Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH EKONOMI MAKRO

PENENTUAN KEGIATAN EKONOMI


Dosen Pengampu: Reza Kurnia Sekedang S.E, M.Si

Disusun Oleh:
Andriani Ka Vina Rifai
210502165
Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini, saya juga berterimakasih kepada
Bapak Reza Kurnia Sekedang S.E, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Makro
yang telah memberikan tugas makalah ini.

Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah untuk memenuhi tugas yang telah
diberikan pada semester II tahun 2022, dengan judul “Penentuan Kegiatan Ekonomi”

Saya menyadari bahwa banyak kekurangan dalam pengerjaan makalah ini dikarenakan
terbatasnya pengetahuan yang saya miliki, untuk itu saya berharap adanya kritik dan saran yang
membangun agar dalam pengerjaan makalah yang selanjutnya dapat saya selesaikan dengan
lebih baik. Akhir kata saya ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI

BAB 1 ................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG MASALAH ........................................................................................ 4
B.PERUMUSAN MASALAH ........................................................................................................ 4
C. TUJUAN PENULISAN ............................................................................................................. 4
BAB 2 ................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 5
1.Pandangan Ahli mengenai Ekonomi Klasik .............................................................................. 5
2. Kritik Keynes terhadap Pandangan Klasik. ............................................................................. 7
3. Pendekatan Terkini dalam Penentuan Kegiatan Perekonomian ............................................ 9
4. Pendapatan Nasional ................................................................................................................ 11
BAB III .............................................................................................................................................. 14
PENUTUP ......................................................................................................................................... 14
a. Kesimpulan ............................................................................................................................ 14
b. Saran ...................................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 15
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Sejak dahulu para ahli ekonomi telah menyadari mengenai wujud masalah utama ekonomi
yang dihadapi di setiap perekonomian dan menyadari dampak buruk yang akan terjadi kepada
masyarakat apabila masalah itu benar-benar terjadi. Oleh sebab itu, para ekonom meneliti
penyebab timbulnya masalah tersebut , dan menganalisis peranan pemerintah dalam mengatasi
permasalahan ekonomi yang terjadi.contohnya pada tahun 1970-an terjadi permasalahan
ekonomi yang mengglobal, yaitu inflasi serius dalam keadaan tingkat pengangguran tinggi
yang menggemparkan seluruh dunia.

Perkembangan ekonomi hingga saat ini tidak terlepas dari perkembangan ekonomi yang telah
terjadi di masa lalu, seperti teori ekonomi klasik, teori ekonomi klasik ini sangat berpengaruh
terhadap lahirnya ekonomi modern, hal ini dipengaruhi oleh adanya teori yang dikemukakan
oleh para ahli.Kaum Klasik meyakini bahwa perekonomian yang berlandaskan pada
mekanisme pasar akan selalu mencapai keseimbangan, sehingga kegiatan produksi akan
menciptakan daya beli terhadap produk yang dihasilkan secara otomatis.Daya beli itu diperoleh
atas balas jasa untuk factor-faktor produksi seperti sewa, upah, dan balas jasa atas faktor
produksi lainnya.

B.PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pandangan ahli mengenai ekonomi klasik.
2. Bagaimana kritik Keynes terhadap pandangan klasik.
3. Bagaimana pendekatan terkini dalam penentuan kegiatan perekonomian.
4. Apa dan bagaimana pendapatan nasional.

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui pandangan ahli mengenai ekonomi klasik.
2. Untuk mengetahui kritik Keynes terhadap pandangan klasik.
3. Untuk mengetahui pendekatan terkini dalam penentuan kegiatan perekonomian.
4. Untuk mengetahui apa dan bagaimana pendapatan nasional.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pandangan Ahli mengenai Ekonomi Klasik
Menurut pendapat ahli ekonomi klasik, dalam suatu perekonomian yang diatur oleh mekanisme
pasar, tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercapai. Pandangan ini didasarkan
kepada keyakinan bahwa di dalam perekonomian tidak akan terdapat kekurangan
permintaan.Jika produsen menciptakan suatu produk baru atau meningkatkan produksi mereka,
maka akan selalu ada permintaan terhadap produk-produk itu dalam perekonomian.Dengan
kata lain, penawaran yang bertambah akan secara otomatis menciptakan pertambahan
permintaan.

