota?

2. Apa saja upaya pengurus Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra

Paerta dalam mendukung perkembangan kesejahteraan ekonomi anggota?

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.

1. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan dari pokok permaslahan diatas, maka tujuan

penelitian ini secara umum adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui peluang dan tantangan koperasi Mitra Paerta dalam

meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota dan masyarakat.

b. Untuk mengetahui upaya-upaya yang dilalukan pengurus Koperasi

Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta dalam mendukung

perkembangan kesejahteraan ekonomi anggota.

2. Manfaat penelitian.

a. Manfaat teoritis.

Adapun tujuan peneitian ini secara teoritis adalah sebagai

khazanah ilmu pengetahuan serta referensi bagi masyarakat umum,

instansi/lembaga terkait lainnya yang ingin meneliti tentang koperasi

syari’ah, serta sebagai referensi bagi pengembangan ekonomi syari’ah

di dunia pendidikan. Dan tujuan khusus bagi Koperasi Serba Usaha

(KSU) Syari’ah Mitra Paerta adalah hasil penelitian ini bisa menjadi

masukan dan saran konstruktif bagi pengelolaan koperasi kedepannya.

9
b. Manfaat praktis.

Adapun tujuan secara praktik adalah sebagai salah satu

pedoman atau landasan untuk mengembangkan ekonomi syari’ah di

lembaga keuangan non-bank seperti koperasi syari’ah. Serta sebagai

salah satu bentuk bukti nyata untuk menyadarkan masyarakat bahwa

ekonomi syar’ah adalah sistem ekonomi yang benar dibandingkan

dengan sistem ekonomi lainnya.

D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian.

1. Ruang lingkup penelitian.

Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah Koperasi Serba

Usaha (KSU) syari’ah Mitra Paerta kecamatan Narmada Kabupaten

Lombok Barat, dan menjadi subjek dalam penelitian ini adalah peluang dan

tantangan koperasi usaha syari’ah “mitra paerta” dalam mengembangkan

kualitas produk dan eksistensinya.

2. Setting penelitian.

Peneliti memilih lokasi penelitian di Koperasi Serba Usaha (KSU)

Syari’ah “Mitra Paerta” yang beralamat di Dusun Medugul Desa Badrain

Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat. Lokasi ini dipilih oleh

peneliti dikarenakan mudah untuk dijangkau mengingat lokasi penelitian

dekat dengan tempat tinggal peneliti. Tidak hanya itu, keberagaman profesi,

tingkat pendidikan dan factor social yang dimiliki masyarakat sekitar

menjadi salah satu daya tarik peneliti untuk melakukan penelitian di lokasi

tersebut. Dan juga adanya koperasi syari’ah lainnya yang berada berdekatan

10
dengan lokasi penelitian yaitu Koperasi Pondok Pesantren

(KOPPONTREN) Tarbiyatul Mustafid. Hal ini menjadi keunikan tersendiri

bagi peneliti sehingga tertarik untuk melakukan penelitian di lokasi tersebut.

E. Telaah Pustaka.

Didalam penelusuran biasanya berpatokan pada ilmu pengetahuan yang

sudah ada, pada umumnya semua penulis akan memulai penulisannya dengan

menggali dari apa yang telah diteliti oleh para pakar penulis sebelumnya

pemanfaatan terhadap apa yang telah dikemukakan dan ditemukan oleh penulis

dapat dilaksanakan sebagai bahan pembelajaran, penelaahan, mendalami,

mencermati, dan menggali kembali serta mengidentifikasikan hal-hal yang

sudah ada maupun yang belum ada. Hal tersebut tercantum pada telaah

pustaka.

Telaah pustaka adalah salah satu cara penelusuran karya-karya ilmiah

terdahulu yang topiknya berkaitan dengan penelitian yang sedang penulis

lakukan guna menghindari adanya duplikasi, plagiasi, replikasi, serta menjamin

keabsahan dan keaslian penelitian yang dilakukan atau sebagai pedoman

penelitian lebih lanjut serta untuk mendapatkan data yang lebih valit serta

menghindari adamya duplikasi, repitisi, dan menjamin keaslian serta legalitas

penelitian ini.

Pada telaah pustaka ini penulis akan mencoba mengangkat beberapa

penelitian terdahulu yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang penulis

lakukan, yaitu:

11
1. Skripsi yang ditulis oleh Sandar Fikar dengan judul skripsinya “Analisis

Ekonomi Islam Terhadap Disfungsi Usaha Simpan Pinjam Pada Koperasi

Samakai Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Di Kecamatan

Wojo Kabupaten Dompu”10

Dalam penelitian di atas peneliti membahas tentang tidak

berfungsinya koperasi khususnya Koperasi Samakai dalam meningkatkan

kesejahteraan anggotanya khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Disfungsi usaha simpan pinjam yang ada di koperasi ini tidak bisa

memberikan perubahan bagi perkembangan perekonomian masyarakat

setempat. Keberadaan koperasi ini tidak memberikan pengaruh terhadap

pengembangan perekonomian yang ada di Kecamatan Wojo Kabupaten

Dompu.

Dalam penelitian tersebut, peneliti menemukan ada kesamaan dalam

hal lemabaganya yakni sama-sama lembaga koperasi, tetapi ada perbedaan

yang mencolok dengan penelitian yang peneliti lakukan saat ini. Dalam

penelitian tersebut peneliti lebih menyoroti tentang disfungsi atau tidak

berfungsinya koperasi khususnya koperasi Samakai dalam meningkatkan

kesejahteraan anggota. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti saat

ini yang menjadi objek penelitiannya yaitu peluang dan tatangan Koperasi

Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta dalam meningkatkan

kesejahteraan ekonomi anggota.

10
Sandar Fikar, Analisis Ekonomi Islam Terhadap Disfungsi Usaha Simpan Pinjam Pada
Koperasi Samakai Dalam Meningkatkan Perekonomian Masyarakat Di Kecamatan Wojo
Kabupaten Dompu, (Skripsi: IAIN Mataram 2011),h. 7
12
2. Skripsi yang ditulis oleh Ida Amalia Darajad dengan judul skripsinya

“Peranan Lembaga Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah Paleba Terhadap

Peningkatan Pendapatan Atau Volume Usaha Kecil Di Kec. Taliwang

Sumbawa Barat”11.

Artikel ini berisi tentang peranan dan upaya koperasi jasa keuangan

syari’ah paleba. Artikel ini memaparkan peran dari koperasi KJKS.

Menelaah artikel ini, penulis menemukan adanya kesamaan yakni sama-

sama membahas tentang kesejahteraan ekonomi para anggota/masyarakat,

akan tetapi perbedaan dari keduanya adalah skripsi yang disusun oleh Ida

Amalia Darajad lebih kepada peranan koperasi dalam pemberdayaan

ekonomi sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti saat ini adalah

peluang KSU Syari’ah Mitra Paerta yang berada di Kec. Narmada dalam

menibgkatkan kesejahteraan perekonomian anggota/ masyarakat.

3. Skripsi yang ditulis oleh Hermayitu dengan judul skripsinya “Peranan

Lembaga Koperasi Baituttamkin Lumbung Bersaing Unit Aikmel Dalam

Pemberdayaan Ekonomi Usaha Kecil Didesa Kembang Kerang Kec. Aikmel

Kab. Lombok Timur”12.

Dalam penelitian di atas peneliti membahas tentang Peranan

Lembaga Koperasi Baituttamkin Lumbung Bersaing Unit Aikmel Dalam

Pemberdayaan Ekonomi Usaha Kecil.

11
Ida Amalia Darajad, Peranan Lembaga Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah Paleba
Terhadap Peningkatan Pendapatan Atau Volume Usaha Kecil Di Kec. Taliwang Sumbawa Barat,
(skripsi: IAIN Mataram, 2013), h. 35
12
Hermayitu, Peranan Lembaga Koperasi Baituttamkin Lumbung Bersaing Unit Aikmel
Dalam Pemberdayaan Ekonomi Usaha Kecil Didesa Kembang Kerang Kec. Aikmel Kab. Lombon
Timur,(skripi: UIN Mataram, 2016),h. 16
13
Dalam penelitian tersebut, peneliti menemukan ada kesamaan dalam

hal lemabaganya yakni sama-sama lembaga koperasi, tetapi ada perbedaan

yang mencolok dengan penelitian yang peneliti lakukan saat ini. Dalam

penelitian tersebut peneliti lebih menyoroti tentang disfungsi atau tidak

berfungsinya koperasi khususnya koperasi Lembaga Koperasi Baituttamkin

Lumbung Bersaing Unit Aikmel Dalam Pemberdayaan Ekonomi Usaha

Kecil. dalam meningkatkan kesejahteraan anggota. Sedangkan penelitian

yang dilakukan peneliti saat ini yang menjadi objek penelitiannya yaitu

peluang dan tatangan Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta

dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota.

F. Kerangka Teoritik.

Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proporsi yang

berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifik hubungan

antar variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan

fenomena.13

1. Koperasi syari’ah

a. Pengertian Koperasi.

Koperasi berasal dari kata coorporation yang artinya

kerjasama. Pengertian yang dipengaruhi ideologi suatu negara yang

misalnya pengertian koperasi di Indonesia dikemukakan pada

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.14

13
Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2016), h. 52.
14
Tiktik Sartika, Ekonomi Koperasi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2013), h. 19
14
Secara harfiah kata “koperasi” berasal dari coorporation

(Latin), atau coorperation (Inggris), atau co-operatie (Belanda),

dalam bahasa Indonesia diartikan sebagai bekerja bersama, bekerja

sama, atau kerjasama, merupakan koperasi. Menurut Sri Edi

Swasono.15

Koperasi secara etimologi berasal dari bahasa Inggris yaitu

Coorporation yang berarti kerja sama. Sedangkan menurut istilah,

yang dimaksud dengan koperasi adalah suatu perkumpulan yang

dibentuk oleh para anggota peserta yang befungsi untuk memenuhi

kebutuhan para anggota dengn harga yag relatif rendah dan bertujuan

memajukat tingkat hidup bersama.16

Sedangkan dalam bahasa Arab koperasi disebut syirkah yang

berarti al-ikhtilath, yaitu suatu campur atau percampuran.17 Adapun

dari istilah syirkah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan

konstribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko

akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.18

Adapun menurut Undang-Undang tentang Perkoperasian No.

17 Tahun 2012 pasal 1 ayat (1) koperasi adalah badan hukum yang

didirikan oleh orang perseorangan atau badan hukum koperasi, dengan

15
Sudarsono, Edilius. Koperasi Dalam Teori Dan Praktek, (Jakarta: PT. Renika Cipta,
2005), h. 1
16
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h, 289.
17
Wawan Muhwan Hariri, HUKUM PERIKATAN Dilengkapi Hukum Perikatan Islam,
(Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 289.
18
Muhammad Syafi’i Natonio, Bank Syari’ah: Dari Teori Ke Praktek, (Depok: Gema
Insani, 2001), h. 89.
15
pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk

mejalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama

dibidang ekonomi, sosial, dan budaya sesuai dengan nilai dan prinsip

koperasi.19

Sri Edi Swasono menuliskan bahwa koperasi bukan hanya

sekedar lembaga dengan kativitas ekonomi-bisnsis dalam masyarakat.

Lebih dari itu, koperasi adalah citra budaya bangsa yang saling tolong

menolong, bekerjasama untuk mencapai tujuan-tujuan ekonomi.

Secara lebih rinci, Sri Edi Swasono menulis sebagai berikut:

1. Koperasi merupakan wadah yang menampung pesan politik bangsa

terjajah yang miskin ekonominya dan didominasi oleh sistem

ekonomi penjajah. Koperasi menyadarkan kepentingan bersama,

menolong diri sendiri secara bersama dalam meningkatkan

kesejahteraan dan kemampuan produktif.

