Anda di halaman 1dari 5

TATALAKSANA SYOK SEPTIK

No. Dokumen No. Revisi : Halaman

RSUD WEDA 01/SPO/RS/VII/2017 0 1 dari 5

Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
STANDAR
01 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
Hadijah A. Rajak, SKM, M.Kes
NIP. 196906212002122003

Syok septik yaitu suatu keadaan bakteriemia hingga menimbulkan reaksi


pejamu umum toksin dan menyebabkan kegagalan sirkulasi akut ditandai
dengan turunnya tekanan darah arteri persisten (sistolik <90mmHg atau
penurunan tekanan darah sistolik sejumlah >40mmHg) atau dengan
hipoperfusi jaringan (dimanifestasikan oleh konsetrasi laktak yang lebih besar
dari 4mg/dL). Pasien yang menerima inotropik atau agen vasopressor mungkin
tidak mengalami hipotensi pada waktu mereka menunjukkan gejala kelainan
hipoperfusi atau disfungsi organ.
PENGERTIAN

Bakteriemia didefinisikan sebagai kehadiran bakteri hidup dalam komponen


dari cairan darah. Ini dapat terjadi secara primer (tanpa fokus infeksi) atau, lebih
sering, sekunder (dengan fokus infeksi intravaskulr atau ekstravaskular).
Meskipun sepsis umumnya dikaitkan dengan infeksi bakteri, tetapi bakteremia
tidak harus ada dalam aktivasi respon inflamasi yang menyebabkan sepsis
berat. Bahkan, syok septik yang dikaitkan dengan kultur positif bakteremia
hanya 30-50% dari kasus.

TUJUAN Penegakkan diagnosis dan tatalaksana syok septic.

KEBIJAKAN
TATALAKSANA SYOK SEPTIK

No. Dokumen No. Revisi : Halaman


RSUD
HALTENG 01/SPO/RS/VII/2017 0 2 dari 5

Tanda dan gejala:

Syok septik terjadi dalam dua fase yang berbeda.


1. Fase pertama disebut sebagai fase hangat hiperdinamik:
• Hipotensi
• Takikardi
• Takipnea
• Alkalosis respiratorik
• Kulit dingin, pucat
• Hipertermia/hipotermia
• Perubahan status mental
• Poliuria
• Hiperglikemia

PROSEDUR 2. Fase lanjut disebut fase dingin hipodinamik:


• Hipotensi
• Sianosis
• Takikardi
• Takipnea
• Asidosis metabolic
• Kulit hangat, kemerahan
• Hiportermia
• Status mental memburuk
• Disfungsi organ dan selular (seperti, ARDS, KIT, oliguria)
• Hipoglisemia
Tanda-tanda dan gejala-gejala primer syok septik adalah Demam, Kedinginan
menggigil, Hiperventilasi, Takikardi, Hipotermia, Lesi kulit (petekie, ekimosis,
ektima gangrenosum, eritema difusa, selulitis), Perubahan status mental
seperti rancu, Agitasi, Kecemasan, Eksitasi, Letargi, koma.
TATALAKSANA SYOK SEPTIK

No. Dokumen No. Revisi : Halaman


RSUD
HALTENG 01/SPO/RS/VII/2017 0 3 dari 5

Manifestasi sekunder seperti:


• Hipotensi
• Sianosis
• Gangren perifer simetris (purpura reaksi-langsung)
• Tanda-tanda gagal jantung
• Penurunan tekanan darah

Pemeriksaan penunjang:
1. Biakan: dari darah, sputum, urine, luka operasi atau non operasi dan
urin (selang atau kateter) hasil positip.
2. Lekositosis atau lekopenia, trombositopenis, granulosit toksik, CRP
(+), LED meningkat.
3. Gas-gas darah arteri: alkalosis respiratorik terjadi pada Septik (PH >
7,45, PCO2 < 35) dengan hipoksemia ringan (PO2 < 80)
PROSEDUR 4. Elektrolit serum: berbagai ketidak seimbangan mungkin terjadi dan
menyebabkan asidosis.
5. Pemeriksaan pembekuan: Trombositopenia. PT/aPTT mungkin
memanjang.
6. Hiperglikemia sebagai respon hati dari perubahan seluler dalam
metabolisme.
7. BUN/Kr terjadi peningkatan kadar disasosiasikan dengan dehidrasi,
ketidakseimbangan / kegagalan hati.
8. Urinalisis adanya bakteri penyebab infeksi. Seringkali muncul protein.
9. Rontgen abdominal dan toraks bagian bawah yang
mengindentifikasikan udara bebas didalam abdomen dapat
menunjukan infeksi karena perforasi abdomen / organ pelvis.
10. EKG dapat menunjukan perubahan segmen ST dan gelombang T dan
disritmia yang menyerupai infark miokard.
TATALAKSANA SYOK SEPTIK

No. Dokumen No. Revisi : Halaman


RSUD
HALTENG 01/SPO/RS/VII/2017 0 4 dari 5

Terapi:
1. Bantuan Pernapasan: Oksigen tambahan. Intubasi dini dan ventilasi
mekanis untuk pasien dengan dispnea, atau mereka dengan bukti
perfusi perifer yang buruk.
2. Bantuan Sirkulasi: Cairan kristaloid awal dari 20-30 ml/kg (1-2 L)
selama 30-60 menit, dengan cairan tambahan pada kadar hingga 1 L
selama 30 menit. Administrasi kristaloid dititrasi memperhatikan tanda-
tanda volume overload (dispnea, rales paru, atau edema paru). Pasien
dengan syok septik.
3. Pantau urin output.
4. Pilihan antibiotik harus yang mempunyai spektrum yang luas,

PROSEDUR mencakup bakteri gram positif, Gram negatif, dan anaerob ketika
sumber infeksi tidak diketahui.
5. Kontrol suhu. Terutama pada pasien iskemik miokard.
6. Metabolik: penanganan hiperglikemia dan kelainan elektrolit.
7. Koreksi Anemia pada pasien dengan iskemik miokard.
8. Koreksi Koagulopati jika pasien mengalami perdarahan klinis aktif.
9. Nutrisi: diet protein tinggi.

Komplikasi:
1. Acute Lung Injury mengarah ke Acute Respiratory Distress Syndrome.
2. Gagal ginjal akut.
3. Koagulasi intravascular diseminata.
TATALAKSANA SYOK SEPTIK

No. Dokumen No. Revisi : Halaman


RSUD
HALTENG 01/SPO/RS/VII/2017 0 5 dari 5

4. Gagal hati.
5. Disfungsi miokard.

PROSEDUR 6. Kelainan neurogis dan kognitif jangka panjang.

Prognosis:
Mortalitas 20-30%
IGD
RPU

UNIT TERKAIT RPA


PONEK
IBS
Chen K dan Pohan H.T. 2007. Penatalaksanaan Syok Septik dalam Sudoyo,.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Pp: 187-9

REFERENSI
Hermawan A.G. 2007. Septik daalam Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Pp: 1840-3

Anda mungkin juga menyukai