Disusun oleh:
1. rifki husni sabiila Nim : 3402200419
2. Nim : 3402200
3. Nim : 3402200
4. Nim : 3402200
ii
DAFTAR ISI
iii
5.1. Kesimpulan ................................................................................. 32
5.2. Saran ........................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 34
LAMPIRAN ................................................................................................... 35
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:
Bagaimana cara mengetahui jumlah bahan baku yang harus dipersiapkan untuk
tahun yang akan datang
2. Manfaat praktis
a. Bagi perusahaan
2
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
perencanaan operasional perusahaan, khususnya dalam penyediaan
bahan baku.
b. Bagi pihak ketiga
Penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran pentingnya
melakukan perencanaan bahan baku menggunakan metode
forecasting agar proses produksi bisa dilakukan secara optimal.
3
3. Wawancara dan diskusi
Metode ini dilakukan dengan cara wawancara serta berdiskusi dengan
pihak-pihak yang lebih berkompeten dan berpengalaman sebagai arahan
agar penelitian tetap berjalan sebagaimana mestinya.
4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1. Manajemen
a. Pengertian manajemen
Menurut Farida (2017) manajemen adalah seni dan ilmu dalam
perencanaan, pengoordinasian, pengarahan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Hasibuan (2020) manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur
suatu proses pemanfaatan sumber daya dan sumber lainnya secara efektif
dan efisien.
Menurut Robbins dan Coulter (Kristina and Widyaningrum, 2019)
manajemen adalah proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-
kegiatan kerja agar diselesaikan secara efektif dan efisien.
Menurut Kristina dan Widyaningrum (2019) manajemen yaitu koordinasi
semua sumber daya melalu proses perencanaan, pengorganisasian,
penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Dari penjelasan menurut para ahli diatas, maka dapat diuraikan
manajemen merupakan suatu proses yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam sebuah organisasi
agar tujuan yang telah ditentukan dapat diwujudkan.
b. Fungsi manajemen
Adapun fungsi-fungsi manajemen menurut Farida (2017) adalah sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan penetapan terlebih dahulu apa yang akan
dikerjakan sehingga tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik.
2. Pengorganisasian
Mengelompokkan kegiatan orang serta menetapkan wewenang dan
tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pengarahan
5
Fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha bimbingan, saran,
perintah, atau intruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas
sehingga tugas dapat dilaksanakan denga baik dan benar.
4. Pengawasan
Mengadakan penilaian pencocokan, pemeriksaan terhadap sesuatu
yang telah dilakukan agar sesuai dengan rencana semula.
6
sebuah alat dan Teknik khusus untuk , memecahkan masalah
produksi.
4. Manajemen oprasional ialah sebuah ilmu dan seni untuk
memastikan bahwa suatu barang dan jasa diciiptakan dan
berhasil dikirim ke suatu pelanggan.
5. Manajemen operasional ialah suatu penerapan ilmu manajemen
untuk mengatur suatu kegiatan produksi atau operasi agar bisa
dilakukan secara efisien.
2.3. Persediaan
Persediaan adalah kumpulan barang jadi atau bahan baku produksi
yang dimiliki oleh perusahaan. Bagi sebuah bisnis, terutama yang
berhubungan dengan penyediaan barang atau produk, persediaan adalah hal
utama. Persediaan dapat juga dikatakan sebagai jumlah atau stok produk
yang dimiliki perusahaan. Kumpulan barang ini pada akhirnya akan dijual
kepada konsumen untuk meraih keuntungan.
Persediaan atau biasa disebut inventori merupakan salah satu aset
terpenting dari bisnis. Tanpa persediaan, tidak ada sumber penghasilan.
Tanpa penghasilan, sebuah bisnis mustahil bisa bertahan dan berkembang.
