BAB iv
ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB
PERUSAHAAN
( C s r / corporate social responsibility )
Oleh:
EKA FEBRIANTI, SE., MM., CRBD
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 1
Pengertian Etika Bisnis
• Etika adalah keyakinan pribadi individu tentang
apakah keputusan, perilaku atau tindakan , benar
atau salah
• Perilaku etis : perilaku yang sesuai dengan norma-
norma sosial yang berlaku umum.
• Perilaku yang tidak etis: perilaku yang tidak sesuai
dengan norma-norma sosial yang berlaku umum.
• Etika Bisnis adalah : merupakan rangkaian dasar
etika yang harus diikuti apabila menjalankan
bisnis
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 2
Dengan kata lain Etika Bisnis adalah :
keseluruhan dari aturan-aturan etika, baik yang
tertulis maupun yang tidak tertulis yang
mengatur hak-hak dan kewajiban produsen dan
konsumen serta etika yangn harus
dipraktekkan dalam bisnis
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 3
Pengertian CSR
Beberapa pengertian CSR menurut buku membedah konsep
dan aplikasi CSR karangan Yusuf Wibisono (2007) dan buku
Corporate Social Responsibility dari A.B Susanto (2007)
a. The World Business Council for Sustainable Development
mendefinisikan CSR sebagai “ Continuing Commitment
by business to behave ethically and contribute to
economic develpoment while improving the quality of
life of the workfarce and their families as well as of the
local community and society at large”. ( Komitment
bisnis untuk secara terus menerus berprilaku etis dan
berkontribusi dalam pembangunan ekonomi serta
meningkatkan kualitas hidup karyawan dan keluarganya,
masyarakat lokal, serta masyarakat luas pada umumnya)
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 4
b. EU Gren Paper on CSR memberikan defenisi
CSR sebagai “ a concept whereby companies
integrate social and environmental concerns
in their business operations and in their
interaction with their stakeholders an a
voluntary basis” ( “Suatu konsep dimana
perusahaan mengintegrasikan perhatian
pada masyarakat dan lingkungan dalam
operasi bisnisnya serta dalam interaksinya
dengan para pemangku kepentingan secara
sukarela”)
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 5
c. Magnan dan Ferrel mendefenisikan CSR
sebagai “a business acts in a socially
responsible manner when its decision
and account for and balance diverse
stakeholder interest” ( “ Suatu bisnis
dikatakan telah melaksanakan tanggung
jawab sosialnya jika keputusan-
keputusan yang diambil telah
mempertimbangkan keseimbangan antar
berbagai pemangku kepentingan yang
berbeda-beda”)
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 6
d. A.B Susanto mendefenisikan CSR sebagai
tanggung jawab perusahaan baik kedalam
maupun keluar perusahaan.
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 8
Dengan kata lain Tanggung Jawab Sosial adalah :
Suatu konsep organisasi, khususnya (namun
bukan hanya) perusahaan yang memiliki suatu
tanggung jawab terhadap kreditor, pemegang
saham, komunitas dan lingkungan dalam segala
aspek operasional perusahaan.
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 9
A. Tanggung Jawab kepada Pelanggan
Tanggung Jawab kepada Pelanggan jauh lebih luas dari pada
hanya menyediakan barang atau jasa. Perusahaan mempunyai
tanggung jawab ketika memproduksi dan menjual produk.
Dalam praktek tanggung jawab tersebut meliputi :
Tanggung Jawab Produksi :
Produk harus diproduksi dengan keyakinan menjaga kesela-
matan pelanggan. Label peringatan harus ada guna mencegah
kecelakaan karena salah dalam penggunaan dan adanya efek
samping
Tanggung Jawab Penjualan :
Perusahaan tidak melakukan strategi penjualan yang terlalu
agresif atau iklan yang menyesatkan. Perlu survey kepuasan
pelanggan, dimana ybs diperlakukan sebagaimana mestinya.
