Anda di halaman 1dari 27

SISTEM PEMROSESAN TRANSAKSI

NAMA MAHASISWA : AZWANSYAH HABIBIE


DOSEN PENGAMPU : Dr. Jufri Darma, SE., M.Si., Ak., CA
MATA KULIAH : Sistem Pemrosesan Transaksi

PROGRAM DOKTOR EKONOMI SYARIAH


PASCASARJANA UINSU
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih lagi Maha Panyayang, yang telah melimpahkan rahmat, karunia serta
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Sistem Pemrosesan
Transaksi.
Makalah ini saya susun dengan tujuan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Sistem Pemrosesan Transaksi, untuk itu saya selaku penyusun sangat
berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
penyusunan makalah ini. Terutama kepada Dosen mata kuliah Sistem Pemrosesan
Transaksi Bapak Dr. Jufri Darma, SE., M.Si., Ak., CA yang telah memberikan
bimbingannya sehingga makalah ini dapat saya selesaikan tepat pada waktunya.
Selaku penyusun saya sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya menerima segala masukan dan kritik yang
bersifat membangun sehingga saya bisa melakukan perbaikan makalah ini
menjadi makalah yang baik dan benar. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak, terutama bagi saya selaku penyusun.
 

Medan, 27 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................
.............................................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................
.............................................................................................................................................ii
BAB I: PENDAHULUAN.................................................................................................
.............................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................
.........................................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................
.........................................................................................................................................2
1.3 Tujuan Masalah.........................................................................................................
.........................................................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN..................................................................................................
.............................................................................................................................................3
2.1 Pengertian Sistem Pemrosesan Transaksi.................................................................
...................................................................................................................................3
2.2 Siklus pengolahan transaksi......................................................................................
...................................................................................................................................4
2.3 Karakteristik dan tugas sistem pemprosesan transaksi.............................................
...................................................................................................................................6
2.4 Konsep dasar, teknik, dan komponen dari sistem pemprosesan transaksi................
...................................................................................................................................7
2.5 Siklus pemrosesan transaksi.....................................................................................
...................................................................................................................................11
2.6 Peranan sistem pemprosesan transaksi terhadap online banking..............................
...................................................................................................................................15
BAB III: KESIMPULAN..................................................................................................
.............................................................................................................................................20

ii
3.1 Kesimpulan...............................................................................................................
.........................................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

.............................................................................................................................................23

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem pemrosesan transaksi merupakan subsistem input yang


mempunyai peranan penting dalam aktivitas organisasi dengan cara
mengumpulkan data dari sumber– sumber baik dari dalam maupun dari luar
lingkungan perusahaan, dan mentransformasikannya ke dalam database.

Sistem pemrosesan transaksi sangat penting karena merupakan dasar


sistem bisnis yang melayani level operasional dalam organisasi. Output dari
sistem ini akan menjadi input bagi sistem-sistem yang berada pada level
manajemen dan level strategis. Setiap proses bisnis dimulai dari saksi,
sehingga sistem pemrosesan transaksi yang ditempatkan oleh suatu
perusahaan akan mempengaruhi proses bisnis yang dijalankan.

Sistem pemrosesan transaksi adalah sistem sistem yang menjadi pintu


utama dalam pengumpulan dan pengolahan data pada suatu organisasi. Sistem
pemrosesan transaksi hampir selalu dimiliki oleh suatu perusahaan, organisasi,
instansi pemerintah karena di dalam suatu perusahaan atau organisasi, transaksi
selalu terjadi dan setiap transaksi yang terjadi harus dicatat.

Sistem pemrosesan transaksi hampir selalu dimiliki oleh suatu perusahaan,


organisasi, instansi pemerintah karena di dalam suatu perusahaan atau organisasi,
transaksi selalu terjadi dan setiap transaksi yang terjadi harus dicatat. Jika
organisasi telah memiliki Sistem Pengolahan Transaksi atau TPS (Transaction
Processing Systems) yang baik, maka organisasi ini juga telah memiliki basis data
yang berisi dengan transaksi-transaksi bisnis yang telah direkam oleh TPS
tersebut. Sistem pemrosesan transaksi akan memproses data yang menguraikan
operasi perusahaan sehari-hari. Pemrosesan ini akan menghasilkan suatu basis
data yang digunakan oleh sistem-sistem lain di dalam perusahaan. Sistem

1
pemrosesan transaksi sebuah perusahaan yang bergerak di bidang distribusi
memproses pesanan pelanggan, memesan penggantian persediaan, dan
memelihara buku besar.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka yang menjadi permasalahan dalam

makalah ini antara lain :

1. Apa pengertian sistem pemprosesan transaksi?


2. Bagaimana siklus pengolahan transaksi?
3. Apa saja karakteristik dan tugas sistem pemprosesan transaksi?
4. Bagaimana konsep dasar, teknik, dan komponen dari sistem pemprosesan
transaksi?
5. Bagaimana siklus pemrosesan transaksi?
6. Bagaimana peranan sistem pemprosesan transaksi terhadap online banking?

