Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KELOMPOK ANALISIS STRATEGI BISNIS

PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR TBK.


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi dan Kebijakan Bisnis
Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Subhan Iswahyudi, M. Eng.

Disusun oleh:
Irsal Zuari - 1501204071
Mohammad Syahrul Daffa - 1501200043
Najwan Fakhrin Kurnia - 1501202248
Raden Fahri Ziaurrahman – 1501200319

AB-43-08

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI BISNIS


FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TELKOM
2022
A. Profil Perusahaan
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah perusahaan yang memproduksi berbagai
jenis makanan dan minuman, perusahaan ini berdiri pada tahun 1970 dengan nama PT.
Panganjaya Intikusuma yang kemudian diubah menjadi Indofood Sukses Makmur pada
tahun 1994.
Dalam beberapa dekade ini indofood telah bertransformasi menjadi sebuah
perusahaan total food solusions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh
tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku
menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran

Gambar 1. Logo Indofood

1. Visi dan Misi Indofood


Visi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. adalah menjadi “produsen barang
barang konsumsi yang terkemuka”.
sementara itu misi dari PT. Indofood antara lain:
● senantiasa melakukan inovasi, fokus pada kebutuhan pelanggan, menawarkan
merek-merek unggulan dengan kinerja yang tidak tertandingi
● menyediakan produksi berkualitas yang merupakan pilihan pelanggan
● senantiasa meningkatkan kompetensi karyawan, proses produksi dan teknologi
● memberikan kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan lingkungan secara
berkelanjutan
● meningkatkan stakeholder’s value secara berkesinmbungan
2. Sasaran Indofood
Sasaran PT. Indofood adalah bagaimana pengadaan usaha penyempurnaan dan
perubahan produk ke arah yang lebih baik sehingga dapat mempengaruhi daya
guna dan daya pemuas serta daya tarik dalam keputusan pembelian konsumen yang
lebih besar.
Indofood menyediakan produk konsumen bermerek yang terdiri dari empat
divisi yaitu mi instan, bumbu penyedap makanan, makanan ringan dan nutrisi &
makanan khusus. lengkap dengan detail produknya.
3. Tujuan Indofood
Tujuan PT. Indofood antara lain:
● memperluas bidang usaha terus menerus melalui bidang usaha internal maupun
pengembangan usaha
● mengurangi biaya transportasi
● selalu meningkatkan kesejahteraan karyawan
● mensuplai daerah lain yang selalu kekurangan persediaan barang
● berperan serta dalam pelestarian lingkungan hidup dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat

B. Analisa 5 Strategi Bersaing (Five Forces)


Didalam teori persaingan dikenal suatu teori dari Michael Proter untuk menganalisis
persaingan perusahaan yaitu Porter’s Five Forces Model. Dalam Porter’s Five Forces
Model digambarkan bahwa perusahaan bersaing dengan pesaing potensial, yaitu
pemain eksisting, pemain baru, pemasok (supplier), pembeli (buyer), dan produsen
produk-produk pengganti. Dengan demikian, kita harus mengetahui bahwa ada lima
kekuatan yang menentukan karakteristik suatu industri.
Analisa terhadap kekuatan-kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri
melalui Porter’s Five Forces Model dipengaruhi oleh lima kekuatan dalam industri,
yaitu hambatan bagi pemain baru (barrier to entry), ancaman dari produk substitusi
(threat of substitute), kekuatan daya tawar konsumen (bargaining power of buyers),
kekuatan daya tawar pemasok (bargaining power of suppliers), dan tingkat persaingan
diantara pemain yang ada (rivalry among existing competitor).
Gambar 2. Analisa 5 Strategi Bersaing (Five Forces)

a. Hambatan bagi pemain baru (barrier to entry)