2. Koperasi adalah bentuk usaha yang tidak saja menampung tetapi

juga mempertahankan serta memperkuat idealitas dan budaya

bangsa Indonesia. Kepribadian bangsa bergotong-royong dan

kekolektivan akan tumbuh subur di dalam koperasi.

3. Koperasi adalah wadah yang tepat untuk membina golongan

ekonomi kecil (pribumi). Kelompok ekonomi kecil adalah masalah

makro bukan masalah partil di dalam kehidupan ekonomi

Indonesia, baik secara kualitan maupun kuantits.

19
UU No.17 Tahun 2012 Tentang Pekoperasian, h. 2
16
4. Koperasi adalah lembaga ekonomi yang berwatak sosial. Koperasi

dapat hidup dalam bangunan usaha swasta seperti PT, VC, Firma,

dan lain-lain bangun usaha Negara, serta di dalam instansi

pemerindah dn lembaga pendidikan.

5. Koperasi adalah wahana yang tepat untuk merealisasikan ekonomi

pancasila, terutuma karena terpenuhinya tuntutan kebersamaan dan

asas kekeluargaan. Secara keseluruhan, koperasi adalah pusat

kemakmuran rakyat.20

b. Koperasi Syari’ah.

Secara umum koperasi syari’ah adalah badan usaha koperasi

yang menjalankan usahanya dengan menggunakan prinsip-prinsip

syari’ah, koperasi syari’ah secara teknis bisa dibilang sebagai koperasi

yang prinsip kegiatan, tujuan, dan kegiatan usahanya berdasarkan

syariat Islam.

Koperasi syari’ah juga memiliki pengertian yang samakegiatan

usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi, dan simpanan

sesuai pola bagi hasil (syari’ah), atau lebih dikenal dengan koperasi

jasa keuangan syari’ah. Koperasi adalah struktur tugas, prosedur kerja,

sistem manajemen, daan standar kerja dalam bidang kelembagaan,

usaha dan keuangan yang dapat djadikan acuan/panduan bagipihak

manajemen koperasi jasa keuangan syari’ah/unit jasa keuangan

20
Salahuddun, Lembaga Keuangan Syari’ah NON-Bank, (Mataram: Yayasan Lentera,
2013), h. 51
17
syari’ah dalam memberikan pelayanan prima bagi anggotanya dan

pengguna jasa lainnya.21

Di samping koperasi konvensional, akhir-akhir ini banyak

bermunculan koperasi syari’ah. Koperasi syari’ah secara teknis

koperasi syari’ah adalah koerasi yang prinsip kegiatan, tujuan, dan

kegiatan usahanya berdasarkan sumber syari’ah Islam, yaitu Al-

Qur’an dan Hadis. Tujuan koperasi syari’ah adalah: menyejakterakan

ekonomi anggotanya sesuai dengan norma dan moral Islam dan

menciptakan persaudaraan dan keadilan sesama anggota. 22

Sebelum adanya koperasi syari’ah, terdapat BMT yang juga

bisa dikatakan sebagai koperasi syari’ah. Baitul Maal Wat Tamwil

(BMT) melaksanakan duajenis kegiatan, yaitu Baitul Tamwil dan

Baitul Maal.Batul Tamwil bergiat mengembangkan usaha-usaha

produktif dan investasi dalam miningkatkan kualitas kegiatan

pengusaha kecil dengan mendorong kegiatan menabung dan

menunjang pembiyaan ekonomi. Adapun Batulmaal menerima titipan

zakat, infak dan sedekah, serta menjalankannya sesuai dengan

peraturan dan amanahnya. 23 Dari pengertian tersebut dapat diketahui

bahwa, perbedaan koperasi syari’ah dengan BMT yakni, koperasi

syari’ah hanya melaksanakan kegitan batul tamwil tanpa ada

21
Nur S Buchori, Koperasi Syari’ah, (Sidoarjo: Kelompok Mas Media Medina Buana
Pustaka, 2009), h. 25.
22
Indri, Hadis Ekonomi: Ekonomi Dalam Hadis Nabi, (Jakarta: Kencana, 2015), h. 261.
23
Abdul Manan, Hukum konomi Syari’ah, (Jakarta: Kencana Prenada Medina, 2014), h.
354.
18
baitulmaal, sehingga istilah koperasi syari’ah sebelumnya

dipersamakan dengan BMT.

c. Landasan Hukum Koperasi Syari’ah.

Sebagai lemabaga keuangan yang sah, maka koperasi syari’ah

memiliki landasan hukum yang menguatkan fungsi dan legalitas.

Dimanma, landasan hukum tersebut tidak jauh berbeda dengan

landasan hukum koperasi konvensional lainnya, hanya saja terdapat

beberapa peraturan khusus lainnya yang menjadi peraturan tambahan

diluar undang-undang tentang perkoperasian.

Adapun undang-undang yang mengatur perkoperasian secara

umum baik koperasi konvensional maupun koperasi syari’ah ialah

Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 tentang perkoperasian. Namun

saat ini masalah koperasi syari’ah diatur khusus melalui perundang-

undangan tersendiri. BMT yang berbadan hukum koperasi

menggunakan peraturan mmenteri negara koperasi dan usaha kecil

dan menengah republik indonesia No: 35.2/PER/M.KUMKM/X/2007

tentang pedoman standat operasional manajemen, koperasi jasa

keuangan syari’ah dan unit jasa keuangan syari’ah.24

d. Macam-Macam Koperasi.

Berbagai jenis koperasi lahir seirama dengan jenis usaha untuk

memperbaiki kehidupan. Secara garis besar koperasi dapat

digolongkan menjadi lima golongan antara lain sebagai berikut:

24
Fathurrahman, “koperasi syari’ah”, dalam http://fatabiruuu89.blogspot.co.id/2012/
hukum-koperasi-syari’ah diambil pada tanggal 30 oktober 2018, pukul 03.10 WITA.
19
1) Koperasi Konsumsi.

Koperasi konsumsi adalah koperasi yang mengusahakan

kebutuhan sehari-hari berupa bahan pangan seperti beras, gula,

garam, dan minyak. Bahan sandang seperti kain. Bahan papan

seperti bahan-bahan bangunan dan bahan pembantu keperluan

lainnya seperti sabun, minyak tanah dan lain sebagainya.

2) Koperasi kredit (koperasi simpan pinjam).

Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah

koperasi yang bergerak dalam lapangan usaha pembuatan modal

melalui tabungan-tabungan para anggota secara terstut dan terus

menerus untuk kemudian dipinjamkan ke paraanggota dengan cara

mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan

kesejahteraan. Contohnya adalah unit-unit simpan pinjam adalah

KUD, KSU, Credit Union, Bukopin, Bank Koperasi Pasar dan lain-

lain.

3) Koperasi produksi.

Koperasi produksi adalah koperasi yang bergerak dalam

bidang ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang baik

yang dilakukan oleh koperasi sebagai organisasi maupun orang-

orang anggota koperasi. Contohnya, koperasi peternak sapi perah,

koperasi tahu tempe, koperasi batik, koperasi pertanian dan lain-

lain.

20
4) Koperasi jasa.

Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha dibidang

penyediaan jasa tertentu bagi para anggota dan pengurus maupun

masyarakat umum. Contohnya, koperasi angkutan, koperasi

perencanaa dan konstruksi bangunan, koperasi jasa audit, koperasi

asuransi Indonesia dan lain sebagainya.

5) Koperasi Serba Usaha (KSU), atau Koperasi Unit Desa

(KUD).

Koperasi serba usaha adalah koperasi koperasi yang

menyelenggarakan usaha yang lebih dari satu macam kebutuhan

ekonomi atau kepentingan ekonomi para anggota dan pengurusnya.

Biasanya koperasi demikian, tidak dibentuk sekaligus melakukan

bermacam-macam usaha, melaikan makin luas karena kebutuhan

yang semakin berkembang, kesempatan usaha yang terbuka dan

sebab lainnya. Contoh daro koperasi ini adalah KUD, KSU, dan

koperasi lingkungan karyawan, ABRI pegawai negeri dan lain

sebagainya.25

e. Tujuan Dan Fungsi Koperasi.

Dalam bab II bagian ke dua, pasal 3 UU No. 25 Tahun 1992

tentang perkoperasian, tertuang tujuan koperasi Indonesia sebagai

berikut: “memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan

masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan

25
Pandji Anoraga, Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi (Jakarta: PT. Renika Cipta,
2007), h, 19-37.
21
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang

maju, adil dan makmur belandasan pancasila dan Undang-Undang

Dasar 1945”.26

Dalam pasal (4) UU No. 25 Tahun 1992 diuraikan fungsi

koperasi Indonesia sebagai berikut:

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan

ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2. Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat.

3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko

gurunya.

4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan prekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.27

2. Koperasi Syari’ah dan Kesejahteraan Masyarakat.

a. Pengertian Kesejahteraan.

Definisi kesejahteraan dalam konsep modern adalah sebuah

kondisi dimana setiap orang dapat memenuhi kebutuhan pokok, baik itu

kebutuahan pangan, papan, ataupun sandang.

26
Sutantya R. Radhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2000), h. 39.
27
Ibid, h. 40
22
Adapun pengertian kesejahteraan menurut UU tentang

kesejahteraan28 yaitu suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial

materil maupun spiritual yang diliputi oleh rasa leselamatan, kesusilaan,

dan ketentraman lahir dan batin yang memungkinkan bagi setiap warga

negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan

jasmaniah, rohaniah dan sosial yng sebaik-baiknya bagi diri, keluarga,

serta masyarakat untuk menjunjung tinggi hak asasi serta kewajiban

manusia sesuai dengan pancasila.

Kesejahteraan adalah salah satu aspek yang cukup penting

untuk menjaga dan membina terjadinya stabilitas sosial dan ekonomi,

dimana kondisi tersebut juga diperlukan untuk meminimalkan

terjadinya kecemburuan sosial dalam masyarakat. Maka setiap individu

membutuhkan kondisi yang sejahtera baik sejahtera dalam hal materil

maupun sejahtera dalam hal lainnya sehingga dapat tercipta suasana

harmonis.

b. Kesejahteraan ekonomi Dan Koperasi Syari’ah

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan

bahwa koperasi berfungsi dan berperan mengembangkan potensi dan

kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi

kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat,

mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan

kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa. Tujuan Koperasi

28
Undang-Undang Nomor. 6 Tahun 1974 pasal 2 ayat (1)
23
Syariah, yakni untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya dan

kesejahteraan masyarakat dan ikut serta dalam membangun

perekonomian Indonesia berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Adapun

Prinsip Koperasi syariah yaitu: Kekayaan adalah amanah Allah swt

yang tidak dapat dimiliki oleh siapapun secara mutlak serta manusia

diberi kebebasan bermu’amalah selama bersama dengan ketentuan

syariah.

Hubungan antara lahirnya koperasi syari’ah terhadap

kesejahteraan perekonomian masyarakat bisa kita lihat dari peran dan

tujuan koperasi syari’ah yanitu sebagai berikut29:

a. membangun dan mengembangkan segala potensi yangada pada

setiap anggotanya secara khusus, serta meningkatkan kesejahteraan

sosial ekonomi masyarakat secara umum.

b. Memperbaiki atau menigkatkan kualitas sumber daya manusia para

anggota agar lebih amanah, profesional, konsisten dalam

menjalankan prinsip-prinsip ekonomi dan syariat islam.

c. Berupaya mewujudkan dan meningkatkan pekronomian nasional

yang merupakan usaha bersama berdasarkan azaz demokrasi dan

kekeluargaan.

d. Menjadi sebuah wadah atau mediator yang menghubungkan

penyandang dana dengan pengguna dana sehingga pemanfaatan

lebih optimal.

