Anda di halaman 1dari 45

PENGARUH INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA

TERHADAP PROFITABILITAS
PT. GUDANG GARAM Tbk. TAHUN 2017-2021

MAKALAH

Oleh:
Aprilia Chandra Eka Putri
43119201098

Pembimbing:
Dr. Sudjono, M.Acc.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
2022
i

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelesaikan makalah Manajemen Keuangan Internasional dengan judul “Pengaruh
Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Profitabilitas PT. Gudang Garam Tbk
Tahun 2017-2021)”

Makalah ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.

   Jakarta, 15 Mei 2022

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Batasan Masalah 4

1.3 Rumusan Masalah 5

1.4 Tujuan 5

1.5 Manfaat 6

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory 7

1. Bisnis Global 7

2. Inflasi 19

3. Tingkat Suku Bunga 21

4. Profitabilitas 22

2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu 24

2.3 Hipotesis 31

1. Kerangka Konseptual 31

2. Hipotesis 32
iii

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Penerapan 34

1. Uji Secara Stimultan 34

2. Uji Secara Parsial 35

3.2 Perbandingan Antara Teori/Penelitian Terdahulu dan Praktek 36

3.3 Pembahasan 36

1. Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas 36

2. Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Profitabilitas 36

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan 38

4.2 Saran 39

DAFTAR PUSTAKA 40
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ketika pasar domestik matang dan pertumbuhan penjualan melambat,

perusahaan di semua industri akan menyadari bahwa pengembangan bisnis di

negara lain menjadi lebih penting. Selain perluasan pasar dan distribusi

produk, meningkatkan citra perusahaan dengan merek-merek yang terkenal di

pasar dunia dan meningkatkan penjualan perusahaan. Perdagangan global

sangat penting bagi suatu negara dan bisnisnya karena mendorong

pertumbuhan ekonomi dengan menyediakan akses ke pasar dan sumber daya

yang diperlukan untuk produk-produknya. Perusahaan dapat memperluas

pasar mereka, mencari peluang pertumbuhan di negara lain, dan membuat

sistem produksi dan distribusi mereka lebih efisien.

Salah satu prestasi besar sebuah perusahaan adalah tidak hanya dikenal

secara lokal atau domestik, tetapi juga mampu mengembangkan bisnis untuk

menjangkau komunitas bisnis internasional dan memasuki pasar global.

Perkembangan teknologi dan sistem informasi yang semakin akrab dengan

kehidupan, meningkatkan peluang bisnis untuk memasuki dunia. Dengan cara

ini, semakin banyak perusahaan akan mengikuti perusahaan terkenal untuk

memasuki pasar global dan memperluas jaringan bisnis mereka. Namun,

seiring kemajuan teknologi, bisnis dan pengusaha tetap perlu memperhatikan


2

strategi yang mereka terapkan untuk meminimalkan kegagalan saat memasuki

pasar global.

Bisnis global adalah perusahaan yang melintasi batas negara dan tidak

terikat pada satu negara. Perdagangan global dipengaruhi oleh industrialisasi

negara, kemajuan transportasi, globalisasi, dan sistem ekonomi yang

mempengaruhi keberadaan perusahaan multinasional. Di banyak negara,

perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong utama

pertumbuhan PDB.

Daftar Global 2000 tahunan edisi 19 tahun 2021 ini, juga dikenal

sebagai daftar 2.000 perusahaan global terbesar, terkuat, dan paling berharga,

didasarkan pada analisis empat indikator. Salah satu perusahaan dalam negri

yang masuk kategori ini adalah PT Gudang Garam Tbk. Perusahaan rokok

Gudang Garam telah menjadi salah satu industri rokok terkemuka di tanah air

di Kediri, Jawa Timur sejak tahun 1958. Selama ini Gudang Garam dikenal

luas di dalam dan luar negeri sebagai produsen rokok kretek berkualitas

tinggi. Produk Gudang Garam hadir dalam berbagai variasi, antara lain sigaret

kretek klobot (SKL), sigaret kretek tangan (SKT), dan sigaret kretek mesin

(SKM). Pabrik tembakau ini berada di peringkat 1.760 dalam daftar. Dari sisi

pendapatan, Gudang Garam berada di peringkat 1.269. Di sisi lain,

keuntungannya adalah 1.196. Pendapatan emiten berkode GGRM ini memiliki

pendapatan mulai dari $7,9 miliar, aset $5,6 miliar dan keuntungan $525,9

juta.
3

Perkembangan Rasio Laba terhadap Penjualan


PT. Gudang Garam Tbk Tahun 2017-2021 (dalam %)
Tahun Rasio Laba terhadap Penjualan
2017 4,83
2018 5,12
2019 5,00
2020 3,73
2021 3,50

Melalui perdagangan global, negara-negara dapat memenuhi

kebutuhan non-produksi sendiri dan mengatasi masalah ekonomi terkait

dengan keterseidaan bahan mereka. Perdagangan global dapat memperbaiki

keadaan ekonomi suatu negara. Sistem perekonomian sudah berjalan baik,

terutama dalam mencapai pemenuhan perbedaharaan negara dengan

mengimpor barang melalui perdagangan global. Faktor ekonomi adalah salah

satu faktor eksternal yang diperhatikan dalam memulai bisnis global. Di mana

kondisi ekonomi dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja

bisnis, karena dapat mempengaruhi keuntungan atau biaya bisnis tersebut.

Perkembangan Inflasi dan Tingkat Suku Bunga


Tahun 2017-2021 (dalam %)
Tahun Inflasi Tingkat Suku Bunga
2017 3,81 4,83
2018 3,22 5,12
2019 2,72 5,00
2020 1,68 3,73
2021 1,87 3,50
4

Inflasi dan tingkat suku bunga merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi bisnis dalam melakukan pemasaran secara global. Inflasi

didefinisikan sebagai situasi ekonomi di mana harga barang dan jasa di suatu

negara naik dalam jangka panjang. Inflasi yang tinggi dapat melemahkan daya

beli masyarakat yang berdampak pada pendapatan mereka. Kapasitas ekspor

suatu negara menurun dengan inflasi karena biaya ekspor yang tinggi. Dan

daya saing ekspor biasanya menurun, yang berujung pada penurunan devisa

negara. Suku bunga, di sisi lain, adalah pertimbangan atau nilai bahwa

peminjam membayar dana atau pemberi pinjaman dana. Ketika tingkat bunga

dasar turun, biaya pinjaman yang dialokasikan untuk perusahaan impor/ekspor

juga turun. Pengusaha bisa mulai meningkatkan produksi, sehingga potensi

pertumbuhan usaha lebih besar.