Seberapa mudah pemain baru masuk sebagai pesaing baru dalam industri. Semakin
mudah pemain baru masuk artinya tingkat persaingan dalam industri semakin tinggi.
Tidak cukup banyak perusahaan baru yang dapat masuk ke industri Indofood
dikarenakan Indofood CBP telah membangun hambatan yang tinggi untuk para
pendatang baru terjun dalam bisnis ini. Produk-produk Indofood CBP telah lama
melekat sebagai produk unggulan di mata konsumen menjadi salah satu hambatan
bagi pemain baru untuk bersaing dalam industri ini. Indofood memiliki skala ekonomi
yang besar serta inovasi yang berkelanjutan, mampu menghasilkan diferensiasi
produk yang cukup tinggi. Selain itu, jaringan distribusi yang luas menjadikan pasar
Indofood sulit disaingi.
Hambatan bagi pemain baru yang akan memasuki industri ini yaitu pemain baru
membutuhkan investasi yang besar jika ingin memasuki industri yang sudah diisi oleh
perusahaan - perusahaan yang sudah memiliki produk yang dikenal luas oleh
masyarakat Indonesia seperti produk-produk Indofood CBP. Selain itu, waktu juga
menjadi hambatan karena dibutuh waktu yang tidak sebentar untuk bisa masuk dan
menjadi pemain besar didalam industri makanan dan minuman di Indonesia dan
pemain baru membutuhkan inovasi produk terbaru yang mungkin lebih baik dari
produk Indofood CBP.
b. Ancaman dari produk substitusi (threat of substitute)
Jika produk perusahaan mempunyai produk substitusi atau produk pengganti, maka
substitusi ini harus diperhitungkan sebagai pesaing.
Produk substitusi Indofood hadir dalam berbagai jenis guna memenuhi kebutuhan
pangan konsumen. Walaupun terdapat berbagai jenis makanan dan minuman,
Indofood CBP telah menciptakan banyak lini utama produk pangan, seperti mi instan,
produk dairy, penyedap makanan, makanan ringan, makanan khusus & nutrisi, tepung
terigu, minyak goreng dan margarin.
Semakin tinggi selera masyarakat maka semakin tinggi pula tantangan perusahaan
untuk meningkatkan hasil dan inovasi pada produknya. Namun ketika permintaan
produk menurun, hal itu terjadi ketika orang bosan dan tidak tertarik lagi untuk
membelinya dan beralih ke produk pengganti yang dianggap lebih menarik. Hal
tersebut menjadi ancaman bagi Indofood CBP. Contohnya adalah produk mie instan
Indomie, seiring waktu masyarakat yang awalnya antusias ingin membeli karena
rasanya enak namun lama kelamaan masyarakat merasa bosan karena produk tersebut
tidak diberikan inovasi baru untuk menarik konsumen kembali dan munculnya.
produk pengganti seperti mie instan sehat “Lemonilo” yang menawarkan produk yang
serupa. Hal berikutnya yang harus diperhatikan adalah kualitas produk, khususnya
produk mie instan. Munculnya isu mengenai kesehatan dari mengonsumsi mie instan,
Indofood harus memastikan bahwa mie yang mereka produksi merupakan makanan
sehat.

c. Kekuatan daya tawar dari konsumen (bargaining power of buyers)


Posisi tawar menawar dari konsumen akan mempengaruhi perusahaan untuk
menetapkan harga jual dan volume produksi.
Sejak beberapa tahun terkahir, Indofood CBP mampu mendominasi pasar dengan
produk-produk yang berkualitas, inovatif, dan disertai dengan merek yang kuat.
Produk-produk yang dihadirkan Indofood CBP dianggap sebagai pilihan utama oleh
banyak konsumen.
Hal ini menyebabkan posisi Indofood CBP terhadap daya tawar konsumen tingkat
menengah karena switching cost yang rendah, cukup banyak produk pesaing dan
produk substitusi, dan konsumen yang cenderung sensitif terhadap harga produk-
produk Indofood CBP. Namun Indofood memiliki keunggulan pada kekuatan merek
dan harga produk yang terjangkau dapat mengurangi faktor daya tawar konsumen.
Adanya banyak produk pesaing dan produk subtitusi, Indofood CBP perlu
meningkatnya permintaan produk di pasaran dengan tingkat produksi semakin tinggi.
Banyaknya pesaing yang bermunculan membuat Indofood CBP harus mencari solusi
yang tepat agar
tidak ditinggalkan konsumen. Dengan menjaga kualitas produk dan menjadikan harga
lebih murah dari yang lain akan membuat konsumen merasa puas.

