PROPOSAL SKRIPSI
OLEH
LAMHOT ALFANDI
178330071
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
DAFTAR TABEL.................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah..........................................................................1
1.2 Rumusan Masakah...................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................12
i
3.5 Teknik Analisis Data........................................................................30
3.5.1 Uji Asumsi Klasik..........................................................................31
3.5.1.1 Uji Normalitas........................................................31
3.5.1.2 Uji Multikolinearitas...............................................31
3.5.1.3 Uji Autokorelasi......................................................32
3.5.1.4 Uji Heteroskedastisitas..........................................32
3.5.2 Analisis Regresi Linear Berganda................................................33
3.5.3 Uji Hipotesis...................................................................................33
3.5.3.1 Uji t atau Uji Parsial...............................................34
3.5.3.2 Uji F atau Uji Simultan...........................................34
3.5.3.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)...............................35
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................36
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
pendanaan, secara umum terdapat dua bentuk sumber pendanan pada peusahaan
yaitu sumber pendanaan internal dan external. Sumber pendanaan internal yaitu
suatu dana yang berasal dari dalam perusahaan seperti modal sendiri dan laba
ditahan. Modal sendiri yang dari modal saham dan laba ditahan berasal dari
sumber dana yang diperoleh dari laba usaha perusahaan dari kegiatan operasi
perusahaan yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham. Seiring dengan
perkembangan ekonomi serta adanya perkembangan usaha, dana yang berasal dari
mencari tambahan dana yang berasal dari sumber pendanaan external yaitu dana
yang diperoleh dari luar perusahan dengan cara meminjam atau berhutang kepada
pihak ketiga.
dan modal sendiri. Modal asing dalam hal ini adalah utang jangka panjang
maupun jangka pendek. Berapa besar modal sendiri dan berapa besar hutang yang
optimal akan menghasilkan tingkat pengembalian yang optimal pula. Salah satu
faktor yang membuat suatu perusahaan memiliki daya saing dalam jangka panjang
perusahaan tidak dapat dilihat sebagai keputusan yang sederhana namun memiliki
dampak terhadap apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang.
banyak pinjaman untuk memperoleh manfaat pajak. Hal ini karena pengurangan
laba oleh bunga pinjaman akan lebih kecil dibandingkan apabila perusahaan
menggunakan modal yang tidak dikenai bunga, namun penghasilan kena pajak
perusahaan. Perusahaan yang memi liki rasio hutang yang tinggi akan memiliki
hubungan negatif dan signifikan terhadap struktur modal. Perusahaan yang sudah
memperoleh laba yang tinggi maka tidak perlu menggunakan hutang, karena laba
yang tinggi akan dapat membiayai operasional perusahaan. Hal ini sesuai dengan
pecking order theory yang menyatakan bahwa perusahaan lebih suka untuk
menggunakan dana internal (laba ditahan) daripada dana eksternal (hutang dan
ini terjadi karena semakin besar profitabilitas yang dihasilkan perusahaan maka
3
semakin besar pula potensi kenaikan laba ditahan sehingga akan meningkatkan
meningkat kemakmuran para pemegang saham dan akan membuat investor baru
membayar hutang jangka panjang dan bunganya. Profitabilitas yang tinggi juga
harus dibayar oleh perusahaan. komponen bunga akan mengurangi laba sebelum
kena pajak perusahaan, sehingga beban pajak yang harus dibayar perusahaan akan
laba yang rendah, dan laba yang rendah tersebut akan membuat perusahaan
4
dengan pecking order theory bahwa leverage yang rendah akan menggunakan
depan yang baik, dan juga untuk meningkatkan pendapatan usaha. Semakin besar
tingkat risiko bisnis perusahaan akan semakin menaikkan struktur modal dari
perusahaan.