Keyakinan ahli ekonomi klasik tersebut dilihat dari pandangan Jean Baptise Say (1967-1832).
seorang ahli ekonomi klasik dari Prancis. Ia mengatakan:”penawaran sendir yang menciptakan
permintaan terhadapnya” atau “supply creates its own demands”.Menurutnya , dalam setiap
perekonomian jarang sekali terjadi masalah kelebihan produksi.Mekanisme pasar akan
membuat penyesuaian sehingga akhirnya jumlah produksi akan turun di bagian-bagian yang
mengalami kelebihan produksi dan akan naik di bagian-bagian di mana permintaan terhadap
produksi mereka sangat berlebihan.

Namun, pada realitanya tetap ada masalah pengangguran yang cukup serius di berbagai negara,
keyakinan ahli ekonomi klasik tersebut masih tetap berkutat dan bertahan, sehingg John
Marynard Keynes mengemukakan berbagai kritiknya terhadap pandangan kaum Klasik dalan
tulisannya di Buku berjudul “The General Theory of Employment,Interest and Money”

Dalam buku tersebut, ia mengemukakan:

1. Berbagai kritik terhadap pandangan Klasik mengenai kemampuan mekanisme pasar


untuk selalu menciptakan penggunaan tenaga kerja penuh.
2. Menciptakan suatu teori baru yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang akan
menentukan tingkat kegiatan ekonomi dan tingkat pengangguran tenaga kerja. Teorinya
ini merupakan landasan utama dari analisis makro ekonomi yang ada pada saat ini.

Ada beberapa kegiatan ekonomi yang perlu diperhatikan, yaitu:

1.Corak kegiatan ekonomi subsisten, untuk menghasilkan barang dan jasa sektor perusahaan
harus menggunakan faktor produksi(upah, sewa, bunga, dan untung), dan sebagai penyedia
faktor-faktor produksi sektor rumah tangga juga merupakan konsumen dari barang dan jasa
yang diproduksi oleh sektor perusahaan.

2.Corak kegiatan ekonomi modern, penerima pendapatan akan menyisihkan pendapatan


mereka untuk ditabung, tabungan ini akan dipinjamkan kepada pengusaha dan mereka akan
menggunakan tabungan itu untuk investasi, yaitu melakukan pembelian barang-barang
modal.Investasi akan menambah jumlah barang-barang modal yang tersedia dan meninggikan
kemampuan perekonomian itu menghasilkan barang-barang kebutuhan masyarakat.
3.Penentuan suku bunga, ahli ekonomi klasik berkeyakinan bahwa perubahan yang dapat
dengan mudah berlaku ke atas suku bunga akan menjamin terciptanya kesamaan di antara
jumlah tabungan yang akan disediakan rumah tangga dan jumlah investasi yang akan dilakukan
oleh pengusaha.Semua itu terjadi karena suku bunga menentukan besarnya tabungan maupun
investasi yang akan dilakukan dalam perekonomian.Setiap perubahan dalam suku bunga akan
menyebabkan perubahan pula dalam tabungan rumah tangga dan permintaan dana untuk
investasi perusahaan. Perubahan dalam suku bunga akan terus menerus berlangsung sebelum
kesamaan di antara jumlah tabungan dengan jumlah permintaan dana investasi tercapai

4.Fleksibilita Upah dan Kegiatan Ekonomi,

Keyakinan ahli ekonomi Klasik bahwa pada umumnya perekonomian akan mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh didasarkan pula kepada satu keyakinan, yaitu:apabila
pengangguran terjadi, mekanisme pasar akan menciptakan penyesuaian-penyesuaian di dalam
pasar tenaga kerja sehingga akhirnya pengangguran dapat segera diatasi.Apabila dalam
perekonomian terdapat pengangguran, para pengangguran akan bersedia bekerja pada tingkat
upah yang lebih rendah dari yang berlaku di pasar.

5.Penentuan Tingkat Kegiatan Perekonomian

Kemampuan sektor perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa sangat tergantung kepada
jumlah dan kualitas faktor-faktor produksi yang tersedia dalam kegiatan perekonomian
tersebut.Dengan demikian kegiatan ekonomi ditentukan oleh:

1. Jumlah barang modal yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian(K)


2. Jumlah dan kualitas tenaga kerja yang tersedia dalam perekonomian(L)
3. Jumlah dan jenis kekayaan alam yang digunakan(R)
4. Tingkat teknologi yang digunakan(T)

Dengan demikian, tingkat kegiatan ekonomi atau pendapatan nasional dapat ditentukan dengan
menggunakan persamaan: Y=f(K,L,R,T).