d. Kekuatan daya tawar dari pemasok (bargaining power of suppliers)


Semakin banyak pemasok maka semakin kuat posisi tawar menawar perusahaan
dalam menegosiasikan harga, volume, dan diferensiasi pasokan.
Indofood CBP adalah perusahaan "Total Food Solutions", dengan aktivitas bisnis
yang mencakup semua tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi,
pemrosesan bahan baku hingga produk akhir yang tersedia di pasar. Sebagai perusahaan
terkemuka dalam industri makanan olahan di Indonesia, Indofood CBP didukung
dengan sistem distribusi yang luas sehingga produknya dikenal di seluruh Indonesia.
Produk-produk Indofood CBP antara lain mie instan, susu, bumbu penyedap,
makanan ringan, makanan bayi, dan minuman kemasan. Merek produk Indofood CBP
merupakan merek terkemuka dikenal sebagai produk konsumen yang berkualitas
dengan harga terjangkau di pasar domestik dan produknya menjangkau berbagai daerah
di Indonesia. Indofood CBP melakukan integrasi vertical dengan anak usaha PT
Indofood Sukses Makmur yaitu Bogasari Indofood sebagai pemasok bahan baku terigu
untuk produksi mie instan. Hal tersebut sebagai langkah Indofood CBP dapat
memperoleh bahan baku tepung terigu dengan harga yang lebih rendah. Selain itu,
Indofood CBP memiliki citra yang kuat sebagai perusahaan besar sehingga menjadikan
pemasok memiliki daya tawar yang rendah terhadap Indofood. Dan tidak sedikit pula
pemasok yang ingin bekerja sama dengan Indofood. Sehingga Indofood CBP memiliki
daya tawar tinggi bagi pemasok guna mendapatkan bahan input yang sesuai bagi
produknya.

