Anda di halaman 1dari 49

‫مبيسمم اللمه ال رريحرممنال ررمحييمم‬

BAB iv
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB
PERUSAHAAN
( C s r / corporate social responsibility )

Oleh:
EKA FEBRIANTI, SE., MM., CRBD

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 1
Pengertian Etika Bisnis
• Etika adalah keyakinan pribadi individu tentang
apakah keputusan, perilaku atau tindakan , benar
atau salah
• Perilaku etis : perilaku yang sesuai dengan norma-
norma sosial yang berlaku umum.
• Perilaku yang tidak etis: perilaku yang tidak sesuai
dengan norma-norma sosial yang berlaku umum.
• Etika Bisnis adalah : merupakan rangkaian dasar
etika yang harus diikuti apabila menjalankan
bisnis

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 2
Dengan kata lain Etika Bisnis adalah :
keseluruhan dari aturan-aturan etika, baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis yang
mengatur hak-hak dan kewajiban produsen dan
konsumen serta etika yangn harus
dipraktekkan dalam bisnis

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 3
Pengertian CSR
Beberapa pengertian CSR menurut buku membedah konsep
dan aplikasi CSR karangan Yusuf Wibisono (2007) dan buku
Corporate Social Responsibility dari A.B Susanto (2007)
a. The World Business Council for Sustainable Development
mendefinisikan CSR sebagai “ Continuing Commitment
by business to behave ethically and contribute to
economic develpoment while improving the quality of
life of the workfarce and their families as well as of the
local community and society at large”. ( Komitment
bisnis untuk secara terus menerus berprilaku etis dan
berkontribusi dalam pembangunan ekonomi serta
meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya,
masyarakat lokal, serta masyarakat luas pada umumnya)

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 4
b. EU Gren Paper on CSR memberikan defenisi
CSR sebagai “ a concept whereby companies
integrate social and environmental concerns
in their business operations and in their
interaction with their stakeholders an a
voluntary basis” ( “Suatu konsep dimana
perusahaan mengintegrasikan perhatian
pada masyarakat dan lingkungan dalam
operasi bisnisnya serta dalam interaksinya
dengan para pemangku kepentingan secara
sukarela”)
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 5
c. Magnan dan Ferrel mendefenisikan CSR
sebagai “a business acts in a socially
responsible manner when its decision
and account for and balance diverse
stakeholder interest” ( “ Suatu bisnis
dikatakan telah melaksanakan tanggung
jawab sosialnya jika keputusan-
keputusan yang diambil telah
mempertimbangkan keseimbangan antar
berbagai pemangku kepentingan yang
berbeda-beda”)
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 6
d. A.B Susanto mendefenisikan CSR sebagai
tanggung jawab perusahaan baik kedalam
maupun keluar perusahaan.

Tanggung jawab kedalam diarahkan kepada PMS


dan karyawan dalam wujud profitabilitas dan
pertumbuhan perusahaan,
sedangkan tanggung jawab keluar dikaitkan
dengan peran perusahaan sebagai pembayar pajak
dan penyedia lapangan kerja, meningkatkan
kesejahteraan dan kompetensi masyarakat, serta
memelihara lingkungan bagi generasi mendatang.
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 7
e. Elkington mengemukakan bahwa tanggung
jawab sosial perusahaan mencakup tiga
dimensi yaitu:
• mencapai keuntungan (profit) bagi perusahaan,
• memberdayakan masyarakat (people),
• dan memelihara kelestarian alam/bumi
(planet) (3P)

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 8
Dengan kata lain Tanggung Jawab Sosial adalah :
Suatu konsep organisasi, khususnya (namun
bukan hanya) perusahaan yang memiliki suatu
tanggung jawab terhadap kreditor, pemegang
saham, komunitas dan lingkungan dalam segala
aspek operasional perusahaan.