Kebijakan dividen perusahaan dapat diukur dengan dividend payout ratio (DPR)
dividen per lembar saham dengan pendapatan per lembar saham. Hasil penelitian
Dharma (2019) pada perusahaan consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek
semakin rendah maka cadangan modal sendiri yang dimiliki perusahaan akan
kepada pasar untuk mencari dana eksternal (utang) kepada pihak luar dan struktur
dan memiliki peluang yang sangat besar untuk memajukan perekonomian rakyat
karet, kopi, kakao, teh, dan minyak sawit sebagai penyumbang lebih dari
50% dari total output ekspor. Bisnis perkebunan sangat memegang peranan yang
deviden, dan dapat langsung maupun tidak langsung eksis dalam perusahaan,
dan perkebunan turut ikut serta dalam perekonomian dan sosial. Naik turunnya
perusahaan dan juga dinilai dari kinerja keuangan perusahaan bahwa perusahaan
(Sugiharto, 2020).
Fenomena yang berkaitan dengan struktur modal antara lain yang dialami
oleh PT. Tunas Baru Lampung, Tbk. Perusahaan perkebunan yang bergerak
dalam produksi gula dan kelapa sawit memiliki catatan utang dalam bentuk mata
dana hasil penerbitan obligasi surat utang tersebut akan digunakan pembelian atau
pelunasan surat utang senior senilai US$250 juta dengan tingkat suku bunga 7
persen yang akan jatuh tempo 2023. Kemudian sisanya akan digunakan perseroan
6
untuk melunasi utang obligasi Senilai Rp1,5 triliun yang akan jatuh tempo 2023
dan 2025. Padahal dari sisi pendapatan, perusahaan yang bergerak di sektor
2020, tumbuh 27,12% secara perhitungan dari tahun pertama yang menjadi dasar
terhadap tahun berikutnya (YoY). Di periode ini, laba kotor perseroan juga masih
disebabkan oleh kenaikan beban usaha perseroan pada 2020. Mulai dari kenaikan
beban umum dan administrasi sebesar 20,6% secara YoY, kenaikan beban
penjualan sebesar 23,2% secara YoY, serta kenaikan beban bunga dan beban
keuangan lain sebesar 15,35% secara YoY. Selain itu, manajemen TBLA juga
menyebutkan adanya kerugian selisih kurs sebesar Rp71,05 miliar selama 2020.
Tabel 1.1
Debt to Equity Ratio Perusahaan PT. Tunas Baru Lampung Tbk
Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2020
Tahun Total Liabilitas Total ekuitas DER
2018 Rp.11.556.300.000.000 Rp.4.783.600.000.000 241,6%
2019 Rp.12.000.100.000.000 Rp.5.362.900.000.000 223,8%
2020 Rp.13.542.400.000.000 Rp.5.888.900.000.000 230%
Rata-rata 231,8%
Sumber :www.idx.co.id (diolah)
Baru Lampung, Tbk mendanai usahanya dari modal asing atau pinjaman. Hal
tersebut dapat dilihat dari rata-rata Debt to Equity Ratio (DER) tiga tahun tersebut
menunjukkan angka di atas 100%. Di mana pada tiga tahun memiliki rata-rata
DER sebesar 231,8%, menyatakan bahwa untuk tiap-tiap Rp1 pendanaan ekuitas
7
terdapat Rp2,318 pendanaan dari kreditur atau hutang. Jika dilihat rata-ratanya,
dari tahun 2018 hingga 2020 yang memiliki kontribusi terbesar pada nilai DER
adalah tahun 2018 di mana nilai yang dihasilkan pada tahun tersebut mencapai
241,6%. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk tiap-tiap Rp1 pendanaan ekuitas
terdapat Rp.2416 pendanaan dari kreditur atau hutang. Semakin tinggi rasio ini
perusahaan sebaiknya, besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri supaya
menggunakan lebih banyak pinjaman untuk memperoleh manfaat. Hal ini karena
pengurangan laba oleh bunga pinjaman akan lebih kecil dibandingkan apabila
kena pajak akan lebih tinggi. Penambahan jumlah utang (leverage) akan
perusahaan. Perusahaan yang memiliki rasio hutang yang tinggi akan memiliki
serta kaitannya juga dengan pembagian dividen kepada pemegang saham semakin
