Anda di halaman 1dari 50

ANALISIS BAHAN BAKU BERBASIS FORECASTING

MENGGUNAKAN METODE SIMPLE MOVING AVERAGE


Sebuah studi pada PT PRIMAYASA ADIGUNA

Disusun oleh:
1. rifki husni sabiila Nim : 3402200419
2. Nim : 3402200
3. Nim : 3402200
4. Nim : 3402200

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
TAHUN 2022/2023
i
ABSTRAK

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan proyek


pemerintahan, tingkat transaksi yang terjadi bisa dibilang tidak menentu, karena
jumlah pesanan dipengaruhi oleh keinginan pemerintah daerah untuk melakukan
pembangunan di kotanya. Apalagi, jika proyek pembangunan telah diambil tapi
pengerjaannya tidak dapat diselesaikan sesuai target maka perusahaan akan
terkena denda. Oleh karena itu, ketersediaan bahan baku menjadi teramat penting
agar pengerjaan proyek dapat mencapai target. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisis jumlah bahan baku yang harus disimpan dengan metode forecasting.
Penelitian ini dilakukan di PT. Primayasa Adiguna yang bertempat di JL.
Pamarican no.16, kota banjar. PT. Primayasa Adiguna adalah perusahaan yang
bergerak di bidang konstruksi pembangunan jalan. Rumusan masalah dari
penelitian ini adalah bagaimana cara menentukan jumlah bahan baku
pembangunan jalan dan bagaiamana proses pembuatan bahan baku tersebut. Jenis
penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian campuran dengan metode studi
kepustakaan, studi lapangan, wawancara dan diskusi.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah perlunya melakukan forecasting
dalam segala aspek, tapi yang kami sorot adalah peramalah persediaan bahan
baku. Karena hal ini berpengaruh pada kelancaran proses produksi, jika produksi
berjalan lancer maka cashflow pun akan berjalan lancer sehingga perusahaan
dapat memperoleh keuntungan.

Kata kunci : peramalan. Forecast, persediaan bahan baku

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i


RINGKASAN ................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 3
1.3. Tujuan Dan Manfaat ................................................................... 3
1.4. Metode Yang Digunakan ........................................................... 5
BAB II TINJAUAN TEORITIS ................................................................... 6
2.1. Manajemen ................................................................................. 6
2.2. Manajemen Operasional ............................................................. 7
2.3. Persediaan ................................................................................... 8
2.4. Forecasting ................................................................................. 11
2.5. Pengujian Hasil Forecasting ....................................................... 15
2.6. Ketentuan dalam Menentukan Narasumber ............................... 16
BAB III TINJAUAN UMUM OBJEK ......................................................... 17
3.1. Profil Perusahaan ........................................................................ 17
3.2. Sejarah Singkat perusahaan ........................................................ 17
3.3. Visi dan Misi .............................................................................. 18
3.4. Struktur Organisasi ..................................................................... 18
3.5. Sistem Kerja ............................................................................... 20
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN .................................................. 21
4.1 Analisis Tentang Variabel Yang Dikaji ..................................... 21
4.2 Analisa Data ............................................................................... 24
4.3 Pembahasan ................................................................................ 29
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 32

iii
5.1. Kesimpulan ................................................................................. 32
5.2. Saran ........................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 34
LAMPIRAN ................................................................................................... 35

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Flowchart Sistem Kerja PT Primayasa Adiguna........................... 20


Tabel 1.2 Pembagian Forecasting.................................................................. 25
Tabel 1.3 Data Penggunaan Bahan Baku....................................................... 28
Tabel 1.4 Kelebihan Kekurangan Forecasting Kuantitatif dan Kualitatif..... 31

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Crusher........................................................................................ 21


Gambar 1.2 Asphalt Mixsing Plant................................................................. 23
Gambar 1.3 Batching Plant ............................................................................ 23

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebuah perusahaan memperoleh keuntungan dengan memenuhi
penawaran dari permintaan yang ada di pasar. Dalam hal ini, PT. Primayasa
Adiguna harus siap memenuhi permintaan pembangunan jalan dari
pemerintah daerah. Karena permintaannya berasal dari keinginan
pemerintah daerah, maka permintaan tersebut jadi bersifat tidak menentu.
Selain itu juga terdapat factor resiko yakni jika proyek telah diambil tapi
tidak dapat dipenuhi sesuai target, maka perusahaan akan terkena denda.
Oleh karena itu, diperlukan perencanaan yang matang mengenai perkiraan
jumlah permintaan pembangunan setiap bulannya dalam setahun dan
diperlukan juga perencanaan upaya pemenuhan permintaan tersebut
sehingga income perusahaan tetap terjaga dan tidak perlu khawatir akan
denda. Semua itu dapat terlaksana dengan melakukan forecasting.
Forecasting merupakan kegiatan untuk memperkirakan sesuatu yang
belum terjadi. Forecasting menjadi kegiatan yang sangat penting dilakukan
oleh perusahaan agar mampu memenuhi kebutuhan dan permintaan
pelanggan terhadap produk pada masa yang akan diteliti. Ketidakmampuan
perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dan permintaan konsumen akan
menjadikan perusahaan kehilangan peluang mendapatkan laba dari
konsumen, sebaliknya produksi yang berlebihan akan membuat perusahaan
merugi karena harus mengeluarkan biaya untuk inventory. Maka dari itu,
dibutuhkan metode forecasting yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi
dan memiliki error yang minimum.
Metode forecasting yang sering digunakan oleh perusahaan hanya
mengolah data masa lalu saja (time series) tanpa mempertimbangkan faktor
dari luar yang memengaruhi. Sehingga apabila faktor-faktor tersebut
memiliki nilai yang mampu memengaruhi opini konsumen untuk membeli
atau tidak membeli produk, tidak mampu di deteksi oleh metode forecasting
time series yang menyebabkan perusahaan merugi.

1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini antara lain:
Bagaimana cara mengetahui jumlah bahan baku yang harus dipersiapkan untuk
tahun yang akan datang

1.3. Tujuan Dan Manfaat


1.3.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini antara lain:
Mengetahui bagaimana cara menentukan jumlah bahan baku yang harus
dipersiapkan untuk tahun yang akan datang.

1.3.2. Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:
1. Manfaat teoritis
a. Bagi penulis
Penelitian ini diharapkan akan meredakan kesenjangan antara ilmu
yang telah dipelajari dengan kenyataan dilapangan dengan
dilakukannya integrase diantara keduanya. Selain itu juga, dengan
dilakukannya penelitian penulis dapat menambah wawasan tentang
permasalahan yang terjadi di lapangan, sehingga penulis mendapat
gambaran bagaimana cara mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah
dipelajari sebelumnya.
b. Bagi pembaca
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penambah informasi,
referensi, serta dapat dijadikan sebagai perbandingan bagi pihak-
pihak yang akan melakukan penelitian dengan objek penelitian
ataupun judul penelitian yang sama di masa yang akan datang.