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 9
A. Tanggung Jawab kepada Pelanggan
Tanggung Jawab kepada Pelanggan jauh lebih luas dari pada
hanya menyediakan barang atau jasa. Perusahaan mempunyai
tanggung jawab ketika memproduksi dan menjual produk.
Dalam praktek tanggung jawab tersebut meliputi :
Tanggung Jawab Produksi :
Produk harus diproduksi dengan keyakinan menjaga kesela-
matan pelanggan. Label peringatan harus ada guna mencegah
kecelakaan karena salah dalam penggunaan dan adanya efek
samping
Tanggung Jawab Penjualan :
Perusahaan tidak melakukan strategi penjualan yang terlalu
agresif atau iklan yang menyesatkan. Perlu survey kepuasan
pelanggan, dimana ybs diperlakukan sebagaimana mestinya.
Cara Menjamin Tanggung Jawab
Sosial Kepada Pelanggan

Dapat di lakukan dengan tahapan sbb. :


1. Ciptakan Kode Etik
• Berisi serangkaian petunjuk untuk kualitas produk, sekaligus
sebagai petunjuk bagaimana karyawan, pelanggan dan pemilik
seharusnya dipelihara
2. Memantau Semua Keluhan
• Hubungi pelanggan apabila mereka mempunyai keluhan mengenai
kualitas produk atau lainnya.
• Cari sumber keluhan dan yakinkan bahwa problem tersebut tidak
akan timbul lagi.
3.Umpan Balik Pelanggan
• Meminta pelanggan untuk memberi umpan balik atas barang/jasa
yang mereka beli walaupun selama ini tidak ada keluhan antara
lain dengan mengirim kuesioner.
Cara Konsumerisme Menjamin Tanggung jawab
terhadap pelanggan

Tanggung jawab kepada pelanggan didorong juga oleh


sekelompok konsumen tertentu.
Konsumerisme mewakili permintaan kolektif pelanggan
dimana bisnis memenuhi kebutuhan mereka
Konsumerisme merupakan gerakan yang berusaha
untuk memperjuangkan hak-hak konsumen untuk
mendapatkan perlindungan terhadap pelayanan
bisnis.
Contohnya Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia
(YLKI)
Tujuan dari gerakan konsumerisme ini mencakup beberapa
hal antara lain :
1. Memperoleh perhatian dan tindakan nyata oleh
kalangan bisnis terhadap keluhan-keluhan konsumen
atas praktek bisnisnya
2. Pelaksanaan strategi advertensi/periklanan yang
realistis dan mendidik serta tidak menyesatkan
masyarakat.
3. Diselenggarakannya panel diskusi secara periodik
antara wakil-wakil konsumen dengan para pengusaha.
4. Perbaikan service/pelayanan purna jual yang lebih baik
5. Terselengaranya kegiatan “Public Relation” yang menitik
beratkan pada pelayanan yang memuaskan konsumen.
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 13
Cara Pemerintah Menjamin Tanggung jawab terhadap pelanggan
Pemerintah cenderung menjamin tanggung jawab kepada
pelanggan dengan berbagai hukum atas keamanan produk, iklan,
dan kompetisi industri melalui:

Peraturan Pemerintah Tentang Keamanan Produk


Pemerintah melindungi konsumen dengan memberikan peraturan
atas beberapa produk perusahaan

Peraturan Pemerintah Tentang Periklanan


Pemerintah menciptakan hukum yang melarang iklan yang
menyesatkan

Peraturan Pemerintah Tentang Kompetisi Industri


Pemerintah mempromosikan persaingan diseluruh industri,
karena persaingan dapat menghindari penggunaan taktik
penjualan yang menyesatkan serta praktek monopoli.
B. Tanggung Jawab kepada Karyawan
a. Rasa Aman para Karyawan
• Meyakinkan a.l tempat kerja adalah aman bagi karyawan dengan
selalu mengecek peralatan kerja supaya selalu dalam kondisi layak
dan tidak berbahaya.
b. Perlakuan layak oleh karyawan lain
• Perusahaan bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa para
karyawan diperlakukan layak oleh karyawan lain. Issue yang
timbul biasanya masalah diversitas (kelainan, perbedaan)
karyawan dan pelecehan seksual
c. Kesempatan yang sama
• Karyawan yang melamar untuk suatu posisi tidak seharusnya
ditolak karena diskriminasi masalah sara
Cara Perusahaan Meyakinkan Tanggung
Jawab Kepada Karyawan