1.3 Tujuan Masalah

Tujuan yang ingin dicapai dalam makalah ini antara lain :

1. Untuk mengetahui pengertian sistem pemprosesan transaksi.


2. Untuk mengetahui siklus pengolahan transaksi.
3. Untuk mengetahui karakteristik dan tugas sistem pemprosesan transaksi.
4. Untuk mengetahui konsep dasar, teknik, dan komponen dari sistem
pemprosesan transaksi.
5. Untuk mengetahui siklus pemrosesan transaksi.
6. Untuk mengetahui peranan sistem pemprosesan transaksi terhadap online
banking.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Sistem Pemrosesan Transaksi

Menurut Hanif al Fatta (2007:12), sistem pemrosesan transaksi

(transaction processing system-TPS) adalah sistem informasi terkomputerisasi

yang dikembangkan untuk memproses sejumlah besar data transaksi bisnis rutin

untuk menghasilkan informasi keuangan.

Sistem pemrosesan transaksi (TPS) adalah sistem bisnis dasar yang

melayani tingkat operasional organisasi. Sistem pemrosesan transaksi adalah

sistem komputerisasi yang melakukan dan mencatat transaksi rutin harian yang

diperlukan untuk menjalankan bisnis (Srinivas & DBA, 2012).

Sistem pemrosesan transaksi berupa teknologi informasi dapat bermanfaat

agar pemrosesan data transaksi dapat dilakukan dengan lebih cepat dan secara

akurat untuk mendapatkan informasi berkualitas untuk pengambilan keputusan

operasional (Yuhelmi, dkk, 2020).

Transaction Processing System (TPS) adalah sistem yang berinteraksi

langsung dengan sumber data (misalnya pelanggan) adalah sistem pengolahan

transaksi, dimana data transaksi sehari-hari yang mendukung operasional

organisasi dilakukan (Ristyawan, 2018).

Berdasarkan pengertian diatas, sistem pemrosesan transaksi adalah suatu

sistem informasi yang terkomputerisasi yang mencatat transaksi rutin harian untuk

3
menunjang siklus aktivitas bisnis perusahaan dan untuk menghasilkan informasi

keuangan (Hanif, 2007; Srinivas & DBA, 2012; Yuhelmi, dkk, 2020).

2.2. Siklus Pengolahan Transaksi

Sistem pengolahan transaksi (SPT) memproses data yang berasal dari

kejadian atau peristiwa ekonomi sebagai akibat dari operasi atau aktivitas internal

perusahaan dan sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan pihak luar

menjadi informasi keuangan/informasi akuntansi keuangan yang berguna bagi

manajemen ditingkat operasional dan pihak lain.

Sistem pengolahan transaksi merupakan prosedur atau urut-urutan

subsistem pengolahan transaksi untuk menunjang siklus transaksi dalam aktivitas

bisnis perusahaan atau siklus aktivitas bisnis perusahaan, sehingga anda dapat

mengatakan bahwa siklus aktivitas bisnis perusahaan direpresentasikan oleh

siklus/sistem pengolahan transaksi (Susanto, 2008).

Didalam siklus aktivitas atau transaksi bisnis perusahaan terdapat aktivitas

atau transaksi investasi modal, pengadaan, konversi, dan penjualan.

investasi
modal
Investasi
Modal

Penjuala
n

Pengadaan

Konversi

Gambar 2.1

4
Siklus Aktivitas Bisnis Perusahaan
a. Investasi Modal
Siklus aktivitas bisnis dimulai saat modal di investasikan ke dalam
perusahaan. Standar akuntansi keuangan (SAK) mengakui perusahaan
sebagai suatu entitas yang terpisah dengan pemberi modal. Pemberi modal
mungkin pemilik perusahaan atau kreditur. Bila pemberi modal
merupakan pemilik perusahaan maka investasi yang ditanam tersebut
merupakan kekayaan yang menjadi hak pemilik. Bila modal berasal dari
kreditur maka investasi yang ditanamkan merupakan hutang (kewajban)
jangka pendek atau jangka panjang.
Aktivitas investasi untuk memberi modal perusahaan melibatkan dua
aktivitas ekonomi (transaksi akuntansi) utama yaitu menambah jumlah
modal dan menggunakan modal tersebut untuk membeli aktiva produktif.
b. Pengadaan
Komponen ke dua dala, siklus aktivitas bisnis adalah pengadaan bahan aku
dan perlengakapan pendukung. Pengadaan ini dimaksudkan untuk
meningkatkan modal usaha. Cara pasti bagaimana mereka menggunakan
bukan merupakan hal penting disini. Mereka digunakan dengan cara yang
berbeda pada perusahaan yang berbeda.
c. Konversi
Tahap selanjutnya dalam aktivitas bisnis adalah konversi (produksi) dari
bahan baku menjadi barang atau jasa. Perusahaan menjual barang dan jasa
ini untuk meningkatkan modal. Perusahaan industry membeli persediaan
bahan baku, kemudian menggunakan bahan baku tersebut untuk membuat
sesuatu yang berbeda dari aslinya dengan menggunakan tenaga kerja dan
biaya tidak langsung.
Perusahaan jasa merubah permintaan pelayanan menjadi pelayanan
dengan bantuan sumber daya manusia. Sedangkan perusahaan dagang
(eceran atau grosir) membeli persediaan barang, mengepaknya kembali
dan memasarkannya. Semua jenis perusahaan yang disebutkan diatas

5
menggunakan persediaan dan perlengkapan dalam proses konversi
mereka.
d. Penjualan
Komponen akhir dalam siklus bisnis adalah penjualan barang dan jasa
yang merupakan output dari proses konversi. Ketika penjualan ini
menghasilkan laba maka modal yang diinvestasikan kedalam perusahaan
meningkat. Adanya kelebihan kas dapat digunakan untuk investasi
kembali atau untuk membayar sumber modal dalam bentuk dividen atau
bunga. Dengan memberi pemberi modal tambahan modal, komponen
penjualan melengkapi (mengakhiri) siklus aktivitas bisnis perusahaan.