Hasil penelitian ini diharapkan memberi kegunaan dan manfaat, antara lain:
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Akademisi
3. Bagi Investor
4. Bagi Perusahaan
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
agency theory (teori keagenan) adalah teori yang menjelaskan mengenai sebuah
mendasari hubungan kontrak antara pihak pemegang saham (principal) dan pihak
akuntansi disebut dengan agency theory (teori keagenan). Teori ini juga
merupakan salah satu teori yang muncul dalam perkembangan riset akuntansi
Teori keagenan bisa dipandang sebagai model kotrak apabila antara dua
atau lebih, dimana salah satu pihak disebut agent dan pihak lainya adalah
atas keputusan yang telah diberikan kepeda agent untuk melakukan tugasnya
tetentu sesuai dengan kontrak yang tela disepakati. Manajemen (agent), sebagai
pihak yang diberi amanah guna menjalankan dana dari pemilik (principal),
Akan ada masalah yang muncul akibat agent dan principal mempunyai
persepsi atau sikap yang berbeda dalam hal pemberian informasi oleh agent yang
(agency cost). Saddam (2021 : 76) menyatakan bahwa biaya keagenan (agency
informasi yang menyangkut posisi keuangan. kinerja dan posisi keuangan suatu
dalam pengambilan keputusan keuangan ekonomi. Dalam hal ini manajemen yang
informasi ini, memungkinkan bagi agent untuk melakukan manipulasi data dalam
Menurut Scott (2000) dalam Lisa (2012:44), terdapat dua macam asimetri
informasi yaitu:
1. Adverse selektion, yaitu jenis asimetri informasi dimana para manajer serta
untuk mengakses dana, keberanian menanggung risiko, serta analisis biaya dan
manfaat yang diperoleh dari tiap sumber dana. Sumber dana bisa berasal dari
internal dan eksternal perusahaan. Sumber dana internal ini biasanya berasal dari
modal saham yang disetorkan dan laba ditahan, sedangkan sumber dana eksternal
berasal dari pinjaman dana pihak ketiga yaitu kreditur dan para investor. Ketika
pendanaan dari luar melalui hutang, perusahaan yang sudah berstatus go public
dapat menggunakan pendanaan modal sendiri yang berupa saham atau hutang
kepada masyarakat luas jika membutuhkan pendanaan yang lebih besar lagi.
khususnya investor yang telah membeli saham serta kepada pihak-pihak lain yang
14
besaran hutang dan modal yang akan digunakan sehingga dapat optimal.
operasional dibiayai dengan sumber dana jangka pendek. Dana yang akan
dikeluarkan ini akan kembali dalam jangka waktu pendek (kurang dari satu tahun)
dibiayai dengan sumber dana jangka panjang seperti hutang bank, saham, obligasi
dan laba ditahan yang dilakukan oleh perusahaan untuk membentuk struktur
modal. Menurut Yunus (2022) struktur modal sebagai bahan perbandingan antara
hutang jangka panjang dengan modal, yang artinya seberapa besaran hutang dan
hubungannya dengan variabel keuangan lainnya. Hal ini manajer keuangan harus
dapat memahami dan menilai apa hubungan struktur modal dengan risiko,
yang cukup besar. Dalam keputusan pendanaan yang dilakukan, manajer harus
menghimpun dana dari internal dan eksternal. Hal ini diharapkan mampu
meminimalkan biaya modal yang nanti akan ditanggung oleh perusahaan serta
struktur modal berkaitan dengan investasi, maka hal ini menyangkut sumber dana
Proaksi yang digunakan dalam mengukur struktur modal ini yaitu debt to
equity ratio. Rasio ini juga berarti kemampuan perusahaan dalam memenuhi
Total Hutang
DER=
Total Modal
2.1.3 Profitabilitas
Dengan hal ini mendorong para pemimpin perusahaan memfokuskan pada kinerja
yang sehat. Paradigma ini yang berpikir sebagai profit oriented. Perusahaan yang
dapat memperoleh laba yang besar, dikatakan berhasil. Dan sebaliknya apabila
