Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS PENGARUH FAKTOR SITUASIONAL DAN PENGENALAN

MASALAH TERHADAP PERILAKU KONSUMEN (STUDI KASUS MC


DONALD’S JATIASIH, BEKASI)

YUDIT MARTA TANIA ANTONY

111201284
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah berjudul
“ANALISIS PENGARUH FAKTOR SITUASIONAL DAN PENGENALAN
MASALAH TERHADAP PERILAKU KONSUMEN (STUDI KASUS MC
DONALD’S JATIASIH, BEKASI)”. Makalah ini disusun sebagai Media untuk
menambah wawasan pengetahuan demi tercapainya tujuan pembelajaran.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan agar kedepannya kita tidak mengalami
kesulitan dalam melakukan perkuliahan mata kuliah Manajemen pada pertemuan
dalam modul 11 tentang Perilaku Konsumen Pengaruh Faktor Situasional dan
Pengenalan Masalah Konsumen.

Oleh karena itu, saya berharap dengan adanya makalah ini, mahasiswa
dapat mengetahui Analisis Pengaruh Faktor Situasional dan Pengenalan
Masalah Konsumen Terhadap Produk Mc Donald’s secara terperinci sesuai data
yang ada..

Dalam penyusunan makalah ini, saya menyadari bahwa makalah yang


saya susun ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, demi
penempurnaan makalah ini saya mengharapkan saran dan kritik dari berbagai
pihak.

Akhir kata saya ucapkan banyak terima kasih kepada para dosen yang
telah membimbing dan mengarahkan, serta rekan-rekan dan semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

PENULIS

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................3

A. SEJARAH Mc Donald’s INDONESIA........................................................3

B. VISI & MISI McDonald’s INDONESIA........................................................4

a. VISI..........................................................................................................4

b. MISI..........................................................................................................4

C. KARAKTERISTIK KONSUMEN McDonald’s JatiAsih, Bekasi...............4

D. PENGARUH FAKTOR SITUASIONAL PADA KONSUMEN Mc Donald’s


JatiAsih, Bekasi................................................................................................5

E. PENGENALAN MASALAH KONSUMEN McDonald’s JatiAsih, Bekasi 6

BAB III PEMBAHASAN.........................................................................................7

A. DEFINISI FAKTOR SITUASIONAL KONSUMEN......................................7

B. DEFINISI PENGARUH SITUASIONAL KONSUMEN................................8

C. SIFAT PENGARUH SITUASIONAL KONSUMEN.....................................8

D. JENIS-JENIS SITUASI KONSUMEN.........................................................8

a. Situasi Komunikasi................................................................................8

b. Situasi Pembelian..................................................................................9

c. Situasi Pemakaian...............................................................................10

E. KARAKTERISTIK SITUASI DAN PERILAKU KONSUMEN....................11

a. Lingkungan Fisik.................................................................................11

b. Lingkungan Sosial...............................................................................11

c. Perspektif Temporal............................................................................11

d. Definisi Tugas......................................................................................12

ii
F. RAMALAN SITUASI KONSUMEN...........................................................12

G. DEFINISI PENGENALAN MASALAH KONSUMEN................................13

Proses Pengenalan Masalah......................................................................13

BAB IV PENUTUP...............................................................................................14

KESIMPULAN..................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB I PENDAHULUAN
Zaman dan teknologi berkembang seperti badai. Demikian pula dengan
perkembangan dunia catering atau usaha catering lambat laun berkembang dan
mulai melebarkan usahanya ke pasar dalam negeri. Perkembangan selera
masyarakat terhadap pilihan makanan merupakan bukti gaya hidup yang
semakin modern. Kenyamanan dan kecepatan pelayanan makanan juga menjadi
faktor dalam memilih restoran. Restoran mempertimbangkan mobilitas seseorang
yang besar dalam melakukan aktivitasnya, saat ini yang berkembang pesat
adalah rumah makan atau rumah makan yang menyajikan makanan cepat saji
atau fast food. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat dibarengi dengan
permintaan konsumen dengan daya beli yang tinggi telah mengubah kebiasaan
berbelanja di Indonesia dan berkembang sebagai cerminan gaya hidup yang
modern dan berorientasi pada hiburan dengan mengutamakan aspek
kesenangan, kenikmatan dan hiburan dalam berbelanja.

Perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam


menemukan, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk
dan jasa yang mereka harapkan akan memenuhi kebutuhan mereka. Ketika
datang ke keputusan pembelian. Keputusan pembelian merupakan suatu proses
pengambilan keputusan yang terdiri dari penentuan apa yang akan dibeli atau
tidak dibeli dan keputusan yang berasal dari aktivitas sebelumnya, yaitu
keputusan pembelian dengan proses pemecahan masalah yang menganalisis
atau mengenali kebutuhan dan keinginan, mencari informasi, mengevaluasi
sumber alternatif, membuat keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Keputusan pembelian sebagai salah satu inti perilaku konsumen


dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal individu konsumen. Faktor
eksternal tersebut terdiri atas budaya, kelas sosial, kelompok yang saling
berhadapan, dan pengaruh situasional. Faktor situasional sangat komplek, untuk
memudahkan dalam memahami oleh Belk (1975), dikelompokkan menjadi
variabel lingkungan fisik (physical surrounding), lingkungan sosial (social
surrounding), perspektif waktu (temporal perspectives), sifat tujuan berbelanja
(task definition), dan suasana hati pada saat berbelanja (antecedent states).

1
Dalam tahap pembelian konsumen terdapat lima tahap untuk menentukan
keputusan pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, dan perilaku keputusan pasca pembelian. Lebih jauh dan diskusikan
proses psikologis internal yang terlibat dalam setiap tahap model, yaitu motivasi
konsumen, persepsi, pembentukan sikap, integrasi, dan pengetahuan. Langkah
pengambilan keputusan utama sebelum mengambil keputusan akhir saat
membeli suatu barang adalah kebutuhan untuk mengenali, mencari informasi
baik secara internal maupun eksternal, mengevaluasi alternatif, keputusan
pembelian dan setelah membeli.

Pentingnya keputusan pembelian membutuhkan pengetahuan tentang


faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, agar dapat
mengidentifikasi strategi yang memungkinkan perusahaan beroperasi secara
efisien dan menghasilkan laba. Pengetahuan basis konsumen yang baik dapat
membantu pemasar mengidentifikasi semua peluang yang ada di pasar dan
memberikan wawasan bagi perusahaan untuk membuat kebijakan dan
keputusan bisnis bisnis, khususnya dalam kegiatan pemasaran.

Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian dan ada dua


aspek yang mempengaruhi pengambilan keputusan, yaitu pengambilan
keputusan dan keterlibatan dalam pembelian itu sendiri. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor budaya, sosial, pribadi, dan
psikologis. Beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, yaitu:
faktor internal atau pribadi, faktor eksternal dan faktor situasional. bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dibagi menjadi dua
kategori besar, yaitu faktor situasional dan faktor non situasional. Faktor
situasional meliputi : lingkungan fisik, lingkungan sosial, waktu, identifikasi tugas,
keadaan masa lalu.

2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. SEJARAH Mc Donald’s INDONESIA

McDonald’s merupakan restoran fast food terbesar di dunia yang diawali


pada tahun 1955 di California, Amerika Serikat. Dengan produk unggulan berupa
Burger bernama Bigmac, McDonald’s hingga saat ini telah memiliki ribuan
restoran yang tersebar di lebih dari 100 negara, salah satunya Indonesia.
McDonald’s pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1991 dengan
membuka restoran pertamanya di Sarinah, Thamrin.

Pada tahun 2009 PT. Rekso Nasional Food (RNF) yang merupakan salah
satu anak perusahaan dari Rekso Group menandatangani Master Franchise
Agreement dengan McDonald’s International Property Company (MIPCO) yang
memberikan izin untuk mengoperasikan semua restoran dengan brand
McDonald’s dan membuka restoran baru di seluruh Indonesia. Hingga saat ini
PT.RNF telah membuka sekiranya lebih dari 200 gerai McDonald’s tersebar di
berbagai kota di Indonesia yang didukung dengan lebih dari 14.000 karyawan di
seluruh Indonesia. PT. RNF melalui McDonald’s Indonesia selalu berkomitmen
penuh menyuguhkan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan, menghadirkan
kualitas makanan terdepan, serta memberikan manfaat yang besar bagi
masyarakat Indonesia.