29
Gunawan Sumodiningrat, Membangun Perekonomian Rakyat, (Yogyakarta:
IDEA,1998), H. 146
24
e. Berusaha untuk memperkuat setiap anggota koperasi sehingga saling

bekerjasama dalam melakukan kontrol terhadap operasional

koperasi.

c. Konsep Kesejahteraan Ekonomi Dalam Pandangan Islam.

Ekonomi Islam yang merupakan bagian dari syariat Islam,

tujuannya tentu tidak lepas dari tujuan utama syariat Islam. Tujuan

utama ekonomi islam adalah merealisasikan tujuan manusia untuk

mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (falah) serta kehidupan yang

baik dan terhormat (al-hayyah al-tayyibah).30 Ini merupakan definisi

kesejahteraan dalam pandangan Islam, yang tentu saja berbeda secara

mendasar dengan pengertian kesejahteraan dalam ekonomi

konvensional yang sekuler dan materialistis.

Sementara itu konsep negara sejahtera, yang menggabungkan

mekanisme harga dengan sejumlah perangkat lainya. Terutama

pembiayaan kesejahteraan oleh negara untuk menjamin keadilan, pada

mulanya menimbulkan sebuah euphoria31 tetapi yang ternyata tidak.

Penambahan pengeluaran untuk sektor publik tidak dibarengi dengan

suatu pengurangan ganti rugi dalam kalim-klaim atas sumber-sumber

dengan defisit pembayaran yang membengkak telah ditetapkan beban

pajak yang berat. Keadaan itu menimbulkan pemakaian sumber-sumber

daya semakin memburuk, meningkatnya ketidak-seimbangan internal

dan eksternal. Masalah kemiskinan dan ketercabutan tetap berlanjut dan

30
M. B. Hendrie Anto, Pengantar Ekonomi Mikro Islam, (Yogyakarta, Ekonisia, 2003),h. 7

25
bahkan semakin dalam. Kebutuhan-kebutuhan tidak terpenuhi, ketidak

adilan semakin bertambah. Problem yag dialami negara sejahtera adalah

bagaimna menghapus ketidakseimbangan. Sistem ini tidak memiliki

mekanisme filter yang disepakati selain harga untuk mengatur

permintaan secara agregat, dunia hanya bersandar sepenuhnya kepada

mekanisme pasar untuk menghapus ketidakmerataan dan

ketidakseimbangan yang ada.

3. Peluang Dan Tantangan Koperasi Syari’ah.

Peluang dan tantangan merupakan suatu hal yang lumrah ada

disetiap kegiatan ekonomi baik dalam bidang usaha, peniagaan, maupun

muamalah. Begitu juga dalam bidang lembaga keuangan non bank seperti

halnya koperasi syari’ah.

Peluang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

kesempatan,32senggang atau tentang angin segar yang memberikan suatu

celah untuk mendapatkan sesuatu.

Untuk mencapa keuggulan besaing, tahapan yang perludilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Penilaian lingkungan (internal dan eksternal) dilkukan dengan analisis

SWOT (strength, weakness, opportunities, dan threat). Analisis SWOT

terhadapusaha kita maupun perusahaan kompetitor kita.

2. Penilaian organisasi, apakah secara organisatoris, perusahaan mampu

menciptakan keunggulan bersaing.

32
Aditya Bagus Pratama, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Pustaka Media,
2011 ), h. 455
26
3. Strategi berbasis biaya, mengupayakan agar setiap produk dan atau jasa

dapat diproduksi dengan biaya seefisien mungkin, sehingga dalam

penetapan harga produk/ jasa dapat bersaing dengan produk

parapesaing terdekat.

4. Strategi berbasis deferensiasi, menguapayakan agarperusahaan mampu

menghasilkan berbagai deferensiasi. Misalnya, berbagai produk

maupun jasa bisa dihasilkan, bisa deferensiasi harga, pelayanan, dan

lain-lain.

Hasil-hasil di atas itu semua yang diharapkan adalah: (a) laba

perusahaan dapat tercapai sesuai yang direncanakan, (b) pangsa pasar

meningkat, (c) kepuasan pelanggan dapat ditingkatkan, dan (d)

kelangsungan hidup dapat berlanjut. (Leonardus, 2009:128). 33

Selain itu, menurut Bygrave (1994), ada tiga komponen untama

yang sebaiknya diteliti dan dievaluasi bagi seseorang yang sukses untuk

membuka usaha baru, yaitu sebagai berikut:

1) The Opportunity (peluang). Apakah dengan adanya kesempatan

tersebut kita mampun menagkap dan menjalakannya dikemudian hari.

2) The Enterpreneur and the management team (enterpreneur dan tim

manajemen). Apakah kita mampu menjadi wirausahawan dengan

membentuk suatu tim manajemen yang solid.

3) The Resources needed to start the company and make it grow

(kebutuhan berbagai sumber daya untuk memulai usaha dan

33
Basrowi, Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), h.
97
27
pertumbuhan perusahaan). Apakah berbagai sembur daya yang mungin

kita perlukan mampu kita sediakan, minimal sumber bahan baku,

sumber daya manusia, dan sumber daya modal. Lebih jauh kita

memungkinkan, mampu menguasai faktor produksi utama atau 6M

(men, money, material, machine, method, dan market) ditambah sumber

daya tanah dan manajemen (Leonardus, 2009-74).34

Adapun tantangan koperasi saat ini di Indonesia ialah terdiri dari dua

yaitu permasalahan internal dan eksternal :

1) Permasalahan internel.

a. Kebanyakan pengurus koperasi telah lanjut usia sehingga

kapasitasnya terbatas.

b. Sistem kerja, Re-generasi organisasi, system pengawasan kerja

koperasi dll. bisa di karenakan system kerja yang salah

penerapannya, lambatnya re-generasi pengurus dari yang tua ke

yang muda dengan kriteria bewawasan luas, intelektual tinggi.

c. Administrasi kegiatan-kegiatan belum memenuhi standar tertentu

sehingga menyediakan data untuk pengambilan keputusan tidak

lengkap; demikian pula data statistis kebanyakan kurang memenuhi

kebutuhan.

d. Kebanyakan anggota kurang solidaritas untuk berkoperasi di lain

pihak anggota banyak berhutang kepada koperasi.

34
Ibid h., 98
28
e. Dengan modal usaha yang relative kecil maka volume usaha

terbatas; akan tetapi bila ingin memperbesar volume kegiatan,

keterampilan yang dimiliki tidak mampu menanggulangi usaha

besar-besaran; juga karena insentif rendah sehingga orang tidak

tergerak hatinya menjalankan usaha besar yang kompleks.

2) Permasalah eksternal.

a. Tanggapan masyarakat sendiri terhadap koperasi; karena kegagalan

koperasi pada waktu yang lalu tanpa adanya pertanggungjawaban

kepada masyarakat yang menimbulkan ketidakpercayaan pada

masyarakat tentang pengelolaan koperasi.

b. Bertambahnya persaingan dari badan usaha yang lain yang secara

bebas memasuki bidang usaha yang sedang ditangani oleh koperasi.

c. Karena dicabutnya fasilitas-fasilitas tertentu koperasi tidak dapat lagi

menjalankan usahanya dengan baik, misalnya usaha penyaluran

pupuk yang pada waktu lalu disalurkan oleh koperasi melalui

koperta sekarang tidak lagi sehingga terpaksa mencari sendiri.

d. Tingkat harga yang selalu berubah (naik) sehingga pendapatan

penjualan sekarangtidak dapat dimanfaatkan untuk meneruskan

usaha, justru menciutkan usaha.35

35
ekonomi koperasi: Makalah Peluang Dan Tantangan Koperasi di Indonesia dalam
http://yulianarizky12.blogspot.com/2017/11/tugas-1-ekonomi-koperasi-makalah.html diambil pada
tanggal 3 november 2018, pukul. 02.19 WITA
29
G. Metode Penelitian.

1. Pendekatan Penelitian.

Pendekatan penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam

perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menggunakan latar belakang

alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian misalnya motivasi, prilaku, persepsi,

tindakandan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa serta

dilakukan dengan jalan melibatkan metode yang ada. 36

Dalam hal penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan

pemahaman yang mendalam terntang masalah-masalah manusia dan sosial,

bukan mendeskripsikan bagian permukaan dari suatu realitas sebagaimana

dilakukan penelitian kuantitatif dengan pisitifismenya. Peneliti

menginterpretasikan bagaimana subjek memperoleh makna dari lingkungan

sekitar, dan bagaimana makna tersebut mempengaruhi mereka. Penelitian

yang dilakukan dalam latar (satting) yang alamiah (naturalistic) bukan hasil

perlakukan (treatment) atau manipulasi variabel yang dilibatkan.37

Jadi berdasarkanuraian di atas penulis simpulkan bahwa jenis

penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif.Penelitian ini digunakan

36
Djam’an Satori dkk, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Penerbit Alfabeta,
2017), Cet. Ke-17, hlm. 23
37
Imam Gunawan. METODE PENELITAIAN KUALITATIF Teori dan Praktik (Jakarta”
PT. Bumi Aksara, 2015), h. 85
30
karena peneliti merasa bahwa adanya kesesuaian antara permasalahan yang

akan dibahas dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Dimana

dalam penelitian ini peneliti membahas dan menggambarkan tentang

keadaan yang berkaitan dengan peluang dan tantangan koperasi serba usaha

(KSU) syari’ah Mitra Paerta dalam meningkatkan kualitas produk dan

eksistensinya di Dusun Medugul Desa Badrain Kec. Narmada Kab. Lombok

Barat.

2. Kehadiran Peneliti.

Untuk memperoleh data yang lengkap, peneliti ikut melibatkan diri

dengan cara ikut serta meninjau langsung ke lapangan dan melakukan

pengamatan langsung dengan cermat terhadap objekpenelitian. Di sini

peneliti bertindak sebagai pengumpul data. Cara ini dilakukan untuk

mendapatkan data yang akurat da lengkap mengenai peluang dan tantangan

koperasi serba usaha (KSU) syari’ah Mitra Paerta dalam meningkatkan

kualitas produk dan eksistensinya di Dusun Medugul Desa Badrain Kec.

Narmada Kab. Lombok Barat.

Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti berperan sebagai instrumen

sekaligus sebagai pengumpul data sehingga keberadaanya di lokasi

penelitian mutlak diperlukan.38Kehadiran peneliti di lapangan juga dapat

meningkatkan keabsahan data yaitu data yang di peroleh lebih akurat dan

efektifitas waktu pelaksanaan penelitian dalam artian dalam jangka waktu

38
Tim Penyususn. Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah Dan Ekonomi
Islam IAIN Mataram (Mataram, 2015), h. 49
31
yang tersedia peneliti dapat merekam dan mendapatkan data yang

diperlukan.

3. Lokasi Penelitian.

Penelitian ini dilakukan di Koperasi serba usaha (KSU) Syari’ah

Mitra Paerta. Koperasi ini memiliki kantor pelayanan yang beralamt di jalan

Raya Bengkel-Badrain Dusun Medugul Desa Badrain Kec. Narmada Kab.

Lombok Barat. Adapun koperasi ini melayani anggota dan masyarakat

secara umum selama 6 hari kerja yaitu dari hari senin sampai hari sabtu.

Dimana pelayanan ini dibuka dari pukul 09.00 WITA sampai pukul 14.00

WITA.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di koperasi ini karena

koperasi ini adalah salah satu koperasi yang melakukan konversi (perubahan

pola) dari konvensional ke syari’ah. Dan juga mengingat koperasi ini baru

melakukan konversi tidak mudah untuk langsung terkenal di kalangan

masyarakat apalagi sifatnya baru. Oleh sebab itu, peluang dan tantangan

untuk meningkatkan kualitas produk serta eksistensinya kopearsi tersebut

harus bisa membaca situasi peluang yang tepat. Dan juga adanya koperasi

syari’ah lainnya yang berada berdekatan dengan lokasi penelitian yaitu

Koperasi Pondok Pesantren (KOPPONTREN) Tarbiyatul Mustafid. Hal ini

menjadi keunikan tersendiri bagi peneliti sehingga peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian di lokasi tersebut.