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan dan fenomena yang

terjadi, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh

inflasi dan tingkat suku bunga apakah berpengaruh terhadap Profitabilitas

dengan judul penelitian “Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga

Terhadap Profitabilitas (PT. Gudang Garam Tbk)”

1.2 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, batasan masalah meninjau hasil

penelitian ini, maka peneliti membatasi masalah ini mengenai mengenai


5

pengaruh inflasi dan tingkat suku bunga terhadap profitabilitas pada

perusahaan global yaitu PT. Gudang Garam Tbk

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan diatas,

maka rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Apakah inflasi berpengaruh terhadap pendapatan PT. Gudang Garam

Tbk?

2. Apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap pendapatan PT.

Gudang Garam Tbk?

1.4 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini

yaitu:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah inflasi berpengaruh

terhadap pendapatan PT. Gudang Garam Tbk

2. Untuk mengetahui dan menganalisis apakah tingkat suku bunga

berpengaruh terhadap pendapatan PT. Gudang Garam Tbk


6

1.5 Manfaat

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka diharapkan dalam

penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan manfaat kepada beberapa

pihak, diantaranya:

1. Kontribusi teoritis

a. Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dengan

mengembangkan ilmu yang dimiliki dengan mempelajari bisnis global

serta mengimplementasikannya

b. Bagi akademis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap

perkembangan ilmu pengetahuan, sumber informasi, dan penelitian

selanjutnya mengenai bisnis global

2. Kontribusi prakits

a. Bagi perusahaan

Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam

mengambil keputusan atau kebijakan perusahaan yang berkaitan

pengembangan bisnis secara global agar dapat menambah jangkauan

dan memperoleh laba yang maksimal

b. Bagi investor

Memberikan gambaran dan pengetahuan kepada investor mengenai

perkembangan atau kemajuann bisnis secara global


7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Grand Theory, Middle Theory, dan Operational Theory

1. Bisnis Global

Menurut Kamus Bisnis, bisnis adalah organisasi atau sistem

ekonomi di mana barang atau jasa dipertukarkan dalam bentuk lain atau

dalam bentuk uang. Setiap perusahaan membutuhkan investasi dan

pelanggan yang cukup untuk menjual sejumlah produk untuk

mendapatkan keuntungan. Bisnis dapat memilikinya secara pribadi, bukan

untuk keuntungan pribadi. Sedangkan global memiliki arti secara umum

atau menyeluruh.

Pengertian bisnis global adalah kegiatan bisnis yang

melampaui batas-batas negara dan menghubungkan dunia pada tingkat

budaya, politik dan ekonomi dengan menghilangkan hambatan

komunikasi dan perdagangan. Bisnis global adalah unit bisnis yang

berkantor pusat di banyak negara lain dengan sistem pengambilan

keputusan yang terdesentralisasi. Sistem partisipasi bisnis global

digunakan karena telah menurun batas-batas pasar antara satu negara

dengan negara lain telah hilang (globalisasi). Bisnis global menjadikan

ekonomi dunia sebagai sistem tunggal yang saling bergantung. Kegiatan


8

usaha tersebut meliputi perdagangan, perbankan, industri dan jasa.

Definisi lain bisnis global adalah sebagai berikut:

a. Bisnis Global atau Bisnis Asing adalah operasi-operasi dalam

negeri di luar negeri.

b. Bisnis Global atau Multi-Domestic Company (MDC) adalah

organisasi bisnis dengan banyak cabang di berbagai negara,

masing-masing cabang mengembangkan strategi bisnisnya sendiri

berdasarkan kondisi pasar.

c. Bisnis Global atau Global Company (GC) adalah organisasi bisnis

yang bertujuan untuk menggabungkan dan menyatukan operasi di

seluruh dunia di semua area fungsional.

d. Bisnis Global atau Perusahaan Internasional (IC) mengacu pada

perusahaan global atau multinasional.

Karakteristik Bisnis Global

Secara umum biasanya bisnis global memiliki karakteristik

sebagai berikut:

a. Distribusi ekspor

b. Memiliki unit produksi diluar negara asal

c. Melakukan aliansi dengan perusahaan asing

d. Aktivitas inti yang dilakukan: ekspor, impor, FDI, franchising,

licencing, join ventures


9

e. Budaya di setiap negara berbeda-beda, memaksa setiap pihak

untuk menyesuaikan dengan hukum yang berlaku

f. Menggunakan mata uang yang berbeda-beda

g. Ketersediaan sumber-sumber yang berbeda di masing-masing

negara

h. Memiliki wilayah pemasaran yang lebih luas

i. Menggunakan standar global untuk produk yang dihasilkan

j. Fokus pada sumber daya (manusia, uang, dan asset fisik)

k. Fokus pada kepuasan konsumen dunia

l. Membentuk afiliasi di luar negri (negara maju), visi, dan strategi

global

m. Berproduksi dengan cara mengikat aktivitas jaringan lokal dan

regional menjadi penghasil produk

Alasan Perusahaan Melakukan Bisnis Global

a. Mendapatkan akses pelanggan baru

b. Mencapai target biaya yang lebih rendah melalui skala ekonomi

c. Mengekspolitasi lebih jauh kompetensi utamanya

d. Mendapatkan akses pada sumber daya serta kemampuan yang

tersedia di pasar luar negri


10

Strategi Bisnis Global

Ciri-ciri bisnis global berbeda dengan bisnis dalam negri,

dimana bisnis global lebih sulit dan perlu mempertimbangkan kondisi

politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, keamanan dan persaingan