3
B. VISI & MISI McDonald’s INDONESIA

a. VISI
Visi McDonald’s adalah menjadi restoran cepat saji dengan pelayanan terbaik di
dunia. Untuk mencapai visi ini, McDonald’s selalu menjamin mutu produk-
produknya, memberikan pelayanan yang memuaskan, menawarkan kebersihan
dan keamanan produk pangan serta nilai-nilai tambah lainnya. Senyum
konsumen adalah hal penting untuk McDonald's.

b. MISI
 Menjadi perusahaan terbaik bagi semua karyawan kami di setiap
komunitas di seluruh dunia.
 Menghadirkan pelayanan dengan sistem operasional yang unggul bagi
setiap konsumen kami di setiap restoran cabang McDonald’s.
 Terus mengalami perkembangan ke arah yang menguntungkan sebagai
sebuah brand, serta terus mengembangkan sistem operasional
McDonald’s ke arah yang lebih baik lagi lewat inovasi dan teknologi

C. KARAKTERISTIK KONSUMEN McDonald’s JatiAsih, Bekasi


Berdasarkan karakteristik jenis kelamin, persentase konsumen wanita di
McDonald's Jatiasih, Bekasi sebesar 60%, sedangkan persentase konsumen pria
sebesar 40%. Perbedaannya tidak terlalu besar karena menurut pengamatan di
tempat kejadian, tamu laki-laki dan perempuan sering bertemu. Karakteristik
kekeluargaan konsumen McDonald's Jatiasih berasal dari berbagai daerah,
terutama Bekasi Selatan, Bogor, dan Bekasi Timur. Konsumen McDonald's
Jatiasih terutama yang tinggal di Bekasi Selatan 55%, Bogor 15% di Bekasi
Timur 30%. Hal ini menunjukkan masyarakat Bekasi Selatan, khususnya Jatiasih,
sudah banyak yang terbiasa dengan budaya fast food.

Pada umumnya konsumen di wilayah Bekasi Selatan membeli produk


dari McDonald's Jatiasih karena cepat dan nyaman. Jadi manajemen restoran
harus menyesuaikan pelayanannya dengan budaya masyarakat Bekasi Selatan
yang modern dan dinamis. Persentase konsumen yang belum menikah
McDonald's Jatiasih adalah 90%, sedangkan konsumen yang sudah menikah
adalah 10%. Hal ini tidak terlepas dari mayoritas konsumen McDonald's Jatiasih
yang berusia dewasa awal, khususnya usia 20-30 tahun dan pelajar.

4
D. PENGARUH FAKTOR SITUASIONAL PADA KONSUMEN Mc Donald’s
JatiAsih, Bekasi
Ada beberapa pengaruh faktor situasional mengenai faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian di sebuah restoran McDonald’s JatiAsih, Bekasi Yaitu :

 Kondisi/keadaan restoran yang ramai/banyak pembeli (situasi pembelian).


Hal ini sesuai dengan teori situasi pembelian pada faktor situasional
karena situasi yang ada di tempat pembelian dimana konsumen
melakukan pembelian makanan & minuman cepat saji (crowding and
atmosphere) yang membuat konsumen tertarik untuk datang hingga
akhirnya membeli makanan dan minuman cepat saji di McDonald’s
JatiAsih, Bekasi Selatan.
 Dekorasi restoran yang menarik (situasi pembelian). Hal ini sesuai
dengan teori situasi pembelian pada faktor situasional dimana dekorasi
restoran juga ikut ambil bagian dalam membentuk atmosphere di
McDonald’s JatiAsih, Bekasi. Sehingga menarik banyak konsumen yang
datang dan membeli produk makanan & minuman cepat saji disana.
 display produk yang menarik (situasi pembelian). Hal ini sesuai dengan
teori situasi pembelian pada faktor situasional karena display produk
termasuk dalam in-store demonstration yang membuat konsumen tetap
bertahan untuk melihat produk-produk makanan & minuman cepat saji di
McDonald’s JatiAsih, Bekasi. Kemudian mencoba dan akhirnya membeli.
 Membeli pada waktu tertentu misal setelah menerima gaji (keadaan
sementara). Hal ini sesuai dengan teori keadaan sementara pada faktor
situasional karena keadaan sementara yang dimaksud yaitu kondisi atau
suasana hati konsumen sebelum melakukan pembelian. Biasanya
dipengaruhi oleh waktu (jam, hari, peristiwa, dan lainnya). Dalam hal ini
maka keadaan setelah menerima gaji mendorong konsumen untuk
membeli makanan & minuman cepat saji McDonald’s JatiAsih, Bekasi.
Karena mungkin sedang dalam keadaan ekonomi yang baik dan
menunjukkan ada pengaruh faktor situasi terhadap keputusan pembelian
konsumen untuk produk makanan & minuman cepat saji. Dimana di
Eropa khususnya, masyarakat cenderung lebih konsumtif apabila sedang
memiliki uang lebih, dalam hal ini adalah segera setelah menerima
upah/gaji.