 Untuk meyakinkan bahwa karyawan menerima


perlakuan yang layak, beberapa perusahaan
menciptakan prosedur keluhan untuk karyawan
yang merasa bahwa mereka tidak diberi
kesempatan yang sama. Keluhan ditangani oleh
seseorang atau departemen / bagian / seksi yang
ditunjuk perusahaan. Adanya masukan tersebut
perusahaan berusaha memecahkan dan
memperbaiki prosedurnya untuk menghindari
keluhan kayawan selanjutnya.
Konflik Dengan Pemberhentian Karyawan

 Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) mungkin


berguna untuk mengurangi biaya yang sangat
substansial dan memuaskan pemegang saham,
disamping itu supaya perusahaan bertahan
hidup. Ini mungkin cara terbaik bagi
perusahaan, tetapi tidak bagi karyawan.
 Solusi terbaik adalah dengan menyalurkan
karyawan yang di PHK pada pekerjaan lain
dalam perusahanan atau group perusahaan
c. Tanggung Jawab Kepada
Pemegang Saham

Perusahaan bertanggung jawab untuk memuaskan


pemilik (Pemegang Saham)
Cara Perusahaan Meyakinkan Tanggung Jawab

• Manajer perusahaan memonitor keputusan perusahaan untuk


meyakinkan bahwa mereka membuatnya untuk kepentingan
pemilik.
• Gaji karyawan dikaitkan dengan kinerja perusahaan, dalam hal
ini karyawan tinggal memfocuskan pada memaksimalkan nilai
perusahaan
Cara Pemegang Saham Meyakinkan Tanggung Jawab :

• Pemegang saham aktif dalam mempengaruhi kebijakan


manajemen perusahaan, terlebih ketika mereka tidak puas
dengan gaji para eksekutif perusahaan atau kebijakan lain.
Pemegang saham yang sangat aktif umumnya investor institusi
yang memiliki sejumlah besar saham.
• Mereka akan meminta pertangungjawaban eksekutif
perusahaan atas ketidak puasannya
Konflik dengan Kompensasi Eksekutif yang berlebihan
• Salah satu perhatian utama pemegang saham adalah gaji yang
diberikan kepada para eksekutif perusahaan (CEO) dan eksekutif
lainnya Isu ini timbul manakala perusahaan membayar gaji
tinggi kepada para eksekutif, dilain fihak imbalan yang diterima
oleh para pemegang atas investasinya tidak memuaskan.
D. TANGGUNG JAWAB KEPADA KREDITOR

• Jika perusahaan mengalami masalah keuangan


dan tidak dapat memenuhi kewajibannnya,
harus memberi tahu para kreditor. Biasanya
kreditor bersedia memperpanjang jatuh
tempo pembayaran serta memberi advis
dalam mengatasi masalah keuangan

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 20
E. TANGGUNG JAWAB PADA LINGKUNGAN

• Proses produksi yang digunakan perusahaan


juga produksi yang dihasilkan dapat
mencemari atau merusak lingkungan misalnya
polusi udara (CO2) yang berbahaya bagi
masyarakat dan polusi tanah akibat
sampah/limbah beracun yang mengakibatkan
tanah tidak atraktif dan tidak berguna untuk
keperluan lain seperti pertanian

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 21
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi polusi

¨ Perusahaan membatasi jumlah CO2 yang disebabkan oleh


proses produksi antara lain dengan mendesain peralatan
produksi dan produknya.
¨ Merevisi proses produksi dan pengemasan untuk mengurangi
jumlah sampah/limbah
¨ Menyimpan sampah meracun dan mengirimkannya ketempat
pembuangan sampah khusus
¨ Mendaur ulang plastik dan membatasi pemakaian material yang
akan menjadi sampah yang solid
¨ Perusahaan harus memiliki program lingkungan yang dirancang
untuk mengurangi kerusakan lingkungan
Konflik dengan Tanggung Jawab Lingkungan
• Walaupun perusahaan setuju bahwa lingkungan yang bersih
diperlukan, namun masalahnya seberapa besar tanggung
jawab yang harus mereka pikul untuk memelihara dan
memperbaiki lingkungan.
• Hal ini menyangkut masalah biaya, karena pengeluaran dana
yang begitu besar untuk lingkungan akan berakibat pada
keuntungan perusahaan, yang pada gilirannya berdampak
pada kepentingan para pemegang saham maupun para
investor.
F. Tanggung Jawab Kepada Komunitas
• Apabila perusahaan membangun suatu basis
komunitas, mereka menjadi bagian dari komunitas.
Perusahaan menunjukkan kepedulian-nya kepada
komunitas dengan mensponsori event lokal atau
memberi donasi kepada kelompok sosial lokal.
Misal suatu bank memberi kredit lunak kepada
masyarakat sekitarnya yang berpenghasilan rendah dan
kepada komunitas minoritas.
Atau beberapa perusahaan besar memberi donasi
kepada universitas terkemuka
Konflik dengan Memaksimalkan Tanggung Jawab Sosial