industry sasaran. Dalam mengurangi risiko gagal dalam bisnis global,

pada prakteknya perusahaan pemain global melakukan beberapa strategi,

diantaranya joint venture dengan perusahaan lokal, franchise maupun

lisensi. Berikut beberapa alternative strategi untuk go internasional (Stoner

et al 1995, Schermerhorn 1996, Wijayanto 2013, Wijayanto 2019)

a. Ekspor dan Impor

Ekspor dan impor merupakan menjual dan membeli suatu barang

atau komoditi yang diproduksi dari dalam negri ke pasar luar

negri. Strategi ini memiliki risiko paling rendah dalam melakukan

perdagangan (bisnis) internasional

b. Lisensi

Lisensi adalah pemberian izin kepada perusahaan lain untuk

menggunakan merk dagang maupun teknologi. Pemberi lisensi

sudah mempatenkan merk dagang maupun teknologi tersebut, dan

perusahaan yang menerima lisensi terikat kerjasama dan

berkewajiban membayar royalty sesuai kesepakatan


11

c. Franchise

Franchise atau waralaba adalah bentuk lisensi di mana penerima

lisensi memproleh paket lengkap, yaitu merk dagang,

peralatan/teknologi, material maupun pedoman manajemen.

Franchise asing di Indonesia antara lain KFC, McDonald’s, dan

Pizza Hut

d. Join Venture

Join venture adalah salah satu bentuk bisnis internasional dimana

operasinya berlokasi di luar negri dan dilakukan melalui kerjasama

kepemilikan dengan mitra lokal. Sebagai contoh Hitachi Ltd

mengadakan joint venture dengan Texas Instruments untuk

memproduksi memory chips, bekerjasama dengan General Electric

untuk menjual produk lampu di Jepang, bekerjasama dengan

Hewlett-Packard untuk memproduksi RISC computer chips serta

bekerjasama dengan Boehringer-Manneheins untuk memproduksi

peralatan kesehatan

e. Global Strategic Partnership

Kerjasama stratejik global atau global strategic partnership adalah

bentuk aliansi yang dilakukan dengan salah satu atau lebih

organisasi luar negri. Hal ini dilakukan untuk memanfaatkan


12

kesempatan di negara lain, maupun untuk menciptakan keunggulan

dalam suplai dan produksi

f. Wholly Owned Subsidiaries

Wholly owned subsidiaries adalah investasi ke negara lain dengan

kepemilikan penuh serta kontrol penuh. Strategi ini berani

mengambil investor kalau memiliki level kepercayaan tinggi akan

keberhasilan investasi di negara tujuan.

Faktor Pendorong dan Penghambat Bisnis Global

a. Faktor Pendorong

1) Kebutuhan Pasar

Universalitas budaya seperti perbedaan budaya, memiliki

unsur yang sama dalam kemanusiaan yang menjadi dasar

untuk menciptakan dan melayani pasar global. Contoh:

minuman ringan, salah satu industry global terbesar yang

sukses

2) Teknologi

Professor Levitt menulis artikel “kenyataan komersial yang

baru munculnya pasar global untuk produk konsumen

standar dalam skala yang belum pernah dibayangkan”.


13

Terdapat kekuatan yang luar biasa yang mendorong dunia

ke arah menyatunya hal-hal yang sudah umum dan

kekuatan itu adalah teknologi. Teknologi menyederhanakan

komunikasi, transportasi dan perjalanan

3) Biaya

Keseragaman dapat mengurangi biaya penelitian, rekayasa,

desain, kreatif dan produksi di semua fungsi bisnis, mulai

dari rekayasa sampai pemasaran dan administrasi

4) Mutu

Volume global menghasilkan penerimaan dan mutu operasi

yang lebih besar untuk mendukung mutu desain dan

pembuatan

5) Komunikasi dan Transportasi

Revolusi informasi berkontribusi pada pengembangan

pemasaran global

6) Daya Tuas

Keunggulan yang dimilikinya karena perusahaan itu

beroperasi secara bersamaan di lebih dari satu pasar


14

nasional. Sebuah perusahaan global dapat mengembangkan

5 tipe daya tuas:

 Transfer pengalaman

 Transfer sistem

 Penghemat skala

 Pendayagunaan sumber daya

 Strategi global

b. Faktor Penghambat

1) Perbedaan Pasar

Dalam setiap kategori produk, masi terdapat perbedaan

yang signifikan diantara batas negara dan budaya negara

yang memerlukan penyesuaian dari beberapa unsur bauran

pemasaran

2) Ekonomi

Faktor ekonomi negara atau tempat berbisnis merupakan

faktor yang sangat penting. Di sisi lain, dalam bisnis atau

usaha kelas internasional, perlu memperhatikan situasi

ekonomi dunia. Konsumsi dipengaruhi oleh kekayaan

penduduk, dan pelaku usaha pelaku usaha perlu


15

merencanakannya. Pertimbangan penting termasuk

ketersediaan kredit dan tingkat pendapatan yang dapat

dibelanjakan di pasar tertentu. Inflasi, suku bunga, dan

PDB suatu negara tertentu merupakan faktor ekonomi lain

yang dapat menghambat atau membantu kegiatan

pemasaran.

3) Sejarah

Sejarah merek dagang mungkin memerlukan strategi

pemasaran tertentu yang berbeda, dan setiap negara

membutuhkan penentuan pemosisiannya tersendiri

4) Kecadokan Manajemen

Dalam banyak hal, produk dan kategori adalah kandidat

untuk globalisasi, tetapi manajemen tidak memanfaatkan

peluang tersebut

5) Budaya Organisasi

Perusahaan global yang sukses adalah pemasar yang telah

belajar bagaimana menggabungkan visi dan perspektif

global dengan inisiatif dan masukan pasar lokal. Hal ini

sulit dilakukan oleh perusahaan


16

6) Kendali Nasional / Hambatan untuk Masuk Suatu

Negara

Setiap negara melindungi bisnis lokal dan kepentingannya

dengan mengelola akses pasar dan jalan masuknya

Tahap-tahap Memasuki Bisnis Global

Perusahaan yang umumnya melakukan bisnis global terlibat

dari fase paling sederhana tanpa risiko hingga fase paling kompleks

dengan tingkat risiko bisnis yang sangat tinggi. Adapun tahapan tersebut

sebagai berikut:

a. Ekspor Isidentil (Incident at Export)