e. Tingkat persaingan diantara pemain yang ada (rivalry among existing competitor)
Tingkat persaingan diantara pemain dalam industry ditentukan beberapa faktor,
diantaranya potensi pertumbuhan industry, beban tetap perusahaan, diferensiasi
produk, brand identity, dan informasi yang dimiliki.
Persaingan Indofood CBP dengan kompetitor lainnya termasuk dalam perfect
competition dimana perusahaan lain dipaksa untuk menjadi pengikut termasuk dalam
penentuan harga produk. Hal tersebut mungkin terjadi karena Indofood CBP sudah
sangat populer di setiap daerah, pangsa pasar Indofood CBP juga sudah cukup luas.
Sebagai contoh pasar mie instan, Indofood CBP memimpin dengan merek andalannya,
yaitu Indomie. Kekuatan merek Indomie sudah sangat kuat di masyarakat dimana
masyarakat terbiasa menyebut semua jenis mie instan dengan “indomie”. Kompetitor
utamanya adalah Mie Sedap yang memiliki kesamaan mengejar ceruk pasar yang sama
namun memiliki kekuatan merek yang lebih lemah dibandingkan merek Indomie.
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat persaingan dengan kompetitor antara lain:
❖ Jumlah pesaing produk Indofood CBP di berbagai lini produk cukup banyak.
Contohnya produk mie instan Indomie memiliki sejumlah pesaing di indutri mie
instan seperti Mie Sedap dari Wings Grup dan mie instan produk Mayora.
❖ Laju pertumbuhan industri mempengaruhi posisi perusahaan dimana Indofood
CBP harus mampu bersaing dengan kompetitornya yang dapat menimbulkan
perang harga dan kompetisi dalam promosi produk.
❖ Produk yang dihasilkan harus mampu menjamin keamanan dan memberikan
rasa kepuasan pada konsumen.
Berdasarkan tingkat persaingan diantara pemain yang ada, bagi Indofood CBP tidak
cukup banyak perusahaan baru yang dapat masuk ke industri ini karena Indofood CBP
telah membangun hambatan yang tinggi untuk para pemain baru untuk terjun dalam
bisnis ini. Hambatan terhadap tingkat persaingan bagi existing competitor diantaranya
produk-produk Indofood CBP telah lama melekat sebagai produk unggulan di mata
konsumen dan didukung oleh skala ekonomi yang besar untuk menghasilkan
diferensiasi produk. Selain itu, Indofood CBP memiliki keunggulan lain yaitu jaringan
distribusi luas yang mampu menjangkau seluruh wilayah di Indonesia bahkan hingga
menembus pasar ekspor. Keunggulan ini juga didukung oleh pengembangan produk
dan inovasi yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan di segala produk
dan bidang teknologi yang mendukung peningkatan kapasitas produksi dan kualitas
produk yang dihasilkan.
C. Analisis Penguatan Daya Saing
Strategi bisnis pada umumnya dirancang untuk meletakkan bisnis pada suatu posisi
yang diinginkan dalam suatu industri tertentu, sehingga pada jangka waktu tertentu
dapat menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi dan pengembalian dari investasi
yang ditanamkan. Untuk mencapai posisi ini, perusahaan harus mengimplementasikan
strategi bisnis yang membangun dan mempertahankan keunggulan yang berkelanjutan
tertentu melebihi para pesaingnya.
Strategi ini digunakan untuk memperoleh keunggulan bersaing melalui pengetahuan
yang terspesialisasi dan efisien serta untuk menghindari masalah yang timbul
(Zulkieflimansyah, 2005: 74-75). Indofood melakukan strategi dalam inovasi
produknya, dan mendirikan berbagai divisi yang memproduksi berbagai produk pada
grup produk konsumen bermerek.
Grup CBP memproduksi dan memasarkan berbagai produk konsumen bermerek yang
menawarkan solusi praktis untuk konsumen di segala usia. Kegiatan operasional Grup
CBP dijalankan oleh ICBP, anak perusahaan Indofood yang sahamnya tercatat di BEI
sejak bulan Oktober 2010. Sebagian besar produk makanan Grup CBP merupakan
pemimpin pasar dengan merek-merek yang memiliki status top-of mind di masing-
masing kategorinya, dan memperoleh kepercayaan dan loyalitas dari jutaan konsumen
di Indonesia sejak lama.
Grup CBP terdiri dari enam divisi yaitu :
