“PERILAKU INDUSTRI”
Disusun oleh:
Kelompok 7
1. Fadilla Amalia Listin (B.111.21.0111)
2. Fernanda Hera Wijaya (B.111.21.0113)
3. Anisa Putri Wulandari (B.111.21.0124)
4. Muhammad Syafa Fairuz Z (B.111.21.0158)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat-Nya berupa kesehatan serta kelancaran sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Makalah Riset Pemasaran kami yang berjudul "Perilaku Industri".
Makalah ini merupakan kutipan-kutipan dari berbagai sumber atau referensi yang menurut kami
sesuai dengan judul makalah kami yaitu "Perilaku Industri"
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada bapak Mohammad Iqbal, S.E, M.M. selaku dosen
pengampu Mata Kuliah Riset Pemasaran yang telah membimbing kami dalam proses pembuatan
makalah ini. Terima kasih juga kepada teman-teman yang telah membantu untuk pengumpulan
materi ini.
Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Kritik dan saran
dari pembaca sangat kami harapkan agar kami dapat membuat karya tulis makalah yang lebih
baik lagi pada kesempatan berikutnya.
Penyusun
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui karakteristik pasar industri
2. Untuk mengetahui proses pembelian di pasar industri
3. Untuk mengetahui perilaku industri dalam pasar persaingan sempurna
4. Untuk mengetahui perilaku industri dalam pasar persaingan tidak sempurna
5. Untuk mengetahui perilaku industri dalam era desruptif
BAB II
LANDASAN TEORI
a. Industri Primer
Industri Primer adalah industri yang barang-barang produksinya bukan merupakan hasil
olahan langsung atau tanpa di olah terlebih dahulu. Contohnya adalah hasil produksi
pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan dan sebagainya.
b. Industri Sekunder
Industri Sekunder adalah industri yang bahan mentahnya diolah, yang nantinya hasil
olahan tersebut menghasilkan barang-barang untuk diolah lagi. Contohnya adalah
pemintalan benang sutra, komponen elektronik dan sebagainya.
c. Industri Tersier
Industri Tersier adalah industri yang produk atau barangnya berupa layanan jasa.
Contohnya seperti telekomunikasi, perawatan kesehatan, transportasi dan sebagainya.
Perilaku industri satu dengan industri lainnya berbeda dikarenakan adanya perbedaan
struktur pasar beberapa industri. Pada persaingan sempurna perilaku perusahaan berkenaan
dengan harga adalah sebagai price taker, sedangkan pada pasar selain persaingan sempurna
menggunakan strategic behavior.
Hasibuan (1993) menerangkan Perilaku industri tercermin dengan sangat jelas melalui
proses penentuan harga, strategi produk, riset dan inovasi, dan periklanan. Unsur-unsur tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Menurut Levit (1978) menyatakan bahwa strategi produk selalu mengikuti perkembangan
produk itu sendiri. Karena posisi produk dalam siklus selalu berubah, maka strategi yang diambil
harus selalu disesuaikan. Strategi harus selalu disesuaikan dengan fase-fase yang ada pada siklus
produk. Berikut penjelasan fase-fase pada siklus produk:
Dasar paradigma SCP dicetuskan oleh Mason dalam Kuncoro (2007) yang
mengemukakan bahwa struktur suatu industri akan menentukan bagaimana perilaku industri
berperilaku yang pada akhirnya menentukan keragaan atau kinerja industri tersebut. Struktur
biasanya di ukur dengan rasio konsentrasi. Perilaku dilihat antara lain dari tingkat persaingan
produsen. Sedangkan kinerja suatu industri diukur antara lain dengan derajat inovasi, efisiensi
dan profitabilitas. Dalam SCP, hubungan ketiga komponen tersebut saling mempengaruhi seperti
teknologi, progresivitas, strategi dan usaha-usaha yang mendorong penjualan (Martin, 2002).