Dalam laporan keuangan, persediaan masuk dalam kategori aset
lancar pada neraca perusahaan. Ketika persediaan terjual, maka akan tercatat
sebagai harga pokok penjualan pada laporan laba-rugi. Secara rutin
mengevaluasi persediaan adalah kunci kesuksesan bisnis. Tidak hanya harus
mengetahui jenis-jenis persedian, tapi pemilik bisnis juga harus memahami
cara mengevaluasi persediaan. Tujuannya adalah untuk menjadi acuan
dalam pembuatan keputusan bisnis.
Berdasarkan pengertian persediaan di atas, maka dapat dipastikan
bahwa tidak ada persediaan pada perusahaan jasa. Alasannya, perusahaan
layanan jasa tidak memproduksi ataupun menyimpan barang.maupun
persediaan bahan baku yang masih menunggu penggunannya dalam suatu
proses produksi. Sedangkan menurut kamus APICS, persediaan merupakan
7
barang yang digunakan baik untuk mendukung produksi (raw materual &
WIP), mendukung aktivitas (maintenance, repair & operating supplies)
maupun customer service (FG & Spareparts). Persediaan dibagi menjadi
empat jenis berdasarkan proses manufakturnya, antara lain:
1. Persediaan Bahan Baku (Raw Material Inventory)
Dalam hal ini, perusahaan membeli dan menumpuk barang baku,
tapi tidak diproses menjadi sebuah produk. Persediaan ini memang
digunakan untuk memisahkan (decouple) para pemasok dari proses
produksi.
2. Persediaan Barang Setengah Jadi (Working in Process Inventory)
Perusahaan menyimpan bahan baku setengah jadi, atau sudah
mengalami beberapa perubahan, tapi belum selesai diproduksi. Persediaan
barang setengah jadi akan dimanfaatkan sebagai bahan masukan produksi
barang lain. Ketika sudah memasuki proses produksi, barang setengah jadi
akan memiliki kualitas dan bernilai ekonomi tinggi karena telah mengalami
perubahan sampai tidak dikenali lagi.
8
Persediaan dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk lot sejumlah yang
diinginkan. Tujuannya untuk efisiensi biaya pemesanan, biaya
penyimpanan, dan mendapatkan potongan harga.
9
Pengendalian persediaan merupakan fungsi yang mengatur dan
mengarahkan cara pelaksanaan dari suatu rencana baik dengan pengaturan
dalam bentuk tata laksana yaitu: manual, standar, kriteria maupun prosedur
untuk memungkinkan optimasi dan penyelenggaraan suatu program oleh
unsur dari unit terkait. Manajemen persediaan merupakan hal yang
mendasar dalam penetapan keunggulan kompetitif jangka panjang. Mutu,
rekayasa, produk, harga, lembur, kapasitas berlebih, kemampuan merespon
pelangga akibat kinerja kurang baik, waktu tenggang (lead time) dan
profitabilitas keseluruhan adalah hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkat
persediaan. Perusahaan dengan tingkat persediaan lebih tinggi daripada
pesaing cenderung berada dalam posisi kompetitif yang lemah. Manajemen
persediaan sendiri bertujuan untuk:
1. Mencegah terjadinya stock out.
2. Supaya pembentukan persediaan stabil.
3. Menhindari pembelian yang tidak ekonomis.
4. Supaya dapat melakukan pemesanan yang ekonomis.
10
2.4. Forecasting
Forecast/forecasting prediksi, proyeksi atau perkiraan akan suatu
peristiwa yang tidak pasti di masa mendatang (Yovanka, 2015). Forecast
merupakan suatu prediksi yang akan terjadi di masa mendatang dan berguna
untuk perusahaan dalam hal mengambil keputusan (Agung, 2015). Dan
menurut Dillworth “forecast is an inference of what is likely to happen in
the future; Forecasting is more of an art than a science”.