5
 Persiapan untuk peristiwa tertentu seperti Natal, Lebaran, Imlek dan
lainnya (keadaan sementara). Hal ini sesuai dengan teori keadaan
sementara pada faktor situasional karena persiapan Natal, Lebaran,
Imlek, dan lainnya merupakan bagian dari waktu/peristiwa tertentu yang
tidak selalu terjadi atau bahkan bisa dikatakan hanya terjadi sekali
dalamsetahun sehingga mendorong konsumen untuk membeli makanan
& minuman cepat saji di McDonald’s JatiAsih, Bekasi dalam rangka
persiapan untuk peristiwa/acara tersebut. Tentang faktor situasi yang
mempengaruhi keputusan pembelian dan menunjukkan adanya pengaruh
peristiwa tertentu (event) terhadap keputusan pembelian konsumen
khususnya untuk produk tertentu seperti perlengkapan Imlek,
perlengkapan Natal, persiapan tahun baru, persiapan acara thanksgiving.

E. PENGENALAN MASALAH KONSUMEN McDonald’s JatiAsih, Bekasi


Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau
kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan eksternal atau internal dan mengenali
masalah atau kebutuhan yang dirasakan konsumen. Konsumen merasakan
perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan aktual dan
mengaktifkan proses keputusan.

Pengenalan masalah merupakan tahap pertama dari proses pengambilan


keputusan pembelian konsumen di mana konsumen mengenali suatu masalah
atau kebutuhan dan hal-hal apa yang memberikan motivasi tertinggi. Motivasi
konsumen McDonald’s Jatiasih melakukan pembelian produk : cepat dan praktis,
telah dipilih oleh 50 konsumen. Konsumen McDonald’s Jatiasih menyukai
pelayanan yang cepat dan praktis hal tersebut mampu mempengaruhi motivasi
membeli produk, seiring dengan perkembangan zaman yang menuntut
konsumen untuk beraktifitas secara dinamis dan aktif. Manfaat yang didapat
konsumen setelah konsumsi McDonald’s : menghilangkan rasa lapar, telah dipilih
oleh 100 konsumen. Sebagian besar menjawab menghilangkan rasa lapar
setelah konsumsi produk McDonald’s karena porsi yang disediakan pas dengan
kapasitas daya tampung makanan dan minuman setiap konsumen.

6
BAB III PEMBAHASAN
A. DEFINISI FAKTOR SITUASIONAL KONSUMEN
Faktor situasional adalah faktor tidak langsung yang dimiliki konsumen
dan dalam aktivitas belanja konsumen yang berlangsung kapan saja dan dimana
saja tentu ada tiga indikator faktor situasional, yaitu ketersediaan waktu,
kelayakan finansial, dan definisi tugas.

Faktor situasional adalah lingkungan sementara yang membentuk


konteks aktivitas konsumen, terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Selain itu,
faktor situasional diyakini sebagai peristiwa yang berumur pendek dan harus
dibedakan dari faktor lingkungan jangka panjang, seperti pengaruh budaya, serta
faktor kualitas pribadi jangka panjang, lebih lama, seperti kepribadian individu.

Secara konseptual faktor situasional oleh Belk (1975) dibedakan ke


dalam lima variabel yaitu :

 Physical Surrounding (lingkungan fisik), Physical Surrounding (lingkungan


fisik) ialah suatu lingkungan yang ada di sekeliling konsumen yang dapat
memberikan stimulus positif bagi konsumen dalam pengambilan
keputusan pembelian. Stimulus seperti layout, musik/suara, warna, tata
cahaya, dan lokasi dari orang dan objek lain yang dapat mempengaruhi
perilaku konsumen melalui mekanisme penglihatan, pendengaran
penciuman dan sentuhan. Pengaturan lingkungan fisik ini sangat penting
bagi usaha yang bergerak di bidang jasa yang mana tugasnya adalah
mengelola lingkungan fisik ini sehingga dapat mempengaruhi perilaku
konsumen kearah yang diinginkan dalam upaya membangun citra.
 Social Surrounding (lingkungan social), Social Surrounding adalah
Lingkungan sosial melibatkan kehadiran orang lain, karakteristik orang-
orang yang hadir pada situasi tersebut, peranan nyata orang-orang yang
hadir, interaksi interpersonal, serta pengaruh dari orang lain atau individu
yang hadir selama proses konsumsi terhadap aktifitas konsumen.
 Temporal Perspective (perspektif waktu), Temporal Perspective adalah
pandangan yang berfokus pada proses yang memperlakukan kelompok
sebagai sistem di mana perubahan terjadi di berbagai skala waktu.
 Task Definition (sifat tujuan berbelanja), Task Definition adalah sifat
Impulsive dalam berbelanja adalah seseorang yang tidak dapat menahan