Hubungan antara struktur, perilaku dan kinerja ini bukan hanya sekedar bersifat searah,
tetapi juga dapat berhubungan timbal balik. Pertama, struktur mempengaruhi perilaku, semakin
tinggi konsentrasi maka semakin rendah tingkat persaingan di pasar. Kedua, perilaku
mempengaruhi kinerja, semakin rendah tingkat persaingan maka semakin tinggi keuntungan
perusahaan. Ketiga, struktur mempengaruhi kinerja, semakin tinggi konsentrasi pasar maka akan
semakin rendah persaingan pasar sehingga keuntungan perusahaan pun akan semakin tinggi.
BAB III
PEMBAHASAN
Pasar industri atau disebut juga pasar produsen atau pasar bisnis, adalah pasar yang terdiri
dari perorangan dan organisasi yang memerlukan barang dan jasa untuk diproduksi menjadi
barang dan jasa dalam bentuk lain untuk selanjutnya dijual, disewakan atau diserahkan
kepada pihak lain. Pasar industri utama meliputi perikanan, pertanian, pertambangan,
kehutanan, manufaktur, konstruksi, transportasi, komunikasi, utilitas umum, perbaikan,
keuangan, dan asuransi serta jasa.
3.1.1 Karakteristik
Pasar industri mempunyai beberapa kharakteristik (ciri-ciri) sebagai berikut.
Pembeli lebih sedikit. Contohnya Goodyear Tire Company sangat tergantung pada
pesanan dari salah satu dari tiga pabrik mobil besar.
Pembeli dengan Skala yang Lebih Besar. Dalam pasar yang sangat luas, jumlah
pembeli lebih sedikit namun dengan volume pembelian yang banyak.
Hubungan Pemasok-Pelanggan yang Erat. Disebabkan sedikitnya jumlah pelanggan
dan pentingnya posisi pelanggan besar terhadap pemasok, akan terlihat hubungan
yang erat antara pelanggan dengan pemasok produk mereka dengan kebutuhan
pelanggan secara individual. Pihak pemasok semakin sering diminta menghadiri
seminar khusus yang diselenggarakan oleh pelanggan industri agar mengenal dengan
baik persyaratan mutu dan pembelian pihak pembeli.
Pembeli yang Terpusat secara Geografis. Sebagai contoh di Amerika, >50% jumlah
pembeli dalam pasar industri terpusat pada tujuh negara bagian (New York,
California, Illionis, Ohio, New Jersey, Michigan, dan Pennsyilvania). Kebanyakan
hasil pertanian datang dari sejumlah kecil negara bagian. Manfaat dari konsentrasi
geografis ini adalah mengurangi biaya untuk menjualnya. Produsen yang memasarkan
produknya pada pasar industri akan mengamati setiap kecenderungan yang
mengarahkan ke atau meninggalkan konsentrasi geografis selanjutnya.
Permintaan Turunan (Derived Demand). Kulit binatang dibeli oleh perusahaan karena
ada yang menginginkan sepatu kulit. Sehingga permintaan pasar atas barang jasa
industri pada akhirnya berasal dari permintaan atas barang konsumsi.
Permintaan Inelastik. Permintaan total atas banyak barang industri dan jasa tidak
banyak dipengaruhi oleh perubahan harga. Misalnya pabrik sepatu kulit tidak akan
membeli kulit dalam jumlah besar hanya karena harga kulit sedang turun, begitu juga
sebaliknya, kecuali mereka mendapatkan pengganti atas kulit yang memadai.
Permintaan Berfluktuasi. Permintaan atas barang industri dan jasa cenderung lebih
mudah berubah daripada barang konsumsi, terutama pada permintaan mesin-mesin
dan peralatan baru. Kenaikan persentase tertentu dari permintaan barang konsumsi
dapat mengakibatkan kenaikan dalam jumlah persentase yang jauh lebih besar dalam
permintaan atas mesin dan peralatan. Ekonom menyebutnya sebagai prinsip
percepatan (acceleration principle).