laba yang diperoleh relatif kecil, kinerjanya dinilai kurang baik. Laba yang
melakukan perbandingan laba aktual dengan laba yang telah direncanakan. Setiap
manajer dituntun untuk tetap meningkatkan kinerja penjualan dengan biaya yang
dalam memperoleh keuntungan dan tingkat pengembalian yang akan diterima oleh
peluang atau prospek yang baik di masa yang akan datang. Semakin tinggi
16
kelangsungan hidupnya akan semakin terjamin dan ini menjadi salah satu nilai
rendah ROE maka tingkat pengembaliannya akan semakin kecil pula. Seorang
calon investor perlu melihat ROE sebelum memutuskan untuk berinvestasi supaya
dapat mengetahui seberapa banyak yang akan dihasilkan dari investasi yang
1.1
2.1.1
2.1.2
2.1.3
2.1.4 Leverage
Saat ini perusahaan sering menggunakan dana yang berasal dari eksternal
seperti modal pinjaman baik jangka pendek maupun jangka panjang. Penggunaan
dana yang berasal dari eksternal akan menimbulkan hal yang biasa disebut
menimbulkan biaya tetap atau perusahaan akan membayar beban (Wulan, 2021).
financial leverage, operating leverage dan combined leverage. Pada penelitian ini
pendapatan lebih besar dari beban tetap yang harus dibayar. Financial leverage
disebut merugikan apabila pendapatan lebih kecil dari beban tetap yang harus
dibayar dan jika itu terjadi maka perusahaan bisa mengalami gagal bayar.
tetap dengan harapan akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar
dari pada beban tetapnya sehingga akan memberikan pengaruh pada keuntungan
adalah untuk memberikan return yang besar kepada para pemegang saham.
meningkatkan pengaruh perubahan dalam laba sebelum bunga dan pajak (EBIT)
terhadap EPS. Menurut Dewi (2021) rumus sederhana untuk menghitung DFL
yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk
dividen atau akan disimpan oleh perusahaan menjadi laba ditahan yang digunakan
untuk membiayai investasi di masa yang akan datang (Hariyanti, 2021 : 14). Pada
keuntungan serta optimis mengenai masa depan perusahaan, hal ini dilakukan agar
dana. Dividen akan dibagikan pada setelah Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS).
keuntungan besar agar para investor dapat menikmati dividen yang besar dan
merasa puas. Perusahaan yang membagikan dividen dalam persentase tinggi akan
permintaan saham. Kondisi ini membuat harga saham lebih besar daripada nilai
yang tercatat pada neraca, sehingga nilai perusahaan pun semakin baik (Dewi,
2021).
Dividend payout ratio adalah parameter untuk mengukur dividen yang akan
saham terhadap laba yang diperoleh perlembar saham. DPR untuk membayar
dividen kepada para shareholder serta penentuan besar dividen berdasarkan laba
pendapatan yang bisa ditahan perusahaan sebagai sumber pendanaan. Sisa dari
Pembagian dividen dapat berupa kas, wesel atau aset lainnya. Biasanya dividen
menggunakan rumus:
sukarela terhadap cost of debt (biaya utang) telah banyak dilakukan peneliti
mempengaruhinya:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Judul penelitian Hasil penelitian
No
peneliti
1 Maulina, Pengaruh Faktor-Faktor Hasil penelitian
(2018) Penentu Struktur Modal menunjukkan bahwa ukuran
terhadap Struktur perusahaan, penghematan
Modal pajak, profitabilitas, struktur
aktiva, operating leverage,
dan tingkat pertumbuhan
secara simultan berpengaruh
terhadap struktur modal.
Berdasarkan hasil uji parsial
(uji t) variabel ukuran
perusahaan dan struktur
aktiva secara parsial
berpengaruh positif terhadap
struktur modal. Variabel
penghematan pajak,
profitabilitas, operating
leverage, dan tingkat
pertumbuhan secara parsial
tidak memiliki pengaruh
terhadap struktur modal.