a. Mi Instan
Divisi Mi Instan memproduksi dan memasarkan berbagai produk seperti
instant bag noodles, instant cup noodles, mi telur dan bihun instan. Dengan
kapasitas produksi lebih dari 16 miliar bungkus per tahun, Grup CBP
merupakan salah satu produsen mi instan terbesar di dunia. Ragam
portofolionya memenuhi kebutuhan semua segmen pasar dan meliputi merek-
merek yang telah dikenal seperti Indomie, Supermi, Sarimi, Sakura, Pop Mie,
Pop Bihun dan Mi Telur Cap 3 Ayam. Merek-merek tersebut telah meraih
banyak penghargaan dan diterima baik di seluruh Indonesia atas keunggulan
kualitas dan rasanya. Indofood yang bergerak di bidang mie instan merupakan
pelopor dalam industri makanan olahan di Indonesia. Saat ini perusahaan
menjadi perusahaan pengolahan mie terdepan dan memegang market leader
pada masing-masing brand yang dimilikinya.
b. Dairy
Divisi Dairy memproduksi dan memasarkan susu kental manis dan krimer,
susu ultra-high temperature, susu steril dalam botol, susu pasteurisasi, susu
bubuk, mentega dan es krim. Kegiatan usaha dairy dijalankan oleh Indolakto,
produsen produk dairy terkemuka di Indonesia dan merupakan anak perusahaan
tidak langsung dari ICBP. Divisi ini memiliki merek-merek unggulan seperti
Indomilk, yang telah hadir di pasar selama lebih dari 40 tahun, serta merek Cap
Enaak, Tiga Sapi, Indomilk Champ, Calci Skim, Orchid Butter dan Indoeskrim.
c. Makanan Ringan
Divisi Makanan Ringan memproduksi dan memasarkan berbagai produk
biskuit, serta makanan ringan moderen dan tradisional yang terbuat dari
kentang, singkong, tempe dan ubi ungu, dan kerupuk. Unit usaha biskuit
dijalankan sendiri oleh ICBP, dengan beragam produk yang dipasarkan dengan
merek Trenz yang ditujukan bagi segmen anak muda dan pra-remaja. Unit usaha
makanan ringan merupakan perusahaan patungan dengan PepsiCo, dengan
beragam produk yang dipasarkan dengan merek- merek populer seperti Chitato,
Lays, Qtela, Cheetos dan JetZ yang memiliki posisi yang kuat di pasar.
d. Penyedap Makanan
Divisi Penyedap Makanan memproduksi beragam produk kuliner bagi Grup
Indofood dan PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia, sebuah perusahaan
patungan dengan Nestlé SA yang pada awalnya didirikan untuk memasarkan
berbagai produk kuliner, termasuk kecap, saus sambal, saus tomat dan bumbu
instan dengan merek Indofood, Piring Lombok, Indofood Racik dan Maggi.
Dengan diselesaikannya pembangunan fasilitas produksi NICI, seluruh kegiatan
produksi untuk produk dry-mix seasoning telah dipindahkan ke NICI dari Divisi
Penyedap Makanan ICBP sejak awal tahun 2014. Divisi ini juga memproduksi
dan memasarkan produk sirup dengan merek Indofood Freiss.
e. Nutrisi & Makanan
Khusus Divisi Nutrisi & Makanan Khusus memproduksi dan memasarkan
beragam produk yang ditujukan khusus untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi
dan anak- anak, ibu hamil dan menyusui, serta anak muda dan dewasa. Aneka
ragam produk yang dihasilkan meliputi bubur dan biskuit untuk bayi, cereal
snacks untuk anak-anak, produk susu untuk ibu hamil dan menyusui, serta
minuman sereal bagi anak muda dan dewasa. Divisi ini memiliki dua merek
yang ditujukan bagi dua segmen pasar yang berbeda: Promina untuk segmen
menengah ke atas, sementara merek SUN untuk segmen pasar yang lebih luas.
Merek-merek lain termasuk Govit untuk cereal snacks dan Provita untuk
minuman sereal.
f. Minuman
Divisi Minuman menawarkan berbagai produk minuman, dari produk teh
dan kopi siap minum hingga AMDK, minuman berkarbonasi dan minuman jus
buah. Kegiatan usahanya dijalankan oleh dua perusahaan patungan dengan
Asahi – PT Asahi Indofood Beverage Makmur, yang menangani kegiatan
produksi; dan PT Indofood Asahi Sukses Beverage, yang menangani penjualan
dan pemasaran produk minuman non-alkohol. Berbagai produk Divisi ini
dipasarkan dengan merek-merek ternama seperti Ichi Ocha, Tekita, Caféla,
Club, 7Up, Tropicana Twister dan Fruitamin