2.3. Karakteristik dan Tugas Pokok dari Sistem Pemrosesan Transaksi


2.3.1. Karakteristik Sistem Pemrosesan Transaksi
Sistem pemrosesan transaksi memiliki karakteristik sebagai berikut
(Ghaebi, 2016):
a. Input: transaksi atau acara.
b. Proses: menambah, memperbarui, menyortir, dan mendaftar.
c. Keluaran: laporan rinci; daftar; ringkasan.
d. Pengguna: personel operasional, supervisor.
2.3.2. Tugas Pokok dari Sistem Pemprosesan Transaksi
1. Pengumpulan Data
Setiap organisasi yang berinteraksi langsung dengan lingkungannya
dalam penyediaan jasa dan produk, pasti memerlukan sistem yang
mengumpulkan data transaksi yang bersumber dari lingkungan.
2. Manipulasi Data
Data transaksi yang dikumpulkan biasanya diolah terlebih dahulu
sebelum disajikan sebagai informasi untuk keperluan bagian-bagian
dalam organisasi atau menjadi bahan masukan sistem informasi yang
lebih tinggi. Beberapa tugas manipulasi data adalah sebagai berikut:
a. Klasifikasi: data dikelompokkan menurut kategori tertentu, misalnya
menurut jenis kelamin, menurut agama, menurut golongan, dsb.

6
b. Sortir: data diurutkan menurut urutan tertentu agar lebih mudah dalam
pencarian data, misalnya di sortir menurut abjad nama, atau menurut
nomer induk, dsb.
c. Perhitungan: melakukan operasi aritmetika terhadap elemen data tertentu,
misalnya, menjumlahkan penerimaan dan pengeluaran setiap hari, atau
menghitung jumlah hutang pelanggan, dsb.
d. Pengikhtisaran: melakukan peringkasan data (summary) seperti sintesa
data menjadi total, sub-total, rata-rata, dsb.
3. Penyimpanan data
Data transaksi harus di simpan dan dipelihara sehingga selalu siap
memenuhi kebutuhan para pengguna.
4. Penyiapan dokumen
Beberapa dokumen laporan harus disiapkan untuk memenuhi keperluan
unit-unit kerja dalam organisasi.

2.4. Konsep Dasar, Teknik, Dan Komponen Sistem Pemroses Transaksi


2.4.1. Konsep Dasar Sistem Pemprosesan Transaksi
Sistem pemprosesan transaksi merupakan subsistem input yang
mempunyai peranan penting dalam aktivitas organisasi dengan cara
mengumpulkan data dari sumber– sumber baik dari dalam maupun dari luar
lingkungan perusahaan, dan mentransformasikannya kedalam database.
Transaction Processing System (TPS) adalah sistem informasi yang
terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data-data dalam
jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi.
TPS menghapus rasa bosan saat melakukan transaksi operasional sekaligus
mengurangi waktu, meskipun orang masih harus memasukkan data ke
sistem komkputer secara manual. Sistem pemrosesan transaksi sangat penting
karena merupakan dasar sistem bisnis yang melayani level operasional dalam
organisasi. Output dari sistem ini akan menjadi input bagi sistem-sistem
yang berada pada level manajemen dan level strategis. Setiap proses bisnis

7
dimulai dari saksi, sehingga sistem pemrosesan transaksi yang ditempatkan
oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi proses bisnis yang dijalankan.
2.4.2. Teknik Pemrosesan Transaksi
a. Pemprosesan Tumpuk (Batch Processing)
Data ditumpuk dulu dalam rentang waktu tertentu, baru kemudian diproses,
misalnya data dikumpulkan antara jam 8:00 sampai dengan jam 12:00,
kemudian diproses mulai jam 14:00 sampai dengan jam 17:00.
b. Pemprosesan Seketika (Online Processing)
Data yang diperoleh dari sumber data langsung diproses pada saat diterima,
yang mungkin terjadi adalah antrian data untuk menunggu giliran, misalnya
pemrosesan yang dilakukan pada saat melakukan transaksi online di depan
teller bank.
c. Real Time Processing
Pemprosesan suatu data tidak boleh ditunda karena waktu yang samgat kritis,
penundaan pengolahan data dapat mengakibatkan sesuatu yang fatal.
Misalnya pengolahan data hasil pemantauan aktivitas gunung berapi.
d. Pemprosesan Hibrid (Inline)
Merupakan perpaduan antara batch dan online. Misalnya pengolahan
transaksi di supermarket, dimana transaksi penjualan melalui POS (point of
sale) langsung dilakukan (online), tetapi pengolahan lebih lanjut tentang
persediaan barang dilakukan setiap jan 10:00 malam.
Selain itu seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan
teknologi internet maka dilahirkan sistem client-server yang populer dengan nama
On Line Transaction Processing (OLTP). Prosedur pengolahan mirip dengan
online-processing, perbedaan-nya adalah pada teknologi jaringan. Online
processing menggunakan arsitektur jaringan terpusat (host-based) sementara
OLTP menggunakan arsitektur client/server. Perkembangan dari OLTP
melahirkan Customer Integrated System (CIS) yaitu sistem OLTP dimana
user/pengguna melakukan sendiri transaksinya secara online, misalnya sistem
mesin ATM (automatic teller machine), atau e-commerce (perdagangan lewat
fasilitas elektronik.