• Kebijakan perusahaan yang memaksimalkan tanggung jawab


sosial dapat menimbulkan konflik dengan memaksimalkan nilai
perusahaan.
• Biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan akan dibebankan
kepada pelanggan. Jadi kecenderungan memaksimalkan
tanggung jawab sosial terhadap komunitas akan mengurangi
kemampuan perusahaan menyediakan produk dengan harga
wajar kepada konsumen.
• Hendaknya dukungan sosial tidak hanya menolong masyarakat
tetapi dapat juga menjadi alat pemasaran bagi perusahaan.
Tanggung Jawab Bisnis dalam Lingkungan Internasional
• Apabila perusahaan bersaing dalam lingkungan bisnis
internasional, mereka harus tanggap akan perbedaan
budaya. Misalnya perusahaan dibeberapa negara tidak
semua berpandangan bahwa memberi imbalan kepada
pelanggan atau pemasok besar sebagai tidak etis.
• Perusahaan cenderung menyesuaikan dengan etika dan
tanggung jawab bisnis dalam kerangka internasional,
sehingga mereka dapat membangun reputasi global
untuk menjalankan roda bisnis dengan cara yang etis.
G. Biaya Untuk Memenuhi Tanggung Jawab Sosial

Kemungkinan biaya yang timbul sebagai akibat tanggung jawab sosial


kepada :

1. Pelanggan, adalah : Menciptakan program menerima dan


memecahkan keluhan, Melakukan survey untuk mengetahui kepuasan
pelanggan, Gugatan hukum oleh pelanggan
2. Karyawan, adalah : Menciptakan program menerima dan
memecahkan keluhan, Melakukan survey untuk mengetahui kepuasan
karyawan, Gugatan hukum oleh karyawan karena diskriminasi atau
tuduhan tanpa bukti
3. Pemegang Saham, adalah : Mengumumkan Informasi Keuangan
secara periodik, Gugatan hukum atas tuduhan bahwa manajer
perusahaan tidak memenuhi tanggung jawabnya kepada para
pemegang saham
4. Lingkungan, adalah: Memenuhi regulasi pemerintah akan lingkungan,
Memenuhi janji akan petunjuk lingkungan yang dibuat perusahaan
DORONGAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL
Ada 4 masalah sosial yang mendorong suatu bisnis
melaksanakan tanggung jawab sosial :
1. Penerapan manajemen orientasi manusia
 Menimbulkan hubungan yang serasi, selaras dan seimbang
di antara para petugas atau karyawan dalam perusahaan
maupun dengan pihak lain
2. Ekologi dan gerakan pelestarian lingkungan
3. Penghematan energi
4. Partisipasi Pembangunan bangsa
5. Gerakan Konsumerisme

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 28
Konsep CSR memadukan tiga fungsi perusahaan secara
seimbang yaitu :
a) Fungsi Ekonomis, fungsi ini merupakan fungsi
tradisional perusahaan, yaitu untuk memperoleh
keuntungan (profit) bagi perusahaan (yang
sebenarnya merupakan kepentingan pemilik
perusahaan)
b) Fungsi Sosial, perusahaan menjalankan fungsi ini
melalui pemberdayaan manusianya, yaitu para
pemangku kepentingan (people/stakeholders) baik
pemangku kepentingan primer maupun pemangku
kepentingan sekunder.
c) Fungsi Alamiah, perusahaan berperan dalam
menjaga kelestarian alam (planet/bumi)
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 29
Tingkat / Lingkup Keterlibatan dalam CSR

