Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..................................................i

1...............................BAB I PENDAHULUAN
................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1

1.2 Tujuan...............................................................................................................3

1.3 Manfaat.............................................................................................................3

1.4 Lokasi, Waktu dan Tempat Kerja Praktik........................................................3

1.5 Sistematika Penulisan.......................................................................................3

2......................BAB II GAMBARAN UMUM


PERUSAHAAN.....................................................4

2.1 Sejarah Organisasi/Perusahaan.........................................................................4

2.2 Struktur Organisasi dan Bidang Usaha.............................................................5

1. 2.2.1............................................................................................Presiden Director
12

2. 2.2.2.....................................................................................Procurement Director
12

3. 2.2.3....................................................................................Supply Chain Director


13

4. 2.2.4.............................................................................Technical Service Director


13

5. 2.2.5.................................................................................................Sales Director
13

6. 2.2.6.........................................................................................Marketing Director
14

7. 2.2.7.............................................................................................Finance Director
14

i
8. 2.2.8..............................................................................Human Resource Director
14

9. 2.2.9..............................................................................................Export Manager
15

10. 2.2.10................................................................................Internal Audit Manager


15

2.3 Visi, Misi dan Tujuan Organisasi...................................................................16

11. 2.3.1.................................................................................................................Visi
16

12. 2.3.2................................................................................................................Misi
16

2.4 Aktivitas pada Bagian Kepegawaian..............................................................16

3.................BAB III LAPORAN AKTIVITAS


HARIAN...............................................................17

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI


..............................................................................18

4.1 Analisis Permasalahan...................................................................................18

4.2 Interpretasi Masalah.......................................................................................18

4.3 Saran Perbaikan..............................................................................................18

5..........BAB V KESIMPULAN dan SARAN


..............................................................................19

5.1 Kesimpulan.....................................................................................................19

5.2 Saran...............................................................................................................19

6.....................................DAFTAR PUSTAKA
..............................................................................20

7........................................................... Lampiran
..............................................................................21

ii
13.