Sumber : Skripsi
2 Siregar Pengaruh Kebijakan Hasil penelitian ini
(2019) Deviden, dan menunjukkan bahwa
Profitabilitas Terhadap kebijakan deviden dan
21
cost of debt (biaya hutang) adapun kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat
Profitabilitas
(X1)
Struktur Modal
(Y)
Leverage
(X2)
Kebijakan Deviden
(X3)
modal. Hal serupa ditemukan pada penelitian Anggraini (2021) dengan judul
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015- 2019)” yang mendapati bahwa
tingkat keuntungan rendah akan menggunakan proporsi hutang lebih besar. Hal
tersebut disebabkan karena besarnya dana internal yang dimiliki perusahaan tidak
dibandingkan dengan hutang dalam rangka aktivitas penanaman modal yang baru
(Shah dan Tahir, 2011). Ketika penjualan tidak stabil, maka perusahaan sebaiknya
tidak dibiayai dengan hutang dalam jumlah yang besar, karena kemungkinan akan
terhadap modal sendiri. Penelitian yang dilakukan Anggraini (2021) dengan judul
leverage berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap struktur modal pada
penjualan terhadap laba perusahaan yang berakibat pada semakin tingginya laba
yang diterima perusahaan apabila terjadi perubahan penjualan. Trade off theory
memprediksi bahwa dalam mencari hubungan antara capital structure dan nilai
perusahaan terdapat suatu tingkat leverage (debt ratio) yang optimal. Oleh karena
itu perusahaan akan selalu berusaha menyesuaikan tingkat leverage kearah yang
optimal. Jadi,tingkat leverage perusahaan bergerak terus dari waktu ke waktu kea
rah suatu target yang ingin dicapai.Sayangnya target leverage ini tidak bisa
diamati dalam praktik di perusahaan. Yang dapat kita amati adalah arah dan
oleh perusahaan. Laba operasi yang diperoleh suatu perusahaan akan dilihat dari
besar kecilnya rasio struktur modal untuk melihat penggunaan utang. Hal serupa
menemukan hasil penelitian yang sama yakni leverage berpengaruh negative dan
modal. Sebab, dividen bisa disebut sebagai kompensasi atas kepemilikan saham
menjadi hak para pemegang saham dengan kata lain seberapa besar laba itu akan
dividen dalam bentuk tunai (cash dividen) adalah dividen payout ratio (DPR)
yaitu prosentase dari laba yang akan dibagikan sebagai dividen. Secara tidak
perusahaan.
Namun hal tersebut memiliki hasil yang berbeda dengan penelitian yang
struktur modal.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
keuangan tahunan yang terdaftar di BEI dari tahun 2016-2021. Penelitian ini
mencatat serta mengkaji data sekunder yang memuat laporan tahunan perusahaan
3.3.1 Populasi
Populasi tidak hanya mencakup makhluk hidup, tetapi juga objek dan benda-
benda alam yang lain. Populasi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki
oleh subjek/objek itu. Objek atau subjek nilai disebut unit aliansi atau elemen
29
3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi (Sugiyono, 2016). Sampel penelitian ini diambil dengan teknik porpusive
Tabel 3.1
Pemilihan Sampel Yang Memenuhi Kriteria
Tabel 3.2.
variabel dependen yaitu struktur modal dan tiga variabel independen yaitu
Tabel 3.2
pada penelitian ini. Serta metode yang digunakan penelitian ini adalah analisis
deskriptif kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan
operasionalisasi variabel yang akan diuji, nilai variabel tersebut akan dimasukkan
yang baik adalah pengujian yang tidak melanggar empat asumsi klasik, dimana
wajar (Ghozali, 2018). Model regresi yang baik yaitu memiliki distribusi data
normal atau yang mendekati normal. Pada uji normalitas prinsipnya dapat
33
dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik
atau dengan melihat histori residualnya. Jika data menyebar disekitar garis
normalitasnya.
ditemukan adanya korelasi antar variabel independen atau tidak. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antar variabel independen. Untuk
dilakukan dengan melihat nilai toleransi 0,10 dan sebaliknya, Sebab Variance
Inflasi Factor (VIF) < 10 menunjukkan jika data tidak mempunyai masalah
multikolinearitas.
waktu yang berkaitan satu sama lain. Masalah itu muncul karena residual
(kesalahan penggang) tidak bebas dari observasi satu ke observasi yang lainnya.
