Anda di halaman 1dari 1

Nama : Alfidatul Falah Dinar

NIM : 17803241006
Pendidikan Akuntansi A 2017

Pengaruh MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) terhadap Perkembangan UMKM


di Indonesia
Sejak bulan Januari 2016 ASEAN resmi membuka pasar bebas yang dikenal dengan
sebutan MEA (Masyarakat Ekonomi Asia) atau ASEAN Economic Community. Pembukaan
pasar bebas ini berarti setiap barang dan jasa akan bebas keluar masuk antar negara di
ASEAN. Tujuan utamanya adalah untuk menciptakan pasar tunggal berbasis produksi
berdaya saing tinggi, makmur dan lebih stabil dengan integritas regulasi perdagangan yang
mumpuni. Hal ini juga mengindikasikan kebebasan pelaku usaha untuk melakukan investasi,
penambahan fasilitas serta bersaing lebih luas lagi, bukan hanya di dalam kancah nasional
tetapi juga regional ASEAN. Dan juga diharapkan mampu mewujudkan pembangunan
integrasi ekonomi untuk bisa mengurangi biaya transaksi perdagangan dan peningkatan
fasilitas bisnis serta daya saing ekonomi UMKM.

Bagi UMKM di Indonesia, keberadaan MEA bisa dijadikan salah satu momentum
untuk meningkatkan kualitas barang dan pelayanan jasa yang diberikan. Karena secara
langsung akan dihadapkan dengan pasar yang lebih luas dari sebelumnya, bukan hanya
berkisar di lingkungan sekitarnya tetapi juga bisa sampai ke negara-negara lain ASEAN.
Selain itu, MEA bisa memunculkan pemangkasan anggaran distribusi yang pasti sangat
membantu penyebaran barang lebih cepat dan murah. MEA juga dapat membantu proses
produksi lebih murah karena bahan baku dan mesin produksi lebih mudah didapatkan
meskipun itu dari negara lain sekalipun. Disamping itu, peluang untuk menjadi wirausaha
baru sangat tinggi karena MEA bisa memberikan relasi bisnis yang lebih luas tetapi dengan
syarat si calon pengusaha berani mengambil resiko serta memunculkan ide-ide produk yang
menarik.

Namun jika UMKM Indonesia tidak melakukan persiapan sejak dini dan tidak tepat
dalam melakukan penanganan bisa jadi justru memperburuk ekonomi Indonesia. Meski kecil
kemungkinannya tetapi tidak menutup kemungkinan untuk itu. Tentunya karena ada bangsa
yang selalu diuntungkan karena MEA ini. Sebagai contoh, kebutuhan tenaga trampil industri
perminyakan di Indonesia sangat besar, namun SDM negeri ini yang menguasai minyak
cukup terbatas. Alhasil bangsa asing akan masuk ke Indonesia untuk memenuhi kekosongan
lapangan pekerjaan itu. Hukum rimba akan bersaing, siapa yang berkompeten, dialah yang
akan diambil. Selain itu juga industri-industri kecil yang memiliki daya saing lemah akan
semakin tergeser karena semakin banyaknya produk dengan jenis sama yang lebih murah
dari luar negeri. Contoh kasusnya adalah produk alat tulis dari China untuk kegunaan yang
sama harga yang ditawarkan bisa 2-5 kali lebih murah jika di Indonesia.

Sehingga, jika MEA ditanggapi dengan benar dan dengan langkah yang tepat, tentu
bisa menjadi batu loncatan yang baik untuk perekonomian di Indonesia. Dan apabila UMKM
bisa terus menempa dirinya menjadi lebih baik dalam hal kapasitas dan strategi bisnis, tentu
keberhasilan bisa diraih lebih mudah. UMKM juga disinyalir mampu bertahan dalam kondisi
perekonomian terburuk sekalipun karena UMKM tidak mengandalkan banyak modal serta
tenaga kerja. Selain itu meski berada dalam kondisi inflasi pun UMKM akan tetap mampu
bertahan karena tidak banyak mempengaruhi sistem kerja bisnis UMKM.

Anda mungkin juga menyukai