iii
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Memasuki era perdagangan bebas sekarang ini, perekonomian mengalami
kemajuan yang sangat pesat dan persaingan sesama pelaku ekonomi juga semakin
ketat. Kemampuan penyerapan dan penggunaan teknologi dalam usaha
meningkatkan kinerja perusahaan harus tetap ditingkatkan agar menghasilkan produk
yang berkualitas bagus yang mampu bersaing di pasar.
Pengelolaan proses produksi yang baik sangat dibutuhkan agar aktivitas
produksi dapat berjalan dengan lancar, stabil, dan lebih baik untuk pencapaian hasil
yang optimal.
Persediaan merupakan hal pokok yang sangat penting dalam perusahaan. Bila
perusahaan kekurangan persediaan bahannya (out of stock) akan mengakibatkan
adanya hambatan – hambatan pada proses produksi, sehingga akan mengakibatkan
kekurangan persediaan barang dagang dan dapat menimbulkan kekecewaan
pelanggan. Selain pengelolaan persediaan yang menentukan berapa jumlah
persediaan barang yang seharusnya ada, keseimbangan faktor produksi juga
diperlukan untuk menunjang kelancaran aktivitas produksi. Faktor produksi tersebut
meliputi 5M yaitu material (bahan), machine (mesin), method (metode), money
(modal), dan man (sumber daya manusia). Kelima faktor produksi tersebut harus
saling melengkapi dan tidak bisa bekerja sendiri-sendiri. Salah satu faktor yang
menjadi bahan utama dalam proses produksi adalah material, yang membutuhkan
pengelolaan yang baik agar tidak menghambat proses produksi. Oleh karena itu
perencanaan kebutuhan bahan baku menjadi suatu hal yang sangat penting dan perlu
diperhatikan karena proses produksi sangat bergantung pada ketersediaan bahan baku
agar prosesnya tetap berjalan dengan lancar. Dalam hal ini perencanaan kebutuhan
bahan-baku harus diselaraskan dengan semua unsur perusahaan seperti modal yang
tersedia, kondisi mesin produksi, keadaan sumber daya manusia, pesanan yang
diterima, dan unsur-unsur lainnya.
Bahan-baku merupakan faktor utama bagi perusahaan untuk menunjang
kelancaran proses produksi baik dalam perusahaan yang berskala besar ataupun kecil.
Penentuan persediaan bahan-baku berbeda-beda untuk setiap perusahaan, baik untuk
jumlah unit persediaan bahan-baku yang ada dalam perusahaan, waktu penggunaan
persediaan bahan-baku, maupun jumlah biaya untuk membeli bahan baku tersebut.
Menurut Yamit (1999:288) ada 3 alasan perlunya persediaan bagi perusahaan yaitu:
1
1. Unsur ketidakpastian permintaan (permintaan yang mendadak).
2. Adanya unsur ketidakpastian pasokan dari supllier.
3. Adanya unsur ketidakpastian tenggang waktu pemesanan.
Pentingnya persediaan bahan-baku membuat perusahaan harus benar-benar
memperhatikan hubungan antar item persediaan, sehingga dalam menentukan
kebutuhan material secara cepat dan tepat dapat lebih efisien. Untuk itu perlu
dilakukan perencanaan dan pengendalian persediaan bahan-baku. Metode yang
digunakan dalam manajemen persediaan bahan-baku ada bermacam-macam dan
salah satunya adalah Material Requirement Planning (MRP). Metode ini digunakan
untuk mengendalikan dan merencanakan persediaan yang bergantung pada
permintaan dengan menjadwalkan jumlah yang tepat dari semua material yang
dibutuhkan. Menurut Nasution (2003:110) MRP sangat berarti dalam meminimasi
investasi persediaan, memudahkan penyusunan jadwal kebutuhan setiap komponen
yang diperlukan, dan sebagai alat pengendalian produksi dan persediaan.
Untuk menerapkan metode MRP dalam perusahaan, sistem perencanaan
bahan-baku harus bekerja-sama dengan sistem perencanaan keperluan kapasitas
untuk memastikan bahwa produksi yang telah terjadwal akan-sesuai dengan kapasitas
pabrik. Setelah penentuan ini dibuat, sistem perencanaan kebutuhan bahan- baku
akan- menghasilkan beberapa output MRP. Menurut Nasution (2008:255) output
MRP meliputi:
1. Memberikan catatan tentang pesanan penjadwalan yang harus dilakukan atau
direncanakan baik dari pabrik sendiri maupun dari supplier.
2. Memberikan indikasi untuk penjadwalan ulang.
3. Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pesanan.
4. Memberikan indikasi untuk keadaan persediaan.

PT. Heinz ABC Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang


makanan dan minuman. Tentunya perusahaan ini harus mampu menyelesaikan
produksinya sesuai waktu yang telah ditentukan. Karena dengan ketepatan produksi
yang baik menunjang produktivitas perusahaan, sehingga dapat memaksimalkan laba
dan memuaskan konsumen. Masalah yang terjadi di perusahaan terkait persediaan
antara lain bahan-baku yang digunakan kadang telat, ketidak tepatan jadwal
pengiriman barang, jika mendapat order dalam jumlah banyak dengan waktu yang
singkat perusahaan kurang mampu mengelola dengan baik. Masalah tersebut dapat

2
menggangu kelancaran perusahaan.

Terjadinya kekurangan persediaan material atau tidak adanya material pada


saat dibutuhkan dapat menyebabkan jalannya aktivitas produksi terhenti, sebaliknya
terlampau banyaknya persediaan material mengakibatkan tertahannya modal secara
tidak produktif, sehingga hal ini merupakan salah satu faktor kerugian bagi
perusahaan. Dalam menangani masalah ini, salah satu pendekatan yang dapat
digunakan adalah dengan menggunakan sistem MRP sehingga mampu menunjang
kelancaran produksi serta dapat memenuhi jadwal pemesanan barang yang dipesan
sesuai dengan kontrak yang disepakati.
1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui jumlah bahan baku setiap kali pemesanan agar efektivitas dapat
tercapai.
2. Untuk mengetahui kapan bahan baku tersebut harus tersedia di PT. Heinz ABC
Indonesia dalam jumlah dan waktu yang tepat.