2. Manfaat praktis
a. Bagi perusahaan

2
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam
perencanaan operasional perusahaan, khususnya dalam penyediaan
bahan baku.
b. Bagi pihak ketiga
Penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran pentingnya
melakukan perencanaan bahan baku menggunakan metode
forecasting agar proses produksi bisa dilakukan secara optimal.

1.4. Metode Yang Digunakan


Penyusunan laporan ini menggunakan metode:
1. Metode Kuantitatif
Dilihat dari cari melakukan penelitiannya, kami melakukan penelitian
menggunakan metode kuantitatif. Metode ini adalah metode yang
bersifat matematis dengan menggunakan berbagai meodel
matematisnya.
2. Metode Historis
Sedangkan dilihat dari sifat masalah dari penelitian yang kami hadapi,
kami melakukan penlitian dengan metode historis. Metode ini adalah
metode yang menggambarkan kejadian di masa lalu yang kemudian
dimanfaatkan untuk menjadi proses pembelajaran di masa kini.
Sedangkan untuk pengumpulan data yang berkaitan dengan penelitian,
kami menggunakan metode:
1. Studi kepustakaan
Metode ini digunakan dalam memperoleh referensi berupa teori-teori
yang digunakan sebagai landasan analisis permasalahann pengolahan
data, dan penyelesaiannya. Adapun teori-teori yang akan digunakan
antara lain perhitungan forecast dan error forecast.
2. Studi lapangan
Metode ini berkaitan dengan observasi objek penelitian secara langsung
sehingga dapat diperoleh data-data lapangan yang kemudian dianalisis
permasalahannya dan dibandingkan dengan teori yang telah didapat
sehingga dapat diselesaikan.

3
3. Wawancara dan diskusi
Metode ini dilakukan dengan cara wawancara serta berdiskusi dengan
pihak-pihak yang lebih berkompeten dan berpengalaman sebagai arahan
agar penelitian tetap berjalan sebagaimana mestinya.

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

2.1. Manajemen
a. Pengertian manajemen
Menurut Farida (2017) manajemen adalah seni dan ilmu dalam
perencanaan, pengoordinasian, pengarahan dan pengawasan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut Hasibuan (2020) manajemen merupakan ilmu dan seni mengatur
suatu proses pemanfaatan sumber daya dan sumber lainnya secara efektif
dan efisien.
Menurut Robbins dan Coulter (Kristina and Widyaningrum, 2019)
manajemen adalah proses mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-
kegiatan kerja agar diselesaikan secara efektif dan efisien.
Menurut Kristina dan Widyaningrum (2019) manajemen yaitu koordinasi
semua sumber daya melalu proses perencanaan, pengorganisasian,
penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Dari penjelasan menurut para ahli diatas, maka dapat diuraikan
manajemen merupakan suatu proses yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam sebuah organisasi
agar tujuan yang telah ditentukan dapat diwujudkan.
b. Fungsi manajemen
Adapun fungsi-fungsi manajemen menurut Farida (2017) adalah sebagai
berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan penetapan terlebih dahulu apa yang akan
dikerjakan sehingga tujuan tersebut dapat tercapai dengan baik.
2. Pengorganisasian
Mengelompokkan kegiatan orang serta menetapkan wewenang dan
tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pengarahan

5
Fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha bimbingan, saran,
perintah, atau intruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas
sehingga tugas dapat dilaksanakan denga baik dan benar.
4. Pengawasan
Mengadakan penilaian pencocokan, pemeriksaan terhadap sesuatu
yang telah dilakukan agar sesuai dengan rencana semula.

2.2. Manajemen Operasional


Manajemen oprasional ialah suatu bentuk dari pengelolaan yang
menyeluruh dan optimal pada sebuah masalah tenaga
kerja,barang,mesin,peralatan,bahan baku,atau produk apapun yang bisa
dijadikan sebuah barang atau jasa yang bisa di perjual belikan. Kegiatan
yang merupakan tanggung jawab dari manajer oprasional terhadap
penghasilan produk atau jasa, mengambik sebuah keputusan yang
berhubungan dengan fungsi operasi dan system transformasi, dan
menimbangkan pengambilan keputusan pengambilan keputusan dari fungsi
operasi, dalam pelaksanaan kegiatan produksi perusahaan, di perlukan
manajerial yang berguna untuk menerapkan keputusan keputusan dalam
upaya pengaturan dan pengkordinasian penggunaan sumber daya dari
kegiatan produksi yang dikenal sebagai manajemen oprasional (Wijaya et
al., 2020).
Berikut ini adalah definisi manajemen oprasional yang di
kemukakan oleh beberapa ahli, antara lain :
1. Manajemen oprasional ialah sebuah serangkaian kegiatan yang
menghasilkan sebuah nilai dalam barang dan jasa drngan
mengubah suatu input menjadi output.
2. Manajemen oprasional merupakan suatu kegiatan yang
berhubungan dengan pembuatan barang, jasa, atau
kombinasinya, melalui proses transformasi dari sumber daya
produksi menjadi keluaran yang diinginkan.
3. Manajemen oprasional adalah suatu bidang manajemen yang
mengkhususkan pada suatu produksi barang, serta menggunakan

6
sebuah alat dan Teknik khusus untuk , memecahkan masalah
produksi.
4. Manajemen oprasional ialah sebuah ilmu dan seni untuk
memastikan bahwa suatu barang dan jasa diciiptakan dan
berhasil dikirim ke suatu pelanggan.
5. Manajemen operasional ialah suatu penerapan ilmu manajemen
untuk mengatur suatu kegiatan produksi atau operasi agar bisa
dilakukan secara efisien.

2.3. Persediaan
Persediaan adalah kumpulan barang jadi atau bahan baku produksi
yang dimiliki oleh perusahaan. Bagi sebuah bisnis, terutama yang
berhubungan dengan penyediaan barang atau produk, persediaan adalah hal
utama. Persediaan dapat juga dikatakan sebagai jumlah atau stok produk
yang dimiliki perusahaan. Kumpulan barang ini pada akhirnya akan dijual
kepada konsumen untuk meraih keuntungan.
Persediaan atau biasa disebut inventori merupakan salah satu aset
terpenting dari bisnis. Tanpa persediaan, tidak ada sumber penghasilan.
Tanpa penghasilan, sebuah bisnis mustahil bisa bertahan dan berkembang.
Dalam laporan keuangan, persediaan masuk dalam kategori aset
lancar pada neraca perusahaan. Ketika persediaan terjual, maka akan tercatat
sebagai harga pokok penjualan pada laporan laba-rugi. Secara rutin
mengevaluasi persediaan adalah kunci kesuksesan bisnis. Tidak hanya harus
mengetahui jenis-jenis persedian, tapi pemilik bisnis juga harus memahami
cara mengevaluasi persediaan. Tujuannya adalah untuk menjadi acuan
dalam pembuatan keputusan bisnis.
Berdasarkan pengertian persediaan di atas, maka dapat dipastikan
bahwa tidak ada persediaan pada perusahaan jasa. Alasannya, perusahaan
layanan jasa tidak memproduksi ataupun menyimpan barang.maupun
persediaan bahan baku yang masih menunggu penggunannya dalam suatu
proses produksi. Sedangkan menurut kamus APICS, persediaan merupakan