Dalam konteks go internasioal, perusahaan biasanya memulai

dengan keterlibatan paling awal, yaitu pelaksanaan ekspor

isidentil. Tahap awal ini umumnya terjadi ketika orang asing

datang ke negara baru, dia membeli barang, dan kemudian harus

mengirimkannya ke negara asing tersebut

b. Ekspor Aktif (Active Export)

Tahap-tahap sebelumnya harus terus berkembang, setelah itu

hubungan bisnis yang rutin dan berkelanjutan terjalin dan transaksi

tersebut menjadi lebih aktif dari waktu ke waktu. Kegiatan-

kegiatan yang berkaitan dengan bisnis ini umumnya ditandai


17

dengan peningkatan jumlah dan variansi komoditi perdagangan

internasional tersebut. Pada tahap ini, perusahaan domestic sendiri

secara aktif memulai pengelolaan transaksi. Berbeda dengan tahap

awal ketika pengusaha hanya bertindak pasif. Oleh karena itu, fase

ini sering disebut sebagai fase “ekspor aktif”, dan fase pertama

disebut sebagai fase pembelian atau “purchasing”

c. Penjualan Lisensi (Licensing)

Pada fase ini, negara pendatang menjual lisensi atau merek produk

ke negara penerima. Pada tahap ini, hanya merek atau lisensi saja

yang akan dijual, sehingga negara penerima dapat melakukan

manajemen yang cukup luas atas pemasaran dan produksi,

termasuk bahan baku dan peralatan. Untuk menggunakan lisensi,

perusahaan dan negara penerima harus membayar biaya lisensi

kepada perusahaan asing

d. Franchising

Fase berikutnya adalah fase yang lebih aktif dimana perusahan di

suatu negara tidak hanya menjual lisenti dan merek, tetapi juga

memiliki semua atribut seperti peralatan, proses produksi, resep-

resep campuran proses produksinya, kontrol mutunya, kontrol

kualitas bahan baku maupun barang jadi, serta bentuk pelayanan.


18

Cara ini sering disebut “franchising”. Perusahaan yang menerima

disebut “franchisee” dan perusahaan pemberi disebut “franchisor”.

Bentuk ini umumnya berhasil dalam jenis bisnis tertentu misalnya

makanan, restoran, supermarket, fitness centre, dan lain-lain

e. Pemasaran di Luar Negri

Bentuk ini membutuhkan intensitas manajemen dan keterlibatan

yang lebih tinggi, karena perusahaan pendatang (host country)

harus benar-benar aktif dan mandiri untuk memasarkan produknya

di luar negri (home country). Berbeda dengan tahap sebelumnya

manajemen pemasaran tetap menjadi tanggung jawab negara

penerima. Dalam hal ini, perusahaan akan lebih tahu tentang

perilaku konsumen, karena mereka juga orang lokal dan orang

setempat. Meski berbeda pada tahap ini, pengusaha pendatang

yang nota benenya adalah orang asing perlu mengetahui perilaku

dan kebiasaan negara tuan rumah agar dapat menerapkan program

pemasaran yang efektif. Fase ini sering disebut sebagai fase

“pemasaran aktif” atau “acvtive marketing”

f. Produksi dan Pemasaran di Luar Negri (Total International

Business)
19

Tahap terakhir adalah tahap yang paling intensif ketika memasuki

bisnis internasional, yaitu tahap “produksi dan pemasaran di luar

negri”. MNC (Multi National Corporation), sebuah perusahaan

multinasional, lahir dari bentuk ini. Pada tahap ini, perusahaan

asing datang dan menggunakan semua modalnya untuk

mendirikan perusahaan di negaranya, lalu menjual produk di

negaranya dan dalam beberapa kasus menjualnya ke negara asing

sebagai ekspor dari negara penerima tersebut. Bentuk ini memiliki

faktor positif bagi negara berkembang, karena menyediakan

banyak modal untuk mendirikan pabrik. Negara berkembang

biasanya masih kekurangan dana untuk pembangunan bangsanya

2. Inflasi

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan bahwa inflasi adalah

keadaan perekonomian suatu negara yang cenderung menaikkan harga dan

jasa dalam jangka panjang. Hal ini disebabkan oleh ketidakseimbangan

aliran uang dan komoditas. Faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi,

yaitu:

a. Peningkatan Jumlah Permintaan

Penyebab pertama inflasi dapat berupa kenaikan atau permintaan

terhadap suatu jenis barang atau jasa tertentu. Ketika permintaan

meningkat ketika persediaan rendah, harga naik.


20

b. Naiknya Biaya Produksi

Inflasi juga dapat disebabkan oleh kenaikan biaya produksi. Biaya

produksi yang baik dapat memiliki beberapa penyebab, antara lain

kenaikan harga bahan baku dan kenaikan upah karyawan.

c. Uang Beredar

Inflasi dapat terjadi ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat

banyak. Ketika jumlah uang beredar masyarakat meningkat, begitu

juga harga. Ketika daya beli orang-orang dengan persediaan statis

meningkat, begitu pula harga barang.

d. Kenaikan Jumlah Penawaran dan Permintaan (Mixed

Inflation)

Inflasi ini terjadi karena adanya ketidakseimbangan antara jumlah

penawaran dan permintaan. Ketika jumlah permintaan terhadap

suatu barang/jasa bertambah, yang akhirnya mengakibatkan

penyediaan barang dan faktor produksi menjadi turun. Sementara,

pengganti barang/jasa tersebut terbatas atau tidak ada.

Ketidakseimbangan inilah yang menyebabkan harga barang/jasa

menjadi naik. Inflasi ini sangat sulit diatasi atau dikendalikan


21

sampai peningkatan penawaran barang atau jasa melebihi

permintaan, atau setidaknya sama dengan permintaan.

e. Struktur Ekonomi yang Kaku (inflasi teori struktural)

Struktur ekonomi yang ketat dipahami ketika produsen tidak

mampu mencegah lonjakan permintaan akibat pertumbuhan

penduduk. Hal ini membuat sulit untuk menanggapi jumlah

pertanyaan dan pada akhirnya menyebabkan kenaikan harga.