(Ghozali, 2018). Salah satu cara untuk mengetahui gejala autokorelasi adalah
dengan melakukan uji Durbin Watson (DW). Dalam pengujian ini, akan
(angka yang diperoleh dari tabel DW batas bawah), du (angka yang diperoleh dari
pengamatan yang lain. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians dari satu pengamatan ke
ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser. Jika
Maka model analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Keterangan :
Y = Struktur Modal
α = konstanta
35
β = koefisien regresi
X1 = Profitabilitas
X2 = Leverage
X3 = Kebijakan Deviden
e = Error
terhadap variabel dependen. Uji hipotesis dicoba dengan cara analisis regresi
Uji t digunakan untuk pengujian regresi secara parsial (uji t) dilakukan guna
batasan:
1. Jika t hitung > t tabel atau Sig. t < 0,05, maka H 0 ditolak dan H1 diterima,
variabel terikat.
2. Jika t hitung < t tabel atau Sig. t > 0,05, maka H 0 diterima dan H1 ditolak,
dengan
36
tingkat probabilitas lebih kecil dari 5% (0,05) maka model penelitian dapat
1. Jika F hitung > F tabel atau Sig < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima,
2. Jika F hitung < F tabel atau Sig > 0,05, maka H 0 diterima dan H1 ditolak,
Nilai koefisien determinasi (R2) adalah 0 (nol) dan 1 (satu). Dari sini dapat
diketahui seberapa besar variabel dependen akan mampu dijelaskan oleh variabel
dependen. Koefisien determinasi (R2) yang nilainya berkisaran antara 0 < R2 < 1.
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada Rsquare.
Nilai Rsquare dikatakan baik jika jika diatas 0,5 karena Rsquare berkisar antara 0
dan 1.
38
BAB IV
Tabel 4.1
Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 80
Berdasarkan data pada tabel 4.1, dapat diketahui tentang data yang
adalah 0,0684056.
dari tahun 2016-2021 adalah 0,1134, dan standar deviasi dari tahun
adalah 4343.67706.
uji normalitas. Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam
analisis statistik. Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan
Tabel 4.2.
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 618
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 1.93867913
Most Extreme Differences Absolute .062
Positive .062
Negative -.057
Test Statistic .062
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
Sumber : data diolah SPSS, 2021
0,20 > 0,05. ini berarti nilainya diatas nilai signifikan 5% (0,05). Oleh karena itu,
berdistribusi normal.
diatas, dapat diketahui bahwa data memiliki distribusi atau penyebaran yang
normal, hal ini dapat dilihat dari penyebaran titik berada disekitar sumbu diagonal
dari grafik. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan pendekatan grafik diatas,
41
dapat diketahui bahwa data memiliki distribusi atau penyebaran yang normal, hal
ini dapat dilihat dari penyebaran titik berada disekitar sumbu diagonal dari grafik.
berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari garis histogram tidak melenceng ke
kiri atau ke kanan, sehingga penyebaran datanya telah berdistribusi secara normal.
model regresi yang digunakan telah berdistribusi normal, hal ini dapat dilihat dari
Uji asumsi klasik yang kedua pada penelitian ini adalah uji
atau semua variabel independen dalam model regresi. Untuk menguji ada
variance sinflation factors (VIF) dan nilai tolerance. Bila nilai tolerance < 0,10
atau nilai VIF > 10 maka terjadi multikolonieritas. Bila tolerance > 0,10 atau nilai
VIF < 10 maka multikolonieritas ditolak. Uji multikolonieritas pada penelitian ini
Tabel 4.3.