7
barang yang digunakan baik untuk mendukung produksi (raw materual &
WIP), mendukung aktivitas (maintenance, repair & operating supplies)
maupun customer service (FG & Spareparts). Persediaan dibagi menjadi
empat jenis berdasarkan proses manufakturnya, antara lain:
1. Persediaan Bahan Baku (Raw Material Inventory)
Dalam hal ini, perusahaan membeli dan menumpuk barang baku,
tapi tidak diproses menjadi sebuah produk. Persediaan ini memang
digunakan untuk memisahkan (decouple) para pemasok dari proses
produksi.
2. Persediaan Barang Setengah Jadi (Working in Process Inventory)
Perusahaan menyimpan bahan baku setengah jadi, atau sudah
mengalami beberapa perubahan, tapi belum selesai diproduksi. Persediaan
barang setengah jadi akan dimanfaatkan sebagai bahan masukan produksi
barang lain. Ketika sudah memasuki proses produksi, barang setengah jadi
akan memiliki kualitas dan bernilai ekonomi tinggi karena telah mengalami
perubahan sampai tidak dikenali lagi.

3. Persediaan Pemeliharaan, Perbaikan, dan Operasi (Maintenance,


Repair, Operations - MRO)
Perusahaan melakukan persediaan MRO untuk melakukan
pemeliharaan dan perbaikan operasional agar semua mesin yang digunakan
untuk proses produksi tetap produktif. Mesin-mesin produksi akan
mengalami penyusutan seiring berjalannya waktu, sehingga pemeliharaan
dan perbaikan perlu dilakukan.
4. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods Inventory)
Barang jadi biasa disebut dengan barang konsumen (consumer
goods). Persediaan barang ini dilakukan untuk mengantisipasi permintaan
konsumen atau masyarakat di masa depan.

Persediaan juga dapat dibagi berdasarkan fungsinya:


1. Working Stock/Lot Stock

8
Persediaan dilakukan oleh perusahaan dalam bentuk lot sejumlah yang
diinginkan. Tujuannya untuk efisiensi biaya pemesanan, biaya
penyimpanan, dan mendapatkan potongan harga.

2. Safety Stock/Fluctuation Stock


Perusahaan melakukan persediaan ini untuk mewaspadai dan
mengantisipasi unsur ketidakpastian permintaan dan penyediaan. Jika
tidak dilakukan, dikhawatirkan akan terjadi kekurangan persediaan
(stockout). Persediaan ini berfungsi sebagai ‘tameng’ terhadap
kekurangan stok.
3. Anticipation Stock/Stabilization Stock
Persediaan ini digunakan untuk menghadapi permintaan musiman yang
memuncak dan keperluan situasional (demonstrasi besar-besaran,
penutupan karena libur, dll.). Persediaan ini dilakukan sebelum
diperlukan dan akan berkurang stoknya ketika puncak permintaan
terjadi. Tujuan dari persediaan ini adalah stabilisasi rata-rata tingkat
produksi dan mempertahankan jumlah tenaga kerja.
4. Pipeline Stock
Ini adalah persediaan yang berada dalam perjalanan. Dengan kata lain,
stok barang sedang dalam perjalanan di truk, kapal, atau alat angkut
lainnya. Atau, persediaan barang sedang menunggu proses produksi atau
menunggu dipindahkan ke gudang.
5. Decoupling Stock
Dalam hal ini, perusahaan melakukan persediaan yang dapat memenuhi
permintaan atau kebutuhan masyarakat tanpa perlu tergantung pada
distributor atau supplier.
6. Physics Stock
Perusahaan menyimpan barang untuk mendorong pembelian. Hal ini
dilakukan untuk meminimalisasi keterlambatan waktu produksi. Dengan
demikian, perusahaan tidak perlu menanggung biaya operasional pabrik.

9
Pengendalian persediaan merupakan fungsi yang mengatur dan
mengarahkan cara pelaksanaan dari suatu rencana baik dengan pengaturan
dalam bentuk tata laksana yaitu: manual, standar, kriteria maupun prosedur
untuk memungkinkan optimasi dan penyelenggaraan suatu program oleh
unsur dari unit terkait. Manajemen persediaan merupakan hal yang
mendasar dalam penetapan keunggulan kompetitif jangka panjang. Mutu,
rekayasa, produk, harga, lembur, kapasitas berlebih, kemampuan merespon
pelangga akibat kinerja kurang baik, waktu tenggang (lead time) dan
profitabilitas keseluruhan adalah hal-hal yang dipengaruhi oleh tingkat
persediaan. Perusahaan dengan tingkat persediaan lebih tinggi daripada
pesaing cenderung berada dalam posisi kompetitif yang lemah. Manajemen
persediaan sendiri bertujuan untuk:
1. Mencegah terjadinya stock out.
2. Supaya pembentukan persediaan stabil.
3. Menhindari pembelian yang tidak ekonomis.
4. Supaya dapat melakukan pemesanan yang ekonomis.

Selanjutnya dalam melakukan rencana persediaan, perlu


diperhatikan beberapa masalah pokok, antara lain:
1. Apakah yang dibutuhkan (what), untuk memutuskan jenis barang
yang tepat.
2. Berapa yang dibutuhkan (how much), untuk menentukan jumlah
yang tepat.
3. Kapan dibutuhkan (when), untuk menentukan waktu yang tepat.
4. Dimana dibutuhkan (where), untuk menentukan tempat yang
tepat.
5. Siapa yang mengurus dan siapa yang menggunakan (who), untuk
menentukan orang atau unit yang tepat.
6. Bagaimana diselenggarakan (how), untuk menentukan proses
yang tepat.
7. Mengapa dibutuhkan (why), untuk mengecek apakah keputusan
yang diambil benar-benar tepat.