Forecast dibuat untuk menentukan atu membuat suatu perencanaan
dalam pemenuhan permintaan di masa mendatang dengan memperkirakan
besarnya penjualan dan penggunaan produk, sehingga produk dapat
diproduksi dalam jumlah yang sesuai (Yovanka, 2015). Sedangkan
permintaan sendiri dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain kondisi
usaha dan perekonomian suatu negara, kondisi persaingan bisnis, peraturan
dan kebijakan pemerintah, inovasi teknologi serta kecenderungan pasar
seperti perubahan permintaan, siklus hidup produk, trend mode dan
sebagainya (Yovanka, 2015).
Dalam menentukan forecast, penting untuk mempelajari pola dari
permintaan yang terjadi. Adapun beberapa jenis pola permintaan yang
dimaksud adalah sebagai berikut (Yovanka, 2015):
1. Pola Horizontal
Terjadi bilamana nilai data yang berfluktuasi di sekitar nilai rata-
rata yang konstan. Deret seperti itu adalah “stasioner” tehadap
nilai rata-ratanya. Suatu produk yang penjualannya tidak
meningkat atau menurun selama waktu tertentu termasuk
kedalam jenis ini.
2. Pola Musiman (Seasonal)
Pola data ini terjadi bilaman suatu deret dipengaruhi oleh factor
musiman (misalnya kuartal tahun tertentu, bulan atau hari-hari
pada minggu tertentu). Penjualan dari produk seperti minuman
11
ringan, es krim dan bahan bakar pemanas ruangan semuanya
menunjukan jenis dditive.
3. Pola Siklis (Cyclied)
Pola data ini terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi
ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus
bisnis.
4. Pola Trend
Pola data ini terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penuruna
sekuler jangka panjang dalam data. Contohnya penjualan
perusahaan, produk bruto nasional (GNP) dan berbagai indicator
bisnis atau ekonomi lainnya, selama perubahan sepanjang waktu.
Disamping itu, jika dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun,
maka forecasting dapat dibedakan atas dua macam pula, yaitu:
1. Forecasting jangka panjang, yaitu forecasting yang dilakukan
untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih
dari satu setengah tahun atau tiga semester.
2. Forecasting jangka pendek, yaitu forecasting yang dilakukan
untuk penyusunan hasil ramalan dengan waktu yang kurang dari
satu setengah tahun, atau tiga semester. Oleh akrena itu,
forecasting jangka pendek menggunakan hubungan dimana satu-
satunya yang mempengaruhi adalah waktu. Dalam forecasting
jangka pendek selalu ditemui adanya pola musiman. Jadi pada
12
bulan-bulan atau triwulan yang sama setiap tahun mempunyai
nilai cukup tinggi, dan bulan-bulan atau triwulan tertentu lainnya
mempunyai nilai yang cukup rendah. Oleh karena itu dalam
forecasting jangka pendek perlu ditinjau dahulu apakah deret
data yang ada memiliki pola musiman.
13
3. Time frame/rentang waktu forecast, menentukan jangka waktu
penggunaan forecast. Jangka pendek hingga menengah (short to
mid range forecast), digunakan untuk permintaan harian, bulanan
hingga 3 tahunan. Jangka panjang untuk perencanaan produk
baru, pengembangan tekonologi, perencanaan strategis.
4. Menentukan/memilihi metode forecast, seperti time series
model, associative mode. Judgmental atau metode non
quantitative lainnya.
5. Ketersediaan data, mengumpulkan data yang diperlukan untuk
membuat forecast stabil vs dinamik, makin stabil permintaan
maka semakin mudah melakukan forecasting.
6. Dalam membuat forecast, pertimbangkan pula budget forecast
dan ketersediaan qualified personnel.
7. Validasi dan implementasi hasil forecast. Lakukan review
terhadap pelaksanaa hasil forecast untuk memastikan bahwa
metode, asumsi, dan data yang digunakan valid.
