dan
keterlibatan konsumen terhadap produk
1. Afeksi dan kognisi sebagai respon psikologis
Afeksi dan kognisi adalah bentuk tanggapan psikologis lainnya yang dapat muncul dalam
situasi seperti ketika berbelanja bahan pangan. Afeksi mengacu pada tanggapan perasaan,
sementara kognisi terdiri dari tanggapan mental (pemikiran). Afeksi dan kognisi ditimbulkan oleh
sistem afeksi dan kognisi secara berurutan, walupun berbeda namun saling terkait.
Afeksi
Afeksi adalah sesuatu yang dirasakan seseorang ( sedang marah, sedang senang, dll),
maka afeksi cenderung menjadi bagian dari seseorang ketika mengalaminya. Sebaliknya kognisi
sebagai suatu status mental dan biasanya tidak terletak pada tubuh manusia.
Orang dapat mengalami empat jenis tanggapan afektif : emosi, perasaan tertentu, suasana
hati dan evaluasi yang masing-masing dapat melibatkan tanggapan positif dan negatif.
Tabel 2.1. Jenis Tanggapan Afektif
Jenis
tanggapan
Afektif
Tingkat
Gerakan
Fisiologis
Emosi
Aktivasi
dgn gerakan
tinggi
Intensitas
atau
Kekuatan
Perasaan
Kuat
Perasaan
tertentu
Suasana
hati
Evaluasi
Aktivasi
dgn gerakan
rendah
Lemah
Contoh Afeksi
Positif atau Negatif
Gembira, cinta
Takut, bersalah, marah
Kehangatan,
penghargaan, kepuasan
Kesedihan, muak
Siaga, santai, tenang
Sendu, bosan, lesu
Suka,bagus,
menyenangkan
Tidak suka, jelek, tidak
menyenangkan
Umumnya reaktif
Memiliki kontrol langsung yang kecil atas tanggapan afektif
Secara fisik ada didalam tubuh manusia
Dapat menanggapi berbagai jenis rangsangan
Belajar
Kognisi
Sistem kognisi telah dikembangkan oleh umat manusia dengan sangat canggih yang
mengungkapkan proses mental yang lebih tinggi untuk
memberikan makna, dan memahami aspek utama pengalaman pribadi mereka. Fungsi kedua
adalah memproses (memikirkan) interpretasi atau arti tersebut dalam melakukan tugas kognitif
seperti menjabarkan tujuan dan sasaran, mengembangkan dan mengevaluasi tindakan alternatif
yang akan diambil untuk mencapai tujuan tersebut, memilih tindakan yang akan diambil serta
menjalankan perilaku.
Hubungan Antara Afeksi dan Kognisi
Untuk memahami konsumen adalah lebih baik untuk menekankan interaksi diantara
sistem kognitif dan afektif. Dimana hubungan antara sistem afektif dan kognitif dapat dilihat pada
grafik berikut :
LINGKUNGAN
SISTEM AFEKTIF
TANGGAPAN
AFEKTIF :
Emosi
Perasaan
Suasana hati
Evaluasi
SISTEM KOGNITIF
TANGGAPAN
KOGNITIF :
Pengetahuan
Arti
Kepercayaan
Implikasi Pemasaran
Baik afeksi dan kognisi sangat dibutuhkan untuk memahami perilaku konsumen. Sebagai
contoh, citra merek terhadap komponen afektif dan kognitif. Citra merek terdiri dari pengetahuan
dan kepercayaan (kognitif) terhadap ciri merek, konsukuensi penggunaan merek, dan situasi
pemanfaatan yang tepat, disamping evaluasi, perasaan, dan emosi (tanggapan afektif) sehubungan
dengan suatu merek. Pemasar harus memahami dampak tanggapan pengaruh dan kognitif terhadap
strategi pemasaran seperti disain produk, iklan, dan tata letak toko. Untuk beberapa tujuan
pemasaran, tanggapan afektif konsumen lebih penting; pada kasus lainnya, kognisi adalah
kuncinya.
Namun perlu juga dipahami bahwa proses paling penting dari perilaku konsumen bagi para
pemasar adalah memahami bagaimana konsumen membuat keputusan. Konsumen membuat
keputusan tentang berbagai jenis perilaku :
Produk atau merek apa yang harus saya beli ?
Dimana saya harus belanja?
Acara TV mana yang akan saya nonton malam ini ?
Apakah saya harus membayar tunai atau kredit?
Berapa banyak uang yang harus saya pinjam?
Apakah saya harus membaca iklan ini dengan teliti?
Kepada siapa saya harus bertukar pikiran?
Kepada salesmen yang mana saya harus membeli?
Konsumen menggunakan informasi untuk membuat keputusan seperti diatas. Dari sudut
pandang konsumen, sebagian besar aspek lingkungan adalah informasi yang potensial.
