Anda di halaman 1dari 12

The Nature of Entrepreneurship and Small Business

Dalam bab "The Dynamics of Business and Economics", definisi wirausahawan diartikan
sebagai orang yang mempertaruhkan kekayaan, waktu, dan usahanya untuk mengembangkan
produk inovatif atau melakukan sesuatu demi mendapatkan keuntungan.
Sedangkan entrepreunership adalah proses menciptakan dan mengelola bisnis untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Beberapa pengusaha yang memulai Small Business memiliki
kemampuan untuk melihat tren yang sedang muncul, mereka menanggapi tren tersebut dengan
membuat usaha bisnis untuk menyediakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan
pelanggannya. Tren lain yang berkembang dikancah Small Business adalah Social
Entrepreunership. Social Entrepreunership adalah individu yang menggunakan kewirausahaan
untuk mengatasi masalah sosial. Mereka beroperasi dengan prinsip yang sama dengan pengusaha
lain tetapi memandang organisasi mereka sebagai kendaraan untuk menciptakan perubahan
sosial.

1.  Apa  yang dimaksud dengan Small Business? Karena kecil itu adalah relatif. Dalam buku
ini, didefinisikan bahwa Small Business sebagai bisnis yang dimiliki dan dijalankan secara
mandiri yang tidak dominan dalam wilayah kompetitifnya dan tidak mempekerjakan lebih dari
500 orang.

2.  The Role of Small Business in the American Economy. Ada satu fakta bahwa Small
Business sangat penting bagi perekonomian Amerika. Bahwa lebih dari 99 persen dari semua
perusahaan A.S. diklasifikasikan sebagai Small Business, dan mereka mempekerjakan sekitar
setengah dari total pekerja swasta. Small Business juga berperan penting sebagai eksportir,
mewakili 98 persen eksportir barang A.S. dan menyumbangkan 33 persen dari value barang
ekspor. Selain itu, Small Business bertanggung jawab untuk mendorong penciptaan lapangan
kerja dan inovasi.

3.  Industries That Attract Small Business. 

a.  Ritel. Pengecer memperoleh barang dari produsen atau grosir dan menjualnya ke konsumen.
Ritel menarik minat wirausahawan karena mendapatkan pengalaman berbisnis di bidang ritel
relatif mudah. Selain itu, seorang pengusaha yang membuka toko ritel baru atau membangun
situs web baru tidak harus mengeluarkan banyak uang untuk peralatan dan sistem distribusi
seperti yang dibutuhkan oleh bisnis manufaktur. 

b. Grosir. Pedagang grosir menyediakan barang dan jasa kepada produsen dan pengecer.
Pedagang grosir memasok produk ke pengguna industri, ritel, dan institusi untuk dijual kembali
atau untuk digunakan dalam pembuatan produk lainnya.

c. Jasa. Sektor jasa termasuk bisnis yang tidak menghasilkan barang berwujud. Jasa adalah
upaya untuk memberikan sesuatu yang bernilai namun tidak dapat dimiliki secara fisik.
d. Manufaktur. Barang manufaktur dapat memberikan peluang unik untuk Small Business.
Misalnya, Irene Rhodes mendirikan Consumer Fire Products dengan menggunakan latar
belakangnya di bidang teknik untuk membuat sistem yang menyemprotkan busa pelindung yang
dapat terurai secara hayati di dalam rumah saat terjadi kebakaran. Dia memiliki pendapatan $ 2
juta setahun.

e. Teknologi. High-Tech adalah istilah luas yang digunakan untuk menggambarkan bisnis yang
sangat bergantung pada ilmu pengetahuan dan teknik tingkat lanjut. Orang-orang yang mampu
berinovasi atau mengidentifikasi pasar baru di bidang komputer, bioteknologi, rekayasa genetika,
robotika, dan pasar lainnya telah menjadi raksasa teknologi tinggi saat ini.

f.   Sharing Economy. Sharing economy merupakan model ekonomi yang melibatkan sumber


daya yang kurang dimanfaatkan kemudian diberdayakan kepada konsumen. Pengusaha
memperoleh pendapatan dengan menyewakan sumber daya yang kurang dimanfaatkan seperti
penginapan atau kendaraan. Layanan berbagi tumpangan Uber dan Air Bnb adalah perusahaan
yang paling terkait dengan sharing economy.