14
Dengan keterangan:
Ft = forecast pada periode t
n = jumlah data (periode)
Dt = actual demand pada periode t
2. Simple Exponential Smoothing
Metode ini juga menggunakan data historical untuk mendapatkan
nilai forecast, namun dilakukan dengan menggunakan konstanta
pemulusan (α) untuk merpresentasikan nilai forecast, dimana
semakin stabil nilai permintaan maka nilai konstanta pemulusan
semakin mendekati nol.
Ft = Ft-1 + α . (Dt-1 – Ft-1)
Dengan keterangan:
Ft = forecast pada periode T
α = smoothing contant
Dt = demand pada periode T
3. Regresei Liner
Regresi liner digunakan untuk forecasting apabila set data yang
ada bersifat linier, artinya hubungan antara waktu dan
permintaan berbentuk garis lurus (linier). Metode regresi linier
didasarkan atas perhitungan least square error, yaitu dengan
memperhitungkan jarak terkecil kesuatu titik pada data untuk
ditarik garis. Adapun untuk persamaan forecasting regresi linier
dipakai tiga constant, yaitu a, b, dan Y. dengan masing-masing
formulasinya adalah sebagai berikut:
Dengan keterangan:
15
Y = dditive yang diprediksi
T = varianel dditiven
A, b = paramerter forecasting
4. Trackin Signal
Metode yang digunakan untuk mengindikasikan bagaimana
suatu nilai forecasting memperkirakan nilai actual.
16
2.6. Ketentuan dalam Menentukan Narasumber
Mengacu terhadap ketentuan dalam penelitian kualitatif,
narasumber/informan penelitian tidak dipilih secara acak (random
sampling), melainkan dipilih sesuai prinsip yang belaku, yaitu (Bachtiar
dkk, 2006):
1. Kesesuaian (Appropriateness)
Informan ditentukan berdasarkan pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki berkaitan dengan topic dan tujuan penelitian yang
dilakukan.
2. Kecukupan (Eduquacy)
Informan yang dipilih secara edekuat memenuhi kategori-
kategori yang terkait dengan penelitian, seperti: jabatan,
pengalaman, dan lain-lain.
17
BAB III
TINJAUAN UMUM OBJEK
18
Pada praktik kerja lapangan kali ini, kami meneliti anak
perusahaannya yang bergerak di bidang pengolahan bahan baku untuk
kostruksi pembangunan jalan raya berupa penggilingan batu dengan nama
WORKSHOP PT. PRIMAYASA ADIGUNA. Perusahaan penggilingan
batu ini dibentuk karena melihat tidak adanya produsen bahan baku
pembangunan jalan di daerah Banjar, selain itu juga perusahaan ini berdiri
sebagai perusahaan pendukung dari perusahaan induknya yaitu PT.
PRIMAYASA ADIGUNA. Beridirnya perusahaan penggilingan batu ini
dimulai pada tahun 2008, yang kemudian baru disahkan pada tahun 2009.
Perusahaan ini bekerja sama dengan BUMN karena proyek yang diambil
berasal dari pemerintah.
19
Tugas perdivisi:
1. Direktur
Memimpin, mengawasi perusahaan dan memastikan semua kegiatan
usaha perusahaan yang dijalankan sesuai dengan visi misi dan nilai
perusahaan.
2. Manajer produksi
Merencanakan produksi dan melakukan penjadwalan lalu melakukan
koordinasi diproses pengadaan bahan produksi.
3. Manajer keuangan
Menyusun perencanaan keuangan perusahaan, mengoperasikan
kebutuhan keuangan perusahaan, bekerjasama dengan manajer divisi
lain untuk mengetahui kebutuhan masing masing divisi melalu
koordinasi.
4. Divisi quality control
Menjaga kualitas produk agar produk yang dikerjakan memiliki potensi
kecil mengalami penurunan kualitas dan menentukan apakah produk
tersebut layak untuk dipasarkan dan kemudian akan di catat di aplikasi
inventory barang.