10
2.4. Forecasting
Forecast/forecasting prediksi, proyeksi atau perkiraan akan suatu
peristiwa yang tidak pasti di masa mendatang (Yovanka, 2015). Forecast
merupakan suatu prediksi yang akan terjadi di masa mendatang dan berguna
untuk perusahaan dalam hal mengambil keputusan (Agung, 2015). Dan
menurut Dillworth “forecast is an inference of what is likely to happen in
the future; Forecasting is more of an art than a science”.
Forecast dibuat untuk menentukan atu membuat suatu perencanaan
dalam pemenuhan permintaan di masa mendatang dengan memperkirakan
besarnya penjualan dan penggunaan produk, sehingga produk dapat
diproduksi dalam jumlah yang sesuai (Yovanka, 2015). Sedangkan
permintaan sendiri dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain kondisi
usaha dan perekonomian suatu negara, kondisi persaingan bisnis, peraturan
dan kebijakan pemerintah, inovasi teknologi serta kecenderungan pasar
seperti perubahan permintaan, siklus hidup produk, trend mode dan
sebagainya (Yovanka, 2015).
Dalam menentukan forecast, penting untuk mempelajari pola dari
permintaan yang terjadi. Adapun beberapa jenis pola permintaan yang
dimaksud adalah sebagai berikut (Yovanka, 2015):

1. Pola Horizontal
Terjadi bilamana nilai data yang berfluktuasi di sekitar nilai rata-
rata yang konstan. Deret seperti itu adalah “stasioner” tehadap
nilai rata-ratanya. Suatu produk yang penjualannya tidak
meningkat atau menurun selama waktu tertentu termasuk
kedalam jenis ini.
2. Pola Musiman (Seasonal)
Pola data ini terjadi bilaman suatu deret dipengaruhi oleh factor
musiman (misalnya kuartal tahun tertentu, bulan atau hari-hari
pada minggu tertentu). Penjualan dari produk seperti minuman

11
ringan, es krim dan bahan bakar pemanas ruangan semuanya
menunjukan jenis dditive.
3. Pola Siklis (Cyclied)
Pola data ini terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi
ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus
bisnis.
4. Pola Trend
Pola data ini terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penuruna
sekuler jangka panjang dalam data. Contohnya penjualan
perusahaan, produk bruto nasional (GNP) dan berbagai indicator
bisnis atau ekonomi lainnya, selama perubahan sepanjang waktu.

Pada umumnya forecasting dapat dibedakan dari beberapa segi


tergantu dari cara melihatnya. Apabila dilihat dari sifat penyusunnya, maka
forecasting dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Forecasting yang subjektif, yaitu forecasting yang didasarkan
atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya.
2. Forecasting yang objektif, adalah forecasting yang didasarkan
atas data yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan
teknik dan metode-metode dalam penganalisisan data tersebut.

Disamping itu, jika dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun,
maka forecasting dapat dibedakan atas dua macam pula, yaitu:
1. Forecasting jangka panjang, yaitu forecasting yang dilakukan
untuk penyusunan hasil ramalan yang jangka waktunya lebih
dari satu setengah tahun atau tiga semester.
2. Forecasting jangka pendek, yaitu forecasting yang dilakukan
untuk penyusunan hasil ramalan dengan waktu yang kurang dari
satu setengah tahun, atau tiga semester. Oleh akrena itu,
forecasting jangka pendek menggunakan hubungan dimana satu-
satunya yang mempengaruhi adalah waktu. Dalam forecasting
jangka pendek selalu ditemui adanya pola musiman. Jadi pada

12
bulan-bulan atau triwulan yang sama setiap tahun mempunyai
nilai cukup tinggi, dan bulan-bulan atau triwulan tertentu lainnya
mempunyai nilai yang cukup rendah. Oleh karena itu dalam
forecasting jangka pendek perlu ditinjau dahulu apakah deret
data yang ada memiliki pola musiman.

Sedangkan berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka


forecasting dapat dibedakan atas dua macam, yaitu:
1. Forecasting kualitatif
Forecasting yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu.
Hasil forecasting yang dibuat sangat tergantung pada orang yang
membuatnya, karena ditentukan berdasarkan pemikiran yang
bersifat intuisi, judgment atau pendapat dan pengetahuan serta
pengalaman dari penyusunnya.
2. Forecasting kuantitatif
Forecasting yang didasarkan atas data kuantitatif pada masa lalu.
Hasil forecasting yang dibuat sangat tergantung pada metode
yang dipergunakan dalam forecasting tersebut. Terdapat tiga
kondisi yang memungkinkan dapat dilakukannya forecasting
kuantitatif (yaitu tersedianya informasi tentang masa lalu,
informasi tersebut dapat dikuantitatifkan dalam bentuk data
numerik, dan dapat diasumsikan bahwa beberapa aspek pola
masa lalu akan terus berlanjut di masa mendatang. Metode yang
tadi telah disebutkan terbagi dalam metode time series, casual,
dan simulation.

Dalam menentukan metode untuk membuat perkiraan permintaan


(forecast demand), perlu diperhatikan beberapa hal berikut (Yovanka,
2015):
1. Menentukan tujuan forecast
2. Menentukan/memilih item yang akan diforecast.

13
3. Time frame/rentang waktu forecast, menentukan jangka waktu
penggunaan forecast. Jangka pendek hingga menengah (short to
mid range forecast), digunakan untuk permintaan harian, bulanan
hingga 3 tahunan. Jangka panjang untuk perencanaan produk
baru, pengembangan tekonologi, perencanaan strategis.
4. Menentukan/memilihi metode forecast, seperti time series
model, associative mode. Judgmental atau metode non
quantitative lainnya.
5. Ketersediaan data, mengumpulkan data yang diperlukan untuk
membuat forecast stabil vs dinamik, makin stabil permintaan
maka semakin mudah melakukan forecasting.
6. Dalam membuat forecast, pertimbangkan pula budget forecast
dan ketersediaan qualified personnel.
7. Validasi dan implementasi hasil forecast. Lakukan review
terhadap pelaksanaa hasil forecast untuk memastikan bahwa
metode, asumsi, dan data yang digunakan valid.

Terdapat dua keputusan strategis yang akan dihadapi oleh setiap


perusahaan dalam supply chain, yaitu lead time dan inventory level. Untuk
meningkatkan responsifitas dan mengurangi biaya persediaan, diperlukan
kolaborasi dari yaitu tingkat integrasi, kapabilitas dari rencana integrase
supply chain, forecasting dan replenishment. Saat leadtime produk relative
panjang dan perusahaan dituntut untuk memenuhi demand di waktu yang
diharapkan customer, maka perusahaan perlu menyiapkan inventory yang
kemudian direview dan dilakukan proses replenishment secara kontinyu.
Berikut ini contoh metode forecast yang dapat digunakan:
1. Moving Average
Secara umum metode ini merfleksikan actual demand dari
beberapa periode yang telah berlalu menjadi nilai forecast
dimasa mendatang. Adapun formulasi dalam menghitung nilai
forecast metode ini adalah sebagai berikut:
Ft = (Dt-1 + Dt-2 + Dt-3 + … + Dt-n) / n

14
Dengan keterangan:
Ft = forecast pada periode t
n = jumlah data (periode)
Dt = actual demand pada periode t
2. Simple Exponential Smoothing
Metode ini juga menggunakan data historical untuk mendapatkan
nilai forecast, namun dilakukan dengan menggunakan konstanta
pemulusan (α) untuk merpresentasikan nilai forecast, dimana
semakin stabil nilai permintaan maka nilai konstanta pemulusan
semakin mendekati nol.
Ft = Ft-1 + α . (Dt-1 – Ft-1)
Dengan keterangan:
Ft = forecast pada periode T
α = smoothing contant
Dt = demand pada periode T
3. Regresei Liner
Regresi liner digunakan untuk forecasting apabila set data yang
ada bersifat linier, artinya hubungan antara waktu dan
permintaan berbentuk garis lurus (linier). Metode regresi linier
didasarkan atas perhitungan least square error, yaitu dengan
memperhitungkan jarak terkecil kesuatu titik pada data untuk
ditarik garis. Adapun untuk persamaan forecasting regresi linier
dipakai tiga constant, yaitu a, b, dan Y. dengan masing-masing
formulasinya adalah sebagai berikut:

Dengan keterangan:

15
Y = dditive yang diprediksi
T = varianel dditiven
A, b = paramerter forecasting

2.5. Pengujian Hasil Forecasting


Menurut Chopra & Meindl (2007), ketidakakuratan tidak mungkin
terlepas dari hasil forecast, sehingga pengujian forecast diperlukan untuk
menentukan apakah metode forecast yang digunakan dapat memprediksikan
permintaan secara akurat sehingga dapat juga digunakan sebagai
pertimbangan dalam perencanaan replenishment. Forecast error terhadap
actual demand (D) pada periode (t) dirumuskan sebagai berikut:
Et = Ft – Dt
Selanjutnya nilai error tersebut digunakan untuk ukuran-ukuran
forecast lainnya, yaitu:
1. Mean square error (MSE)
MSE berkaitan dengan variansi dari forecast error, dimana
diestimasikan bahwa random component dari permintaan
memiliki rata-rata 0 dan variansi sebesar MSE.

2. Mean Absolute Deviation (MAD)


Nilai kesalahan yang berupa hasil perhitungan rata-rata nilai
absolut dari selisih antara forecast dengan nilai actual.

3. Mean Absolute Percentage Error (MAPE)


MAPE merupakan nilai rata-rata absolut error yang dinotasikan
dalam persentase terhadap permintaan yang ada.

4. Trackin Signal
Metode yang digunakan untuk mengindikasikan bagaimana
suatu nilai forecasting memperkirakan nilai actual.

16
2.6. Ketentuan dalam Menentukan Narasumber
Mengacu terhadap ketentuan dalam penelitian kualitatif,
narasumber/informan penelitian tidak dipilih secara acak (random
sampling), melainkan dipilih sesuai prinsip yang belaku, yaitu (Bachtiar
dkk, 2006):
1. Kesesuaian (Appropriateness)
Informan ditentukan berdasarkan pengetahuan dan keahlian yang
dimiliki berkaitan dengan topic dan tujuan penelitian yang
dilakukan.
2. Kecukupan (Eduquacy)
Informan yang dipilih secara edekuat memenuhi kategori-
kategori yang terkait dengan penelitian, seperti: jabatan,
pengalaman, dan lain-lain.

17
BAB III
TINJAUAN UMUM OBJEK

3.1. Profil Perusahaan


Nama perusahaan : PT. PRIMAYASA ADIGUNA
Alamat : Jl. Tentara Pelajar NO.16 Lingk, Sukarame RT.001
RW.0012 Kelurahan Mekarsari Kecamatan Banjar
Kota Banjar
Bidang usaha : Konstruksi
Beroperasi sejak : 2001
Pemilik Perusahaan : Irwan Kurniawan, S.T.
Alamat Email : primayasaadiguna@gmail.com
No Telp. : 0881022430067

3.2. Sejarah Singkat perusahaan


Perusahaan ini awalnya berdiri pada tahun 2001 berupa CV.PRIMA
yang bergerak di bidang konstruksi. Dalam melakukan aktifitasnya
perusahaan ini membutuhkan suplai bahan baku, sehingga mereka
mendirikan perusahaan cabang tersendiri yang bergerak di bidang
penyuplaian bahan baku konstruksi berupa penggilingan batu. Pada tahun
2009 CV. PRIMA berkembang menjadi PT. PRIMAYASA ADIGUNA,
tujuan dari pengembangan ini adalah untuk memperluas pasar yang dapat
digarap. Perusahaan berbentuk CV hanya mampu menggarap pasar daerah,
sedangkan perusahaan berbentuk PT dapat menggarap pasar setingkat
provinsi karena lebih besarnya modal yang boleh dikelola.

18
Pada praktik kerja lapangan kali ini, kami meneliti anak
perusahaannya yang bergerak di bidang pengolahan bahan baku untuk
kostruksi pembangunan jalan raya berupa penggilingan batu dengan nama
WORKSHOP PT. PRIMAYASA ADIGUNA. Perusahaan penggilingan
batu ini dibentuk karena melihat tidak adanya produsen bahan baku
pembangunan jalan di daerah Banjar, selain itu juga perusahaan ini berdiri
sebagai perusahaan pendukung dari perusahaan induknya yaitu PT.
PRIMAYASA ADIGUNA. Beridirnya perusahaan penggilingan batu ini
dimulai pada tahun 2008, yang kemudian baru disahkan pada tahun 2009.
Perusahaan ini bekerja sama dengan BUMN karena proyek yang diambil
berasal dari pemerintah.

3.3. Visi dan Misi


1. Visi
Perusahaan ini memiliki visi untuk menjadi perusahaan professional
yang memiliki daya saing dengan perusahaan setipe lainnya.
2. Misi
Sedangan misi dari perusahaan ini adalah untuk memperluas cakupan
pasar pembangunannya sampai ketingkat nasional.

3.4. Struktur Organisasi


Sedangkan struktur organisasi perusahaan ini terdiri dari:

19
Tugas perdivisi:
1. Direktur
Memimpin, mengawasi perusahaan dan memastikan semua kegiatan
usaha perusahaan yang dijalankan sesuai dengan visi misi dan nilai
perusahaan.
2. Manajer produksi
Merencanakan produksi dan melakukan penjadwalan lalu melakukan
koordinasi diproses pengadaan bahan produksi.
3. Manajer keuangan
Menyusun perencanaan keuangan perusahaan, mengoperasikan
kebutuhan keuangan perusahaan, bekerjasama dengan manajer divisi
lain untuk mengetahui kebutuhan masing masing divisi melalu
koordinasi.
4. Divisi quality control
Menjaga kualitas produk agar produk yang dikerjakan memiliki potensi
kecil mengalami penurunan kualitas dan menentukan apakah produk
tersebut layak untuk dipasarkan dan kemudian akan di catat di aplikasi
inventory barang.
5. Divisi pembelian/penjualan
a. Divisi pembelian melakukan pembelian atas seluruh kebutuhsn
perusahaan untuk membantu dan memenuhi kegiatan oprasional,
menganalisa calon supplier sesuai dengan material barang yang

20
dibutuhkan, dan memastikan pengiriman matrial sesuai dengan
tanggal yang ditentukan.
b. Divisi penjualan melakukan pelanggan untuk mencari tahu apa yang
dibutuhkan mereka dan laporan penjualan untuk membuat statistic
penjualan berdasarkan angka-angka yang diperoleh.
6. Divisi angkutan
Melaksanakan perencanaan teknis, kordinasi, pembinaan, pengendalian,
dan fasilitasi penyelengaraan angkutan untuk meningkatkan penyedian
layanan angkutan umum dalam trayek dan angkutan tidak dalam trayek.