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
independen adalah > 0,10 yaitu 0,659, 0,150 dan 0,372. Sedangkan masing-
masing nilai VIF variabel independen adalah < 10 sebesar 1,227, 3,131 dan 2,283
Pengujian asumsi klasik yang ketiga pada penelitian ini adalah uji
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu observasi ke observasi yang
lain. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
dengan melihat Grafik Scatterplot. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang
43
menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas
serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatter plot antara SRESID pada sumbu Y.
dan ZPRED pada sumbu X. (Field. 2009. Ghozali. 2018). Field (2009) dan
Ghozali (2018) menyatakan dasar analisis adalah jika ada pola tertentu. seperti
titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur. maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas. serta titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. maka tidak terjadi
jelas. serta titik- titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. maka
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
c. Jika dU > d-hitung < (4-dU). maka tidak terjadi autokorelasi negatif
d. Jika dL < d-hitung < dU atau (4-dU) < d-hitung < (4-dL). maka tidak
Tabel 4.4
Hasil Uji Autokorelasi
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson. yaitu dengan membandingkan nilai
DW dari hasil regresi dengan nilai dL dan dU dari tabel Durbin Watson. Nilai
tabel batas bawah (dL) Durbin Waston pada jumlah observasi 256 dengan jumlah
variabel independen adalah dua dan batas atasnya (dU) sebesar 2,218. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa nilai du < DW < 4 atau 1 < 2.218< 4. Hal ini
menunjukkan tidak terjadi autokorelasi positif atau negatif pada model regresi
yang digunakan.
45
keputusan untuk uji statistik t. apabila t hitung > t tabel atau sig < α = 5%. maka
H1 diterima atau apabila t hitung < t tabel atau sig > α = 5%. maka H1 tidak dapat
diterima. Hasil uji hipotesis secara parsial dapat dilihat pada tabel 4.5. berikut ini :
Tabel 4.5.
Hasil Uji Regresi Linier Berganda
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
X1
.594 .116 .128
X2
-.105 -.093 -.072
X3
-.124 -.149 -.201
a. Dependent Variable: Y
Sumber : Hasil Penelitian. 2021 (Data diolah)
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.5. maka persamaan regresi untuk
Keterangan:
Y = Struktur Modal
b0 = Koefisien konstanta
X1 = Profitabilitas
46
X2 = Leverage
X2 = Kebijakan Deviden
dan X2) nilainya adalah 0, maka Struktur Modal (Y) nilainya adalah 0.676.
keputusan pengujian ini adalah jika sig. 2-tailed < α = 0,05, maka masing-masing
parsial terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.6.
Hasil Uji t
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) .676 1.099 4.151 .111
X1 .594 .116 .128 2.451 .001
X2 -.105 -.093 -.072 1.225 .178
X3 -.124 -.149 -.201 1.011 .113
a. Dependent Variable: Y
1. Nilai koefisien regresi dari profitabilitas dengan nilai Sig 0.001 < 0.05 dan
(koefisien regresi) dari profitabilitas diperoleh 0.594. Hal ini berarti bahwa
dianggap konstan.
2. Nilai koefisien regresi dari leverage adalah -0.105. yakni bernilai negatif.
Diketahui nilai Sig 0.178 > 0.05 dan t hitung 1,225 < t tabel 1.99167.
struktur modal.
3. Nilai koefisien regresi dari kebijakan deviden Diketahui nilai Sig 0.113 >
0.05 dan t hitung sebesar 1,011 > t tabel 1.99167. Maka kebijakan deviden
adalah jika F hitung > F tabel untuk α = 0,05, maka seluruh variabel independen
terhadap struktur modal. Hasil perhitungan uji F dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 93.123 2 18.866 4.121 .007b
Residual 37.119 254 2.823
Total 320.232 256
Sumber: Data Diolah SPSS 25, 2021
Berdasarkan Tabel 4.7, dapat dilihat bahwa Fhitung adalah 4,121 dengan
0,05) adalah 2,69. Oleh karena itu, Fhitung (4,121) > Ftabel (2,72) dan tingkat
struktur modal.