5. Divisi pembelian/penjualan
a. Divisi pembelian melakukan pembelian atas seluruh kebutuhsn
perusahaan untuk membantu dan memenuhi kegiatan oprasional,
menganalisa calon supplier sesuai dengan material barang yang
20
dibutuhkan, dan memastikan pengiriman matrial sesuai dengan
tanggal yang ditentukan.
b. Divisi penjualan melakukan pelanggan untuk mencari tahu apa yang
dibutuhkan mereka dan laporan penjualan untuk membuat statistic
penjualan berdasarkan angka-angka yang diperoleh.
6. Divisi angkutan
Melaksanakan perencanaan teknis, kordinasi, pembinaan, pengendalian,
dan fasilitasi penyelengaraan angkutan untuk meningkatkan penyedian
layanan angkutan umum dalam trayek dan angkutan tidak dalam trayek.
21
Tabel 1.1 Flowchart Sistem Kerja PT Primayasa Adiguna
22
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
23
b. Batu 2.3
Batu split ukuran 20-30 mm (batu split 2/3)
batu split 2/3 digunakan sebagai bahan
pengecoran lantai dan pengecoran horizontal.
c. Abu Batu
Abu batu adalah salah satu material
konstruksi yang berasal dari mesin chruser.
Material ini termasuk dalam kategori agregat
buatan yang banyak dibutuhkan sebagai
campuran dalam proses pengaspalan dan
pengganti pasir.
24
screen ayakan batu, dimana pada ukuran mesh sebelumnya lebih besar
dibandingkan ukuran mesh yang dipasangkan pada deck bawahnya.
25
Gambar 1.3 Batching Plant
Batching plant merupakan alat yang berfungsi untuk mencampur /
memproduksi beton dalam produksi yang besar. Batching plant digunakan
agar produksi beton readymix tetap dalam kualitas yang baik, sesuai
standar, nilai slump test dan strength-nya stabil. Beton ini didapatkan
dengan cara mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), atau
jenis agregat lain, dan air, dengan semen atau semen hidrolik yang lain,
kadang-kadang dengan bahan tambahan yang bersifat kimiawi ataupun
fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang
homogen. Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan. Pengerasan
terjadi karena peristiwa reaksi kimia antara semen dengan air.
Kegunanya sebagai tempat untuk produksi beton ready mix dalam
jumlah yang besar, dan sebagai Tempat yang dikhususkan untuk
memproduksi atau mengolah beton sehingga kita dapat memperoleh beton
ready mix atau beton siap pakai yang nantinya digunakan sebagai bahan
pengecoran proyek infrastruktur.
26
Forecast dibuat dengan tujuan untuk memprediksikan permintaan
yang akan terjadi dimasa mendatang. Supply forecast dapat dipengaruhi
oleh banyak faktor, antara lain oleh supply yang terjadi pada masa lalu,
leadtime produk, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, strategi
kompetitor dan lain-lain. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan
dalam menghitung nilai forecast, dimana setiap metode tersebut memiliki
karakteristiknya masing-masing sehingga dalam penelitian ini penulis akan
menganalisa terlebih dahulu mengenai metode mana yang cocok untuk
digunakan.
27
Metode times series sendiri terbagi menjadi static dan adaptive.
Metodestatic cocok digunakan apabila demand level, tren dan faktor
seasonal pada demand di masa mendatang tidak bervariasi terhadap demand
di masa lalu. Sedangkan metode adaptive dilakukan dengan terus
mengupdate demand level, tren dan faktor seasonal setiap terdapat
permintaan yang baru. Berdasarkan pola produksi PT.PRIMASYA
ADIGUNA yang tidak menentu serta memiliki supply level, tren dan faktor
seasonal yang selalu berubah-ubah, maka disimpulkan bahwa metode yang
cocok adalah metode adaptive. Selanjutnya dalam penggunaan metode
adaptive, terdapat beberapa pilihan teknik yang dapat digunakan, antara lain
moving average, simple exponential smoothing, trend corrected exponential
smoothing (Holt’s Model), trend and seasonal corrected exponential
smoothing (Winter’s Model). Metode moving average dan simple
exponential smoothing cocok digunakan untuk permintaan yang tidak
memiliki pola trend maupun seasonality, metode Holt’s Model cocok untuk
permintaan yang memiliki pola trend namun tidak memiliki pola
seasonality, sedangkan metode Winter’s Model cocok digunakan untuk
permintaan yang memiliki pola trend maupun seasonality.