1.3 Manfaat
1. Memperoleh gambaran secara langsung tentang dunia kerja dari perusahaan yang
diamati.
2. Dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah dalam praktek kerja
lapangan, dan dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai
perencanaan bahan baku yang digunakan.
3. Memperoleh informasi-informasi tentang apa saja yang akan dialami dalam dunia
kerja dan kaitannya dengan teori-teori yang telah dipelajari. Disamping itu juga
dapat meningkatkan kreatifitas mahasiswa dan membina sikap mental untuk
menghadapi dunia kerja yang sebenarnya kelak.
1.4 Lokasi, Waktu dan Tempat Kerja Praktik
Perusahaan : PT. Kraft Heinz ABC Indonesia
Lokasi : Jl. Bintoro, No. 888 Wonokoyo-Beji Pasuruan 67154
Waktu Pelaksanan : April – Mei 2019
No. Telp : (0343)656640

1.5 Sistematika Penulisan

3
14.

4
2 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Organisasi/Perusahaan
PT. Heinz ABC Indonesia pada awalnya merupakan perusahaan keluarga.
Perusahaan tersebut didirikan pada tanggal 16 Oktober 1975 dengan nama CV.
Central Food Industry Corporation yang berlokasi di Jl. Daan Mogot KM. 12
Cengkareng Jakarta Barat.
Pada tahun 1982, CV. Central Food Industrial Corporation diganti menjadi
suatu perusahaan yang berbentuk PT dengan nama PT. Aneka Bina Cipta Central
Food Industrial yang disingkat menjadi PT. ABC Central Food. Akte penghibahan
CV. Central Food kepada PT. ABC Central Food dilakukan pada tanggal 16 Januari
1983. Dengan demikian setnua aktiva dan pasiva, perizinan-perizinan, dan seluruh
kegiatan CV. Central Food Industri beralih kepada PT. ABC Central Food Industry.
Status perusahaan tetap swasta nasional yang dipimpin oleh seorang Direktur Utama.
Perusahaan ini bergerak dibidang industri makanan dan minuman, produk
utamanya adalah kecap yang mulai diproduksi pada tahun 1976. Kemudian
berkembang memproduksi produk lainnya, seperti sirup tahun 1978, sambal pada
tahun 1979, saus tomat tahun 1980, serta minuman teh dan sari buah-buahan dalam
kemasan kotak tahun 1990.
Pada tahun 1999, pemegang saham PT. ABC Central Food memutuskan untuk
membentuk persekutuan dengan H.J. Heinz of United States sebagai strategi dalam
meningkatkan produksi di kawasan Asia. Setelah itu, nama PT. ABC Central Food
diganti menjadi PT. Heinz ABC Indonesia sehingga semua aktiva dan pasiva serta
perizinan perusahaan dimiliki oleh PT. Heinz ABC Indonesia. Secara tidak langsung
seluruh kegiatan perusahaan telah dipegang oleh penanam modal terbesar yaitu PT.
Heinz ABC Indonesia.
Melihat peluang pasar yang semakin lama semakin berkembang membuat PT.
ABC Central Food ingin lebih mengembangkan peluang dalam pemasaran bukan
hanya dalam negeri namun juga pasaran luar negeri (ekspor). Untuk itu PT. ABC
Central Food bergabung dengan PT. Heinz International pada bulan Maret 1999
dengan nama baru
yaitu PT. Heinz ABC Indonesia. Dengan demikian PT. Heinz ABC semakin
kuat untuk bersaing dengan industri-industri makanan dan minuman berkembang
Iainnya baik nasional maupun International.