3.5. Sistem Kerja


System kerja pada WORKSHOP PT. PRIMAYASA ADIGUNA
dimulai dari pembelian bahan baku mentah yang disebut barangkal yang
berasal dari tasik. Kemudian bahan tersebut dimasukkan kedalam alat yang
stone crusher yang kemudian akan membagi bahan mentah tersebut kedalam
4 bagian, yaitu abu batu, screen, split 12, dan split 23. Semua bahan itu
disimpan pada lahan sebesar 6000m3 . dalam sehari perusahaan dapat
memproses sebanyak 56 ton barangkal yang setelah diolah akan terbagi
menjadi: abu batu 30%, skrin 25%, split 1-2 25%, split 2-3 20%. Dalam
seminggu, 5 hari kerja digunakan untuk mengumpulkan bahan baku,
sedangkan untuk pengolahan membutuhkan 4 hari kerja.

21
Tabel 1.1 Flowchart Sistem Kerja PT Primayasa Adiguna

22
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Tentang Variabel Yang Dikaji


Sebagaimana dijelaskan dalam subbab sebelumnya, workshop PT.
PRIMAYASA ADIGUNA menjadi perusahaan yang bertanggung jawab
dalam mengolah bahan baku mentah berupa barangkal melalui beberapa
proses, salah satunya adalah dengan menggunakan mesin crusher.

Gambar 1.1 Crusher

Mesin crusher merupakan sebuah alat yang didesain untuk


memecahkan batu dari ukuran besar menjadi ukuran lebih kecil, di
Indonesia lebih dikenal dengan sebutan mesin pemecah batu. Batu-batu
yang besar agar dapat dimanfaatkan sebagai campuran dalam pembuatan
beton dan aspal.
Berikut beberapa fungsi dan kegunaan stone crusher, yaitu:
1. Memecah batuan alam menjadi ukuran lebih kecil sesuai spesifikasi
(persyaratan gradasi) yang dibutuhkan, selain memecahkan batuan.
2. Memisahkan butir-butir batuan yang telah dipecahkan screen atau
saringan dikelompokkan sesuai ukuran.
Contohnya :
a. Batu 1.2
Batu split ukuran 20-20 mm (batu split ½)
dengan ukuran yang batu ini ideal untuk
campuran berbagai macam konstruksi dari
konstruksi ringan sampaai konstruksi berat
dan bisa jufa digunakan sebagai campuran
beton cor untuk bangunan bangunan.

23
b. Batu 2.3
Batu split ukuran 20-30 mm (batu split 2/3)
batu split 2/3 digunakan sebagai bahan
pengecoran lantai dan pengecoran horizontal.

c. Abu Batu
Abu batu adalah salah satu material
konstruksi yang berasal dari mesin chruser.
Material ini termasuk dalam kategori agregat
buatan yang banyak dibutuhkan sebagai
campuran dalam proses pengaspalan dan
pengganti pasir.

d. Mesin vibrating screen adalah mesin yang


terdiri dari beberapa alat penyortir seperti
ukuran wiremesh screen ayakan batu yang
beraneka ragam agar dapat digunakan untuk
menyortir ukuran batu sesuai dengan ukuran
yang kita butuhkan.

Fungsi vibrating screen untuk memberikan getaran yang diperlukan


agar proses penyortiran batu split dapat terjadi terus menerus. Beberapa
jenis mesin vibrating screen akan memiliki sudut kemiringan tertentu agar
proses penyortiran batu split dapat terjadi dengan lebih baik karena
mengandalkan gaya gravitasi dan getaran.Semakin rendah posisi deck maka
semakin kecil ukuran lubang mesh wiremesh screen ayakan batu yang
digunakan karena batu split yang disaring sudah lebih kecil daripada batu
split pada posisi awal. Dengan cara kerja vibrating screen yang seperti itu
maka batu split akan terperangkap diantara dua ukuran mesh wiremesh

24
screen ayakan batu, dimana pada ukuran mesh sebelumnya lebih besar
dibandingkan ukuran mesh yang dipasangkan pada deck bawahnya.

Gambar 1.2 Asphalt Mixsing Plant

Asphalt Mixing Plant atau AMP adalah suatu perangkat peralatan


mekanik serta elektronik, dimana agregat dipanaskan, dikeringkan,
kemudian dicampurkan dengan aspal. Tujuan utamanya adalah untuk
mendapatkan campuran aspal panas yang sudah memenuhi syarat tertentu.
Fungsi Asphalt Mixing Plant tentu saja untuk bisa menghasilkan
campuran beraspal panas, dimana didalamnya sudah terkandung bahan
pengikat serta agregat yang memenuhi syarat sesuai spesifikasi. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa AMP ini berfungsi untuk membuat aspal panas. Aspal
panas itu akan digunakan untuk proses pembangunan jalan raya yang
digunakan oleh para pengendara agar dapat melintas dari satu tempat ke
tempat lainnya.

25
Gambar 1.3 Batching Plant
Batching plant merupakan alat yang berfungsi untuk mencampur /
memproduksi beton dalam produksi yang besar. Batching plant digunakan
agar produksi beton readymix tetap dalam kualitas yang baik, sesuai
standar, nilai slump test dan strength-nya stabil. Beton ini didapatkan
dengan cara mencampur agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil), atau
jenis agregat lain, dan air, dengan semen atau semen hidrolik yang lain,
kadang-kadang dengan bahan tambahan yang bersifat kimiawi ataupun
fisikal pada perbandingan tertentu, sampai menjadi satu kesatuan yang
homogen. Campuran tersebut akan mengeras seperti batuan. Pengerasan
terjadi karena peristiwa reaksi kimia antara semen dengan air.
Kegunanya sebagai tempat untuk produksi beton ready mix dalam
jumlah yang besar, dan sebagai Tempat yang dikhususkan untuk
memproduksi atau mengolah beton sehingga kita dapat memperoleh beton
ready mix atau beton siap pakai yang nantinya digunakan sebagai bahan
pengecoran proyek infrastruktur.

4.2 Analisis Data


Pada tahap ini akan dilakukan pembahasan mengenai proses
forecasting (forecasting) yang meliputi pemilihan metode forecast dan
perhitungan hasil forecast sesuai dengan data yang diperoleh dari
perusahaan PT. PRIMAYASA ADIGUNA.
4.2.1. Pemilihan Metode Forecast

26
Forecast dibuat dengan tujuan untuk memprediksikan permintaan
yang akan terjadi dimasa mendatang. Supply forecast dapat dipengaruhi
oleh banyak faktor, antara lain oleh supply yang terjadi pada masa lalu,
leadtime produk, kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, strategi
kompetitor dan lain-lain. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan
dalam menghitung nilai forecast, dimana setiap metode tersebut memiliki
karakteristiknya masing-masing sehingga dalam penelitian ini penulis akan
menganalisa terlebih dahulu mengenai metode mana yang cocok untuk
digunakan.