Walaupun sudah banyak perusahaan yang menyadari


pentingnya untuk menjalankan CSR, namun masih ada
juga yang berkeberatan untuk menjalankannya. Bagi
yang setuju dengan CSR masih juga terdapat perbedaan
dalam mamaknai tingkat keterlibatan perusahaan
dalam menjalankan program CSR. Keberhasilan CSR dan
cakupan program CSR yang dijalankan akan ditentukan
oleh tingkat kesadaran para pelaku bisnis dan para
pemangku kepentingan terkait lainnya.
Ada tiga tingkat kesadaran manusia yaitu : tingkat
kesadaran hewani, tingkat kesadaran manusiawi, dan
tingkat kesadaran transendental.
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 30
Mereka yang masih berkeberatan dengan
program CSR ini dapat dikatakan bahwa
mereka masih mempunyai tingkat kesadaran
hewani.
Program CSR akan berjalan efektif bila para
pihak yang terkait dalam bisnis (oknum
pengelola, pemerintah, dan masyarakat)
sudah mempunyai tingkat kesadaran
manusiawi atau transendental.

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 31
Hubungan Tingkat Kesadaran, Teori Etika dan Tingkat
Keterlibatan CSR

Tingkat Kesadaran Teori Etika Tingkat Keterlibataban CSR

Hewani Egoisme Rendah

Manusiawi Utilitarianisme

Transendental Teonom Tinggi

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 32
Berdasarkan tingkat/lingkup keterlibatan,
Lawrence, Weber dan Post (2005)
membedakan dua prinsip CSR yaitu :
• Prinsip amal (charity principles)
• Prinsip pelayanan (stewardship principles)
Perbedaan kedua prinsip ini terletak pada
perbedaan kesadaran dan lingkup keterlibatan.
Ciri-ciri yang membedakan dapat dilihat pada
tabel berikut.

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 33
Fondasi Prinsip CSR

Ciri-ciri Prinsip Amal Prinsip Pelayanan


Definisi Bisnis seharusnya memberikan Sebagai agen publik, tindakan
bantuan sukarela kepada orang bisnis seharusnya
atau kelompok yang memerlukan memperitimbangkan semua
kelompok pemangku
kepentingan dan kebijakan
perusahaan

Tipe Filantropi korporasi: tindakan Mengakui adanya saling


Aktivitas sukarela untuk menunjang citra ketergantungan perusahaan
perusahaan dengan masyarakat;
menyeimbangkan kepentingan
dan kebutuhan semua ragam
kelompok dimasyarakat

Contoh Mendirikan yayasan amal, Pribadi yang tercerahkan,


berinisiatif untuk menanggulangi memenuhi ketentuan hukum,
masalah sosial, bekerja sama menggunakan pendekatan
dengan kelompok masyarakat stakeholders dalam
yang memerlukan perencanaan strategis perusahan
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 34
A. Tanggug Jawab Sosial Perusahaam dan Masyarakat

Dalam sebuah artikel yang berjudul “How Should Civil Society (and The
Government) Respond to ‘Corporate Social Responsibility’?”, Hamann dan
Acutt (2003) membahas tentang motivasi yang mendasari kalangan bisnis
menerima konsep CSR.

Ada dua motivasi utama sebagai berikut:


1. Akomodasi, yaitu kebijakan bisnis yang hanya bersifat kosmetik, superficial,
dan parsial. CSR dilakukan untuk memberi citra sebagai korporasi yang
tanggap terhadap kepentingan sosial. Singkatnya, realisasi CSR yang bersifat
akomodasi tidak melibatkan perubahan mendasar dalam kebijakan bisnis
korporasi sesungguhnnya.
2. Legitimasi, yaitu motivasi yang bertujuan untuk memengaruhi wacana.
Motivasi ini beragumentasi wacana CSR mampu memenuhi fungsi utama
yang memberikan keabsahan pada sistem kapitalis dan lebih khusus, kiprah
para korporasi raksasa.