Kelemahan Pandangan Klasik

Dalam teori Keynes ditunjukkan bahwa tingkat kegiatan perekonomian tidak selalu mencapai
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Menurut Keynes yang sebaliknya yang berlaku,
yaitu:perekonomian selalu menghadapi masalah pengangguran dan penggunaan tenaga penuh
jarang berlaku.
2. Kritik Keynes terhadap Pandangan Klasik.
Keynes tidak menyetujui pandangan yang palimg pokok dalam teori Klasik, yaitu bahwa
penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu tercipta dalam perekonomian.Keynes berpendapat
“penggunaan tenaga kerja penuh adalah keadaan yang jarang terjadi dan hal itu disebabkan
karena kekurangan permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.”

Teori J.B Say yang menekankan bahwa setiap penawaran akan menciptakan permintaannya
sendiri dikritik oleh Keynes sebagai suatu pernyataan yang tidak tepat.Dalam kenyataannya,
biasanya permintaan lebih kecil dari penawaran dan tidak semua pendapatan masyarakat itu
dibelenjakan, tetapi ada juga yang disimpan atau ditabung, Dari hal tersebut, dapat diketahui
bahwa jumlah konsumsi lebih kecil dari pendapatan dimana tidak semua produksi diserap
masyarakat.Terbukti pada tahun 1929-1930, saat itu terjadi produksi yang berlebihan,
sedangkan daya beli masyarakat terbatas. Hal ini menyebabkan banyak perusahaan yang
terpaksa harus mengurangi produksi dan melakukan rasionalisasi, yaitu mengurangi produksi
dengan mengurangi jumlah pekerja.

Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran dalam jumlah besar dan penurunan pendapatan
masyarakat secara drastis akibat banyaknya perusahaan yang mengurangi tenaga
kerja.Puncaknya kemorosotan ekonomi terjadi pada tahun 30-an, yang mana pada saat itu
hampir seluruh negara juga mengalami depresi secara besar-besaran.

Menurut Keynes, teori Say hanya berlaku untuk perekonomian tertutup sederhana yang terdiri
dari sektor rumah tangga dan perusahaan saja.Namun, untuk perekonomian masyarakat maju
yang telah mengenal tabungan, maka sebagian pendapatan akan ditabung yang berarti
pengeluaran tidak sama atau berbeda dengan pendapatan.

Akan tetapi, pendapat Keymes tersebut dibantah oleh kaum Klasik dengan dalih bahwa
tabungan tersebut akan dihimpun oleh lembaga keuangan dan akan disalurkan kepada investor
sehingga tabungan akan selalu sama dengan investasi.Dengan demikian, investasi akan
menyebabkan keseimbangan kembali terwujud.

Keynes membantah pandangan klasik tersebut karena motif orang menabung tidak sama
dengan motif orang berinvestasi. Pengusaha berinvestasi dengan motif memperoleh
keuntungan, sedangkan rumah tangga menabung dengan motif beragam, salah satunya untuk
berjaga-jaga, misalnya untuk menghadapi kecelakaan.Perbedaan motif ini menyebabkan
jumlah tabungan berbeda dengan jumlah investasi.Kalaupun jumlahnya sama, hal itu terjadi
karena kebetulan belaka, bukan keharusan.

Keynes juga mengkritik pandangan kaum klasik yang mengatakan full employment akan selalu
tercapai.Dalam kenyataannya, pasar tenaga kerja tidak selamanya mencapai full
employement.Dimanapun para pekerja mempunyai serikat kerja yang selalu memperjuangkan
kepentingan buruh, dari penunan tingkat upah.yang berarti, tidak semua butuh akan bersedia
bekerja pada tingkat upah yang ditawarkan perusahaan.bila tingkat upah turun maka
pendapatan masyarakat juga akan turun, sehingga daya beku dan konsumsi terhadap produk
yang dihasilkan bekurang.
Akhirnya akan mendorong turunnya harga suatu produk.Jika harga produk turun, maka
produktifitass tenaga kerja turun juga.Hal ini menyebabkan perusahaan yang melakukan
rasionalisas untuk menghemat biaya produksi dengan memberhentikan Sebagian karyawan,
maka pengangguran tingkat akan semakin besar(full employement tidak terjadi).