8
2.4.3. Komponen-Komponen Pembangun Pemprosesan Transaksi  
Pemprosesan transaksi terjadi dalam suatu proses. Proses ini yang dikenal
sebagai siklus akunting. Siklus accounting membutuhkan beragam komponen
pembangun. Komponen-komponen ini meliputi dokumen sumber, jurnal dan
register, lejer dan arsip (file) laporan dan keluaran-keluaran lain, bagan rekening
dan kode-kode lain, rangkaian audit, metode dan alat-alat pemrosesan, serta
pengendalian.
A. Dokumen Sumber
Kebanyakan transaksi dicatat pada dokumen sumber, selain menyediakan
catatan-catatan tertulis dokumen sumber berfungsi :
1. Memicu mengotorisasi operasi fisik
Sebagai contoh surat pesanan penjualan meng-otorisasi pengiriman barang
dan gangguan kepada pelanggan.
2. Memantau arus fisik
Misalnya surat pesanan penjualan digunakan untuk memperlihatkan
pergerakan barang pesanan dari gudang ke tempat pengiriman.
3. Mencerminkan akuntabilitas atas tindakan yang diambil
Misalnya tagihan dari pemasok diparaf untuk memperlihatkan bahwa tagihan
ini sudah diperiksa kebenarannya.
4. Menjaga kemutakhiran dan kelengkapan basis data
Sebagai contoh copi faktur penjualan digunakan untuk memutakhirkan saldo
dalam catatan sediaan. Catatan pelanggan dan kemudian diarsipkan untuk
kepentingan riwayat penjualan.
5. Menyediakan data yang dibutuhkan untuk keluaran
Misalnya data dalam surat pesanan penjualan digunakan untuk menyiapkan
faktur penjualan dan ikhtiar penjualan.

B. Jurnal dan Register


Jurnal dan register merupakan catatan accounting yang memuat data
dalam urutan kronologis. Jurnal merupakan catatan accounting formal awal dalam
sistem manual. Mengikhtiarkan data transaksi dalam satu keuangan. Register

9
berfungsi sebagai pengganti jurnal atau catatan kronologis atau buku harian untuk
data atau peristiwa yang tidak bersifat keuangan.
C. Buku Besar dan Arsip
Buku besar (ledger) mengikhtiarkan status perkiraan dalam satuan
keuangan. Nilai transaksi yang muncul dalam jurnal dipindahkan atau diposkan ke
pos perkiraan yang sesuai. Melalui proses posting ini status setiap perkiraan yang
terpengaruh dimutakhirkan dengan menaikkan atau menurunkan saldo perkiraan
sebesar nilai transaksi. Jadi, jika jurnal menekankan pada kegiatan transaksi, buku
besar menekankan pada status perkiraan.
D. Laporan dan Dokumen
Berbagai laporan umumnya dihasilkan dari pemrosesan transaksi. Salah
satu jenis keluaran laporan dikenal sebagai laporan keuangan. Sejumlah besar
dokumen operasional juga dihasilkan oleh sistem pemrosesan transaksi. Beberapa
dari dokumen ini dihasilkan untuk memicu tindakan. Dokumen lain dihasilkan
untuk mencatat tindakan-tindakan yang telah diselesaikan. Dokumen operasional
tertentu yang disiapkan oleh sistem pemrosesan transaksi perusahaan menjadi
masukan dokumen sumber untuk pemrosesan lebih lanjut.
E. Bagian Perkiraan dan Kode Lainnya
Transaksi accounting harus diklasifikasikan dan dikodekan sebelum
diposkan ke dalam buku besar. Bagan perkiraan merupakan daftar berkode dari
perkiraan-perkiraan yang termuat dalam buku besar umum perusahaan. Pada
dasarnya, ini merupakan struktur data keuangan perusahaan. Bagan perkiraan ini
bukan saja memungkinkan pengklasifikasian dan pengkodean data transaksi
melainkan juga menyediakan elemen-elemen data rinci untuk menyusun dan
menyajikan informasi dalam laporan keuangan.
F. Rangkaian Audit
Rangkaian audit adalah seperangkat mata rantai yang dibentuk oleh
elemen-elemen pemrosesan transaksi pokok. Rangkaian audit merupakan alat
untuk melakukan penelusuran dari dokumen-dokumen sumber melalui jurnal dan
buku besar sampai ke total ikhtisar dalam laporan keuangan atau keluaran

10
keuangan lainnya, dan sebaliknya. Disamping membantu audit sistem pemrosesan
transaksi. Rangkaian audit memungkinkan :
a) Koreksi kesalahan yang terdeteksi
b) Menjawab pertanyaan
c) Rekonstruksi arsip
G. Tindakan Pengendalian dan Pengamanan
Pemrosesan transaksi yang baik menuntut adanya berbagai tindakan
pengendalian dan pengamanan. Contoh pengendalian yang telah dijelaskan
meliputi bagan perkiraan, perkiraan pengendali, rangkaian audit, dan metode
pemrosesan sekali tulis. Pengendalian seperti itu harus didukung dengan
dokumentasi yang memadai, meliputi : (1) manual prosedur, dan (2) uraian
tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka yang terlibat dalam pemrosesan
transaksi.