Saat menggunakan metode Winter’s Model, harus dilakukan
identifikasi terlebih dahulu terhadap periode seasonal factor dari produk
yang dihasilkan, sehingga metode winter’s model tidak cocok dilakukan
karena produksi pada PT> PRIMAYASA ADIGUNA tidak memiliki
seasonal factor. Maka dapat disimpulkan bahwa metode yang cocok untuk
digunakan pada penelitian ini adalah metode moving average yang nantinya
akan dibandingkan dan dipilih yang lebih akurat dengan data supply di PT.
PRIMAYSA ADGIUNA berdasarkan nilai error yang dihasilkan.
Perhitungan Forecast & Nilai Error dari Metode Moving Average
Perhitungan Forecast & Nilai Error dari Metode Moving Average
Metode ini dilakukan dengan menjadikan nilai rata-rata demand pada masa
lalu selama N periode, dimana semakin sedikit periode yang digunakan
28
maka nilai forecast akan lebih bersifat responsif terhadap demand terbaru
yang sudah berlalu. Adapun formulasi yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Ft = (Dt-1 + Dt-2 + Dt-3 + … + Dt-n) / n
Keterangan:
Ft = forecast pada periode t
D = actual demand
n = jumlah data (periode)
Sedangkan data penggunaan bahan baku selama 3 tahun ke belakang
dapat dilihat sebagai berikut:
29
Juni 4467800
Juli 4310490
Agustus 3672000
September 3394850
Oktober 2322460
November -
Desember -
Total 31822129
2022 Januari 2949385
Februari 3046250
Maret 3482470
April 2221380
Mei 3644500
Juni 4250760
Juli 3455620
Agustus 3468290
September 545000
Oktober -
November -
Desember -
Total 27063655
Karena data yang dimiliki adalah data selama tiga tahun kebelakang, maka
perhitungan forecastingnya adalah sebagai berikut:
F2023 = (D2021 + D2022) / 2
= (31822129 + 27063655) / 2
= 58885784 / 2
= 2944289
30
Sehingga diperkirakan pada tahun 2023 akan digunakan barangkal seberat
2.944.289 Kg. Hasil forecasting ini masih harus diuji tingkat keakuratannya
dengan metode mean absolute percentage error (MAPE). Tujuan metode
MAPE ini adalah untuk menilai besarnya kemungkinan melesetnya
forecasting. Cara melakukan perhitungan MAPE adalah sebagai berikut:
= 23.2674% 23.3%
tahu
n data forecast error mad mse mape
2020 34899180
307705
2021 31822129 34899180 -3077051 1 9.4682E+12 9.669532
629700
2022 27063655 33360654.5 -6296999.5 0 3.9652E+13 23.26737
2023 29442892
468702
total -4687025.3 5 2.456E+13 16.46845
31
4.3 Pembahasan
Persediaan bahan baku merupakan sesuatu yang amat penting untuk
diatur perencanaannya, oleh karena itu forecasting (forecasting) menjadi
suatu kewajiban untuk dilakukan dalam sebuah perusahaan untuk
meramakan pengolahan bahan baku di masa yang akan datang. Dengan
dilakukannya forecasting, perusahaan dapat menghindari kemungkinan
terburuk yaitu tidak dapat melakukan produksi karena tidak tersedianya
bahan baku. Karena jika tidak dilakukan produksi maka perusahaan tidak
akan mampu memenuhi kebutuhan pasar sehingga bisa saja pasar beralih
kepada perusahaan sejenis lain yang mampu memenuhi permintaannya.