Cara Menjamin Tanggung Jawab
Sosial Kepada Pelanggan
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 20
E. TANGGUNG JAWAB PADA LINGKUNGAN
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 21
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi polusi
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 28
Konsep CSR memadukan tiga fungsi perusahaan secara
seimbang yaitu :
a) Fungsi Ekonomis, fungsi ini merupakan fungsi
tradisional perusahaan, yaitu untuk memperoleh
keuntungan (profit) bagi perusahaan (yang
sebenarnya merupakan kepentingan pemilik
perusahaan)
b) Fungsi Sosial, perusahaan menjalankan fungsi ini
melalui pemberdayaan manusianya, yaitu para
pemangku kepentingan (people/stakeholders) baik
pemangku kepentingan primer maupun pemangku
kepentingan sekunder.
c) Fungsi Alamiah, perusahaan berperan dalam
menjaga kelestarian alam (planet/bumi)
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 29
Tingkat / Lingkup Keterlibatan dalam CSR
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 31
Hubungan Tingkat Kesadaran, Teori Etika dan Tingkat
Keterlibatan CSR
Manusiawi Utilitarianisme
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 32
Berdasarkan tingkat/lingkup keterlibatan,
Lawrence, Weber dan Post (2005)
membedakan dua prinsip CSR yaitu :
• Prinsip amal (charity principles)
• Prinsip pelayanan (stewardship principles)
Perbedaan kedua prinsip ini terletak pada
perbedaan kesadaran dan lingkup keterlibatan.
Ciri-ciri yang membedakan dapat dilihat pada
tabel berikut.
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 33
Fondasi Prinsip CSR
Dalam sebuah artikel yang berjudul “How Should Civil Society (and The
Government) Respond to ‘Corporate Social Responsibility’?”, Hamann dan
Acutt (2003) membahas tentang motivasi yang mendasari kalangan bisnis
menerima konsep CSR.
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 35
Dalam kajian dari Mr. Hamann dan acutt sangat
relevan dengan situasi implementasi CSR di
Indonesia. Khususnya dalam kondisi keragaman
pengertian konsep dan penjabarannya dalam
program-program berkenaan dengan upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan
pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Keragaman ini adalah akibat logis dari sifat
pelaksanaannya yang berdasarkan prinsip
kesukarelaan. Dan tidak adanya konsep baku
yang dapat dianggap sebagai acuan pokok, baik
ditingkat global maupun lokal.
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 36
Di Indonesia pedoman pelaksanaan CSR ini belum ada.
Sehingga pelaksanaan CSR cendrung tergantung pada Chief
Executive Officer (CEO) korporsasi. Jika CEO mempunyai
kesadaran moral bisnis manusiawi, besar kemungkinan
korporasi tersebut menerapkan kebijakan CSR yang layak.
Sebaliknya, jika orientasi CEO-nya hanya pada kepentingan
kepuasan PMS serta pencapaian prestasi pribadi, boleh jadi
kebijakan CSR sekedar kosmetik.
Secara teoritis CSR mengasumsikan korporasi sebagai agen
pembangunan yang penting, khususnya dalam hubungan
dengan pihak pemerintah dan kelompok masyarakat sipil.
Dengan menggunakan aluran pemikiran motivasi dasar yang
bisa mamaksa korporasi untuk mewujudkan konsep dan
penjabaran CSR yang lebih sesuai dengan kondisi yang ada di
negara Indonesia.
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 37
Dari perspektif masyarakat sipil, pola kemitraan
sangat menguntungkan karena kegiatan bisnis
memiliki berbagai sumber daya penting dan
kapabilitas yang dapat digabungkan untuk
tujuan-tujuan pembangunan.
Namun, peran masyarakat sipil dalam
pendayagunaan berbagai sumber daya dan
kapabilitas perlu disalurkan dan diperkuat oleh
organisasi nonpemerintah dan pemerintah.
Artinya, kemitraan adalah prasyarat dasar, yang
dikenal dengan istilah “ kompetensi inti
pelengkap” (complementary core competencies)
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 38
Peningkatan posisi tawar (Bargining Power) dari
masyarakat sipil masih harus diperjuangkan.
Masyarakat sipil perlu memainkan peran lebih
aktif dalam membentuk wacana tentang CSR
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam era kapitalisme global saat ini, eksistensi
kapitalis seperti korporasi multinasional adalah
keniscayaan.
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 39
B. Tanggung Jawab Perusahaan Terhadap Pemanasan Global
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 41
Mengacu pada hasil Konfrensi Tingkat Tinggi Bumi ( Earth
Summit) di Rio De Janeiro Brazil 1992, menyepakati
perubahan paradigma pembangunan , dari pertumbuhan
ekonomi (economic grwoth) menjadi pembangunan yang
berkelanjutan (sustainable development).