Teori Keynes menjelaskan bahwa tingkat kegiatan perekonomian tidak selalu mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh.Menurut Keynes yang belaku ialah yang sebaliknya, yaitu
perekonomian selalu menghadapi masalah pengangguran dan penggunaan tenaga kerja penuh
jarang berlaku.Analisis-analisis yang dikemukakan oleh ahli ekonomi Klasik tidak dapat
memberikan penjelasan mengenai penyebab pengangguran yang disebabkan oleh kurangnya
permintaan agregat dapat terjadi. Keyakinana mereka bahwa di dalam perekonomian akan
selalu terdapat permintaan yang cukup besar, sehingga akan selalu menjamin terwujudnya
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, menyebabkan mereka mengabaikan analisis terhadap
permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.

Kelemahan ekonomi klasik

Teori Keynes menjelaskan bahwa tingkat kegiatan perekonomian tidak selalu mencapai tingkat
penggunaan tenaga kerja penuh.Menurut Keynes yang belaku ialah yang sebaliknya, yaitu
perekonomian selalu menghadapi masalah pengangguran dan penggunaan tenaga kerja penuh
jarang berlaku.Analisis-analisis yang dikemukakan oleh ahli ekonomi Klasik tidak dapat
memberikan penjelasan mengenai penyebab pengangguran yang disebabkan oleh kurangnya
permintaan agregat dapat terjadi. Keyakinana mereka bahwa di dalam perekonomian akan
selalu terdapat permintaan yang cukup besar, sehingga akan selalu menjamin terwujudnya
tingkat penggunaan tenaga kerja penuh, menyebabkan mereka mengabaikan analisis terhadap
permintaan agregat yang wujud dalam perekonomian.
3. Pendekatan Terkini dalam Penentuan Kegiatan Perekonomian
Perubahan ciri kegiatan ekonomi di negara maju semenjak akhir Perang Dunia Kedua sangat
mempengaruhi perkembangan analisis ekonomi makro.Berikut uraian perkembangan analisis
ekonomi makro:

1. Perkembangan ekonomi negara maju semenjak akhir Perang Dunia II


Semenjak permulaan tahun 1960-an masalah utama yang dihadapi perekonomian
negara maju telah berubah, yaitu dari berbentuk mengatasi permasalahan pengangguran
menjadi:
a. Mempertahankan kesempatan kerja penuh dan menghindari inflasi(kenaikan harga)
b. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang lebih besar dalam jangka Panjang.