7
diri untuk berbelanja secara tiba-tiba tanpa berpikir panjang dan dapat
berbelanja dalam jumlah banyak. Mungkin Anda juga pernah melakukan
hal tersebut, datang kesebuah toko atau bahkan warung.
 Antecedent State (suasana hati pada saat berbelanja). Antecendent State
adalah ciri-ciri individu yang bukan ciri-ciri abadi. Seperti suasana hati
atau kondisi sesaat.

B. DEFINISI PENGARUH SITUASIONAL KONSUMEN


Pengaruh situasional meliputi kondisi sementara yang terjadi di suatu
lingkungan pada waktu dan tempat tertentu, yang terbagi menjadi tiga jenis
situasi sebagai situasi pembelian, situasi komunikasi, dan situasi perilaku adaptif.

Pengaruh situasional adalah kondisi sementara yang muncul secara tiba-


tiba dan tidak berasal dari dalam diri seseorang atau merek suatu barang,
melainkan dalam hal itu terdapat rangsangan yang sangat kuat untuk
mempengaruhi masyarakat agar melakukan kegiatan konsumsi. Pengaruh
keadaan sangat mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengambil keputusan
untuk membeli suatu barang atau produk.

C. SIFAT PENGARUH SITUASIONAL KONSUMEN


Situasi yang mempengaruhi konsumen adalah faktor pribadi dan
lingkungan sementara yang muncul selama konsumsi, jadi situasi konsumen
mencakup faktor-faktor seperti : Berkaitan dengan kapan dan di mana aktivitas
konsumen terjadi, Mempengaruhi tindakan konsumen seperti perilaku pembelian,
dan Meniadakan karakteristik pribadi yang berlaku dari waktu ke waktu. Situasi
konsumsi adalah peristiwa jangka pendek yang relatif dan harus dibedakan dari
faktor lingkungan makro atau pribadi jangka panjang.

D. JENIS-JENIS SITUASI KONSUMEN


Suatu jenis situasi konsumen yang sangat penting yaitu situasi
konsumen pemakaian. Situasi sebenarnya dapat dipisahkan ke dalam tiga jenis
utama : Situasi komunikasi, Situasi pembelian, dan Situasi pemakaian.

a. Situasi Komunikasi
Situasi komunikasi dapat didefinisikan sebagai konteks di mana
konsumen dihadapkan pada komunikasi pribadi atau non-pribadi. Komunikasi
pribadi akan mencakup percakapan yang mungkin dilakukan konsumen dengan
orang lain, seperti penjual atau konsumen lain. Komunikasi non-pribadi akan

8
melibatkan berbagai rangsangan, seperti iklan dan program dan publikasi yang
diarahkan konsumen (misalnya laporan keuangan). Efek situasional juga dapat
muncul dari beberapa program pada saat iklan muncul. Beberapa penelitian
telah melaporkan efek seperti itu. Dalam sebuah penelitian, suasana hati pemirsa
saat melihat iklan dipengaruhi oleh kejadian di sekitar mereka.

Peristiwa yang menyenangkan menimbulkan suasana hati yang lebih


menyenangkan saat melihat iklan tersebut dibandingkan dengan peristiwa yang
menyedihkan, suasana hati yang lebih menyenangkan ini menyebabkan subjek
berpikir lebih positif ketika berhadapan dengan iklan tersebut, serta lebih
mengingat informasi yang terkandung dalam iklan tersebut. Namun, dampak
acara TV dapat bergantung pada jenis iklannya. Studi terbaru melaporkan bahwa
peristiwa bahagia memicu lebih banyak ingatan daripada peristiwa sedih untuk
iklan yang menarik, sementara itu tidak memiliki efek signifikan pada memori
untuk iklan sedih. Memori merek yang dipromosikan dan teks iklan lebih rendah
untuk iklan yang diperhatikan pada acara yang lebih interaktif daripada acara
yang kurang interaktif.

