PROPOSAL
Disusun Oleh :
Jurusan : MSDM
PROGRAM SARJANA
(STIEPARI) SEMARANG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL
PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL..................................................... ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Identifikasi Masalah 6
1.3 Pembatasan Masalah 7
1.4 Rumusan Masalah 9
1.5 Tujuan Masalah 9
1.6 Manfaat Penelitian 10
DAFTAR PUSTAKA 33
BAB I
PENDAHULUAN
Adanya Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau biasa disebut dengan
Salah satu UMKM yang tengah berkembang adalah kedai kopi. Bisnis
kedai kopi di Indonesia belakangan ini berkembang begitu pesat. Perubahan gaya
hidup dan tren ikut membuat kopi semakin diminati konsumen. Hasil riset
TOFFIN, perusahaan penyedia solusi bisnis berupa barang dan jasa di industri
HOREKA (Hotel, restoran, dan kafe), bersama Majalah MIX MarComm mencatat
1
2
jumlah kedai kopi di Indonesia pada Agustus 2019 mencapai lebih dari 2.950
gerai. Demikian dilansir dari hasil riset resminya, Selasa (17/12/2019). Angka itu
ternyata meningkat hampir tiga kali lipat atau bertambah sekitar 1.950 gerai dari
2016 yang hanya sekitar 1000. Angka riil jumlah kedai kopi ini bisa lebih besar
karena sensus kedai kopi itu hanya mencakup gerai-gerai berjaringan di kota-kota
tradisional di berbagai daerah. Tren pendirian kedai kopi semakin marak sebagai
bagian sekala UMKM yang merupakan usaha yang dirintis oleh rakyat dengan
tenaga kerja dan laba yang disesuaikan secara umum kriteria dari kedai kopi
bukan usaha yang menghasilkan laba besar, tetapi kedai kopi banyak memiliki
kontribusi bagi perekonomian Indonesia, salah satu bentuk nyata kerja kedai kopi
Bruto di Indonesia.
pertumbuhannya yang semakin pesat dan merupakan salah satu pelaku ekonomi
yang memiliki peran, kedudukan, serta potensi yang sangat penting dan strategis
Data Tahunan Konsumsi Kopi Indonesia 2019 yang dikeluarkan oleh Global
258.000 ton. Namun, secara per kapita, konsumsi kopi masyarakat Indonesia
relatif masih rendah dibandingkan negara lain, yaitu hanya sekitar 1 kilogram
bawah Indonesia, konsumsi kopi per kapitanya mencapai 1,5 kilogram pada tahun
yang sama.
Kemudian daya serap tenaga kerja merupakan salah satu ukuran penting
dalam menilai peran sektor ekonomi. Hal tersebut membuktikan bagaimana peran
Menurut data Kementrian Negara Koperasi dan UKM, pada tahun 2015 sektor
kedai kopi memiliki daya serap tenaga kerja sebesar 97% terhadap penyerapan
adalah 56%. Diharapkan dengan pemberdayaan koperasi dan UKM ekonomi kita
akan semakin baik dan tumbuh.” Dari sisi bisnis, penjualan produk Ready to
Drink (RTD) Coffee atau kopi siap minum, seperti produk kopi yang dijual di
kedai kopi terus meningkat. Menurut data Euromonitor, kalau pada 2013 retail
sales volume RTD Coffee Indonesia hanya sekitar 50 juta liter, pada 2018 menjadi
hampir 120 juta liter. Dengan jumlah gerai yang terdata saat ini dan asumsi
penjualan rata-rata per outlet 200 cup per hari, serta harga kopi per cup Rp 22.500,
kerja dan memberikan pelayanan ekonomi yang luas pada masyarakat. Hal ini
khususnya. Ketersediaan bahan baku lokal bagi industri kecil dan menengah
efisien.
keahlian, teknologi, dan pemasaran oleh SDM UMKM masih sangat terbatas,
Kopi yang merupakan produk warisan budaya yang sangat penting untuk
penggalian potensi ekonominya sebagai industri. Kopi sudah ada sejak zaman
usaha yang menjanjikan dewasa ini. Bentuknya sangat beragam, dari kedai kopi
yang terkesan eksklusif hingga kedai kopi yang standar. Kedai –kedai
tersebut memiliki spesifikasi dalam menjual produknya. Saat ini, usaha kedai
kopi muncul menjadi usaha yang memiliki konsep tempat, konsep jualan
menarik. Suasana di setiap kedai kopi yang memiliki ciri khas berbeda
5
dengan orang tua, sekarang kopi telah menjadi bagian gaya hidup anak
teman-teman. Saat ini tidak sulit bagi kita untuk mencari kedai kopi di
Kota Semarang.