32
4. Sumber Data Dan Jenis Data.

Sumber data maksudnya adalah dari mana data dan informasi

tersebut didapatkan dan diperoleh. Apabila peneliti menggunakan orang

maka sumber data disebut subjek, yaitu orang yang akan merespon atau

menjawab pertanyaan peneliti baik pertanyaanya secara tertulis maupun

secara lisan. Adapun sumber data yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Sumber data

1) Sumber data premier.

Sumber data premier dalah sumber data yang langsung

memberikan data ke pengumul data baik dengan menggunakan

metode angket maupun wawancara serta kuesioner dan lain

sebagainya.39 Sumber data primer disini adalah hasil wawancara yang

dilakukan kepda anggota dan pengurus koperasi serba usaha (KSU)

syar’ah Mitra Paerta terhadap peluang dan tantangan koperasi tersebut

dalam meningkatkan kulitas produk dan eksisitensinya mengingat ada

koperasi syari’ah lainnya yang lebih dahulu hadir.

2) Sumber data sekunder.

Sumber data sekunder yaitu sumber data yang tidak secara

langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya lewat

orang atau lewat dokumen.40 Dalam penelitian ini sumbr data

sekunder dapat berupa artikel ataupun dokumen lain yang berkaitan

39
Suryani, Hendryadi, Metode Riset Kuantitatif. Teori Dan Aplikasi Pada Penelitian
Bidang Manajemen Dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana, 2015), h. 173.
40
Sugiyono, Metode Penelitian Manajemen (Bandung: Alfabeta, 2014), h. 376.
33
dengan masalah yang diangkat seperti Laporan Pertanggungjawaban

Pengurus.

Data sekunder adalah data-data yang sudah tersedia dan dapat

diperoleh peneliti dengan cara membaca, melihat maupun

mendengarkan. Data sekunder ini biasanya berasal dari data sekunder

akan tetapi sudah diolah terlebih dahulu oleh peneliti sebelumnya.

b. Jenis data.

Berdasarkan tipe penelitian ada dua jenis data yaitu data

kuantitatif dan data kualitataif. Jenis data kuantitatif adalah data yang

dapat diinput ke dalam skala pengukuran statistik. Fakta dan fenomena

dalam data ini tidak dinyatakan dalam bahasa alami, melainkan dalam

numerik. Sedangkan jenis data kualitatif adalah data yang dapat

mencangkup hampir semua data non-numerik. Data ini dapat

menggunkan kata-kata untuk menggambarkan fakta dan fenomena yang

diamati. Dengan demikian sesuai dengan permasalahan yang diangkat

oleh peneliti, peneliti menggunakan jenis data kualitatif karena berbentuk

pernyataan atau kalimat yang didapat melalui berbagai jenis cara

pengumpulan data seperti wawancara, analisis dokumen, dokumentasi

dan observasi yang dituangkan dalam bentuk catatan-catatan. Oleh sebab

itu penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah

penelitian ilmiah dengan menyandarkan kebenaran pada sisi kriteria ilmu

34
empiris yang berusaha untuk mengeksplorasi, mendeskripsikan,

menjelaskan dan memprediksi kejadian-kejadian pada setting sosial.41

5. Prosedur Pengumpulan Data.

Teknik pengumpulan data adalah langkah yang paling utama dalam

penelitian, dikarenakan tujuan penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

kitamengetahui teknik pengumpulan data maka kita tidak akan mendapatkan

data.42

Adapun teknik dalam pengumpulan data ini yakni dengan

menggunakan tiga teknik yaitu dengan cara observasi, wawancara,

dokumentasi.

a. Observasi.

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan langsung terhadap subjek (partner penelitian) dimana sehari-

hari mereka berada dan bisa melakukan aktivitasnya. 43Selain itu arti lain

dari observasi adalah pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti baik

secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang

harus dikumpulkan dalam penelitian menggunakan observasi patisipasi

(particiant observation) adalah metode pengumpulan data yang

digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan

41
Djam’an Satori dkk, Metodologi…, hlm.42.
42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif Kualitatif Dan R&D, (Bandung: Penerbit
Alfabeta, 2013), hlm. 224.
43
Djam’an Satori dkk, Metodologi…, hlm. 90.
35
pengindraan dimana observer atau peneliti benar-benar terlibat dalam

keseharian responden.44

Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi secara intensif

terhadap semua hal yang berkaitan dengan penelitian seperti situasi

koperasi, operasional sehari-hari koperasi, serta dat-data lain yang

berkaitan dengan judul penelitian.

b. Wawancara.

Wawancara adalah suatu metode pengambilan data dengan cara

menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan atau

responden. Caranya adalah dengan cara bercakap-cakap secara bertatap

muka. Wawancara dapat dilakukan dengan menggunakan pedoman

wawancara atau dengan tanya jawab secara langsung. Pedoman

wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti (pewawancara)

mengenai aspek-aspek yang dibahas.45

Adapun wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara yang

semi struktur. Dalam hal ini mula-mula interviewer menanyakan

serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur kemudian satu per satu

diperdalam untuk mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian

jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel dengan keterangan

yang lengkap dan mendalam.

Dalam penelitian peneliti mewawancari pengurus Koperasi Serba

Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta yang terdiri dari ketua, sekretaris dam
44
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Kencana, 2011), h.141.
45
Afiffudin, Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2012), h.131.
36
bendahara. Selain itu juga peneliti mewawancarai 14 orang ( 5% dari total

anggota koperasi) yang menjadi anggota di Koperasi Serba Usaha (KSU)

Syari’ah Mitra Paerta. Dalam operasionalnya wawancara dilakukan

langsung terhadap narasumber dengan menanyakan secara mendalam

beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan permasalah yang diangkat.

c. Dokumentasi.

Dokumentasi adalah sejumlah fakta dan data tersimpan dalam

bahan yang berbentuk dokumen. Sebagian besar data yang tersedia yaitu

berbentuk surat, catatan harian, cendera mata, laporan, artefak, serta fhoto.

Sifat utama data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu, sehingga

memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah

terjadi.46 Dalam operasionalnya teknik dokumentasi dilakukan dengan cara

memperhatikan data-data penting yang berkaitan dengan permasalahan

yang diangkat.

d. Studi Pustaka.

Studi pustaka yang sudah dilakukan oleh peneliti adalah dengan

cara penelaahan terhadap literatur-literatur yang berkaitan dengan

permasalahan yang diangkat. Adapun studi pustaka yang telah dilakukan

oleh peneliti adalah dengan cara membaca dan memperhatikan artikei-

artikel tentang koperasi syari’ah, mengkaji laporan pertanggungjawaban

pengurus dan literatur-literatur lain untuk mendapatkan data yang lengkap

dan falid.

46
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jkarta: Kencana, 2011), h. 141.
37
6. Teknik Analisis Data.

Analisis data adalah bagian yang tidak bisa ditinggalkan, karena dengan

analisis, data-data yang diperoleh akan memberikan arti yang berguna untuk

memecahkan masalah penelitian.47 Data yang terkumpul selama peneliti

melakukan penelitian perlu dianalisa dengan baik dan diterapkan dalam bentuk

gambaran kata-kata dan langkah-langkah tersebut sihingga mudah untuk

dipahami.

Analisis adalah proses menyusun, mengkategorikan data dan mencari

pola dengan maksud untuk memahminya. Analisa data merupakan proses

pnyusunan data agar dapat diinterpretasi.

Analisis data adalah suatu fase penelitian kualitatif yang sangat penting

karena melalui analisis data inilah peneliti dapat memperoleh wujud dari

penelitiannya. Analisis adalah suatu upaya mengurai menjadi bagian-bagian

sehingga susunan/tatanan bentuk yang diurai itu tampak dengan jelas dan

karenanya bisa secara jauh lebih terang ditangkap maknanya atau dengan lebih

jernih dimengerti duduk perkaranya.48

7. Validitas Data.

Validitas data adalah uji keabsahan yang ditunjukkan pada konsistensi

anata data dengan kenyataan yang sebenarnya. Setoap data perlu diuji dari sisi

validitasinya, reliabilitas, dan objektivitasnya, tidak terkecuali dalam penelitian

kualitatif.49

47
Moh, Nazir, Metodologi Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 346
48
Djam’an Satori dkk, Metodologi…, hlm 97.
49
Afiffudin, Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2012), h.188.
38
Adapun teknik validitas yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Triangulasi.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding terhadap data itu. 50 Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan teknik triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah

menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai sumber

memperoleh data.

Dalam triangulasi sumber yang terpenting adalah untuk mengetahui

adanya alasan-alasan terjadinya perbedaan-perbedaan tersebut.51 Dengan

terknik triangulasi ini peneliti akan melakukan perbandingan data yang

didapatkan melalu sumber yang lain dalam waktu dan cara yang berbeda

sehingga data tersebut falid dan benar.

b. Ketekunan pengamatan.

Ketekunan pengamatan dimaksudkan agar memperoleh derajat

keabsahan yang tinggi, maka dari itu peneliti meningkatkan ketekunan di

lapangan.52Dalam melakukan pengumpulan data peneliti bukan hanya

mengandalkan pendengaran,tulisan, dan wawancara saja namun juga

memerlukan perasaan dan insting dari peneliti.

50
Burhan Bungin, PENELITIAN KUALITATIG, h. 259
51
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bnadung: Remaja Rosdakarya,
2006), h. 330.
52
Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo persada,
2001),hlm. 94.
39
c. Kecukupan referensi.

Kecukupan referensi sangat penting sebagai alat kritik tertulis untuk

keperluan evaluasi.Kecukupan referensi ini digunakan sebagai landasan

teoritis yang cukup kuat merumuskan permsalahan. Oleh karena itu, peneliti

selalu berpedoman pada kemutakhiran referensi dengan banyak membaca

referensi-referensi yang mendukung.

8. Sistematika Pembahasan.

Secara garis besar sistematika penelitian ini dapat ditentukan dengan

ulasan sebagai berikut:

BAB I : Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat, penelitian, ruang lingkup dan setting penelitian, telaah

pustaka, kerangak teori, metode penelitian, sistematika penulisan.

BAB II : Pada bab ini menjelaskan tentang profil Koperasi Serba Usaha

(KSU) Syari’ah Mitra Paerta yakni terdiri dari sejarah berdirinya KSU syari’ah

Mitra Paerta, visi dan misi, letak geografis, keanggotaan, struktur organisasi

serta bidang usaha dan permodalan. Tidak hanya itu pada bab ini juga dibahas

mengenaihasil penelitian dilapangan terkait dengan permasalahan yang

diangkat oleh peneliti yaitu: peluang dan tantangan Koperasi Serba Usaha

(KSU) Syari’ah Mitra Paerta dalam meningkatkan kesejahteraan perekonomian

anggota dusun Medugul desa Badrain Kec. Narmada Kab. Lombok Barat.

BAB III : Pembahasan. Pada bab ini akan membahas tentang peluang

dan tantangan Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta dalam

40
meningkatkan kesejahteraan perekonomian anggota dusun Medugul desa

Badrain Kec. Narmada Kab. Lombok Barat.

BAB IV : Penutup. Pada bab ini terdiri dari kesimpulan hasil penelitian

dan saran-saran.

41
BAB II

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. GAMBARAN UMUM KOPERASI SERBA USAHA (KSU) SYARI’AH

MITRA PAERTA.

1. Sejarah Terbentuknya Kopersi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra

Paerta.

Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta cikal bakalnya

telah berdiri sejak tahun 2005 yang merupakan Program Pemberdayaan

Masyarkat Miskin Dan Perempuan dari pemerintah yang diselenggarakan di

Desa Badrain. Adapun program tersebut terpusat pada pemberdayaan ekonomi.