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Adjusted R
Model R R Square Square Durbin-Watson
1
.528a .476 .311 2.218
nilai Adjusted R Square sebesar 0,311 berarti 31,1% variasi variabel struktur
Sedangkan sisanya sebesar 68.9% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak
4.5. Pembahasan
Variabel profitabilitas dengan nilai Sig 0.001 < 0.05 dan t hitung
sebesar 2,451 > t tabel 1.96. Maka profitabilitas berpengaruh secara positif
dianggap konstana.
return yang dihasilkan akan besar sehingga para investor berminat untuk
juga bisa mempengaruhi. Jika profitabilitas dalam keadaan baik maka akan
independen lainnya dianggap konstan. Diketahui nilai Sig 0.178 > 0.05 dan t
hitung 1,225 < t tabel 1.96. maka leverage berpengaruh secara negatif dan
struktur modal.
0.113 > 0.05 dan t hitung sebesar 1,011 > t tabel 1.96. Maka kebijakan
satuan. Maka struktur modal akan menurun sebesar -0,124. Dengan asumsi
terjadi tidak selalu diikuti dengan kenaikan utang perusahaan, karena dalam
Struktur Modal
Tabel 4.7, dapat dilihat bahwa Fhitung adalah 4,121 dengan tingkat
adalah 2,69. Oleh karena itu, Fhitung (4,121) > Ftabel (2,69) dan tingkat
Uji koefisien determinasi (R2) pada tabel 4.8 terlihat bahwa nilai
BAB V
5.1. Kesimpulan
disimpulkan yaitu:
periode 2016-2021.
periode 2016-2021
5.2. Saran
industri.
perusahaan agar tidak terlalu cepat, tetapi masih dalam jangka waktu
DAFTAR PUSTAKA
Danarwati, M., Raharjo, K., & Oemar, A. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Leverage, Likuiditas, Profitabilitas Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus
Perusahaan Property dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode Tahun 2012-2016). Journal Of Accounting, 5(5).
Harahap, S. S. (2007). Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
56
Kustiani, S., Mulyatini, N., & Lestari, M. N. (2019). Pengaruh Good Corporate
Governance dan Leverage Terhadap Kinerja Keuangan (Suatu Studi pada
PT. Gudang Garam Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2007-2017). Business Management and Entrepreneurship Journal, 1(3).
Lailiyah, E. H., & Abadi, M. D. (2021). Agency Cost dan Kebijakan Dividen
(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Akuntansi dan Bisnis: Jurnal Program Studi
Akuntansi, 7(1), 33-41.
Oktaviana, A., & Taqwa, S. (2021). Pengaruh Profitabilitas, Busines Risk, Growth
of Assets, Operating Leverage terhadap Struktur Modal. JURNAL
EKSPLORASI AKUNTANSI (JEA), 3(2), 470-485.
Nurmalasari, P., & Maradesa, D. (2021). Pengaruh Agency Cost Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Subsektor Property Dan Real Estate Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020. Going Concern: Jurnal Riset
Akuntansi, 16(4), 355-365.
Saddam, M., & Sarwani, S. (2021). Pengaruh Struktur Modal Dan Kinerja
Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan: Studi Empiris Pada Perusahaan
Manufaktur Sektor Industri Dasar Dan Kimia Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2017-2019. Jurnal Neraca Peradaban, 1(1), 73-82.
http://www.liputan6.com/bisnis/read/3191657/industri-perkebunan-jadipenopang-
ekonomi-nasional, diakses pada tanggal 17 September 2018
59
Coefficientsa
Adjusted R
Model R R Square Square Durbin-Watson
1
.528a .476 .311 2.218
b. Dependent Variable: Y
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 93.123 2 18.866 4.121 .007b
Residual 37.119 254 2.823
Total 320.232 256
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
64