Tabel 1.1 Jumlah Kedai Kopi (Coffee Shop) di kota Semarang tahun 2019
No Nama Daerah
1. Salwa Coffee House Tembalang
2. Coffee Time Tembalang
3. Kayu Manis Tembalang
4. Coffee Toffe Tembalang
5. Coffee Grove Tembalang
6. Indonesia Coffe Shop (I-COS) Tembalang
7. Cozi Tembalang
8. Syndicate Coffee Tembalang
9. Hybrid Coffee Tembalang
10. 70s Tembalang
11. Coffee Green Tembalang
12. D’Cappucino Tembalang
13. CF Coffe Tembalang
14. Classic Gombel
15. Deoholic Pleburan
16. Rumah Coklat Pleburan
17. Hans Kopi Pleburan
18. Peacock Coffee S. Parman
19. Candi Bistro & Coffee shop S. Parman
20 Dante S. Parman
21. Boskaf Coffe Moh Suyudi
21. Starbuck Coffee Paragon Mall
22. Excelso Coffee Paragon Mall
23. J.co Coffee Paragon Mall
24. Kopi Luwak Paragon Mall
25. Coffe break Ngalian
26. Pharahita Coffee Mugas
6
kedai kopi semakin dituntut agar bergerak lebih cepat dalamhal menarik
aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian. Kesemua hal itu dirasakan
tentunya terkait dengan aktivitas kinerja sumber daya manusia atau SDM kedai
7
kedai kopi tersebut. Kinerja SDM pada sebuah kedai kopi dipengaruhi oleh
banyak faktor sehingga mampu menjawab tantangan persaingan kedai kedai kopi
SDM dituntut untuk lebih faham dan mengerti berbagai macam jenis kopi
karyawan dan pengelola kedai kopi menjadi faktor yang penting. Kemudian
menghasilkan produk kopi yang berkualitas dan bermutu tinggi. Semakin mampu
sebuah kedai kopi menghasilkan produk minuman yang digemari maka semakin
yang dapat dilihat dari hasil produksi tenaga kerja yang diarahkan. Dalam
pengertian lain, pengalaman kerja SDM juga dapat diperoleh dengan melewati
masa kerja SDM yang telah dilakui disuatu tempat kerja. Pengalaman kerja
Pengalaman kerja tidak hanya menyangkut jumlah masa kerja, tetapi lebih
dari juga memperhitungkan jenis pekerjaan yang pernah atau sering dihadapi.
banyak kedai kopi di Kota Semarang. Sehingga penulis tertarik meneliti kinerja
SDM di Kopi Janji Jiwa Semarang, sebagai salah satu kedai kopi representative di
kawasan jalan Erlangga Raya Kota Semarang. Kedai kopi yang memiliki lokasi
pasar yang cukup luas. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui pengaruh
Jiwa Semarang.
kepada kedai kopi sebagai pemilik usaha, tetapi juga para pekerjanya.
2. Kondisi kedai kopi belum mencapai skala produksi yang maksimal salah
Mengingat luasnya ruang lingkup masalah tentang kedai kopi maka dalam
2. Bagi peneliti
3. Bagi Akademisi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
a. Pengertian Kinerja
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
hasil dari proses pekerjaan tertentu secara berencana pada waktu dan
11
12
secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
kepadanya.
berikut ini:
2) Otoritas (wewenang)
13
3) Disiplin
4) Inisiatif
dilihat dari faktor internal dan faktor eksternal, yang dijelaskan sebagai
berikut :
kemampuannya.
merealisasi tujuannya.
diprogramkan.
d. Indikator Kinerja
1) Ketepatan Waktu
2) Deskripsi Pekerjaan
masalah yang relevan serta memiliki sikap kerja yang positif di tempat
kerja.
5) Efek Kinerja
a) Pencapaian target
sesuai dengan arahan dari tarrget. Maka pada saat itu, energi positif
b) Loyalitas pegawai
d) Promosi
promosi pegawai.
e) Berperilaku Positif
f) Peningkatan Organisasi
peningkatan organisasi.