Advantages of Small-Business Ownership

1.  Independence : Menjadi pemilik small business berarti yang menjadi bos adalah kita sendiri.
Banyak orang memulai bisnis mereka sendiri karena mereka yakin mereka akan melakukan lebih
baik untuk diri mereka sendiri daripada yang dapat mereka lakukan dengan tetap bekerja di
perusahaan saat ini atau dengan berganti pekerjaan. 

2.  Costs :Terdapat data dari top entrepreuner, bahwa untuk memulai bisnis ada sebanyak 78
persen menggunakan tabungan pribadi, kemudian ada 29 persen menggunakan kartu kredit dan
22 persen menggunakan pinjaman keluarga. Terlihat jelas, sebuah perusahaan dengan hanya 14
orang menghabiskan lebih sedikit uang untuk membayar gaji, sewa, utilitas, dan pengeluaran lain
dibandingkan dengan perusahaan yang mempekerjakan puluhan ribu orang dengan beberapa
fasilitas yang besar.

3.  Flexibility :Dengan ukuran bisnis yang kecil muncul fleksibilitas untuk beradaptasi dengan
tuntutan pasar yang terus berubah. Small business biasanya hanya memiliki struktur yang
sederhana atau dengan kata lain hanya memiliki satu lapisan yaitu manajemen langsung
ke owners. Oleh karena itu, keputusan dapat dibuat dan dijalankan dengan cepat. Di perusahaan
yang lebih besar, keputusan tentang hal-hal yang rutin dapat memakan waktu berminggu-minggu
karena keputusan tersebut harus melalui berbagai tingkat manajemen sebelum tindakan
diizinkan.

4.  Focus :Perusahaan dengan skala kecil dapat memfokuskan upaya mereka pada ceruk pasar
yang ditentukan dengan tepat yaitu sekelompok konsumen tertentu. Sedangkan perusahaan besar
harus bersaing di pasar massal atau segmen pasar yang besar. Perusahaan dengan skala kecil
dapat mengembangkan produk untuk kelompok konsumen tertentu atau untuk memenuhi
kebutuhan yang belum ditangani oleh perusahaan lain.

5.  Reputation :Reputasi, atau bagaimana perusahaan dipersepsikan oleh berbagai stakeholder,


merupakan hal yang sangat penting bagi kesuksesan organisasi. Untuk small business, karena
kapasitas mereka adalah fokus pada ceruk pasar yang kecil, maka mereka dapat mengembangkan
reputasi untuk kualitas dan layanan produk yang lebih baik dan mudah.

Disadvantages of Small-Business Ownership

1.  High Stress Level :Ada kekhawatiran yang terus berlanjut yang berkaitan dengan persaingan
bisnis, masalah karyawan, pengadaan peralatan baru, peningkatan persediaan, kenaikan sewa,
atau perubahan permintaan pasar. Selain tekanan tersebut, pemilik small business cenderung
menjadi korban stres fisik dan psikologis. Keharusan melakukan banyak tugas dapat
mengakibatkan jam kerja yang panjang bagi sebagian besar pemilik small business. Banyak
orang kreatif gagal bukan karena konsep bisnisnya, melainkan karena kesulitan dalam mengelola
bisnisnya.

2.  High Failure Rate :Terlepas dari pentingnya bisnis kecil bagi perekonomian kita, tidak ada
jaminan kesuksesan dari memulai small business. Separuh dari semua bisnis gagal dalam lima
tahun pertama. Restoran adalah contohnya. Lihatlah sekeliling lingkungan kita, dapat kita lihat
bahwa beberapa restoran sudah tidak beroperasi lagi karena bangkrut. Bisnis kecil gagal karena
berbagai alasan.

Beberapa hal yang dapat membuat bisnis gagal yaitu konsep bisnis yang buruk atau menyalurkan
hobi menjadi bisnis, mungkin berhasil jika benar-benar berpeluang (ceruk pasar mau membeli)
namun terlalu sering orang memulai bisnis semacam itu tanpa mengidentifikasi kebutuhan nyata
akan barang atau jasa tersebut. Penyebab penting lainnya dari kegagalan dari small
business adalah beban yang diberlakukan oleh peraturan pemerintah, dana yang tidak cukup
untuk menahan penjualan yang lambat, dan kerentanan terhadap persaingan dari perusahaan
yang lebih besar. Terdapat tiga penyebab utama kegagalan small business yang perlu dicermati:
kekurangan modal, kurangnya pengalaman atau ketidakmampuan manajerial, dan
ketidakmampuan untuk mengatasi pertumbuhan.