Salah satu kegiatan yang diselenggarakan oleh program tersebut ialah

terbentuknya kelompok simpan pinjam masyarakat yang berada di setiap dusun

se-desa Badrain. Dalam pengelolaannya kelompok simpan pinjam tersebut

dikoordinir oleh Lembaga Kuangan Tata Titi Tutur (LKT3). Dan salah satu

fasilitator dari program tersebut adalah Drs. Ahmad Hubaibi yang sekarang

menjadi ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta. Dalam

pengelolaan operasionalnya program ini dilaksanakan oleh para pemuda dan

pemudi kader desa sebagai pelaksana dari kegiatan simpan pinjam tersebut. 53

Dalam perkembangannya kelompok simpan pinjan tersebut sangat

menunjukkan perannya dalam membatu permodalan usaha masyarkat di

sekitar. Akan tetapi, karena pengelolaannya terpisah-pisah da tercecer disetiap

dusun menjadikannya kurang optimal dalam mendapatkan dan dan

53
Drs. Ahmad Hubaibi (Ketuan KSU Syari’ah Mitra Paerta), wawancara, Badrain, 06
November 2018.
42
42
mendapatkan penghasilan. Untuk mendpatkan optimalisasi dari program

tersebut maka diadakan program pembentukan koperasi sebagai langkah nyata

pengutan program pemberdayaan ekonomi di desa Badrain.

Rencana pembetukan koperasi sebagai tindak lanjut program

pemberdayaan ini. Pada tahap selanjutnya diadakan pertemuan dengan

anggota-anggota kelompok simpan pinjam tersebut. Adapun pertemuan

tersebut dilaksanakan pada tanggal 28 April 2010 yang dihadiri oleh 25 orang

sehingga syarat untuk mendirikan koperasi bisa diselenggarakan. Dalam

pertemuan tersebut disepakati pembentukan koperasi Serba Usaha Mitra Paerta

yang berpolakan konvensional. Dan juga disepakati setiap anggota harus

mengeluarkan simpanan pokok sejumlah Rp. 50.000 da simpanan wajib

sebesar Rp. 2.500 per bulan.54

Beberapa bulan berjalan, akhirnya izin pendirian koperasi Serba Usaha

Mitra Paerta keluar pada tanggal 16 Agutus 2010 dengan nomor badan hukum

No: 03/623/BH/XXVIII.4/DISKOP-UKM/VIII/2010. Dimana ditahap awal ini

koperasi Mitra Paerta menggunakan sistem konvensional yang segala aktivitas

dan transaksi keuangannya didasarka pada sistem bunga (rate).55

Dengan dikeluarkannya keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha

Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor: 35.2/Per/M.KUKM/X/2007

tentang petunjuk pelaksana kegitan usaha koperasi jasa keuangan syari’ah

(KJKS). Kemudian dinas KUMKM mengeluarkan program penumbuhan

koperasi syari’ah. Dan bebarapa alasan internal dan eksternal lainnya

54
Ibid,. 06 November 2018.
55
Ibid,. 07 November 2018
43
menjadikan Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta berniat untuk

melakukan konversi yang dulunya menggunakan pola konvensional menjadi

pola syari’ah.

Niat tersebut kemudian diikuti dengan tindakan dan usaha untuk

melakukan konversi. Adapun konversi ini didampingi oleh dinas koperaso dan

KUMKM Prov. NTB dengan cara terlebih dahulu merubah AD/ART dan akte

notaris. Setelah perjalanan konversi dilakukan akhirnya KSU Syari’ah Mitra

Paerta resmi melakukan konversi pada tanggal 29 Juli 2015 dibuktikan dengan

keluarnya izin dengan nomor badan hukum No: 03/623a/BH/PAD/

XXVIII.4/DISKOP UMKM/VI/2015.56

Adapun yang melatar belakangi berdirinya Koperasi Serba Usaha

(KSU) Syari’ah Mitra Paerta adalah sebagai berikut:

a. Banyaknya masyarakat yang melakukan simpan pijam dengan bunga yang

berlipat ganda seperti kepada para rentenir.

b. Melemahnya perkembangan perekonomian dikarenakan lembaga

keuangan sulit manjangkau masyarakat menengah ke bawah.

c. Terinspirasi dari koperasi tetangga yang dari awal kegiatan operasionlanya

menggunakan prinsip syari’ah.

2. Visi Dan Misi Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta.

Adapun Visi dan Misi Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra

Paerta adalah sebagai berikut:

56
Ibid,. 07 November 2018.
44
a. Visi Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta

“Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat di Wilayah Kerja Koperasi Serba

Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta”.57

b. Misi Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta.

1) Meningkatnya kesadaran anggota dan/atau masyarakat untuk

bersedekah.

2) Meningkatnya pendapatan anggota dan masyarakat.

3) Terpenuhinya pelayangan KSU Syrai’ah Mitra Paerta kepada anggota

di bidang permodalan, konsumsi, dan pelayanan jasa.

4) Berkembangnya usaha produktid anggota dan masyarakat.

5) Meningkatnya hubungan kerjasama dengan para pihak sebagai mitra

kerja..

3. Letak Geografis.

Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta berada di Dusun

Medugul Desa Badrain Kec. Narmada Kab. Lombok Barat yakni disebelah

timur masjid Jamalul Anwar dusun Medugul dan disebelah barat toko

bangunan “UD. Mitra Karya”. Adapun pembatasan dan orbiterasi ialah:

a. Sebelah utara: berbatasan dengan dusun Batu Rimpang desa Badrain.

b. Sebelah selatan: berbatsan dengan dusun Medain desa Badrain.

c. Sebelah barat: berbatasan dengan desa Sembung

d. Sebelah timur: berbatasan dengan desa Krama Jaya.

57
Penguru KSU Syari’ah Mitra Paerta, Profil KSU Syari’ah Mitra Parta, h. 2
45
Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta berlamat di Jalan

Raya Bengkel-Badrain Dusun Medugul Desa Badrain Kecamatan Narmada

Kabupaten Lombok Barat.

4. Struktur Organisasi.

Adapun struktur organisasi Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah

Mitra Paerta adalah sebagai berikut:

a. Pengurus

Ketua : Drs. Ahamd Hubaibi

Sekretaris : Abdurrahman

Bendahara : Syarifuddin

b. Pengawas

Ketua : Eny Hasturi

Anggota : Nurfajriah, S. Ag.

Anggota : Mahda Surya PS

c. Dewan Pengawas Syari’ah

Ketua : TGH. Husni, Lc.

d. Pengelola

Manager : Drs. Ahamd Hubaibi

Bagian kredit : Abdurrahman

Koordinator PL : Kastini

Admin dan keuangan : Haeratul Armyani

Staff PPOB : Usniatul Alawiyah

46
5. Prinsip-Prinsip Operasionl Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra

Paerta

a. Pendidikan merupakan ini dari setiap usaha dan kegiatan bersama usaha

mikro dan warga desa.

b. Menegakkan disiplin, amanah, tanggung jawab dan kemandirian serta

kreativitas dalam bidang usaha.

c. Menggalakkan menabung sebagai bagian dari perencananaa keuangan

keluarga.

d. Mewujudkan kesetiakawanan dan saling peduli.

e. Memelihara kehormatan diri secara nternalisasi dan nilai-nilai yang luhur

melalui aksi reaksi.

f. Menghilangkan sebanyak mungkin sebab kemiskinan, termasuk

menghindari menjual aset ekonomi rumah tangga, mendorong anak-anak

untuk sekolah, mengatasi persoalan kekurangan gizi buruk dan

memperbaiki senitasi lingkungan serta memutuskan hubungan dengan para

rentenir.

g. Mendorong pembangunan kelembagaan yang bersifat berkelanjutan dan

mandiri melalui penguatan internal (SDM, sistem prosedur teknoligi,

informasi dll) serta memperkuat permodalan.

h. Organisasi komunitas merupakan wahana pembelajaran didalam

berinteraksi, bertransaksi, dan berkonsolidasi.

i. Pada dasarnya basis keanggotaan kelompok adalah kekeluargaan.

47
j. Mulai dari anggota dan calon anggota yang berpendapatan rendah dan

keluarga miskin dibentuk melalui pendekatan kelompok dalam komunitas.

k. Setiap transaksi dilaksanakan dan dikembangan berdasarkan prisip keadilan

transparansi, dan akuntabilitas.

l. Setiap transaksi dilakukan dengan tujuan utama yaitu meningkatkan nilai

tambah secara ekonomi dan dilakukan tanpa adanya agunan.

6. Produk-Produk Yang Ditawarkan Oleh Koperasi Serba Usaha (KSU)

Syari’ah Mitra Paerta Antara Lain:

a. Pembiayaan Syari’ah.

Adapun di bidang pembiayaan syari’ah ada dua akad yang

digunakan yaitu:

1. Pembiayaan mudharabah.

Pembiayaan mudharabah adalah akad kerjasam antar KSU

selaku sebagai pemilik modal (sohibul maal) dengan mitra selaku

sebagai pengelola usaha yang produktif dan halal. Dan hasil

keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang disepakati bersama atau

kedua belah pihak.

2. Pembiayaan musyarakah.

Pembiayaan musyarakah adalah akad kerjasama usaha produktif

dan halal antara KSU dengan mitra dimana sumber modalnya dari

keuda belak pihak. Keuntungan dibagi sesuai dengan nisbah yang

disepakati kedua belah pihak. Sedangkan kerugian ditanggung oleh

kedua belah pihak sesuai dengan porsi modal mmasing-masing.

48
3. Piutang murabahah.

Piutang murabahah merupakan akad jual beli barang antara ,itra

dengan KSU dengan menyatakan harga perolehan/harga beli/harga

pokok ditambah keuntungan/ margin yang disepakati kedua belah

pihak. KSU membelikan barang-barang yang dibutuhkan mitra atau

KSU memberikan kuasa kepada mitra untuk membelikan barang-

barang kebutuhan mitra atas nama KSU. Lalu barang tersebut dijual

kepada mitra dengan harga pokok dengan harga pokok ditambah

dengan keuntungan yang diketahui dan disepakati bersama dan

diangsur selama jangka waktu tertentu.

4. Piutang ijarah.

Piutang ijarah adalah akad sewa menyewa barang atau jasa

antara KSU dan mitra kerja. KSU menyewakan barang atau jasa kepada

mitra dengan harga sewa yang telah disepakati dan diangsur selama

jangka waktu tertentu.

5. Al-Qordul Hasan.

Al-qordul hasan adalah akad pinjaman unuk kebaikan kepada

mitra yang sangat penting, dimana jangka waktu dan jumlahnya tidak

melebihi/tidak sama dengan jangka waktu dan jumlah seperti akad-akad

yang lain. Jangka waktu dan jumlahnya ditentunkan oleh pengurus

berdasarkan kondisi masing-masing mitra.

49
b. Simpanan

Adapun simpanan yang ditawarkan olek Koperasi Serba Usaha

(KSU) Syari’ah Mitra Paerta ialah sebagai berikut:

1. Prinsip titipan (wadiah) disebut dengan tabungan mitra.

Tabungan mitra merupakan simpanan dari mitra yang

penarikannya dapat dilakukan setiap saat. Tabungan ini merupakan

prinsip wadiah/titipan. Dalam tabungan ini KSU Syari’ah Mitra Paerta

tidak wajib memberikan hasil kepada si penabung, tetapi KSU Syari’ah

Mitra Paerta dapat memberikan bonus sesuai dengan kebijakan KSU.

2. Prinsip bagi hasil (mudharabah)

a. Tabungan berjangka/deposito

Tabungan berjangka/deposito merupakan tabungan atau

investasi dengan menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah yang

penarikannya dapat dilakukan sesuai dengan jangka waktu yang

dikehendaki. Pilihan jangka waktu yang dapat dipilih adalah 3

bulan dengan nisbah 15% mitra:85% KSU, 6 bulan dengan nisbah

25% mitra: 75% KSU, dan 12 bulan degan nisbah 35% mitra: 65%

KSU.

b. Tabungan pendidikan.