2.1.2 Pengetahuan
yang bersifat ilmiah, sosial maupun perseorangan (The Liang Gie, 1987: 66).
disama artikan dengan aspek kognitif. Secara garis besar aspek kognitif dapat
komunikasi.
formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya
19
aspek positif dari obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin
a. Indikator Pengetahuan
a) Kehadiran
2.1.3 Kemampuan
melakukan tugas atau pekerjaan sehingga menghasilkan barang dan jasa sesuai
yang diharuskan dan atas dasar ketentuan yang ada. Hal ini menunjukkan
1. Indikator Kemampuan
2) Pengalaman
atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugas-tugas
termasuk bahwa pengalaman berasal dari satu set interaksi antara pelanggan
dan spiritual) (Gentile et al., 2007). Definisi kedua dan yang terkait adalah
dengan perwakilan dari produk, jasa atau merek sebuah perusahaan dan
dengan produk atau tidak langsung bila produk disajikan secara virtual atau
emosi menentukan hasil ketika melakukan pembelian dan suasana hati positif
konsumsi dan fase purna jual dari pengalaman, serta mungkin melibatkan
Setelah melalui kajian teori maka kerangka pikir dalam pnelitian ini
Pengetahuan (X1)
Ketepatan Waktu
Deskripsi Pekerjaan
Kuantitas Seseorang
Kualitas
Pengalaman (X3)
Penguasaan terhadap
pekerjaan dan peralatan
dan pengalaman secara simultan terhadap kinerja SDM di Kopi Janji Jiwa
Semarang
27
BAB III
METODE PENELITIAN
antara dua variabel atau lebih. Pendekatan penelitian yang di gunakan adalah
asosiatif yang bersifat menanyakan hubungan antar dua variabel atau lebih.
(Sugiyono,2012)
27
28
Semarang. Penelitian dilakukan dalam kurun waktu tiga bulan mulai bulan
November 202
1. Dokumentasi
adalah informasi yang berasal dari catatan penting baik dari lembaga atau
tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
(Bakhtiar,2007)
pengukuran yang digunakan dalam instrument ini dalah skala likert. Skala
yang berarti nilai peringkat setiap jawaban atau tanggapan itu dijumlahkan
peringkat 5 angka.
Setuju, skor :4
1. Populasi
dikaji. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja
2. Sampel
populasi. Selanjutnya jika subjeknya besar dapat diambil antara 10-15%, atau
20-25% atau lebih, sehingga jumlah sampel ditentukan sebanyak 10% dari
jumlah populasi yakni 40 orang sampel, sehingga dalam penelitian ini jumlah
Jenis dan sumber data dalam penelitian dibagi menjadi dua, yaitu :
responden. Sumber
31
a. Data primer,
obyek yang akan diteliti dalam hal ini pembeli di Kopi Janji Jiwa
Semarang.
b. Data sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau
melalui media perantara. Misalnya data yang diperoleh dari arsip bagian
Janji Jiwa Semarang. Selain itu juga diperoleh dari penelitian terdahulu,
ini.
1. Uji Validitas
tepat atau tidak. Kriteria pengajuan suatu butir dikatakan valid apabila
koefisien korelasi rxy berharga positif dan sama atau lebih besar dari r
tabel dengan taraf signifikasi 5%, jika koefisien lebih kecil dari harga r
2. Uji Reliabilitas
Instrumen yang baik selain valid juga harus reliabel, artinya dapat
“instrumen dapat dikatakan reliabel jika memberikan hasil yang tepat atau
ajeg walaupun oleh siapa dan kapan saja”. Suatu instrumen dikatakan
reliabel atau dapat dipercaya apabila pada taraf signifikansi 5% harga r11
a. Uji Normalitas
b. Uji Linieritas
hubungan dikatakan linier jika harga “p beda” sama atau lebih besar dari
0,05.
4. Pengujian Hipotesis
kontrol). Karena variabel yang diteliti adalah data interval maka teknik
N XY ( X )( Y )
rxy
N X 2
( X ) 2 N Y 2 ( Y ) 2
Keterangan:
N = jumlah sampel
∑Y = jumlah produk Y
2
∑X 1 = jumlah produk kuadrat X
34
ditolak.
dependen
35
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Thamrin dan Francis Tantri. 2013. Manajemen Pemasaran. cet. II.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Maria.2016. Kualitas Produk, Desain Produk, Harga Produk, Dan Merek Produk
Terhadap Perilaku Pembelian Konsumen Sepatu Olahraga Basket Nike.
Skripsi
Peter, J. Paul dan Jerry C Olson. 2002. Perilaku Konsumen Dan Strategi
Pemasarann. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.
Setiadi, Nugroho, SE., MM., 2003, ”Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi
untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran”. Jakarta: Kencana