Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MENENTUKAN SAMPLING
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas pada Mata Kuliah Riset Pemasaran
(Dosen Pengampu: Aurora Elise Putriku M.Si)

Disusun oleh
Kelompok 8

ELSA JERNIH L. TORUAN 7183343011

REZKY TRINANDA SIMARMATA 7182143011

SAMSIAH NASUTION 7182143004

WELLY SINAGA 7182143009

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BISNIS


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan Rahmat-
Nyalah kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai Menentukan Sampling untuk
memenuhi tugas mata kuliah Riset Pemasaran tanpa halangan yang berarti dan selesai tepat
pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini, kami tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan dan penulisan makalah ini dengan
baik. Oleh karena itu, kami berharap sekiranya makalah ini dapat diterima dan berkenan di
hati pembaca.
Kami sadar makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami berharap saran
dan kritik dari pembaca yang bersifat membangun. Dan kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 24 Oktober 2021

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 4

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sampel berasal dari bahasa Inggris “sample” yang artinya contoh, yaitu mengambil
sebagian saja dari yang banyak. Dalam hal ini yang dimaksud dengan yang banyak
adalah populasi. Dalam suatu penelitian, tidaklah selalu perlu untuk meneliti semua individu
dal am populasi karena akan memakan banyak waktu dan biaya yang besar. Oleh karena itu
dilakukan pengambilan sampel, dimana sampel yang diambil adalah sampel yang
benar - benar representasi atau yang mewakili seluruh populasi. Dalam suatu penelitian yang
menjadi dasar pertimbangan pengambilan sampel adalah memperhitungkan masalah
efisiensi (waktu dan biaya) dan masalah ketelitian dimana penelitian dengan
pengambilan sampel dapat mempertinggi ketelitian karena jika penelitian terhadap
populasi belum tentu dapat dilakukan secara teliti. Seorang peneliti dalam suatu
penelitian harus memperhitungkan dan memperhatikan hubungan antara waktu, biaya
dan tenaga yang akan dikeluarkan dengan presisi ( tingkat ketepatan) yang akan
diperoleh sebagai pertimbangan dalam menent ukan metode pengambilan sampel yang
akan digunakan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah yang kami
ambil ialah:
1. Apakah defenisi dari sampling?
2. Bagaimanakah proses perancangan sampling?
3. Bagaimanakah perbedaan dari sampling dengan sensus?
4. Bagaimanakah teknik sampling dan klasifikasinya?

2
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Riset Pemasaran serta untuk lebih memahami materi terkait :
1. Defenisi dari sampling.
2. Perancangan dan prosedur sampling.
3. Perbedaan dari sampling dengan sensus.
4. Proses design sampling.
5. Teknik sampling dan klasifikasinya

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Sampling
Sampling merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati
sebagian dari obyek, gejala atau peristiwa. Sebagian individu yang diamati tersebut
disebut sampel. Sehingga hasil pengamatan yang diperoleh berupa nilai karakteristik
perkiraan, yaitu perkiraan tentang keadaan populasi. Sampling adalah proses dan cara
mengambil sampel / contoh untuk menduga keadaan suatu populasi. Populasi ialah
Kumpulan atau keseluruhan anggota dari obyek penelitian dan memenuhi kriteria tertentu
yang telah ditetapkan dalam penelitian.
Terdapat alasan pentingnya pengambilan sampel ialah sebagai berikut :
1. Keterbatasan waktu, tenaga dan biaya.
2. Lebih cepat dan lebih mudah.
3. Memberikan informasi yang lebih banyak dan dalam.
4. Dapat ditangani lebih teliti.
5. Sampel juga sebagian dari populasi, sebab sampel bagian dari populasi dan sampel
pasti mempunyai ciri-ciri seperti populasi. Suatu sampel merupakan representasi
yang baik bagi populasinya tergantung pada sejauh mana karakteristik sampel
tersebut sama dengan karakteristik populasinya. Sebab analisis penelitian
didasarkan pada data sampel, sedangkan kesimpulannya kemudian akan
diterapkan pada populasi, sehingga sangatlah penting untuk memperoleh sampel
yang representatif bagi populasinya. Untuk itulah diperlukan pemahaman
mengenai teknik pengambilan sampel yang tepat.
6. Dalam hubungan populasi dan sampel Prof. Sutrisno Hadi menjelaskan bahwa
sampel ialah sebagian individu yang diselidiki dari keseluruhan individu
penelitian, agar lebih objektif istilah individu sebaiknya diganti dengan istilah
subyek dan objek. Sampel yang baik yaitu sampel yang memiliki populasi atau
mencerminkan populasi secara maksimal tapi meskipun mewakili, sampel bukan
merupakan duplikasi dari populasi.