Tabungan pendidikan adalah tabungan yang alokasi

dananya dioeruntukkan untuk dana pendidikan bagi para putra-

putri mitra. Penarikan dilakukan satu kali dalam satu tahun yaitu

pada saat tahun ajaran baru. Simpanan dalam prinsip mudharabah

50
mutlaqah ini akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan dengan

nisbah 20% mitra:80% KSU.

c. Tabungam Maulid.

Tabungan maulid yaitu tabungan yang direncanakan untuk

keperluan maulid. Penarikannya dilakukan satu kali menjelang

bulan maulid. Tabungan ini menggunakan mudharabah mutlaqah

sehingga akan mendapatkan bagi hasil setiap bulan dengan nisbah

20% mitra:80% KSU.

d. Tabungan Qurban.

Tabungan qurban adalah tabungan yang diperuntukkan

untuk membeli hewan qurban. Penarikan dilakukan satu kali setiap

menjelang hari raya qurban. Tabungan ini menggunakan prinsip

mudharabah mutlaqah sehingga akan mendapatkan bagi hasil

setiap bulan dengan nisbah 20% mitra:80% KSU.

e. Tabungan Fitri.

Tabungan fitri adalah tabungan yang diperuntukkan untuk

keperluan hari raya idul fitri. Penarikan dilakukan satu kali setiap

menjelang hari raya idul fitri. Tabungan ini menggunakan prinsip

mudharabah mutlaqah sehingga mendapatkan bagi hasil setiap

bulan dengan nisbah 20% mitra:80% KSU.

7. Keanggotaan

Yang menjadi anggota KSU Syariah Mitra Paerta ini adalah seluruh

masyarakat diwilayah Kabupaten Lombok Barat. Persyaratan menjadi anggota

51
adalah setelah membayar simpanan pokok sebesar Rp. 50.000,-. Anggota tersebar

di 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Narmada, Kediri dan Gerung.

Jumlah anggota KSU SYARIAH MITRA PAERTA dapat dilihat dalam

tabel dibawah ini:

Tahun Jumlah Anggota Laki Perempuan


2010 87 47 40
2011 188 136 52
2012 229 179 50
2013 250 187 63
2014 258 190 68
2015 270 196 74
2016 280 202 78
Anggota: pada akhir 2010 jumlah anggota yang masuk ialah 87

orang, dan pada akhir 2011 anggota yang masuk sejumlah 101 anggota

sehingga menjadi 188 atau meningkat sekitar 116,09%. Pada tahun 2012

anggota yang masuk sejumlah 41 orang atau meningkat 21,81% sehingga

anggotanya menjadi 229 orang. Pada tahun 2013 anggota yang masuk

sejumlah 21 orang atau meningkat sekitar 9,17% sehingga anggota

sejumlah 250 orang. Pada tahun 2014 anggota yang masuk sejumlah 8

orang atau meningkat sekitar 3,2% menjadi 258 anggota. Sedangkan pada

tahun 2015 anggota masuk sejumlah 12 atau meningkat sekitar 4,65%

nenjadi 270. Dan pada RAT terakhir tahun buku 2016 jumlah anggota

yang masuk 10 anggota atau meningkat sekitar 3,70% sehingga jumlah

terakhir anggota KSU Syari’ah Mitra Paerta adalah 280 anggota.

Dari penjelasan perkembangan jumlah anggota tersebut maka

dapat disimpulkan bahwa perkembangan anggota sangat fluktuatif

52
sehingga diperlukan beberapa strategi dalam melakukan promosi dan

marketing sehingga pertumbuhan anggota bisa tercapai dengan optimal.

8. Nama-Nama Anggota Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta

NO NAMA ALAMAT

1 Satiah Kamil, B.Sc Medugul

2 Nurfajriah, S.Ag Batu Rimpang

3 Harkamudin Medain Barat

4 Sabirin Batu Rimpang

5 Huriah Medugul

6 Jaya Bambang Usman Medugul

7 Safwan Medugul

8 Mustiawan Medain Timur

9 Sukarmin Lendang Re

10 Sumarni Medugul

11 Herman Hukmi Medugul

12 Hamidan Median Barat

13 Sahnan Medugul

14 Suhardi Medugul

53
B. Peluang Dan Tantangan Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra

Paerta Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Anggota.

KSU Syari’ah Mitra Paerta merupakan suatu wadah bagi masyarakat

kalangan menengah ke bawah untuk mendapatkan modal usaha dalam rangka

meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga, tentunya dengan adanya bantuan

modal dari koperasi itu sendiri masyarakat akan mendapatkan peluang untuk

membuka usaha dan tentunya juga koperasi akan semakin dikenal oleh

masyarakat jika koperasi itu mampu dan mau membatu masyarakat yang

membutuhkan modal untuk membuka usaha.

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan di lapangan terkait

masalah yang diangkat yaitu peluang dan tantangan Koperasi Serba Usaha (KSU)

Syari’ah Mitra Paerta dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota adalah

sebagai berikut:

“Wawancara dengan ketua KSU Syari’ah Mitra Paerta yaitu Bapak Drs.
Ahmad Hubaibi “peluang dan tantangan untuk menjadikan anggota
koperasi agar taraf pendapatan perekonomian diaatas rata-rata dan layak
setiap lembaga pasti ada dan berbeda-beda, begitu pun juga dengan
koperasi Mitra Paerta ini. Sebelum kami melakukan perubahan atau
konversi dari konvensional menuju ke syrai’ah anggota kami termasuk
juga saya kebingungan untuk merencanakan program untuk masyarakat
Karena kebanyakan mata pencaharian warga Badrain adalah petani dan
pedagang maka itu merupakan peluang bagi kami untuk menyediakan
apa yang mereka butuhkan, dan disini kami memberikan pinjaman kepada
mereka, dan yang menjadi tantangannya adalah kita masih belum bisa
menyetarai Koperasi Pondok Pesantren Tarbiyatul Mustafid ”.58

Dari hail wawancara dengan ketua KSU Syari’ah Mitra Paerta Bapak Drs.

Ahmad Hubaibi dapat disimpulkan bahwa KSU Syari’ah Mitra Paerta memiliki

58
Ahmad Hubaibi, Wawancara, Ketua KSU Syari’ah Mitra Paerta, Medugul, 30
November 2018 pukul 09.30 WITA
54
peluang yang bagus untuk menjalankan programnya yang tujuan utamanya

mensejahterakan perekonomian anggotanya. Dikarenakan KSU Syari’ah Mitra

Paerta tidak lagi menggunakan sistem bunga yang tinggi seperti sebelum

melakukan konversi dari konvensional ke syari’ah.

“Wawancara dengan sekretaris KSU Syari’ah Mitra Paerta yaitu Bapak


Abdurrahman “peluang kami untuk membangun perekonomian
masyarakat disini khususnya dusun Medugul ini didukung oleh warga
setempat dikarenakan tidak mampu untuk merujuk kepada bank yang
syarat pinjamannya harus ada agunan atau jaminan, sehingga untuk
memeluai usaha sangat tipis, itu mengapa kami disini bertugas untuk
membatu ”.59

“Wawancara dengan bendahara KSU Syari’ah Mitra Paerta yaitu Bapak


Syarifuddin “tantangan kami masih belum bisa menyetari koperasi
tetangga karena kami baru melakukan pembangunan, akan tetapi besar
kemungkinan prospek untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi
anggota sangat besar, melihat antusias warga setempat untuk membuka
usaha sendiri sangat meyakinkan bahwa koperasi memang solusi yang
tepat untuk masyarakat menengah ke bawah”.

Berdasarkan dari wawancara ketua, sekretaris, dan bendahara KSU

Syari’ah Mitra Paerta dapat diambil kesimpulan bahwa setiap lembaga memiliki

peluang dan tantangan masing-masing untuk merubah perekonomian anggotanya.

Dan dengan adanya dukungan dari masyarakat sebuah lembaga akan semakin

maju dan berkembang sehingga tujuan untuk menyejahterakan perekonomian

sesuai dengan apa yang diharapkan bersama.

Adapun bentuk kontribusi KSU Syari’ah Mitra Paerta dalam

meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggota dapat dilihat dari hasil

wawancara dengan beberapa orang anggota yang diberikan pinjaman oleh KSU

Syari’ah Mitra Paerta.

59
Abdurrahman, Wawancara, sekretaris KSU Syari’ah Mitra Paerta, Medugul. Tanggal 1
Desember 2018 pukul 09.00 WITA
55
“Ibu Sumarni “koperasi ini sebetulnya koperasi konvensional akan tetapi
sudah menjadi syari’ah dan semenjak berubah menjadi syari’ah koperasi
ini banyak yang ikut bergabung menjadi anggota karena mungkin untuk
melakukan pinjaman di bank sangat lama dan sulit serta harus ada
jaminannya juga, dengan adanya koperasi ini kehidupan perekonomian
terbantu dan usaha yang saya jalani dimodali oleh koperasi ini. 60

Menurut Ibu Sumarni kontribusi yang diberikan oleh KSU Syari’ah Mitra

Paerta adalah dengan cara diberikan modal untuk membuka usaha dagangnya. Hal

yang sama diungkapkan oleh Ibu Kastini salah satu yang menjadi anggota di KSU

Syari’ah Mitra Paerta yang memiliki usaha jasa tukang jahit menuturkan bahwa:

“keberadaan koperasi ditengah-tengah ketidak mampuan saya melakukan


pengajuan pinjamn di bank sangat membantu saya walaupun pinjamannya
terbatas tapi sangat membantu sebelum adanya koperasi ini dulu yang
hidup saya serba kekurangan menjadi berkecukupan dan alhamdulillah
dengan keberadaan koperasi ini saya sudah mulai membuka usaha pribadi
yang modalnya dari koperasi ini, dan kebutuhan saya terpenuhi”.61

Kemudian wawancara yang peneliti lakukan dengan salah seorang anggota

yang berprofesi sebagai penjual sayur bakulan yang bernama Bapak Saiful. Ia

mengatakan volume usahanya sekarang semakin berkembang setelah mendaptkan

kontribusi berupa pembiayaan dari KSU Syari’ah Mitra Paerta walaupun mungkin

penghasilannya tidak menentu tergantung banyaknya konsumen yang berbelanja

setiap hari, sebagaimana yang dikutip sebagai berikut:

“Setelah mendapat pembiyaan dari KSU Syari’ah Mitra Paerta volume


usaha saya semakin bertambah yang pada sebelumnya saya keliling
jualan sayur dan sekarang saya punya stand untuk berjualan di tempat
tanpa berkeliling ke setiap rumah-rumah. Dan sekarang alhamdulillah
dari penghasilan yang saya dapatkan saya bisa membiayai kuliah anak
saya dan memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga”.62

60
Ibu Sumarni, Wawancara, Anggota KSU Syari’ah Mitra Paerta. Badrain. 5 Desember 2018
pukul 11.00 WITA
61
Ibu Kastini, Wawancara, Anggota KSU Syari’ah Mitra Paerta. Batu rimpang, 5
Desember 2018 pukul 11.00 WITA.
62
Bapak Saiful, Wawancara, Anggota KSU Syari’ah Mitra Paerta, Sembung 7 Desember
2018, pukul 12.00 WITA.
56
B. Upaya Pengurus Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta Dalam

Mendukung Perkembangan Kesejahteraan Ekonomi Anggota.

Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta memberikan modal

kepada anggotanya yang membutuhkan tambahan modal atau untuk membangun

kembali usaha yang udah tidak berjalan karena kekurangan modal.