Inflasi ini disebabkan oleh kuatnya permintaan atau daya tarik

masyarakat terhadap suatu komoditas/jasa tertentu. Bisa juga

karena keinginan yang berlebihan oleh sekelompok orang yang

ingin memanfaatkan lebih banyak barang/jasa yang tersedia di

pasar.

3. Tingkat Suku Bunga

Pengertian dasar teori tingkat suku bunga (pada tingkat makro)

adalah harga pengeluaran uang selama periode waktu tertentu. Bunga

adalah harga, karena bunga adalah hadiah atas ketidaknyamanan

melepaskan uang pengakuan. Tingkat suku bunga berkaitan dengan peran

waktu dalam kegiatan ekonomi. Tingkat suku bunga berasal dari

preferensi untuk memiliki uang sekarang. Suku bunga adalah harga dana

yang dapat dipinjamkan, dan tingkatnya ditentukan oleh preferensi dan


22

sumber kredit dari berbagai pelaku ekonomi di pasar. Suku bunga

dipengaruhi tidak hanya oleh perubahan pinjaman dan preferensi agen

ekonomi untuk pinjaman, tetapi juga oleh perubahan daya beli, suku

bunga pasar, atau suku bunga uang yang berlaku yang berubah dari waktu

ke waktu.

Menurut Hermawan, tingkat suku bunga merupakan salah satu

dari beberapa indikator mata uang yang mempengaruhi kegiatan ekonomi,

antara lain:

a. Tingkat suku bunga mempengaruhi keputusan investasi, yang pada

akhirnya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.

b. Tingkat suku bunga juga mempengaruhi pengambilan keputusan

pemilik modal tentang apakah akan berinvestasi dalam aset

berwujud atau asset finansial.

c. Tingkat suku bunga mempengaruhi kelangsungan usaha bank dan

lembaga keuangan lainnya.

d. Suku bunga dapat mempengaruhi nilai uang beredar.

4. Profitabilitas

Rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan

mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada

seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang,


23

dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

menghasilkan laba disebut juga operating ratio

a. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Margin laba bersih adalah rasio profitabilitas yang digunakan

untuk menilai presentase laba bersih yang didapat setelah dikurangi

pajak terhadap pendapatan yang diperoleh dari penjualan. Semakin

tinggi net profit margin, semakin baik operasi suatu perusahaan

berjalan

Pendapatan Bersih Setelah Pajak


Margin Laba Bersih=
Penjualan

b. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

Margin laba kotor merupakan rasio yang digunakan untuk

menilai persentase laba kotor terhadap pendapatan yang dihasilkan

dari penjualan. Margin laba kotor mengukur efisiensi perhitungan

harga pokok atau biaya produksi. Semakin tinggi margin laba kotor,

semakin baik (efisien) kegiatan operasional perusahaan. Hal ini

menunjukkan bahwa harga pokok penjualan lebih rendah daripada

penjualan (sales) dan berguna untuk pemeriksaan operasional

Penjualan−HPP
Margin Laba Bersih=
Penjualan
24

c. Rasio Pengembalian Aset (Return On Asset Ratio)

Rasio pengembalian aset mengukur tingkat pengembalian dari

bisnis untuk semua asset yang ada. Atau, rasio ini menunjukkan

efisiensi dana yang digunakan oleh perusahaan

Penjualan Bersih
Return On Asset=
Total Aktiva

2.2 Studi dan Penelitian Terdahulu

No Penelitian Terdahulu Kesimpulan

1 Toufan Aldian Syah (2018) Terdapat pengaruh negatif signifikan

“Pengaruh Inflasi, BI Rate, dan antara BI rate, NPF dan BOPO,

BOPO Terhadap Profitabilitas sedangkan variabel Inflasi menunjukkan

Bank Umum Syariah di pengaruh negatif tetapi tidak signifikan

Indonesia”

2 Nanda Suryadi, Riri Mayliza & Variabel inflasi dan pangsa pasar tidak

Ismail Ritonga (2020) “Pengaruh menunjukkan pengaruh signifikan

Inflasi, Biaya Operasional terhadap ROA. Variabel BOPO

Terhadap Pendapatan Operasional berpengaruh positif dan signifikan

(BOPO), Dan Pangsa Pasar terhadap ROA.

Terhadap Profitabilitas Bank

Umum Syariah di Indonesia

Periode 2012-2018”
25

3 I Gede Putra Adyatmika & Gusti Hasil dari penelitian menemukan bahwa:

Bagus Wiksuana (2018) 1) Inflasi berpengaruh negatif dan

“Pengaruh Inflasi dan Leverage signifikan terhadap Return Saham,

Terhadap Profitabilitas dan 2) Leverage berpengaruh negatif dan

Return Saham Pada Perusahaan signifikan terhadap Return Saham

Manufaktur di Bursa Efek 3) Profitabilitas berpengaruh positif dan

Indonesia signifikan terhadap Return Saham

4) Inflasi berpengaruh negatif dan tidak

signifikani terhadap Profitabilitas

5) Leverage berpengaruh negatif dan

signifikani terhadap Profitabilitas,

6) Profitabilitas tidak mampu

memediasi pengaruh Inflasi terhadap

Return Saham,

7) Profitabilitas mampu memediasi

pengaruh Leverage terhadap Return

Saham.