Ada lima faktor sehingga konsep berkelanjutan menjadi
penting :
1. Ketersedian Dana
2. Misi Lingkungan
3. Tanggung Jawab Sosial
4. Terimplementasi dalam kebijakan (masyarakat,
pemerintah, korporat)
5. Mempunyai nilai keuntungan/manfaat
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 42
Sustainable development memerlukan dua pra
kondisi yaitu social responsibility dan environment
responsibility.
Dengan dapat terpenuhinya tanggung jawab sosial
dan lingkungan akan lebih memudahkan
tercapainya pembangunan yang berkelanjutan.
Sebab sumber-sumber produksi yang sangat
penting bagi aktivitas perusahaan adalah tenaga
kerja, bahan baku, dan pasar telah dapat lebih
terpelihara.
Ketiga konsep ini menjadi dasar bagi perusahaan
dalam melaksanakan tanggung jawab sosialnya
(Corporate Social Responsibility)
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 43
Dengan konsep pembangunan yang
berkesinambungan ini, maka perusahaan tidak lagi
dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak
pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan
(corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi
keuangannya (financial) saja. Tapi tanggung jawab
perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines.
Disini bottom lines selain finansial juga harus
berpijak pada triple bottom lines. Disini bottom
lines selain finansial juga adalah sosial dan
lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tidak
cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara
berkelanjutan (sustainable).
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 44
Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin
apabila, perusahaan memerhatikan dimensi
sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi
fakta bagaimana resisitensi masyarakat sekitar,
diberbagai tempat dan waktu muncul
kepermukaan terhadap perusahaan yang
dianggap tidak memelihara aspek-aspek sosial,
ekonomi dan lingkungan hidupnya. Dan pada
akhirnya keberlanjutan dan kelestarian bumi
juga akan lebih terjamin.
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 45
PRO DAN KONTRA TERHADAP CSR
Dari penjelasan sebelumnya dapat diketahui bahwa
banyak pihak yang menentang implementasi CSR
walaupun telah banyak pelaku bisnis dan pemangku
kepentingan terkait yang menyadari dan manyetujui
pentingnya perusahaan untuk melaksanakan program
CSR.
Proses lahirnya UU PT di Indonesia (Pasal 74)
mewajibkan perusahaan untuk menjalankan tanggung
jawab sosial dan lingkungan telah menimbulkan
kontroversi perdebatan pro dan kontra. Hal ini tidak
saja terjadi di Indonesia. Demikian juga halnya dengan
hampir semua negara maju
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 46
Sonny Keraf (1998) telah mencoba menginventarisasi alasan-
alasan bagi yang mendukung dan menentang perlunya
perusahaan menjalankan program CSR. Alasan-alasan yang
menetang CSR ini antara lain:
1. Perusahaan adalah lembaga ekonomi yang tujuan pokoknya
mencari keuntungan, bukan merupakan lembaga sosial.
2. Perhatian manajemen perusahaan akan terpecah dan akan
membingungkan mereka bila perusahaan dibebani banyak
tujuan
3. Biaya kegiatan sosial akan meningkatkan biaya produk yang
akan ditambahkan pada harga produk sehingga pada
gilirannya akan merugikan masyarakat/konsumen itu
sendiri
4. Tidak semua perusahaan mempunyai tenaga yang terampil
dalam menjalankan kegiatan sosial
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 47
Sementara itu, alasan-alasan yang mendukung CSR ini
adalah :
1. Kesadaran yang meningkat dan masyarakat yang makin
kritis terhadap dampak negatif dari tindakan perusahaan
yang merusak alam serta merugikan masyarakat sekitarnya
2. Sumber daya alam yang makin terbatas
3. Menciptakan lingkungan sosial yang lebih baik
4. Pertimbangan yang lebih adil dalam memikul tanggung
jawab dan kekuasaan dalam memikul beban sosial dan
lingkungan antara pemerintah, perusahaan, dan
masyarakat
5. Bisnis sebenarnya mempunyai sumber daya yang berguna
6. Menciptakan keuntungan jangka panjang
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 48
TERIMAKASIH
EKA FEBRIANTI,SE.,MM,CRBD 49