4
B. Proses Perancangan Sampling

1) Mendefenisikan Populasi Sasaran


Merupakan populasi yang menjadi ruang lingkup generalisasi kesimpulan suatu
penelitian dan yang mana populasi sasaran ini harus ditentukan secara jelas
sebelum penelitian dilaksanakan. Jadi, Populasi sasaran adalah populasi yang
nantinya menjadi ruang lingkup generalisasi hasil penelitian. Contohnya tingkat
ekonomi mempengaruhi gejala korupsi di lingkungan pegawai negeri di
Indonesia, maka yang menjadi populasi sasaran adalah pegawai negeri di
Indonesia.

2) Menentukan Kerangka Sampling


Merupakan sebuah daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang berisikan
seluruh unit atau unsur sampling yang terdapat pada populasi sampling. Atau
secara singkat dapat diartikan sebagai daftar nama-nama yang kerkandung dalam
populasi penelitian. Elemen populasi bisa berupa data tentang orang/binatang,
tentang kejadian, tentang tempat, atau juga tentang benda. Contohnya jika
populasi penelitian adalah mahasiswa perguruan tinggi “X”, maka peneliti harus
bisa memiliki daftar semua mahasiswa yang terdaftar di perguruan tinggi “X“
tersebut selengkap mungkin (nama, jenis kelamin, alamat, usia, dan informasi lain
yang berguna bagi penelitiannya). Dari daftar ini, peneliti akan bisa secara pasti
mengetahui jumlah populasinya (N).

3) Memilih Teknik Sampling


Merupakan cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran
sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan
sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. Jadi,
sebuah penelitian yang baik haruslah memperhatikan dan menggunakan sebuah
teknik dalam menetapkan sampel yang akan diambil sebagai subjek penelitian.

4) Menentukan Ukuran Sample


Merupakan banyaknya individu, subyek atau elemen dari populasi yang diambil
sebagai sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% mewakili populasi adalah
sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000

5
dan hasil peneliti itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada
kesaalahan, maka jumlah sample yang diambil sama dengan jumlah populasi
tersebut yaitu 1000 orang. Makin besaar jumlah sample mendekati populasi, maka
peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah
sample menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi
(diberlakukan umum) (Sugiyono, 2013:126).

5) Melaksanakan Proses Sampling


Pelaksanaan proses sampling memerlukan spesifikasi detail mengenai keputusan,
perancangan sampling berdasarkan populasi, bingkai sampling,unit
sampling,teknik, dan jumlah sampel yang akan diimplementasikan. Jika unit
samplingnya adalah rumah tangga, maka diperlukan definisi operasional rumah
tangga.

C. Perbedaan Dari Sampling Dengan Sensus


Sensus merupakan suatu metode pengumpulan data (observasi) dimana peneliti
melakukan pengumpulan data terhadap keseluruhan populasi. Data yang didapatkan
merupakan data akurat karena langsung melakukan observasi terhadap objek
penelitiannya.
Sampling merupakan suatu metode pengumpulan data (observasi) dimana peneliti
hanya mengambil beberapa sampel dari suatu populasi yang kemudian diharapkan
mendapatkan data yang merepresentasikan populasinya. Data yang didapatkan
merupakan data perkiraan, dimana biasanya terdapat galat atau error disana.
Perbedaan sensus dan sampling:
1) Sensus memiliki hasil pengumpulan data lebih akurat, sedangkan sampling kurang
akurat karena hanya meneliti beberapa sampel.
2) Sensus memerlukan waktu dan biaya yang besar dalam melakukannya, sedangkan
sampling memerlukan waktu dan biaya lebih sedikit.
3) Sensus memerlukan pertimbangan yang lebih banyak seperti tenaga, biaya dan
jangkauan sedangkan sampling relatif lebih simple daripada sensus.

6
No Keterangan Kondisi Yang Mendukung Penggunaan

Sampel Sensus

1 Anggaran kecil Besar


2 Waktu ysng tersedia Kecil Panjang
3 Ukuran populasi Besar Kecil
4 Varian dalam karakteristik Kecil Besar
5 Biaya kesalahan sampling Rendah Tinggi
6 Biaya kesalahan non sampling Tinggi Rendah
7 Sifat pengukuran Destruktif Non Destruktif
8 Perhatian terhadap masing-masing kasus Ya Tidak

D. Teknik Sampling dan Klasifikasinya


Teknik sampling dapat didefinisikan sebagai teknik atau metode untuk memilih dan
mengambil unsur-unsur atau anggota-anggota dari populasi untuk digunakan sebagai
sampel secara representatif. Dalam studi statistik, metode pengambilan sampel merujuk
pada bagaimana kita memilih anggota dari populasi yang akan di dalam penelitian. Jika
sampel tidak dipilih secara acak, mungkin akan bias dalam beberapa cara dan data
mungkin tidak mewakili populasi.