2.5. Siklus Pemrosesan Transaksi


Sebelum transaksi diproses, kita terlebih dahulu harus mengidentifikasikan
data-data transaksi yang dibutuhkan dalam suatu laporan keuangan. Kita tidak
perlu mengumpulkan transaksi yang tidak dibutuhkan oleh suatu laporan
keuangan. Jadi kesimpulannya kita memulai pemrosesan suatu transaksi akuntansi
harus diawali mulai dari atas bukan dari bawah (laporan keuangan). Dimulai dari
desain laporan keuangan, kemudian pembuatan bagan rekening, setelah itu
diidentifikasikan berdasarkan siklus transaksi, dan yang terakhir baru dibuat ayat
jurnalnya. 

a. Bagan Rekening
Daftar yang menguraikan semua rekening yang digunakan dalam
pembuatan laporan keuangan. Kegiatan pembuatan bagan arus tersebut
tidak terlepas dari kegiatan pengkodean.
b. Pengkodean
Untuk membantu dalam pengumpulan maupun pemrosesan transaksi
biasanya diberi suatu kode. Dimana kode adalah suatu kerangka yang
menggunakan huruf atau angka (atau kombinasi keduanya) untuk

11
memberikan tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat
(bagan rekening).
1) Tujuan Pengkodean
a.    Mengidentifikasi data akuntansi secara unik
b.    Meringkas data
c.    Mengklasifikasikan rekening/transaksi
d.    Menyampaikan makna tertentu
2) Metode Pengkodean
Kode angka atau huruf berurutan. Dalam metode ini tiap rekening
diberi kode angka atau huruf secara berurutan.

Sistem pemrosesan transaksi menggunakan siklus lima langkah yang


terdiri dari entri data, pemrosesan transaksi, pemeliharaan database, pembuatan
dokumen dan laporan, serta aktivitas pemrosesan permintaan, seperti di
ilustrasikan ganbar dibawah ini:
1 2 4

Pemprosesan
Entri Data Transaksi: Pembuatan
Dokumen
- Batch dan
- Online/Real-
time

5
Pemprosesa
n
Permintaan
Pemeliharaan
Database
3

Gambar 2.2
Siklus Pemprosesan Transaksi

12
a. Entri Data
Langkah pertama dari siklus pemprosesan transaksi adalah penangkapan
data bisnis. Suatu data sebelum di proses harus di entri terlebih dahulu, data-
data transaksi tersebut dapat ditangkap melalui situs web e-commerce di
internet. Pencatatan dan pengeditan data yang memadai agar data dapat
dengan cepat dan benar ditangkap untuk pemrosesan.
b. Pemprosesan Transaksi
Selanjutnya setelah data di masukkan maka data tersebut akan diproses.
Sistem pemprosesan transaksi memproses data melalui dua cara dasar: (1)
pemprosesan batch, yang mengakumulasi data transaksi sepanjang waktu dan
proses secara periodik, serta (2) pemprosesan real-time (juga disebut sebagai
pemrosesan online), yang memproses data segera setelah terjadinya transaksi.
Semua sistem pemprosesan transaksi online menggabungkan kemampuan
pemprosesan real-time. Banyak sistem online juga bergantung pada
kemampuan toleransi kesalahan (fault tolerant) sistem komputer yang dapat
terus berjalan walaupun sebagian dari sistem gagal.
c. Pemeliharaan Database
Database sebuah organisasi harus dipelihara oleh sistem pemprosesan
transaksinya agar mereka selalu benar dan baru. Oleh sebab itu, sistem
pemprosesan transaksi memperbarui database perusahaan milik organisasi
untuk mencerminkan berbagai perubahan hasil transaksi harian bisnis.
Contohnya, penjualan secara kredit yang diberikan ke pelanggan akan
membuat saldo rekening pelanggan naik dan jumlah persediaan di tangan
berkurang. Pemeliharaan database memastikan bahwa perubahan ini dan
perubahan lainnya dicerminkan dalam catatan data yang disimpan dalam
database perusahaan.
d. Pembuatan Dokumen Laporan
Sistem pemprosesan transaksi menghasilkan berbagai dokumen dan laporan.
Contoh dari dokumen transaksi meliputi pesanan pembelian, cek gaji, tanda
terima penjualan, faktur penjualan, dan laporan untuk pelanggan. Laporan
transaksi dapat berbentuk daftar transaksi seperti daftar penggajian, atau

13
laporan edit yang mendeskripsikan berbagai kesalahan yang dideteksi selama
pemrosesan.
e. Pemprosesan Permintaan
Banyak sistem pemprosesan transaksi memungkinkan kita untuk
menggunakan internet, intranet, ekstranet, dan penjelajah web atau bahasa
permintaan manajemen database untuk membuat permintaan serta menerima
respons yang berkaitan dengan hasil dan aktivitas pemprosesan transaksi.
Biasanya berbagai respons ditampilkan dalam berbagai format atau layar
yang telah di spesifikasi sebelumnya. Contohnya anda dapat memeriksa
status pesanan penjualan, saldo dalam sebuah rekening, atau jumlah barang
dalam persediaan serta menerima respon segera di PC anda.
Secara sederhana sistem pemrosesan transaksi bisa digambarkan seperti
gambar dibawah ini:

input pemprosesan Laporan dan


dokumen

Transaksi luar: Dokumen:


1) Penjualan tunai - Tagihan pelanggan
2) Penjualan kredit - Check gaji
3) Pembelian - Check pembayaran hutang
4) Pembayaran tunai - Check deviden dan lain-lain
Transaksi Internal: Laporan Operasi:
1) Kartu absen pegawai - Penggunaan bahan dan persediaan
2) Pesanan barang - Ringkasan penjualan
3) Penyusutan dan penyesuaian - Akuntansi tagihan kadaluarsa
4) Koreksi kesalahaan - Laporan keuangan

Gambar diatas menunjukan sistem pengolahan data yang tugas


utamanya memproses transaksi, khususnya pada tingkat operasional. Gambar
tersebut menunjukan berbagai input transaksi yang berasal dari 2 (dua) sumber,
yaitu: dari luar dan dalam organisasi. Dari luar organisasi artinya berasal dari:

14
pelanggan dan supplier. Setiap peristiwa internal yang dicatat oleh sistem
informasi dianggap sebagai transaksi internal, misalnya: pemakaian bahan
untuk pemrosesan, penyusutaan peralatan, perubahan alamat pegawai dan
lain-lain.