 Memulai bisnis kecil

1.   Business Plan :Business plan merupakan rencana tertulis yang menjelaskan bagaimana suatu
kegiatan bisnis dilakukan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Business Plan juga
merupakan peta jalan atau roadmap yang memberikan arahan jelas tentang bagaimana sebuah
bisnis menjawab tantangan yang akan timbul di masa depan.
2.   Forms of Business Ownership :Setelah mengembangkan rencana usaha, pengusaha harus
menentukan bentuk legalisasi kepemilikan, Apakah perseorangan, kemitraan, atau korporasi.

3.    Financial Resources :Untuk mendapatkan uang dari small business, pengusaha harus
menyediakan atau mendapatkan uang(capital). Terdapat 2 cara sumber pendanaan yaitu: 1)
Equity Financing :Mekanisme pendanaan untuk perusahaan dengan menggunakan modal sendiri.
Selain menggunakan modal sendiri, kita juga bisa mendapatkan dana dari venture capitalists. 2)
Debt Financing :Mekanisme pendanaan untuk perusahaan melalui jalur pinjaman (utang) yang
didapat dari pihak lain di luar pendanaan internal. Dalam hal ini, pihak yang memberi pinjaman
akan berstatus sebagai kreditur.

4.  Pendekatan dalam memulai bisnis kecil

Dalam memulai sebuah sebuah bisnis terdapat 2 hal dapat kita lakukan yaitu memulai dari awal
atau membeli bisnis yang sudah ada ada. Terdapat beberapa keuntungan dalam membuat bisnis
dari awal yaitu membuat network dengan konsumen, supplier, distributor. Salah satu cara
membeli bisnis yang sudah ada adalah dengan menggunakan franchise. Franchise adalah
hubungan yang salah satu pihaknya diberikan hak untuk menggunakan nama didalam bisnis
tersebut. Di Indonesia kita kenal dengan nama waralaba contohnya: McDonalds. Franchising
memberikan keuntungan kepada franchisee untuk mengembangkan bisnisnya secara lebih cepat
karena sudah memiliki nama dari usaha yang di franchise tersebut. Kelebihan dari franchise
diataranya: 1)   Nama brand, 2)  Assistant financial, 3) Kualitas produk dan jasa yang sudah
terstandarisasi, 4)  Tempat dan wilayah yang sudah terproteksi, 5)  Break even point lebih
cepat. Disamping keuntungan tentu ada kerugian diantaranya: 1)  Produk yang terbatas, 2)  Fees
dan profit dibagi kepada pihak franchisee, 3)  Tidak leluasa dalam membuat keputusan bisnis, 4)
Standar operasi yang kaku, 5)  Mudah terjadinya kejenuhan pasar. 

The Future of Small Business

1.  Tren demografis :Pada tahun 1946 sampai dengan 1964 disebut sebagai tahun baby boomer.
Pada durasi tahun tersebut berbagai populasi bisnis meraih sukses pada masa itu namun tidak
dengan bisnis kecil. Banyak pakar percaya bahwa demografis boomer adalah pasar masa depan.
Kemudian muncul generasi millennial (1981-1997) dimana pada generasi ini tidak hanya
berfokus dengan hanya mendapatkan uang, namun juga memfokuskan pada meningkatkan
keahlian dan kapabilitas seseorang. Pada generasi ini, bekerja jarak jauh lebih dapat diterima
daripada generasi sebelumnya dan komunikasi virtual menjadi sama pentingnya dengan meeting
tatap muka

2.   Tren teknologi dan ekonomi :Teknologi memiliki peranan penting dalam meningkatkan
komunikasi jarak jauh dari rumah dan meningkatkan efisiensi. Kemajuan teknologi juga
meningkatkan kemampuan dari bisnis kecil untuk melakukan ekspansi bisnis mereka keluar
negeri. Perubahan komunikasi dan teknologi kan mengizinkan perusahaan kecil untuk mengelola
layanan mereka secara cepat untuk konsumen internasional. Perdagangan bebas akan membantu
membentuk sebuah lingkungan dimana bisnis kecil memiliki peraturan dan batas legalitas yang
rendah. Masa depan bisnis kecil kurang menjanjikan. Kesempatan untuk menerapkan kreatifitas
dan entrepreneur untuk melayani konsumen tidak terbatas.