Kurang stabilnya ekonomi anggota juga banyak menimbulkan dampak

negatif seperti lumpuhnya perekonomian, tidak berjalannya usaha, akibatnya

masyarakat kehilangan mata pencaharian yang berujug pada pengangguran.

Tindakan atau sikap hidup masyarakat tersebut bada hakikatnya disebabkan oleh

lemahnya kondisi ekonomi masyarakat. Masyarakat tidak bisa melakukan

aktivitas usaha yang dapat menopang kehidupan mereka karena kurangnya modal

usaha yang mereka miliki dan tidak adanya tempat yang memberikan kemudahan

dalam memberikan modal usaha. Dalam pandangan masyarakat Badrain Lombok

Barat Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta memberikan modal

usaha dalam memberdayakan ekonomi masyarakat dengan persyaratan yang

cukup mudah.

Selain itu, terdapat juga upaya Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah

Mitra Paerta dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi para anggota dengan

cara memebrikan pembinaan dan mengontrol anggota yang diberikan pinjaman

modal ataupun pembiayaan modal kepada koperasi.

Adapun kemudahan dalam pemberian pinjaman modal usaha yang

dilakukan oleh Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta sebagai upaya

57
untuk mendukung perkembangan keejahteraan ekonomi anggota seperti yang

dijelaskan olek Ketua Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta adalah:

1. Mengadakan pendampingan kepada para anggota dengan cara terlebih dahulu

memberikan pengarahan-pengarahan yang harus dipatuhi oleh para anggota.

2. Memberikan pemahaman kepada masyarakat atas pentingnya bermuamalah

secara syari’ah, serta merubah maindset masyarakat atas lembaga keuangan

syari’ah karena seringkali masyarakat masih belum bisa membedakan

operasional antara koperasi konvensional dan syari’ah.

3. Melatih masyarakat/anggota yang malas menabung untuk menabung setiap

hari. Setiap anggota akan dibiasakan untuk menabung karena Koperasi Serba

Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta ada beberapa jenis tabungan yang

ditawarkan diantaranya adalah tabungan wajib kelompok, tabungan hari raya,

tabungan sukarela, dan tabungan-tabungan lainnya. Karena di Koperasi Serba

Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta para anggota bisa menabung berapapun

besarnya walaupun Rp. 1000 dan kalau untuk menabung dirumah biasanya

para ibu-ibu malas menabung uangnya yang hanya bernilai sedikit. Sehingga

dari beberapa macam produk yang tabungan ditawarkan ini adalah salah satu

upaya Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta untuk melatih para

anggotanya untuk menabung.

4. Membimbing atau mengajarkan anggota untuk selalu bersifat amnah, disiplin,

dan bertanggung jawab dari pertemuan majlis yang diadalah satu hari dalam

satu minggu dan dengan waktu dan tempat yang sudah disepakati. Para

anggota diwajibkan untuk hadir sekaligus melakukan transaksi-transaksi

58
seperti penyetoran, menabung, pencarian pembiayaan atau pinjaman sehingga

dibutuhkan kedisiplinan dan rasa tanggung jawab dari para anggota.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa upaya dari

Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta dalam mendukung

perkembangan kesejahteraan ekonomi para anggota ada 4 yaitu: (1) memberikan

pendampingan, (2) memberikan pengarahan, (3) memberikan pelatihan, dan (4)

membimbing para anggota. Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan mampu

membuat para naggota cerdas dalam mengelola perekonomiannya.

59
BAB III

PEMBAHASAN

A. Analisis Peluang Dan Tantangan Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah

Mitra Paerta Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Anggota.

Berdasarkan paparan data yang sudah dibahas pada sebelumnya di bab II,

melihat lebih jauh tentang peluang dan tantangan serta upaya KSU Syari’ah Mitra

Paerta untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi anggota bahwasanya KSU

Syari’ah Mitra Paerta mampu menjalankan fungsinya sesuai dengan tujuannya

yaitu menyejahterakan masyarakat meski koperasi tersebut baru melakukan

konversi menuju ke syari’ah dan hal itu merupakan suatu yang sangat sulit.

Namun, dalam menjalankan usahanya yang dilaksankan mengacu pada ketentuan

yang sesuai dengan syariat Islam, sehingga timbulnya rasa tolong menolong

antara sesama. Hal ini mengisyaratkan bahwa Islam bukan hanya dalam ritualitas

semata tapi dalam segala aspek kehidupan, Islam memberikan pedoman dan

aturan yang harus dijalankan.

Dari penelitian yang dilakukan terhadap 3 orang pengurus tentang peluang

dan tantangan KSU Syari’ah Mitra Paerta dalam meningkatkan kesejahteraan

ekonomi anggota mendengar jawaban dari pengurus jawabannya hampir sama

namun bahasanya berbeda yaitu peluang untuk mencapai tujuannya

mensejahterakan perekonomian dan perkembangan usaha masyarakat sangat besar

karena keberadaan KSU Syari’ah Mitra Paerta untuk membatu dan saling tolong

menolong.

60
60
Aktivitas manusia adalah aktivitas ekonomi. Hampir dapat dipastikan

tidak ada satupun aktivitas manusia yang tidak terlepas dari aktivitas ekonomi.

Dalam Islam, ibadah pun masuk dalam kategori aktivitas ekonomi jika ditinjau

dati nilai pahala-dosa, dunia-akhirat, dan seterusnya. Artinya bahwa keuntungan

(falah) yang selalu didengungkan dalam panggilanadzan tidak hanya berorientasi

kedisinian, namun lebih kepada keakhiratan. Dengan demikian, aktivitas Muslim,

apapun bentuknya harus diorientasikan pada aspek keduniaan dan keakhiratan.

Dalam kerangka itu, aktivitas Koperasi pun juga perlu menanamkan nilai

tauhid-rububiyyah yang notabenenya adalah prinsip usaha/ekonomi dalam

aktivitas ekonomi setiap Muslim. Dari sini kemudian dapat dianalisis bahwa

peluang mengembangkan Koperasi di NTB cukup bersar karena beberapa alasan;

pertama, mayoritas penduduk kita NTB adalah Muslim. Dengan demikin fokus

utama untuk menjawab peluang ini adalah membangun kesadaran umat untuk

bersama-sama membangkitkan ekonomi.63

Sama halnya apabila kita kaitkan dengan tujuan Koperasi membangun dan

membangkitan usaha masyarakat yang kekurangan modal seperti yang dilakukan

oleh KSU Syariah Mitra Paerta terhadap setiap anggotanya yang mengajukan

pinjaman. Walaupun seberapa sulit tantangannya apabila niatnya untuk

membangun kesejahteraan perekoniman dan mengembangkan kegiatan usaha.

Perkembangan lembaga keuangan Syari’ah/Islam secara periodek-

perlahan berjalan sampai menembus jantung/pusat kegiatan mikro ekonomi

masyarakat yang menginginkan sebuah kerangka kerja sistem ekonomi yang

63
Muh. Salahuddun, Lembaga Keuangan Syari’ah Non-Bank, (Mataram: Yayasan
Lentera, 2013) h. 36.
61
sesuai dengan sense religius-culture yang dekat dan melekat dengan mereka.

Dalam hal ini, Islam bukan hanya sekedar agama bagi masyarakat Indonesia,

namun juga bagian dari budaya.

KSU Syari’ah Mitra Paerta membuktikan peranannya dalam menghadapi

persoalan yang ada di dalam masyarakat khususnya anggota koperasi yang

memiliki usaha kecil yang sekaligus menjadi mitra usaha yang bisa dipercaya.

Peranan yang dilakukan oleh KSU Syari’ah Mitra sudah sejalan dengan teori

peranan koperasi bagi anggota koperasi yaitu:

1. Peran koperasi bagi usaha kecil menengah.

Pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan

koperasi merupakan langkah yang srtategis dalam meningkatkan dan

memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian besarrakyat

Indonesia, khususnya melalui penyediaan lapangan kerja dan mengurangi

kesenjangan dan tingkat kemiskinan. Dengan demikian upaya mensejahterakan

perekonomian anggota harus terencana, sistematis, dan menyeluruh baik pada

tataran makro maupun mikro yang meliputi:

a. Penciptaan iklim usaha dalam rangka membuka kesempatan berusaha

seluas-luasnya, serta menjamin kepastian usaha, disertai dengan adanya

efesiensi ekonomi.

KSU Syari’ah Mitra Paerta memberikan peluang kepada anggota yang

aingin membangun usaha dengan cara diberikan dukungan berupa

penyediaan modal dan melakukan pendampingan kepada mereka. Setelah

anggota diberikan pembiayaan selanjutnya pihak koperasi tetap

62
mengontrol perkembangan dari usaha yang dijalankan para anggota

sehingga tercipta kerjasama yang baik.

b. Perkembangan sistem pendukung usaha bagi Koperasi untuk

meningkatkan akses kepada sumber daya produktif sehingga dapat

memanfaatkan kesempatan yang terbuka dan potensi sumber daya,

terutama sumber daya lokal yang tersedia.

c. Membangun kewirausahaan dan keunggulan konpetetif usaha kecil dan

menengah (UMKM), dan

d. Pemberdayaan usaha skala mikro untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat yang bergerak dalam kegiatan usaha ekonomi di sektor

informal yang beskala usaha mikro, terutama yang masih berstatus

keluarga miskin. Selain itu, peningkatan kualitas koperasi untuk

berkembang secara sehat sesuai dengan jati dirinya dan membangun

efesiensi kolektif bagi pengusa mikro dan kecil.64

Di desa Badrain Khususnya Dusun Medugul, masyarakat yang sudah

memiliki usaha namun masih kekurangan modal diberikan bantuan berupa

pembiayaan oleh KSU Syari’ah Mitra Paerta dengan harapan antara masyarakat

dengan koperasi bisa saling membatu dan menguntungkan satu sama lain.

Hasil dari pembiayaan yang diberikan diberikan kepada anggota

ditentukan oleh kedua belah pihak sesuai dengan prinsip syari’ah yakni harus ada

kesepakatan antara anggota dan KSU Syari’ah Mitra Paerta sehingga ara anggota

nantinya tidak merasa berat untuk menyisihkan hasul usahanya untuk diberikan

64
Optapiana, Peran Koperasi Bagi UMKM-Mikro Kecil Menengah. Dalam
http://Oktapiana Wordpress.com, dikases tanggal 5 desember 2018 jam 08.50 WITA.
63
kepada pihak KSU Syari’ah Mitra Paerta. Apabila anggota tidak mendapatkan

untung dari usahanya tersebut maka mereka tidak boleh menyetorkan hasil

usahanya dan terkadang ada anggota yang walaupun tidak mendapatkan untung

tapi mereka merasa malu apabila tidak menyetorkan bagi hasil namun pihak KSU

Syari’ah Mitra Paerta akan menolak untuk mengambil bagi hasil dari usahanya

terebut apabila mengetahui anggotanya menyetor bagi hasil dengan alasan

tersebut.

B. Analisis Upaya Pengurus Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra

Paerta Dalam Mendukung Perkembangan Kesejahteraan Ekonomi Anggota.

Mengingat saat ini di NTB banyak hadir lembaga koperasi yang

melakukan konversi dari koperasi konvensional menjadi koperasi syari’ah. Maka

dengan hal ini penting sekali KSU Syari’ah Mitra Paerta memeiliki upaya-upaya

serta kontribusi untuk mensejahterakan anggota yang tentu pada akhirnya

bertujuan untuk membuat para anggota loyal dan merasa puas serta merasa

terbantu dengan keberadaan KSU Syari’ah Mitra Paerta di tengah-tengah mereka.

Menurut analisis saya terkait masalah kontribusi KSU Syari’ah Mitra

Paerta dalam melakukan upaya-upaya untuk mensejahterakan perekonomian

anggota sudah cukup memuaskan dilihat dari hasil wawancara dari para anggota

yang membangun atau memiliki usaha sendiri yang dengan dimodali oleh KSU

Syari’ah Mitra Paerta.