5
2.2 Jenis-Jenis Produk
Makanan dan minuman yang dihasilkan oleh PT Heinz ABC Indonesia
sangatlah beraneka ragam. Mulai dari bentuk hingga variasinya dari masing-masing
produk, tetapi tetap saja produk paling utama yang cukup terkenal dan sangat
digemari di pasaran adalah kecap ABC. Kecap ABC yang diproduksi sejak berdirinya
perusahaan ini, proses pembuatannya dilakukan secara berkelanjutan, walaupun
demikian produksi jenis minuman segar lainnya seperti sari buah juga semakin
berkesinambungan. Semua produk yang dihasilkan merupakan produksi massa
dimana produk yang dihasilkan bukan karena pesanan tetapi memang dari kebutuhan
pasar. Berikut ini produk-produk yang dihasilkan oleh PT Heinz ABC Indonesia dapat
dilihat pada tabei l .

6
1. Kecap
Produksi kecap yang dihasilkan berdasar tingkat kemanisan antara lain; kecap
manis dan kecap manis sedang dalam kemasan kaca, PET, sachet. Kecap pedas
(campuran kecap dan cabai) dikemas dalam kemasan botol PET.
2. Sirup
Sirup yang diproduksi olefi PT HEINZ ABC Indonesia mempunyai berbagai
macam rasa. Special grade dengan rasa mocca, anggur blackcurrant rose plus susu
jeruk plus susu, melon, stroberi, cocopandan, dan framboze dikemas dengan botol
kaca. Squash delight dengan rasa nanas, leci, jeruk florida, anggur, sirsak, dan
mangga dikemas dengan botol kaca. Sirup yang diproduksi ini dikemas dengan botol
kaca dengan bentuk masing-masing produk.

2.3 Strategi Perusahaan


Pemasaran sangat - menentukan keberhasilan suatu barang hasil produksi,
karena mengingat banyalmya produk sejenis yang beredar di pasaran dengan strategi
yang beragam. Upaya yang dilakukan dalarn peningkatan strategi adalah dengan
mengadakan periklanan di berbagai media cetak (surat kabar, brosur dan majalah),
media elektronik (televisi dan radio), papan-papan reklame pada toko-toko dan
restoran. Selain itu juga menjadi sales promotion dengan mengikuti bazar, pasar
murah serta pekan raya. Hal ini semua dilakukan dengan tujuan meningkatkan atau
memperbesar volume penjualan dan memperluas daerah pemasaran (market share).
PT Heinz ABC Indonesia telah berhasil memasaran produk di seluruh wilayah
Indonesia dan memperluas pemasaran produknya di luar negeri. Perusahaan-
perusahaan distributor secara mandiri mengatur operasional dari pendistribusian
produk, tetapi untuk pengadaan produk menjadi tanggung jawab seutuhnya dari PT
Heinz ABC Indonesia.

2.4 Sistem Produksi


2.4.1 Alur Materi
2.4.1.1 Bahan Baku
Minuman rasa buah dalam kemasan yang diproduksi oleh PT. Heinz ABC
Indonesia menggunakan bahan baku utama yaitu konsentrat buah (jeruk, anggur dan

7
leci), gula, asam sitrat, vitamin C, vitamin BI 2 dan air. Bahan baku yang digunakan
untuk proses produksi didatangkan dari antara lain bahan baku dari lokal sedangkan
bahan penunjang dari impor sehingga biaya yang dikeluarkan dapat diminimalkan dan
pengiriman dapat berlangsung dengan cepat dan tepat waktu. Dilihat dari kebutuhan
produksinya maka penggunaan bahan baku pada perusahaan ini dapat dikatakan stabil
atau konstan dalam setiap produksinya sehingga pengaturan pembelian bahan baku
leCih mudah dilakukan.
Bahan baku penunjang sepefii kemasan tetrapak, kardus dan sedotan juga
mendapatkan perhatian yang cukup besar dari PT. Heinz ABC Indonesia karena
secara tidak langsung akan mempengaruhi konsumen dalam memilih produk.
Kemasan tetrapak yang dipergunakan untuk produk ini diimpor dimana masa
pemesanannya tergantung dari persediaan yang ada jadi tidak terjadwal secara pasti
sesuai kebutuhan. Untuc kemasan sekunder PT. Heinz ABC Indonesia memilih
kardus berjenis karton kardus satu muka (corragated single layer). Pemilihan kemasan
sekunder didasari karena jenis kardus ini sifatnya praktis dan harganya relatif murah
dan mudah didapat di pasar lokal. Tetapi sebenarnya yang lebih penting adalah bahwa
kardus berjenis ini mempunyal ketahanan yang cukup baik terhadap kemasan tetrapak
di dalamnya. Sedotan yang dipergunakan dibungkus oleh plastik bening sehingga
keamanan dan kebersihannya terjamin.