Permasalahan tersebut tidak begitu dibahas dalam analisis Keynesian

2. Perkembangan analisis ekonomi makro


Dalam garis besarnya, perkembangan analisis makro ekonomi yang dikemukakan
sesudah masa golongan Keynesia dapat dibedakan menjadi empat pemikiran, antara
lain:
a. Golongan Monetaris, dipelopori oleh Milton Friedman, yang lama mengembangkan
karir di Universitas Chicago.Ia mengkritik pandangan Keynes dalam hal-hal
berikut:
1. Friedman yakin sistem pasar bebas efisien dalam mengatur kegiatan ekonomi
dan mampu menyebabkan perekonomian selalu beroperasi pada kesempatan
kerja penuh, untuk itu Friedman tidak menyokong campur tangan pemerintah
yang berlebihan dalam kegiatan ekonomi.
2. Friedman menunjukkan bahwa peranan penawaran uang sangat penting artinya
dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi dan tingkat harga.Friedman mengkritik
pandangan Keynes yang menekankan kepada peranan pengeluaran agregat
dalam mempengaruhi kegiatan ekonomi.
3. Mengenai bentuk kebijakan pemerintah apabila diperlukan, Friedman lebih
menyukai kebijakan pemerintah yang berbentuk kebijakan moneter.Menurut
Friedman kebijakan fiskal yang ditekankan golongan Keynesian tidak terlalu
mempengaruhi kegiatan perekonomian
b. Golongan Ekspetasi Rasional(Klasik Baru)
Pandangan golongan ekspetasi rasional didasarkan kepada dua pemisalan penting.
Yang pertama, teori ini menganggap bahwa semua pelaku kegiatan ekonomi
bertindak secara rasional, mengetahui seluk beluk kegiatan ekonomi dan
mempunyai indormasi yang lengkap mengenai peristiwa dalam perekonomian.
Teori ekspetasi rasional berpendapat bahwa semua jenis pasar beroperasi secara
efisien dan dapat dengan cepat membuat penyesuaian-penyesuaian di atas
perubahan yang berlaku.Menurut pendapat teori ekspetasi rasional tingkat harga
dan tingkat upah dapat dengan mudah mengalami perubaham.Kekurangan
penawaran barang akan menaikkan harga, dan kelebihan penawaran barang akan
menurunkan harga.Buruh yang berlebihan akan menurunkan upah, sebaliknya
kekurangan buruh akan menaikkan upah. Semua pasar bersifat persaingan
sempurna, dan informasi yang lengkap akan diketahui oleh semua pelaku kegiatan
ekonomi.
c. Ekonomi segi penawaran, bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan
perusahaan sehingga kegiatan ekonomi dapat ditingkatkan, pendapatan nasional riil
dan kesempatan kerja bertambah serta tingkat harga dapat distabilkan.Untuk
mencapai tujuan ini, kebijakan ekonomi segi penawaran berusaha mewujudkan:
1.Para pekerja akan lebih giat
2. Efisiensi kegiatan usaha dapat ditingkatkan dan biaya produksi dikurangi
3.Mengembangkan peranan pihak swasta dan mendorong persaingan
Tujuan tersebut dapat dicapai dengan melakukan upaya:
1.Pengurangan pengeluaran pemerintah
2.Menurunkan tingkat pajak yang dipungut terutama pajak dari golongan
masyarakat yang berpendapatan tinggi
3.Perswastaan perusahaan-perusahaan pemerintah yang perannya kepada
masyarakattidak penting
4.Mendorong persaingan yang lebih sempurna di pasaran
d. Golongan Keynesian baru, segolongan ahli ekonomi masih belum dapat menerima
pandangan-pandangan yang mengkritik pemikiran Keynesian dan masih tetap yakin
akan kesesuaian pandangan Keynes yang utama.Mereka belum dapat menerima
kritik golongan Ekspetasi Rasional yang berkeyakinan sistem pasaran adalah
sempurna yang dapat dengan sendirinya membuat penyesuaian sehingga
perekonomian cenderung akan mencapai kesempatan kerja penuh. Mereka
menunjukkan kelemahan mekanisme dalam pasaran barang dan pasaran faktor yang
mengakibatkan penyimpangan yang berkepanjangan dari kesempatan kerja penuh
mungkin berlaku.

3.Tingkat Harga dan Keseimbangan Pendapatan Nasional

Analisis Keynesian yang menunjukkan peranan pengeluaran agregat dalam menentukan


tingkat pendapatan nasional mempunyai dua kelemahan, yaitu:

1. Analisis tersebut tidak memperhatikan efek perubahan tingkat harga terhadap


keseimbangan pendapatan nasional.
2. Dalam menentukan keseimbangan, analisis Keynesian tidak memperhatikan penawaran
agregat, yaitu sikap para pengusaha dalam perekonomian dalam menghasilkan barang
dan menjualnya ke pasar.
4. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat suatu Negara
dalam kurun waktu tertentu yang biasanya satu tahun. Konsep pendapatan nasional pertama
kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari inggris yang berusahan menaksir pendapatan
nasional negaranya pada tahun 1665. Namun pendapat tersebut tidak disepakati oleh ahli
ekonomi modern karena menurut ahli ekonomi modern, alat utama untuk mengukur kegiatan
perekonomian adalah suatu jumlah barang atau jasa yang dihasilkan setiap tahun oleh suatu
negara. Oleh karena itu pengertian pendapatan nasional adalah ukuran dari nilai total barang
dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam kurun waktu satu tahun yang dinyatakan
dalam satuan uang. Salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menilai kondisi perekonomian
suatu negara adalah pendapatan nasional. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasioal adalah
untuk memperoleh gambaran tentang tingkat ekonomi yang sudah dicapai dalam suatu negara.
Data pendapatan nasional yang sudah dicapai dapat digunakan untuk membuat perkiraan
tentang perekonomian negara di masa yang akan datang.

Tujuan mendalami pendapatan nasional yaitu untuk menilai tingkat kemajuan dan
pertumbuhan suatu negara, untuk memperoleh pemikiran yang maksimal nilai barang dan jasa
yang dihasilkan rayat dalam kurun waktu satu tahun, dan untuk membuat konsep program
pembangunan yang berjangka panjang. Manfaat mendalami pendapatan nasional adalah untuk
mengetahui tentang susunan dalam perekonomian suatu negara, dapat membandingkan kondisi
perekonomian antar daerah atau antar provinsi, dan juga dapat membandingkan kondisi
perekonomian negara satu dengan negara lainnya.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional


1. Permintaan dan penawaran agregat, adalah suatu daftar keseluruhan barang dan jasa yang
akan dibeli oleh sektor perekonomian pada berbagai tingkatan harga. Permintaan penawaran
agregat menunjukan antara hubungan keseluruhan permintaan terhadap barang dan jasa sesua
dengan tingkatan harga.