Pada PT. PRIMAYASA ADIGUNA sendiri forecasting telah
dilakukan oleh manajer dengan metode kualitatif, karena yang bersangkutan
memiliki kualifikasi untuk melakukan metode tersebut seperti pengalaman
dan intuisi yang tajam sebagai seorang pebisnis. Data ini kami peroleh
melalui wawancara yang dilakukan pada tanggal 24 Desember 2022.
Sehingga tidak diperoleh data forecasting tertulis yang dilakukan oleh PT.
PRIMAYASA ADIGUNA. Hasilnya perencanaan produksi tidak diketahui
oleh selain manajer dan proses produksi dilakukan ketika manajer
memerintahkan untuk melakukan produksi.
Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan kami, PT. PRIMAYASA
ADIGUNA perlu untuk memperoleh bahan baku sebanyak 2.944.289 kg
barangkal. Kesimpulan ini dapat diperoleh melalui perhitungan forecasting
menggunakan metode moving average. Kemudan hasil perhitungan itu kami
lihat rata-rata persentase errornya dan diperoleh nilai sebesar 16.5%.
Tingkat error ini dipengaruhi oleh berbagai hal seperti, ketersediaan izin
pengambilan bahan baku oleh pemda, dan keinginan pemda untuk
melakukan pembangunan jalan di daerahnya.
Kedua metode forecasting tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Kelebihan dan kekurangan dari masing-
masing metode dapat dilihat dalam tabel berikut:
Metode kuantitatif
32
Kelebihan Kekurangan
terbatas
Metode kualitatif
kelebihan Kekurangan
33
Adanya pemahaman khusus
dalam menganalisa
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan di PT. PRIMAYASA
ADIGUNA penulis memahami betapa pentingnya melakukan forecasting
pada persediaan bahan baku, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pada dasarnya, forecasting terbagi kedalam dua jenis, yaitu dengan
forecasting dengan metode kualitatif dan forecasting dengan metode
kuantitatif. Forecasting yang dilakukan oleh PT. PRIMAYASA ADIGUNA
sendiri menggunakan metode kualitatif oleh manajernya. Sehingga
penentuan pengumpulan dan penggunaan bahan baku untuk produksi tiap
tahunnya selalu menunggu keputusan manajer. Sedangkan metode
forecasting yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan metode
kuantitatif. Ternyata setelah kami sampaikan hasil forecast yang kami
lakukan kepada manajer PT. Primayasa Adiguna, beliau berpendapat bahwa
hasil forecasting yang kami lakukan tidak jauh berbeda dengan hasil
forecasting yang dilakukan manajer. Hal ini menunjukkan bahwa kedua
metode tersebut (kualitatif dan kuantitatif) jika dilakukan dengan sesuai
akan menghasilkan kesimpulan yang saling menguatkan.
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan di PT. PRIMAYASA
ADIGUNA penulis mendapati beberapa permasalahan berkaitan
forecasting, sehingga penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya forecasting kualitatif yang dilakukan manajer didukung juga
dengan perhitungan kuantitatif sebagai pendukung kesimpulan yang
diambil, sehingga apabila terjadi human error dapat segera ditemukan
dan diperbaiki.
35
2. Lakukan pemanfaatan inventory barang setengah jadi sebelum
penyimpanan penuh dengan cara melakukan penjualan baik secara
borongan ke perusahaan lain maupun secara eceran, sehingga proses
produksi tidak akan berhenti kecuali ada masalah teknis lain.
3. Tempatkan karyawan di tempat pengangkutan sebagai pengkondisi
lapangan agar pengangkutan senantiasa berjalan dengan lancar, dan jika
terdapat kendala dilapangan perusahaan bisa berhenti mengutus mobil
pengangkut sampai kendala dapat diatasi.
36
DAFTAR PUSTAKA
37
LAMPIRAN
38
39
40
2. SURAT IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN
41
3. SURAT IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH
42
43