2.6. Peranan Sistem Pemrosesan Transaksi Terhadap Online Banking

Seiring dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,


teknologi informasi. Para pelaku (IT) mulai gencar memanfaatkan kemajuan
tersebut, untuk memudahkan mereka dalam segala urusan. Dunia bisnis sangat
kompetitif, banyak persaingan yang terus berkembang. Kreativitas, ketekunan,
dan pengetahuan lanjutan dibutuhkan untuk bersaing. Informasi teknologi
memainkan peran penting dalam sistem pemrosesan transaksi. Transaksi itu
sistem pemrosesan membantu operasi sehari-hari menjadi lebih mudah, lebih
cepat, lebih akurat dan memfasilitasi pelaporan waktu nyata (Trigo, Belfo, &
Estébanez, 2014).

Transaksi Pro-Cessing System (TPS) adalah kunci utama pengumpulan


dan pemrosesan data dalam sebuah bisnis organisasi (Al-tarawneh, 2015). Peran
penting TI dapat dibagi menjadi tiga; sebagai pemrakarsa, fasilitator dan enabler
(Chan, 2014). Sebagai pemrakarsa, TI bertindak sebagai agen perubahan; peran
fasilitator adalah didefinisikan sebagai fasilitas untuk memfasilitasi pekerjaan;
sedangkan peran enabler adalah menawarkan kemampuan atau membantu untuk
mencapai sesuatu. Kualitas data sangat diperlukan dalam proses pengawasan
keuangan oleh manajemen (O'Brien, 2015).

TPS memainkan peran penting dalam operasi sehari-hari perusahaan,


untuk pelanggan danpemasok untuk berinteraksi. Saat bertransaksi, TPS harus
bisa memberikan kepuasan buat pelanggan, seperti informasi harga, perubahan
harga, metode pembayaran, dan faktur. Selain itu pengelola juga dapat
berinteraksi dengan pemasok. Tapi untuk usaha kecil, com-Panies tidak
membutuhkan teknologi informasi untuk mendapatkan data yang akurat dalam
proses bisnis. Misalnya, jika pelanggan bertanya tentang produk yang mereka

15
inginkan di toko, staf penjualan bisatemukan di rak pajangan atau ruang
penyimpanan dalam beberapa detik dan berikan informasi tentang ketersediaan
barang untuk pelanggan. Di Arab Saudi, menerapkan sistem informasi
menggunakan teknologi membantu bisnis pengawasan, terutama untuk
memfasilitasi manajemen rantai pasokan antar supermarket dan pemasok
(Yuhelmi, dkk, 2020).

Proses transaksi online, atau OLTP , merujuk pada sistem yang


memfasilitasi dan mengatur aplikasi berorientasi pada transaksi, biasanya
untuk entri data dan media proses transaksi. Istilah ini terkadang dwimakna;
beberapa memahami sebuah “transaksi” dalam konteks komputer atau database
transaksi, sementara yang lain dalam menentukan persyaratan bisnis atau
transaksi komersial. OLTP juga telah digunakan untuk merujuk kepada
proses di mana sistem untuk segera merespon permintaan pengguna.

ATM untuk sebuah bank adalah contoh dari sebuah proses transaksi
aplikasi komersial. Termasuk aplikasi perbankan elektronik, pemrosesan
order, karyawan, sistem e-commerce, dan e-Trading. Salah satu pemrosesan
transaksi dengan sistem online adalah SMS-Banking yang tidak lain
merupakan bentuk perwujudan pertama kali dari Mobile Banking (m-
banking) dengan didasari prinsip Internet Banking, yakni merupakan salah
satu bentuk electronic channel yang memungkinkan nasabah mengakses bank
serta melakukan transaksi perbankan dalam hitungan menit kapanpun
waktunya dan dimanapun tempatnya dengan mengunakan perangkat telepon
seluler yang dimiliki seperti halnya melakukan transaksi di anjungan tunai
mandiri (ATM), namun tanpa layanan tansaksi penarikan uang tunai. Terdapat
beberapa pilihan untuk dapat melakukan transaksi melalui SMS-Banking yang
disesuaikan dengan kemampuan perangkat telepon seluler maupun SIM-Card
yang digunakan nasabah, diantaranya adalah:

a. Lewat SMS biasa, transaksi dilakukan melalui pesan SMS dengan kode
tertentu ke nomor khusus yang telah disediakan oleh bank.

16
b. Lewat menu SIM Toolkit, yakni menu sudah terimplementasi pada suatu
SIM-Card, misalnya: Satelindo@cces, M3Acces, Life in hand (Pro-XL),
Navigator64 (Telkomsel),
c. Lewat aplikasi Java, perangkat telepon seluler nasabah harus berteknologi
Java dan terlebih dahulu harus menginstal aplikasinya yang disediakan
oleh bank bertalian. Pengiriman transaksi dilakukan melalui SMS namun
tidak lagi diharuskan mengirim kode-kode tertentu.