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 35
Dalam kajian dari Mr. Hamann dan acutt sangat
relevan dengan situasi implementasi CSR di
Indonesia. Khususnya dalam kondisi keragaman
pengertian konsep dan penjabarannya dalam
program-program berkenaan dengan upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Keragaman ini adalah akibat logis dari sifat
pelaksanaannya yang berdasarkan prinsip
kesukarelaan. Dan tidak adanya konsep baku
yang dapat dianggap sebagai acuan pokok, baik
ditingkat global maupun lokal.
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 36
Di Indonesia pedoman pelaksanaan CSR ini belum ada.
Sehingga pelaksanaan CSR cendrung tergantung pada Chief
Executive Officer (CEO) korporsasi. Jika CEO mempunyai
kesadaran moral bisnis manusiawi, besar kemungkinan
korporasi tersebut menerapkan kebijakan CSR yang layak.
Sebaliknya, jika orientasi CEO-nya hanya pada kepentingan
kepuasan PMS serta pencapaian prestasi pribadi, boleh jadi
kebijakan CSR sekedar kosmetik.
Secara teoritis CSR mengasumsikan korporasi sebagai agen
pembangunan yang penting, khususnya dalam hubungan
dengan pihak pemerintah dan kelompok masyarakat sipil.
Dengan menggunakan aluran pemikiran motivasi dasar yang
bisa mamaksa korporasi untuk mewujudkan konsep dan
penjabaran CSR yang lebih sesuai dengan kondisi yang ada di
negara Indonesia.
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 37
Dari perspektif masyarakat sipil, pola kemitraan
sangat menguntungkan karena kegiatan bisnis
memiliki berbagai sumber daya penting dan
kapabilitas yang dapat digabungkan untuk
tujuan-tujuan pembangunan.
Namun, peran masyarakat sipil dalam
pendayagunaan berbagai sumber daya dan
kapabilitas perlu disalurkan dan diperkuat oleh
organisasi nonpemerintah dan pemerintah.
Artinya, kemitraan adalah prasyarat dasar, yang
dikenal dengan istilah “ kompetensi inti
pelengkap” (complementary core competencies)
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 38
Peningkatan posisi tawar (Bargining Power) dari
masyarakat sipil masih harus diperjuangkan.
Masyarakat sipil perlu memainkan peran lebih
aktif dalam membentuk wacana tentang CSR
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam era kapitalisme global saat ini, eksistensi
kapitalis seperti korporasi multinasional adalah
keniscayaan.

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 39
B. Tanggung Jawab Perusahaan Terhadap Pemanasan Global

Global Warning sebenarnya sudah terjadi sejak revolusi


industri.
Asap mesin-mesin industri, kendaraan bermotor, asap rokok,
penggunaan freon AC, dan penebangan hutan besar-besaran
dibumi adalah beberapa penyebab global warning.
Kondisi ini membutuhkan perhatian khusus oleh semua pihak,
termasuk perusahaan.
Di dalam akuntansi konvensional, pusat perhatian perusahaan
hanya terbatas pada stockholders dan bondholders , yang
secara langsung memberikan kontribusinya bagi perusahaan,
sedangkan pihak-pihak lain diabaikan. Hal ini mendorong
munculnya konsep akuntansi baru, yang disebut dengan
Corporate Social Responsibility
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 40
CSR menunjuk pada transparansi dampak sosial atas
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan.
Transparansi informasi yang diungkapkan tidak hanya
informasi keuangan perusahaan tetapi perusahaan juga
diharapkan mengungkapkan informasi mengenai dampak
sosial dan lingkungan hidup yang di akibatkan aktivitas
perusahaa. Sehingga dapat mamacu adanya perubahan
pada tingkat kesadaran masyarakat yang memunculkan
pandangan baru tentang pentingnya melaksanakan CSR.
Hal ini dapat memberikan pedoman bahwa korporasi
bukan lagi entitas yang hanya mementingkan diri sendiri,
tetapi wajib melakukan adaptasi kultural dengan
lingkungan sosialnya.