Tabel 1.2 Pembagian Forecasting

Secara umum terdapat empat metode dalam menentukan forecast


antara lain metode qualitative, time series, causal dan simuation (Chopra &
Meindl, 2007). Metode kualitatif cocok digunakan pada kondisi dimana
tidak tersedianya data historikal dan terdapatnya ahli yang dinilai memiliki
kapabilitas untuk menyusun forecast. Metode times series sangat cocok
apabila perusahaan memiliki data historikal yang lengkap dan supply
historikal tersebut cenderung dapat menggambarkan supply dimasa yang
akan mendatang. Metode causal merupakan metode yang mengasumsikan
bahwa suatu permintaan sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang
pasti, seperti promosi harga, kebijakan pemerintah dan sebagainya.
Sedangkan metode simulation menirukan pilihan dari customer yang
nantinya akan dijadikan forecast. Dengan metode simulation, perusahaan
dapat mengkombinasikan metode times series dan causal.

27
Metode times series sendiri terbagi menjadi static dan adaptive.
Metodestatic cocok digunakan apabila demand level, tren dan faktor
seasonal pada demand di masa mendatang tidak bervariasi terhadap demand
di masa lalu. Sedangkan metode adaptive dilakukan dengan terus
mengupdate demand level, tren dan faktor seasonal setiap terdapat
permintaan yang baru. Berdasarkan pola produksi PT.PRIMASYA
ADIGUNA yang tidak menentu serta memiliki supply level, tren dan faktor
seasonal yang selalu berubah-ubah, maka disimpulkan bahwa metode yang
cocok adalah metode adaptive. Selanjutnya dalam penggunaan metode
adaptive, terdapat beberapa pilihan teknik yang dapat digunakan, antara lain
moving average, simple exponential smoothing, trend corrected exponential
smoothing (Holt’s Model), trend and seasonal corrected exponential
smoothing (Winter’s Model). Metode moving average dan simple
exponential smoothing cocok digunakan untuk permintaan yang tidak
memiliki pola trend maupun seasonality, metode Holt’s Model cocok untuk
permintaan yang memiliki pola trend namun tidak memiliki pola
seasonality, sedangkan metode Winter’s Model cocok digunakan untuk
permintaan yang memiliki pola trend maupun seasonality.
Saat menggunakan metode Winter’s Model, harus dilakukan
identifikasi terlebih dahulu terhadap periode seasonal factor dari produk
yang dihasilkan, sehingga metode winter’s model tidak cocok dilakukan
karena produksi pada PT> PRIMAYASA ADIGUNA tidak memiliki
seasonal factor. Maka dapat disimpulkan bahwa metode yang cocok untuk
digunakan pada penelitian ini adalah metode moving average yang nantinya
akan dibandingkan dan dipilih yang lebih akurat dengan data supply di PT.
PRIMAYSA ADGIUNA berdasarkan nilai error yang dihasilkan.
Perhitungan Forecast & Nilai Error dari Metode Moving Average
Perhitungan Forecast & Nilai Error dari Metode Moving Average
Metode ini dilakukan dengan menjadikan nilai rata-rata demand pada masa
lalu selama N periode, dimana semakin sedikit periode yang digunakan

28
maka nilai forecast akan lebih bersifat responsif terhadap demand terbaru
yang sudah berlalu. Adapun formulasi yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Ft = (Dt-1 + Dt-2 + Dt-3 + … + Dt-n) / n
Keterangan:
Ft = forecast pada periode t
D = actual demand
n = jumlah data (periode)
Sedangkan data penggunaan bahan baku selama 3 tahun ke belakang
dapat dilihat sebagai berikut:

Tahun Bulan Penggunaan bahan baku (Kg)


2020 Januari 4635880
Februari 5769090
Maret 1335010
April 2227410
Mei 1125860
Juni 1318350
Juli 2579920
Agustus 2589030
September 4855130
Oktober 2456800
November 3322890
Desember 2683810
Total 34899180
2021 Januari 3224160
Februari 2667559
Maret 2046100
April 3974450
Mei 1742260

29
Juni 4467800
Juli 4310490
Agustus 3672000
September 3394850
Oktober 2322460
November -
Desember -
Total 31822129
2022 Januari 2949385
Februari 3046250
Maret 3482470
April 2221380
Mei 3644500
Juni 4250760
Juli 3455620
Agustus 3468290
September 545000
Oktober -
November -
Desember -
Total 27063655

Tabel 1.3 Data Penggunaan Bahan Baku

Karena data yang dimiliki adalah data selama tiga tahun kebelakang, maka
perhitungan forecastingnya adalah sebagai berikut:
F2023 = (D2021 + D2022) / 2
= (31822129 + 27063655) / 2
= 58885784 / 2
= 2944289

30
Sehingga diperkirakan pada tahun 2023 akan digunakan barangkal seberat
2.944.289 Kg. Hasil forecasting ini masih harus diuji tingkat keakuratannya
dengan metode mean absolute percentage error (MAPE). Tujuan metode
MAPE ini adalah untuk menilai besarnya kemungkinan melesetnya
forecasting. Cara melakukan perhitungan MAPE adalah sebagai berikut:

MAPEn = Et / Dt| . 100


Atau secara sederhana dapat dijadikan seperti berikut:
MAPEn = (forecastn – actual datan) / actual datan x 100%
Karena data pada tahun 2023 belum keluar, maka penulis akan
menggunakan data tahun 2022 sebagai acuan perhitungan MAPE. Sehingga
dapat dilihat sebagai berikut:
MAPE2022 = (forecast2022 – actual data2022) / actual data2022 x 100%
= (((D2020+D2021)/2)-actual data2022)/actual data2022x 100%
= (((34899180+ 31822129)/2)-27063655)/ 27063655x100%
= (((66721309)/2)- 27063655)/ 27063655 x 100%
= ((33360654.5- 27063655)/ 27063655x100%
= 6297000/ 27063655x100%
= 0.232674x100%

= 23.2674% 23.3%

Secara keseluruhan, hasil perhitungan forecast penulis dapat dilihat dalam


table berikut:

tahu
n data forecast error mad mse mape
2020 34899180
307705
2021 31822129 34899180 -3077051 1 9.4682E+12 9.669532
629700
2022 27063655 33360654.5 -6296999.5 0 3.9652E+13 23.26737
2023 29442892