D. Strategi Korporasi & Budaya Organisasi


1. Strategi Korporasi Indofood
Perusahaan ini didirikan dengan nama PT Panganjaya Intikusuma berdasarkan Akta
Pendirian No.228 tanggal 14 Agustus 1990. berdasarkan keputusan Rapat Umum Luar
Biasa Para Pemegang Saham yang dituangkan dakam Akta Risalah Rapat No.51
tanggal 5 Februari 1994 Perseroan mengubah namanya yang semula PT Panganjaya
Intikusuma menjadi PT Indofood Sukses Makmur. Pada awalnya, Indofood adalah
perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan makanan dan minuman yang didirikan
pada tahun 1971.
Strategi merupakan cara menciptakan situasi yang ekonomis dan mencari cara untuk
keberlanjutannya dalam mencari posisi bersaing yang menguntungkan. Apakah dengan
melayani segmen konsumen dalam jumlah besar atau fokus pada celah pasar tertentu,
atau mengembangkan kapabilitas yang unik untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi
pembeli yang spesial. Apakah dengan membangun lini produk yang luas atau sempit,
atau mendekati keunggulan bersaing berdasarkan biaya rendah, produk yang superior
atau keunikan kapabilitas organisasi. Apakah dengan bersaing di pasar lokal, regional,
nasional atau bahkan global (Thompson & Strickland, 2003: 295).
Indofood mempunyai beberapa anak perusahaan yang saling terkait satu sama lain.
Indofood mengatur proses produksinya dengan kegiatan operasional yang mencakup
seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan
baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di pasar. Indofood dikenal sebagai
perusahaan yang terkemuka di setiap kategori bisnisnya. Strategi korporat yang
dilakukan perusahaan merupakan upaya untuk meningkatkan nilai melalui serangkaian
aktivitas rantai nilai yang diberikan kepada para pemegang sahamnya (Markides &
Williamson, 1996: 340-67).
Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, Indofood memperoleh manfaat dari
ketangguhan model bisnisnya yang terdiri dari lima kelompok usaha strategis yang
saling melengkapi sebagai berikut :
a. Produk Konsumen Bermerek “CBP”
Kegiatan usaha CBP dilaksanakan oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk,
anak perusahaan yang sahamnya tercatat di BEI. ICBP merupakan produsen dari
beragam produk konsumen bermerek yang mapan dan terdepan di pasar. Berbagai
merek produknya merupakan merek-merek yang terkemuka dan dikenal di
Indonesia. ICBP telah memulai kegiatan usaha minuman non-alkohol dan
memperluas portofolio produknya dengan minuman teh dan kopi siap minum, air
minum dalam kemasan, minuman berkarbonasi dan minuman jus buah.
b. Bogasari
Grup ini memiliki kegiatan usaha utama memproduksi tepung terigu dan pasta,
didukung oleh unit usaha perkapalan dan kemasan.
c. Agribisnis
Kegiatan operasional di bidang agribisnis dijalankan oleh PT Salim Ivomas
Pratama Tbk dan PT PP London Sumatra Indonesia Tbk yang mencatatkan
sahamnya di BEI, serta merupakan anak perusahaan Indofood Agri Resources
Ltd., yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Singapura. Kegiatan usaha utama
Grup Agribisnis meliputi penelitian dan pengembangan, pemuliaan benih bibit,
pembudidayaan dan pengolahan kelapa sawit hingga produksi dan pemasaran
produk minyak goreng, margarin dan shortening.
d. Distribusi
Dengan jaringan distribusi yang paling luas di Indonesia, Grup ini
mendistribusikan hampir seluruh produk konsumen Indofood dan anak-anak
perusahaannya, serta berbagai produk pihak ketiga.
e. Budidaya & Pengolahan Sayuran
Kegiatan usaha budidaya dan pengolahan sayuran dilaksanakan oleh China
Minzhong Food Corporation Limited yang sahamnya tercatat di SGX dan
merupakan perusahaan pengolahan sayuran terintegrasi di Tiongkok. CMFC
menjalankan kegiatan usaha terintegrasi yang didorong oleh permintaan dengan
kemampuan budidaya dan pengolahan yang beragam, serta memproduksi produk
bermerek.