The Nature of Operation Management. Manajemen operasi (MO), pengembangan dan


administrasi kegiatan yang terlibat dalam mengubah sumber daya menjadi barang dan jasa,
merupakan hal yang sangat penting. Manajer operasi mengawasi proses transformasi dan
perencanaan serta perancangan sistem operasi, mengelola logistik, kualitas, dan produktivitas.
Manajemen Operasi adalah "inti" dari sebagian besar organisasi karena bertanggung jawab atas
pembuatan barang dan jasa organisasi.

The Transformation Process. Inti dari manajemen operasi adalah melalui proses transformasi
input (sumber daya seperti tenaga kerja, uang, material, dan energi) diubah menjadi output
(barang, jasa, dan ide). Proses transformasi menggabungkan input dengan cara yang telah
ditentukan menggunakan peralatan yang berbeda, prosedur administrasi, dan teknologi untuk
membuat produk. Dalam bisnis yang memproduksi furnitur kayu ek, misalnya, input melewati
beberapa proses sebelum diubah menjadi output akhir furnitur yang telah dirancang untuk
memenuhi keinginan pelanggan.

Operation Management in Service Business

Berbagai jenis proses transformasi terjadi di organisasi yang menyediakan layanan, seperti
maskapai penerbangan, perguruan tinggi, dan sebagian besar organisasi nonprofit. Sebuah
maskapai penerbangan mengubah input seperti karyawan, waktu, uang, dan peralatan melalui
proses seperti pemesanan penerbangan, menerbangkan pesawat, memelihara peralatan, dan
melatih kru. Output dari proses ini adalah menerbangkan penumpang dan / atau paket ke tujuan
mereka. Proses transformasi terjadi di semua organisasi, terlepas dari apa yang mereka hasilkan
atau tujuannya. Bagi kebanyakan organisasi, tujuan akhirnya adalah agar output yang dihasilkan
bernilai lebih dari gabungan biaya input.

Tidak seperti barang berwujud, jasa secara efektif adalah tindakan atau kinerja yang harus
diarahkan kepada konsumen yang menggunakannya. Jadi, ada komponen kontak pelanggan yang
signifikan untuk sebagian besar layanan. Meskipun produsen dan penyedia layanan sering
melakukan aktivitas serupa, mereka juga berbeda dalam beberapa hal. Kita dapat
mengklasifikasikan perbedaan ini dalam lima cara dasar.

Nature and Consumption Output. Pertama, produsen dan penyedia layanan berbeda dalam
sifat dan konsumsi output mereka. Misalnya istilah pabrikan menyiratkan perusahaan yang
membuat produk berwujud. Sebaliknya, penyedia layanan menghasilkan keluaran yang lebih
tidak berwujud seperti pengiriman surat prioritas dari Layanan Pos AS atau penginapan bisnis di
hotel Westin.
Uniformity of Input. Cara kedua untuk mengklasifikasikan perbedaan antara pabrikan dan
penyedia layanan berkaitan dengan keseragaman input. Produsen biasanya memiliki kontrol
lebih besar atas jumlah variabilitas sumber daya yang mereka gunakan daripada penyedia
layanan.

Uniformity of Output. Produsen dan penyedia jasa juga berbeda dalam keseragaman output
mereka, produk akhir. Karena elemen manusia melekat dalam penyediaan layanan, setiap
layanan cenderung dilakukan secara berbeda. Tidak semua penjual grosir, misalnya, melayani
pelanggan dengan cara yang sama.

Labor Required. Perbedaan keempat adalah jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu keluaran. Penyedia layanan umumnya lebih padat karya (membutuhkan
lebih banyak tenaga kerja) karena tingkat kontak pelanggan yang tinggi, produk yang mudah
rusak (harus dikonsumsi segera), dan variasi yang tinggi dari masukan dan keluaran
(kustomisasi). Sebaliknya, pabrikan cenderung lebih padat modal karena mesin dan teknologi
yang digunakan dalam produksi massal barang yang sangat mirip.

Measurement of Productivity. Perbedaan terakhir antara penyedia layanan dan produsen


melibatkan pengukuran produktivitas untuk setiap output yang dihasilkan. Untuk pabrikan,
mengukur produktivitas cukup mudah karena hasil nyata dan tingkat keseragamannya yang
tinggi. Untuk penyedia layanan, variasi dalam permintaan (misalnya, permintaan yang lebih
tinggi untuk perjalanan udara di beberapa musim daripada di musim lainnya), variasi dalam
persyaratan layanan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain, dan produk tidak berwujud membuat
pengukuran produktivitas lebih sulit.