2. Konsumsi dan Tabungan Konsumsi, adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang
dan jasa dalam suatu perekonomian dalam jangka waktu satu tahun, sedangkan tabungan
adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi.

3. Investasi, adalah semua pengeluaran yang diguakan untuk menciptakan modal baru. Tujuan
dari investasi adalah untuk mengganti bagian modal yang sudah rusak dan menambah
penyediaan modal yang ada.

Jenis-jenis pendapatan nasional


1. Produk Domestik Bruto (Gross Domestik Product), adalah jumlah produk berupa
barang dan jasa yang diperoleh dari unit-unit produksi didalam batas wilayah suatu
Negara (domestik) selama satu periode. Dalam menghitung GDP jumlah pasar, yang
harus diperhatikan adalah jangan sampai ada perhitngan ganda atau double accounting.
Konsep GDP meliputi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara pada suatu
neara, baik di luar negeri mapun dalam negeri.
2. Produk Nasional Bruto (Gross National Product), meliputi nilai produk berupa barang dan
jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam suatu negara (nasional) selama 1 periode. Dalam
menghitung besarnya GNP berdasarkan harga pasar, yang harus diperhatikan yaitu jangan
sampai ada perhitungan ganda. Dalam GNP ini, hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan
oleh warga negara yang berada didalam negeri maupun diluar negeri, tetapi tidak termasuk
hasil produksi perusahaan asing yang beroperasi di wilayah negara tersebut.
Contoh: GDP (Miliar rupiah) negara A sebesar 6.500.900, pendapatan penduduk negara A
yang ada di negara B sebesar 200.500, dan pendapatan penduduk asing di negara A sebesar
325.800
Maka jumlah GNP adalah: GNP = GDP + Pendapatan netto dari luar negeri
= 6.500.900 + (200.500 – 325.800)
= 6.500.900 – 125.300
= 6.375.600
3. Produk Nasional Netto (Net National Product), adalah jumlah GNP yang dikurangi dengan
barang modal sebagai penggantian. Penyusutan bagi peralatan yang digunakan untuk
memproduksi barang dalam proses produksi umumnya bersifat tafsiran, sehingga dapat
menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil. Penyusutan adalah berkurang barang yang
sudah lama karena pemakaian.
Contoh: Penyusutan alat di perusahaan A sebesar 11.400, maka jumlah NNP adalah:
NNP = GNP – penyusutan
= 6.375.600 – 11.400
= 6.364.200
4. Pendapatan Nasional Netto (Net National Income), adalah pendapatan yang dihitung dari
jumlah balas jasa yang diterima oleh rakyat sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI bisa
didapat dari NNP dikurangi dengan pajak tidak langsung dan subsidi. Pajak tidak langsung yaitu
pajak yang beratnya dapat digeserkan kepada pihak lain, contoh pajak penjualan, pajak impor,
bea ekspor, dan cukai-cukai. Sedangkan subsidi adalah bantuan dari pemerintah kepada
masyarakat.
Contoh: Pajak penjualan barang sebesar 125.000, dan subsidi sebesar 30.000, maka jumlah
NNI adalah: NNI = NNP – Pajak tidak langsung + Subsidi
= 6.364.200 – 125.000 + 30.000
= 6.269.200
5. Pendapatan perseorangan, adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk
dalam masyarakat termasuk pendapatan yang didapatkan tanpa memberikan suatu kegiatan
yang lainnya.
Contoh: Transfer payment sebesar 30.000, pajak perseroan 25.000 , laba ditahan 41.500,
iuran pensuin 23.800, asuransi sebesar 50.000. aka jumlah PI adalah:
PI = NNI + Transfer Payment – (iuran sosial + asuransi + laba ditahan + pajak perseroan)
= 6.269.200 + 30.000 – (23.800 + 50.000 + 41.500 + 25.000)
= 6.269.200 + 30.000 – 140.300
= 6.439.500
6. Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income), adalah pendapatan yang siap untuk
dibelanjakan atau dimanfaatkan. Disposable income diperoleh dari personal income setelah
dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung adalah pajak yang beratnya tidak bisa
dialihkan kepada pihak lain atau langsung ditanggung jawab oleh wajib pajak.
Contoh: Pajak pendapatan sebesar 132.900, maka jumlah DI adalah:
DI = PI – pajak langsung
= 6.439.500 – 132.900
= 6.306.600