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 41
Mengacu pada hasil Konfrensi Tingkat Tinggi Bumi ( Earth
Summit) di Rio De Janeiro Brazil 1992, menyepakati
perubahan paradigma pembangunan , dari pertumbuhan
ekonomi (economic grwoth) menjadi pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development).
Ada lima faktor sehingga konsep berkelanjutan menjadi
penting :
1. Ketersedian Dana
2. Misi Lingkungan
3. Tanggung Jawab Sosial
4. Terimplementasi dalam kebijakan (masyarakat,
pemerintah, korporat)
5. Mempunyai nilai keuntungan/manfaat
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 42
Sustainable development memerlukan dua pra
kondisi yaitu social responsibility dan environment
responsibility.
Dengan dapat terpenuhinya tanggung jawab sosial
dan lingkungan akan lebih memudahkan
tercapainya pembangunan yang berkelanjutan.
Sebab sumber-sumber produksi yang sangat
penting bagi aktivitas perusahaan adalah tenaga
kerja, bahan baku, dan pasar telah dapat lebih
terpelihara.
Ketiga konsep ini menjadi dasar bagi perusahaan
dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya
(Corporate Social Responsibility)
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 43
Dengan konsep pembangunan yang
berkesinambungan ini, maka perusahaan tidak lagi
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak
pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan
(corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi
keuangannya (financial) saja. Tapi tanggung jawab
perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines.
Disini bottom lines selain finansial juga harus
berpijak pada triple bottom lines. Disini bottom
lines selain finansial juga adalah sosial dan
lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tidak
cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara
berkelanjutan (sustainable).
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 44
Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin
apabila, perusahaan memerhatikan dimensi
sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi
fakta bagaimana resisitensi masyarakat sekitar,
diberbagai tempat dan waktu muncul
kepermukaan terhadap perusahaan yang
dianggap tidak memelihara aspek-aspek sosial,
ekonomi dan lingkungan hidupnya. Dan pada
akhirnya keberlanjutan dan kelestarian bumi
juga akan lebih terjamin.

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 45
PRO DAN KONTRA TERHADAP CSR
Dari penjelasan sebelumnya dapat diketahui bahwa
banyak pihak yang menentang implementasi CSR
walaupun telah banyak pelaku bisnis dan pemangku
kepentingan terkait yang menyadari dan manyetujui
pentingnya perusahaan untuk melaksanakan program
CSR.
Proses lahirnya UU PT di Indonesia (Pasal 74)
mewajibkan perusahaan untuk menjalankan tanggung
jawab sosial dan lingkungan telah menimbulkan
kontroversi perdebatan pro dan kontra. Hal ini tidak
saja terjadi di Indonesia. Demikian juga halnya dengan
hampir semua negara maju
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 46
Sonny Keraf (1998) telah mencoba menginventarisasi alasan-
alasan bagi yang mendukung dan menentang perlunya
perusahaan menjalankan program CSR. Alasan-alasan yang
menetang CSR ini antara lain:
1. Perusahaan adalah lembaga ekonomi yang tujuan pokoknya
mencari keuntungan, bukan merupakan lembaga sosial.
2. Perhatian manajemen perusahaan akan terpecah dan akan
membingungkan mereka bila perusahaan dibebani banyak
tujuan
3. Biaya kegiatan sosial akan meningkatkan biaya produk yang
akan ditambahkan pada harga produk sehingga pada
gilirannya akan merugikan masyarakat/konsumen itu
sendiri
4. Tidak semua perusahaan mempunyai tenaga yang terampil
dalam menjalankan kegiatan sosial

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 47
Sementara itu, alasan-alasan yang mendukung CSR ini
adalah :
1. Kesadaran yang meningkat dan masyarakat yang makin
kritis terhadap dampak negatif dari tindakan perusahaan
yang merusak alam serta merugikan masyarakat sekitarnya
2. Sumber daya alam yang makin terbatas
3. Menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik
4. Pertimbangan yang lebih adil dalam memikul tanggung
jawab dan kekuasaan dalam memikul beban sosial dan
lingkungan antara pemerintah, perusahaan, dan
masyarakat
5. Bisnis sebenarnya mempunyai sumber daya yang berguna
6. Menciptakan keuntungan jangka panjang

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 48
TERIMAKASIH

EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 49

Anda mungkin juga menyukai