Planning and Designing Operations Systems

Sebelum sebuah perusahaan dapat menghasilkan produk apa pun, pertama-tama perusahaan
harus memutuskan apa yang akan diproduksi dan untuk kelompok pelanggan apa. Kemudian
harus menentukan proses apa yang akan digunakan untuk membuat produk ini serta fasilitas
yang dibutuhkan untuk memproduksinya. Keputusan ini terdiri dari perencanaan operasi.

Planning The Product

Sebelum membuat produk apapun, perusahaan terlebih dahulu harus menentukan apa yang
diinginkan konsumen dan kemudian merancang produk untuk memenuhi keinginan tersebut.
Sebagian besar perusahaan menggunakan riset pemasaran untuk menentukan jenis barang dan
jasa yang akan disediakan dan fitur yang harus mereka miliki. Ketika lingkungan pasar berubah,
perusahaan harus fleksibel. Mengembangkan produk bisa menjadi proses yang panjang dan
mahal. 

Designing the Operations Processes


Sebelum perusahaan dapat memulai produksi, pertama-tama harus ditentukan metode yang tepat
untuk mengubah sumber daya menjadi produk yang diinginkan. Seringkali, kebutuhan dan
keinginan spesifik konsumen menentukan suatu proses. Biasanya, produk dirancang untuk dibuat
dengan salah satu dari tiga proses: standarisasi, desain modular, atau penyesuaian.

Standardisasi. Standardisasi adalah membuat komponen yang identik dan dapat dipertukarkan


atau bahkan produk yang lengkap. Dengan standardisasi, pelanggan mungkin tidak mendapatkan
apa yang dia inginkan, tetapi harga produk umumnya lebih murah daripada produk yang
dirancang khusus. Untuk membantu mengatasi masalah ini, ISO telah mengembangkan daftar
standar global yang dapat diadopsi oleh perusahaan untuk meyakinkan pemangku kepentingan
bahwa mereka mematuhi pedoman kualitas, lingkungan, dan manajerial tertinggi.

Desain modular. Desain modular melibatkan membangun item dalam unit mandiri, atau modul,
yang dapat digabungkan atau dipertukarkan untuk membuat produk yang berbeda. Hal ini
memungkinkan pelanggan untuk mencampur dan mencocokkan komponen untuk desain yang
disesuaikan. Banyak pabrikan mobil menggunakan desain modular dalam proses produksinya.

Kustomisasi. Kustomisasi membuat produk untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan


pelanggan tertentu. Produk yang dihasilkan dengan cara ini umumnya unik. Produk tersebut
antara lain layanan reparasi, layanan fotokopi, karya seni kustom, perhiasan, dan furnitur, serta
produk berskala besar seperti jembatan, kapal, dan perangkat lunak komputer. Kustomisasi
massal berkaitan dengan pembuatan produk yang memenuhi kebutuhan atau keinginan banyak
pelanggan individu. Pelanggan dapat memilih model, ukuran, warna, gaya, atau desain produk. 

Blockchain. Blockchain informasi teknologi dapat mengubah proses di hampir setiap industri


termasuk rantai pasokan, perawatan kesehatan, dan bahkan iklan online. Blockchain adalah
database publik (atau buku besar) yang aman yang mencatat semua transaksi dan tersebar di
banyak komputer. Di era konsumen yang paham teknologi dan inovasi berkelanjutan, adopsi
teknologi blockchain terjadi lebih cepat dari   Bitcoin adalah mata uang digital terdesentralisasi
yang bekerja berdasarkan teknologi blockchain tanpa sebelumnya. 

Planning Capacity

Perencanaan proses operasional organisasi melibatkan dua bidang penting: perencanaan


kapasitas dan perencanaan fasilitas. Syarat kapasitas pada dasarnya mengacu pada beban
maksimum yang dapat dibawa atau dioperasikan oleh unit organisasi. Satuan pengukuran dapat
berupa pekerja atau mesin, departemen, cabang, atau bahkan seluruh pabrik. Kapasitas maksimal
dapat dinyatakan dalam input atau output yang disediakan.

Planning Facility
Setelah perusahaan mengetahui proses apa yang akan digunakan untuk menciptakan produknya,
maka perusahaan dapat merancang dan membangun fasilitas yang sesuai untuk membuatnya.
Perusahaan harus memutuskan di mana akan menempatkan fasilitas operasi mereka, tata letak
apa yang terbaik untuk menghasilkan produk tertentu mereka, dan bahkan teknologi apa yang
akan diterapkan pada proses transformasi.