Selain itu, sikap terhadap iklan umumnya lebih disukai ketika paparan
iklan terjadi selama acara yang menarik lebih sedikit penonton. Pelaksana sangat
menyadari dampak potensial yang dapat ditimbulkan oleh program efektivitas
periklanan mereka. Misalnya, Coke menghindari penayangan iklan selama berita
TV karena akan ada berita buruk, dan Coke adalah produk yang menyenangkan
dan ringan. Perhatian serupa membuat Chrysler menarik iklannya dari miniseri
ABC "Amerika" yang selama ini menjadi perhatian konsumen.

b. Situasi Pembelian
Situasi pembelian mengacu pada kerangka di mana konsumen
memperoleh produk dan layanan. Efek dari situasi sangat hadir dalam proses
pembelian. Sebagai contoh sederhana, pertimbangkan perubahan signifikan
dalam sensitivitas harga konsumen dalam situasi pembelian. Akan sangat sulit
bagi pengecer makanan untuk menghitung harga yang dibayar konsumen untuk
minuman ringan dan makanan ringan di teater atau lapangan bisbol/stadion
sepak bola. Pengaruh situasional dapat bermanifestasi dalam berbagai cara
selama proses pembelian.

9
Lingkungan informasi mengacu pada kumpulan data terkait produk yang
tersedia bagi konsumen. Sifat lingkungan informasi akan menjadi penentu
penting perilaku pasar karena konsumen terlibat dalam bentuk pengambilan
keputusan yang unik. Beberapa fitur lingkungan utama meliputi : Ketersediaan
informasi, pengunduhan informasi, format informasi, formulir informasi,
lingkungan ritel. Sifat fisik lingkungan ritel, sering disebut sebagai atmosfir toko,
menarik perhatian pemasar karena dua alasan dasar. Tidak seperti banyak
pengaruh situasional yang tidak dapat dikendalikan oleh pemasar, mereka
memiliki kemampuan untuk menciptakan lingkungan ritel. Pengaruh yang
dihadapi konsumen ini bisa berada di tempat yang tepat di toko.

Dari perspektif pemasar, atmosfir toko dapat memiliki sejumlah efek yang
diinginkan konsumen. Suasana dapat membantu membentuk arah dan
jangkauan perhatian konsumen, meningkatkan kemungkinan untuk membeli
produk yang mungkin terlewatkan. Lingkungan ritel dapat menghadirkan
berbagai aspek toko kepada konsumen, seperti audiens target dan lokasi
(misalnya toko fashion yang berharap dapat menarik pelanggan kelas atas
melalui visual, foto fashion). Terakhir, pengaturan toko juga dapat menimbulkan
respons emosional tertentu dari konsumen (misalnya kegembiraan dan
kegembiraan). Penelitian menunjukkan bahwa emosi ini dapat memengaruhi
waktu dan uang yang dihabiskan untuk berbelanja. Lingkungan ritel mencakup
sejumlah faktor, termasuk : Musik, tata letak dan lokasi toko, warna, bahan POP
(Point Of Purchase), kerumunan penjual, efek cuaca.

c. Situasi Pemakaian
Situasi Pemakaian (Usage Situasion), mengacu pada pengaturan di
mana konsumsi terjadi. Dalam banyak kasus, situasi pembelian dan konsumsi
sebenarnya sama (misalnya, konsumen makan di restoran cepat saji). Namun,
konsumen suatu produk seringkali berada di lingkungan yang jauh, baik secara
fisik maupun waktu, dari lingkungan tempat produk itu dibuat. Lingkungan sosial
yang mencirikan use case dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
perilaku konsumen.

Di dalam lingkungan dunia yang semakin anti tembakau saat ini,


kehadiran non-perokok seringkali menjadi penghalang bagi perokok yang ingin
menyalakan rokok. Penjualan bir sangat sensitif terhadap apakah konsumsi

10
dilakukan di depan umum atau secara pribadi. Antara 80 dan 90 persen
penjualan bir impor adalah “di dalam gedung” (misalnya bar dan restoran), di
mana orang lain dapat melihat bir yang sedang dikonsumsi. Sebaliknya, 70%
penjualan merek nasional dihasilkan dari konsumsi rumah tangga. Waktu
penggunaan juga dapat mempengaruhi perilaku konsumen.

Misalnya, konsumsi makanan sangat bergantung pada waktu. Kami


jarang makan spageti untuk sarapan atau sereal untuk makan malam. Misalnya,
tunjukkan preferensi siswa atau komunitas untuk buah-buahan yang berbeda
tergantung pada waktu dan konteks di mana konsumsi dilakukan. Contoh : buah
persik adalah buah pilihan untuk sarapan atau sebagai camilan di siang hari,
namun diganti dengan buah persik untuk pencuci mulut saat makan malam.