Adapun bentuk kontribusi KSU Syari’ah Mitra Paerta adalah sebagia

berikut:

64
1. Pelatihan wajib mitra usaha.

Adanya pelatihan mitra usaha pada KSU Syari’ah Mitra Paerta ini

tujuannya untuk memberikan pencerahan mengenai pentingnya sebuah usaha

untuk memperbaiki ekonomi masyarakat dan anggota KSU Syari’ah Mitra

Paerta khususnya. Karena salah satu kendala berkembangnya usaha Koperasi

adalah belum adanya sentuhan enterpreneurshif dalam penegmbangan usaha

Koperasi secara serius. Dalam enterpreneurshif ini menghadirkan sesuatu yang

bermanfaat dan berdayaguna bagi pengembangan potensi ekonomi

masyarakat.65

Pelatihan mitra usaha ini sangat penting dilakukan jika dilakukan oleh

pihak KSU Syari’ah Mitra sendiri karena terlihat dari sisi kondisi ekonomi

masyarakat yang menengah kebawah dan juga dari sisi pendidikan. Para

anggota yang semuanya ibu-ibu, mereka rat-rata bergantung kepada suami

mereka. Oleh karena itu, dari kesempatan ini bagaimana KSU Syari’ah Mitra

memainkan peran yang dapat memberikan dampak yang positif bagi anggota

dengan memberikan pembiyaan sebagai kontribusi dalam memenuhi

kebutuhan rumah tangga mereka.

Pelatihan mitra usaha ini juga merupakan salah sat bentuk kontribusi

yang dapat membuat loyalotas anggota meningkat dan meras dibantu. Jika

anggota sudah merasa nyaman maka itu akan menjdi daya tarik tersendiri bagi

masyarakat lain untuk bergabung di KSU Syari’ah Mitra.

65
Muh. Salahuddin, Lembaga Keuangan Syari’ah Non-Bank (Demokrasi Ekonomi
Menuju Kesejahteraan Masyarakat NTB), (Mataram: Lentera Peduli NTB, 2003), h. 63
65
2. Memberikan motivasi untuk merubah kualitas hidup.

Motivasi menjadi bagian yang sangat penting karena keberlangsungan

ekonomi menuju kemandirian dan kesejahteraan ekonomi sangat ditentukan

oleh motivasi.66 Beranjak dari motivasi ini anggota akan bergerak untuk

berusaha bagaimana memanfaatkan kesempatan yang ditawarkan oleh KSU

Syari’ah Mitra untuk memiliki barang penunjang kelancaran usaha maupun

pemenuhan kebutuhan.

Motivasi akn menjdi bagian sangat penting bagi anggota dikarenakan

rata-rata anggota adalah ibu-ibu yang tingkat pendidikannya rendah dan belum

memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan usaha, bagaimana mengatur

keuangan sehingga usaha bisa berkembang. Hal-hal seperti iniyang mereka

jadikan sebuah motivasi untuk memulai usaha maupun mengembangkannya.

Tentunya dengan memberikan mereka kesempatan untuk berkembang melalui

kontibusi yang berupa pembiayaan.

3. Monitoring.

Maksud monitoring disini adalah mengetahui secara dini penyimpangan

yang terjadi dari kegiatan pembiyaan sehingga dapat mengambil langkah-

langkah secepat mungkin untuk memperbaikinya. Namun harus dipilih jenis

monitoring mana yang akan dipergunakan. Karena menyangkut masalah biaya

dan efesiensi pembiyaan itu sendiri.67

66
Muh. Salahuddin..., hal. 71.
67
H. Veithzal Rivai dkk. Islamic Financial Management (Teori, Konsep, Dan Aplikasi
Panduan Praktis untuk Lembaga keuangan, Nasabah, Praktisi, dan mahasiswa), (Jakarta: PT.
Raja Grapindo Persada. 2008),h. 492.
66
Monitoring yang dilakukan pada KSU Syari’ah Mitra sendiri yaitu dengan

terjun langsung ke lapangan. Hal ini disebut juga dengan on site monitoring,

yaitu pemantauan pembiyaan itu langsung ke lapangan baik sebagian,

menyeluruh, ataupun khusus atas kasus tertentu untuk membuktikan

pelaksanaan kebijakan pembiyaan atau secara menyeluruh.

4. Membangun relasi dan menjaga rasa kekeluargaan.

Bagian ini sangat penting untuk mempertahankan anggota sehingga

eksistensi itu tetap ada. Mengingat bahwa lembaga syari’ah mengedepankan

moralitas dan etika, maka nilai-nilai yang menjadi dasar dalam pengaturan dan

pengembangan serta nilai-nilai yang harus diterapkan dalam operasinya adalah

shiddiq, amanah, tablig, fatanah, istiqomah. Selain itu adalah penerapan

nilaikerjasama, pengelolaan yang profesional, tanggung jawab dan upaya

bersama-sama serta terus menerus melakukan perbaikan.

Itulah beberapa gambaran terkait dengan upaya dan kontribusi yang

diterapkan oleh KSU Syari’ah Mitra. Apabila kontribusi tersebut dapat

dipertahankan serta adanya inovasi, baik itu inovasi dari segi pemberdayaan

maupun produk maka kesejahteraan perekonomian anggota akan berkembang

dan berkesinambungan dan bebrapa tahun kedepan bahkan untuk selamanya

kegiata usahanya bisa dipertahankan, mengingat bahwa masyarakat perlu

arahan dan sentuhan dari lembaga keuangan dalam rangka mencapai

kesejahteraan ekonomi.

67
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN.

Dari pembahasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa:

1. Peluang dan tantangan Koperasi Serba Usaha (KSU) Syari’ah Mitra Paerta

dalam meingkatkan kesejahteraan ekonomi anggota cukup signipikan dilihat

dari keterlibatan KSU Syari’ah Mitra Paerta terhadap para anggota yang

mendukung berjalannya usaha untuk memajukan perekonomian masyarakat

walaupun tantangannya KSU Syari’ah Mitra baru melakukan konversi akan

tetapi KSU Syari’ah Mitra mampu memberikan arahan dan kontribusi

kepada para anggota untuk bersama-sama meningkatkan taraf hidup yang

layak. KSU Syari’ah Mitra sudah bisa dikatakan sebagai lembaga keuangan

yang mampu memerikan kesejahteraan kepada para anggota yang lembaga

keungan lain belum tentu bisa mensejahterakan anggotanya.

2. Dengan adanya upaya dan kontribusi dari pihak KSU Syari’ah Mitra untuk

para anggota terjaminlah kualitas hidup, dimana kontribusi KSU Syari’ah

Mitra meliputi melakukan pelatihan wajib mitra usaha, memberikan

motivasi untuk merubah hidup, monitoring, dan membangun relasi serta

menjaga rasa kekeluargaan. Dengan kontribusi KSU Syari’ah Mitra tersebut

dapat mempertahankan eksistensinya sebagai lembaga keuangan dan juga

sebagai lembaga pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkat

kesejahteraan perekonomian khusnya para anggota dan masyarakt pada

umunya.

68
68
B. SARAN.

Berdasarkan dari hasil penelitian diatas, ada beberapa hal yang dapt

disampaikan sebagai saran adalah sebagai berikut:

1. Dalam upaya yang dapat diberikan KSU Syari’ah Mitra supaya dapat

mendampingi masyarakat dalam menjalankan kegiatan usahanya yang

sesuai dengan prinsip syari’ah dan terus mensosialisasikan secara ritun

terkait dengan sistem koperasi syari’ah dan lembaga keuangan syari’ah

lainya karena masih belum banyak masyarakat yang paham akan sistem

lembaga keuangan syari’ah.

2. Bagi masyarakat harus bisa memahami dan menghayati pentingnya

berkoperasi sebagai salah satu pilihan untuk meningkatkan pendapatan dan

kesejahteaan guna untuk kepentingan bersama. Bagi masyarakat Badrain

yang menjadi anggota khusunya yang mendapatkan pembiayaan untuk

dapat memanfatkan dana sebaik mungkin dalam pengembangan usahanya

dan menjalankan bisnis atau usaha yang jauh dari unsur-unsur riba.

69
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Basuth, Islam Dan Manajemen Koperasi: Prinsip Dan Strategi

Pengembangan Koperasi Di Indonesi, Malang: UIN-Malang Pers, 2008

Abdul Manan, Hukum konomi Syari’ah, Jakarta: Kencana Prenada

Medina, 2014

Aditya Bagus Pratama, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya:

Pustaka Media, 2011

Afiffudin, Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif,

Bandung: CV. Pustaka Setia, 2012

Basrowi, Kewirausahaan Untuk Perguruan Tinggi, Bogor: Ghalia

Indonesia, 2014

Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo

persada, 2001

Djam’an Satori, dkk.Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-17,

Bandung: Penerbit Alfabeta, 2017.

Ekonomi koperasi: Makalah Peluang Dan Tantangan Koperasi di

Indonesia dalam http://yulianarizky12.blogspot.com/2017/11/tugas-1-ekonomi-

koperasi-makalah.html diambil pada tanggal 3 november 2018

Fathurrahman, “koperasi syari’ah”, dalam

http://fatabiruuu89.blogspot.co.id/2012/hukum-koperasi-syari’ah diambil pada

tanggal 30 oktober 2018

70
Handayani, Analisis SWOT Produk Gadai Emas (Rahn) di PT BPR

Syari’ah Dinar Ashri Cabang Aik Mel Lombok Timur” (Mataram: Skripsi

IAIN Mataram, 2016 ).

Hendrojogi, Koperasi: Asas-Asas, Teori, dan Praktek, Jakarta:

Rajawali Pers, 2006

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah Jakarta: Rajawali Pers, 2011

Imam Gunawan. METODE PENELITAIAN KUALITATIF Teori

dan Praktik Jakarta” PT. Bumi Aksara, 2015

Indri, Hadis Ekonomi: Ekonomi Dalam Hadis Nabi, Jakarta:

Kencana, 2015

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, Jakarta: Kencana, 2011

Kaerasapoetra, dkk, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta:

Rineka Cipta. 2005

Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Rajawali

Pers, 2012

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bnadung:

Remaja Rosdakarya, 2006

Moh, Nazir, Metodologi Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011

Muhammad Syafi’i Natonio, Bank Syari’ah: Dari Teori Ke

Praktek, Depok: Gema Insani, 2001

Nur S Buchori, Koperasi Syari’ah, Sidoarjo: Kelompok Mas

Media Medina Buana Pustaka, 2009

71
Pandji Anoraga, Ninik Widiyanti, Dinamika Koperasi Jakarta: PT. Renika

Cipta, 2007

Radar Lombok, “KUMKM NTB gandeng SKPD bentuk koperasi

syari’ah”, dalam http://www.radarlombok.co.id/kumkm-ntb-gandeng-skpd-

bentuk-koperasi-syari’ahhtml#. Diambil pada tanggal 17 Oktober 2018

Rully Trisna Yuliansyah, “Ekonomi Syari’ah” dalam

http://www.eramuslim.comdiambil pada tanggal 18 oktober 2018

Salahuddun, Lembaga Keuangan Syari’ah NON-Bank, Mataram: Yayasan

Lentera, 2013

Sudarsono, Edilius. Koperasi Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: PT.

Renika Cipta, 2005

Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan

R&D Bandung: Alfabeta, 2016

Sutantya R. Radhikusuma, Hukum Koperasi Indonesia, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2000

Tiktik Sartika Partomo, Ekonomi Koperasi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2009

Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945

UU No.17 Tahun 2012 Tentang Pekoperasian

Wawan Muhwan Hariri, HUKUM PERIKATAN Dilengkapi Hukum

Perikatan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 2011

72
LAMPIRAN-LAMPIRAN

73
77

Anda mungkin juga menyukai