4 Annafsun Nadzifah dan Jaka Tidak terdapat perbedaan yang

Sriyana (2020) “Analisis signifikan antara kondisi makro ekonomi

Pengaruh Inflasi, Kurs, BI Rate, terhadap profitabilitas perbankan Syariah

PDB dan Kinerja Internal Bank dan profitabilitas perbankan


26

Terhadap Profitabilitas pada konvensional. Kondisi makro ekonomi

Perbankan Syariah dan dan karakteristik internal bank sangat

Konvensional” memberikan dampak pada perbankan

Syariah dan profitabilitas perbankan

konvensional dalam meningkatkan

profitabilitas

5 Diska Sasmita, Sri Andriani, & Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Abdul Hadi Ilman (2019) inflasi berpengaruh positif dan tidak

“Analisis Pengaruh Inflasi, Suku signifikan terhadap ROA, suku bunga

Bunga BI, Nilai Tukar Rupiah berpengaruh negative dan tidak

Terhadap Profitabilitas (Studi signifikan terhadap ROA, dan nilai tukar

Kasus Pada Bank yang Terdaftar berpengaruh negative dan signifikan

di BEI Periode 2011-2015)” terhadap ROA

6 Konradus Anugrah, Regina Pertumbuhan Ekonomi dan inflasi tidak

Christine Simanjorang, Ayu mempunyai pengaruh parsial dan

Rukun Hartati Hutabarat, Rotua stimultan terhadap profitabilitas

Juniarti Pakpahan, dan Tetty

Tiurma Sipahutar (2020)

“Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi

dan Inflasi Terhadap Profitabilitas

pada Perusahaan Makanan dan


27

Minuman di BEI”

7 Misbahul Munir (2018) “Analisis Berdasarkan uji F, diperoleh nilai f-

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan statistik sebesar 0.000085 di bawah 0,05

Inflasi terhadap Profitabilitas (lima persen). Dengan kata lain, variabel

Perbankan Syariah di independen meliputi CAR, NPF, FDR

Indonesia” dan inflasi secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen

ROA. Sedangkan secara persial,

berdasarkan uji t, variabel NPF

berpengaruh positif dan signifikan

terhadap ROA. Sementara variabel CAR,

FDR dan inflasi tidak berpengaruh

terhadap ROA

8 Nur Zulfa Khotijah, Titing Secara parsial (masing-masing) variabel

Suharti, Diah Yudhawati (2020) Suku Bunga tidak memiliki pengaruh

“Pengaruh Tingkat Suku Bunga yang signifikan terhadap Profitabilitas

dan Inflasi Terhadap dan variabel Inflasi memiliki pengaruh

Profitabilitas” tetapi tidak signifikan terhadap

Profitabilitas. Secara simultan (bersama-

sama) variabel Suku Bunga dan Inflasi

memiliki pengaruh tetapi tidak signifikan


28

terhadap Profitabilitas.

9 Panji Putranto (2019) “Pengaruh Strategi diversifikasi berpengaruh positif

Strategi Diversifikasi, Leverage, terhadap profitabilitas perusahaan,

dan Inflasi Terhadap Profitabilitas leverage berpengaruh positif terhadap

Perusahaan Food & Beverage” profitabilitas perusahaan namun tidak

sesuai dengan hipotesis, sedangkan

infllasi tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas perusahaan

10 Vyonita Anggraeni Nigrum Inflasi, suku bunga, dan CAR secara

(2021) “Implementasi Pengaruh simultan berpengaruh terhadap

Inflasi, Suku Bunga, dan CAR profitabilitas bank konvensional yang

Terhadap Profitabilitas Bank terdaftar di BEI periode 2015-2019,

Konvensional” inflasi tidak berpengaruh signifikan

terhadap ROA, suku bunga tidak

berpengaruh signifikan terhadap ROA,

dan CAR memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap ROA.

11 Bahtiar Effendi (2020) “The Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

Effect of Inflation and Murabaha 1. Inflasi tidak berpengaruh terhadap

on Profitability with NPF as an profitabilitas BPRS

Intervening Variable” 2. Pembiayaan murabahah berpengaruh


29

negatif terhadap profitabilitas BPRS;

3. NPF berpengaruh negatif terhadap

profitabilitas BPRS;

4. Inflasi tidak berpengaruh terhadap

NPF BPRS;

5. Murabahah berpengaruh positif

terhadap NPF BPRS;

6. NPF tidak dapat memediasi

hubungan inflasi dan profitabilitas

BPRS;

7. NPF memediasi murabahah dan

profitabilitas BPRS

12 Assist. Prof. Dr. Faruk DAYI Variabel tidak berubah secara signifikan

(2020) “THE EFFECT OF dari tahun 2017 ke 2018. Variabel juga

INFLATION ON FIRM dianalisis dengan menggunakan metode

PROFITABILITY: AN persentase. Hasilnya menunjukkan

APPLICATION IN RETAIL bahwa keuntungan perusahaan

SECTOR OF BORSA supermarket lebih tinggi daripada

ISTANBUL” kenaikan biaya mereka

13 Fuadi, Saparuddin, & Sugianto Hasil uji Variance Decomposition (VD)

(2020) “The Effect of Inflation, menunjukkan bahwa inflasi dapat


30

BI Rate, and Exchange on mempengaruhi Return on Asset (ROA)

Profitability in Sharia Banking in sebesar 0,62%. Hal ini menunjukkan

Indonesia Period of 2009-2019” bahwa inflasi berpengaruh rendah atau

tidak signifikan terhadap Return On

Assets (ROA) perbankan syariah. BI

Rate dapat mempengaruhi Return on

Assets (ROA) sebesar 0,13% yang

menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh

rendah atau tidak signifikan terhadap

Return On Assets (ROA) perbankan

syariah, sedangkan nilai tukar dapat

mempengaruhi Return on Assets (ROA).

sebesar 1,89% yang menunjukkan bahwa

nilai tukar berpengaruh signifikan

terhadap Return On Assets (ROA)

perbankan syariah.

14 Imam Hidayat; Alwahidin; Naik turunnya Profitabilitas Perbankan

&Tetin Aspiani (2020) “THE Syariah dipengaruhi oleh Inflasi, Suku

EFFECT OF INFLATION, Bunga, dan Produk Domestik Bruto

INTEREST RATE, AND GROSS

DOMESTIC PRODUCTS ON
31

THE PROFITABILITY OF

SHARIA BANKING IN

INDONESIA(Sharia Banking

Financial Reports 2014-2018”

15 Annisa Arifianti Ramadhanti; Lia Secara simultan inflasi, leverage, dan

Amaliawiati; Nugi Mohammad ukuran perusahaan berpengaruh terhadap

Nugraha (2021) “Inflation, profitabilitas. Secara parsial leverage dan

Leverage, and Company Size and ukuran perusahaan tidak mempengaruhi

Their Effect on Profitability” profitabilitas sedangkan leverage secara

parsial mempengaruhi profitabilitas.