Dari ketiga cara tersebut di atas, hanya cara pertama yang paling fleksibel
dan bisa digunakan oleh semua perangkat telepon seluler dan SIM-Card.
SMS-Banking mulai ramai dipergunakan di Indonesia sejak tahun 2001 seiring
dengan berkembang pemikiran para pengelola bank untuk memanjakan para
nasabah sehingga menawarkan berbagai upaya untuk mempermudah nasabah
melakukan transaksi, diantaranya adalah menawarkan layanan yang dapat
melakukan transaksi perbankan tanpa perlu menggeser posisi dan hanya
dengan memanfaatkan perangkat telepon seluler yang telah dimiliki.
Adapun terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh oleh para nasabah
pengguna layanan SMS-Banking Mandiri, yaitu:
1. Transaksi dapat dilakukan setiap waktu di setiap tempat selama perangkat
telepon seluler nasabah terkoneksi dengan jaringan operator telepon
seluler bertalian.
2. Tidak perlu antri di kantor Bank ataupun di ATM untuk melakukan
transaksi perbankan non-tunai, sehingga sangat menghemat waktu, biaya
dan tenaga.
3. Praktis (tidak perlu membawa uang tunai) dan terhindari dari risiko
kehilangan harta benda maupun nyawa karena membawa uang tunai untuk
keperluan transaksi pembayaran dalam jumlah besar
4. Tarif yang relatif terjangkau dan relatif mudah penggunaannya.
5. Mendapatkan SMS konfirmasi apabila saldo transaksi lebih dari satu juta
rupiah.

17
Selain manfaat yang diterima pengguna layanan SMS-Banking terdapat
beberapa risiko yang dapat dialami oleh seorang nasabah, yaitu:
1. Kecepatan data saat melakukan transaksi yang terbilang cukup lambat
terutama pada jam-jam sibuk maupun jam-jam dimana traffic-nya cukup
tinggi, misalnya pada saat server bank sedang melakukan proses tutup
buku.
2. Dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup suatu kegiatan usaha,
misalnya usaha penjualan pulsa elektronik prabayar.
3. Bahaya keamanan yang bersumber dari aspek non teknis ketika ada pihak
ketiga yang mengetahui nomor pin pengguna SMS-Banking. Pihak ketiga
tersebut dapat muncul dari operator telepon seluler maupun orang terdekat
nasabah sendiri.
4. Pemprosesan transaksi dijalankan dalam dua jenjang, yakni proses
transaksi di server milik operator dan proses transaksi di server milik bank.
Apabila salah satu server mengalami masalah / down maka akan terjadi
kesulitan dalam pembuktian mengenai adanya transaksi lewat telepon
seluler.
5. Tidak menutup kemungkinan keberadaan SMS-Banking Mandiri is not
user friendly bagi para nasabah berusia lanjut
Beberapa risiko layanan SMS-Banking tersebut dapat dieliminir, antara
lain dengan jalan:
a. Menggunakan layanan SMS-Banking secara hati-hati, tidak
disembarang tempat serta mengamankan dengan baik data-data pribadi
yang penting sehingga tidak diketahui oleh orang yang tidak berhak.
Pentingnya menjaga data-data pribadi dan bagaimana menjaganya.
b. Diupayakan tidak menggunakan layanan SMS-Banking di saat peak
hours bank maupun pada waktu dimana traffic cukup tinggi, misal di
saat-saat jam tutup kantor karena kemungkinan server bank sedang
melakukan proses tutup buku harian, pada jam-jam menjelang
pergantian bulan karena kemungkinan server bank sedang melakukan
proses tutup buku bulanan maupun tahunan

18
c. Melakukan pengecekan saldo sebelum maupun setelah melakukan
transaksi, selanjutnya bandingkan besar nilai transaksi dengan selisih
saldo pada pengecekan awal dengan saldo pada pengecekan akhir
d. Menerapkan digital signature untuk SMS yang ditujukan ke nomor
tertentu, yakni menggunakan kunci publik (dimiliki oleh bank) dan
kunci privat (dimiliki oleh nasabah) yang digunakan oleh perbankan
untuk melakukan verifikasi di awal transaksi.

19
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan

Sistem pemrosesan transaksi adalah suatu sistem informasi yang

terkomputerisasi yang mencatat transaksi rutin harian untuk menunjang siklus

aktivitas bisnis perusahaan dan untuk menghasilkan informasi keuangan. Sistem

pengolahan transaksi merupakan prosedur atau urut-urutan subsistem pengolahan

transaksi untuk menunjang siklus transaksi dalam aktivitas bisnis perusahaan atau

siklus aktivitas bisnis perusahaan, sehingga anda dapat mengatakan bahwa siklus

aktivitas bisnis perusahaan direpresentasikan oleh siklus/sistem pengolahan

transaksi.