E. KARAKTERISTIK SITUASI DAN PERILAKU KONSUMEN


a. Lingkungan Fisik
Lingkungan fisik meliputi dekorasi, suara, bau, pencahayaan, cuaca,
konfigurasi kargo, dan banyak lagi. Lingkungan fisik adalah jenis situasi yang
sangat mempengaruhi konsumen, terutama dalam aplikasi. Selain itu, interior
toko sering dirancang untuk menciptakan perasaan khusus bagi pembelanja,
yang dapat memberikan sinyal atau efek kuat yang memperkuat pembelian.
Semua aspek fisik toko, termasuk pencahayaan, tata letak, pajangan barang
dagangan, perabot, lantai, warna, suara, bau, pakaian, dan perilaku wiraniaga,
digabungkan untuk menciptakan emosi pembeli, yang pada akhirnya
memengaruhi niat beli.

b. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial adalah individu lain yang hadir dalam situasi tersebut,
tindakan individu tersebut seringkali dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya.
Pengaruh sosial adalah kekuatan penting yang bertindak atas perilaku kita
karena individu cenderung menyesuaikan diri dengan harapan kelompok,
terutama ketika perilaku itu terlihat.

c. Perspektif Temporal
Perspektif Temporal adalah fitur situasional yang berhubungan dengan
efek waktu pada perilaku konsumen. Waktu yang tersedia untuk membeli
memiliki dampak besar pada proses pengambilan keputusan konsumen. Secara

11
umum, semakin sedikit waktu yang tersedia, semakin pendek pencarian
informasi konsumen untuk membeli model tertentu.

d. Definisi Tugas
Definisi Tugas adalah alasan aktivitas konsumsi terjadi. Tugas utama
yang digunakan pemasar adalah dikotomi antara membeli untuk penggunaan
pribadi dan memberi sebagai hadiah.

Pemberian hadiah Jenis hadiah yang diberikan dan diinginkan bervariasi


berdasarkan kesempatan dan jenis kelamin. Satu studi menemukan bahwa
hadiah pernikahan cenderung pragmatis sedangkan hadiah ulang tahun
cenderung murah hati. Oleh karena itu, baik definisi tugas umum (hadiah)
maupun definisi tugas (peluang hadiah) mempengaruhi perilaku pembelian.
Sama seperti hubungan antara pemberi dan penerima. Pemberian hadiah
menciptakan kecemasan bagi pemberi dan penerima. Hadiah menyampaikan
makna simbolis pada banyak tingkatan. Hadiah itu sendiri biasanya memiliki
harga yang diketahui, diketahui, atau dapat ditentukan, yang dapat dipahami
sebagai ukuran harga yang dibayarkan oleh pemberi kepada penerima.

Suasana Hati (Moods) adalah perasaan sementara yang biasanya tidak


berhubungan dengan peristiwa tertentu. Suasana hati cenderung kurang intens
dibandingkan emosi dan dapat berfungsi tanpa sepengetahuan individu.
Meskipun suasana hati dapat memengaruhi semua aspek perilaku seseorang,
suasana hati seringkali tidak sepenuhnya terwujud sebagai emosi. Individu
menggunakan istilah seperti ceria, ceria, damai, sedih, sedih, dan tertekan untuk
menggambarkan suasana hati mereka. Konsumen sering mencari situasi,
aktivitas, atau objek yang akan mengurangi suasana hati yang negatif atau
meningkatkan suasana hati yang positif. Produk dan layanan adalah salah satu
cara konsumen menentukan mood mereka.

F. RAMALAN SITUASI KONSUMEN


Ramalan Situasi dapat digambarkan sebagai peluang sosial yang
memicu serangkaian perilaku yang saling terkait yang terjadi dalam bentuk
terstruktur dan simbolik. Situasi ritual sangat penting bagi pemasar karena sering
dikaitkan dengan perilaku konsumen. Pemasar juga mencoba memodifikasi atau
menciptakan pola konsumsi yang berkaitan dengan situasi ritual.

12
G. DEFINISI PENGENALAN MASALAH KONSUMEN
Proses Pengenalan Masalah
Dalam bidang ilmu ekonomi terdapat beberapa pendekatan untuk
menentukan perilaku konsumen, pendekatan tersebut adalah sebagai berikut :

Pendekatan Interpretif, Pendekatan ini merupakan pendekatan mendalam


yang membahas dasar-dasar perilaku konsumen. Pendekatan ini menggunakan
teknik pengamatan langsung, yaitu teknik wawancara mendalam dan mendalam.
Selain wawancara, metode ini juga mendukung diskusi kelompok. Semua ini
dilakukan untuk menarik kesimpulan tentang apa arti suatu produk atau jasa bagi
konsumen, serta bagaimana perasaan konsumen saat membeli dan kemudian
menggunakan produk atau jasa tersebut disana.