Nilai koefisien determinasi (Adjusted R-

squared) sebesar 0,146134 atau 14,61%

menunjukkan bahwa variasi inflasi,

leverage, dan ukuran perusahaan

berpengaruh sebesar 14,61% terhadap

variasi profitabilitas

2.3 Hipotesis

1. Kerangka Konseptual

Inflasi (X1)

Nilai Perusahaan (Y)


32

Tingkat Suku
Bunga (X2)

2. Hipotesis

a. Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas

Inflasi dapat berpengaruh buruk bagi perekonomian. Bagi

perusahaan, inflasi meningkatkan biaya produksi dan operasi, yang

dapat merugikan perusahaan itu sendiri. Inflasi adalah proses

kenaikan harga komoditas atau kebutuhan pokok yang terjadi dari

satu periode sektor ekonomi ke periode berikutnya (Munir, 2019).

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sari (2017) memperoleh

hasil bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas

H1: Inflasi tidak berpengaruh terhadap profitabilitas

b. Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Profitabilitas

SBI adalah surat berharga, dalam mata uang rupiah yang

diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang jangka

pendek yang didiskontokan. Suku bunga dapat dianggap sebagai

pendapatan dari tabungan. Suku bunga yang lebih tinggi

meningkatkan pendapatan tabungan, memungkinkan rumah tangga

untuk meningkatkan tabungan mereka. Ketika suku bunga rendah,


33

investor enggan menabung karena mereka percaya lebih baik

membelanjakan atau berinvestasi untuk konsumsi daripada

menabung. Naiknya suku bunga mempengaruhi daya beli

masyarakat. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sandra

Setiawan, Diansyah Diansyah (2018) memperoleh hasil bahwa

inflasi dan suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas.

H2: Tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap profitabilitas


34

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Penerapan

1. Uji Secara Stimultan

Uji F dikenal sebegai uji stimultan atau uji model/Anova, adalah uji

untuk melihat bagaimana semua variabel independen bekerja sama untuk

mempengaruhi variabel dependen. Uji F dapat mengetahuiapakah model

regresi yang dibuat baik/signifikan atau tidak baik/non signifikan. Berikut ini

Tabel yang menjelaskan Anova untuk uji secara simultan pengaruh inflasi dan

tingkat suku bunga terhadap profitabilitas

ANOVAa
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 14.478 2 7.239 3.722 .212b
Residual 3.890 2 1.945
Total 18.368 4
a. Dependent Variable: Profitabilitas
b. Predictors: (Constant), Tingkat Suku Bunga, Inflasi
35

Berdasarkan output diatas diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh X1 dan

X2 secara stimultan terhadap Y adalah sebesar 0,212 > 0,05 dan F hitung

adalah sebesar 3,722 < 9,55 maka maka tidak terdapat pengaruh variabel

inflasi dan tingkat suku bunga terhadap profitabilitas.

2. Uji Secara Parsial

Uji T dikenal sebagai uji parsial yang dirancang untuk menguji

bagaimana pengaruh masing-masing variabel independen mempengaruhi

variabel dependen. Pengujian ini dapat dilakukan dengan membandingkan T-

hitung dengan T-tabel atau dengan memeriksa kolom signifikansi untuk setiap

t-hitung. Berikut ini Tabel yang menjelaskan Coefficients untuk uji secara

parsial pengaruh inflasi dan tingkat suku bunga terhadap profitabilitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -3.514 4.823 -.729 .542
Inflasi -.059 1.441 -.025 -.041 .971
Tingkat Suku 2.559 1.700 .909 1.505 .271
Bunga
a. Dependent Variable: Profitabilitas

Diketahui nilai Sig. untuk pengaruh X1 terhadap Y adalah sebesar 0,971 >
0,05 dan T hitung -0,041 < 4,302 maka tidak terdapat pengaruh variabel
36

inflasi terhadap profitabilitas. Diketahui nilai Sig. untuk pengaruh X2


terhadap Y adalah sebesar 0,271 > 0,05 dan T hitung 1,505 < 4,302 maka
tidak terdapat pengaruh variabel inflasi terhadap profitabilitas

3.2 Perbandingan Antara Teori/Penelitian Terdahulu dan Praktek

Berdasarkan penelitian di atas yang dilakukan dengan Uji F dan Uji T

mengasilkan kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh variabel inflasi dan

tingkat suku bunga terhadap profitabilitas. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Konradus Anugrah, Regina Christine

Simanjorang, Ayu Rukun Hartati Hutabarat, Rotua Juniarti Pakpahan, dan

Tetty Tiurma Sipahutar (2020), dan Nanda Suryadi, Riri Mayliza & Ismail

Ritonga (2020). Sedangkan hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Toufan Aldian Syah (2018), Diska Sasmita, Sri Andriani,

& Abdul Hadi Ilman (2019).

3.3 Pembahasan

1. Pengaruh Inflasi terhadap Profitabilitas

Hipotesis pertama yang terbentuk menyatakan bahwa inflasi tidak

berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil menunjukkan nilai

Sig. untuk pengaruh X1 terhadap Y adalah sebesar 0,971 > 0,05 dan T
37

hitung -0,041 < 4,302 maka tidak terdapat pengaruh variabel inflasi

terhadap profitabilitas, sehingga H1 diterima.

2. Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Profitabilitas

Hipotesis kedua yang terbentuk menyatakan bahwa tingkat suku bunga

tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan. Hasil menunjukkan

nilai Sig. untuk pengaruh X2 terhadap Y adalah sebesar 0,271 > 0,05 dan

T hitung 1,505 < 4,302 maka tidak terdapat pengaruh variabel inflasi

terhadap profitabilitas, sehingga H2 diterima


38

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh inflasi dan tingkat

suku bunga terhadap profitabilitas pada PT. Gudang Garam Tbk di Indonesia.

Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan rasio laba

terhadap pendapatan. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah

diuraikan di atas, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari hasil pengolahan data dengan Uji-F dengan variabel independen yaitu

X1 dan X2 secara stimultan terhadap Y adalah sebesar 0,212 > 0,05 dan F

hitung adalah sebesar 3,722 < 9,55 maka maka tidak terdapat pengaruh

variabel inflasi dan tingkat suku bunga terhadap profitabilitas.

2. Hasil pengujian dengan Uji-T diketahui nilai Sig. untuk pengaruh X1

terhadap Y adalah sebesar 0,971 > 0,05 dan T hitung -0,041 < 4,302 maka

tidak terdapat pengaruh variabel inflasi terhadap profitabilitas.


39

3. Hasil pengujian dengan Uji-T diketahui nilai Sig. untuk pengaruh X2


terhadap Y adalah sebesar 0,271 > 0,05 dan T hitung 1,505 < 4,302 maka
tidak terdapat pengaruh variabel inflasi terhadap profitabilitas t

4.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah di jelaskan, maka penulis

memberikan saran yaitu PT. Gudang Garam Tbk harus terus meningkatkan

pemasarannya secara global dengan memperhatikan aspek dan pertimbangan

yang akan memengaruhi perusahaan. Strategi yang tepat perlu dijalankan agar

perluasan pangsa pasar dapat bertambah besar sehingga pendapatan yang

diterima bertambah setiap tahunnya. Para peneliti yang akan datang

diharapkan dapat menambah variabel baru terkait dengan pengaruh ekonomi

yang dapat mempengaruhi PT. Gudang Garam Tbk.


40

DAFTAR PUSTAKA

Adyatmika, I. G., & Wiksuana, I. G. (2018). PENGARUH INFLASI DAN


LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS DAN RETURN SAHAM
PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA.
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Anugrah, K., Simanjorang, R. C., Hutabarat, A. R., Pakpahan, R. J., & Sipahutar, T.
T. (2020). Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi terhadap Profitabilitas
pada Perusahaan Makanan dan Minuman di BEI. Jurnal Program Studi
Akuntansi Politeknik Ganesha.
DAYI, A. P. (2020). THE EFFECT OF INFLATION ON FIRM PROFITABILITY:
AN APPLICATION IN RETAIL SECTOR OF BORSA ISTANBUL.
RESEARCH ARTICLE.
Dr. Dian Wijayanto, S. M. (2022). MANAJEMEN BISNIS PERIKANAN TANGKAP.
Jawa Timur: Uwais Inspirasi Indonesia.
Effendi, B. (2020). The Effect of Inflation and Murabaha on Profitability with NPF as
an Intervening Variable . Journal of Business and Management Review
JBMR, 133-144.
Estu Mahanani, S. M. (n.d.). Bisnis Internasional.
Fuadi, Saparuddin, & Sugianto. (2022). The Effect of Inflation, BI Rate, and
Exchange on Profitability in Sharia Banking in Indonesia Period of 2009-
2019. International Journal of Educational Review, Law and Social Sciences.
Griffin, R. W. (2004). Manajemen. Jakarta: Erlangga.
Hadian Wijoyo, S. S., Denok Sunarsi, S. M., & Haudi S.Pd., M. C. (2020).
MANAJEMEN INTERNASIONAL. Sumatra Barat: Insan Cendekia Mandiri.
41

Hidayat, I., Alwahidin, & Aspiani, &. T. (2020). HE EFFECT OF INFLATION,


INTEREST RATE, AND GROSS DOMESTIC PRODUCTS ON TTHE
PROFITABILITY OF SHARIA BANKING IN INDONESIA(Sharia Banking
Financial Reports 2014-2018). JOURNAL INDUSTRIAL ENGINEERING &
MANAGEMENT RESEARCH( JIEMAR), 59.
Manajemen Stratejik dan Kepemimpinan. (2015). Jakarta Pusat: Ikatan Akuntan
Indonesia.
Munir, M. (2018). Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR dan Inflasi terhadap
Profitabilitas Perbankan Syariah di Indonesia. Journal of Islamic Economics,
Finance, and Banking.
Nadzifah, A., & Sriyana, J. (2020). Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs, Birate, PDB Dan
Kinerja Internal Bank Terhadap Profitabilitas Pada Perbankan Syariah Dan
Konvensional. Jurnal Manajemen dan Bisnis Indonesia.
Ningrum, V. A. (2021). Implementasi Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan CAR
Terhadap Profitabilitas Bank Konvensional. Jurnal Ilmiah Edunomika.
Putranto, P. (2019). Pengaruh Strategi Diversifikasi, Leverage, dan Inflasi Terhadap
Profitabilitas Perusahaan Food & Beverage. Jurnal Online Insan Akuntan.
Ramadhantia, A. A., Amaliawiati, L., & Nugraha, &. N. (2021). Inflation, Leverage,
and Company Size and Their Effect on Profitability. Journal of Applied
Accounting and Taxation.
Sasmita, D., Andriani, S., & Ilman, A. H. (2018). ANALISIS PENGARUH
INFLASI, SUKU BUNGA BI, NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP
PROFITABILITAS (STUDI KASUS PADA BANK YANG TERDAFTAR
DI BEI PERIODE 2011-2015). Jurnal Ekonomi dan Binsis Indonesia.
Sihite, M. (2016). BISNIS GLOBAL. Jurnal Ilmiah Methonomi, 92.
Suryadi, N., Mayliza, R., & Ritonga, I. (2020). PENGARUH INFLASI, BIAYA
OPERASIONAL TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL
(BOPO),DAN PANGSA PASAR TERHADAP PROFITABILITAS BANK
UMUM SYARIAH DI INDONESIA PRIODE2012-2018. Jurnal Tabarru, 1.
Syah, T. A. (2018). Pengaruh Inflasi, BI Rate, NPF, dan BOPO terhadap
Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Ekonomi Islam, 133.
Wijoyo, H., Sunarsi, D., Cahyono, Y., & Ariyanto, A. (2021). Pengantar Bisnis
Lnjutan. Sumatra Barat: Insan Cendekia Mandiri.

Anda mungkin juga menyukai