468702
total -4687025.3 5 2.456E+13 16.46845

31
4.3 Pembahasan
Persediaan bahan baku merupakan sesuatu yang amat penting untuk
diatur perencanaannya, oleh karena itu forecasting (forecasting) menjadi
suatu kewajiban untuk dilakukan dalam sebuah perusahaan untuk
meramakan pengolahan bahan baku di masa yang akan datang. Dengan
dilakukannya forecasting, perusahaan dapat menghindari kemungkinan
terburuk yaitu tidak dapat melakukan produksi karena tidak tersedianya
bahan baku. Karena jika tidak dilakukan produksi maka perusahaan tidak
akan mampu memenuhi kebutuhan pasar sehingga bisa saja pasar beralih
kepada perusahaan sejenis lain yang mampu memenuhi permintaannya.
Pada PT. PRIMAYASA ADIGUNA sendiri forecasting telah
dilakukan oleh manajer dengan metode kualitatif, karena yang bersangkutan
memiliki kualifikasi untuk melakukan metode tersebut seperti pengalaman
dan intuisi yang tajam sebagai seorang pebisnis. Data ini kami peroleh
melalui wawancara yang dilakukan pada tanggal 24 Desember 2022.
Sehingga tidak diperoleh data forecasting tertulis yang dilakukan oleh PT.
PRIMAYASA ADIGUNA. Hasilnya perencanaan produksi tidak diketahui
oleh selain manajer dan proses produksi dilakukan ketika manajer
memerintahkan untuk melakukan produksi.
Sedangkan berdasarkan hasil perhitungan kami, PT. PRIMAYASA
ADIGUNA perlu untuk memperoleh bahan baku sebanyak 2.944.289 kg
barangkal. Kesimpulan ini dapat diperoleh melalui perhitungan forecasting
menggunakan metode moving average. Kemudan hasil perhitungan itu kami
lihat rata-rata persentase errornya dan diperoleh nilai sebesar 16.5%.
Tingkat error ini dipengaruhi oleh berbagai hal seperti, ketersediaan izin
pengambilan bahan baku oleh pemda, dan keinginan pemda untuk
melakukan pembangunan jalan di daerahnya.
Kedua metode forecasting tersebut memiliki kelebihan dan
kekurangannya masing-masing. Kelebihan dan kekurangan dari masing-
masing metode dapat dilihat dalam tabel berikut:

Metode kuantitatif

32
Kelebihan Kekurangan

 Forecasting lebih berjalan  Pengambilan data cenderung

secara sistematis berasal dari nilai tertinggi

 Mampu memanfaatkan teori  Forecasting tidak subyektif

yang ada  Orientasi hanya terbatas pada

 Penelitian lebih berjalan nilai dan jumlah

objektif  Dibatasi oleh peluang untuk

 Spesifik, jelas, dan rinci menggali responden dan

 Ukuran penelitian besar, kualitas perangkat pengumpul

sehingga menjadi nilai tambah data orisinal

tersendiri  Keterlibatan periset umumnya

terbatas

Metode kualitatif

kelebihan Kekurangan

 Deskripsi dan interpretasi dari  Peneliti bertanggung jawab

informan dapat diteliti secara besar terhadap informasi yang

mendalam disampaikan oleh informan

 Mempunyai landasan teori yang  Bersifat sirkuler

sesuai fakta  Perbedaan antara fakta dan

 Penelitian lebih berjalan kebijakan kurang jelas

subyektif  Ukuran penelitian kecil

 Sangat efektif digunakan dalam  Tidak efektif jika ingin meneliti


mencari tanggapan dan secara keseluruhan atau besar-
pandangan karena bertemu besaran
langsung

33
 Adanya pemahaman khusus

dalam menganalisa

Tabel 1.4 Kelebihan Kekurangan Forecasting Kuantitatif dan Kualitatif

34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan di PT. PRIMAYASA
ADIGUNA penulis memahami betapa pentingnya melakukan forecasting
pada persediaan bahan baku, dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pada dasarnya, forecasting terbagi kedalam dua jenis, yaitu dengan
forecasting dengan metode kualitatif dan forecasting dengan metode
kuantitatif. Forecasting yang dilakukan oleh PT. PRIMAYASA ADIGUNA
sendiri menggunakan metode kualitatif oleh manajernya. Sehingga
penentuan pengumpulan dan penggunaan bahan baku untuk produksi tiap
tahunnya selalu menunggu keputusan manajer. Sedangkan metode
forecasting yang penulis lakukan adalah dengan menggunakan metode
kuantitatif. Ternyata setelah kami sampaikan hasil forecast yang kami
lakukan kepada manajer PT. Primayasa Adiguna, beliau berpendapat bahwa
hasil forecasting yang kami lakukan tidak jauh berbeda dengan hasil
forecasting yang dilakukan manajer. Hal ini menunjukkan bahwa kedua
metode tersebut (kualitatif dan kuantitatif) jika dilakukan dengan sesuai
akan menghasilkan kesimpulan yang saling menguatkan.

5.2. Saran
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan di PT. PRIMAYASA
ADIGUNA penulis mendapati beberapa permasalahan berkaitan
forecasting, sehingga penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya forecasting kualitatif yang dilakukan manajer didukung juga
dengan perhitungan kuantitatif sebagai pendukung kesimpulan yang
diambil, sehingga apabila terjadi human error dapat segera ditemukan
dan diperbaiki.

35
2. Lakukan pemanfaatan inventory barang setengah jadi sebelum
penyimpanan penuh dengan cara melakukan penjualan baik secara
borongan ke perusahaan lain maupun secara eceran, sehingga proses
produksi tidak akan berhenti kecuali ada masalah teknis lain.
3. Tempatkan karyawan di tempat pengangkutan sebagai pengkondisi
lapangan agar pengangkutan senantiasa berjalan dengan lancar, dan jika
terdapat kendala dilapangan perusahaan bisa berhenti mengutus mobil
pengangkut sampai kendala dapat diatasi.

36
DAFTAR PUSTAKA

Yovanka. 2015. Modul Pengendalian dan Perencanaan Produksi “Forecasting”.


FT UMB.

Yovanka. 2015. Modul Pengendalian dan Perencanaan Produksi “Sistem


Persediaan”. FT UMB.
Pengertian dan Manfaat Persediaan Bagi Bisnis. majoo.id. 2 Februari 2022.
https://majoo.id/solusi/detail/persediaan-adalah (diakses pada tanggal 14
Januari 2023)

Pengertian, Fungsi dan Jenis-jenis Persediaan (Inventory). Kajianpustaka.com.


24 Februari 2018.https://www.kajianpustaka.com/2018/02/pengertian-
fungsi-dan-jenis-persediaan-inventory.html (diakses pada tanggal 14
Januari 2023)

Pengertian, fungsi, metode dan contoh forecasting. accurate.id. 25 Juni 2021.


https://accurate.id/bisnis-ukm/apa-itu-forecasting/ (diakses pada tanggal 14
Januari 2023)

Maulidah, Silvana. 2021. Modul Peramalan (Forecasting) Permintaan. FE


Universitas Brawijaya Malang

37
LAMPIRAN

1. SURAT KEPUTUSAN IZIN USAHA INDUSTRI

38
39
40
2. SURAT IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

41
3. SURAT IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

4. SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PKL

42
43

Anda mungkin juga menyukai