Sistem pemrosesan transaksi memiliki karakteristik sebagai berikut:

a. Input: transaksi atau acara.


b. Proses: menambah, memperbarui, menyortir, dan mendaftar.
c. Keluaran: laporan rinci; daftar; ringkasan.
d. Pengguna: personel operasional, supervisor.
Tugas Pokok dari Sistem Pemprosesan Transaksi ialah pengumpulan data,
dan manipulasi data. Sistem pemrosesan transaksi sangat penting karena
merupakan dasar sistem bisnis yang melayani level operasional dalam organisasi.
Output dari sistem ini akan menjadi input bagi sistem-sistem yang berada
pada level manajemen dan level strategis. Setiap proses bisnis dimulai dari
saksi, sehingga sistem pemrosesan transaksi yang ditempatkan oleh suatu
perusahaan akan mempengaruhi proses bisnis yang dijalankan.
Teknik Pemrosesan Transaksi yaitu : Pemprosesan Tumpuk (Batch
Processing), Pemprosesan Seketika (Online Processing), Real Time Processing,
Pemprosesan Hibrid (Inline). Komponen-komponen pembangun pemrosesan

20
transaksi ini meliputi dokumen sumber, jurnal dan register, lejer dan arsip (file)
laporan dan keluaran-keluaran lain, bagan rekening dan kode-kode lain, rangkaian
audit, metode dan alat-alat pemrosesan, serta pengendalian.

TPS memainkan peran penting dalam operasi sehari-hari perusahaan,


untuk pelanggan dan pemasok untuk berinteraksi. Saat bertransaksi, TPS harus
bisa memberikan kepuasan buat pelanggan, seperti informasi harga, perubahan
harga, metode pembayaran, dan faktur. Selain itu pengelola juga dapat
berinteraksi dengan pemasok. Tapi untuk usaha kecil, com-Panies tidak
membutuhkan teknologi informasi untuk mendapatkan data yang akurat dalam
proses bisnis. Misalnya, jika pelanggan bertanya tentang produk yang mereka
inginkan di toko, staf penjualan bias temukan di rak pajangan atau ruang
penyimpanan dalam beberapa detik dan berikan informasi tentang ketersediaan
barang untuk pelanggan. Di Arab Saudi, menerapkan sistem informasi
menggunakan teknologi membantu bisnis pengawasan, terutama untuk
memfasilitasi manajemen rantai pasokan antar supermarket dan pemasok.

Proses transaksi online, atau OLTP, merujuk pada sistem yang


memfasilitasi dan mengatur aplikasi berorientasi pada transaksi, biasanya
untuk entri data dan media proses transaksi. Istilah ini terkadang dwimakna;
beberapa memahami sebuah “transaksi” dalam konteks komputer atau database
transaksi, sementara yang lain dalam menentukan persyaratan bisnis atau
transaksi komersial. OLTP juga telah digunakan untuk merujuk kepada
proses di mana sistem untuk segera merespon permintaan pengguna.

ATM untuk sebuah bank adalah contoh dari sebuah proses transaksi
aplikasi komersial. Termasuk aplikasi perbankan elektronik, pemrosesan
order, karyawan, sistem e-commerce, dan e-Trading. Salah satu pemrosesan
transaksi dengan sistem online adalah SMS-Banking yang tidak lain
merupakan bentuk perwujudan pertama kali dari Mobile Banking (m-
banking) dengan didasari prinsip Internet Banking, yakni merupakan salah
satu bentuk electronic channel yang memungkinkan nasabah mengakses bank

21
serta melakukan transaksi perbankan dalam hitungan menit kapanpun
waktunya dan dimanapun tempatnya dengan mengunakan perangkat telepon
seluler yang dimiliki seperti halnya melakukan transaksi di anjungan tunai
mandiri (ATM), namun tanpa layanan tansaksi penarikan uang tunai. Terdapat
beberapa pilihan untuk dapat melakukan transaksi melalui SMS-Banking yang
disesuaikan dengan kemampuan perangkat telepon seluler maupun SIM-Card
yang digunakan nasabah.

22
DAFTAR PUSTAKA

Al-tarawneh, WA (2015) 'Dampak Sistem Pemrosesan Transaksi dalam


Pembuatan Keputusan Operasional: Studi Kasus Komputerisasi Urusan
Karyawan Departemen Universitas Terapan Al-Balqa Al Karak, Jurnal
Ilmiah Eropa, 11 (9). hlm. 188-203.

Azhar Susanto,2008. Sistem informasi Akuntansi, Bandung , Lingga jaya.

Brien, TO (2015). "'Akuntansi" untuk kualitas data dalam sistem


perusahaan', Procedia-Ilmu Komputer . 64.pp 442-449.doi: 10.1016 /
j.procs.2015.08.539.

Chan, SL (2000) 'Teknologi Informasi dalam proses bisnis' Proses Bisnis Jurnal


Manajemen , 6 (3), hlm 224-237., Doi: 10.1108 / 146371500103254444.

Hanif Al Fatta. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Andi.


Yogyakarta.

Ristyawan, M. R. (2018). Pengaruh Transaction Processing System Aplikasi


Android Book Keeper Accounting Terhadap Decision Support System pada
UMKM di Kota Pontianak. Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis, 11(2),
47-56.

Srinivas, N. & DBA, SA-D., 2012. Sistem Informasi Manajemen dan


Dukungannya kepada Usaha Kecil dan Menengah Berkelanjutan. Jurnal
Internasional Bisnis dan Manajemen; Vol. 7, No. 19, hlm.125-131.

Trigo, A., Belfo, F. dan Perez, R. (2014) 'Sistem Informasi Akuntansi: The
Challenge of the Real-Time Reporting ', Procedia Tecnology , 16, hlm.
118-127. Doi: 10.1016 / j.protcy. 2014.10.075.

Yuhelmi, dkk. 2020. Optimization of the Use of Transaction Processing System in


Minimarkets. In 3rd International Research Conference on Economics and
Business. KnE Social Sciences. Page 66-80. DOI 10.18502/kss.v4i7.6843.

23

Anda mungkin juga menyukai