2. Budaya Organisasi Indofood


Nilai-nilai budaya yang diterapkan dalam PT Indofood Sukses Makmur Tbk. Dalam
rangka mengembangkannya maka pekerja mempunyai komitmen mengamalkan dan
menjunjung tinggi nilai-nilai budaya kerja yang ada pada PT Indofood sebagai berikut:
❖ Pekerja bertekad untuk mempelajari, memahami, dan mengamalkan nilai
CONSISTEN dalam pekerjaannya sehari-hari.
❖ Mendukung setiap usaha dan kegiatan perusahaan dalam rangka menyebarluaskan
pemahaman dan pengamalan nilai CONSISTEN dalam pekerjaan sehari-hari.
Adapun nilai CONSISTEN tersebut terdiri dari dan dijabarkan sebagai berikut :
a. Consumer (Our Succes Rest On Satisfing Consumer Needs)
● Memberi nilai terbaik kepada konsumen
● Memenuhi dan melebihi harapa konsumen
● Mempertahankan loyalitas konsumen
b. Inovation (Innovation Is Our Key To Future Growth(
● Melihat ke depan untuk masa yang akan datang
● Menjadi pemimpin dalam industri
● Menciptakan gagasan yang baru dalam persaingan yang semakin kuat
c. Staff (Reliable Staff Is Our Biggest Asset)
● Dedikasi dalam profesionalisme kerja
● Integritas pribadi yang tangguh
d. Excellence (Excellence Is Our Way Of Life)
● Mencapai standar mutu dunia
● Menciptakan citra baik perusahaan
● Mengejar prestasi terbaik
e. Teamwork (Teamwork Make A Winning Team)
● Bersikap dan berperilaku sebagai pelaku tim yang baik
● Berupaya mencapat tujuan satu
● Mempelancar proses fungsional silang
E. Strategi Bersaing di Pasar Internasional
Konsumen indomie tidak hanya ada di Indonesia saja tetapi berada di Australia.
Indomie merupakan makanan kegemaran di asutralia, hal ini bisa dilihat dari toko-toko
yang selalu kehabisan stok karena permintaan akan indomie di Australia cukup banyak.
Hal ini juga di dukung oleh kebiasaan masyarakat Australia yang membutuhkan
makanan cepat saji karena kapadatan jam kerja dan banyaknya netizen. Di Australia,
tahun 2009 indomie dijual dengan harga 25 sen per bungkusnya atau AUD 10 untuk
satu kardus berisi 40 bungkus indomie, sedangkan di Amerika Serikat pada tahun 2009,
indomie biasa dijual dengan harga 1 dolar per 3 bungkusnya.
Sebagai perusahaan yang telah menguasai pengsa pasar lokal, sudah selayaknya
indofood juga menerapkan strategi international. Untuk saat ini indofood juga telah
menguasai pasar di Australia, Amerika dan Eropa. Ada dua strategi international yang
dilakukan oleh Indoofood, yaitu :
● Lisensi, Indofood juga memasarkan salah satu produk mienya yaitu Indomie
dengan menggunakan cara lisensi (Hunger & Wheelen, 2003: 441) kepada Pinehill
Arabia Food Limited (Saudi Arabia), De United Food Industries Limited (Nigeria),
dan yang terbaru adalah Indoadriatic Industry (Serbia) yang ketiganya memperoleh
hak untuk menggunakan merek Indomie di negaranya masing-masing. Bahkan, di
Nigeria, yang merupakan pasar mie instan terbesar ke-13 di dunia, Indomie sudah
seperti makanan pokok dan dianggap sebagai makanan asli Nigeria sendiri. Cara
lisensi ini tentu sangat efektif salah satunya dengan tujuan agar produk Indofood
dapat diterima dengan baik di negara asing baik dari segi masyarakat ataupun
sesama perusahaan lain.
● Joint Venture, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk di tahun 2005 mencapai
kesepakatan dengan perusahaan asal Swiss, Nestle S.A, untuk mendirikan
perusahaan joint venture (David, 2006:250) yang bergerak di bidang manufaktur,
penjualan, pemasaran, dan distribusi produk kuliner di Indonesia maupun untuk
ekspor. Kedua perusahaan sama-sama memiliki 50% saham di perusahaan yang
diberi nama PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia. Baik Indofood maupun Nestle
percaya, mereka dapat bersaing secara lebih efektif di Indonesia melalui
penggabungan kekuatan dalam bentuk perusahaan dan tim yang berdedikasi untuk
itu.
Dalam kerjasama ini, ISM akan memberikan lisensi penggunaan merekmereknya
untuk produk kuliner, seperti Indofood, Piring Lombok, dan lainnya kepada perusahaan
baru ini. Sementara itu, Nestle memberikan lisensi penggunaan merek Maggi-nya.
Perusahaan patungan ini memulai operasinya pada 1 April 2005. Perusahaan joint
venture ini berfokus di bisnis kuliner (bumbu penyedap makanan). Termasuk juga
pengembangan inovasi untuk bumbu bumbu produk mie instan Indofood.
Pada Februari 2014, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk melakukan joint venture
dengan perusahaan asal Jepang, Asahi Group Holdings Southeast Asia Pte. Ltd.
Perusahaan gabungan bernama PT Indofood Asahi Sukses Beverage itu pun kemudian
melahirkan produk baru berupa minuman teh hijau. Joint Venture ini tentu bagi
Indofood untuk mengembangkan produk mereka di pasar minuman non-alkohol yang
memang belum begitu lama mereka masuki. Sebenarnya masih banyak strategi Joint
Venture yang dilakukan PT Indofood, tapi setidaknya Joint Venture dengan Nestle dan
Asahi adalah yang paling signifikan.
DAFTAR PUSTAKA