Pengambilan keputusan konsumen melibatkan tiga proses kognitif yang penting : (1)
Konsumen harus menerjemahkan informasi yang relevan dilingkungan sekitar untuk menciptakan
arti atau pengetahuan personal. (2) Konsumen harus mengkombinasikan atau mengintegrasikan
pengetahuan tersebut sebelum mengevaluasi produk atau tindakan yang mungkin, dan untuk
menetapkan perilaku diantara alternatif yang ada. (3) Konsumen harus mengungkap ulang
pengetahuan produk dari ingatannya untuk digunakan dalam proses integrasi dan interpretasi.
Pengetahuan Produk
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki oleh konsumen mengenai berbagai
macam produk dan jasa serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan
informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen. Pengetahuan konsumen akan
mempengaruhi keputusan pembelian. Ada 3 kategori pengetahuan konsumen menurut Mowen dan
Minor (1995) dalam U. Sumarwan (2004):
1. Pengetahuan obyektif
Adalah informasi yang benar mengenai kelas produk yang disimpan didalam memori jangka
panjang konsumen.
2. Pengetahuan subyektif
Adalah persepsi konsumen mengenai apa dan berapa banyak yang dia ketahui mengenai kelas
produk
3. Informasi mengenai pengetahuan lainnya
Sementara itu, Engel, Blackwell dan Miniard (1995) dalam U. Sumarwan (2004) juga membagi
pengetahuan konsumen ke dalam tiga macam yaitu :
1. Pengetahuan Produk
kategori produk
merk
harga produk
kepercayaan produk
Susu cair
Ultra
Model/fitur
1. susu bubuk coklat
2. susu Full-Cream
3. susu Full Cream instant
1. kemasan 1000ml
2. kemasan 120ml
1. kemasan kaleng 120 ml
2. susu kental manis coklat
3. susu kental manis plain
2. Pengetahuan pembelian
Pengetahuan tentang toko
Lokasi produk didalam toko
Penempatan produk yang sebenarnya didalam toko
3. Pengetahuan pemakaian
Konsumen mengetahui manfaat dalam produk.
SEPATU LARI
NIKE
Perangkat
Manfaat
SEPATU LARI
NIKE
Dukungan telapak
Desain telapak
$9,95
Pola tali
Tahan lama
Stabilisasi tumit
Lari lebih cepat
SEPATU LARI
NIKE
Fisik segar
Sehat
Usia panjang
Perangkat
Kepuasan
Konsumen dapat mengkombinasikan ketiga jenis pengetahuan produk untuk membentuk suatu
jaringan asosiatif sederhana yang disebut rantai arti-akhir. Rantai arti-akhir (means-end-chain)
adalah suatu struktur pengetahuan yang menghubungkan pengetahuan konsumen tentang ciri produk
dengan pengetahuan konsekuensi dan nilai. Kita dapat menciptakan suatu arti-akhir yang lebih rinci
dengan membagi tingkatan ciri, konsekuensi dan nilai ke dalam dua kategori :
CIRI
Ciri
nyata
Ciri
abstrak
KONSEKUENSI
Konsekuensi
fungsional
Konsekuensi
psikososial
NILAI
Nilai
instrumen
Nilai
terminal
KETERLIBATAN KONSUMEN
Keterlibatan (involvement) adalah status motivasi yang menggerakkan serta mengarahkan
proses kognitif dan perilaku konsumen pada saat mereka membuat keputusan. Contoh : konsumen
akan membeli suatu produk serta menghabiskan lebih banyak waktu dan tenaga untuk berkunjung ke
beberapa toko atau bertanya pada lebih banyak pramuniaga. Quesioner yang bisa diajukan ke
konsumen untuk melihat tinggi rendahnya keterlibatan terhadap suatu produk, antara lain :
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
personal suatu obyek atau kejadian atau aktivitas tertentu. Jika keterlibatan terhadap suatu produk
tinggi, maka konsumen akan mengalami tanggapan pengaruh yang lebih kuat seperti emosi dan
perasaan yang kuat.
Rantai arti-akhir dapat menolong pemasar memahami keterlibatan produk konsumen karena
dapat memperlihatkan bagaimana pengetahuan tentang ciri produk dihubungkan dengan pengetahuan
tentang diri :
Pengetahuan produk
Ciri
Nyata
Ciri
Abstrak
Konsekuensi
fungsional
Pengetahuan pribadi
Konsokuensi
psikologis
Nilai
instrumental
Nilai
terminal
Ciri konsumen :
Konsep pribadi, nilai
dasar, tujuan,
kebutuhan.
Kepribadian
Keahlian
Ciri produk :
Relevansi
Pribadi
Intrinsik
Tanggapan
pengaruh dan
pengetahuan
tentang ciri,
konsekuensi
dan nilai
yang
diaktifkan
Komitmen waktu
Harga
Arti simbolis
Tingkat bahaya
Kemungkinan kinerja
tdk maksimal
Keterlibatan:
Relevansi
Pribadi
situasional
Konteks situasional
Situasi pembelian
Situasi penggunaan
yang diinginkan
Tekanan waktu
Lingkungan social
Lingkungan fisik
Perilaku Konsumen
Proses
Interpretasi
Dan
Integrasi
Oleh:
Hafid Yuda Matinu
105020207111063
Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang
2015