Semua jenis bahan atau materi pembuatan minuman buah ini, baik bahan baku,
bahan penunjang dan bahan pengemas (tetrapak) yang telah memenuhi spesifikasi
sebelum digunakan akan disimpan di dalam gudang penyimpanan bahan baku,
dikelompokkan sesuai dengan jenisnya serta diletakkan sesuai dengan suhu yang
dibutuhkan (suhu penyimpanan konsentrat - I CC, bahan penunjang dan bahan
pengemas pada suhu ruang) sehingga kerusakan dapat diminimalisir. Bahan-bahan
pengemas (tetrapak) diletakkan pada rak penyimpanan sementara yang berada di
dalam lokasi pengolahan/produksi.
Penyimpanan bahan tersebut diletakkan di atas pallet-pallet kayu yang tersusun
rapi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari bahan dari kerusakan yang disebabkan
oleh kelembapan lantai serta memudahkan dalam pengangkutan. Untuk mengangkut
bahanbahan beşar seperti drum atau gulungan bahan pengemas yang diperlukan baik
ke dalam maupun ke luar gudang digunakanforklift.

8
2.4.1.2 Penerimaan dan Penyimpanan Bahan Baku
Pada saat penerimaan bahan baku di pelabuhan, dilakukan pengecekan suhu (-
180C sampai -15 0C) apakah kondisi konsentrat tersebut sesuai dengan standar (fısik,
kimia, dan biologi) bahan baku atau belum. Kemudian setelah sampai di pabrik,
sebelum maşuk gudang terlebih dahulu dilakukan uji secara kimia untuk kadar asam,
gula dan pH-nya. Di PT Heinz ABC Indonesia konsentrat buah ini disimpan dalam
gudang tersendiri bersama dengan jenis konsentrat buah yang lain dalam suhu
maksimum 80C dengan RH yang tidak terukur. Drum-dnım sebagai wadah dan
konsentrat dilapisi dengan plastik yang terbuat dari aluminum sebelum dimasukkan
konsentrat di dalamnnya dan tutup bersegel sehingga tidak memungkinkan
bercampumya aroma dari masing-masing konsentrat buah. Pelapisan drum dengan
plastik atau. aluminium bertujuan untuk menjaga agar tidak terjadi kristalisasi es dan
juga pertumbuhan bakteri psikrofilik karena penyimpanan pada suhu yang rendah.
Pada saat penerimaan barang, bahan baku diterima yang langsung berhubungan
dengan proses prodüksi, packaging (botol, tetrapak, kardus, dan bahan penunjang
(lem, sedotan, cling Wrap). Setelah itü barang-barang yang maşuk dianalisa oFeh
Quality Control (QC).
Apabila diterima atau diterima sementara atau ditolak, harus üiseıtai keterangan
(contoh jam penerimaan, jam selesai analisa, pengambilan contoh, nama analisis QC).
Apabila ditolak, sebagian yang diterima dibawa ke gudang, jika yang benar-benar
tidak dapat ditolerir maka barang dikembalikan ke supplier dan mendapat ganti
setelah atau pada pengiriman selanjutnya. Pengeluaran ke bagian prodüksi
menggunakan sistem FIFO (First İn First Out). Setelah QC menerima,maka setelah itü
dianalisis secara visual. Sistem pre-treatment (keadaan barang, bahan cacat atau tidak,
ada penyimpangan atau tidak) akan diterima atau ditolak, surat yang menandakan
diterima atau ditolak hanıs diberi tanda tangan kemudian diberi surat jalan oleh
pengawas gudang. Untuk menghindari kerusakan bahan baku akibat penyimpanan,
perusahaan ini melaksanakan penggunaan bahan baku dengan sistem FIFO (First İn
First Dut) artinya bahan yang terlebih dahulu masuk akan diletakkan dekat pintu
keluar untuk digunakan lebih dahulu dan bahan yang baru masuk akan diletakkan di
belakang. Hal ini dilakukan agar sirkulasi bahan teratur dan terhindar dari kerusakan
akibat penyimpanan yang terlalu lama. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
diagram di bawah ini.