Facility Location. Ketika sebuah perusahaan memutuskan untuk merelokasi atau membuka


fasilitas di lokasi baru, harus memperhatikan faktor-faktor seperti perkiraan pasar, ketersediaan
bahan baku, ketersediaan transportasi, ketersediaan listrik, pengaruh iklim, ketersediaan tenaga
kerja, karakteristik masyarakat (kualitas hidup), dan pajak. Keputusan lokasi fasilitas bersifat
kompleks karena melibatkan evaluasi banyak faktor, beberapa di antaranya tidak dapat diukur
dengan tepat.

Facility Layout. Mengatur tata letak fisik fasilitas adalah tugas yang kompleks dan sangat
teknis. Beberapa arsitek industri mengkhususkan diri dalam desain dan tata letak jenis bisnis
tertentu. Ada tiga tata letak dasar: posisi tetap, proses, dan produk. 1.  Fixed-position layout 
membawa semua sumber daya yang diperlukan untuk membuat produk ke lokasi pusat.
Produknya seperti gedung perkantoran, rumah, pembangkit listrik tenaga air, atau jembatan —
tidak bergerak. 2.  Process layout mengatur proses transformasi menjadi departemen yang
mengelompokkan proses terkait. Pabrik fabrikasi logam, misalnya, mungkin memiliki
departemen pemotongan, departemen pengeboran, dan departemen pemolesan.3.  Product
layout mengharuskan produksi dipecah menjadi tugas-tugas yang relatif sederhana yang
diberikan kepada pekerja, yang biasanya ditempatkan di sepanjang jalur perakitan. Pekerja tetap
di satu lokasi, dan produk berpindah dari satu pekerja ke pekerja lainnya. Setiap orang secara
bergiliran melakukan tugas atau aktivitas yang diminta. Contoh produk yang diproduksi di jalur
perakitan adalah mobil, pesawat televisi, penyedot debu, pasta gigi, dan makanan dari kafetaria.            

Technology. Setiap industri memiliki teknologi dasar dan mendasar yang menentukan sifat
proses transformasinya. Model bisnis saat ini mengubah bagaimana proses transformasi terjadi.
Fungsi operasi memanfaatkan komputer dengan baik di semua fase proses transformasi.
Computer-assisted design (CAD), misalnya, membantu insinyur merancang komponen, produk,
dan proses di komputer, bukan di atas kertas. Perangkat lunak CAD digunakan untuk
mengembangkan gambar 3D. Computer-assisted manufacturing (CAM) menggunakan spesialis
sistem komputer yang dipanggil untuk benar-benar memandu dan mengontrol proses
transformasi. Sistem seperti itu dapat memantau proses transformasi, mengumpulkan informasi
tentang peralatan yang digunakan untuk menghasilkan produk dan tentang produk itu sendiri saat
berpindah dari satu tahap proses transformasi ke tahap berikutnya. Ketika semua teknologi ini
CAD / CAM, manufaktur fleksibel, robotika, sistem komputer, dan lainnya diintegrasikan,
hasilnya adalah manufaktur terintegrasi komputer (CIM), sistem lengkap yang mendesain
produk, mengelola mesin dan material, dan mengontrol fungsi operasi. Perusahaan mengadopsi
CIM untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas serta mengurangi biaya. 
Sustainability and Manufacturing

Manufaktur dan sistem operasi bergerak cepat untuk membangun kelestarian lingkungan dan
meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan alam. Sustainability berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatan sedemikian rupa untuk menyediakan kesejahteraan jangka panjang
lingkungan alam, termasuk semua entitas biologis. Tesla telah membuat kendaraan listrik murni
yang juga menempati urutan teratas dalam keamanan. 

