Ditetapkan,
Tanggal Terbit Direktur
STANDAR
01 Juli 2017
PROSEDUR
OPERASIONAL
Hadijah A. Rajak, SKM, M.Kes
NIP. 196906212002122003
KEBIJAKAN
TATALAKSANA SYOK SEPTIK
Pemeriksaan penunjang:
1. Biakan: dari darah, sputum, urine, luka operasi atau non operasi dan
urin (selang atau kateter) hasil positip.
2. Lekositosis atau lekopenia, trombositopenis, granulosit toksik, CRP
(+), LED meningkat.
3. Gas-gas darah arteri: alkalosis respiratorik terjadi pada Septik (PH >
7,45, PCO2 < 35) dengan hipoksemia ringan (PO2 < 80)
PROSEDUR 4. Elektrolit serum: berbagai ketidak seimbangan mungkin terjadi dan
menyebabkan asidosis.
5. Pemeriksaan pembekuan: Trombositopenia. PT/aPTT mungkin
memanjang.
6. Hiperglikemia sebagai respon hati dari perubahan seluler dalam
metabolisme.
7. BUN/Kr terjadi peningkatan kadar disasosiasikan dengan dehidrasi,
ketidakseimbangan / kegagalan hati.
8. Urinalisis adanya bakteri penyebab infeksi. Seringkali muncul protein.
9. Rontgen abdominal dan toraks bagian bawah yang
mengindentifikasikan udara bebas didalam abdomen dapat
menunjukan infeksi karena perforasi abdomen / organ pelvis.
10. EKG dapat menunjukan perubahan segmen ST dan gelombang T dan
disritmia yang menyerupai infark miokard.
TATALAKSANA SYOK SEPTIK
Terapi:
1. Bantuan Pernapasan: Oksigen tambahan. Intubasi dini dan ventilasi
mekanis untuk pasien dengan dispnea, atau mereka dengan bukti
perfusi perifer yang buruk.
2. Bantuan Sirkulasi: Cairan kristaloid awal dari 20-30 ml/kg (1-2 L)
selama 30-60 menit, dengan cairan tambahan pada kadar hingga 1 L
selama 30 menit. Administrasi kristaloid dititrasi memperhatikan tanda-
tanda volume overload (dispnea, rales paru, atau edema paru). Pasien
dengan syok septik.
3. Pantau urin output.
4. Pilihan antibiotik harus yang mempunyai spektrum yang luas,
PROSEDUR mencakup bakteri gram positif, Gram negatif, dan anaerob ketika
sumber infeksi tidak diketahui.
5. Kontrol suhu. Terutama pada pasien iskemik miokard.
6. Metabolik: penanganan hiperglikemia dan kelainan elektrolit.
7. Koreksi Anemia pada pasien dengan iskemik miokard.
8. Koreksi Koagulopati jika pasien mengalami perdarahan klinis aktif.
9. Nutrisi: diet protein tinggi.
Komplikasi:
1. Acute Lung Injury mengarah ke Acute Respiratory Distress Syndrome.
2. Gagal ginjal akut.
3. Koagulasi intravascular diseminata.
TATALAKSANA SYOK SEPTIK
4. Gagal hati.
5. Disfungsi miokard.
Prognosis:
Mortalitas 20-30%
IGD
RPU
REFERENSI
Hermawan A.G. 2007. Septik daalam Sudoyo, Aru W. Setiyohadi, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
Ilmu Penyakit Dalam FKUI. Pp: 1840-3