9
15.
1. Penyerahan Kelengkapan
Dokumen ke Gudang Penerimaan

2. Analisa Quality
Control

3. Penerimaan 4. Penolakan

5. Pembongkaran Barang

7. Penyimpanan dalam
Gudang

6. Pengembalian Ke
supplier

10
2.5 Struktur Organisasi
Organisasi didefinisikan sebagai bentuk persetujuan antara dua orang atau lebih
yang bekerja sama untuk mencapai sesuatu tujuan bersama dan terikat secara formal
dalam suatu ikatan hirarki, yang selalu terdapat hubungan antara seorang atau
sekelompok orang yang disebut pimpinan dan seorang atau sekelompok orang yang
disebut bawahan.
PT. Heinz ABC Indonesia telah mempunyai sistem manajemen yang baik yang
didukung dengan adanya struktur organisasi dan pembagian kerja yang jelas. Adanya
struktur organisasi dapat diketahui hubungan pola kerja, wewenang, dan tanggung
jawab pekerja kepada perusahaan.
Struktur organisasi dari PT. Heinz ABC Indonesia mengikuti struktur ini dan
stafkarena setiap bagian membawahi bagian lain berikut dengan staf-stafnya. Bentuk
organisasi ini memiliki keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian (Agus Giardi,
2001).
Adapun kebaikan dari struktur organisasi ini dan staf adalah
a) Tugas pimpinan lebih ringan dengan adanya staf.
b) Staf dapat mendidik para petugas.
c) Sedangkan kerugian dari struktur organisasi ini dan staf adalah .
d) Kemungkinan terjadinya pertentangan antara staf dan penjabat
atasannya.
e) Bawahan lebih percaya kepada stafdari pada pejabat atasnya.
2.5.1 Presiden Director
PT. Heinz ABC Indonesia dipimpin oleh seorang President Director. Presiden
Director memegang wewenang penuh terhadap perusahaan. President Director
membawahi beberapa direktur antara lain Procurement Director, Supply Chain
Director, Technical Service Director, Sales Director, Marketing Director, Finance
Director, dan Human Resource Director. Sedangkan kedua manajer adalah Interne/
Audit Manager dan Export Manager.
2.5.2 Procurement Director
Procurement Director bertugas untuk mengawasi pengadaan produk dan jasa
bagi perusahaan. Selain itu, Procurement Director juga bertanggung jawab untuk
pengadaan kebutuhan mengidentifikasi dan pemasok potensial bahan baku, meninjau
serta memilih pemasok, mengawasi pengiriman produk, menjaga hubungan vendor.

11
Tugas lain dari Procurement Director ialah mengidentifikasi potensi penghematan
biaya, mengembangkan dan mengawasi anggaran, memastikan kepatuhan terhadap
aturan dan peraturan serta mengawasi staf pengadaan.

2.5.3 Supply Chain Director


Supply Chain Director bertugas untuk bertanggung jawab dalam menjaga kerja
sama antara penyedia bahan baku, produsen, konsumen dan distributor. Tugas utama
dari Supply Chain Director adalah menghasilkan dan menerapkan strategi untuk dapat
mengelola perencanan permintaan dan persediaan bahan baku secara efektif untuk
proses produksi seluruh produk. Tugas lain yang dilakukan Supply Chain Director
adalah mengawasi jadwal pengembangan produk dan jadwal produksi, mengelola
pergudangan dan pendistribusian produk dan memberikan saran keuangan dan
pemasaran varian antara perkiraan yang ada, juga rencana dan aktualisasi.