Britama.com. (2022). Sejarah dan Profil Singkat INDF (Indofood Sukses Makmur Tbk).
From britama.com: https://britama.com/index.php/2012/11/sejarah-dan-profil-singkat-
indf/
Chatterjee, S., & Warnerfelt, B. (1991). Link Between Resources and Type of
Diversification: Theory and Practice. Strategic Management Journal.
David, F. R. (2006). Manajemen Strategis: Konsep. Edisi 10, Buku 1.
Hunger, J. D., & Wheelen, T. L. (2003). Strategic Management 5th Edition.
Indofood. (2022). Vision, Missions & Values. From Indofood Official Website:
https://www.indofood.com/company/vision-mision-values
Kotler, P. (2003). Marketing Management. Eleventh Edition.
Merdeka.com. (2013, Agustus 24). Profil Indofood Sukses Makmur. From Merdeka.com:
https://m.merdeka.com/indofood-sukses-makmur/profil
misario81993. (2019, Januari 23). Visi Misi serta tujuan, Rencana Strategis & Analisis SWOT
dalam Perusahaan pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. From Blog Pribadi
Milasari081993: https://milasari081993.wordpress.com/2019/01/23/visi-misi-serta-
tujuan-rencana-strategis-analisis-swot-dalam-perusahaan-pada-pt-indofood-sukses-
makmur-tbk/
Mubarok, M. H. (2014). STRATEGI PERTUMBUHAN BERKELANJUTAN INDOFOOD
DI PASAR KOMPETITIF. BISNIS, Vol. 2, No. 2.
Mudrajad, K. (2006). Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta: Erlangga.
Prama, N. D. (2020). Analisis Budaya Organisasi pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk.
From Youtube.com: https://www.youtube.com/watch?v=7FLOSFRaiq0&t=879s
Wardhana, D. (2013, November 21). Strategi Pemasaran PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Pada Produk Mie Instan. From Dhita "dhewe" Wardhana:
http://blog.ub.ac.id/dhitawardhana/2013/11/21/strategi-pemasaran-pt-sukses-makmur-
tbk-terhadap-produk-mie-instan/

Anda mungkin juga menyukai