Pendekatan tradisional, berdasarkan teori dan metode psikologis Ilmu


kognitif, sosial dan perilaku dan sosiologi Pendekatan ini menggunakan studi
lapangan berupa eksperimen yang didukung oleh survei dengan tujuan menguji
hipotesis penelitian yang berkaitan dengan teori. Selanjutnya, mengeksplorasi
proses dimana konsumen menganalisis informasi tertentu, membuat keputusan,
dan pengaruh lingkungan sosial terhadap perilaku konsumen. Tujuan utama dari
metode ini adalah untuk mengembangkan teori dan metode terkait. Yang akan
digunakan untuk menjelaskan perilaku konsumen dan pengambilan keputusan
konsumen.

Pendekatan ilmu pemasaran didasarkan pada teori dan metode dari ilmu
ekonomi dan statistik. Pendekatan ini melibatkan hirarki kebutuhan manusia,
yang kemudian diuji dengan model matematis ilmiah. Pendekatan ini digunakan
untuk memprediksi dan menganalisis kecepatan pergerakan atau pengaruh
strategi pemasaran terhadap pilihan dan kebiasaan konsumen.

Semua pendekatan yang dijelaskan di atas memiliki keunggulan tertentu


yang dapat memberikan wawasan tentang perilaku konsumen. Selain itu, juga
dapat diterapkan pada strategi pemasaran jika dilihat dari berbagai level dan
sudut pandang analisis. Ketiga pendekatan ini dapat digunakan oleh pemilik
bisnis atau bisnis, menggunakan salah satu dari pendekatan ini, atau
menggunakan ketiganya sekaligus. Itu semua tergantung pada jenis masalah
yang dihadapi setiap bisnis dan bisnis.

13
BAB IV PENUTUP
KESIMPULAN

Perilaku konsumen adalah perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam


menemukan, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk
dan jasa yang mereka harapkan akan memenuhi kebutuhan mereka. Ketika
datang ke keputusan pembelian. Keputusan pembelian merupakan suatu proses
pengambilan keputusan yang terdiri dari penentuan apa yang akan dibeli atau
tidak dibeli dan keputusan yang berasal dari aktivitas sebelumnya, yaitu
keputusan pembelian dengan proses pemecahan masalah yang menganalisis
atau mengenali kebutuhan dan keinginan, mencari informasi, mengevaluasi
sumber alternatif, membuat keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Keputusan pembelian sebagai salah satu inti perilaku konsumen


dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal individu konsumen. Faktor
eksternal tersebut terdiri atas budaya, kelas sosial, kelompok yang saling
berhadapan, dan pengaruh situasional. Faktor situasional sangat komplek, untuk
memudahkan dalam memahami oleh Belk (1975), dikelompokkan menjadi
variabel lingkungan fisik (physical surrounding), lingkungan sosial (social
surrounding), perspektif waktu (temporal perspectives), sifat tujuan berbelanja
(task definition), dan suasana hati pada saat berbelanja (antecedent states).

McDonald’s merupakan restoran fast food terbesar di dunia yang diawali


pada tahun 1955 di California, Amerika Serikat. Dengan produk unggulan berupa
Burger bernama Bigmac, McDonald’s hingga saat ini telah memiliki ribuan
restoran yang tersebar di lebih dari 100 negara, salah satunya Indonesia.
McDonald’s pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1991 dengan
membuka restoran pertamanya di Sarinah, Thamrin.

14
DAFTAR PUSTAKA
Damiati, Luh Masdarini, dkk. 2017. Perilaku Konsumen, , Jakarta. Raja Grafindo
Persada. 2017
Hawkins, Mothersbaugh, Best, 2010, Consumer Behavior : Building Marketing
Strategy,. McGraw-Hill, New York.
Peter, J. Paul . Olson, Jerry C. 2014. Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran.
Jakarta. Salemba Empat.
Sangadji, Etta Mamang. Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen. Yogyakarta. Andi
Offset.
Solomon, Michael. Bamossy, Gary. Askegaard, Soren. Hogg, Margaret K.
(20006).
Consumer Behaviour: A European Perspective. England. Pearson
https://mcdonalds.co.id/

15

Anda mungkin juga menyukai