2.5.4 Technical Service Director


Technical Service Director bertanggung jawab dalam mengembangkan rencana
strategis dan mengidentifikasi faktor-faktor kunci keberhasilan dalam menghasilkan
produk yang berkualitas. Tugas dari Technical Service Director adalah mengawasi
dan pengendalian mutu, agar produksi yang dihasilkan sesuai dengan standar mutu,
melaksan pengawasan dan pengendalian mutu yang dilakukan dari perolehan
bahan baku, bahan dalam proses sampai mutu yang telah ditetapkan maka produk
dapat langsung dikirim ke pasaran. Tugas lain Technical Service Director adalah
membantu kegiatan bagian lain untuk hal-hal penemuan baru dan mengawasi kualitas
dari produk yang dihasilkan.

2.5.5 Sales Director


Sales Director bertanggung jawab untuk memenuhi target bulanan dan tahunan
dari penjualan produk. Sales Director harus menetapkan tujuan pcnjualan dan
menciptakan program insentif untuk wilayah dan personal. Tugas Sales Director
adalah memperkirakan pendapatan dan laporan Rugi Laba yang menggambarkan
kinerja keseluruhan. Sales Director juga harus menciptakan kondisi penjualan yang
terfokus pada komunikasi dan memelihara hubungan dengan pelanggan. Tugas lain

12
dari Sales Director jugs mengembangkan presentasi untuk klien dan mitra, melakukan
analisis pasar dan merancang strategi untuk menghasilkan inovasi produk baru.
2.5.6 Marketing Director
Marketing Director bertanggung jawab untuk merancang, melaksanakan, dan
memfasilitasi rencana pemasaran tahunan bagi perusahaan, serta mendukung dan
memfasilitasi pengembangan dan pelaksanaan bagian bisnis / pemasaran rencana.
Marketing Director memiliki tugas untuk merencanakan dan mengelola
pemasaran perusahaan anggaran operasi, pengembangan dukungan anggaran
pemasaran regional, mengatur dan melaksanakan hubungan klien tentang survei
kepuasan klien. Dan tugas lain dari Marketing Director adalah mengembangkan dan
mengelola database pernasaran yang mencakup klien dan informasi prospek, akses ke
laporan keuangan dan membantu dengan dukungan dan keterlibatan perusahaan
dalam janngan berbagai kasus hukum, termasuk koordinasi pengembangan bisnis dan
kegiatan pemasaran melalui hubungan ini.

2.5.7 Finance Director


Finance Director bertanggung jawab sepenuhnya pada keuangan perusahaan
yaitu mengatur, mengelola, dan mengatasi semua kegiatan keuangan dan menangani
pembukuan untuk laporan internal dan eksternal,- sehingga dapat menyajikan data
tentang posisi keuangan perusahaan.

2.5.8 Human Resource Director


Tanggung jawab Direktur -HRD adalah membantu President Direktur dalam
menetapkan kebijaksanaan umum perusahan secara keseluruhan dan kebijaksanaan
pernerintah terutama dalam penanganan karyawan/pekerja. Mengatur dan
mengarahkan kegiatan setiap bagian dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-
masing. Direktur HRD membawahi General Affairs Manager yang tugas dan
tanggung jawabnya sebagai berikut.
1. Mengatur pernbagian pekerjaan dalam beberapa bagan dimana dia juga memberikan
instruksi, menetapkan dan mempertahankan hubungan aktivitas kerja para karyawan.
2. Mengembangkan dan membantu para karyawan perusahaan untuk memperbaiki hasil
pekerjaan berdasarkan kreatifitas karyawan masing-masing.

13
3. Mengontrol dan mengevaluasi hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan kemudian

membandingkan dengan ketentuan yang telah menjadi kebijaksanaanya.