Managing the Supply Chain

Fungsi utama dari manajemen operasional adalah supply chain management. Kegiatan yang
terjadi dalam supply chain management dimulai dari mengatur bahan mentah, komponen-
komponennya, finishing produk, mengemas produk hingga sampai ke pembeli. Dalam supply
chain management kita akan mengenal 4 tahapan proses produksi yang akan dipasarkan melalui
rangkaian berikut ini ;a.      Purchasing/procurement

Pada tahap ini suatu perusahaan melakukan pembelian terhadap seluruh bahan mentah
yang dibutuhkan. Departemen penjualan berusaha mendapatkan bahan dengan kuantitas
yang dibutuhkan dengan mendapatkan biaya yang serendah-rendahnya (menekan biaya).
Cara lain bagi perusahaan untuk mendapatkan bahan baku yaitu dengan mengganti
komponen yang lebih ekonomis dan efisien seperti contohnya menyewa.  

b.      Managing inventory

Inventory adalah seluruh bahan baku, komponen produksi, produk jadi maupun setengah
jadi dan seluruh peralatan yang digunakan oleh perusahaan. Beberapa produk tidak selalu
langsung habis dipasarkan, sehingga departemen pengadaan perlu menyimpan produk-
produk tersebut hingga saatnya dibutuhkan. Ada 3 tipe dasar inventory : a) Finished goods
inventory : contohnya mobil yang siap diangkut ke dealer, b) Work-in process inventory :
contohnya McDonald(barang setengah jadi) karena beberapa produk perlu dimasak
sebelum dibeli., c) Raw materials inventory: contohnya bahan baku yang sudah dibeli
namun belum memasuki proses produksi, seperti sayuran dan patties untuk hamburger.

Barang yang perlu disimpan sebagai inventory didasarkan oleh rasio penggunaan barang,
biaya perawatan barang, biaya barang di masa yang akan datang, dan proses lain yang
berhubungan dengan pemesanan dan pembuatan barang, serta harga barang tersebut.
Berikut pendekatan yang digunakan untuk menetapkan berapa banyak barang yang harus
dibayarkan langsung maupun tidak:

 Economic order quantity model (EOQ) : mengidentifikasi seberapa banyak barang


yang optimal untuk dipesan demi meminimalisir biaya pengelolaan barang.
 Just-in time inventory management (JIT) : metode ini punya tujuan agar bahan baku
siap ketika dibutuhkan. Teknik memakai bahan yang kuantitasnya lebih sedikit
serta yang baru sampai di perusahaan untuk penggunaan proses transformasi. Oleh
karena itu hanya memerlukan ruang penyimpanan yang sedikit dan beban
manajemen inventory lainnya.
 Material requirements planning (MRP) : sistem perencanaan yang menjadwalkan
tepatnya kuantitas yang bahan yang dibutuhkan untuk membuat produk.

 c.       Outsourcing

Outsourcing adalah kontrak pembuatan atau perjanjian kepada lain perusahaan


independent di luar negaranya. Seperti contohnya, hampir seluruh proses produksi sepatu
Nike berasal dari negara Asia seperti China, Vietnam, Indonesia, dll. Metode outsource
digunakan untuk memangkas biaya operasional, dengan tingkat kepuasan customer yang
besar.

d.      Routing and scheduling

Routing adalah tahapan dari operasional di mana produk tersebut lulus uji coba.
Scheduling; adalah kegiatan menyerahkan barang yang telah di uji coba ke masing-
masing departemen bahkan ditujukan ke mesin yang telah ditentukan, pekerja dan team
untuk melakukan proses produksi. Salah satu metode scheduling yang sering digunakan
adalah PERT (Program Evaluation and Review Technique) dengan mengidentifikasi
tugas/tahapan yang diminta untuk menyelesaikan sebuah produksi, menyusun tugas
tersebut ke dalam beberapa tahapan, menentukan waktu pembuatan produk, dan
mengestimasi waktu yang dibutuhkan. Contohnya McDonald dalam pembuatan burger.

  Managing Quality

Kualitas merefleksikan tingkat barang dan jasa yang diinginkan dan dicari oleh customers.
Menentukan kualitas sejatinya cukup sulit karena hal tersebut didasarkan pada persepsi customer
seberapa bagus produk tersebut dalam ekspektasi mereka. Malcolm bridge national quality award
memberi penghargaan kepada perusahaan yang mencapai standar ketat dalam standar kualitas.
Kriteria yang mereka cari seperti, 1) Leadership, 2) information dan analysis, 3) strategic
planning, 4) human resource development and management, 5) process management, 6) business
result, 7) Customer focus and satisfaction akan barang yang dibeli. Terdapat 3 kualitas dalam
manajemen operasi, sebagai berikut;

a.       Quality Control : proses yang digunakan oleh sebuah organisasi untuk


memelihara/menjaga standar kualitas yang diterapkan.
b.      Total Quality Management : sistem manajemen kualitas yang berfokus pada pelanggan
dengan melibatkan semua karyawan demi meningkatkan kualitas dalam jangka panjang.

c.       Statistical Process Control : sistem manajemen dengan mengumpulkan dan


menganalisis informasi mengenai proses produksi hingga menunjukkan dengan tepat
masalah-masalah kualitas dalam sistem produksi.