Pendapatan nasional memiliki perhitungan berdasarkan tiga pendekatan, yaitu:

1. Metode Produksi, dalam metode produksi, pendapatan nasional adalah jumlah nilai tambah
produk barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua sektor perekonomian di suatu negara.
Perekonomian dikelompokkan menjadi sektor ekonomi dan lapangan kerja. Jumlah sektor
ekonomi dan lapangan kerja digunakan untuk keperluan perhitungan pendapatan nasional
antar negara, dan antar waktu di suatu negara.
Pendapatan nasional dihitung dengan cara:

Keterangan:
Y=pendapatan nasional
Qi=jumlah barang dan jasa
Pi=harga per unit barang dan jasa
2. Metode Pendapatan, dalam metode pendapatan, pendapatan nasional adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh seluruh sektor perekonomian dalam suatu negara dalam
jangka waktu biasanya satu tahun. Masyarakat sebagai pelaku ekonomi yang memiliki faktor
produksi akan menerima pendapatan dari perusahaan. Faktor produksi tersebut berupa
sumber daya alam, sumber daya manusia, modal, dan tenaga ahli. Bagi yang memiliki SDA
berupa tanah, maka ia akan memperoleh uang sewa (rent). Bagi yang memiliki SDM, maka ia
akan memperoleh upah (wage). Bagi yang mempunyai modal, maka ia aka menerima bunga
(interest). Dan bagi yang mempunyai tenaga ahli, maka ia akan memperoleh laba (Profit).
Y = rent + wage + interest + profit
3. Metode Pengeluaran, dalam metode pengeluaran, pendapatan nasional adalah jumlah
pengeluaran yang telah dipakai ole seluruh sektor perekonomian. Perekonomian
dikelompokkan dalam empat sektor yang sama dalam metode pendapatan.
Y=C+G+I+(X-M)
Keterangan:
Y=pendapatan nasional
C=pengeluaran konsumsi rumah tangga dan perseorangan
G=pengeluaran konsumsi pemerintah
I=investasi
X=penerimaan ekspor
M=pengeluaran impor
BAB III
PENUTUP
a. Kesimpulan
Keynes menekankan pentingnya permintaan agregat sebagai faktor utama penggerak
perekonomian, terutama dalam perekonomian yang sedang lesu. Ia berpendapat bahwa
kebijakan pemerintah dapat digunakan untuk meningkatkan permintaan pada tingkatan makro,
untuk pengurangan pengangguran dan deflasi.Jika pemerintah meningkatkan pengeluarannya,
uang yang beredar di masyarakat akan bertambah sehingga masyarakat akan terdorong untuk
berbelanja dan permintaannya mengalami peningkatan sehingga agregat permintaan bertambah
pula.Selain itu, tabungan juga akan meningkat sehingga dapat digunakan sebagai modal
investasi, dan kondisi perekonomian akan kembali ke tingkat normal. Kesimpulan dari teori ini
adalah tidak ada kecenderungan otomatis untuk menggerakkan output dan lapangan pekerjaan
ke kondisi lapangan kerja penuh.Kesimpulan ini bertentangan dengan prinsip ekonomi klasik
seperti ekonomi supply-side yang menganjurkan untuk tidak menambah peredaran uang di
masyarakat untuk menjaga titik keseimbangan di titik yang ideal.

b. Saran
Sebagai generasi muda khusunya sebagai mahasiswa yang berasal dari fakultas ekonomi,
seharusnya kita dapat berkontribusi berupa kontribusi berupa pemikiran baru dan
mengimplikasikannya untuk mengatasi permasalahan ekonomi yang terjadi pada era masa kini.
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, Sadono(2015),Makro Ekonomi Teori Pengantar,Jakarta:Rajawaki Pers.

Aswar,Muhammad Nur,(2016),”Penentuan Kegiatan Perekonomian”.

Yustia,(2016),”Penentu Kegiatan Ekonomi”, Jakarta:Garuda pers.

Agung Andana Yoshanda, http://repository.uin-suska.ac.id

Anda mungkin juga menyukai