1) Probability Sampling
Sampel acak (probability sampling) adalah cara atau teknik pengambilan
sampel dimana teknik tersebut menggunakan kaidah peluang dalam penentuan elemen
sampelnya. Teknik ini memberikan kesempatan yang sama untuk setiap elemen
populasi untuk menjadi sampel (contoh). Misalkan jika suatu populasi memiliki
elemen populasi sebanyak 50 sedangkan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka
setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/50 untuk bisa dipilih menjadi
sampel. Teknik probability sampling meliputi:

a. Sampel Acak Sederhana (Simple Random Sampling)


Sampel acak atau probability sampling adalah suatu teknik pengambilan
sampel yang menggunakan kaidah peluang dalam proses penentuan sampel.

7
Simple Random Sampling dinyatakan simple (sederhana) karena pengambilan
sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
ada dalam populasi itu. Sample random sampling adalah teknik untuk
mendapatkan sampel yang langsung dilakukan pada unit sampling. Maka setiap
unit sampling sebagai unsur populasi yang terpencil memperoleh peluang yang
sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasinya.
Contoh, jika objek penelitian adalah mahasiswa pada suatu perguruan
tinggi, katakanlah perguruan tinggi X, maka dibutuhkan suatu daftar nama
mahasiswa dari perguruan tinggi beserta karakteristik yang dibutuhkan untuk
selanjutnya dilakukan penarikan sampel. Selain nama karakteristik yang
dibutuhkan bisa berupa jenis kelamin umur, tinggi badan, nim, berat badan, nilai
semester, alamat, dan lain sebagainya yang dapat bermanfaat untuk penelitian.

b. Sampel Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)


Sampel acak sistematis (systematic random sampling) ialah suatu metode
pengambilan sampel, dimana hanya unsur pertama saja dari sampel dipilih secara
acak, sedangkan unsur-unsur selanjutnya dipilih secara sistematis menurut pola
tertentu. Sampel sistematis seringkali menghasilkan kesalahan sampling (sampling error)
yang lebih kecil, disebabkan anggota sampel menyebar secara merata di seluruh propinsi.
Ada pendapat bahwa pengambilan sampel dengan metode ini tidak acak,
karena yang diambil secara acak unsur pertama saja, sedangkan unsur selanjutnya
diurutkan berdasarkan interval yang sudah tertentu dan tetap. Karena itu, untuk
dapat mempergunakan metode ini, harus dipenuhi beberapa syarat yakni (1)
populasi harus besar, (2) harus teredia daftar kerangka sampel, (3). populasi harus
bersifat homogen.

c. Sampel Acak Berstrata (Stratified Random Sampling)


Stratified random sampling yaitu metode pengambilan sampel yang
digunakan pada populasi yang memiliki susunan bertingkat atau berlapis-lapis.
Teknik ini digunakan bila populasi memiliki anggota/unsur yang tidak bersifat
homogen dan berstrata secara proporsional sehingga setiap strata harus terwakili
dalam sampel.

8
d. Sampel Acak Berdasar Area (Cluster Random Sampling)
Sampel acak berdasarkan area atau cluster random sampling adalah salah
satu metode pengambilan sampel yang digunakan dimana populasi tidak terdiri
dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok individu atau cluster.
Sehingga unit yang terpilih menjadi sampel bukan individu, namun kelompok
individu yang telah tertata. Cluster sampel ini harus dipilih secara random dari
populasi cluster juga. Teknik sampling ini digunakan untuk penelitian mengenai
suatu hal terhadap bagian-bagian yang berbeda di dalam sebuah instansi bila objek
yang akan diteliti sangat luas.

e. Area Sampling atau sampel wilayah Bertingkat (Multi Stage Sampling)


Multistage sampling disebut juga sebagai teknik sampling acak bertingkat.
Secara singkat, multistage sampling adalah penggunaan beberapa metode random
sampling secara bersamaan dalam suatu penelitian secara efektif dan efisien.
Dalam hal ini, salah satu kunci yang perlu diketahui adalah adanya beberapa
metode sampling berbeda yang digunakan.

2) Non-Probability Sampling
Non-Probability Sampling merupakan teknik pengambilan sampel tidak
dipilih secara acak. Unsur populasi yang terpilih menjadi sampel bisa disebabkan
karena kebetulan atau karena faktor lain yang sebelumnya sudah direncanakan oleh
peneliti. Dalam non probability sampling, tiap-tiap elemen tidak diketahui apakah
mempunyai kesempatan mmenjadi elemen-elemen sampel tersebut ataukah tidak.
Dalam sample jenis ini, tidak seluruh elemen memiliki peluang untuk terpilih menjadi
sample, dengan begitu temuan hasil studi yang memakai sampling jenis ini tidak bisa
langsung digeneralisasikan sebagai sebuah hasil penelitian terhadap populasi. Teknik
non-probability sampling meliputi:

9
a. Purposive Sampling
Teknik pengambilan sampel jenis ini umumnya digunakan oleh media
ketika akan meminta pendapat dari publik mengenai suatu hal. Media tersebut
akan memilih siapa subjek yang dianggap dapat mewakili publik. Dalam teknik
ini, seorang peneliti bisa memberikan penilaian terhadap siapa yang sebaiknya
berpartisipasi di dalam sebuah penelitian. Seorang peneliti dapat secara tersirat
memilih subjek yang dianggap representatif terhadap suatu populasi.

b. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah metode pengambilan sampel yang peneliti
terapkan ketika subjek sulit dilacak. Misalnya, akan sangat menantang untuk
mensurvei orang-orang yang tidak memiliki perlindungan atau imigran ilegal.
Dalam kasus seperti itu, menggunakan teori bola salju, peneliti dapat melacak
beberapa kategori untuk mewawancarai dan mendapatkan hasil. Peneliti juga
menerapkan metode pengambilan sampel ini dalam situasi di mana topiknya
sangat sensitif dan tidak didiskusikan secara terbuka. Hal ini dilakukan secara
terus-menerus sampai dengan terpenuhinya jumlah anggota sampel yang diingini
oleh peneliti.

c. Accidental Sampling
Teknik pengambilan sampel ini ini bergantung pada kemudahan akses ke
subjek seperti survei pelanggan di mal atau orang yang lewat di jalan yang sibuk.
Biasanya disebut sebagai convenience sampling, karena kemudahan peneliti dalam
melakukan dan berhubungan dengan subjek. Peneliti hampir tidak memiliki
kewenangan untuk memilih elemen sampel, dan ini murni dilakukan berdasarkan
kedekatan dan bukan keterwakilan.

10
d. Quota Sampling
Quota sampling yaitu jenis lain dari purposive sampling, untuk jenis
sampling ini dalam menentukan banyaknya jumlah element yang terpilih sebagai
sample akan ditentukan berdasarkan dari quota maksimal sebanding dengan
komposisi tiap-tiap kelompok tersebut. Apabila ingin menggunakan metode quota
sampling, maka seorang peneliti harus menetapkan standard sebelumnya.
Sehingga ia bisa memilih sampel yang akan digunakan untuk merepresentasikan
populasi. Proporsi dari karakteristik yang ada dalam sampel harus sama dengan
populasi yang ada.

e. Teknik Sampel Jenuh


Teknik sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua
anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampling Jenuh berbeda dengan
sensus karena sensus populasinya besar sedangkan sampling jenuh menggunakan
populasi yang relatif kecil meskipun keduanya sama sama menggunakan seluruh
populasi untuk dijadikan sample. Misalnya akan diteliti sebuah kinerja guru di
salah satu sekolah swasta di Yogtakarta. Karena jumlah guru hanya ada 35 maka
seluruh guru dijadikan sample.

f. Sampling Sistematis atau Systematic Sampling


Teknik sampling sistematis merupakan teknik sampling yang
menggunakan nomor urut dari populasi baik yang berdasarkan nomor yang
ditetapkan sendiri oleh peneliti maupun nomor identitas tertentu, ruang dengan
urutan yang seragam atau pertimbangan sistematis lainnya. Contohnya dengan
mengambil sampel dari populasi karyawan yang berjumlah 125. Karyawan ini diurutkan
dari 1–125 berdasarkan absensi. Peneliti bisa menentukan sampel yang diambil
berdasarkan nomor genap 2, 4, 6, dan seterusnya atau nomor ganjil 1, 2, 3, dan
seterusnya, atau bisa juga mengambil nomor kelipatan 2, 4, 8, 16, dan seterusnya.

11
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Sampling merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati
sebagian dari obyek, gejala atau peristiwa. Sebagian individu yang diamati tersebut
disebut sampel. Sehingga hasil pengamatan yang diperoleh berupa nilai karakteristik
perkiraan, yaitu perkiraan tentang keadaan populasi. Sampling adalah proses dan cara
mengambil sampel / contoh untuk menduga keadaan suatu populasi. Populasi ialah
Kumpulan atau keseluruhan anggota dari obyek penelitian dan memenuhi kriteria tertentu
yang telah ditetapkan dalam penelitian.
Teknik Random sampling ialah teknik pengambilan sampel dimana semua
individu dalam populasi, baik secara individual atau bekelompok diberi kesempatan yang
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel . Teknik Non Random sampling ialah cara
pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi yang tidak semua anggota
populasi diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D. Bandung: Alfabeta.

Triyono. 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Ombak.

http://nursandarmawan.blogspot.co.id/2015/05/perbedaan-random-sampling-dan-non.html

http://www.eurekapendidikan.com/2015/09/defenisi-sampling-dan-teknik-sampling.html

13

Anda mungkin juga menyukai