2.5.9 Export Manager


Export Manager bertanggung jawab atas proses distribusi produk untuk ekspor
dan kesiapan ekspor sesuai permintaan ekspor serta menjaga keberlangsungan
hubungan bisnis dengan customer luar negeri. Tugas utama dari Export Manager
adalah menyusun perencanan eksport sesuai pennintaan pasar luar negeri,
mengkoordinasika persiapan ekspor secara legal dan memastikan kesiapan ekspor
secara administratif, melakukan analisa terhadap pasar luar negeri untuk
meningkatkan pemasaran dan cakupan wilayah ekspor, memonitoring dan
mengevaluasi jalannya pengiriman barang untuk ekspor serta memastikan customer
telah menerima barangnya tepat waktu dan berkoordinasi dengan instansi terkait yang
dibutuhkan untuk kepentingan ekspor seperti bea cukai, asuransi, jasa pengangkutan
dan lainnya. Serta tugas yang lain adalah mengupayakan target audit

2.5.10 Internal Audit Manager


Internal Audit Manager bertanggung jawab atas pemeriksaan / audit internal
untuk laporan keuangan kantor cabang dan depo serta pemeriksaan terhadap Sistem
Prosedur yang diterapkan minimal 2 kali dalam setahun. Internal Audit Manager
memiliki tugas untuk mengkoordinasikan proses pemeriksaan / audit internal bagi
cabang dan depo secara berkala untuk menghasilkan laporan hasil audit (Kertas Kerja
Audit), menjalalankan proses audit internal perusahaan secara menyeluruh dan
berkelanjutan secara financial dan operasional, memastikan kesiapan cabang dan depo
dalam penyiapan kelengkapan laporan Rugi Laba serta melakukan pemeriksaan
terhadap laporan Rugi Laba tersebut, merumuskan dan memberikan masukan
pemecahan masalah temuan audit dengan melakukan analisa yang tepat dan akurat,
mereview dan memastikan kelancaran proses audit internal dengan memperhatikan
ketepatan metode dan analisa masalah dan berkoordinasi dengan lembaga audit
eksternal yang diperlukan untuk kelancaran perusahaan. Tugas lain yang dilakukan
adalah memonitor dan mengevaluasi hasil audit internal serta berkoordinasi dengan
pihak terkait dalam mempersiapkan implementasi solusi bagi hasil temuan.

14
2.6 Visi, Misi dan Tujuan Organisasi
2.6.1 Visi
Visi yang digunakan pada PT. Heinz ABC adalah menjadi perusahaan makanan
dan minuman terdepan di dunia yang menghasilkan produk yang unggul dalam cita
rasa dan bergizi bagi konsumen di mana saja. Dalam perwujudan menjadi perusahaan
makanan dan minuman yang terdepan di dunia diberlakukan Kebijakan Mutu dan
Keamanan Pangan yang telah disepakati bersama. PT. Heinz ABC selalu berupaya
menghasilkan produk yang memiliki nilai gizi yang dibutuhkan masyarakat serta cita
rasa yang enak dan sesuai selera masyarakat sehingga para konsumen dapat tertank
untuk membeli produk tersebut dan mengkonsumsinya terus menerus.
2.6.2 Misi
Kami seluruh karyawan PT. Heinz ABC berjuang untuk dapat menghasilkan
produk makanan dan minuman dengan Brand yang terpercaya, unggul dalam cita
rasa, bergizi serta memiliki mutu yang konsisten bagi seluruh keluarga Indonesia agar
dapat hidup lebih sehat dan sejahtera merupakan misi Heinz ABC. Untuk medapatkan
produk tersebut diterapkan sistem produksi yang sesuai standart keamanan dan
pengecekan produk yang berkala untuk menjaga konsistensi mutu produk. Yang
terpenting adalah adanya kerja sama dan semua pihak untuk memperjuangkan produk
dengan Brand terpercaya.

15
3 BAB III LAPORAN AKTIVITAS HARIAN
4

16
5 BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI
5.1 Analisis Permasalahan
5.2 Interpretasi Masalah
5.3 Saran Perbaikan

17
6 BAB V KESIMPULAN dan SARAN
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
6.3

18
7 DAFTAR PUSTAKA

19
8 Lampiran

20

Anda mungkin juga menyukai