Pembelian Profesional. Barang-barang industri umumnya dibeli oleh agen pembeli
yang sudah terlatih secara profesional. Sebagai contoh di Amerika Serikat, agen
pembelian banyak yang menjadi anggota National Association of Purchasing
Managers (NAPM).
Beberapa Pengaruh Pembelian. Walaupun periklanan, promosi, penjualan publisitas
memainkan peran penting dalam bauran promosi industri, penjualan tatap-muka
(personal selling) merupakan alat penjualan utama.
Kharakteristik lain-lain, Kharakteristik lain ini seperti pembelian langsung, timbal
balik, dan sewa beli (leasing).
Monopoli juga dapat dintervensi dengan harga tertinggi (ceiling price) yang
ditetapkan oleh pemerintah, yang biasanya lebih rendah dari harga yang ditetapkan
oleh monopoli. Jika ada ceiling price, maka dapat mengurangi biaya sosial monopoli.
Pemerintah juga membuat kebijakan lain seperti Undang-undang anti monopoli dan
beberapa regulasi lainnya untuk mencegah penguasaan ekonomi yang merugikan
masyarakat.
Selain itu, perusahaan monopoli juga dapat menjadi monopolis alami (natural
monopoly), yaitu struktur pasar dengan hambatan masuk yang tinggi yang muncul
karena mempunyai skala ekonomi besar dan jumlah produksi yang efisien minimum
pada pasar yang relatif sempit. Ada skala ekonomi di seluruh rentang output yang
mungkin. Biaya rata-rata menurun yang ditentukan oleh permintaan pasar, sehingga
terjadilah produsen tunggal yang efisien di pasar. Monopoli seperti ini juga bisa
terjadi karena dibuat, sebagai akibat dari peraturan legislatif atau pemerintah. Contoh
monopoli alamiah adalah perusahaan yang dintervensi pemerintah dengan
menetapkan harga di bawah harga monopoli. Jika ini terjadi, maka monopolis akan
merugi, dan biasanya pemerintah memberi subsidi produksi pada monopoli agar tidak
merugi.
PENUTUP
Kesimpulan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Perilaku industri merupakan model bagaimana
perusahaan dalam suatu industri merespon dan beradaptasi untuk mencapai tujuan mereka serta
menghadapi persaingan dalam menjual produk mereka. Industri berperilaku sangat berbeda, dan
salah satu perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan struktur pasar industri tersebut.ini
berarti industri yang berstruktur pasar persaingan sempurna tentu memiliki tingkat konsentrasi
industri yang berbeda bila dibandingkan dengan industri yang berstruktur monopoli, Oligopoli
atau industri persingan monopolistik.
Saran
Perilaku atau Conduct merupakan aktivitas dari perusahaan di suatu industri dalam upaya
meningkatkan keuntungan perusahaan. Dalam menganalisis perilaku industri pada umumnya
menggunakan rasio modal tenaga kerja (capital labor ratio) yang menggambarkan besarnya
modal terhadap pengeluaran tenaga kerja. Aktivitas perilaku dari industri juga terkadang
melanggar batas hukum seperti monopoli, dan persaingan tidak sehat lainnya guna melemahkan
perusahaan pesaing dalam industri yang sama.
.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bpkp.go.id/uu/filedownlod/2/113/2610.bpkp
http://e-journal.uajy.ac.id/102/3/2EP17203.pdf
http://sipeg.unj.ac.id/repository/upload/buku/EKONOMI_INDUSTRI.pdf
Ekonomi Industri: Teori dan kebijakan/Yogyakarta: Samudra Biru, 2018 x + 208 hlm. ;16 x 24
cm
https://eprints.uny.ac.id/18071/3/BAB%201%20-%2008.06.043%20Dan%20p.pdf