 International Organization for Standardization (ISO)

ISO hadir untuk dijadikan standar kualitas yang diinginkan kemudian memperkirakan
perusahaan tersebut memasuki standar atau tidak untuk kemudian dapat bersaing di pasaran. ISO
telah membuat rangkaian standar manajemen kualitas sebagai berikut;

 ISO 9000 : untuk memastikan standar kualitas dari customer terpenuhi. Standar dari
ISO 9000 ini menyediakan kerangka dalam mendokumentasikan bagaimana bisnis yang
tersertifikasi menjaga rekam jejak perusahaan, melatih karyawan, mengetes produk, dan
memperbaiki kerusakan. Sedangkan ISO 9002 diterbitkan untuk layanan jasa.
 ISO 14000 : standarisasi yang berfokus pada lingkungan dengan beberapa pengaturan
komprehensif untuk mendorong lingkungan lebih bersih dan lebih aman. Tujuan dari
ISO 14000 untuk mempromosikan pendekatan yang lebih seragam untuk pengelolaan
lingkungan dan membantu perusahaan mencapai perbaikan lingkungan di dalam kinerja
lingkungan perusahaan mereka
a. ISO 19600 : memberikan pedoman untuk memenuhi manajemen yang beresiko, 
persyaratan hukum, dan kebutuhan stakeholders. Standar ini membahas persyaratan wajib
seperti Hukum dan standar sukarela seperti prinsip.

Inspection : setelah adanya karakteristik kualitas yang diinginkan, spesifikasi, dan standar telah
ditetapkan dalam sebuah ukuran tertentu, langkah selanjutnya manajemen operasi adalah
inspeksi. Inspeksi memperlihatkan apakah sebuah produk memenuhi standar atau tidak.
Beberapa karakteristik produk di inspeksi dengan beberapa teknik sederhana seperti menambah
berat isi kotak sereal atau memperkirakan waktu bagi costumer untuk mendapatkan burger.
Teknik inspeksi lainnya lebih terperinci, seperti industri farmasi dan pemrosesan makanan
menggunkan tes uji kimia yang beragam untuk menentukan kualitas output. Sebuah organisasi
umumnya menginspeksi purchased item dan finished item untuk menentukan level barang
tersebut. Sedangkan work-in progress untuk menemukan kerusakan sebelum produk masuk
proses produksi.  
b. Sampling : sampling dilakukan untuk menentukan seberapa banyak barang yang harus
diinspeksikan. Inspeksi produk menggunakan biaya yang mahal seperti dengan elaborate
testing equipment, penghancuran produk, atau memerlukan waktu yang lama untuk
selesai. Jika kasusnya seperti ini, biasanya hanya diambil satu produk saja untuk
diinspeksi. Jika barangnya melewati masa inspeksi, maka seluruh barang lainnya juga
lolos uji. Jika menggunakan prinsip statistical inference manajemen dapat menggunakan
sampling technique yang memastikan tingginya probabilitas dalam mencapai kesimpulan
yang tepat. Sampling digunakan ketika tes inspeksi bersifat merusak.

 Integrating Operations and Supply Chain Management

Manajemen operasi dan supply chain bisa jadi sangat kompleks dan menantang bagi sejumlah
organisasi independen yang harus menjalankan tanggung jawab mereka dalam membuat kualitas
produk. Seperti contohnya saat Obama melarang impor ikan dari salah satu negara di Asia
Tenggara saat perusahaan tersebut diketahui menjalankan perbudakan.  Oleh Karena itu,
manajemen berbagai mitra dalam supply chain dan operasi menjadi penting karena banyak
stakeholder yang memegang tanggung jawab perusahaan dalam hal yang berhubungan dengan
kualitas produk. Perusahaan yang bekerja dengan supplier global harus menjalankan Global
Supplier Code of Counduct dan memastikan panduan tersebut dapat dikomunikasikan secara
efektif. Ditambah lagi, supply chain dan departemen bagian pembayaran harus bekerja bersama
untuk menciptakan keputusan operasional demi memastikan pemilihan supplier terbaik bagi
perusahaan dari segi etika sampai biaya yang efektif. 

Anda mungkin juga menyukai